You are on page 1of 7

1.

Faktor yang menyebabkan terjadinya penyimpangan sosial:


a. Kedua orang tua bertengkar dan tidak pernah harmonis.
b. Perilaku orang tua yang menjadi panutan dalam keluarga tidak mencerminkan
contoh yang baik.
c. Perceraian antara ayah dan ibu sehingga anak-anak bingung dan tertekan.
d. Orang tua yang terlalu mengekang anak dan keras.
e. Anak yang selalu dimanjakan.
f. Lingkungan masyarakat yang tidak mendukung.
g. Lingkungan masyarakat yang komunitasnya penduduk bertindak di luar batas
atau menyimpang dari norma yang berlaku.
2. Pengendalian sosial disebut juga kontrol sosial yang berarti semua proses, baik
direncanakan ataupun tidak yang sifatnya mendidik, mengajak, bahkan memaksa
anggota masyarakat agar mematuhi norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
a. Mendidik maksudnya memberikan pendidikan formal maupun non-formal agar
setiap individu berperilaku dan bersikap yang sesuai dengan norma yang berlaku.
b. Mengajak maksudnya mengarahkan seseorang yang menyimpang agar dapat
berperilaku sesuai dengan norma dan nilai sosial.
c. Memaksa maksudnya memberikan sanksi terhadap individu atau kelompok yang
melanggar norma-norma yang berlaku.
Tujuannya yaitu mengarahkan perilaku masyarakat agar tidak menyimpang dari pola-
pola dan kaidah yang telah disepakati bersama, sehingga terbentuklah suatu keserasian
dan keteraturan dalam hidup bermasyarakat.
3. Bentuk-bentuk pengendalian sosial di masyarakat:
a. Gosip
berita yang tidak berlandaskan fakta-fakta yang sebenarnya.
dengan adanya gosip orang akan bertindak lebih hati-hati.
b. Teguran
kritik yang sifatnya langsung.
setelah mendapat teguran, orang akan tahu kalau dia melakukan kesalahan.
dilakukan orang yang kedudukannya lebih tinggi.
c. Hukuman
dengan adanya hukuman orang yang melakukan penyimpangan akan
berhubungan dengan hukum pidana maupun UU hukum perdata.
d. Pendidikan
lebih bersifat preventif dalam pengendalian sosial, yaitu lembaga pendidikan atau
sekolah mendidik anak berbuat baik dan menaati tata tertib.
e. Agama
salah satu norma yang sakral bagi manusia karena norma ini datangnya dari
Tuhan.
4. Lembaga-lembaga yang berperan dalam pengendalian sosial:
a. Polisi
peranannya sangat penting dalam pengendalian sosial karena melalui aparat
keamanan orang yang melakukan penyimpangan akan ditangkap dan diberi
hukuman sesuai dengan UU yang berlaku.
b. Pengadilan
bertugas memutuskan orang bersalah atau tidak dan menentukan berapa lama
hukuman bagi orang yang bersalah.
c. Tokoh masyarakat
merupakan sistem pengendalian sosial pada tingkat bawah karena jika terjadi
penyimpangan terhadap norma di lingkungan maka tokoh masyarakatlah tempat
penyelesaiannya.
d. Adat istiadat
sistem norma yang tumbuh, berkembang, dan dijunjung tinggi oleh warga
masyarakat penganutnya.
5. Upaya pencegahan penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat:
a. Di lingkungan keluarga
orang tua dapat melakukan beberapa hal:
 Menciptakan suasana harmonis, perhatian dan penuh rasa kekeluargaan.
 Menanamkan nilai-nilai budi pekerti, kedisiplinan, dan ketaatan beribadah.
 Mengembangkan komunikasi dan hubungan yang akrab dengan anak.
 Selalu meluangkan untuk mendengarkan dan menghargai pendapat anak,
sekaligus memberi bimbingan atau solusi jika anak mendapat kesulitan.
 Memberikan punish and reward, artinya bersedia memberi teguran bahkan
hukuman bila anak bersalah dan memberi pujian bahkan hadiah bila anak
berbuat baik atau mendapat prestasi.
 Memberikan tanggung jawab kepada anak sesuai tingkat umur dan
pendidikannya.
hal-hal tersebut dilakukan untuk menciptakan komunikasi yang baik antara orang
tua dengan anak sehingga anak merasa terlindungi, memiliki panutan atau
teladan, serta merasa memiliki arti penting sebagai bagian dari keluarganya.
b. Di lingkungan sekolah
guru dapat melakukan beberapa hal:
 Mengembangkan hubungan yang erat dengan setiap anak didiknya agar
dapat tercipta komunikasi timbal balik yang seimbang.
 Menanamkan nilai-nilai disiplin, budi pekerti, moral, dan spiritual sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
 Selalu mengembangkan sikap keterbukaan, jujur, dan saling percaya.
 Memberi kebebasan dan mendukung siswa untuk mengembangkan potensi
diri, sejauh potensi tersebut bersifat positif.
 Bersedia mendengar keluhan siswa serta mampu bertindak sebagai
konseling untuk membantu siswa mengatasi berbagai permasalahan, baik
yang dihadapinya di sekolah atau yang dihadapinya di rumah.
c. Di lingkungan masyarakat
 Mengembangkan kerukunan antar warga masyarakat untuk meningkatkan
rasa kepedulian, gotong royong, dan kekompakan antar sesama warga
masyarakat.
 Membudayakan perilaku disiplin bagi warga masyarakat.
 Mengembangkan berbagai kegiatan warga yang bersifat positif.
6. Sikap simpati adalah suatu sikap yang ditujukan kepada seseorang sebagai suatu proses
di mana seseorang merasa tertarik pada perasaan pihak lain yang mendorong keinginan
untuk memahami dan bekerja sama dengan pihak lain tersebut.
7. Contoh sikap simpati yang dapat dikembangkan terhadap para pelaku penyimpangan
sosial:
a. Memberikan arahan berupa contoh-contoh dan dampak negatif dari perbuatan
menyimpang yang telah atau biasa dilakukan oleh pelaku penyimpangan tersebut.
b. Menggali informasi tentang bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh para pelaku
penyimpangan kemudian memberi motivasi agar mereka mau tergerak untuk
mengembangkan kemampuannya ke arah positif.
c. Tetap memberi kepercayaan kepada mereka yang telah dicap sebagi pelaku
pemyimpangan dengan cara ikut menyertakan mereka ke dalam kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan.
d. Turut serta dalam upaya menyadarkan pelaku penyimpangan yang berkaitan
dengan penyalahgunaan obat-obatan melalui pendirian pusat-pusat rehabilitasi
atau penyuluhan-penyuluhan tentang bahayanya.
8. 5 bentuk penanaman moral yang dapat dilakukan orang tua atau pengasuh anak agar
anak tidak melakukan penyimpangan:
a. Orang tua menunjukkan kasih sayang pada anak, tidak menceritakan bahwa
dirinya tidak diharapkan orang tua bahkan meninggalkannya, dan memanggil
namanya dengan sebutan yang berharga.
b. Orang tua menunjukkan kedekatan dengan anaknya.
c. Orang tua boleh mengkritik secara proporsional atau seimbang, jangan
menghukum dan mengolok-olok dan mengharapkan anak memiliki kemampuan
sebenarnya.
d. Orang tua menginginkan anaknya berakivitas secara proporsional bersama rekan-
rekan sebayanya.
e. Orang tua memberi contoh peraturan yang benar (sesuai dengan nilai dan norma)
pada anaknya.
9. Tindakan preventif:
a. Peningkatan kesejahteraan keluarga.
b. Perbaikan lingkungan, yaitu daerah slum atau kumuh dan kampung-kampung
miskin.
c. Mendirikan klinik bimbingan psikologi dan edukatif untuk memperbaiki tingkah
laku dan membantu remaja dari kesulitan.
d. Menyediakan tempat rekreasi yang sehat bagi anak dan remaja.
e. Membentuk lembaga kesehatan anak-anak.
f. Mendirikan panti asuhan.
g. Mengadakan lembaga reformatik untuk memberi latihan korektif, yang berfungsi
sebagai pengoreksian dan asistensi untuk hidup mandiri serta susila kepada anak-
anak dan para remaja yang membutuhkan.
h. Membuat badan supervisi dan pengontrol terhadap kegiatan anak delinkuen
(bersifat selalu melanggar aturan), disertai program yang korektif.
i. Mengadakan pengadilan anak.
j. Menyusun undang-undang khusus untuk kesejahteraan dan pelanggaran yang
dilakukan anak dan remaja.
k. Mendirikan sekolah bagi anak gembel (miskin).
l. Mengadakan rumah tahanan khusus untuk anak dan remaja.
m. Penanaman nilai norma yang kuat.
n. Memiliki kepribadian yang kuat dan teguh.
10. Tindakan kuratif
a. Menerapkan sanksi yang tegas.
b. Melakukan penyuluhan-penyuluhan.
c. Mendirikan pusat rehabilitasi.
11. Dewasa ini di berbagai aspek kehidupan sudah tidak mempermasalahkan perbedaan
gender laki-laki dan perempuan. Hampir semua pekerjaan yang dilakukan oleh laki-laki
dapat juga dikerjakan oleh seorang wanita.
12. Gender adalah perbedaan peran, fungsi, tugas, tanggung jawab, dan perilaku antar
lelaki dan perempuan. Sedangkan seks menunjukkan perbedaan pria dan wanita secara
fisik sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
13. Perbedaan gender dengan jenis kelamin

Gender Seks
Istilah buatan manusia. Ciptaan Tuhan.
Tidak bersifat kodrat. Bersifat kodrat.
Dapat berubah. Tidak dapat berubah.
Peran/fungsi masing-masing dapat Fungsi tidak dapat dipertukarkan.
dipertukarkan.
Bergantung pada waktu dan budaya Berlaku sepanjang zaman dan kapanpun.
setempat.
14. Kesimpulan
a. Istilah gender merujuk pada peran dan tugas sebagai pria dan wanita (sesuai jenis
kelamin).
b. Jenis kelamin/seks merupakan kondisi fisik pria dan wanita sebagai makhluk
ciptaan Tuhan.
15. Perbedaan gemeinschaft dengan gessellschaft

Gemeinschaft Gessellschaft
Merupakan paguyuban: sebuah sistem Merupakan patembayan: masyarakat
sosial yang kebanyakan jalinan tradisional digantikan oleh masyarakat
hubungannya lebih bersifat personal kontrak yang tidak mementingkan ikatan
(pribadi) atau tradisional dan seringkali atau hubungan pribadi.
memiliki kedua ciri tersebut.
Hubungan antar manusia dalam sistem Hubungan antar manusia dalam sistem
paguyuban tidak didasarkan oleh untung- patembayan ditentukan oleh proses tawar-
rugi atau mencari keuntungan, namun menawar yang kemudian dituangkan
lebih mementingkan ikatan pribadi. dalam suatu perjanjian tertulis.
Berlangsung pada masyarakat pedesaan Tersebar luas di daerah perkotaan, seperti
atau tradisional. kota-kota besar atau metropolitan yang
modern.
Bersifat personal dan penuh rasa Bersifat formal dan untung-rugi.
kekeluargaan.
16. Menurut Alan Page Fiske, karakteristik dari suatu hubungan sosial adalah dua orang
atau lebih yang saling berkoordinasi antara satu dengan yang lainnya di mana tindakan,
pengaruh, evaluasi, atau pikiran mereka saling melengkapi.
17. 5 hal yang menentukan status seseorang menurut Talcott Parsons yaitu:
a. Kriteria kelahiran (ras, kebangsawanan, jenis kelamin).
b. Kualitas atau mutu pribadi (umur, kearifan atau kebijaksanaan).
c. Prestasi (kesuksesan usaha, pangkat).
d. Pemilikan atau kekayaan (kekayaan harta benda).
e. Otoritas (kekuasaan dan wewenang: kemampuan untuk
menguasai/mempengaruhi orang lain sehingga orang itu mau bertindak sesuai
dengan yang diinginkan tanpa perlawanan).
18. Pranata sosial adalah sistem tata perilaku yang berpusat pada kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan khusus dalam hidup bermasyarakat.
19. Fungsi pranata sosial secara umum bagi masyarakat yaitu:
a. Memberi pedoman pada masyarakat tentang cara bertingkah laku.
b. Menjaga keutuhan masyarakat.
c. Memberi pegangan pada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian
sosial.
20. Ciri-ciri pranata sosial:
a. Pranata sosial memiliki simbol.
simbol tersebut bertujuan untuk memberi identitas pada masyarakat.
contoh: seragam, bendera negara, mata uang.
b. Usia pranata lebih panjang daripada usia orang yang membentuknya.
contoh: bahasa Indonesia sudah ada sejak zaman dahulu.
c. Pranata sosial mempunyai adat istiadat, nilai, dan norma sendiri.
contoh: pendidikan yang diberikan di sekolah sudah diatur dalam kurikulum;
pranata hukum memiliki pengadilan untuk menentukan hukuman.
d. Pranata sosial memiliki tata tertib.
contoh: dalam pranata keluarga, seorang anak harus menghormati orang yang
lebih tua.
e. Pranata sosial memiliki perlengkapannya sendiri.
contoh: pranata pendidikan memiliki gedung sekolah, guru, dan fasilitas
penunjang sendiri.
f. Pranata memiliki tujuan masing-masing.
contoh: pranata politik mengatur kekuasaan seseorang agar tidak sewenang-
wenang.
21. Fungsi pranata sosial dalam masyarakat:
a. Fungsi manifes (fungsi nyata): fungsi yang disadari dan menjadi harapan banyak
orang.
Contoh: pranata keluarga sebagai tempat sosialisasi dan proses internalisasi
seorang individu.
b. Fungsi laten (fungsi tersembunyi): fungsi yang tidak tampak dan tidak disadari
oleh masyarakat, tetapi ada dan tetap dilakukan.
Contoh: dalam pranata keluarga ada lembaga perkawinan yang menunjukkan
sahnya sebuah perkawinan sehingga anak mempunyai status yang jelas.
22. Tanpa adanya pranata sosial hubungan dalam masyarakat akan kacau dan tanpa aturan.
Contoh:
a. Dalam pranata politik diatur pemilihan pemimpin dalam pemilu/pilkada agar
tidak terjadi perebutan kekuasaan.
b. Dalam pranata pendidikan terdapat tata tertib yang harus dipatuhi siswa.
23. Gillin mengemukakan bahwa jika ditinjau dari beberapa segi, pranata sosial dapat
diklasifikasikan dalam beberapa tipe:
a. Dari sudut perkembangannya
 Crescive institutions: lembaga sosial yang tidak sengaja tumbuh dari adat
istiadat masyarakat, disebut juga pranata yang paling primer.
Contoh: pranata hak milik, perkawinan, dan agama.
 Enacted institutions: pranata sosial yang sengaja dibentuk untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.
Contoh: pranata utang-piutang, pranata pendidikan, dll. berakar pada
kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
b. Dari sudut sistem nilai yang diterima oleh masyarakat:
 Basic institutions: pranata sosial yang penting untuk memelihara dan
mempertahankan tata tertib di masyarakat.
Contoh: pranata keluarga, sekolah, dan negara.
 Subsidiary institutions: pranata sosial yang berkaitan dengan hal-hal yang
dianggap kurang penting oleh masyarakat.
Contoh: pranata yang mengatur kegiatan-kegiatan untuk rekreasi.
c. Dari sudut fungsinya:
 Operative institutions: pranata sosial yang berfungsi menghimpun pola-pola
atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan dari masyarakat yang
bersangkutan.
Contoh: pranata industri.
 Regulative institutions: lembaga sosial yang bertujuan untuk mengawasi
adat istiadat atau tata kelakuan yang ada dalam masyarakat.
Contoh: pranata-pranata hukum seperti kejaksaan, pengadilan, dan
sebagainya.
d. Dari sudut penerimaan masyarakat:
 Approved/social sanctioned institutions: pranata sosial yang diterima oleh
masyarakat.
Contoh: pranata pendidikan, agama, dan sebagainya.
 Unsanctioned institutions: pranata sosial yang ditolak oleh masyarakat.
Contoh: mafia, kelompok kejahatan, dan sebagainya.
e. Dari sudut factor penyebarannya:
 General institutions: pranata sosial yang dikenal oleh hampir seluruh
masyarakat dunia.
Contoh: pranata agama.
 Restricted institutions: pranata sosial yang kurang dikenal atau hanya dianut
oleh masyarakat tertentu saja.
Contoh: aliran kepercayaan, pranata perkawinan sejenis, dan sebagainya.
24. Keluarga: satuan sosial yang paling dasar (primer) dan terkecil di dalam masyarakat.
25. Berdasarkan anggotanya, keluarga digolongkan menjadi:
a. Keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anaknya
yang belum kawin. Disebut juga keluarga batih.
b. Keluarga luas (extended family) yaitu keluarga yang anggotanya lebih dari
keluarga inti karena kaum kerabat lain juga tinggal bersama keluarga inti.
26. Burges dan Locke mengemukakan ada empat ciri pranata keluarga:
a. Keluarga adalah unit sosial yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah, atau
adopsi.
b. Anggota keluarga hidup bersama di bawah satu atap yang merupakan rumah
tangga atau household.
c. Keluarga merupakan satuan sosial yang berinteraksi dan berkomunikasi sehingga
menciptakan peranan sosial.
d. Keluarga adalah pemelihara suatu kebudayaan bersama, bahkan suatu keluarga
dapat memiliki kebudayaan sendiri sehingga menjadi suatu ciri khas yang dapat
membedakannya dari keluarga lain.
27. Pranata keluarga memiliki fungsi:
a. Untuk melanjutkan keturunan (fungsi reproduksi).
b. Penanggung jawab dalam hal pemeliharaan dan pengasuhan anak serta
penanaman nilai dan norma sosial (fungsi sosialisasi).
c. Perawatan bagi anggota yang sakit atau yang mengalami musibah (fungsi
proteksi).
d. Pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, dan beberapa kebutuhan material yang
lain (fungsi ekonomi).
e. Mengawasi anggota keluarga supaya tidak berperilaku menyimpang (fungsi
kontrol).
f. Memberi kasih sayang (fungsi afeksi).

You might also like