You are on page 1of 27

Teknologi Voice over Internet Protokol(VoIP)

di Indonesia

Oleh :
Nama : Dedi Wijaya

NPM : 200643500042

Jurusan : Teknik Informatika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Teknik Informatika
Universitas Indraprasta PGRI
2009
KATA PENGANTAR

Segala puji kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga makalah dengan judul “Teknologi Voice over Internet
Protokol(VoIP) di Indonesia” dapat diselesaikan.

Penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban tugas mata


kuliah Keamanan Komputer.

Penulis menyadari bahwa laporan makalah ini belum sempurna. Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun.

Semoga laporan makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umunya.

Bekasi, 20 Nopember 2009

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................................1
KATA PENGANTAR…………………………………………………….…………..2
DAFTAR ISI..………………………………………………………………..……….3
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………..…..4
Latar Belakang.………………………………………………………..……..4
Metode Penelitian.………………………………………………………...….5
Tujuan Penelitian………………………………………………………...……6
BAB II DASAR TEORI.……………………..………………….…………………..7
2.1 Voice over Internet Protokol………………………….…………………..7
2.1.1 Pengertian……………………………………….…………………….7
2.1.2 Komponen VoIP...………………………….…………………………9
2.1.2.1 Protocol…...…………………….…………………………..9
2.1.2.2 VoIP Server………..………………………………………14
2.1.2.3 Soft Switch………………..……………………………….15
2.1.2.4 SoftPhone (Software).……………………………………16
2.1.2.5 Voip Gateway..…………………………………………….17
2.1.3 Jenis Metode Layanan VoIP..……………………………………….17
2.1.3.1 ATA………………………………………………………….17
2.1.3.2 IP Phone…..……………………………………………….17
2.1.3.3 PC to PC...…………………………………………………18
2.1.4 Keuntunan VoIP…...…………………………………………………18
2.1.5 Kerugian VoIP .………………………………………………………19
BAB III PEMBAHASAN.……………………………………………………………21
BAB IV KESIMPULAN................………………………………………………….28
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………29
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi pada saat ini merupakan sesuatu yang sangat penting bagi
seluruh manusia di dunia. Pada zaman dahulu orang-orang purba
berkomunikasi melalui coretan atau lukisan yang ada di dalam gua. Selain
itu, jaman duhulu orang menyampaikan komunikasi melalui alat yang
sederhana seperti surat, burung merpati untuk mengantarkan surat,
kentongan untuk media penyampai tanda bahaya, sehingga warga tahu
keadaan yang terjadi. ketokan satu satu, ada kematian, ketokan dua-dua ada
pencurian, ketokan tiga-tiga ada kebakaran, atau ketokan empat-empat ada
bencana alam. bahkan sampai saat ini di pos ronda (juga di kota) selalu
terdapat kentongan sebagai media komunikasi bahaya, untuk warga.
Bayangkan saja jika tidak ada komunikasi pada zaman globalisasi sekarang
ini, bisa-bisa suatu negara tidak akan mengetahui apa yang terjadi di negara
lain.

Komunikasi adalah penyampaian sebuah pesan dari informan ke penerima


melalui sebuah media sehingga menimbulkan persepsi pada penerima.
komunikasi bisa disampaikan dengan verbal maupun non verbal. komunikasi
merupakan kebutuhan dasar dan hakiki dari manusia bahkan sejak dia lahir.
Seorang bayi pun menyampaikan komunikasi melalui media tangisan ketika
dia lapar atau sakit.

Dewasa ini kita dapat melihat revolusi besar-besaran dalam sistem


komunikasi di seluruh dunia di mana setiap orang mulai menggunakan PCs
dan Internet untuk mencari pekerjaan, berkomunikasi satu sama lain, untuk
menukar data (seperti gambar, suara, dan dokumen). Dan terkadang
berbicara satu sama lain menggunakan applikasi Netmeeting atau Internet
Phone.Dan untuk masa yang akan datang bagaimana penggunaan secara
real?
Perkembangan teknologi telah membawa bisnis Telephony memasuki era
baru yang menawarkan penyatuan seluruh komunikasi yang bersifat
multimedia dan disalurkan melalui Internet Perkembangan selanjutnya dari
Internet ialah munculnya konsep yang dikenal dengan istilah Internet
Telephony. Konsep IP ini memungkinkan penggabungan seluruh aplikasi-
aplikasi dan layanan-layanan yang ada dalam Internet dan Telephony,
sehingga konsep ini diperkirakan pada masa yang akan datang akan dipakai
secara luas, digabungkan dengan infrastruktur Telephony yang sudah ada
dan dapat diprekdisikan Kemampuan untuk melakukan komunikasi suara
melalui Protokol Internet secara umum dikenal dengan istilah “ Suara diatas
Protokol Internet”, “IP Telephony”, “Voice over IP” atau VoIP dapat diartikan
sebagai kemampuan untuk melakukan hubungan telepon – dan semua
kemampuan lainnya yang bisa dilakukan oleh jaringan telepon publik – dan
mengirimkan faksimili diatas jaringan berbasis IP dengan kualitas layanan
yang memadai.

Perkembangan VoIP tersebut telah memacu revolusi dalam industri


telekomunikasi. Untuk itu dalam implementasi telepon berbasis IP ini yang
diterapkan dalam suatu jaringan lokal dibutuhkan suatu pengaturan dalam
penyampaian datagram di jaringan IP yang dikenal dengan istilah routing.
Pengaturan routing dapat menentukan kinerja dari suatu jaringan, dimana
apabila suatu jaringan intranet membutuhkan suatu kebijakan dalam
pembagian alokasi bandwith maupun otorisasi penggunaan komputer.

1.1 Metode Penelitian

Dalam Penyusunan tugas akhir ini digunakan metode penulisan metode Studi
Literatur
1. Metode Studi Literatur dimaksudkan untuk memperoleh dan mempelajari
data-data
2. sebagai sumber acuan dan pendalaman landasan teori dalam proses
pembuatan laporan.
3. Selain dari buku-buku pendukung, referensi juga diperoleh dari internet.
1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui


Perkembangan VoIP(voice over Internet) di Indonesia baik secara
pengimplementasian dan perizinannya.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Voice over Internet Protokol

2.1.1 Pengertian

VoIP adalah teknologi yang memanfaatkan Internet Protocol untuk


menyediakan komunikasi suara secara elektronis dan real-time. VoIP mulai
dikenal di Indonesia semenjak tahun 2000 dimana saat itu sedang marak-
maraknya teknologi internet. Saat itu dikenal dengan fasilitas telepon gratis
via internet dengan pengguna internet lainnya.

Voice over Internet Protocol (VoIP) melewatkan trafik suara, video dan
data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. jaringan IP adalah jaringan
komunikasi data yang berbasis packet switch. Trafik VoIP dibagi menjadi dua
bagian transmisi jaringan yaitu transmisi untuk signaling dan untuk RTP
(Realtime Transfer Protocol). Protokol yang digunakan unuk signaling selalu
berbasis TCP (Transfer Control Protocol) sedang untuk RTP yang digunakan
adalah protocol berbasis UDP (User Datagram Protocol). Signaling dilakukan
diantara port TCP yang sudah umum diketahui, misalkan untuk H323
menggunakan port 1720, SIP (session Initiation Protocol) menggunakan port
5060, IAX (Inter Asterisk Exchange) menggunakan port 4569.

Menelepon dengan menggunakan VoIP banyak keuntungannya,


diantaranya adalah dari segi biaya jelas lebih murah dari tarif telepon
tradisional, karena jaringan IP bersifat global. Sehingga untuk hubungan
Internasional dapat ditekan hingga 70%. Selain itu, biaya maintenance dapat
ditekan karena voice dan data network terpisah, sehingga IP Phone dapat
ditambah, dipindah, dan diubah dengan mudah. Hal ini karena VoIP dapat
dipasang di sembarang ethernet dan IP address, tidak seperti telepon
tradisional yang harus mempunyai port tersendiri di Sentral atau PBX.
Gambar 1 : Diagram VOIP

Untuk membuat sistem VoIP, ada beberapa variasi penyambungan. Ada


koneksi dari komputer ke komputer dengan berbekal sound card dan head-
set melalui jaringan LAN maupun internet merupakan solusi paling murah
tetapi cukup merepotkan, karena kedua sisi harus memiliki komputer dan
perangkat lunak (Softphone) yang sama. Ada juga melalui komunikasi suara
dari komputer ke pesawat telepon IP (IP Phone) maupun pesawat telepon
biasa yang menggunakan gateway atau perangkat yang disediakan oleh
suatu perusahaan untuk dapat mengakses jaringan PSTN (Public Switched
Telephone Network)setempat.

Gambar 2 : Topologi jaringan VoIP .


2.1.2 Komponen VoIP

Untuk dapat melakukan komunikasi menggunakan VoIP dibutuhkan


beberapa komponen pendukung. Beberapa komponen yang harus ada
dalam VoIP, yaitu :

1. Protocol

2. VoIP Server

3. Soft Switch

4. SoftPhone (Software)

5. VoIP Gateway

2.1.2.1 Protocol
Secara umum, terdapat dua teknologi yang digunakan untuk VoIP, yaitu
H.323 dan SIP. H323 merupakan teknologi yang dikembangkan oleh ITU
(International Telecommunication Union). SIP (Session Initiation Protocol)
merupakan teknologi yang dikembangkan IETF (Internet Enggineering Task
Force).

a. TCP/IP
TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol) merupakan sebuah
protokol yang digunakan pada jaringan Internet. Protokol ini terdiri dari dua
bagian besar, yaitu TCP dan IP. Ilustrasi pemrosesan data untuk dikirimkan
dengan menggunakan protokol TCP/IP.

b. Application layer
Fungsi utama lapisan ini adalah pemindahan file. Perpindahan file dari
sebuah sistem ke sistem lainnya yang berbeda memerlukan suatu sistem
pengendalian untuk menangatasi adanya ketidak kompatibelan sistem file
yang berbeda - beda. Protokol ini berhubungan dengan aplikasi. Salah satu
contoh aplikasi yang telah dikenal misalnya HTTP (Hypertext Transfer
Protocol) untuk web, FTP (File Transfer Protocol) untuk perpindahan file,
dan TELNET untuk terminal maya jarak jauh.

c. TCP (Transmission Control Protocol)


Dalam mentransmisikan data pada layer Transpor ada dua protokol yang
berperan yaitu TCP dan UDP. TCP merupakan protokol yang connection-
oriented yang artinya menjaga reliabilitas hubungan komunikadasi end-to-
end. Konsep dasar cara kerja TCP adalah mengirm dan menerima segment
- segment informasi dengan panjang data bervariasi pada suatu datagram
internet. TCP menjamin realibilitas hubungan komunikasi karena melakukan
perbaikan terhadap data yang rusak, hilang atau kesalahan kirim. Hal ini
dilakukan dengan memberikan nomor urut pada setiap yang dikirimkan dan
membutuhkan sinyal jawaban positif dari penerima berupa sinyal ACK
(acknoledgment). Jika sinyal ACK ini tidak diterima pada interval pada waktu
tertentu, maka data akan dikirikmkan kembali. Pada sisi penerima, nomor
urut tadi berguna untuk mencegah kesalahan urutan data dan duplikasi
data. TCP juga memiliki mekanisme fllow control dengan cara
mencantumkan informasi dalam sinyal ACK mengenai batas jumlah oktet
data yang masih boleh ditransmisikan pada setiap segment yang diterima
dengan sukses. Dalam hubungan VoIP, TCP digunakan pada saat signaling,
TCP digunakan untuk menjamin setup suatu call pada sesi signaling. TCP
tidak digunakan dalam pengiriman data suara pada VoIP karena pada suatu
komunikasi data VoIP penanganan data yang mengalami keterlambatan
lebih penting daripada penanganan paket yang hilang.

d. User Datagram Protocol (UDP)


UDP yang merupakan salah satu protocol utama diatas IP merupakan
transport protocol yang lebih sederhana dibandingkan dengan TCP. UDP
digunakan untuk situasi yang tidak mementingkan mekanisme reliabilitas.
Header UDP hanya berisi empat field yaitu source port, destination port,
length dan UDP checksum dimana fungsinya hampir sama dengan TCP,
namun fasilitas checksum pada UDP bersifat opsional.
UDP pada VoIP digunakan untuk mengirimkan audio stream yang dikrimkan
secara terus menerus. UDP digunakan pada VoIP karena pada
pengiriman audio streaming yang berlangsung terus menerus lebih
mementingkan kecepatan pengiriman data agar tiba di tujuan tanpa
memperhatikan adanya paket yang hilang walaupun mencapai 50% dari
jumlah paket yang dikirimkan. (VoIP fundamental, Davidson Peters, Cisco
System, 163). Karena UDP mampu mengirimkan data streaming dengan
cepat, maka dalam teknologi VoIP UDP merupakan salah satu protokol
penting yang digunakan sebagai header pada pengiriman data selain RTP
dan IP. Untuk mengurangi jumlah paket yang hilang saat pengiriman
data (karena tidak terdapat mekanisme pengiriman ulang) maka pada
teknolgi VoIP pengiriman data banyak dilakukan pada private network.

e. H.323
H.323 adalah salah satu dari rekomendasi ITU-t (International
Telecommunications Union – Telecommunications). H.323 merupakan
standar yang menentukan komponen, protokol, dan prosedur yang
menyediakan layanan komunikasi multimedia. Layanan tersebut adalah
komunikasi audio, video , dan data real-time, melalui jaringan berbasis paket
(packet-based network). (Tabratas Tharom, 2001;64) H.323 berjalan pada
jaringan intranet dan jaringan packet-switched tanpa mengatur media
jaringan yang di gunakan sebagai sarana transportasi maupun protokol
networ layer. Karakteristik terminal H.323 dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2 Diagram blok terminal berbasis H.323

Standar H.323 mengatur hal-hal sebagai berikut :


1. Video Codec (H.261 dan H.263). Video Codec bertugas mengkodekan
data dari sumber video untuk dikirimkan dan mendekodekan sinyal kode
yang diterima untuk di tampilkan di layar penerima.
2. Audio Codec (G.711, G.722, G723, G728 dan G.729). Audio codec
betugas mengkodekan data dari sumber suara untuk dikirimkan dan
mendekodekan sinyal kode yang diterima untuk didengarkan oleh
penerima.
3. Data channel mendukung aplikasi-aplikasi seperti electronic whiteboard,
dan kolaborasi aplikasi. Sttandar untuk aplikasi-aplikasi seperti ini adalah
standar T.120 . Aplikasi dan protokol yang berbeda tetap dapat dijalankan
dengan negosiasi menggunakan standar H.245
4. Sistem control unit (H.245 dan H.225.0) menyediakan signalling yang
berkaitan dengan komunikasi antar terminal H.323.
5. H.225.0 layer memformat data video, suara, data , dan informasi kontrol
lain sehingga dapat dikirimkan melalui LAN Interface sekaligus menerima
data yang telah diformat melalui LAN Interface. Sebagai tambahan, layer
ini juga bertugas melakukan error detection, error correction , dan frame
sequencing agar data dapat mencapai tujuan sesuai denagn kondisi saat
data dikirimkan. LAN interface harus menyediakan koneksi yang handal.
Untuk flow control dan unreliable data channel connection (misal: UDP)
dapat digunakan untuk pengiriman audio dan video channel.

f. SIP (Session Initiation Protocol)


SIP adalah suatu signalling protocol pada layer aplikasi yang
berfungsi untuk membangun, memodifikasi, dan mengakhiri suatu sesi
multimedia yang melibatkan satu atau beberapa pengguna. Sesi
multimedia adalah pertukaran data antar pengguna yangbisa meliputi
suara, video, dan text. SIP tidak menyediakan layanan secara langsung ,
tetapi menyediakan pondasi yangdapat digunakan oleh protokol aplikasi
lainnya untuk memberikan layanan yang lebih lengkap bagi pengguna,
misalnya dengan RTP (Real Time Transport Protocol) untuk transfer data
secara real-time, dengan SDP (Session Description Protocol) untuk
mendiskripsikan sesi multimedia , dengan MEGACO (Media Gateway
Control Protocol) untuk komunikasi dengan PSTN (Public Switch
Telephone Network).
Meskipun demikian, fungsi dan operasi dasar SIP tidak tergantung pada
protocol tersebut. SIP juga tidak tergantung pada protokol layer transport
yang digunakan. Pembangunan suatu komunikasi multimedia dengan SIP
dilakukan melalui beberapatahap :
1. User Location adalah menentukan lokasi pengguna yang akan
berkomunikasi.
2. User Availabilityi adalah menentukan tingkat keinginan pihak yang
dipanggil untuk terlibat dalam komunikasi.
3. User Capability adalah menentukan media maupun parameter yang
berhubungan dengan media yang digunakan untuk komunikasi.
4. Session Setup adalah pembentukan hubungan antara pihak
pemanggildengan pihak yang dipanggil.
5. Session management yaitu meliputi transfer, modifikasi, dan
pemutusan sesi. Secara garis besar SIP merupakan protokol yang
digunakan dalam untuk membangun, memodifikasi, dan mengakhiri
suatu sesi. Penggunaan protokol codec video , audio dan Real-time
Protocol dengan H.323 tetap sama, hanya berbeda dalam sesi
signallingsambungan VoIP

Protokol lain yang juga sempat populer adalah MGCP (Media Gateway
Control Protocol). Protokol ini lebih sering digunakan untuk mengontrol
titik komunikasi di VoIP. MGCP memiliki feature tambahan yang unik,
yakni Call Waiting.

2.1.2.2 VoIP Server

VoIP Server adalah bagian utama dalam jaringan VoIP. Perangkat ini
memang tidak wajib ada di jaringan VoIP, tetapi sangat dibutuhkan untuk
dapat menghubungkan banyak titik komunikasi server. Perangkat ini dapat
digunakan untuk mendefinisikan jalur dan aturan antar terminal. Selain itu
VoIP server juga bisa menyediakan layanan-layanan yang biasa ada di
perangkat PBX (Private Branch Exchange), voice mail, Interactive Voice
Response (IVR), dan lain-lain. Beberapa jenis SoftSwitch juga menyediakan
fasilitas tambahan untuk dapat berkomunikasi dengan SoftSwitch lain di
internet. Ada beberapa SoftSwitch yang dapat anda pilih untuk membangun
jaringan VoIP sendiri, semuanya memiliki lisensi gratis. Contoh dari VoIP
server ini adalah Asterisk.

2.1.2.3 Packet Switch

Telepon analog yang biasa digunakan di rumah menggunakan teknologi


Circuit Switching. teknologi ini masih digunakan sebagai standar baku
jaringan telepon di beberapa negara termasuk indonesia meskipun jauh dari
efisien.

Konsep dasar penggunaan Circuit Switching yaitu sebuah jalur


komunikasi akan dibuka dan dipesan selama terjadi komunikasi. Jalur
komunikasi yang ada akhirnya menjadi eklusif dimiliki oleh dua titik yang
menggunakannya. Contoh, anda tinggal di Jakarta dan hendak menelepon
kerabat yang berada di Surabaya. Selama proses komunikasi antara anda
dan kerabat terjadi, jalur telepon dari jakarta ke surabaya adalah eklusif milik
anda dan lawan bicara. Alhasil biaya pun memebengkak karena anda harus
membayar jalur telepon tadi.

Konsep berbeda ditawarkan VoIP. Seluruh data yang lalu-lalang di


Internet menggunakan konsep Packet Switching. artinya jalur yang anda
gunakan untuk berselancar di internet bukan eklusif milik sendiri. Packet
Switching memungkinkan jalur data digunakan oleh banyak pengguna. Agar
tidak salah alamat, paket data diberi identitas khusus sehingga perangkat
pendukung seperti router dapat meneruskannya (switched) ke tujuan akhir.
Packet Switch menjadi alasan utama mengapa komunikasi suara
menggunakan Internet Protocol (IP) memiliki perbedaan biaya yang jauh
lebih rendah.

Coder-decoder (Codec)

Agar apat melewati jalur Packet Switch dengan baik, VoIP


memebutuhkan proses coder dan decoder. Proses ini mengkonversi sinyal
audio menjadi data digital yang dipadatkan (kompresi) untuk kemudian
dikirim lewat jalur internet. Di titik lain, data dikembangkan lagi (dekompresi),
dan diubah menjadi sinyal analog.

Konversi codec bekerja dengan cara memotong bagian sinyal (sampling)


audio dalam jumlah tertentu perdetiknya. Sebagai contoh, codec G.711
melakukan sampling audio sebanyak 64.000 kali per detiknya. Jika data hasil
kompresi berhasil diterima di titik lain, proses selanjutnya adalah melakukan
perakitan ulang. Data yang dirakit tidak selengkap data saat pertama kali
dikirim, ada beberapa bagian yang hilang. Akan tetapi bagian yang hilang
sangat kecil sehingga tidak terdeteksi oleh telinga manusia.

Codec juga bekerja menggunakan alogaritma tertentu untuk


membantunya memecah, mengurutkan, mngkompresi, dan merakit ulang
audio data yang ditransmisikan. Salah satu alogaritma yang populer
digunakan dalam teknologi VoIP adalah CS-ACELP (Conjugate-Structure
Algebraic-Code-Excited Linear Prediction).

Pemilihan codec sangat berpengaruh pada penggunaan bandwidth


jaringan nantinya. Makin baik codec melakukan sampling, makin efisien juga
jalur yang digunakan. Kualitas akhir suara juga harus diperhatikan agar tidak
sekadar cepat, codec juga harus menghasilkan sinyal audio yang baik.
Beberapa codec lainnya : G.723.1, G.729, G.726, G.728, GSM, iLBC

2.1.2.4 SoftPhone

Selain berupa telepon utuh (hardware), perangkat telepon juga bisa


berbentuk software. Di dunia VoIP, perangkat ini disebut SoftPhone.
Softphone memiliki jenis yang beragam baik dari kemampuan dan lisensi.
Saat ini banyak Softphone yang disebarkan dengan lisensi gratis. Bahkan
ada yang menyediakan lisensi software gratis sekalligus layanan jaringan
VoIP -nya. SkyPe salah satu penyedia Softphone Cuma-Cuma, sekaligus
layanan PC-to-PC call yang prima. SoftPhone Skype ini hanya bisa bekerja di
jaringan milik Skype. Jika ingin membuat jaringan sendiri harus
menggunakan Softphone jenis lain. Softphone lain diantaranya adalah X-Lite,
IAX-Lite, MyPhone. X-Lite merupakan softphone untuk VoIP yang berjalan
melalui protokol SIP. Selain suara, X-Lite juga bisa digunakana untuk saling
berkirim text dan video.

IAX-Lite merupakan softphone yang berjalan melalui protokol IAX. IAX


merupakan protokol signaling yang dikembangkan oleh pembuat Asterisk (IP
PBX). Untuk protokol H323 dapat menggunakan MyPhone.

2.1.2.5 VoIP Gateway

Gateway digunakan untuk menghubungkan dua j aringan yang berbeda yaitu


antara j aringan H.323 dan jaringan non H.323, sebagai contoh
gateway dapat menghubungkan dan menyediakan komunikasi antara
terminal H.233 dengan jaringan telepon , misalnya: PSTN. Dalam
menghubungkan dua bentuk jaringan yang berbeda dilakukan dengan
menterjemankan protokol-protokol untuk call setup dan release serta
mengirimkan informasi antara jaringan yang terhubung dengan gateway.
Namun demikian gateway tidak dibutuhkan untuk komunikasi antara dua
terminal H.323.

2.1.3 Jenis Metode Layanan VOIP

1. Analog Telephone Adaptor (ATA)


2. IP Phones
3. PC to PC

Ketiga metode di atas adalah metode yang dapat dipakai oleh pengguna
untuk melakukan / menggunakan layanan VOIP

2.1.3.1 ATA

ATA adalah metode paling umum untuk menggunakan layanan VOIP yaitu
menggunakan alat yang bernama ATA yang memungkinkan kita
menyambungkan telepon konvensional ke PC atau internet untuk melakukan
VOIP
2.1.3.2 IP PHONES

IP PHONES yaitu telepon yang sudah memiliki port RJ-45 untuk langsung di
sambungkan ke router guna melakukan panggilan VOIP.

2.1.3.3 PC to PC

PC to PC seperti namanya saja kita sudah dapat membayangkan, yaitu


panggilan VOIP yang dilakukan menggunakan PC dengan perlengkapan
microphone, speaker, dan software yang di sediakan para developer
komunikasi VOIP ini contoh : Skype dan InterVoip. User tidak membayar satu
sen pun dalam melakukan panggilan antarpengguna sesama layanan.

Gambar ini disadur dari : www.foundry.net


Kelebihan dan Kekurangan VoIP
BAB III

PEMBAHASAN

Perkembangan teknologi Voice over Internet Protocol (VoIP) sejak


dikembangkan pada tahun 1995 sudah semakin pesat. Awalnya dianggap
“nyeleneh” tapi sekarang menjadi harapan pengguna sebagai alternatif
telepon murah. Pemakaian VoIP di beberapa negara maju mampu menekan
biaya SLI dan SLJJ sebesar 70 %. Namun di Indonesia masih ribut pada
masalah regulasinya. Mulai dari substansinya sampai siapa yang berwenang
membuat regulasinya. “Ketakutan” akan penuruan pendapatan oleh operator
telokomunikasi juga mempengaruhi regulasi pemerintah.

VoIP sebenarnya adalah aplikasi internet biasa seperti layanan www dan
email. VoIP sebagai layanan Internet biasa disebut IP Telephony.
Infrastruktur internet dibutuhkan agar dapat menggunakan dann atau
menyediakan layanan VoIP. VoIP secara umum berarti mengirimkan
informasi suara secara digital dalam bentuk paket data. Dibandingkan secara
tradisional, pengiriman informasi suara melalui saluran analog PSTN (Public
Switching Telephone Network). VoIP yang disebut juga internet telephony
merupakan teknologi yang menawarkan solusi telepon melalui jaringan paket
(IP Network). Teknologi yang awalnya dianggap menyimpang dari kelaziman
ternyata saat ini menjanjikan suatu kelebihan, sehingga banyak pihak yang
ikut melibatkan diri. Secara umum, VoIP didefinisikan sebagai suatu sistem
yang menggunakan jaringan internet untuk mengirimkan data paket suara
dari suatu tempat ke tempat yang lain menggunakan perantara protokol IP.

Perkembangan VoIP di Indonesia dan Regulasinya

Di Indonesia, teknologi VoIP sebenarnya sudah digunakan sejak beberapa


tahun lalu. Untuk komunitas pengguna atau pengembang VoIP di
masyarakat, berkembang di tahun 2000. Komunitas awal pengguna atau
pengembang VoIP adalah VoIP Merdeka yang dicetuskan oleh pakar
internet Indonesia, Onno W. Purbo. Teknologi yang digunakan adalah H.323
yang merupakan teknologi awal VoIP. Sentral VoIP Merdeka di hosting di
Indonesia Internet Exchange (IIX) atas dukungan beberapa ISP dan
Asossiasi Penyelenggara Jaringan Internet (APJII). Di tahun 2005, Anton
Raharja dan tim dari ICT Center Jakarta mulai mengembangkan VoIP jenis
baru berbasis Session Initiation Protocol (SIP). Teknologi SIP merupakan
teknologi pengganti H.323 yang sulit menembus proxy server. Di tahun 2006,
infrastruktur VoIP SIP dikenal sebagai VoIP Raky.

Kini, pemakaian VoIP sudah semakin luas. Namun, pemanfaatannya


masih menimbulkan pro dan kontra. Tentu kita bertanya mengapa
memberikan layanan yang lebih murah dari Telkom dianggap sebagai
sebuah hal yang tabu. Padahal, Telkom tidak lagi memonopoli pasar
penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia. Kondisi ini memprihatinkan
karena perkembangan teknologi tidak diselaraskan dengan regulasi yang
mengaturnya. Pertanyaannya, mengapa pemerintah tidak begitu responsif
dalam menanggapi perkembangan teknologi telekomunikasi, khususnya
dalam bidang VoIP ini.

Saat ini permasalahan VoIP di Tanah Air, bukan terletak pada sisi
teknologinya malainkan pada sisi bisnis semata. Karena, bisnis ini sangat
menguntungkan. Sesuai Kepdirjenpostel No.159/Dirjen/2001,pemerintah
memang hanya menunjuk lima pihak yang berhak menyelenggarakan jasa
internet teleponi alias VoIP untuk keperluan publik. Masing-masing adalah PT
Telkom, Indosat, Satelindo, PT Atlasat Solusindo, dan PT Gaharu Sejahtera.
Padahal, pengusaha VoIP yang tergabung dalam Asosiasi Penyelenggara
Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebut sudah ada sekitar 35 pelaku usaha
yang menyelenggarakan bisnis jasa ini. Kalau Kepdirjenpostel itu jadi
dilaksanakan, berarti sekian banyak pengusaha harus tutup operasi atau
menempuh jalan kerja sama dengan operator resmi. Para pengusaha VoIP di
luar kelima nama tadi memang seolah berpacu dengan waktu. Pasal 86
Kepmenhub No.21/2001 menegaskan tenggat waktu adalah 31 Mei 2002
untuk penyelenggaraan VoIP. Selanjutnya hanya pihak yang telah memiliki
izin resmi yang boleh beroperasi.Penyelenggara VoIP yang masih eksis
selanjutnya dianggap ilegal, dan jika masih beroperasi maka fasilitas
telekomunikasi yang berhubungan dengan VoIP seperti sambungan E-1
dicabut.Sulit dibendung.

TINJAUAN HUKUM LAYANAN VoIP

Telekomunikasi termasuk cabang produksi yang penting dan strategis


dalam perekonomian nasional sehingga penguasaannya dilakukan oleh
negara yang dimanfaatkan sebesar-besarnya demi kepentingan dan
kemakmuran rakyat. Hal ini dengan tegas dinyatakan dalam Pasal 4 Undang-
Undang No. 36 Tahun 1996 tentang elekomunikasi. Pembinaan
penyelenggaraan telekomunikasi dilakukan oleh pemerintah. Pasal ini
memberikan wewenang yang mutlak kepada pemerintah atas nama negara
untuk mengembangkan segi-segi kehidupan terkait dengan bidang
telekomunikasi. Terkait dengan hukum administrasi publik, wewenang di sini
merupakan suatu keharusan yang lakukan oleh pemerintah, bukan lagi
merupakan hak yang dapat dilakukan ataupun tidak. Pemerintah memiliki
tanggung jawab dalam memberikan sarana-sarana bertelekomunikasi yang
efektif, efisien dan terjangkau oleh segala lapisan masyarakat.

Di sisi lain, Pasal 28F Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen


memberikan kepastian hukum kepada setiap orang untuk dapat
berkomunikasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
Landasan konstitutif ini merupakan modal dasar bagi pengguna layanan
telekomunikasi yang di dalamnya termasuk sarana komunikasi melalui VoIP.

Dalam Undang-Undang Telekomunikasi ini, belum disinggung


mengenai VoIP. Walau tidak tegas disebut dalam pasal, ketentuan mengenai
VoIP dapat dilihat dalam Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Telekomunikasi. Sebuah Peraturan Pemerintah dibentuk
oleh Presiden berdasarkan wewenang yang diberikan oleh Pasal 5 (2)
Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen. Peraturan Pemerintah ini
berfungsi untuk menyelenggarakan ketentuan dalam Undang-Undang, baik
yang secara tegas-tegas maupun secara tidak tegas menyebutkannya.
Dalam Pasal 14 Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2000, penyelenggaraan
jasa telekomunikasi diklasifikasikan dalam tiga jenis, yaitu:
1. Penyelenggaraan jasa teleponi dasar

2. Penyelenggaraan jasa nilai tambah teleponi

3. Penyelenggaraan jasa multimedia

Dalam hal ini, yang dimaksud dengan jasa telekomunikasi adalah layanan
telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan bertelekomunikasi dengan
menggunakan jaringan telekomunikasi. Di dalam Penjelasan Pasal 14 huruf c
dalam Peraturan Pemerintah tersebut, yang dimaksud dengan penyelenggaraan
jasa multimedia adalah penyelenggaraan jasa telekomunikasi yang menawarkan
layanan berbasis teknologi informasi, termasuk di dalamnya antara lain:
penyelenggaraan jasa Voice over Internet Protocol (VoIP), internet dan intranet,
komunikasi data, konperensi video dan jasa video hiburan. Penyelenggaraan
jasa multimedia dapat dilakukan secara jual kembali. Jadi, layanan VoIP
digolongkan sebagai penyelenggaraan jasa multimedia. Permasalahannya,
apakah layanan VoIP berbasis Phone-to-Phone masih merupakan jasa
multimedia atau termasuk jasa teleponi dasar. Banyak pihak yang beranggapan
bahwa ketentuan mengenai VoIP tidak jelas pengaturannya karena tidak ada
disebutkan baik dalam Undang-Undang maupun dalam Peraturan Pemerintah
dan bahkan Undang-Undang dianggap tidak mampu mengikuti perkembangan
teknologi informasi. Penjelasan seringkali diperlukan dalam menafsirkan suatu
peraturan perundang-undangan. Penjelasan dalam sebuah perundang-undangan
merupakan suatu kesatuan penjelasan resmi dari pembentuk peraturan
perundang-undangan tersebut. Dalam hal ini, penjelasan berfungsi untuk dapat
membantu dalam mengetahui maksud dan latar belakang diadakannya suatu
peraturan perundang-undangan serta untuk menjelaskan ketentuan-ketentuan
yang masih memerlukan sebuah kejelasan. Jadi, walaupun mengenai VoIP
hanya dijelaskan dalam lembaran Penjelasan, tetap saja materi ini dianggap
sebagai muatan dalam Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2000 yang
merupakan penjabaran atau untuk menjalankan ketentuan Undang-Undang.
Oleh sebab itu, sangatlah tidak beralasan bahwa aturan mengenai
penyelenggaraan jasa VoIP belum jelas atau tidak ada dasar hukumnya.

Alasan adanya ketidakjelasan mengenai pengaturan VoIP ini seringkali


dijadikan sebagai kambing hitam maupun sebagai celah untuk
menyelenggarakan layanan VoIP. Salah satu perdebatan adalah mengenai
apakah yang dikirim melalui Internet itu dapat disebut suara atau data.
Penyelenggara VoIP bersikeras yang dikirim adalah data, bukan suara. Jadi,
mereka tidak merebut lahan dari Telkom. Namun, anggapan ini juga tidak
sepenuhnya benar. Dalam Penjelasan Pasal 14 huruf c Peraturan Pemerintah
No. 52 Tahun 2000, penyelenggaraan komunikasi data juga termasuk sebagai
penyelenggaraan jasa multimedia. Jadi, tetap saja menjadi lingkup kewenangan
Undang-Undang Telekomunikasi.

Untuk dapat memberikan layanan VoIP, penyelenggara jasa VoIP


diwajibkan untuk bekerja sama dengan penyelenggara jaringan telekomunikasi
dalam bentuk kerjasama operasi, seperti yang tertuang dalam Pasal 13
Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2000. Ini menjadi kendala bagi
penyelenggara VoIP karena mau tidak mau harus bekerja sama dengan Telkom
yang memiliki pasar di atas 50 %. Walaupun Undang-Undang membolehkan
penyelenggara VoIP menggunakan jaringan sendiri, namun cara ini tentu
menjadi tidak efisien karena harus membangun jaringan baru.

Pengaturan penyelenggaraan jasa VoIP dijabarkan oleh Keputusan


Menteri Perhubungan No. 23 tahun 2002. Di sini, pengaturan hanya mencakup
jasa VoIP untuk keperluan publik. Batasan untuk keperluan publik di sini adalah
sangatlah luas. Dalam Keputusan Menteri ini, yang dimaksud dengan keperluan
publik adalah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Bila bukan untuk keperluan
pribadi, semua penyelenggaraaan jasa VoIP harus mendapat izin Menteri. Bila
siapa saja yang tidak memenuhi ketentuan ini, Undang-Undang No. 36 Tahun
1996 dalam Pasal 47 memberikan sanksi pidana paling lama 6 tahun penjara
dan/atau denda sampai Rp 600 juta. Jadi, dalam kasus penyelenggaraaan jasa
VoIP yang tidak memiliki izin dari Menteri, secara yuridis memang dapat diancam
dengan sanksi pidana ini.

REFORMASI REGULASI

Keengganan pemerintah untuk mempermudah pengembangan dan


perluasan VoIP jelas-jelas bertentangan dengan konstitusi Indonesia. Sebagai
sebuah negara yang berdasarkan hukum material/sosial, Indonesia menganut
prinsip perlindungan hak-hak asasi manusia dan prinsip pemerintahan yang
menciptakan kemakmuran rakyat. Hak warga negara untuk dapat menikmati
layanan telekomunikasi yang sesuai dengan kemampuan mereka dijamin oleh
Undang-Undang Dasar sebagai hak yang paling mendasar. Bila hak ini tidak
dapat dinikmati karena peraturan perundang-undangan di bawahnya berusaha
menghambat perkembangan VoIP yang jelas-jelas lebih murah, sudah
seharusnya pemerintah melakukan perbaikan-perbaikan. Selain dapat
menghambat perluasan layanan VoIP, ketentuan yang mengharuskan adanya
kerjasama operasi hanya akan mengakibatkan inefisiensi, baik yang merugikan
negara maupun yang langsung merugikan masyarakat.

Salah satu yang menjadi alasan pembatasan layanan VoIP adalah untuk
melindungi industri telekomunikasi dalam negeri. Alasan ini dapat dimengerti
karena 65 % pendapatan Telkom sendiri berasal dari sambungan jarak jauh.
Dengan adanya layanan VoIP, pendapatan mereka bisa menurun drastis yang
juga akan menurunkan pendapatan negara. Konflik kepentingan ini harus dapat
diatasi oleh pemerintah. Mempertahankan teknologi yang memberikan ongkos
yang besar perlu dipertimbangkan kembali. Membatasi layanan telekomunikasi
yang murah merupakan proses pembodohan kepada masyarakat. Adanya
kepentingan pemerintah untuk melakukan pembinaan, pembatasan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan telekomunikasi pada dasarnya
merupakan realisasi dari kewajiban negara dalam menjamin hak
bertelekomunikasi warga negara. Dilihat dari kewajiban negara
menyelenggarakan kesejahteraan rakyat, pemerintah seharusnya mendukung
pengembangan jasa layanan VoIP yang nantinya dapat memeratakan hasil-hasil
pembangunan dan sekaligus meningkatkan ekenomi rakyat sebagai hasil dari
efisiensi. Bukan tidak mungkin, hasil dari efisiensi dalam masyarakat ini
memberikan keuntungan yang lebih baik daripada harus mempertahankan
kepentingan industri telekomunikasi dalam negeri. Kehendak konsititusi harus
selalu diutamakan daripada pertimbangan untung-rugi.

Masyarakat sangat membutuhkan teknologi VoIP, terutama di daerah-


daerah yang tidak terjangkau oleh jaringan konvensional dari Telkom. Dari
sekitar 72.000 desa yang ada di Indonesia, sekitar 43.000 desa belum mendapat
sambungan telepon dasar. Melihat kondisi ini, pemerintah harus bergerak cepat
dan responsif dalam melakukan pemerataan pembangunan, terutama di bidang
telekomunikasi. Teknologinya sudah tersedia, yang dibutuhkan hanyalah
kemauan dari pemerintah untuk memberikan kemudahan-kemudahan, baik
pengaturan hukum maupun pelaksanaannya.

Selain membatasi layanan VoIP dengan mengharuskan adanya izin dari


Menteri, awalnya penyelenggara jasa VoIP juga diharuskan menyertakan
deposit tunai sebesar Rp. 10 Milliar sebagai jaminan kelangsungan pelayanan
kepada publik, seperti yang tertuang dalam Keputusan Dirjen Postel
No.199/Dirjen/2001 tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Internet Telepon
untuk Keperluan Publik tertanggal 6 September 2001. Belakangan, Keputusan
Dirjen ini ditunda berlakunya. Paling tidak, regulasi ini menggambarkan rumitnya
sistem birokrasi. Sudah waktunya bagi pemerintah untuk melakukan deregulasi
secara komprehensif agar tidak ada lagi penafsiran-penafsiran yang berbeda di
dalam masyarakat dan sekaligus mempertajam arah pembangunan di bidang
telekomunikasi. Adanya kebutuhan yang besar terhadap VoIP harus dilihat
sebagai sebuah urgensi untuk mengatur lahan bidang telekomunikasi ini.
Regulasi yang ada saat ini tidaklah memadai untuk pengaturan sebuah jasa VoIP
yang sangat berkembang cepat. Untuk masa transisi, sebaiknya pemerintah
memberikan kelonggaran-kelonggaran yang dapat memudahkan pengembangan
VoIP sampai ke pelosok-pelosok negeri yang sebelumnya kurang dapat
menikmati layanan telekomunikasi yang masih mahal.
BAB IV

KESIMPULAN

Hadirnya VoIP, memberikan banyak keuntungan dari sisi pengguna yaitu :

1. keuntungan yang dapat diambil diantaranya adalah dari segi biaya jelas
lebih murah dari tarif telepon tradisional, karena jaringan IP bersifat global.
Sehingga untuk hubungan SLI dan SLJJ dapat ditekan hingga 70%.

2. biaya maintenance dapat ditekan karena voice dan data network terpisah,
sehingga IP Phone dapat di tambah, dipindah dan di ubah. Hal ini karena
VoIP dapat dipasang di sembarang ethernet dan IP address, tidak seperti
telepon tradisional yang harus mempunyai port tersendiri di Sentral atau
PBX.

Selain keuntungannya VoIP perlu juga dicermati masalah securitynya. Karena


berjalan pada IP (internet) yang memiliki sifat global dan tidak ekslusif maka
masalah keamanan harus juga dipikirkan. Bagaimana dengan penyadapan
pembicaraan? atau mungkin juga jalur VoIP dimanfaatkan sebagai batu loncatan
untuk kegiatan meerusak (cracking).

Untuk masalah regulasi, perlu dibuat sesegera mungkin oleh pejabat yang
berwenang sesuai jobdescriptionnya. Kalau itu memang wewenang menkominfo
yang harus dibuat oleh menkominfo bukan oleh Ditjen Postel. Untuk substansi
regulasinya bisa melibatkan para praktisi dan pakar IT yang memang sudah
bergelut dengan VoIP ini. Jika ini bisa diwujudkan teknologi VoIP yang kabar-
kabarnya adalah teknologi generasi keempat ini segera akan terwujud di negara
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Iskandarsyah, M.H.., Dasar-dasar Jaringan VoIP, Ilmu Komputer,


http://www.ilmukomputer.com

Purbo, W. Onno, Panduan Singkat Untuk Pembangunan Jaringan VoIP


Perjuangan di Indonesia, Ilmu Komputer, http://www.ilmukomputer.com

R. Anton Raharja, VoIP Rakyat, Jaringan VoIP berbasiskan protokol SIP


(Session Initiation Protocol), PowerPoint Presentation. November 2004 (rev. May
2006)
______________, Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia Bebas berbahasa
Indoensia, Voice over IP http://id.wikipedia.org/wiki/Voip

______________, VoIP Teknologi untuk Komunikasi yang lebih murah, Majalah


InfoKomputer, Edisi Juni 2006, hal 82.

______________, Teleponi Internet Loncatan Tinggi Konvergensi Teknologi,


Senin 11 April 2005, http://www.kompas.com/kompas-
cetak/0504/11/tekno/1674965.htm

______________, Info Iptek: Polemik VoIP Bukti Kesemerawutan Pembuat


Regulasi, Jumat 26 Juli 2002,
http://www.ristek.go.id/index.php?mod=News&conf=v&id=443
______________, DetikNet: Resah Voip Menanti Yurisprudensi, Kamis 27 April
2006
http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/04/tgl/27/time/13
0651/idnews/583440/idkanal/398
http://www.theopalgroup.com/newsletter/Spring2006/techtalk.htm
http://www.krist-ha.blogspot.com/2006/07/quo-vadis-regulasi-voip-di-
indonesia.html
http://www.yehu.or.id/teknologi-informasi.htm
http://www.sby.dnet.net.id/post-menanti masa keemasan voip.htm

You might also like