You are on page 1of 3

Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat dipisahkan dari komunitasnya dan

setiap orang di dunia ini tidak ada yang dapat berdiri sendiri melakukan segala aktivitas
untuk memenuhi kebutuhannya, tanpa bantuan orang lain. Secara alamiah, manusia
melakukan interaksi dengan lingkungannya, baik sesama manusia maupun dengan
makhluk hidup lainnya.
Karena dalam kesuksesan usahanya, pasti ada peran orang atau pihak lain. Oleh
karena itu, salah satu kunci sukses usaha adalah sukses dalam kerja sama usaha.
Kerja sama pada intinya menunjukkan adanya kesepakatan antara dua orang atau lebih
yang saling menguntungkan
“Jauhkanlah diri kalian dari prasangka, karena prasangka itu merupakan omongan
yang paling dusta. Janganlah saling mencurigai, saling menghasut, saling iri hati, saling
membenci dan saling membuat makar. Tetapi jadilah Hamba-hamba Allah yang saling
bersaudara”. (hadits)

Tugas Amal Jama’i


Tujuan-tujuan khusus :
1. Membina pribadi Muslim dan mengembalikan kepribadian Islam setelah dihancurkan
oleh peradaban asing, Timur dan Barat
2. Membina keluarga Islam dan mengembalikan karakteristiknya yang asli agar dapat
melaksanakan tugasnya, yaitu ikut berpartisipasi dalam menciptakan manusia Muslim
yang sejati
3. Membina masyarakat Islam yang akan mencerminkan dakwah dan peri laku Islam,
agar manusia dapat melihat hakikat Islam yang hanif ini dalam suatu bentuk yang
kongkret di permukaan bumi
4. Mempersatukan umat Islam di seluruh penjuru dunia menjadi satu front kekuatan
dalam menghadapi kekafiran, kemusyrikan dan kemunafikan, sehingga umat ini
didengar perkataannya dan ditakuti gerakannya.
Sarana terpenting amal jama’i dalam mencapai tujuan-tujuan khusus :
1. Wajib mengembalikan mass-media, pengajaran, ekonomi dan alat-alat negara lainnya
kepada Islam, supaya pengarahannya diatur sesuai dengan batas-batas dan syari’at
Islam
2. Menghancurkan semua unsur kemunafikan dan kefasikan di dalam umat dan
membersihkan masyarakat daripadanya
3. Mempersiapkan umat Islam sebaik-baiknya sehingga sesuai dengan berbagai tuntutan
di masa datang.
Amal Jama'i wajib hukumnya bagi kaum muslimin, apatah lagi bagi para aktivis
da’wah. Tidak meninggalkan pos yang diamanahkan, tidak lari dari da’wah hanya
karena ada gesekan dengan satu dua orang, tidak banyak mengeluh dan selalu siap
ditempatkan dimana saja, itulah ciri pejuang yang sejati.

Pengertian Amal Jama’i


Amal jama’i bukanlah bekerja sendiri-sendiri dalam suatu kelompok. Amal jama’i adalah
suatu pekerjaan oleh orang-orang yang terstruktur, satu komando, satu perintah, dan ada
spesialisasi da’wah.
Amal Jama’i (gerakan bersama) secara bahasa berarti “sekelompok manusia yang
berhimpun bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sama.”
Al-‘amalul al-jamaa’i berarti bekerja sama berdasarkan kesepakatan dan bekerja
bersama-sama sesuai tugas yang diberikan untuk memantapkan amal. Jadi, Al-‘amalul al-
jamaa’i mendistribusikan amal (pekerjaan) kepada setiap anggota berdasarkan potensi
yang dimilikinya untuk mencapai tujuan.
Syaikh Musthofa Masyhur memberikan ta’rif amal jama’I sebagai berikut :
“Gerakan bersama untuk mencapai tujuan organisasi berdasarkan keputusan yang telah
ditetapkan”.

Beberapa tafsir dari ta’rif diatas adalah :


1. Amal jamai merupakan gerakan bersama, dimana setiap anggota menjalankan fungsi
strukturalnya dengan orientasi pencapaian tujuan.
2. Bahwa amal yang dilakukan oleh seluruh anggota adalah dalam rangka mencapai
tujuan organisasi.
3. Bahwa amal yang dilakukan harus berdasar keputusan yang telah ditetapkan sesuai
mekanisme yang berlaku.
Ta’rif diatas juga mensyaratkan bahwa amal jama’i hanya bisa dilakukan oleh
organisasi/jama’ah yang mempunyai:
1. Tujuan (ghoyyah) /visi misi yang jelas
2. Manhaj/metodologi gerakan yang kokoh
3. Unsur kepemimpinan (qiyadah) yang berwibawa
4. Keta’atan anggota terhadap pimpinan
5. Pola pengorganisasian (tandhim) yang rapi
6. Qiyadah dalam sebuah jama’ah merupakan unsur vital yang akan membawa
jalannya organisasi. fungsi strategis qiyadah diantaranya: fungsi koordinatif
(mengatur), fungsi imperatif (memaksa), vonis keputusan (terutama dalam situasi
darurat). Qiyadah dipilih untuk dita’ati.

Alasan Beramal Jama’i :


1. Amal jama’i adalah kebutuhan yang tidak bisa dihindari oleh setiap manusia.
Bahkan untuk makan saja adalah hasil amal jama’i. Imam Ali berkata : “Dari
hidup berjamaah lebih saya cintai daripada jernih sendiri.”Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman, “Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang
telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripada keduanya Allah
mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta
satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah
selalu menjaga dan mengawasi kamu.”(QS. 4 : 1)
2. Amal jama’i adalah fitrah seluruh alam. Tata surya adalah amal jama’i. “Ada
yang memimpin dan ada yang dipimpin.” Amal Jama’i adalah sebuah
sunnatullah. Bahkan para semutpun melakukan amal jama’i. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman,' “Hingga apabila mereka sampai ke lembah semut berkatalah
seekor semut, “Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar
kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya sedang kamu tidak
menyadari.”(QS. 27 : 18)
3. Amal Jama’i adalah kewajiban syar’i. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada Tali (Agama) Allah dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu
dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu,
lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan
kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu
daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar
kamu mendapat petunjuk.” (QS. 3 : 103)
Dalam kaidah tafsir, Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat menekankan urgensi
amal jama’i dengan ayat di atas, dengan memberi berkali-kali penekanan, dengan
perintah-Nya, yaitu :
Wa’tashimuu (Wajib berpegang teguh) Jamii’a (SEMUA! Penegasan Allah)
Walaataqarrafuu (Jangan bercerai berai) Wadzkuruni’matallah “ (Ingatlah
nikmat Allah ketika kamu berpecah belah”)
Jadi, “DA’WAH TIDAK BISA SENDIRI!”
Dan di dalam Surat Al Fatihah, kata yang digunakan adalah “Kami”, yang
mengindikasikan bahwa da’wah harus selalu berjamaah.
Ali bin Abi Thalib berkata, “Sebuah kebenaran meski kebenaran, namun bila tak
terorganisir, maka akan dapat dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisir.”

Tujuan Beramal Jama’i


1. Distribusi pembagian tugas, jangan 4 L (Tau zii’ul ‘amal)
2. Meringankan beban da’wah (jangan potensi masing-masing) (Tahfiiful
a’baaidda’wah)
3. Menumbuhkan potensi (tau thifuthaqqah)

Maka, tidak bisa tidak, amal jama’i sangat urgen dan wajib hukumnya bagi
kaum muslimin.

http://www.matimsyazone.co.cc/2010/06/pengertian-amal-jamai.html
http://yahyaayyash.wordpress.com/2008/05/28/amal-jama%E2%80%99i/
http://tejorini.multiply.com/journal/item/9

You might also like