Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
1. Sejarah Perpajakan.
Mulanya mrpkn suatu upeti(pemberian scr Cuma-Cuma) yg
berbentuk natura oleh rakyat kpd penguasa.
Upeti ini untuk kep raja (penguasa setempat) oleh krn tdk ada
imbalan / prestasi yg dikembalikan kpd rakyat,krn hanya untuk kep raja
dan seolah-olah ada tekanan scr psikologis krn kddkn raja yg lebih
tinggi status sosialnya dibandingkan rakyat.
Dlm perkembangannya sifat upeti, tdk lagi untuk kep raja ttp untuk
kep rakyat / umum spt untuk menjaga keamanan, memelihara jalan,
memelihara saluran, membangun sarana sosial lainya.
Selanjutnya sifat upeti yg semula Cuma-Cuma dan memaksa, kmd
dibuat suatu aturan yg lbh baik agr sifat memaksanya tetap ada,
namun unsur keadilan lbh diperhatikan, guna memenuhi unsur
keadilan maka rakyat diikut sertakan dlm membuat peraturan.
d 1 Pajak.
ajak mnrt Rochmat Soemitro adl iuran rakyat kpd kas negara berdasarkan uu
(yg dpt dipaksakan) dg tidak mendapatkan jasa timbal (kontraprestasi), yg
langsung dpt ditunjukkan dan yg digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.
Sumber Penerimaan Negara
Ad 2. Kekayaan Alam
Psl 33 (3) UUD 45 :Bara dikuasai oleh neg demi kemakmuran rakyat sebesar-
besarnya.Juga lihat Psl 1 (2) UU No.5/1960.
Cukai adl pungutan negara yg dikenakan thd barang-barang ttt yg memp sifat
atau karakteristik yg ditetapkan berdasarkan UU No. 11 / 1995.
Contoh : Tembakau dan minuman keras.
Retribusi
Retribusi diatur dlm UU No.19/1997 jo UU No.34/2000 ttg Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
Unsur-unsur Retribusi;
1. Pungutan retribusi hrs berdsrkn uu.
2. Sifat pungutan dpt dipaksakan.
3. Pungutan dilkkn oleh negara.
4. Digunakan untuk pengeluaran msyrkt umum.
5. Kontraprestasi langsung dpt dirasakan oleh pembayar retribusi.
Sumbangan :
Bhw beaya yg dikeluarkan untuk prestasi pemerintah ttt
tdk boleh diambilkan dari kas umum, krn prestasi itu
tdk ditujukan kpd penduduk seluruhnya, melainkan
hanya untuk sebagian saja. Oleh krn nya sebagian
penduduk ttt ini saja yg diwajibkan membayar
sumbangan. Sumbangan ini tdk hrs berdasarkan uu
ttp lebih bersifat pd gotong royong masyarakat
setempat. Sumbangan bersifat sukarela
Laba dari Badan Usaha Milik Negara
Pengertian Sumbangan:
Pungutan dg nama sumbangan tdk diartikan untuk pengeluaran-pengeluaran yg
dikelola pemerintah ttp dlkkn oleh dan untuk kep sekelompok msyrkt ttt dan
tdk memerlukan dsr hukum brdsrkn uu serta unsur paksaannya pun tdk
ada.
Peran dan fungsi pajak dlm Pembangunan
A. Peran pajak dlm pemb.
Dlm APBN yg dibuat pemerintah tdp 3 sumber penerimaan pokok
negara ;
1. Penerimaan dr sektor pajak ;
2. Penerimaan dr sektor migas (minyak dan gas bumi).
3. Penerimaan dr sektor bukan pajak.
Dr ketiga sumber di atas penerimaan pajak mrpkn penerimaan
yg terbesar (lihat UU APBN).
Fungsi Pajak :
1. Fungsi budgeter.
2. Fungsi regulerend.
3. Fungsi demokrasi.
4. Fungsi redistribusi.
Fungsi Pajak
1. Fungsi budgeter.
Yaitu fungsi yg letaknya pd sektor publik yi fungsi untuk mengumpulkan uang
pajak sebanyak-banyaknya sesuai dg uu yg berlaku untuk membiayai pengeluaran
negara, bik pengeluaran rutin maupun pemb bila ada sisa (surplus) dipergunakan
sbg tabungan pemerintah.
2. Fungsi regulerend.
yi bhw pajak –pajak tsb akan dipergunakan sbg alat untuk mencapai tujuan ttt yg
letaknya diluar bid keuangan.
3. Fungsi demokrasi.
yi fungsi yg mrpkn salah satu penjelmaan dr sistem gotong royong, termasuk
kegiatan pemerintah dan pemb demi kemaslahatan manusia. Apbl seorang yg
telah mlkkn kwjbn membayar pajak kpd neg mk ia berhak mndptkn pelayanan yg
baik dr pemerintah.
4. Fungsi redistribusi.
yi fungsi yg lbh menekankan pd unsur pemerataan dan keadilan dlm msyrkt. Ini
terlihat dg adanya tarif progresif dlm pengenaan pajak.
Dasar teori pemungutan pajak
Mengapa atau apa dasarnya shg dpt dlkkn pemungutan pajak ?
A. Teori Asuransi.
teori asuransi diartikan dg suatu kep msyrkt (seseorang) yg hrs dilindungi oleh neg.
msyrkt seakan menanggungkan keselamatan dan keamanan jiwanya kpd neg. dg
adanya kep dr msyrkt itu sendiri, mk msyrkt hrs membayar premi.
Teori ini hanya memberi landasan saja, ttp tdk tepat untuk melandasi adanya
pemungutan pajak. Premi kurang tepat bila diartikan sbg pajak, melainkan lbh tepat
diartikan sbg retribusi.
B. Teori Kepentingan.
Teori kep ini diartikan neg melindungi kep harta benda dan jiwa warga dg
memperhatikan pembagian beban pajak. Segala beaya pengeluaran yg dikeluarkan
oleh neg dibebankan kpd seluruh warga brdsrkn kep w n yg ada. Warga neg yg
memiliki harta benda yg banyak membayar pajak yg besar, sedang warga neg yg
memiliki harta sedikit membayar pajak lbh sedikit.
Landasan teori ini seakan sama dengan pengertian retribusi bukan pajak krn
berkitan dg kontra prestasi.
C. Teori Gaya Pikul.
Pokok teori ini adl azas keadilan yi setiap orang yg dikenakan pajak hrs sama
beratnya. Pajak yg hrs dibayar adl menurut daya pikul seseorang brdsrkn
besarnya penghasilan dan besarnya pengeluaran yg dlkkn.
Gaya pikul ini ditentukan oleh bbrp komponen yi penghasilan, kekayaan, dan
susunan keluarga wajib pajak.
D. Teori Gaya beli.
Teori ini menekankan bhw pembayaran pajak yg dlkkn kpd neg dimaksudkan
untuk memelihara msyrkt dlm neg ybs. Gaya beli suatu rumah tangga dlm
msyrkt adl sama dg gaya beli suatu rumah tangga negara. Pembayaran pajak
yg dlkkn kpd neg lbh ditekankan pd fungsi mengatur (Regulerend) dr pajak agar
msyrkt tetap eksis.
Dr. Soekismo condong menyebut teori gaya beli ini sbg teori yg bersifat
universal dan berlaku diseluruh dunia.
E. Teori Bakti
teori ini menekankan pd paham organische staatsleer yg mengajarkan bhw krn
neg sbg suatu organisasi dr individu-individu mk timbul hak mutlak neg untuk
memungut pajak.
teori bakti ini juga disebut teori kewajiban pajak mutlak.
Yuridiksi Pemungutan Pajak
Yuridiksi adl batas kewenangan yg dpt dlkkn oleh neg dlm memungut pajak thd warga
neg, agar tdk berulang-ulang yg bisa memberatkan orang yg dikenai pajak.
A. Asas Tempat Tinggal.
adl asas pemungutan pajak brdsrkn tempat tinggal/domisili seseorang. Suatu neg
hanya dpt memungut pajak thd semua orang yg berdomisili dlm suatu neg ybs
atas seluruh penghasilan dimanapun diperoleh, tanpa memperhatikan apakah ybs
warga neg atau orang asing.
B. Asas Kebangsaan.
adl asas pemungutan pajak yg didasarkan pd kebangsaan suatu neg. Suatu neg
akan memungut pajak kpd setiap orang yg memp kebangsaan atas neg ybs
sekalipun orang tsb tdk bertempat tinggal pada neg ybs.
C. Asas Sumber.
adl asas pemungutan pajak yg didasarkan pada sumber atau tempat penghasilan
berada.
Sistem pemungutan Pajak
A. Sistem Official asscesment system.
adl suatu sistem pemungutan pajak yg memberi wewenang kpd pemungut pajak
(fiscus) untuk menentukan besarnya pajak yg hrs dibayar (pajak yg terutang) oleh
seseorang. Msyrkt pasif utang pajak diketahui setelah adanya surat ketetapan
pajak.
B. Semi self asscesment system.
pd sistem ini setiap awal tahun pajak Wapa menentukan sendiri besarnya pajak yg
terutang untuk tahun berjalan yg mpkn angsuran bagi wapa yg hrs disetor sendiri.
Baru kmd pd akhir tahun pajak fiscus menentukan besarnya utang pajak yg
ssungguhnya berdasarkan data yg dilaporkan oleh wapa.
C. Self asscesment system
adl sistem pemungutan pajak yg memberi wewenang penuh kpd wapa untuk
menghitung, memperhitungkan, menyetorkan dan melaporkan sendiri besarnya
utang pajak. Wapa aktif, fiscus tdk turut campur dlm menentukan besarnya utang
pajak, kecuali ada pelanggaran kttn yg berlaku.
D. Witholding system
adl sistem pemungutan pajak yg memberi wewenang kpd pihak ketiga untuk
memotong besarnya pajak yg terutang.
Di Ind Official asscesment system telah berakhir th 1967, tahun 1968 sd 1983 msh
menggunakan semi self asscesment dan witholding. Th 1984 self asscesment.
Asas-asas Pemungutan Pajak
The Four Cannons / The Four Maxims
1. Equality
Pembebanan pajak diantara subjek pajak hendaknya seimbang dg
kemampuannya, yaitu seimbang dg penghasilan yg dinikmatinya di
bawah perlindungan pemarintah.
Dlm hal equality tdk diperbolehkan ada diskriminasi diantara wajib pajak.
Dlm keadaan sama hrs diperlakukan sama, dlm keadaan berbeda hrs
diperlakukan berbeda.
2. Certainty
Pajak yg dibayar oleh wajib pajak hrs jelas dan tdk mengenal kompromi.
Dlm asas ini kepastian hukum diutamakan, mengenai subjek pajak, objek
pajak, tarif pajak, dan kttn pembayarannya.
3. Convenience of payment.
Pajak hendaknya dipungut pada saat yg paling baik bagi wajib pajak,
yaitu pada saat dekatnya dg diterimanya penghasilan.
4. Economic of Collections.
Pemungutan pajak hendaknya dipungut sehemat mungkin (seefisien), jgn
sampai beaya pemungutan pajak lebih besar dr penerimaan pajak
Syarat-syarat pembuatan UU Pajak
1. Syarat Keadilan .
a. Keadilan Horizontal.
Wajib pajak yg memp kemampuan
membayar pajak (gaya pikul) sama hrs
dikenakan pajak yg sama.
b. Keadilan vertikal.
Wapa yg memp kemampuan membayar
(gaya pikul) tdk sama hrs dikenakan pajak
yg tidak sama
2. Syarat Yuridis.
Pembayaran pajak hrs seimbang dg kekuatan membayar wapa. Mudah bagi orang yg
berpenghasilan tetap, akan tetapi sulit bagi orang yg berpenghasilan tdk tetap.
Untuk itu wapa diberikan kepercayaan sepenuhnya untuk menghitung sendiri pajaknya
dg mengisi Surat Pemberitahuan (SPT).
3. Syarat Ekonomis.
Pemungutan pajak hrs menjaga keseimbangan kehidupan ekonomi dan janganlah
mengganggu ekonomis dr si Wapa.
4. Syarat Finansial.
Hendaknya pajak yg dipungut cukup untuk pengeluaran negara, dan pemungutan
pajak tdk memakan beaya yg besar.
Sistematika Hukum Pajak
• Hukujm Pajak Formal
Hk Pajak formal ini memuat kttn-kttn yg mendukung kttn
hukum pajak materiil, yg diperlukan untuk melaks kttn hukum
pajak materiil.