You are on page 1of 10

Khutbah Jum’at

Posted on February 24, 2008 by It's Me

Topik kali ini adalah keberkahan.

Bangsa Indonesia merupakan penduduk dg jumlah yg cukup banyak, kekayaan


melimpah, tapi masih banyak rakyatnya yg tidak mampu menutupi hajat hidupnya (hidup
miskin).

Sebuah teori mengenai kaya, dilontarkan Robert T Kiyosaki, yakni orang kaya =
memiliki harta sebanyak-banyaknya.

Banyak sekali orang kaya, tapi hartanya tidak berkah. Uangnya banyak tapi di satu waktu
tertentu, tiba-tiba dia memiliki banyak hutang. Ini artinya hartanya tidak berkah. Namun,
ada orang yg gajinya/hartanya tidak banyak, tapi dia bisa sekolahkan anaknya hingga
lulus kuliah, bisa naik haji, dst dst. Inilah harta yg, insya ALLOH, berkah.

Sudah seharusnya kaum muslim menganggap kerja sebagai sarana ibadah (mencari
kebahagiaan dunia dan akhirat), tidak hanya sebagai sarana untuk mencari harta semata.
Perbanyak kebajikan dalam bekerja, agar harta yg didapat = harta yg berkah.

Harta yg berkah = harta yg didapat tidak hanya dinikmati sendiri tapi juga berbagi dengan
orang lain. Dengan kata lain, ada nilai plus kebijakan dalam penggunaan harta.

Faktor-faktor berkah:
- Tidak memakan harta orang lain
- Harta digunakan untuk keperluan/kegiatan yg tidak melanggar perintah ALLOH SWT

Hakekat berkah:
- Merdeka secara rohani. Siap mental dan spiritual, bahwa ALLOH SWT yang memberi
rejeki.
- Merdeka secara fisik. Kebutuhan dasar sudah terpenuhi
PENYAKIT

Mari kita baca beberapa phenomena di sekeliling kita semoga jangan menjadi bahan
ungkapan keluhan tanpa solusi, tapi justru, sebagaimana dokter, menganalisa penyakit
agar tahu apa sebabnya dan apa obatnya dan itulah inti terdalam manfaat dari " membaca
".
Apa saja penyakit masyarakat yang kini terbaca oleh kita ?
1.Banyak percekcokan antar madzhab yang terkadang dibeberapa tempat sampai tumpah
darah bukan cuma caci maki .
2.Banyak kelompok merasa paling benar bahkan paling suci sendiri. Ada anekdot orang
ketabrak yang lama ditolong karena musyawarah dulu ” ikhwan apa bukan ?”.
3.Banyak yang terkejut melihat "sesuatu yang baru" lalu bingung antara ikut atau
menolak.
4.Kalau menerima sesuatu sering langsung menelan tanpa dikunyah dulu, tanpa IQRA
atau mengkaji hingga ke dalam dulu sehingga timbul fanatik buta dan berbuat sesuatu
tanpa dasar yang kuat ibarat bangunan fondasinya rapuh.
5.Kalau menolak sesuatu pun juga membabi buta tanpa IQRA atau mengkaji sampai
dalam, sehingga cenderung mudah menjadi hakim dadakan yang langsung memvonis
bid'ah dan sesat.
6.Umat kita saat ini menjadi kacung umat lain karena banyak yang gaptek ( gagap
teknologi ).Sumber Daya Alam banyak dikuasai umat lain karena kebodohan dalam Ilmu
Pengetahuan berawal dari salah mendidik generasi, kalo udah bisa cari duit tak perlu
sekolah tinggi-tinggi ! Dalam surat arrahman diceritakan bahwa jika ada 2 pertemuan laut
( laut continental ) maka disana ada perrmata dan berlian. Tapi karena umat tidak IQRA
maka barang tambang itu diambil orang kafir!
7. Umat Islam dulu tidak membeda dan memilah-milah mana urusan dunia mana urusan
akherat, mana ilmu dunia mana ilmu agama. Umat Islam sekarang telah termakan ajaran
ulama palsu dari Belanda; Snouk HourGronye yang menggali Islam untuk
menghancurkan dari dalam, sehingga kita jadi sekuler. Ada yang ngurusi dunia melulu
ada yang ngurusi akherat saja ! Tidak faham makna SHOLEH yang sesungguhnya!
8. Ulama dulu, usai tahajud dal baca qur’an lahirlah science dan teknologi, ulama
sekarang usai tahajud dan baca qur’an lahirlah fatwa bahwa si anu sesat si anu salah. Dari
Iqranya yang dalam terhadap ayat2 lafdziyah dan ayat kauniyah melahirkan sikap
mendahulukan akhlaq diatas fiqih berbeda dengan umat Islam saat ini yang
mendahulukan fiqih ringkihnya diatas segalanya.
9.Umat Islam saat ini terkadang merasa lebih ”nyunah” dengan membid’ahkan orang lain
dan lebih merasa tauhidnya paling bersih padahal dengan sikap mereka saat ini maka
justru tauhidnya rusak.
Hal-hal diatas tidak akan terjadi jika umat mau mengamalkan ;
1. ‫إقرا بسم ربك الذى خلق‬
" Kajilah dengan asma Tuhanmu yang telah berkreatifitas mencipta !"
2. ‫هل يستوى الذين يعلمون والذين ليعلمون‬
"Samakah orang yang memiliki pengetahuan dan yang tidak memiliki pengetahuan ?"
3. ‫يرفع ال الذين آمنوا منكم والذين أتوالعلم درجــات‬
"Allah akan mengangkat beberapa derajat orang di antaramu yang beriman dan meraka
yang belajar ilmu pengetahuan "

Dasar Pemikiran Pentingnya Pendidikan Al-Qur’an


A. Sumber Al-Qur’an
1. “Alif Laam Miim, Kitab Al-Qur’an ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi
orang-orang yang bertaqwa” (QS. 2 : 1-2).
2. “Hai manusia , sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu,
(Muhammad dengan mu’jizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang
terang benderang (Al-Qur’an)” (QS. 4 : 174).
3. “Hai manusia telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu, penyembuh bagi
penyakit-penyakit yang berada dalam dada, petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman. Katakanlah : Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu
mereka bergembira. Karunia dan rahmat-Nya itu lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan” (QS. 10 : 57-58).
4. “Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya
terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tidak mau memahaminya?”
(QS. 21 : 10).
5. “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah
orang yang mau mengambil pelajaran”. (QS. 54 : 17. 22, 32, 40).
B. Sumber Al-Hadist
“Didiklah anak-anakmu dengan tiga hal perkara : mencintai Nabimu, mencintai
ahlubaitnya dan gemar membaca Al-Qur’an” (HR. Ath-Thabrani).
“Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”
(HR. Bukhari).
 “Hak anak atas orang tuanya ada tiga : memberi nama yang baik ketika baru lahir,
mengajarkan Kitab Al-Qur’an ketika sudah bisa berfikir dan menikahkannya ketika sudah
dewasa” (HR. Ahmad).
“Barangsiapa yang ingin bercakap-cakap dengan Allah, maka bacalah Al-Qur’an” (HR.
Muslim).
 “Sesungguhnya seseorang yang pagi-pagi pergi untuk mempelajari ayat-ayat dalam
Al-Qur’an lebih baik daripada shalat sunat seratus rakaat” (HR. Turmudzi)
C. Sumber Maqalah Ulama
 Ibnu Khaldun dalam buku “Muqaddimah” nya, ia menjelaskan bahwa pengajaran Al-
Qur’an itu merupakan fondasi pengajaran bagi seluruh kurikulum, sebab Al-Qur’an
merupakan salah satu “syiar agama” yang menguatkan aqidah dan mengokohkan
keimanan.
Ibnu Sina dalam buku “As-Siyasah” nya, menasehatkan agar kita mulai mengajar anak
dengan pengajaran Al-Qur’an. Seluruh potensi anak, baik jasmani maupun akalnya
hendaknya dicurahkan untuk menerima pelajaran Al-Qur’an ini agar anak mendapat
bahasa asli dan agar aqidah bisa mengalir dan tertanam kokoh dalam kalbunya.
Dr. Sayyid Quthub dalam Tafsirnya “Fi Zhilalil Qur’an” menegaskan bahwa maju dan
mundurnya Umat Islam sangat tergantung kepada mengerti atau tidaknya umat terhadap
kitab sucinya.
 Prof. Dr. Muhammad bin Muhammad Abu Syahbah, (Guru besar Universitas Al-
Azhar Kairo, dalam buku pengantar “Studi Al-Qur’an”, beliau mengatakan hendaknya
musabaqah Al-Qur’an yang harus digalakkan adalah ‘Musabaqah Memahami Al-Qur’an’
bukan hanya membacanya.
Prof. Dr. M. Quraish Shihab dalam bukunya “Wawasan Al-Qur’an” mengatakan
bahwa Al-Qur’an adalah ‘bacaan yang sempurna’, tiada suatu bacaanpun sejak menusia
mengenal baca tulis sejak 5000 tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-Qur’an al-
Karim, bacaan sempurna lagi mulia. Al-Qur’an adalah sumber yang tak pernah kering, ia
layaknya sebuah permata yang memancarkan cahaya yang berbeda-beda sesuai dengan
sudut pandangnya masing-masing.

D. Sumber Undang-Undang di Indonesia


 Surat Keputusan Bersama Dua Mentri (Mendagri dan Menag) No. 128 dan No. 44A,
13 Mei 1982 tentang “Usaha peningkatan kemampuan baca tulis huruf Al-Qur’an bagi
umat Islam dalam rangka peningkatan, penghayatan dan pengamalan Alqur’an dalam
kehidupan sehari-hari”.
Instruksi Mentri Agama RI Nomor 3 Tahun 1990, tentang Pelaksanaan upaya
peningkatan kemampuan baca tulis huruf Al-Qur’an.
 Instruksi Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor 08
Tahun 1991, tentang : Upaya mempercepat peningkatan gerakan baca tulis Al-Qur’an di
kalangan masyarakat Islam.
Pidato Wakil Presiden RI pada pembukaan STQ Nasional X tanggal 26 Juli 1994, di
Jakarta : “Mengajak kepada umat Islam untuk menjadikan gerakan pemahaman makna,
isi dan kandungan Al-Qur’an secara nasional, sehingga dengan demikian diharapkan nilai
Al-qur’an dapat menjadi landasan moral, etika dan spiritual yang kokoh bagi
pembangunan nasional Indonesia.
Undang-Undang RI no. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, terutama
Pasal 30 tentang Pendidikan Keagamaan.
E. Sumber Historis
 Zaman Nabi Muhammad Saw dan empat sahabat Khulafaurrasyidin merupakan
generasi terbaik yang dilukiskan dalam Al-Qur’an (QS. 3 : 110). Disebut generasi terbaik
karena mereka mampu membaca, memahami dan mengamalkan isi Al-Qur’an dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memperbaiki kebobrokan moral,
kebodohan, mengangkat martabat dan kemuliaan manusia, bahkan mampu meningkatkan
kesejahteraan hidup lahir dan batin dalam ikatan persaudaraan dan kemanusiaan. (Sayyid
Quthub dalam tafsirnya “Fizhilalil Qur’an”).
Pada saat Islam berkembang di Persia, umat Islam mampu membangun kemajuan
dalam berbagai disiplin ilmu, seperti Al-Kindi (Ahli Filosof), Al-Khawarizmi (Ahli
Astronomi, Penemu Al-goritma dan Al-jabar), Al-Farabi (Pencipta alat musik Al-Qanun
yang kemudian dikenal piano), Ar-Razy (Ahli ilmu kedokteran dan kimia), Ibnu Sina
(Ahli ilmu falak dan ilmu bumi alam), Abu Raihan Al-Biruni (Filosof dan Fisikawan
Ulung), Ibnu Yunus (Ahli ilmu falak dan ilmu alam), Ibnu Ridhwan (Ahli ilmu
kedokteran), Al-farghani (Ahli Astronomi), Jabir Ibnu Hayyan (peletak dasar ilmu
Kimia), Ibnu Al-Nafis (Dokter, penemu system peredaran darah), Ibnu Haitham (Peletak
dasar ilmu Optik), Al-Zahravi (Ahli badah muslim terkemuka), As-Shakawi (Peletak
dasar ilmu sejarah Islam). Panglima Zheng He (Ahli kelautan, Penemu Benua Amerika).
Kemajuan-kemajuan Islam pada masa ini, sesungguhnya banyak diinspirasi oleh pesan-
pesan ayat Al-Qur’an, karena mereka dapat memahami, kemudian mereka
mengembangkan dan terus mengeksplorasi, sehingga akhirnya apa yang telah mereka
lakukan sangat bermanfaat untuk peradaban manusia selanjutnya termasuk dunia barat.
Maka tak heran jika saat ini Islam bagian Persia ( Iraq dan Iran ) lebih maju daripada
Islam di Saudi.
F. Sumber Sosio

1. Bangsa Indonesia adalah bangsa dengan mayoritas beragama Islam sehingga akar
budaya Islami yang ada di masyarakat cukup kuat, seperti :
Tradisi mengaji di mesjid, surau, mushala, dan lain-lain.
Tradisi khataman Al-Qur’an yang bersatu dengan budaya masyarakat.
 Guru dan para orangtua umumnya sudah merasa puas ketika mengantarkan
putra-putrinya bisa membaca Al-Qur’an. Padahal Kewajiban umat Islam kepada
kitab sucinya tidak terbatas hanya dalam hal membaca.
 Fenomena inilah yang mendorong perlunya Al-Qur’an diajarkan kepada
umatnya secara komprehensif (Kaffah) dan integral melalui Taman Pendidikan
Al-qur’an.
2. Arus Globalisasi dan kemajuan IPTEK terkadang seringkali membawa dampak
yang negatif, malah bisa bersifat destruktif (merusak). Apabila hal ini tidak
diantisipasi oleh semua pihak, maka dikhawatirkan akan merugikan bagi umat
dan genarasi Islam, seperti ; berkembangnya narkoba, pergaulan bebas, tauran
pelajar, kenakalan remaja, aborsi remaja, pornografi dan pornoaksi, kurangnya
pendidikan dan pembinaan akhlak, pengaruh negatif dari media televisi dan media
cetak, dll. Semua dampak negatif tersebut menuntut semua pihak khususnya
orangtua agar lebih selektif, aktif dan lebih cerdas dalam memberikan pendidikan
agama Islam sejak dini bagi putra-putrinya. Apabila kenyataan ini dibiarkan
berlarut-larut tanpa adanya upaya mengatasinya secara profesional, maka
dikhawatirkan nasib umat Islam menjadi terbelakang dan mengekor tanpa
pegangan yang benar.

Imam 'Aly karramahullah wajhahu menyampaikan pesan penuh hikmah tentang


posisi manusia dihadapan informasi / ilmu pengetahuan :
• ‫رجل يدرى و يدرى أنه يدرى فهو عالم فاتبعه‬
Orang yang tahu dan tahu bahwa dirinya tahu dia itu ALIM, maka ikutilah ia 1
• ‫رجل يدرى ول يدرى أنه يدرى فهو غافل فنبه‬
Orang yang tahu dan tidak tahu bahwa dirinya tahu dia itu lalai, maka ingatkanlah
ia !

• ‫رجل ل يدرى و يدرى أنه ل يدرى فهو جاهل فعلمه‬


Orang yang tidak tahu dan tahu bahwa dirinya tidak tahu dia itu bodoh, maka
ajarlah ia !

• ‫رجل ل يدرى ول يدرى أنه ل يدرى فهو جاهل مركب فاجتنبه‬


Orang yang tidak tahu dan tidaktahu bahwa dirinya tidaktahu dia itu bodoh
kwadrat, maka jauhilah ia !
Untuk tiepe terakhir yakni :
Orang yang tidak tahu dan tidaktahu bahwa dirinya tidaktahu biasanya dikasih
tahu tak mau tahu, eh tahu –tehu sok tahu ! jadi kalau digambarkan kira-kira
seperti diabawah ini ;

saya tahu -----> <<-------- orang tidak tahu

orang tahu -----> <<-------- saya tidak tahu

Keterangan Gambar :

<<-------- = garis wajib belajar

-----> = garis wajib mengajar

Mari kita perhatikan tanda garis panah. Muncul ketika salah satu ada yang tahu
atau salah satu ada yang tidak tahu. Tapi ketka sama-sama tahu dan sama-sama
tidak tahu, maka garis itu tidak muncul. Berarti kita tidak usah menghabiskan
waktu pada 2 posisi tersebut. Untuk apa kita cari tahu padahal sama-sama tidak
tahu atau sama-sama sudah tahu. Garis belajar dan mengajar ini ada dalam sabda
Rasulullah SAW:
‫! كن عالما أو متعلما أو مستمسعا أو محبا ول تك خامسا‬
"Jadilah orang alim/yang tahu, atau jadilah orang yang belajar atau cari tahu,atau
jadilah orang yang mendengarkan pengetahuan atau jadilah orang yang mencintai
ilmu, dan jangan menjadi orang yang ke lima ! ".
Yang dimaksud ke lima adalah tidak menjadi salah satu dari empat posisi
tersebut. " sudah bukan orang alim alias bodoh, nda mau belajar,nda mau
mendengar, dan nda mencintai ilmu !".
Orang yang senatiasa belajar dan belajar tiada henti maka ia akan terbebas dari
penjara kebodohan yang menyiksanya dengan berbagai penyakit-penyakit hati
dalam memandang apa yang Allah hadirkan kepadanya. Orang yang senantiasa
membaca ilmu allah di alam ini tidak akan mudah menolak dan menerima apa
yang hadir, ia akan hati-hati hingga berhasil terkuak rahasia hidup ini.
Dalam blog saya di internet, saya tulis kisah seekor anak semut.
Ada seekor semut yang baru menetas di samping semut mamanya, ia bertanya ;
" Ma, apakah kehidupan hanya sebesar ruang korek api yang kita tempati ini ?
apakah hanya kita yang ada dalam kehidupan ini ? Apakah hanya ini kebenaran
yang kita tahu ini ? "
" Sudahlah! Recok kali kau! Baru netes kemaren sore saja banyak kali tanya !"
Saat malam tiba, semut mungil itu mengintip dan menggigit lubang korek api,lalu
keluarlah ia dan barulah ia thu bahwa kotak korek api yang selama ini mamanya
diami ada didalam bungkus rokok, dan ada tiga ekor semut lain disana.
" Maaf, mau tanya; apakah kehidupan hanya sebesar ruang bungkus rokok yang
kita tempati ini ? apakah hanya kita yang ada dalam kehidupan ini ? Apakah
hanya ini kebenaran yang kita tahu ini ? " tanya semut kecil itu kepada tiga ekor
semut penghuni bungkus rokok.
" aduuuh..kamu bocah baru ceprot kemaren sore pake nanya segale ! Ikuti saja
apa yang ada pada kami ! Kalau namya macam-macam nanti sesat ! "
" Lho..Jangan marah dong ! Saya kan Cuma nanya! Salahkah yang bertanya ?"
Seperti biasa, rasa penasaran semut kecil ini membuat ia kembali beraksi mencari
ilmu ilahi dengan gigihnya. Ia mencari dan mencari dengan mengitari semua
ruang dimensi dengan harapan ada secercah cahaya Ilahy. Dan akhirnya ia jumpai
cahaya, ia egera keluar dari kegelapan menuju cahaya, minadzulumaat ilan nuur !
Ternyata yang selama ini kebenaran hanya seperti yang mereka sangka bisa
terbantahkan oleh fakta usai jihad ilmiyah ia laksanakan. Ternyata kotak korek api
didalam kotak rokok, dan kotak rokok berada di dalam kotak sepatu, ada puluhan
semut disana, dan kotak sepatu berada di dalam kotak indomie, ada ratusan semut
disana, kotak indomie berada di dalam kotak tv, kardus tv berada dalam kardus
kulkas, kardus kulkas berada dalam sebuah gudang yang dikerubuti ribuan
semut.Lalu sang semut keluar dari gudang, ia terbengong seraya beristigfar : "
Astagfirullah..! Maafkan hambaMu Ya Allah ! Selama ini telah memenjarakan
kebenaran di dalam tempurung otak hamba yang sempit ! "
Nah, dengan menghayati cerita di atas, semoga memacu kita untuk semangat
mengkaji, tidak mudah mengangggap sesat dan tidak mudah terbawa arus
sehingga kita menjadi hamba Allah yang diridloi. Aamiin !
Bagi masyarakat muslim Indonesia saat ini tiada salahnya memetik hikmah dari
awal sikap orang kafir qurays saat pertama datang dakwah Rasul. Mereka tidak
seperti orang Indonesia yang langsung main bakar motor yang mereka sangka
hasil curian padahal sedang mogok ! Tidak ! Kafir qurays tidak langsung
mengintimidasi Rasul tapi bermusyawarah dulu dan mengutus duta paling faseh
untuk bertanya tentang maksud dakwah Rasul dengan catatan : ” Diam dan
dengarkan apa kata Muhammad tentang agamanya !?”
Perhatikan kata-kata ”Diam dan dengarkan !” Sekilas orang kafir qurays itu
seperti secara alami mengamalkan ayat yang belum turun tentang bahwa orang
beriman itu harus mau belajar mendengar. ‫الذين يستمعون القول ثم اتبع أحسنه‬
Nampaknya semakin terasa saat ini dengan maraknya pendidikan dan kebebasan
bicara kita malah kehilangan kearifan untuk belajar mendengar dan berakhlaq
dalam bicara yang implikasinya berimbas kemana-mana. Bisa jadi akhlaq yang
buruk dapat mengakibatkan akidah kita tidak bersih lagi;
Nauudzubillah, jangan-jangan sesembahan kita bukan lagi Allah Maha Penyayang
tapi tuhan kita adalah keasyikan dalam mencaci pihak lain dan mengklaim diri
paling suci ?!
Nauudzubillah, jangan-jangan sesembahan kita bukan lagi Allah Maha Penyayang
tapi tuhan kita adalah kesemangatan menelikung atau menggunting dalam lipatan
kepada sodara seagama yang lain faham dengan kita.
Kesimpulan dari uraian ini adalah ; mari kita berdoa dan berjuang untuk jihad
ilmiyah dengan menggali kembali nilai-nilai qur’an sehingga seluruh aspek
kehidupan kita benar-benar qur’any sehingga kita menciptakan masyarakat
madani dibawah naungan ridlo Ilahy.Aamiin !

Khutbah jum'at di Jakarta


Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan .195
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah
.menyukai orang-orang yang berbuat baik
195 ‫البقرة‬
yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun) .134
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang.
.Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan
134 ‫ال عمران‬
Hadirin Jama’ah shalat jum’at yang dirahmati Allah !
Alhamdulillah, dalam suasana zaman dipenuhi debu-debu polusi kekufuran atas nikmat
Allah, semoga kita masih diizinkan Allah menjadi hamba-hambaNya yang bersyukur.
Maka, kesyukuran ini pun harus bisa kita syukuri. Betapa banyak beberapa kasus
kehidupan yang ada saat ini adalah karena tiadanya kesyukuran dengan apresiasi ihsan
manusia terhadap apa yang telah Allah hadirkan.
Kita pun tiada lupa menghaturkan shalawat serta salam kepada Nabi Kita Muhammad
Saw serta keluarga dan sahabat-sahabat pilihannya yang telah Allah pilihkan untuk
mengajari kita bagaimana mengapresiasi kehidupan ini dengan rasa syukur yang dalam
serta melalui realita amal nyata .
Hadirin yang dirahmati Allah !
Kalau boleh berilustrasi sebagai analogi atas kehidupan kita ini, maka bayangkan ada
seorang sahabat yang datang dari jauh menjumpai sahabatnya yang kebetulan terdesak
mau meninggalkan rumahnya. Karena sudah seperti sodara, maka sang pribumi berani
menitipkan rumah dan segala isinya kepada sahabat yang baru datang itu. Sebelum pergi
ia minta maaf dan berjanji akan segera kembali melepas rindu, lalu memberi petunjuk
tentang rumah itu. Memberi perintah kapan menyalakan alat-alat tertentu dan kapan
memadamkan. Memberi anjuran kapan menggunakan ruangan tertentu dan bagaimana
menggunakan semua yang ada. Juga memberi warning, wanti-wanti atau peringatan
bahwa ada barang-barang yang harus extra hati-hati menjaganya. Juga memberi
peringatan bahwa tidak semua yang datang ke rumahnya adalah berniat baik. Setelah si
tuan rumah pergi meninggalkan sahabat lama dalam rumahnya, tinggal terserah kepada si
sahabat, ia akan selamat jika patuh pada petunjuk sahabatnya itu. Deus dengan demikian,
sebenarnya kalimat al-amru bil ma’ruf atau perintah kepada kebajikan dan an-nahyu ‘anil
munkar atau larangan dari kemungkaran, bukanlah sesuatu yang harus dianggap berat,
tapi sesuatu yang memang kita butuhkan dari Allah yang menjadikan kita khalifah atau
wakil Allah untuk sementara belajar menjaga dan memakmurkan rumah dunia kita ini.
Hadirin yang dirahmati Allah !
Dalam sebuah hadits yang agak panjang, diriwayatkan bahwa jibril menyamar menjadi
orang asing dan tiba-tiba duduk merapatkan lututnya dengan lutut Rasul lalu terjadilah
dialog yang ringan tapi cukup membingungkan para sahabat yang saat itu mungkin Allah
sedang melatih bagaimana semestinya seorang mukmin mengatur persepsinya terhadap
segala apa yang Allah hadirkan baginya. Jibril dan Rasul bersosio drama dalam mendidik
umat saat itu, mereka berdialog seputar apa itu Islam. Apa itu Iman lalu terakhir tentang
apa itu IHSAN,
Hadirin, tentang iman dan islam kita mungkin sudah sering dan semoga sanggup
mengamalkannya, namun ternyata dalam beragama tidak berhenti hingga sampai disitu.
Kita dibimbing bagaimana berkeyakinan dan beribadah yang baik dengan cara Ihsan.
Dalam dialog tersebut Rasul memberi batasan makna terminologi ihsan dengan ungkapan
Yang artinya kurang lebih :
“hendaknya engkau menyembah Allah dengan perasaan penuh seakan-akan Allah
melihatmu, jika memang engkau tak melihatnya, setidaknya sadarilah sepenuhmya
bahwa Allah memperhatikanmu !”
Dari hal diatas, maka bisa kita fahami bahwa perasaan dimonitor terus oleh kamera kasih
sayang Allah adalah suatu yang bisa melahirkan apresiasi dan persepsi atau cara pandang
positif terhadap apa saja yang Allah hadirkan untuk kita. Orang yang memiliki positif
thinking maka akan melahirkan positif tingkah, atau tindakan yang baik. Maka, orang
yang positif dalam semua gerak juangnya akan bisa banyak memberikan konstribusi
Ihsan atau kebajikan untuk selainnya. Rasulullah SAWW bersabda :
Yang artinya kurang lebih
“ Bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling baik Akhlaqnya ( interaksi sosialnya )
dan paling banyak manfaatnya ( konstribusinya ) untuk manusia lain “
Hadirin yang dirahmati Allah.
Jika ada diantara manusia yang memiliki persepsi bahwa hidup ini hanya main-main saja,
maka itu sah-sah saja, sebagaimana Allah berfirman :
‫إنمــاالحيــــاة لعب و لهو‬
“Bahwa hidup itu hanyalah permaian yang membuat lalai saja “,
dan kemudian kita pun diberi opsi atau ikhtiyar atau pilihan hidup, mau pilih partai apa,
mau pilih madzhab mana, mau pilih agama apa bahkan keterlaluan jika ada yang merebut
hak Tuhan dengan mengatas namakan agama lalu mekavling-kavling surga dan neraka
serta memaksa manusia, padahal Allah memberi kebebasan dengan ungkapan, “ Man
syaa fal yu’min man syaa fal yakfur !” Yang mau iman silahkan beriman , yang mau kafir
silahkan kafir. Namun, karena Rahmat Allah meliputi segala sesuatu, maka Allah kasih
bocoran rahasia dari role of the game atau aturan main di panggung kehidupan ini. Allah
hadirkan Agama sebagai petunjuk pelaksanaannya yang menerangkan bahwa ada bonus
besar bagi yang mengejar ridlo-Nya dan ada sangsi berat kartu kuning kartu merah bagi
yang melanggar aturan main-Nya.
Hadirin yang dirahmati Allah. Rambu-rambu Allah berupa perintah belok kanan atau
larangan belok kiri ini bisa kita laksanakan jika al-ihsan atau perasaan bahwa kamera
kasih sayang Allah selalu memonitor kita. Sebagai contoh kita fahami ayat 195 ‫البقرة‬
‫ و أنفقــوا في سبيــل الله‬Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, disini ada
perintah agar kita manfaatkan harta dengan baik dan lampu hijau pembolehan kita
membelanjakan harta kita untuk apa saja asal di jalan yang Allah ridloi, dalam bisnis
yang tidak keluar dari koredor syareat, tapi… ‫ ول تلقــوا بأ يد يــكم إلـــى التهلكة‬dan janganlah
kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, artinya kita dilarang belanja
barang yang bisa merusak diri kita, atau dilarang kita berbisnis yang malah akan merusak
perekonomian kita sendiri, jadi harus bagaimana ?
‫إن ال يحب المحسنــين وأحسنــوا‬
dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat
baik. Artinya berbisnislah atau belanjakanlah harta kita dengan Ihsan, dengan hadirnya
perasaan bahwa Allah senantiasa memantau , memonitor kita!
Akhirnya mari kita berdoa semoga kita segera bergerak menuju ridloNya
dengan menjalankan iman Islam dan ihsan yang telah Allah bimbingkan
melalui NabiNya sehingga kita tergolong mereka yang mendapat hidayah
dan meraih kemenangan iman, islam dan Ihsan, Aamiin Ya rabbal ‘alamiin !

You might also like