You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa kaum muda merupakan suatu fase perkembangan antara masa
anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak
dan kaum muda akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa
dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan muda rusak karena narkoba,
maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.
Pada masa muda, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti
trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua
kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan
kaum muda untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan
bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia
muda.
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba,
para kaum muda tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan kaum muda
lainnya. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik
secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan kaum muda yang sangat
banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS.
Kehilangan kaum muda sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi
bangsa.

1.2 Tujuan
Narkoba dan pergaulan bebas, sepertinya sudah menjadi stereotype
yang selalu melekat pada remaja jaman sekarang, maka dari itu pembuatan
makalah ini dibuat bertujuan agar menghapus stereotype tersebut, serta
memberikan sedikit solusi kepada kaum muda serta orang tua untuk lebih
bijak menyikapi masalah narkoba, dan lebih memperhatikan anggota keluarga
satu sama lain agar tidak terjerumus dan menyentuh atau malah
mengkonsumsi narkoba.

1
BAB II
PENYALAHGUNAAN NARKOBA

2.1 Narkoba
Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif
berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh
manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, yang dapat
mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang.
Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang
termasuk jenis Narkotika adalah :
 Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko),
opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar
ganja.
 Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta
campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan
tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan
perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika
antara lain:
 Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine,
Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam,
Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb.
Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi
sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau
kokaina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat, seperti:

2
 Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut)
berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan
yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika
aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether, dsb.

2.2 Narkoba Berdasarkan Efeknya


Dari efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga:
 Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi
aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa
membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa
mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan
berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer
sekarang adalah Putaw.
 Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta
kesadaran. Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang
sekarang sering dipakai adalah Shabu-shabu dan Ekstasi.
 Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau
mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman
seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain
itu ada jugayang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling
banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.

2.3 Dampak Penyalahgunaan Narkoba


Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran
yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah
yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya
kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti
jantung, paru-paru, hati dan ginjal.
Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung
pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau
kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat
pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.

3
Dampak Fisik:
 Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang,
halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
 Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti:
infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah
 Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi,
eksim
 Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi
pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
 Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, diare, suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati dan sulit tidur
 Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin,
seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron,
testosteron), serta gangguan fungsi seksual, perubahan periode
menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)
 Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian
jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti
hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya
 Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis
yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya.
Over dosis bisa menyebabkan kematian 
 Dampak Psikis:
 Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
 Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
 Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
 Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
 Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
Dampak Sosial:
 Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
 Merepotkan dan menjadi beban keluarga

4
 Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan
fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus
obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis
berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest).
Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti
dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.

2.4 Narkoba Pada Kaum Muda


Penyalahgunaan narkoba umumnya terjadi pada kaum kaum muda dan
sebagian besar adalah yang tinggal di perkotaan. Mereka biasanya
mempunyai sifat kosmopolit, relatif tidak cepat menikah karena harus
menempuh masa belajar hingga jenjang universitas, bahkan hingga
memperoleh pekerjaan dianggap layak. Pada masa itulah mereka hidup dalam
pancaroba; antara kanak-kanak dan kedewasaan, baik fisik, mental, maupun
sosio-kulturalnya. Ia hidup antara kebebasan dan ketergantungan kepada
orang tuanya; mereka ada dalam pembentukan nilai-nilainya sendiri serta
sikapnya, baik sikap keagamaan, maupun sikap kultural dan sosialnya. Kaum
muda sedang mencari identitas sikapnya terhadap lingkungan dan sesamanya.
Dalam kondisi yang serba mendua itulah seringkali kaum muda tergelincir ke
jalur kenakalan, yang disebut juvenile delinquency. Pada masa itu banyak
kaum muda yang melakukan kenakalan, pelanggaran hukum, bahkan tindak
kriminal. Motivasinya ialah karena ingin mendapatkan perhatian "status
sosial", dan penghargaan atas eksistensi dirinya.
Dengan kata lain, kenakalan kaum muda merupakan bentuk
pernyataan eksistensi diri di tengah-tengah lingkungan dan masyarakatnya,
bukan kenakalan semata. Salah satu penyimpangan perilaku ini adalah
perilaku seksual. Sementara salah satu bentuk pelanggaran hukum ialah
meminum minuman keras, obat terlarang hingga ganja dan zat adiktif lainnya.
Adapun faktor lain yang beresiko tinggi sehingga kaum muda dapat
menggunakan narkoba, diantaranya :

5
 Keluarga yang kacau balau, terutama adanya orang tua yang menjadi
penyalahguna narkoba atau menderita sakit mental
 Orang tua dan anak kurang saling memberi kasih sayang dan pengasuhan
 Anak/kaum muda yang sangat pemalu atau yang dikucilkan dan sulit
menyesuaikan diri dengan lingkungannya
 Anak yang bertingkah laku agresif, suka mencari sensasi
 Miskin ketrampilan sosial
 Bergabung dengan kelompok sebaya yang berperilaku menyimpang
 Tidak bisa berkomunikasi dengan orang tua
 Tidak berada dalam pengawasan orang tua
 Tidak mau mengikuti aturan / norma / tata tertib, rencah penghayatan
spiritualnya.

2.5 Undang-undang Penyalahgunaan Narkoba


Penyalahgunaan narkoba selain merugikan kesehatan diri sendiri juga
berdampak negatif terhadap kehidupan ekonomi dan sosial seseorang.
Penyalahgunaan narkoba dapat merusak ekonomi karena sifat obat yang
membuat ketergantungan, dimana tubuh pengguna selalu meminta tambahan
dosis dan dengan harga obat-obatan jenis narkoba yang tergolong relatif
mahal maka hal tersebut secara ekonomis sangat merugikan. Ekonomi
keluarga bisa bangkrut bilamana keluarga tidak mampu lagi membiayai
ketergantungan anggotanya terhadap narkoba, bahkan hal ini bisa berdampak
buruk yaitu bisa menimbulkan persoalan kriminalitas seperti pencurian,
penodongan bahkan perampokan.
Keharmonisan keluarga pun bisa terganggu manakala salah seorang
atau beberapa orang anggota keluarga menjadi pecandu. Sifat obat yang
merusak secara fisik maupun psikis akan berdampak kepada
ketidaknyamanan hubungan sosial dalam keluarga. Penyalahguna narkoba
juga menimbulkan keresahan dalam masyarakat. Perilaku pengguna yang
tidak terkontrol dapat mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat.
Terlebih jika dikaitkan dengan timbulnya berbagai penyakit yang
menyertainya seperti Hepatitis, HIV/AIDS, bahkan kematian.

6
Hal tersebut lebih jauh bisa menyebabkan hancurnya suatu negara,
oleh karena itu negara melarang narkoba. Undang-undang Nomor 22 Tahun
1997 tentang Narkotika, menyatakan :
 Pasal 45 : Pecandu narkotika wajib menjalani pengobatan dan/atau
perawatan
 Pasal 36 : Orang tua atau wali pecandu yang belum cukup umur bila
sengaja tidak melaporkan diancam kurungan paling lama 6 (enam) bulan
atau denda paling banyak satu juta rupiah.
 Pasal 88 : Pecandu narkotika yang telah dewasa sengaja tidak melapor
diancam kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak
dua juta rupiah, sedang bagi keluarganya paling lama 3 (tiga) bulan atau
denda paling banyak satu juta rupiah.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika,
menyatakan :
 Pasal 37 ayat (1) : Pengguna psikotropika yang menderita syndrome
ketergantungan berkewajiban ikut serta dalam pengobatan atau
perawatan
 Pasal 64 ayat (1) barang siapa : a. menghalang-halangi penderita
syndrome ketergantungan untuk menjalani pengobatan dan/atau
perawatan pada fasilitas rehabilitasi sebagaimana dimaksudkan dalam
pasal 37, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak 20 juta rupiah.

2.6 Narkoba dan Islam


Dalam wacana Islam, ada beberapa ayat Al-Qur'an dan Hadits yang
melarang manusia untuk mengkonsumsi minuman keras dan hal-hal yang
memabukkan. Pada orde yang lebih mutakhir, minuman keras dan hal-hal
yang memabukkan bisa juga dianalogikan sebagai narkoba. Waktu Islam lahir
dari terik padang pasir lewat Nabi Muhammad, zat berbahaya yang paling
populer memang baru minuman keras (khamar). Dalam perkembangan dunia
Islam, khamar kemudian bergesekan, bermetamorfosa dan beranak pinak

7
dalam bentuk yang makin canggih, yang kemudian lazim disebut narkotika
atau lebih luas lagi narkoba.
Untuk itu, dalam analoginya, larangan mengonsumsi minuman keras
dan hal-hal yang memabukkan, adalah sama dengan larangan mengonsumsi
narkoba. Ada dua surat al-Qur'an dan dua hadits yang coba dilansir disini,
yang terjemahannya kira-kira begini :
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan
itu agar kamu mendapat keberuntungan". (QS Al-Maidah : 90)

Kemudian ayat yang kedua:


"Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan
dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi
itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka
berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)". (QS Al-Maidah : 91)

Perbuatan setan adalah hal-hal yang mengarah pada keburukan,


kegelapan, dan sisi-sisi destruktif manusia. Ini semua bisa dipicu dari khamar
(narkoba) dan judi karena bisa membius nalar yang sehat dan jernih. Khamar
(narkoba) dan judi sangat dekat dengan dunia kejahatan dan kekerasan, maka
menurut al-Qur'an khamar (narkoba) dan judi potensial memicu permusuhan
dan kebencian antar sesama manusia. Khamar dan judi juga bisa
memalingkan seseorang dari Allah dan shalat.
Selain dua ayat al-Qur'an di atas, juga ada hadits yang melarang
khamar/minuman keras (baca : narkoba), yaitu :
"Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan
melemahkan adalah khamar, dan setiap khamar haram". (HR. Abdullah
bin Umar).

Jelas dari hadits di atas, khamar (narkoba) bisa memerosokkan


seseorang ke derajat yang rendah dan hina karena dapat memabukkan dan
melemahkan. Untuk itu, khamar (dalam bentuk yang lebih luas adalah
narkoba) dilarang dan diharamkan. Sementara itu, orang yang terlibat dalam
penyalahgunaan khamar (narkoba) dilaknat oleh Allah, entah itu pembuatnya,

8
pemakainya, penjualnya, pembelinya, penyuguhnya, dan orang yang mau
disuguhi.
Bukan hanya agama Islam, beberapa agama lain juga mewanti-wanti
(memberi peringatan yang sungguh-sungguh) kepada para pemeluknya atau
secara lebih umum umat manusia, untuk menjauhi narkoba.

2.7 Pencegahan Dan Solusi Penyalahgunaan Narkoba


Beberapa faktor-faktor penting yang harus diperhatikan agar dapat
mencegah kaum muda menggunakan narkoba, khusunya bagi remaja:
 Ikatan yang kuat di dalam keluarga
 Pengawasan orang tua yang didasarkan pada aturan tingkah laku yang
jelas dan pelibatan orang tua dalam kehidupan anak/kaum muda
 Ikatan yang kuat di dalam institusi pro-sosial seperti keluarga, sekolah,
dan organisasi-organisasi keagamaan.
 Menerima norma kebiasaan tentang larangan penggunaan narkoba.
 Keluarga harus dapat menciptakan komunikasi yang lebih baik
 Disiplin, tegas dan konsisten dengan aturan yang dibuat
 Berperan aktif dalam kehidupan anak-anak
 Memonitor aktivitas mereka
 Mengetahui dengan siapa anak/kaum muda bergaul
 Mengerti masalah dan apa yang menjadi perhatian mereka
 Orang tua harus menjadi panutan, teman diskusi, tempat bertanya
 Mampu mengembangkan tradisi keluarga dan nilai-nilai keagamaan
 Menggali potensi anak untuk dikembangkan melalui berbagai macam
kegiatan.
Solusi yang dapat dilakukan ketika ada anggota keluarga yang
menggunakan narkoba :
 Berusaha tenang, kendalikan emosi, jangan marah dan tersinggung
 Jangan tunda masalah, hadapi kenyataan, adakan dialog terbuka dengan
anggota yang menggunakan narkoba
 Dengarkan dengan baik pendapatnya, beri dorongan non verbal. Jangan
memberi ceramah/nasehat berlebih

9
 Hargai kejujuran, berusaha jujur terhadap diri sendiri, jangan merasa
benar sendiri
 Tingkatkan hubungan dalam keluarga, rencanakan membuat kegiatan
bersama-sama keluarga
 Cari pertolongan, cari bantuan pihak ketiga yang paham dalam
menangani narkoba atau tenaga profesional, puskesmas, rumah sakit,
panti/tempat rehabilitasi.
 Pendekatan kepada orang tua teman anak pemakai narkoba, ungkapkan
dengan hati-hati dan ajak mereka bekerja sama menghadapi masalah.
Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja
menyalahgunakan narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus
penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu
 Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk
pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan
melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih
banyak berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan seputar
pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan
kepada remaja langsung dan keluarga.
 Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya
penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal
(initialintake)antara 1 - 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan
mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 - 3
minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan
adiktif secara bertahap.
 Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai
dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase
stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali
ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan
penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang
bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling,
membuat kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan
alternatif, dll.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masalah penyalahgunaan narkoba bukan lagi sebuah masalah yang
dapat diselesaikan dengan mudah, karena dalam perkembangannya
penyalahgunaan narkoba ini yang telah menimpa generasi muda, mulai anak
usia SD sampai Perguruan Tinggi yang notabene adalah penerus bangsa yang
berakibat disorientasi emosi, kemauan, maupun disorientasi koordinasi
psikomotoriknya.
Diharapkan dengan penjelasan apa itu narkoba dan berbagai jenis-
jenisnya, dampaknya serta pandangan dalam islam, diharapkan agar kaum
muda, orang tua, maupun pihak yang terkait lebih aware pada permasalahan
yang membahayakan ini. Terlebih lagi di era globalisasi ini dimana semua
perkembangan teknologi informasi begitu pesat yang dapat mempermudah
penyebaran dan penyalahgunaan narkoba. Maka dari itu peran dari berbagai
pihak sangat diharapkan untuk memberikan kesadaran serta pencegahan
terhadap penyalahgunaan narkoba.

3.2 Saran
Untuk melakukan penanggulangan terhadap peredaran narkoba yang
sudah semakin memprihatinkan dan membahayakan karena semakin
banyaknya jumlah generasi muda Indonesia yang telah menjadi korban
penyalahgunaan narkoba, maka penulis menyarankan untuk membentuk
manajemen penanggulangan peredaran narkoba serta dampak bahaya yang
ditimbulkannya dengan melibatkan masyarakat sebagai komponen utama.
Strategi penanggulangan peredaran narkoba tersebut direalisasikan melalui
pembentukan organisasi dari kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam
masyarakat. Kolaborasi kelompok-kelompok sosial tersebut diberikan
pembekalan, pendidikan dan pelatihan yang memadai sehingga diharapkan
kelak dapat memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat

11
dalam menanggulangi kejahatan peredaran narkoba yang semakin
memprihatinkan. Penanganan masalah narkoba melalui pemberdayaan
kelompok sosial masyarakat harus disusun dan direncanakan secara sistematis
dan berkesinambungan dengan didukung oleh kepolisian dan pemerintah
yang melalui beberapa proses antara lain, yaitu :
Pertama Input, merupakan keikut sertaan dan pelibatan lembaga-lembaga
terkait, seperti kepolisian, Badan Narkotika Daerah, Departemen Sosial serta
lembaga kemasyarakatan yang peduli terhadap narkoba.
Kedua Proses, yang meliputi tahap persiapan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi dari kegiatan yang telah dilaksanakan.
Ketiga Output, yaitu diharapkan dengan kolaborasi kelompok sosial ini dapat
meningkatkan peran dan kapasitas kelompok sosial dalam penanggulangan
narkoba peredaran narkoba dan diharapkan dapat menjadi garda terdepan
dalam memberikan penyuluhan dan pemahaman kepada masyarakat tentang
penanggulangan peredaran narkoba dan dampak bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh narkoba.

3.3

12
DAFTAR PUSTAKA

M. Arief Hakim, Bahaya Narkoba Alkohol : Cara Islam Mengatasi, Mencegah


dan Melawan, Bandung : Nuansa, 2004.

Brosur Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban NAPZA, Depsos RI.

http://google.co.id

http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&biw=1331&bih=518&q=penyalahgu
naan+narkoba&aq=f&aqi=g7&aql=&oq=&gs_rfai=&fp=6c0745768df1cbe
5

http://www.wikimu.com/News/Remaja.html

13

You might also like