You are on page 1of 12

I.

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR


Delapan keterampilan dasar mengajar adalah sebagai berikut :
1. a. Keterampilan Menjelaskan
adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu
kesatuan yang berarti, sehingga mudah dipahami para peserta didik.

a. Prinsip-prinsip menjelaskan
- Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik
- Penjelasan harus diselingi tanya jawab
- Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru
- Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
- Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik
- Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit dan
dihubungkan dengan kehidupan

b. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menjelaskan


- Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang dan jelas
- Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu
- Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan
- Dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi
- Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik melalui
pertanyaan-pertanyaan

2. Keterampilan Bertanya
a. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru yang menuntun respon
atau jawaban dari peserta didik
b. Keterampilan bertanya bertujuan untuk :
- Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar
- Melatih kemampuan mengutarakan pendapat
- Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik
- Melatih peserta didik berfikir divergen
- Mencapai tujuan belajar
c. Jenis-jenis pertanyaan
- Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah satu peserta
didik
- Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh
kelas
- Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban

- Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi

- Pertanyaaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang dikembalikan kepada


peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain
- Pertanyaan memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang jawabannya tersimpul dalam
pertanyaan itu sendiri

d. Prinsip-prinsip bertanya
- Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu berfikir kepada
peserta didik
- Pertanyaan hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan kata-kata yang sederhana
- Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik
- Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random
- Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan peserta didik

- Sebaiknya hindari pertanyaan retorika atau leading question

e. Teknik-teknik dalam bertanya


- Tekhnik menunggu
- Tekhnik menguatkan kembali
- Tekhnik menuntun dan menggali
- Tekhnik mekacak

3. Keterampilan Menggunakan Variasi

a. Pengertian penggunaan variasi merupakan keterampilan guru dalam menggunakan bermacam kemampuan
untuk mewujudkan tujuan belajar peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan dan menimbulkan minat,
gairah dan aktivitas belajar mengajar yang efektif.
b. Tuujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk :
- menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar
- mempertahankan kondisi optimal belajar
- meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik
- memudahkan pencapaian tujuan pengajaran

c. Jenis-jenis variasi
- variasi dalam penggunaan media
- variasi dalam gaya mengajar
- variasi dalam penggunaan metode
- variasi dalam pola interaksi yaitu gunakan pola interaksi multi arah

d. Prinsip-prinsip penggunaan variasi dalam pengajaran


- gunakan variasi dengan wajar, jangan dibuat-buat

- perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif

- penggunaan variasi harus direncakan dan sesuai dengan bahan, metode, dan
karakteristik peserta didik

4. Keterampilan Memberi Penguatan


a. Memberi penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau respon terhadap suatu bentuk perilaku
yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain.

b. Tujuan menggunakan keterampilan memberi penguatan dalam pengajaran untuk :

- Menimbulkan perhatian peserta didik


- Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
- Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi
- Merangsang peserta didik berfikir yang baik
- Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta dalam belajar ke arah perilaku yang mendukung
belajar

c. Jenis-jenis penguatan
- Penguatan Verbal
- Penguatan Gestural
- Penguatan dengan cara mendekatinya
- Penguatan dengan cara sambutan
- Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan
- Penguatan berupa tanda atau benda

d. Prinsip-prinsip penguatan
- Dilakukan dengan hangat dan semangat
- Memberikan kesan positif kepada peserta didik
- Berdampak terhadap perilaku positif
- Dapat bersifat pribadi atau kelompok

- Hindari penggunaan respon negative


5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
a. Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk mengkondisikan mental peserta didik agar siap
dalam menerima pelajaran. Dalam membuka pelajaran peserta didik harus mengetahui tujuan yang akan
dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh.
Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan guru dalam mengakhiri kegitan inti pelajaran. Dalam
menutup pelajaran, guru dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta
didik dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar mengajar.

b. Tujuan membuka dan menutup pelajaran adalah :


- Untuk menimbulkan minat dan perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang
akan dibicarakan

- Menyiapkan mental para peserta didik agar siap memasuki persoalan yang akan
dibicarakan
- Memungkinkan peserta didik mengetahui tingkat keberhasailan dalam pelajaran
- Agar peserta didik mengetahui batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan

c. Prinsip-prinsip membuka dan menutup pelajaran


- Dalam membuka pelajaran harus memberi makna kepada peserta didik, yaitu
dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan tujuan dan bahan yang akan disampaikan
- Hubungan antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta dengan tugas-tugas
yang dikerjakan sebagai tindak lanjut nampak jelas dan logis

- Menggunakan apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran dengan


menghubungkannya terhadap pengetahuan yang sudah diketahui oleh peserta didik.

6. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan

a. Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru melayani kegiatan peserta didik dalam
belajar secara kelompok dengan jumlah peserta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8
orang untuk setiap kelompoknya.
Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual adalah kemampuan guru
dalam mennetukan tujuan, bahan ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan
memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual peserta didik.

b. Tujuan guru mengembangkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah :
- Keterampilan dalam pendekatan pribadi
- Keterampilan dalam mengorganisasi
- Keterampilan dalam membimbing belajar
- Keterampilan dalam merencakan dan melaksanakan KBM

7. Keterampilan Mengelola Kelas

- Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam mewujudkan


dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal
- Tujuan dari pengelolaan kelas adalah :
- Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik
memgembangkan kemampuannya secara optimal
- Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disipilin yang dapat
merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar

- Mempertahankan keadaan yang stabil dalam susana kelas, sahingga bila terjadi
gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan dihindari
- Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik

- Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan
lingkungan sosial, emosional dan intelektual peserta didik dalam kelas.

c. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas


- Keluwesan, digunakan apabila guru mendapatkan hambatan dalam perilaku peserta
didik, sehingga guru dapat merubah strategi mengajarnya
- Kehangatan dan keantusiasan
- Bervariasi, gunakan variasi dalam proses belajar mengajar
- Tantangan, gunakan kata-kata, tindakan atau bahan sajian yang menantang
- Tanamkan displin diri, selalu mendorong peserta didik agar memiliki disipin diri
- Menekankan hal-hal positif, memikirkan hal positif dan menghindarkan konsentrasi pada hal negatif

d. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas


- Keterampilan yang bersifat preventif guru dapat menggunakan kemampuannya
dengan cara :
• Memusatkan perhatian
• Menunjukkan sikap tanggap
• Menegur
• Membagi perhatian
• Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas
• Memberi penguatan
- Keterampilan megelola kelas yang bersifat represif, guru dapat menggunakan
keterampilan dengan cara :
• Pengelolaan kelompok
• Modifikasi tingkah laku
• Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah

e. Hal-hal yang harus dihindari dalam mengembangkan keterampilan


mengelola kelas :
- Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan
- Pengulangan penjelasan yang tidak perlu
- Penyimpangan
- Kesenyapan
- Bertele-tele

8. Keterampilan membimbing Diskusi Kelompok kecil


- Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam kerja sama kelompok bertujuan
memecahkan suatu permasalahan, mengkaji konsep, prinsip atau kelompok tertentu.

- Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil :

- Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan


- Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan
- Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis
- Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi

c. Komponen keterampilan guru dalam megembangkan pembimbingan


kelompok kecil :
- Memperjelas permasalahan
- Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
- Pemusatan perhatian
- Menganalisa pandangan peserta didik
- Meningkatkan urutan pikiran peserta didik
- Menutup diskusi

d. Hal-hal yang harus dihindari dalam membimbing diskusi kelompok


kecil :
- Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
peserta didik
- Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk
memikirkan pemecahan masalah
- Membiarkan diskusi dikuasai oleh peserta didik tertentu
- Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada kaitannya
dengan topik pembicaraan
- Membiarkan peserta didik tidak aktif
- Tidak merumuskan hasil diskusi dan tiadak membentuk tindak lanjut

II. MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

1. Model Pembelajaran Kontekstual


- Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL) menurut
Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang
diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.
Menurut Johnson (2002) CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa
melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek
akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi,
sosial dan budaya mereka.

- Dasar Toeri Model Pembelajaran Kontekstual


Menurut Johnson (2004) tiga pilar dalam CTL yaitu :
- CTL mencerminkan prinsip kesaling-bergantungan
- CTL mencerminkan prinsip diferensiasi
- CTL mencerminkan prinsip pengorganisasian diri

c. Komponen Model Pembelajaran CTL


Ada tujuh komponen utama dalam pembelajaran CTL yaitu :
- Bertanya (Questioning)
- Kontruktivisme (Contruktivism)
- Menemukan (Inquiry)
- Permodelan (Modeling)
- Masyarakat Belajar (Learning Community)
- Penilaian sebenarnya (Aithentic assesment)

d. Pola / Skenario Pembelajaran Kontekstual


Contoh pengaitan-pengaitan yang dilakukan dalam CTL :
Di kelas yang tinggi para guru mendorong siswa untuk membaca, menulis dan berfikir secara kritis dengan
meminta mereka untuk focus pada persoalan-persoalan kontroverrsial di lingkungan atau masyarakat
mereka. Kelas dibagi dalam kelompok dan setiap kelompok memilih sebuah persoalan kontroversial dan
menelitinya.

e. Langkah-langkah Pembelajaran CTL dalam Kelas


- Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiry untuk semua topik
- Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri pengetahuan dan keterampilan bertanya
- Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
- Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran
- Menciptakan masyarakat belajar
- Melakukan refleksi di akhir penemuan
- Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara

• Ciri kelas yang menggunakan pendekatan kontekstual :


∗ Pengalaman nyata
∗ Kerja sama, saling menunjang
∗ Gembira, belajar dengan gairah
∗ Pembelajaran terintegrasi
∗ Menggunakan berbagai sumber
∗ Siswa aktif dan kritis
∗ Menyenangkan, tidak membosankan
∗ Sharing dengan teman
∗ Guru kreatif

• Contoh skenario pembelajaran kontekstual :


 Pengorganisasian : kelompok kecil 4 – 5 orang

 Pertemuan I : menyelidiki perubahan air menjadi uap dan kembali lagi menjadi
air
☼ Tanya jawab tentang terjadinya hujan
☼ Penjelasan penggunaan alat
☼ Melakukan kegiatan percobaan
☼ Mengamati dan melaporkan hasil percobaan
☼ Menyimpulkan hasil kegiatan
☼ Memberi contoh terapan dalam kehidupan sehari-hari

 Pertemuan II : menyelidiki wujud lilin yang dipanaskan kemudian didinginkan


☼ Tanya jawab tentang terjadinya perubahan wujud pada lilin
☼ Penjelasan penggunaan alat
☼ Melakukan kegiatan percobaan
☼ Mengamati dan melaporkan hasil percobaan
☼ Menyimpulkan hasil kegiatan
☼ Memberi contoh terapan dalam kehidupan sehari-hari

 Alat dan bahan :


☼ Air, lilin, korek api
☼ Kompor / pemanas, cairan

 Penilaian
☼ Penilaian tertulis (mengenal perubahan wujud, menganalisa benda
yang berubah wujud dapat ke wujud semula)
☼ Kinerja (mengamati kinerja siswa atau melalukan percobaan)
☼ Produk (merancang dan membuat alat penyulingan air)

2. Model Pembelajaran Koperatif


- Dasar Konsep Belajar Kooperatif (Coopertif Learning) adalah pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar siswa untuk mencapai tujuan belajar.
- Kelas Demokratis
Menurut Dewey, Thelen mengatakan bahwa kelas seharusnya merupakan labotarorium atau miniatur
demokrasi yang bertujuan mempelajari dan meyelidki berbagai masalah dan inter personal
- Hubungan antar kelompok
- Experiental Learning
- Teori Motivasi

b. Konsep Pokok Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi
yang silih asuh untuk menghindari ketesinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan
permusuhan,sebgai latihan hidup bermasyarakat.

c. Ciri-ciri Pembelajaran Koperatif


- saling ketergantungan positif dapat dicapai melalui :

 saling ketergantungan bahan atau sumber


 saling ketergantungan menyelesaikan tugas
 saling ketergantungan peran
 saling ketergantungan mencapai tujuan
 saling ketergantungan hadiah

- interaksi tatap muka

- akuntabilitas individual
- keterampilan menjalin hubungan antar ptibadi

d. Perbedaan Pembelajaran Koopertif dengan Pembelajaran


Tradisional

Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Tradisional


- Adanya saling ketergantungan positif, saling - Guru sering membiarkan adanya siswa yang
membantu dan saling memberikan motivasi mendominasi kelompok atau
sehingga ada interaksi promotif menggantungkan diri pada kelompok
- ada akuntabilitas individual yang mengukur - Akuntabilitas individual sering diabaikan
penguasa materi pelajaran tiap kelompok sehingga tugas-tugas sering diborong oleh
salah seorang anggota kelompok
- kelompok belajar heterogen - kelompok belajar biasanya homogen
- Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau - Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh
bergilir untuk memberikan pengalaman memimpin guru atau kelompok
bagi para anggota kelompok
- Keterampilan sosial yang diperlukan dalam kerja - Ketermpilan sosial sering tidak diajarkan
gotong royong secara langsung
- Guru melakukan pemantuaan melalui observasi dan - Pemantauan melalui observasi dan
melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam intervensi sering dilakukan oleh guru pada
kerja sama antar anggota kelompok saat belajar kelompok

- Guru memperhatikan secara langsung proses - Guru sering tiedak memperhatikan proses
kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok kelompok yang terjadi dalam kelompok-
belajar kelompok belajar
- Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas - Penekanan sering hanya pada penyelesaian
tetapi juga hubungan interpersonal tugas

e. Keuntungan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif


- Memungkinkan para sisawa saling belajar mengenai sikap, keterampilan,
informasi, perilaku sosial dan pandangan-pandangan
- Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial
- Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama
- Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial
- Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai
prespektif
- Meningkatkan kegemaran tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat,
etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas

f. Beberapa Metode Pembelajaran Kooperatif


- Metode STAD (Student Achiement Division)
- Metode Jigsaw
- Metode GI (Group Investigation)
- Metode Struktural
Contoh-contoh teknik pembelajaran Metode Struiktural :
 Mencari pasangan
 Bertukar pasangan
 Bercerita berpasangan
 Berkirim salam dan soal
 Keliling kelompok
 Dua tinggal dua tamu
 Kancing gemerincing
3. Model Pembelajaran Kuantum
a. Latar Belakang Pembelajaran Kuantum
Tokoh utama di balik pembelajaran kuantum adalah Bobbi De Porter. Pada tahap awal perkembangannya,
pebelajaran kuantum dimaksudkan untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karier para
remaja di rumah. Tidak dimaksudkan sebagai metode dan strategi pembelajaran untuk mencapai
keberhasilan lebih tinggi di sekolah.
Bahwa sebenarnya pembelajaran kuantum merupakan falsafah dan metodelogi pembelajaran yang bersifat
umum, tidak secara khusus diperuntukkan bagi pengajaran di sekolah.

b. Dasar Teori Pembelajaran Kuantum

Pandangan-pandangan teori sugestologi atau pembelajaran akseleratif lazanov, teori kecerdasan garda
Gardna, teori pemrograman neurolinguistik (NLP), (NLP) Grinder dan Bandler dan pembelajaran
eksperensial (berdasarkan pengalaman)

c. Karakterisktik Umum
Pembelajaran kuantum memiliki karakteristik umum yang dapat memantapkan dan menguatkan sosialnya.
Beberapa karakteristik umum yang tampak membentuk sosok pembelajaran kuantum sebagai berikut :
- Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan pasivistis-empiris,
“hewan-istis” dan atau natives
- Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisik kuantum
meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai.
- Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan
bermakna, bukan sekedar transaksi makna
- Pembelajaran kuantum lebih bersifat kontruktivis(tis)m bukan positivisme empiris,
behavioristis.
- Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran
dengan taraf keberhasilan tinggi
- Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses
pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat
- Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dari isi
pembelajaran
- Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses
pembelajaran
- Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting
proses pembelajaran
- Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan
akademis, keterampilan (dalam) hidup dan prestasi fisikal atau material
- Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan
keseragaman dan ketertiban
- Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran

d. Prinsip Utama Proses Pembelajaran Quantum

Ada tiga macam prinsip utama yang membangun sosok pembelajaran kuantum
- Prinsip utama pembelajaran kuantum berbunyi :
Bawalah dunia mereka (Pembelajar) ke dalam Dunia kita (Pengajar) dan Antarkan Dunia Kita
(Pengajar) ked lam Dunia Mereka (Pembelajar)
- Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa pembelajaran
merupakan permainan orkestra simfoni.
Prinsip-prinsip dasar ini ada lima macam berikut ini :
☼ Ketahuilah bahwa Segalanya Berbicara
☼ Ketahuilah bahwa Segalanya Bertujuan
☼ Sadarilah bahwa Pengalaman Mendahului Penamaan
☼ Akuilah Setiap Usaha yang Dilakukan dalam Pembelajaran
☼ Sadarilah bahwa sesuatu yang layak Dipelajari layak pula
Dirayakan
- Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa pembelajaran harus
berdampak bagi terbentuknya keungulan
Delapan kunci keunggulan sebagai berikut :
☼ Berbicaralah dengan baik
☼ Terapkanlah hidup dalam integritas
☼ Tegaskanlah komitmen
☼ Akuilah kegagalan dapat membawa kesuksesan
☼ Tetaplah lentur
☼ Jadilah pemilik

☼ Pertahankanlah kesimbangan

e. TANDUR Sebagai Kerangka Perencanaan Pembelajaran Model Kuantum


TANDUR yang merupakan akronim dari : Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan
Kerangka Perancangan Pembelajaran Kuantum TANDUR adalah sebagai berikut :
Tumbuhkan : sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan keingintahuan mereka. Buatkanlah mereka tertarik atau
penasaran tentang materi yang akan kita ajarkan
Alami : berikan mereka pengalaman belajar, tumbuhkan “kebutuhan untuk mengetahui”
Namai : berikan “data” tepat saat minat memuncak mengenalkan konsep-konsep pokok dari materi pelajaran
Demonstrasikan : berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru, sehingga mereka
menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi
Ulangi : rekatkan gambaran kesuluruhan

6) Rayakan : ingat, jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan

f. Beberapa Contoh Teknik Model Pembelajaran Kuantum


1) Peta Konsep Sebagai Teknik Belajar Efektif
Langkah-langkah teknis penggunaan peta konsep menurut Rose dan Nicholl (2003), De Porter dan
Hernacki (2002) adalah sebagai berikut :
- Mulai dengan topik di tengah halaman
- Buatlah cabang-cabangnya
- Gunakan kata-kata kunci
- Tambahkanlah simbol-simbol dari ilustrasi-iustrasi untuk mendapatkan ingatan
yang lebih baik
- Gunakanlah huruf-huruf KAPITAL
- Tulislah gagasan-gagasan penting dengan huruf-huruf yang besar
- Hidupkanlah peta pikiran anda dengan hal-hal yang menarik bagi anda

- Garis bawahi kata-kata itu dan gunakan huruf tebal / miring

- Bersikap kreatif dan berani


- Buatlah peta konsep secara horisontal, agar dapat memperbesar ruang bagi gagasan anda

2) Cara Membelajarkan Peta Konsep Secara Klaasikal


- Guru melakukan apersepsi dengna pertanyaan pada materi Hidrosfer
- Sajikan gambar / CD
- Gunakan pertanyaan tentang dimensi-dimensi atau cakupan materi dari sumber
daya air
- Sambil bertanya guru mencoba mentransfer jawaban siswa dalam bentuk peta
konsep
- Perbaiki peta konsep yang belum terstruktur menjadi terstruktur
- Setelah gambar peta konsep jadi di papan tulis, guru meminta siswa untuk
membuat peta konsep secara berkelompok
- Guru membagio siswa menjadi beberapa kelompok dan seterusnya

3) Taknik Memori
Teknik memori adalah teknik memasukkan informasi ke dalam otak yang sesuai dengan cara kerja otak
- Melatih imajinasi

- Teknik rantaian kata

- Teknik pkesetan kata

4) Sistem Pasak Lokasi

5) Teknik Akrostik (Jembatan Keledai)

Teknik akrostikk adalah teknik menghafal dengan cara mengambil huruf depan dari materi yang ingin
diingat kemudian digabungkan sehingga menjadi singkatan atau kata atau kalimat yang lucu.
Contoh : Mejikuhibiniu (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu)
4. Model Pembelajaran Kuantum
a. Model Kurikulum
Menurut Nasution (2003 : 76 - 128) dalam pengembangan kurikulum ada 3 model pengorganisasian
kurikulum yaitu :
1) Subject Curriculum
2) Correleted Curriculum
3) Integrated Curriculum

b. Prinsip Dasar Pembelajaran Terpadu


Prinsip-prinsip pembelajaran terpadu dapat diklasifikasikan menajdi :
1) Prinsip Penggalian Tema merupakan prinsip utama (fokus) dalam pembelajaran terpadu
Tema hendaknya memperhatikan beberapa persyaratan :
- Tema hendaknya tidak terlalu luas
- Tema harus bermakna
- Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak
- Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak
- Tema yang dipilih hendaknya memperhatikan peristiwa-peristiwa otentik yang
terjadi di adalam rentang waktu belajar
- Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta
harapan masyarakat
- Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan sumber belajar

2) Prinsip Pengelolaan Pembelajaran

Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila guna mampu menempatkan dirinya dalam
keseluruhan proses

3) Prinsip Evaluasi
Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus dalam setiap kegiatan

4) Prinsip Reaksi

c. Pentingnya Pembelajaran Terpadu


Ada beberapa alasan yangmendasari, antara lain :
1) Dunia anak adalah dunia nyata
2) Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa / obyek lebih
terorganisasi
3) Pembelajaran akan lebih bermakna
4) Memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri
5) Memperkuat kemampuan yang diperoleh
6) Efisiensi waktu

d. Karakteristik Pembelajaran Terpadu


Menurut Depdikbud (1996 : 3) ada beberapa karakteristik pembelajaran terpadu yaitu :
1) Holistik
2) Bermakna
3) Otentik

4) Aktif

e. Model Pembelajaran Terpadu


Menurut Forgaty (1991 : 15 – 17) ada 10 model yang dapat dikembangkan dalam pendekatan pembelajaran
terintegrasi yaitu :
1) Fragmental Model
2) Connected Model
3) Nested Model
4) Sequenced Model
5) Share Model
6) Webbed Model
7) Threathed Model
8) Integrated Model
9) Immersed Model
10) Networked Model

f. Teknik Penyusunan Tema dalam Pembelajaran Terpadu


1) Teknik Integrasi berdasarkan Topik
2) Teknik Integrasi berdasarkan Potensi Utama
3) Teknik Integrasi berdasarkan Permasalahan

g. Langkah-langkah (Sintak) Pembelajaran Terpadu


1) Tahap Perencanaan
- Menentukan jenis mata pelajaran dan jurus keterampilan yang dipadukan

- Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator

- Menentukan sub keterampilan yang dipadukan


- Merumuskan indikator hasil belajar (TIK)
- Menentukan langkah-langkah pembelajaran

2) Tahap Pelaksanaan

3) Tahap Evaluasi

5. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning : PBL)


a. Dasar Teori
1) Dewey dan Kelas Berorientasi Masalah
2) Piaget, Vygetsky dan Konstruktivisme
3) Bruno dan Discovery Learning

- Dalam Democracy dan Education (1916), Dewey mendeskripsikan pandangan tentang


pendidikan dengan sekolah sebagai cermin masyarakat yang lebih besar dan kelas akan menjadi
laboratorium untuk penyelidikan dan pengatasan masalah kehiduan nyata

- Prespektif Kognitiv Konstruktivis, yang menjadi landasan PBL, banyak


meminjampendapat Piaget (1954, 1963). Prespektif ini mengatakan seperti yang juga dikatakan oleh
Piaget, bahwa pelajar dengan umur berapapun terlinat secara aktif dalam proses mendapatkan
informasi dan mengonstruksikan pengetahuannya sendiri.
- Bruner dan Discovery Learning, Ia mengembangkan teori pembelajaran discovery learning
yaitu sebuah modelk pembelajaran yang menekankan pentingnya membantu siswa untuk memahami
struktur atau ide-ide kunci suatu disiplin ilmu, kebutuhan akan keterlibatan aktif siswa dalam proses
belajar dan keyakinan bahwa pembelajaran sejati terjadi melalui personal discovery (penemuan
pribadi)

b. Merencanakan dan Melaksanakan PBL


1) Merencanakan Pelajaran PBL
- Memutuskan sasaran dan tujuan
- Merangsang situasi bermasalah yang tepat
- Mengorganisasikan sumber daya dan merencanakan logistik
2) Melaksanakan Pelajaran PBL
- Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa
- Mengorganisasikan siswa untuk meneliti
- Perencanaan Kooperatif
- Investigasi, pengumpulan, data dan ekperimentasi
- Mengembangkan hipotesis, menjelaskan dan mmberi saran

c. Bentuk Evakuasi PBL


Beberapa bentuk evaluasi untuk PBL antara lain : Tes Pemahaman, Checklist, rating skill.

d. Contoh langkah-langkah penerapan PBL


Contoh PBL Model : A Simple Approach
1) Stage One
2) Stage Two
3) Stage Three
4) Stage Four

☼

Diambil dari Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)


Judul buku : Model-model Pembelajaran Inovatif
Disusun oleh : Drs. Sugiyanto, M.Si.
Penerbit : Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon B
Surakarta 2008

You might also like