Professional Documents
Culture Documents
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur.Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima
secara universal.Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer
bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.Ricky W.
Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan
sesuai dengan jadwal.
Logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan atau seni serta proses mengenai
perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan
pemeliharaan serta penghapusan materi atau alat-alat. Lebih lanjut, logistik diartikan bagian
dari instansi yang bertugas menyediakan bahan atau barang yang dibutuhkan untuk kegiatan
operasional suatu instasi dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat (sesuai
kebutuhan) dengan harga serendah mungkin (Adiatama, 2002).
1. Barang dan jasa sangat dibutuhkan oleh unit-unit operasional untuk mendukung
kegiatan operasionalnya, yang dapat diwujudkan melalui kegiatan logistik.
2. Logistik memberikan multiplier effect bagi efisiensi dan efektivitas dalam rangka
pencapaian tujuan perusahaan. Kegiatan logistik mempengaruhi efesiensi kegiatan
unit tertentu dalam lembaga usaha dan efesiensi perusahaan dan akhirnya akan
menentukan sejauh mana kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan
bagi pengembangan usaha dan kemakmuran pemilik perusahaan. Demikian pula suatu
kegiatan logistik akan memicu munculnya kegiatan lain seperti transportasi,
pengudangan komputerisasi.
Secara singkat, logistik adalah bagian dari kegiatan pengadaan yang terkait dengan
fungsi pengendalian, sediaan, penggudangan, transportasi, penjaminan dan pengendalian
mutu. Agar dapat terselenggara dengan baik dan dapat berjalan dengan efektif dan efisien
maka logistik harus dikelola dengan baik melalui managemen logistik. Definisi manajemen
logistik beragam menurut berbagai kepustakaan. Mangemen logistik dapat didefinisikan
sebagai Planning ,Organizing, Staffing, Leading, dan Controlling dalam kegiatan yang
terkait dengan pengadaan, pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan
barang dan jasa untuk mendukung kegiatan fungsi-fungsi utama dalam pencapaian tujuan
organisasi. Batasan pengertian dan ruang lingkup kegiatan manajemen logistik dapat dirinci
sebagai berikut:
Terdapat lima komponen penting dalam membetuk sistem logistik yaitu struktur lokal
fasilitas, transportasi, persediaan (inventory), komunikasi dan penanganan serta
penyimpanan. Konsep logistik terpadu terdiri dari 2 usaha yang berkaitan satu sama lainnya :
1. Operasional logistik, terkait dengan manajemen pemindahan dan penyimpanan
material dan produk jadi perusahaan yang berawal dari pengangkutan pertama
material atau komponen-komponen dari sumber perolehannya dan berakhir pada
penyerahan produk yang dibuat atau diolah itu kepada pelanggan
Fungsi-fungsi manajemen logistik merupakan suatu proses yang terdiri dari: fungsi
perencanaan dan penentuan kebutuhan, fungsi penganggaran, fungsi pengadaan, fungsi
penyimpanan dan penyaluran, fungsi pemeliharaan, fungsi pengendaliaan.
Rumah sakit merupakan suatu usaha yang melakukan produksi jasa sehingga logistik
dalam rumah sakit bukan manajemen pendistribusian barang jadi tetapi hanya menyangkut
manajemen persediaan bahan barang serta peralatan yang dibutuhkan untuk memproduksi
jasa tersebut. Logistik dalam rumah sakit bermula dari perolehan (procurement) dan berakhir
dengan sokongan penuh dari usaha-usaha pembedahan dan pengobatan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa manajemen logistik dalam lingkungan rumah sakit adalah suatu proses
pengolahan secara strategis terhadap pengadaan, penyimpanan, pendistribusian serta
pemantauan persediaan barang (stock, material, supplies, inventory dll) yang diperlukan bagi
produksi jasa rumah sakit.
Menurut bidang pemanfaatannya, barang dan bahan yang harus disediakan di rumah
sakit dapat dikelompokkan menjadi: logistik obat, logistik alat kesehatan, Logistik Food and
Beverages, logitik habis pakai, logistic barang-barang kuasi, logistic peralatan medis dan
non-medis, logistic sarana dan prasarana gedung, logistic linen. Lingkup kegiatan logistik
dalam rumah sakit meliputi:
1. Logistik Obat
b. Problem utama yang sering terjadi adalah inventory managemen yang kurang
baik, sehingga mengakibatkan Alkes yang disimpan berlebihan.
a. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan pelayanan gizi, baik untuk pasien
atau untuk karyawan rumah sakit.
b. Problem yang sering muncul adalah barang hilang atau berkurang dan mutu
proses yang bervariasi.
b. Problem yang sering dihadapi adalah sediaan bahan habis pakai yang
berlebihan.
b. Problem yang sering terjadi adalah sediaan barang-barang kuasi yang terlalu
banyak.
a. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan peralatan medis dan non-medis
yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
b. Problem yang sering dihadapi adalah penyimpanan alat-alat dan persediaan
suku-cadang.
a. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan sarana dan prasarana gedung
rumah sakit.
b. Nilai sarana dan prasarana gedung rumah sakit dapat mencapai sekitar 40%
dari nilai aset total rumah sakit.
8. Logistik linen
b. Problem yang dihadapi adalah sediaan yang berlebihan dan proses yang
bervariasi.
Mutu pelayanan logistik dapat dinilai dari 2 hal yaitu prestasi yang dicapai dan biaya
yang dikeluarkan. Penilaian atas prestasi yang dicapai dapat berupa penyediaan barang,
kemampuan waktu pengantaran, konsistensi, dan mutu dari usaha. Biaya logistik
berhubungan langsung dengan kebijakan prestasi. Makin tinggi biaya logistik yang
dikeluarkan, makin tinggi prestasinya. Kunci untuk mencapai prestasi logistik yang efektif
adalah mengembangkan usaha yang seimbang antara prestasi pelayanan yang diberikan
dengan biaya yang dikeluarkan.