Professional Documents
Culture Documents
f. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam pembuatan
tempe dan oncom.
Tape adalah sejenis penganan yang dihasilkan dari proses peragian (fermentasi). Tape bisa
dibuat dari singkong (ubi kayu) dan hasilnya dinamakan "tape singkong". Bila dibuat dari ketan
hasilnya dinamakan "tape ketan".
Pembuatan tape memerlukan kecermatan dan kebersihan yang tinggi agar singkong atau
ketan dapat menjadi lunak karena proses fermentasi yang baik. Ragi adalah bibit jamur yang
digunakan untuk membuat tape. Agar pembuatan tape berhasil dengan baik alat-alat dan bahan-
bahan harus bersih, terutama dari lemak atau minyak. Alat-alat yang berminyak jika digunakan
untuk mengolah pembuatan tape bisa menyebabkan kegagalan fermentasi. Air juga harus bersih.
Menggunakan air hujan juga bisa menyebabkan gagal fermentasi.
Pembuatan tape melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tapai (Saccharomyces
cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas kulitnya. Ada dua teknik pembuatan
yang menghasilkan tapai biasa, yang basah dan lunak, dan tapai kering, yang lebih legit dan
dapat digantung tanpa mengalami kerusakan.
Tujuan :
Alat :
1. Baskom
2. Kain Lap
3. Kompor
4. Panci Kukus
5. Penyaring
6. Piring
7. Pisau
8. Sendok & Garpu
Bahan :
1. Air secukupnya
2. Daun pisang
3. Ragi yang telah dihaluskan
4. Singkong 2 kg
5. Cara Kerja :
Reaksi
Reaksi dalam fermentasi singkong menjadi tape adalah glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula
paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi
ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.
Penjabarannya:
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) + Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi
Kesimpulan:
Nata de coco merupakan makanan hasil fermentasi air kelapa oleh bakteri Acetobacter
xylium. Bakteri inilah yang merubah air kelapa menjadi serat selulosa. Berikut resep dan cara
membuatnya :
NB: Agar bakteri Acetobacter xilynum dapat bekerja dengan baik, yaitu mengubah
glukosa menjadi selulose atau dalam pembentukan lapisan nata maka kondisi lingkungan
disekitarnya juga harus mendukung. Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan nata de coco yaitu kondisi peralatan serta ruangan yang cukup steril. Apabila kondisi
ruangan kurang steril sehingga memungkinkan sirkulasi udara berjalan seperti biasa maka
peluang untuk terjadinya kontaminasi pada nata yang diproduksi cukup besar, begitu pula jika
peralatan yang digunakan kurang steril maka juga dapat menimbulkan kontaminasi (kerusakan
pada lapisan nata yang diproduksi).
Nah, jika nata dirasa telah terbentuk, sekarang tinggal dipanen, berikut cara-cara
pemanenannya:
1. Pemanenan Nata
1. Nata yang terbentuk diambil dan dibuang bagian yang rusak (jika ada), lalu
dibersihkan dengan air (dibilas). Kemudian direndam dengan air bersih selama 1
hari.
2. Pada hari kedua rendaman diganti dengan air bersih dan direndam lagi selama 1
hari.
3. Pada hari ketiga nata dicuci bersih dan dipotong bentuk kubus (ukuran sesuai
selera) kemudian direbus hingga mendidih dan air rebusan yang pertama dibuang.
4. Nata yang telah dibuang airnya tadi, kemudian direbus lagi dan ditambahkan
dengan satu sendok makan asam sitrat.
5. Pengolahan
1. Jika ingin dimasak sebagai campuran es buah, nata hasil point 5 d,
ditambah dengan gula dan sirup sesuai selera.
2. Jika ingin digunakan dilain hari dapat disimpan di dalam lemari es.
6. Pengemasan Nata
1. Nata hasil 5 d dimasukkan ke dalam plastik dalam kondisi masih panas
(mendidih) dan diusahakan tidak terdapat gelembung udara dalam
kemasan.
2. Plastik (kemasan) ditutup rapat dengan karet atau sealer.
3. Nata siap dipasarkan.