You are on page 1of 21

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH

Oleh :
Charles Amaludin
NIM. 04081003016

Dosen Pengasuh :
Nurna Ningsih, S.Kp., M.Kes.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2010

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah atas rahmat dan karunia-Nya, penulis
dapat menyelesaikan makalah “Asuhan Keperawatan pada pasien Harga Diri
Rendah” ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas macroteaching pada
mata kuliah Pendidikan Dalam Keperawatan (PDK).
Penyusunan artikel ini tidak dapat selesai tanpa bantuan,kerjasama,dan
dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Nurna Ningsih
selaku dosen mata kuliah Pendidikan Dalam Keperawatan yang telah membantu
koreksi serta saran pada makalah kami agar makalah ini menjadi lebih baik..Tak
lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa penulis
sebutkan satu per satu yang telah membantu kelancaran penyusunan makalah ini
sehingga dapat diselasaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
sempurnaannya artikel ini.

Inderalaya, Desember 2010

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Tujuan........................................................................................................1

C. Manfaat......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3

A. Definisi Harga Diri Rendah.....................................................................3

B. Pengkajian Pasien Harga Diri Rendah....................................................4

1. Tanda dan gejala harga diri rendah.................................................4

2. Faktor yang mempegaruhi harga diri..............................................4

3. Mekanisme Koping.........................................................................6

C. Diagnosis Keperawatan............................................................................8

D. Tindakan Keperawatan............................................................................9

E. Evaluasi....................................................................................................15

BAB III PENUTUP.............................................................................................16

A. Kesimpulan..............................................................................................16

B. Saran.........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu mempunyai masalah. Setiap


individu biasanya mempunyai cara sendiri untuk menyelesaikan masalahnya,
tapi jika ada sebagian manusia yang tidak dapat menyelesaikan masalahnya
sendiri akan dapat mengakibatkan gangguan jiwa. Tidak dapat dipungkiri
dengan adanya perkembangan zaman dan tekhnologi semakin banyak masalah
rumit yang timbul dan dampaknya sangat besar berpengaruh terhadap jiwa
seseorang yang tidak dapat mengantisipasi gejala yang timbul.
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang dengan diri
sendiri tanpa syarat walaupun melakukan kesalahan, kegagalan dan kekalahan,
tetap merasa sebagai seseorang yang tidak penting dan berharga.
Peristiwa traumatic, seperti kehilangan pekerjaan, harta benda, dan orang
yang dicintai dapat meniggalkan dampak yang serius. Dampak kehilangan
tersebut sangat mempengaruhi persepsi individu akan kemampuan dirinya
sehingga mengganggu harga diri sesorang.
Berdasaran hal di atas maka penulis akan membahas mengenai asuhan
keperawatan pada pasien harga diri rendah.

B. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah;


a. Pembaca mampu melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan
harga diri rendah.

1
b. Pembaca mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
c. Pembaca mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan
harga diri rendah
d. Pembaca mampu mengajak klien mendiskusikan tentang kemampuan yang
dapat dilakukan.
e. Pembaca mampu menganjurkan klien untuk mengdemonstrasikan atau
memperagakan kegiatan yang di rencanakan sesuai jadwal.

C. Manfaat

Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman secara umum dalam


memberikan asuhan keperawatan klien dengan harga diri rendah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Harga Diri Rendah

Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan


kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang diriya dan
mempengaruhi hubungannya dengan orang lain (Stuart & Sunden, 1995).
Konsep diri tidak terbentuk sejak lahir namun dipelajari. 
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah
penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa
jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Dapat diartikan bahwa harga diri
menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang
yang memiiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten. (Stuart dan
Sundeen, 1991).
Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang
berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu
sering gagal maka cenderung harga diri rendah. Harga diri rendah jika
kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari
diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima
penghargaan dari orang lain.
Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa
gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas,
destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah
tersinggung dan menarik diri secara social.
Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia
lanjut. Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik
mengakibatkan harga diri rendah. Harga diri tinggi terkait dengam ansietas

3
yang rendah, efektif dalam kelompok dan diterima oleh orang lain. Sedangkan
harga diri rendah terkait dengan hubungan interpersonal yang buruk dan
resiko terjadi depresi dan skizofrenia.

B. Pengkajian Pasien Harga Diri Rendah


Bagian ini berisi pedoman agar perawat dapat menagani pasien yang
mengalami diagnosis keperawatan harga diri rendah, baik menggunakan
pendekatan secara individual maupun kelompok. Bagian ini juga memberikan
pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga pasien
dengan harga diri rendah.
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
dir yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri.
1. Tanda dan gejala harga diri rendah :
a. Mengkritik diri sendiri
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penurunan produktifitas
e. Penolakkan terhadap kemampuan diri
Selain tanda dan gehala tersebut, kita dapat juga mengamati
penampilan seorang dengan harga diri rendah yang tampak kurang
memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan
menurun, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, dan
bicara lambat dengan nada suara lemah.
2. Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi Faktor Penyebab
(Predisposisi) dan Faktor Pencetus (Presipitasi).
a. Faktor Penyebab (Predisposisi)
1) penolakan orang tua
2) harapan orang tua yang tidak relistis

4
3) kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab
personal
4) ketergantungan pada orang lain dan
5) ideal diri yag tidak realistis

b. Faktor Pencetus (Presipitasi)


Stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan
eksternal seperti ;
1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan kejadian yang megancam.
2) Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jenis
transisi peran :
a) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif
yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk
tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga
dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk
penyesuaian diri. Setiap perkembangan dapat menimbulkan
ancaman pada identitas. Setiap perkembangan harus dilalui
individu dengan menjelaskan tugas perkembangan yang
berbeda-beda. Hal ini dapat merupakan stresor bagi konsep
diri.
b) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau
kematian. Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan,
bertambah atau berkurang orang yang berarti melalui
kelahiran atau kematian, misalnya status sendiri menjadi
berdua atau menjadi orang tua. Perubahan status
menyebabkan perubahan peran yang dapat menimbulkan
ketegangan peran yaitu konflik peran, peran tidak jelas atau
peran berlebihan.

5
c) Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari
keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin
dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran,
bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik,
prosedur medis dan keperawatan. Stresor pada tubuh dapat
menyebabkan gangguan gambaran diri dan berakibat diri dan
berakibat perubahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat
mempengaruhi semua kompoen konsep diri yaitu gambaran
diri, identitas diri peran dan harga diri. Masalah konsep diri
dapat di cetuskan oleh faktor psikologis, sosiologi atau
fisiologi, namun yang penting adalah persepsi klien terhadap
ancaman.

3. Mekanisme Koping
a. Pertahanan jangka pendek
1) Aktifitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis
identitas, misalnya main musik, bekerja keras, menonton televisi
2) Akltifitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara,
misalnya ikut dalam aktifitas sosial, keagamaan
3) Aktifitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri,
misalnya olah raga yang kompetitif, pencapaian akademik / belajar
giat.
4) Aktifitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat
masalah identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan
individu, misalnya penyalahgunaan obat.
b. Pertahanan jangka panjang
1) Penutupan identitas yaitu adapsi identitas pada orang yang menurut
klien penting, tanpa memperhatikan kondisi dirinya.
2) Identitas negatif yaitu klien beranggapan bahwa identifikasi yang
tidak wajar akan diterima masyarakat.

6
c. Pertahanan yang berorientasi ego, yang sering disebut sebagai
mekanisme pertahanan mental :
1) Disosiasi
2) Isolasi
3) Proyeksi
4) Displacement
Sumber-sumber koping :
a. aktifitas olah raga
b. hobi dan kerajinan tangan
c. seni yang ekspresif
d. kesehatan
e. kecerdasan
f. kreativitas
g. hubungan interpersonal

7
Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan dilakukan dengan
menggunakan format yang telah dibuat,

Format Pengkajian Pasien Harga Diri Rendah

a. Keluhan utama : …………………………………………………………………………….


b. Pengalam masa lalu yang tidak menyenangkan : …………………………………………..
c. Konsep diri
1. Gambran diri
Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri
2. Ideal diri
3. Harga diri
4. Identitas
5. Peran

Jelaskan : …………………………………………………….…………………………… Masalah


keperawatan : ……………………………………………………………………..

d. Alam perasaan
[ ] Sedih [ ] Putus asa
[ ] Ketakutan [ ] Gembira berlebihan
Jelaskan : ……………………………………………………………………………………
Masalah Keperawatan :……………………………………………………………………..
e. Interaksi selama wawancara
[ ] Bermusuhan [ ] Tidak kooperatif
[ ] Mudah tersinggung [ ] Kontak mata kurang
[ ] Defensif [ ] Curiga
Jelaskan : ……………………………………………………………………………………
Masalah keperawatan : ……………………………………………………………………..
f. Penampilan
Jelaskan : ……………………………………………………………………………………
Masalah keperawtan : ……………………………………………………………………..

C. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang didapat melalui observasi, wawancara
atau pemeriksaan fisik bahkan melalui sumber sekunder, perawat dapat
merumuskan diagnosis keperawatan gannguan konsep diri : Harga Diri
Rendah.
Diagnosis keperawatan yang mungkin terjadi :
1. Resiko isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

8
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan berduka
disfungsional.

D. Tindakan Keperawatan
Setelah menegakkan diagnosis keperawatan, perawat melakukan beberapa
tindakan keperawatan, baik pada pasien maupun keluarganya.
1. Tindakan keperawatan pada pasien
a. Tujuan Keperawatan
1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
2) Pasien dapat menilai kemampuan yang dpt digunakan
3) Pasien dapat memilih kegiatan sesuai dengan kemampuan
4) Pasien dapat melatih kegiatan yg dipilih sesuai dengan kemampuan
5) Pasien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatih sesuai
jadwal
b. Tindakan Keperawatan
1) Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
pasien. Untuk membantu pasien mengungkapkan kemampuan dan
aspek positif yang masih dimilikinya, perawat dapat melakukan
hal-hal berikut ini.
a) Diskusikan tentang sejumlah kemampuan dan aspek positif
yang dimilii pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, dan
di rumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
b) Beri pujian yang realistic dan hindarkan penilaian yang
negative
Orientasi
“Assalamualaikum, bagaimana keadaan Bapak/Ibu hari ini ?
Bpk/Ibu terlihat segar!“.“Bagaimana kalau hari ini kita bercakap-
cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah Bpk/Ibu
lakukan?”ini Sesuai janji kita minggu yang lalu ya kan pak/bu?

9
“Dimana kita duduk?“bagaimana kalau di ruang tamu? “Berapa
lama? ”Bagaimana kalau 30 menit?
Kerja
“Bpk/ibu,apa kemampuan ini saja yang dimiliki?Bagus,apa lagi?
Saya buat daftarnya ya?“Apa pula kegiatan rumah tangga yang
biasa Bpk/ibu lakukan?Bagaimana dengan merapihkan kamar?
Menyapu?Mencuci piring………….dst”. “Wah,bagus sekali ada 5
kemampuan dan kegiatan yang Bpk/ibu miliki.”
Terminasi
“Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita bercakap-cakap
Yach,Bpk/Ibu masih memiliki kemampuan.
“Nah,coba nanti diingat-ingat lagi,kemampuan yang belum kita
bicarakan,2 hari lagi saya akan datang lagi untuk membahas
kemampuan yang masih bisa Bpk/ibu lakukan”
“Jam berapa kira-kira kita ketemu?Bagaimana kalau jam
10,sampai jumpa ya”.

2) Bantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan dengan


cara-cara berikut.
a) Diskusikan dengan pasien mengenai kemampuannya yang
masih dapat dihunakan saat ini.
b) Bantu pasien menyebutkan dan beri penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien
c) Perlihatkan respons yang kondusif dan upayakan menjadi
pendenger yang aktif
Orientasi :
“Assalamualaikum, bagaimana keadaan bapak/ibu hari ini ?,
Saya sangat senang melihat pagi ini bapak/ibu sudah terlihat lebih
segar dan rapi. “Bagaimana,apakah ada lagi kemampuan
Bapak/ibu yang belum kita bicarakan? “Bagus sekali,jadi sudah

10
ada 7 ya! “Baiklah kita akan menilai kegiatan yang masih bisa
bpk/ibu lakukan. “Mau duduk dimana?,berapa lama?
Kerja
“Bpk/ibu,dari 7 kegiatan/kmpuan ini yang mana yang masih dapat
dikerjakan di rumah? “Coba kita lihat,yang pertama
bisakah?,yang kedua………sampai 7 “Bagus sekali ada 4 kegiatan
yang masih bisa dikerjakan di rumah. “Menurut bpk/ibu adakah
bantuan yang diperlukan? Iya bagus sekali.
Terminasi
“Bagaimana perasaan bpk/ibu setelah kita bercakap-cakap?jadi
ada 4 kegiatan yang dapat bpk/ibu lakukan “Coba bpk/ibu
pikirkan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih “Bagaimana
kalau 2 hari lagi kita memilih kegiatan yang paling disukai dan
melatihnya,mau jam berapa?dimana?

3) Membantu pasien untuk memilih/menetapkan kemampuan yang


akan dilatih. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut.
a) Diskusikan dengan pasien kegiatan yang akan dipilih sebagai
kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari
b) Bantu pasien untuk memilih kegiatan yang dapat pasien
lakukan dengan mandiri atau dengan bantuan minimal

Orientasi
“Assalamualaikum !, bagaimana perasaan bpk/ibu hari
ini ?,Wah,nampak segar ya ?”masih ingat apa yang akan kita
bicarakan hari ini?Betul sekali,memilih kegiatan yang dapat
bpk/ibu kerjakan dari 7 kegiatan yang pernah dilakukan,bagaiman
kalau kita bercakap-cakap di tempat biasa.Berapa lama?
Kerja
“Mari kita lihat daftar kegiatan yang sudah kita buat 2 hari yang
lalu.”coba bpk/ibu pilih mana yang masih bisa dikerjakan di

11
rumah.”yang no.1,merapikan tempat tidur,bagaimana bpk?
Wah,tentu bisa kan.bagus sekali.Yang nomor 2,main tenis,Wah
saat ini belum bisa dilakukan,Baik no.3 mencuci piring,bisa ya?
…..dst
Terminasi
“ Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah memilih kegiatan yang
dapat dikerjakan di rumah? Bagus sekali !,ada 5 kegiatan bisa
dilakukan.Coba bpk/ibu pikirkan kegiatan mana yang akan dilatih
dulu.Dua hari lagi saya datng lagi untuk melatih,mau jam berapa?
dimana?

4) Latih kemampuan yang dipilih pasien dengan cara berikut:


a) Diskusikan dengan pasien langkah-langkah pelaksanaan
kegiatan
b) Bersama pasien, peragakan kegiatan yang ditetapkan
c) Berikan dukungan dan pujian pada setiap kali kegiatan yang
dapat dilakukan pasien.
5) Bantu pasien menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang
dilatih.
a) Beri kesempatan kepada pasien untuk mencoba kegiatan yang
telah dilatihkan
b) Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap
hari
c) Kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap
kegiatan
d) Susun jadwal untuk melaksanaka kegiatan yang telah dilatih
e) Berikan pasien kesempatan mengungkapkan perasaannya
setelah pelaksanaan kegiatan.

Melatih kegiatan yang sudah dipilih pasien sesuai kemampuannya


dan menyusun rencana kegiatan :

12
Orientasi
“Assalamualaikum,bagaimana perasaan bpk/ibu hari ini?
wah,tampak cerah!Sudah siap untuk latihan melakukan kegiatan
yang telah ditetapkan 2 hari yang lalu?mau pilih yang mana
dulu,Baik mari kita merapihkan tempat tidur.Dimana kamarnya?
Kerja
“Nah,kalau kita mau merapihkan tempat tidur,mari kita
pindahkan dulu bantal dan selimutnya.Bagus,Sekarang kita angkat
spreinya dan kasurnya kita balik.”nah sekarang kita pasang lagi
spreinya,kita mulai dari arah atas,ya bagus!sekarang sebelah
kaki,tarik dan masukkan,lalu sebelah pinggir masukkan.Sekarang
ambil bantal,rapihkan dan letakkan disebelah atas kepala.Mari
kita lipat selimut,nah letakkan sebelah bawah kaki.bagus..!
Terminasi
“Bagaimana perasaan bpk/ibu setelah latihan?bagus
sekali,Bpk/ibu dapat mengikuti langkah-langkahnya.Sekarang
mari kita masukkan pada jadual harian bpk/ibu.Mau berapa kali
sehari merapikan tempat tidur.Bagus,2x sehari yaitu pagi jam
berapa?lalu sehabis istirahat jam 16.00.Kalau sudah dikerjakan
beri tanda ya.”nah 2 hari lagi saya datang lagi,kita latihan
kegiatan yang kedua.Mau jam berapa?dimana?Sampai jumpa…

2. Tindakan keperawatan pada keluarga


a. Tujuan keperawatan
1) Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan
uang dimiliki pasien
2) Keluarga dapat memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih
dimiliki pasien
3) Keluarga dapat memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang
sudah dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien

13
4) Keluarga mampu menilai perkembangan oerubahan kemampuan
pasien

b. Tindakan keperawatan
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang dialami
pasien
3) Diskusikan dengan keluarga mengenai kemampuan yang dimiliki
pasien dan puji pasien atas kemampuannya
4) Jelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah
5) Demonstrasikan cara merawat pasien harfa diri rendah
6) Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktikkan cara
merawat pasien hara diri rendah seperti yang telah perawat
demonstrasikan sebelumnya
7) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien dirumah

Contoh percakapan perawat-keluarga agar keluarga menjadi


pendukung terhadap aktifitas yang dapat dilakukan pasien
Orientasi
“Assalamualaikum !, bagaimana keadaan bpk/ibu disini?, bagaimana
kalau hari ini kita akan bercakap-cakap tentang cara memotivasi anak
bpk/ibu melakukan kegiatan yang sudah dilatih?Adakah waktu
Bpk/ibu,kira-kira 30 menit?kita ngobrol disini aja ya?
Kerja
“ Anak bapak/ibu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan
tempat tidur dan mandi.Serta telah dibuat jadual untuk
melakukannya.Saya telah katakan bahwa bpk/ibu akan
mengingatkannya untuk melakukan kegiatan tsb sesuai jadual.Tolong
bantu menyiapkan alat-alatnya.dan jangan lupa memberikan pujian

14
agar harga dirinya meningkat.Ajak pula memberi tanda cek list pada
jadual kegiatannya “
Terminasi
” Bagaimana bpk/ibu?ada yang ingin ditanyakan? Baik, jangan lupa
ya bpk/ibu.Dua ari lagi saya datang lagi untuk melatih kegiatan
lain.Nanti kita lakukan bersama-sama.Sampai jumpa….

E. Evaluasi
Selanjutnya, setelah tindakan keperawatan, evaluasi dilakukan terhadap
kemampuan pasien harga diri rendah dan keluarganya, serta kemampuan
perawat dalam merawat pasien harga diri rendah.
1. Evaluasi pada klien
a. Menyebutkan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
c. Memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan
d. Melatih kemampuan yang telah dipilih
e. Melaksanakan kemamapuan yang telah dilatih
f. Melakukan kegiatan sesuai jadwal
2. Evaluasi pada keluarga
a. Menjelaskan pengertian serta tanda-tanda orang dengan harga diri
rendah
b. Meyebutkan tiga cara merawat pasien harga diri rendah (memberikan
pujian, menyediakan fasilitas untuk pasien, dan melatih pasien
melakukan kemampuan)
c. Mampu mempraktikkan cara merawat pasien. Melakukan follow up
sesuai rujukan.

BAB III
PENUTUP

15
A. Kesimpulan
Salah satu kunci keberhasilan hidup kita adalah bagaimana kita dapat
mengembangkan konsep diri positif. Konsep diri positif ini seperti sebuah
sistem operasi yang mempengaruhi mental dan kemampuan berpikir positif
seseorang. Konsep diri positif ini dapat masuk ke dalam pikiran seseorang dan
mempunyai bobot pengaruh yang besar terhadap kemampuan menerima dan
mempersepsikan setiap pesan yang datang. Semakin positif konsep diri
seseorang, maka akan semakin mudah menangkap dan mempersepsikan setiap
pesan yang datang menjadi sebuah pesan yang positif. Demikian pula
sebaliknya.
Konsep diri positif memiliki peranan yang sangat besar dalam menentukan
keberhasilan hidup seseorang. Karena konsep diri positif dapat mempengaruhi
pola pikir dan tindakan seseorang menjadi positif dalam kehidupannya.
Hasilnya adalah karakter pribadi positif yang menjadi modal bagi kesuksesan
hidup.
Setiap manusia mempunyai suatu pertahanan untuk melindungi harga
dirinya, hal inilah yang menyebabkan perilaku yang ditunjukkan oleh
seseorang kadangkala jauh berbeda dari keadaan yang ada di dalam dirinya.
Seorang anak remaja yang tertarik pada teman sekolahnya kadang-kadang
menunjukkan perilaku membenci atau sombong di hadapan orang yang dia
taksir, dalam hal ini perasaan tertarik dia tunjukkan sebagai sikap benci untuk
menutupi perasaan canggung (malu). Dalam kaitannya dengan perilaku
sombong yang ditunjukkan oleh seseorang, maka hal ini bisa merupakan
mekanisme pertahanan ego untuk menutupi kekurangan dirinya. Dalam hal ini
orang yang kurang pandai bisa saja menutupi kekurangannya itu dengan suatu
perilaku sombong menyebut diri sebagai keturunan orang hebat di masa
lampau, begitu juga orang yang merasa kurang tampan bisa saja menutupi
kelemahannya dengan membanggakan kekayaan orangtuanya dan berbagai
kebanggaan lainnya.

16
B. Saran
Asuhan keperawatan pada klien dengan harga diri rendah harus dapat
dilakukan dengan tepat karena kita tahu bahwa manusia utuh dan unik yang
terdiri dari aspek bio, psiko, sosial, dan spritual. Sebagai manusia yang utuh
dan unik secara psikologis harus juga dapat terpenuhi agar dapat
berkomunikasi dengan lingkungan dengan baik serta pada diri sendiri yang
paling utama.
Selain itu sebagai perawat mempunyai kewajiban untuk membantu
individu meraih kesehatan optimal baik dengan mencegah penyakit maupun
peningkatan kesehatan. Oleh karena itu, disarankan pada para pembaca yang
khususnya adalah perawat agar tetap memperhatikan klien sebagai individu
yang unik dan utuh.

DAFTAR PUSTAKA

17
Carpenito, Lynda Juall. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta

Keliat, Budi Anna, dkk. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.

Jakarta : EGC

Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. EGC: Jakarta

http://ahyarwahyudi.wordpress.com/2010/02/11/konsep-diri-dan-mekanisme-

koping-dalam-proses-keperawatan/. Diperoleh pada tanggal 15 Desember 2010

http://etd.eprints.ums.ac.id/2826€/. Diperoleh pada tanggal 13 Desember 2010

18

You might also like