Professional Documents
Culture Documents
Perkembangan logika tidak lepas dari upaya para ahli – ahli pikir Yunani. Aristoteles (384 –
322 SM), mempelopori perkembangan logika sejak awal lahirnya. Pekerjaan logika pada masa
Aristoteles banyak dilanjutkan oleh para muridnya., diantarannya Theoparastus dan Posphyrius.
Disamping jasa murid Aristoteles, pada tahun 325 M, perkembanngan logika mengalami kendala.
Kaisar Konstantin memberlangsungakan sidang gereja pertama di dunia, yaitu di Niadae yang
dihadiri oleh para Bishop dan Patriach yang salah satu keputusan yang diambil adalah membatasi
pelajaran logika hanya sampai Perihermenias, sedangkan bagian – bagian lain dilarang.
Sebagai dampak pelanggaran ini, Boethius(480 – 524 M) menerjemahkan buku logika dari
bahasa Yunani ke bahasa Latin. Buku yang diterjemahkan merupakan buku yang dilarang dan
sebagai kosekuensinya, beliau dihukum mati. Sejak saat itu pelajran logika mengalami kematian
dalam berpikir.
Upaya untuk mengembangkan logika tampak dari usaha para filsuf islam yang aktif menyalin
buku – buku karya Aristoteles ke dalam bahasa Arab. Diantarannya adalah Johana bin Pafk, Ibnu
Sikkit, dan Jakub bin Ishak Al – Kindi. Selain itu terdapat juga penyalinan karya Aristoteled yang
jelas – jelas dilarang seperti yang dilakukan Ishak bin Hunain, Said bin Jakub Al – Dinsyiki, dan
Penyalinan tersebut masih dalam bentuk bagian demi bagian. Upaya untuk menerjemahkan
karya Aristoteles secara menyeluruh telah dilakukan oleh Al – Farabi (873 – 950 M). Beliau
menguasai bahasa Yunani tua dan dikenal sebagai guru ke – 2 Aristoteles karena ulasan dan
Aristoteles)
Memasuki abad ke – 14, banyak relasi yang muncul terhadap pelajaran tentang logika. Mereka
dipandang terlalu memuja akal dalam mencari kebenaran sehingga banya tuduhan ekstrim kepada
para pemuja akal ini, antara lain Ahmad Ibnu dan Al – Taftazani.
Perkembangan logika semakin redup dengan jatuhnya Andalusia pada pertengahan abad ke –
15. Namun demikian semangat untuk mempelajari logika mulai muncul pada awal abad ke -20 dengan
munculnya gerakan Islam di Mesir yang dipelopori oleh Jamaluddin Al – Afghani dan Muhammad
Abduh.
Petrus Alberadus (1079 – 1142) adalah ahli pikir yang berusaha untuk mecoba menghidupkan
kembali pelajaran logika di perguruan tinggi dengan cara menyampaikan ajaran Aristoteles yang
tidak di larang.
dan tentang sebuah sifat asasi dan Porphyrius menambahkan 1 bagian baru ke dalam pelayaran
sesudah berlangsungnya penyalinan yang sangat luas dari sekian banyak ahli pikir Islam ke bahasa
Latin. Petrus Hipanus menyusun pelajaran logika dalan bentuk sajak yang bernama Summaulae.
(kumpulan Sajak).
Prancis Bacon melancarkan serangan sengketa tentang logika dan menyumbangkan penggunaan
sistem induksi secara lebih luas. Kemudian Leibniz menganjurkan penggantian pernyataan dengan
symbol – symbol agar lebih umum sifatnya dan lebih mudah melakukan analisis. Demikian juga
dengan Leonhard Euler, seseorang ahli matematika dan logika Swiss melakukan pembahasan
tentang tentang term – term dengan melakukan lingkaran – lingkaran untuk melukiskan hubungan
antarterm yang terkenal dengan sebutan sirkel – Euler. John Stuart Mill mengpertemukan sistem
Logika formal sesudah masa Mill lahirlah sekian banyak buku barudan ulasan baru tentang
logika. Sejak pertengahan abad ke – 19 mulai lahir satu cabang baru yang disebut dengan logika
simbolis. Pelopor logika simbolis pada dasarnya sudah dimulai oleh Leibniz.
Logika simbolis yang pertama dikembangkan oleh George Boole dan Agustus de Morgan. Tokoh
logika simbolis yang lain adalah John Venn, ia berusaha untuk menyempurnakan analisis logis dari
Boole dengan merancang diagram lingkaran yang kini di kenal sebagai Diagram Venn untuk
Leona F. Ngadiah
X a
Sma Katolik Rex Mundi
Manado