Eva Rifa’atul Mahmudah Muhammad Iqbal Pengertian Islam & Modernisme
• Modern = “terbaru” atau “mutakhir”
• Modernisme : suatu paham dimana melakukan usaha-usaha pembaharuan menurut perkembangan IPTEK yang mampu melahirkan kemajuan-kemajuan, baik dibidang politik, soisal, budaya, dll. Sejarah Modernisme Modernisme dalam Islam lahir terbagi menjadi 3 periode, yaitu : 1. Periode klasik (650-1250M) Diawali dari lahirnya Islam hingga jatuhnya Baghdad ke tangan Hulagu. Pada zaman inilah dunia Islam berada pada masa kejayaanya dimana peradaban Islam sangat berpengaruh terhadap peradaban Barat 2. Periode Pertengahan (1250-1800M) Diawali dari jatuhnya Baghdad hingga kesadaran umat Islam akan kemundurannya. Pintu ijtihad maka pemikiran menjadi mati dan umat Islam diikat oleh tradisionalisme.
3. Periode Modern (1800- sekarang)
Para pemuka Islam berkeinginan untuk memperbaiki kedudukan dengan belajar ke bangsa Barat dan memodernkan Dunia Islam. • Gerakan modernisme Islam pada abad ke-19 dipelopori oleh Sayyid Jamaluddin al-Afghani (1839-1897) dengan muridnya Syaikh Muhammad Abduh (1849-1905). • Dimana pun mereka tinggal, Jamaluddin dan Abduh senantiasa mengumandangkan ide-ide pembaharuan dan modernisasi Islam. • Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935) menerbitkan majalah Al-Manar di Mesir. Majalah ini yang secara kongkrit menjabarkan ide-ide Jamaluddin al- SEJARAH PERKEMBANGAN MODERNISME ISLAM DI INDONESIA • Menjelang akhir abad ke-19, seorang putra Minangkabau, Syaikh Ahmad Khatib al-Jawi al-Minankabawi (1840–1916) menjadi imam Masjid al-Haram di Makkah. • Ahmad Dahlan (1868–1923) dan Asy`ari (1871–1947), dan Syaikh Muhammad Tahir Jalaluddin (1869–1957) adalah muridnya. • Meskipun memegang teguh mazhab Syafi`i, Syaikh Ahmad Khatib tidaklah melarang para muridnya mempelajari ide-ide pembaharuan dari Jamaluddin, Abduh, dan Rasyid Ridha. • Syaikh Muhammad Tahir Jalaluddin kuliah di Universitas Al-Azhar di Kairo dan menjadi sahabat akrab Rasyid Ridha. Ketika Rasyid Ridha menerbitkan Al- Manar, dia ikut menyumbangkan artikelnya dan juga menerbitkannya di kawasan Asia Tenggara terutama Indonesia. • Di Indonesia, khususnya di Sumatera dan Jawa, artikel-artikel Al-Manar mengeritik praktek-praktek keagamaan yang tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi serta menganjurkan umat Islam menata metode dan sarana pendidikan. Kriteria Modernisme
1. Adanya daya pendukung berupa teknologi canggih
dan semangat keilmuwan. 2. Pandangan hidup yang rasional. 3. Pendekatan sekuler dalam hubungan sosial. 4. Semangat berkeadilan dalam urusan publik 5. Terselenggaranya pemerintahan dalam bentuk bangsa. Sikap Islam Terhadap Modernisme • DR. Yusuf al-Qaradhawi dalam bukunya al- Muslimin wal ‘Aulamah kaum muslimin terbagi dalam tiga kelompok, yaitu: 1) Menerima ide barat secara mutlak, 2) Menolak sama sekali ide barat, 3) Menerima secara selektif. • Syaikh Taqiyuddin An Nabhani dalam kitab Nidzamul Islam menyikapi modernisme dengan cara menyaring, yaitu mengkategorikan modernisasi menjadi hadharah dan madaniyah. 1)Hadharah, yang sering banyak orang artikan sebagai peradaban, beliau definisikan dengan sekumpulan mafahim (pemahaman/pemikiran /hukum) tentang kehidupan. 2)Madaniyah didefinisikan sebagai bentuk-bentuk materiil berupa benda-benda hasil karya manusia yang digunakan dalam kehidupannya. Gerakan Modernisasi Islam 1. Muhammadiyah Muhammadiyah merupakan gerakan modernisme Islam yang mempunyai dampak paling luas di Indonesia. Pendiri Muhammadiyah yaitu Kyai Haji Ahmad Dahlan berusaha memurnikan ajaran Islam dari apa yang disebutnya T.B.C. (tachajoel, bid`ah, choerafat). Usaha-usaha yang dilakukan Muhammadiyah, antara lain: a) Mempelopori penentuan arah kiblat secara eksak; b)Penggunaan metode hisab untuk menentukan awal dan akhir puasa Ramadhan; c) Pengumpulan dan pembagian zakat fitrah dan daging kurban kepada fakir miskin; d)Pemberian khutbah dalam bahasa yang dipahami jemaah; e) Pelaksanaan shalat Jum`at dan tarawih yang sesuai dengan cara Nabi; f) Penyederhanaan upacara kelahiran, khitanan, perkawinan, dan pengurusan jenazah. 2. Persatuan Islam Persatuan Islam (Persis) yang didirikan di Bandung tanggal 17 September 1923 (5 Safar 1342) oleh ulama asal Palembang, Kyai Haji Zamzam (1894–1952). Persatuan Islam mengutamakan dakwah lisan dan tulisan, seperti memperbanyak tabligh, menerbitkan buku dan majalah, menyelenggarakan debat publik, dan berpolemik di media massa. 3. Kaum Tradisionalis Kaum tradisionalis di Indonesia juga terstimulasi untuk membentuk organisasi. a)Tahun 1917 K.H. Abdul Halim di Majalengka mendirikan Persyarikatan Ulama (sejak 1952 bernama Persatuan Umat Islam atau PUI), b)Tanggal 31 Januari 1926 (17 Rajab 1344) di Surabaya lahir Nahdlatul- `Ulama (NU) yang didirikan K.H. Hasyim Asy`ari, c)Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) di Minangkabau pada tanggal 5 Mei 1928 (15 Dzulqa`dah 1346), d)Jam`iyyah al-Washliyyah di Medan pada tanggal 30 November 1930 (9 Rajab 1349).