You are on page 1of 10

Evaluasi Kekuatan Tekan Beton-Cetak Berlubang

untuk Bahan Material Pembentuk Jalan


On Evaluation of the Compressive Strength of Hollow Paving Block
for Road-Making Materials
oleh :
Mudji Wahyudi, Joedono
Dosen Fakultas Teknik Universitas Mataram

ABSTRAK

Selain berbentuk pejal, beton-cetak berlubang (hollow paving block) merupakan


alternative bentuk lain untuk bahan perkerasan jalan. Salah satu keuntungan pemakaian
jenis beton-cetak ini adalah tidak mengganggu keseimbangan air tanah karena air hujan
masih dapat meresap ke dalam tanah. Akan tetapi keberadaan lubang pada beton-cetak
mengakibatkan perlemahan kekuatan bahan tersebut terhadap beban. Oleh sebab itu,
penelitian pengaruh keberadaan lubang terhadap sifat kuat-tekan bahan material tersebut
dilakukan di laboratorium struktur Fakultas Teknik Universitas Mataram.
Menggunakan metode Desain Blok Acak Lengkap, beberapa variabel penelitian
yang diamati meliputi variabel bebas, antara lain: 3 (tiga) buah dimensi beton-cetak, 3
(tiga) buah jenis campuran, dan variabel tidak bebas berupa kekuatan tekan beton-cetak
Bahan material yang digunakan terdiri dari bahan semen (Tiga Roda), pasir dari sungai
Babak, dan air bersih (lokal). Replikasi benda uji dibuat sebanyak 3 (tiga) buah untuk
validasi penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat-tekan beton-cetak berlubang menurun
seiring dengan berkurangnya kepadatan beton-cetak tersebut. Selain itu, penurunan kuat-
tekan beton-cetak tersebut berbanding lurus dengan penurunan rasio campuran pasta
antara bahan semen dengan pasir.

Kata kunci : Paving block, berlubang, kekuatan.

ABSTRACT

Instead of a solid shape of paving block, alternatively, a hollow paving block can
also be used. One of the advantages using such a material is to keep stable a ground water
balance since rainfall thoroughly soaks to the ground. The presence of hollow, however,
could reduce the compressive strength of the paving block. For this, a laboratory research
was set up at the laboratory of structure of Faculty Engineering, Mataram University to
investigate the major influence of the presence of hollow on its compressive strength
behaviour of the pavings.

Using a Randomized Complete Block Design method, research variables cover


3(three) dimensions of paving blocks (i.e.: 10 x 20 x 6 cm3, 10 x 20 x 8 cm3, and 10 x 20 x
10 cm3) and 3(three) concrete mixes (i.e.: 1 cement:8 sands, 1 cement:3 sands, and 1
cement:5 sands), as well as the compressice strength of the pavings. Materials used are
Tiga Roda cement as cementious material, sands taken from Babak river, and locally pure
water. Three replicated samples were produced in the laboratory due to validation of the
research.
The laboratory results show that the compressive strength of hollow paving blocks
decreases with a decrease of the paving’s density. An obvious trend is also found that a
decrease in the ratio of cement and sands was followed by a decrease of the compression
strength of the hollow paving blocks.

Keywords : hollow, paving block, and compressive strength.

PENDAHULUAN

Beton-cetak (paving block) adalah suatu bahan bangunan yang dibuat dari
campuran semen atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air, dan agregat dengan / tanpa
bahan tambahan lain. Jumlah kandungan agregat dan jumlah semen per m 3 campuran
beton sangat mempengaruhi nilai kuat tekan beton-cetak (Mindes dan Young, 1981). Jika
faktor air semen sama, semakin banyak kandungan semen pada campuran pasta beton
mengakibatkan kekuatan tekan yang lebih rendah. Hal ini disebabkan semakin banyaknya
air yang dibutuhkan sehingga terbentuk rongga pori yang berlebihan didalam beton-cetak
setelah terjadi penguapan air.
Yasin (1990) menyatakan bahwa beton-cetak dapat berfungsi sebagai pengendali
kecepatan lalu-lintas. Celah-celah diantara elemen-elemen beton-cetak yang dipasang
menyebabkan permukaan jalan beton-cetak tidak sehalus permukaan jalan aspal. Sebagai
dampak negatif celah-celah diatas, maka tingkat kenyamanan jalan menjadi lebih rendah
jika dibandingkan dengan perkerasan jalan aspal. Kondisi tersebut justru yang
dimanfaatkan untuk mengurangi kecepatan arus lalu-lintas yang lewat.
Penggunaan beton-cetak di Mataram, Nusa Tenggara Barat masih terbatas pada
trotoar jalan raya maupun tempat-tempat parkir, padahal aplikasi bahan material tersebut
ternyata sangat luas. Sudah tentu, pengalaman lokal maupun keberhasilan pembangunan
beton-cetak pada konstruksi yang lain akan berperan lebih banyak dan mempengaruhi
pengaplikasian material tersebut.
Produksi secara masal beton-cetak di Mataram hanya menggunakan bahan baku
pasir dan semen. Dengan meningkatnya kebutuhan beton-cetak sebagai bahan material
alternatif untuk perkerasan jalan, tuntutan kualitas beton-cetak yang memenuhi kriteria
kuat-tekan (20 MPa s/d 60 Mpa) untuk lapis perkerasan semakin terlihat nyata. Untuk itu,
komposisi perbandingan (rasio) antara semen dengan pasir yang optimal merupakan
kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi supaya beton-cetak yang berkualitas prima serta
memenuhi desain kriteria dapat diproduksi secara masal.
Penelitian terdahulu (Joedono, 1996) menunjukkan variabilitas kuat-tekan beton-
cetak pejal (berukuran 10 x 20 x 6 cm3) di Mataram. Kuat-tekan maksimum sebesar
12,60 MPa diperoleh pada beton-cetak dengan campuran 1 semen : 3 pasir, sedangkan
kuat-tekan minimum sebesar 1,84 MPa diperoleh pada campuran 1 semen : 8 pasir. Hasil
tersebut diperoleh dari pengujian tekan benda uji beton-cetak pejal yang diambil secara
acak, dan proses pembuatannya dilakukan secara manual yang dipadatkan dengan cara
dipukul-pukul. Untuk campuran pasta beton dengan jumlah pasir > 8 bagian, nilai kuat-
tekan pada dial gauge mesin uji belum terbaca benda uji sudah hancur terlebih dahulu. Hal
ini terjadi karena beban yang mampu ditahan oleh beton-cetak terlalu kecil. Jadi secara
keseluruhan, hasil evaluasi beton-cetak pejal di Mataram memperlihatkan nilai kuat-tekan
yang tidak memenuhi prasyarat untuk lapis perkerasan jalan.
Beton-cetak berlubang (hollow paving block) adalah jenis beton-cetak yang lain,
selain beton-cetak pejal. Keberadaan lubang pada beton-cetak tersebut diharapkan dapat
memberikan nilai lebih pada tampilan artistik beton-cetak karena pada lubang tersebut
dapat diselingi dengan tanaman rumput hias. Selain itu, pemberian lubang tersebut juga
dapat mengurangi bahan yang digunakan untuk pembuatan beton-cetak namun dengan
tetap dapat menjaga persyaratan mutu. Keuntungan lainnya adalah air hujan tetap dapat
meresap ke dalam tanah, sehingga keseimbangan air tanah tidak terganggu. Namun,
permasalahan yang muncul adalah keberadaan lubang pada beton-cetak akan mengurangi
kekuatan (kuat-tekan) dari bahan material tersebut.
Untuk itu, informasi lebih lanjut tentang pengaruh keberadaan lubang terhadap
kuat-tekan beton-cetak tersebut sangat diperlukan. Selanjutnya, muncul pertanyaan
seberapa jauh beton-cetak berlubang masih mampu menahan beban dan mempunyai
kekuatan yang sesuai dengan prasyarat bahan material untuk lapis perkerasan jalan ?
Pertanyaan lain yang muncul sekaitan dengan pemakaian beton-cetak berlubang adalah
berapa ketebalan efektif dari dinding lubang maupun tinggi/tebal beton-cetaknya sendiri ?
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penelitian beton-cetak berlubang dengan
berbagai variasi ketebalan ini dilakukan, dan sekaligus dimaksudkan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang muncul sekaitan dengan penggunaan bahan alternatif untuk
perkerasan jalan. Penelitian awal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi informasi
yang dibutuhkan untuk perluasan / peningkatan variasi produk industri beton-cetak yang
ada di Mataram. Untuk mengurangi bias penelitian dan memudahkan pelaksanaan, maka
penelitian laboratorium ini, untuk sementara, dibatasi hanya untuk beton-cetak berlubang
dengan bentuk persegi. Hal ini mempertimbangkan bahwa dengan bentuk-bentuk beton-
cetak yang lain, peneliti akan kesulitan membuat ketebalan dinding lubang yang seragam.

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh keberadaan lubang terhadap


nilai kuat-tekan beton-cetak, dan memperoleh informasi awal ketebalan dinding lubang
maupun tinggi ideal dari beton-cetak. Selain itu, tujuan penelitian ini juga untuk
memperoleh luaran desain produk yang diharapkan bernilai tambah untuk peningkatan
produktivitas dan variasi produk yang dihasilkan oleh industri bahan bangunan. Nilai
tambah dari beton-cetak berlubang adalah merupakan produk yang ramah lingkungan.
Selain artistik, dan mudah meresapkan air hujan ke dalam tanah, beton-cetak berlubang
diharapkan pula dapat memberikan alternatif variasi tampak arsitektur yang menarik.

METODE PENELITIAN

Menggunakan metode Desain Blok Acak Lengkap, beberapa variabel penelitian


yang diamati meliputi variabel bebas, antara lain: 3 (tiga) buah dimensi paving block, 3
(tiga) jenis campuran, sedangkan variabel tidak bebas berupa nilai kuat-tekan beton-cetak.
Bahan material yang digunakan terdiri dari bahan semen type 1 (Tiga Roda), pasir dari
sungai Babak, dan air bersih diambil dari sumur yang ada di Laboratorium Fakultas
Teknik Universitas Mataram.
Untuk melaksanakan kegiatan penelitian ini, beberapa peralatan pendukung yang
digunakan terdiri dari: timbangan dengan ketelitian 5 gram, bak air, gelas ukur, cetakan
beton-cetak, dan mesin uji untuk pengujian kuat-tekan beton.
Beberapa dimensi cetakan yang digunakan adalah sebagai berikut:
 10 x 20 x 6 cm3 tanpa dan dengan lubang.
 10 x 20 x 8 cm3 tanpa dan dengan lubang.
 10 x 20 x 10 cm3 tanpa dan dengan lubang.
Dalam proses pembuatan benda uji, salah satu komposisi campuran yang dipakai
merupakan proporsi yang umum digunakan oleh industri bahan bangunan di Mataram,
yaitu campuran dengan proporsi 1 bagian semen : 8 bagian pasir. Selain rasio campuran
tersebut, rasio campuran pasta beton ditingkatkan dengan komposisi berikut: 1 semen : 5
pasir dan 1 semen : 3 pasir. Pengadukan pasta beton dilakukan secara manual sampai
diperoleh campuran yang merata, dan air (dengan volume yang sama) ditambahkan agar
campuran beton tersebut mudah untuk dibentuk / dicetak.
Replikasi benda uji dari masing-masing proporsi campuran dibuat sebanyak 3
buah. Setelah benda uji berumur satu hari dilakukan perawatan (curing) dengan
menggunakan karung basah dan penyiraman.
Sebagaimana lazimnya suatu kegiatan penelitian, analisis pendekatan statistik
Desain Blok Acak Lengkap digunakan untuk mengevaluasi variabilitas kepadatan benda
uji maupun pengaruh utama masing-masing variabel penelitian. Selanjutnya, sifat
volumetrik beton-cetak disajikan dalam bentuk Tabel maupun Gambar untuk
memperlihatkan pengaruh, hubungan, maupun karakteristik dari masing-masing variabel
yang diamati.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengukuran berat jenis keseluruhan benda uji beton-cetak (baik jenis pejal
maupun berlubang) disajikan pada Tabel 1. Tabel ini memperlihatkan bahwa secara umum
terdapat kecenderungan penurunan nilai berat jenis beton-cetak yang berbanding lurus
dengan peningkatan ketebalan benda uji. Walaupun demikian, evaluasi lebih lanjut
menunjukkan bahwa terjadi ke-tidak konsisten-an dalam proses pembuatan benda uji,
misalnya, seperti terlihat pada campuran 1 potland semen (pc) : 8 pasir.

Tabel 1 Hasil pengukuran laboratorium berat jenis beton-cetak


No. Campuran Dimensi pejal rongga 1 rongga 2
Pasta Beton Beton-cetak (tebal dinding 3 cm) (tebal dinding 2 cm)
(cm) (ton/m3) (ton/m3) (ton/m3)
1 1pc:8psr 20:10: 6 2.00 1.50 1.19
2 20:10: 8 1.95 1.44 1.44
3 20:10:10 1.93 1.42 1.41
4 1pc:5 psr 20:10: 6 2.08 1.47 1.19
5 20:10: 8 2.07 1.44 1.14
6 20:10:10 2.00 1.43 1.13
7 1pc:3psr 20:10: 6 2.22 1.56 1.36
8 20:10: 8 2.19 1.48 1.25
9 20:10:10 2.15 1.47 1.23

Pengujian terhadap nilai kuat-tekan beton-cetak dari masing-masing benda uji


memperlihatkan kecenderungan yang sama dengan penurunan pada berat jenis beton-
cetak, sebagaimana tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2 Hasil pengujian Kuat-tekan beton-cetak


No. Campuran Dimensi pejal rongga 1 rongga 2
Pasta Beton beton-cetak (tebal dinding 3 cm) (tebal dinding 2 cm)
(cm) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2)
1 1pc:8psr 20:10: 6 7.49 2.50 2.51
2 20:10: 8 5.22 1.50 2.98
3 20:10:10 4.31 1.30 2.98
4 1pc:5 psr 20:10: 6 18.85 2.04 2.51
5 20:10: 8 14.13 1.97 2.20
6 20:10:10 13.51 1.93 1.57
7 1pc:3psr 20:10: 6 20.19 5.44 8.17
8 20:10: 8 15.31 5.10 4.08
9 20:10:10 14.97 2.72 2.36

Analisa variansi hasil pengujian kuat-tekan tersebut diatas disajikan pada Tabel 3.
Pustaka (Sudjana, 1991) menunjukkan bahwa untuk variasi jenis beton-cetak, hasil Fhitung =
3.788 > F(0,05:8,16) = 2.59, sedangkan untuk variasi komposisi campuran beton, F hitung =
13.676 > F(0,05:2,16) = 3.63. Oleh sebab itu, hipotesis tidak terdapat perbedaan
perlakuan akibat variasi jenis beton-cetak maupun variasi komposisi campuran ditolak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi jenis beton-cetak berpengaruh terhadap nilai
kuat-tekan benda uji tersebut secara nyata, walaupun pengaruhnya relatif agak kurang
dominan dibandingkan dengan pengaruh akibat perlakuan variasi campuran pasta beton.

Tabel 3 ANOVA Hasil pengujian Kuat-tekan Beton-cetak


Source of Variation SS df MS F P-value F crit
Paving’s shape 439.91 8 54.99 3.788 0.0112 2.591
Mix composition 397.10 2 198.55 13.676 0.0003 3.634
Error 232.29 16 14.52

Total 1069.3 26

Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, Gambar 1 memperlihatkan bahwa


Kuat-tekan (Kg/cm2)

25
20
15
10
5
0
4 6 8 10 12

Ketebalan (cm)

1pc : 8psr 1pc : 5psr 1pc : 3psr


proporsi campuran pasta beton secara dominan mempengaruhi kekuatan tekan beton cetak
pejal. Nilai kuat-tekan benda uji tersebut meningkat seiring dengan bertambah besarnya
rasio (angka perbandingan) campuran antara bahan semen dengan jumlah bagian bahan
pasir. Kecenderungan yang sama terlihat pula untuk jenis beton-cetak berlubang,
sebagaimana tersaji pada Tabel 2.

Gambar 1 Pengaruh komposisi campuran pasta beton terhadap


nilai kuat-tekan beton-cetak pejal

Peningkatan rasio campuran beton dari semula 1pc : 8psr menjadi 1pc : 5psr, dan
1pc : 3psr dapat meningkatkan nilai kuat-tekan beton + 270 % (18.85 MPa), dan + 300%
(20.19 Mpa) dari nilai kuat-tekan benda uji tersebut (7.49 Mpa). Namun demikian,
peningkatan kekuatan tekan tersebut menurun seiring dengan bertambah tingginya
dimensi (ketebalan) beton-cetak pejal. Hal ini akan dibahas lebih lanjut pada topik
bahasan pengaruh kepadatan terhadap nilai kuat-tekan benda uji.
Gambar 2 menunjukkan bahwa lubang pada beton-cetak (campuran 1pc : 3psr),
secara nyata, memperlemah kekuatan tekan beton-cetak tersebut. Keberadaan rongga 1
(tebal dinding = 3 cm) menurunkan nilai kuat-tekan beton-cetak sekitar 70%, sedangkan
rongga 2 (tebal dinding = 2 cm) mengakibatkan kuat-tekan beton-cetak turun + 60%. Pada
pengamatan laboratorium ini, secara umum, terlihat bahwa rerata penurunan + 65% dari
nilai kuat-tekan beton-cetak pejal terjadi akibat pengurangan luas tekan (keberadaan
lubang) pada benda uji tersebut.

25
Kuat-tekan (Kg/cm2)

20
15
10
5
0
4 6 8 10 12
Ketebalan (cm)

pejal rongga 1 rongga 2

Gambar 2 Pengaruh keberadaan rongga terhadap nilai kuat-tekan


Beton-cetak dengan komposisi campuran 1 pc : 3 psr

Kecenderungan yang sama teramati pula pada benda uji beton-cetak dengan jenis
maupun campuran yang lain (lihat Tabel 1 dan 2). Untuk itu, dengan mempertimbangkan
tingginya rerata penurunan kuat-tekan beton-cetak berlubang, maka penentuan dimensi
lubang yang efektif dan efisien sangat membutuhkan penelitian lebih lanjut serta perhatian
yang khusus. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh kejelasan informasi bahwa bahan
alternatif pembentuk perkerasan jalan tersebut terbukti layak atau tidak guna
direkomendasikan kepada penggguna maupun pasar bahan bangunan.
Kepadatan beton-cetak, yang dapat diukur dengan berat jenis beton-cetak, terlihat
secara jelas berkorelasi langsung dengan nilai kuat-tekan benda uji tersebut, seperti tersaji
pada Gambar 3. Selanjutnya, informasi lebih detail (berupa hasil pengukuran) dapat
dilihat pula pada Tabel 1 dan 2.

2.2
Berat Jenis (T/m3)

1.9

1.6

1.3

1.0
0.0 3.0 6.0 9.0 12.0 15.0 18.0 21.0

Kuat-tekan (Kg/cm2)

pejal-1:8 pejal-1:5 pejal-1:3


rongga1-1:8 rongga1-1:5 rongga1-1:3
rongga2-1:8 rongga2-1:5 rongga2-1:3

Gambar 3 Pengaruh kepadatan terhadap nilai kuat-tekan beton-cetak

Gambar diatas memperlihatkan bahwa nilai kuat-tekan beton-cetak baik yang pejal
maupun berlubang cenderung turun seiring dengan menurunnya kepadatan benda uji
tersebut. Tabel 4 menyajikan hasil analisis variansi dari pengukuran kepadatan beton-
cetak tersebut, sebagai berikut:
Tabel 4 ANOVA hasil pengukuran laboratorium berat-jenis beton-cetak
Source of Variation SS df MS F P-value F crit
Paving's shape 3.1599 8 0.3950 45.1372 0.0000 2.5911
Mix proportion 0.0510 2 0.0255 2.9131 0.0834 3.6337
Error 0.1400 16 0.0088

Total 3.3509 26

Analog dengan bahasan pengaruh variabel penelitian terhadap kuat-tekan beton-


cetak, Tabel 4 menunjukkan bahwa pengaruh proporsi campuran beton tidak signifikan
terhadap kepadatan benda uji, Fhitung =2.9131 < F(0,05:2,16) = 3.63. Akan tetapi, bentuk
beton-cetak (termasuk proses pembuatan benda uji) sangat signifikan mempengaruhi nilai
berat jenis benda uji. Hal ini terlihat dari penolakan hipotesis nol, karena F hitung =45.1372
> F(0,05:8,16) = 2.59.
Sebagaimana telah disebut sebelumnya, ke-tidak konsisten-an pembuatan benda uji
mengakibatkan variabilitas berat jenis (kepadatan) beton-cetak yang relatif tinggi. Dalam
hal ini, sifat individu pembuat beton-cetak sangat berpengaruh terhadap karakteristik
volumetrik benda uji tersebut, apalagi jika pencetakan benda uji dilakukan secara manual
(dipukul-pukul supaya padat dalam cetakan). Dengan demikian, kontinyuitas kepadatan
beton-cetak sangat sulit dijaga mengingat luaran produk tersebut sangat dipengaruhi oleh
alat pemukul, jumlah pukulan, kekuatan pukulan, dan lain-lain.
Untuk itu, desain inovatif alat pembuat beton-cetak yang murah, terjangkau oleh
industri kecil bahan bangunan, dapat berproduksi banyak (masal), dan mampu menjaga
kontinyuitas mutu produk, memerlukan penelitian kaji-tindak dan sangat diharapkan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan tentang beton-cetak yang dilakukan di
laboratorium Fakultas Teknik Unram ini, maka beberapa kesimpulan dapat disajikan
sebagai berikut:
 Penurunan berat jenis (kepadatan) beton-cetak (yang pembuatannya secara manual)
cenderung berbanding lurus dengan peningkatan ketebalan beton-cetak tersebut.
 Kuat-tekan beton-cetak secara signifikan dipengaruhi oleh proporsi bahan campuran
pembentuk pasta beton, dan selanjutnya diikuti oleh pengaruh bentuk beton-cetak.
 Kenaikan rasio (angka perbandingan) bahan campuran pasta beton dari 1pc : 8psr ke
1pc : 5psr meningkatkan kekuatan tekan beton-cetak sebesar 270 %, sedangkan
kenaikan rasio campuran dari 1pc : 8psr ke 1pc : 3psr memperbesar nilai kuat-tekan
beton-cetak sebesar 300 %.
 Keberadaan lubang pada beton-cetak memperlemah kuat-tekan beton-cetak sebesar +
65 %.
 Kuat-tekan beton-cetak menurun seiring dengan berkurangnya berat jenis (kepadatan)
benda uji beton-cetak.
Saran
Berdasarkan penelitian ini, maka dibutuhkan penelitian lanjutan tentang pengaruh
proses ke-tidak konsisten-an pembuatan benda uji, dimensi efektif lubang, dan
pengembangan alat pencetak beton-cetak yang mampu menjaga kontinyuitas mutu produk.

DAFTAR PUSTAKA

Joedono dan Akmaludin, 1996, Studi kekuatan bahan paving block di kota Mataram untuk
bahan perkerasan jalan, DPP/SPP 1995/ 1996, UNRAM, Mataram.
Mindess, S., and Young, J.F., 1981, Concrete, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, New
York.
Murdock, L. J. & Brook, K. M., (Alih Bahasa Hendarko), 1991, Bahan dan Praktek Beton,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Neville, A. M. & Brook, K. M., 1975, Concrete Technology, Longman Essex, England.
Shackel, B., 1990, Design and Construction of Interlocking Concrete Block Pavement,
Elsevier Applied Science, London, England.
Sudjana, 1991, Desain dan Analisis Eksperimen, Edisi III, Tarsito, Bandung.
Sumarwoto, O., 1992, Analisis Dampak Lingkungan, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
Yasin, H., 1990, Interlocking Block Sebagai Bahan Perkerasan Jalan Jakarta- Cikampek
Khususnya di daerah Perkotaan, PT. Conbloc Indonesia, Jakarta.

You might also like