You are on page 1of 3

DIAGNOSIS DAN TERAPI  

AKUT MIOKARD INFARK DENGAN  ST  Dari pemeriksaan fisik didapatkan vital sign suhu 36,5 oC, Tensi  140/80 mmHg,
Elevasi Nadi 92 x/menit reguler, Respirasi  24 x/menit , kedua paru vesikuler, jantung
Dibuat oleh: Noffi Julia Sandy,Modifikasi terakhir pada Minggu, 26 September bunyi SI-S2 reguler, tidak terdengar bising sistolik. Dari pemeriksaan penunjang
pukul 21:32 EKG didapatkan ST elevasi : V1 – V5 , LVH, Q patologis
Abstrak Diagnosis
Akut Miokard Infark(AMI ) adalah  kondisi kematian (otot jantung) akibat dari Akute Miocard Infark (AMI) dengan ST Elevasi
aliran darahn ke bagian otot jantung terhambat sehingga jantung tidak mampu Terapi
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan sehingga Terapi yang diberikan untuk pasien ini berupa O2 3 – 4 liter/menit, posisi ½
berakibat adanya gangguan pada organ-organ tubuh. Hal ini bisa disebabkan duduk, infus D 5% Lini 12 tetes/menit, Captopril 3 x  1 (Vasodilatasi), Asetosal 2
trombus arteri koroner oleh ruptur plak yang dipermudah terjadinya oleh faktor- x 1 (anti platelet), Bisoplorot 1 x 5 mg (ionotropik negative) , ranitidin 2 x 150
faktor seperti hipertensi,merokok dan hiperkolesterolemia.  AMI dengan elevasi mg, Inj. Furosemid 1 gr/8 jam, KCL 2 X 1, Asmef 3 x 500 mg (analgesic) ,ISDN
ST  merupakan bagian dari spektrum sindrom koroner akut yang terdiri dari 3 x 5 mg  (Vasodilator).
angina pektoris tak stabil, AMI tanpa elevasi ST dan AMI dengan elevasi ST. Diskusi
STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri AMI merupakan kondisi kematian pada miokard (otot jantung) akibat dari aliran
vaskular, di mana injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti merokok, hipertensi dan darah ke bagian otot jantung terhambat. AMI merupakan penyebab kematian
akumulasi lipid. Nyeri dada tipikal (angina) merupakan gejala kardinal pasien utama bagi laki-laki dan perempuan di USA. Diperkirakan lebih dari 1 juta orang
AMI. Pada pasien ini dari anamnesis,pemeriksaan fisik dan pemeriksaan menderita infark miokard setiap tahunnya dan lebih dari 600 orang meninggal
penunjang  pasien didiagnosis Acute Miocard  Infark (AMI) dengan STEMI akibat penyakit ini.
dengan terapi medikamentosa anti trombotik,anti platelet, dan vasodilator. Acute Miocard Infark (AMI) adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan
Keywords :   akut miokard infark, ST Elevasi, terapi jantung dimana jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi
History kebutuhan metabolisme jaringan sehingga berakibat adanya gangguan pada organ-
Seorang laki-laki umur 43 tahun datang dengan keluhan nyeri dada . Dada terasa organ tubuh
ampek seperti ditimpa beban berat. Nyeri dirasakan saat pasien sedang melakukan AMI dengan elevasi ST (ST elevation myorcardial infarction = STEMI)
aktifitas. Nyeri berlangsung ± 20-30 menit. Nyeri membaik setelah pasien merupakan bagian dari spektrum sindrom koroner akut (SKA) yang terdiri dari
beristirahat dan menghentikan aktifitasnya serta setelah pemberian balsem pada angina pektoris tak stabil, AMI tanpa elevasi ST dan AMI dengan elevasi ST.
dada depan dan belakang. Nyeri disertai mual tapi tidak muntah, pusing tidak ada, STEMI umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak
batuk tidak ada, sesak nafas tidak ada. setelah oklusi trombus pada plak ateroskletorik yang sudah ada sebelumnya.
  HRMS: Sejak 2 hari yang lalu pasien sudah tidak merasakan nyeri. Tetapi pada Stenosis arteri koroner derajat tinggi yang berkembang secara lambat biasanya
pagi hari sebelum masuk rumah sakit, nyeri yang sama muncul kembali disertai tidak memicu STEMI karena berkembangnya banyak kolateral sepanjang waktu.
sesak nafas. Nyeri dirasakan saat pasien melakukan aktifitas. Nyeri berlangsung STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri
lebih lama, ± 1 jam. Nyeri tidak membaik setelah pasien beristirahat dan vaskular, di mana injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti merokok, hipertensi dan
pemberian balsem. Pasien merasa cemas dan tidak nyaman, sehingga oleh akumulasi lipid.
keluarga pasien di bawa ke RSUD Wirosaban. Pada sebagian besar kasus, infark terjadi jika plak aterosklerosis mengalami fisur,
  Saat Anamnesis: Pasien mengeluh nyeri yang dirasakan berkurang, sesak nafas ruptur atau ulserasi dan jika kondiri lokal atau sistemik memicu trombogenesis,
tidak ada, mual tidak ada, muntah tidak ada, pusing tidak ada, batuk tidak ada. sehingga terjadi trombus mural pada lokasi ruptur yang mengakibatkan oklusi
Asupan makan minum baik. BAB normal, konsisitensi coklat lembek. BAK arteri koroner. Penelitian histologis menunjukkan plak koroner cenderung
normal, cenderung banyak, pasien tidak merasa anyang-anyangan.  Riwayat  mengalami ruptur jika mempunyai fibrous cap yang tipis dan inti kaya lipid (lipid
keluhan yang sama ada tahun 2008, tapi tidak berobat rutin, ada penyakit gula, rich core). Pada STEMI gambaran patologis klasik terdiri dari fibrin rich red
dan riwayat stroke. Ibu pasien juga menderita penyakit yang sama
trombus, yang dipercaya menjadi alasan pada STEMI memberikan respons terjadi dalam 24 jam pertama dan menghilang dalam waktu beberapa hari.
terhadap terapi trombolitik.   Pemeriksaan fisik lainnya yang harus dievaluasi adalah tekanan vena jugularis
biasanya normal atau sedikit meningkat atau meningkat sekali pada infark
Faktor resiko ventrikel kanan. Pulsasi apeks sulit diraba dan bunyi jantung pertama dan kedua
Secara garis besar terdapat dua jenis faktor resiko bagi setiap orang untuk terkena lemah, bunyi jantung ke 4 dapat terdengar pada beberapa kasus sedangkan bunyi
AMI, yaitu factor resiko yang bisa dimodifikasi dan factor resiko yang tidak bisa jantung ke tiga dapat ditemui bila terjadi gagal jantung.
dimodifikasi.  
 a. Faktor Resiko Yang Dapat Dimodifikasi Penderita AMI dapat mempunyai gambaran EKG yang berbeda-beda:
    Merupakan factor resiko yang bisa dikendalikan sehingga dengan intervensi   1. EKG normal atau nonspesifik
tertentu maka bisa dihilangkan. Yang termasuk dalam kelompok ini diantaranya:   2. Perubahan gelombang ST-T berupa depresi ST atau T terbalik (inverted)
Merokok, Konsumsi alcohol, Infeksi, Hipertensi sistemik, Obesitas, Kurang   3. EKG yang spesifik, yaitu terjadi perubahan-perubahan yang khas berupa
olahraga dan Penyakit Diabetes. adanya elevasi ST, perubahan gelombang T, dan timbulnya gelombang Q
 b. Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Dimodifikasi patologis.
Merupakan factor resiko yang tidak bisa dirubah atau dikendalikan, yaitu Gambaran pada EKG 1 dan 2 disebut infark bukan gelombang Q (Qwave
diantaranya: Usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, ras, geografi, tipe kepribadian infarction)
dan  kelas sosial. - Pemeriksaaan enzim jantung
Enzim jantung sangat berguna untuk mendeteksi adanya kerusakan otot jantung.
Diagnosis Menurut ACC/AHA dan ESC 2007 ada tiga enzim jantung yang perlu diperiksa,
- Anamnesis yaitu cardiac troponin ( cTnT, cTnI), CKMB, dan mioglobin. Peningkatan dua
  Pasien biasanya datang dengan keluhan nyeri di dada kiri, terasa seperti di tekan, kali nilai batas atau normal menunjukkan adanya nekrosis jaringan (infark
diiris atau di cekik dan terasa menjalar ke rahang, tangan kiri, punggung serta miokard).
dada kanan sampai tangan kanan.terkadang juga di keluhkan nyeri ulu hati. Nyeri Penegakan diagnosis infark miokard dapat ditegakkan bila ditemukan 2 dari 3
dada biasanya bersifat menentap >20 menit. Pada hampir setengah kasus, terdapat kriteria: nyeri dada khas infark, peningkatan enzim jantung dan terdapat evolusi
faktor pencetus sebelum terjadinya serangan, seperti aktifitas fisik berat, stres EKG khas infark.
emosi atau penyakit medis atau bedah. Nyeri tidak sepenuhnya menghilang
dengan istirahat ataupun pemberian nitrogliserin, sering disertai dengan gejala Penatalaksanaan
otonom seperti  mual, muntah, dan berkeringat dingin. Tak jarang pasien juga Pengobatan ditujukan untuk sedapat mungkin memperbaiki kembali aliran
mengeluh sesak. pembuluh koroner sehingga reperfusi dapat mencegah kerusakan miokard lebih
- Pemeriksaan fisik. lanjut, serta mencegah kematian mendadak.
  Pada pasien infark miokardium biasanya tampak distrees dan menderita karena Tatalaksanan di ruang emergensi
nyerinya. Seringkali pasien terlihat pucat. Nadi biasanya reguler, meskipun sering Tata laksana awal berupa pemberian MONA: morfin, oksigen, nitrit dan aspirin.
di temukan ekstrasisitol. Adanya bradikardi ataupun takikardi sangat membantu  1. Morphin. Obat ini mengurangi atau menghilangkan nyeri dengan menurunkan
untuk mengetahui lokasi infark, efeknya terhadap konduksi, tonus vagal dan preload. Morfin diberian dengan dosis 2-4 mg dan dapat diulang dengan interval
luasnya miokardium yang terkena infark. Takikardi > 120x/menit adalah hal yang 5-15 menit sampai dosis total 20 mg.
mengkhawatirkan dan biasanya menggambarkan infark yang luas, meskipun  2. Oksigen. Terapi diberikan pada pasien dengan saturasi oksigen arteri < 90%.
pasien dengan infark kecil namun terjadi kondisi hiperadrenergik juga dapat Oksigen sebaiknya di berikan dengan masker oksigen atau nasal prong
memberikan gambaran yang sama. Tekanan darah biasanya naik akibat respon  3. Nitrat. Obat ini untung mananggulangi spasme arteri koroner dan menurunkan
terhadap nyeri dada. Hipotensi dapat disebabkan oleh refleks vagal, dehidrasi, miokard akan oksigen dengan menurunkan tekanan baik preload maupun
infark ventrikel kanan, atau gagal jantung. Demam jarang melebihi 38ºC, biasanya afterload. Menyebabkan relaksasi dari otot polos pembuluh darah melalui
stimulasi dari prosuk cyclic guanosine monophosphate intraseluler, meningkatnya umur. Kematian kira-kira 10-20% pada usia di bawah 50 tahun dan
mengakibatkan penurunan tekanan darah. Nitrat sublingual dapat di berikan 20% pada usia lanjut.
dengan aman dengan dosis 0,4 md dan dapat di berikan sampai 3 dosis dengan  Akute Miocard Infark (AMI) adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan
interval 5 menit. jantung dimana jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi
 4. Aspirin.  Menghambat sisitem cyclooxygenase, menurunkan level dari kebutuhan metabolisme jaringan sehingga berakibat adanya gangguan pada organ-
tromboxane A2, yang merupakan aktifator platelet yang poten. Diberikan aspirin organ tubuh
dengan dosis 160 atau 325 mg setiap hari.  
Kesimpulan
Tatalaksana di rumah sakit Diagnosis Akute Myocard Infark (AMI )dapat ditegakkan dari anamnesa, px fisik,
 1. Perawatan pasien dilakukan di ruang intensive. laboratorium dan EKG. Pada anamnesis pasien yang datang dengan keluhan nyeri
 2. Aktivitas. Pasien harus istirahat dalam 12 jam pertama dada perlu dilakukan anamnesis secara cermat apakah nyeri dadanya berasal dari
 3. Diet. Karena risiko muntah dan aspirasi setelah infark miokard, pasien harus jantung atau dari luar jantung. Jika dicurigai nyeri dada berasal dari jantung perlu
puasa dan minum cair dengan mulut dalam 4-12 jam pertama. Diet mencakup dibedakan apakah nyerinya berasal dari koroner atau bukan, apakah nyeri
lemak < 30% kalori total dan kandungan kolesterol <300 mg/hari. Menu harus menjalar ke rahang, tangan kiri, punggung, serta dada kanan sampai tangan kanan,
diperkaya dengan makanan yang kaya serat, kalium, magnesium, dan rendah tanyakan sifat nyeri dada terasa sepeti ditekan, diiris, atau dicekik. Perlu
natrium. dianamnesis pula apakah ada riwayat infark miokard sebelumnya serta faktor-
 4. Usus. Istirahat di tempat tidur dan efek penggunaan narkotik untuk faktor risiko antara lain hipertensim diabetes melitus, dislipidemia, merokok, stres
menghilangkan nyeri sering mengakibatkan konstipasi. Dianjurkan penggunaan serta riwayat sakit jantung koroner pada keluarga.
kursi komod di samping tempat tidur, diet tinggi serat, dan penggunaan pencahar
ringan.
 5. Sedasi. Diperlukan selam perawatan untuk mempertahankan periode inaktivas
dengan penenang.
 6. Terapi farmakologis
    Antitrombolitik. Penggunaan untuk menghambat terjadinya obstruksi koroner
selama fase awal penyakit berdasarkan bukti klinis dan laboratoris bahwa 
trombosis mempunyai peran penting dalam patogenesis.
    Beta-Blocker. Penggunaan memperbaiki keseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen miokard, mengurangi nyeri, mengurangi luasnya infark dan menurunkan
resiko terjadinya aritmia ventrikel yang serius.
    Inhibitor ACE.  Pengobatan direkomendasikan untuk menurunkan mortalitas
dan juga untuk pencegahan gagal jantung dan infark miokar rekuren.
    Angiostensin receptor blockers (ARB). Pada pasien AMI dengan komplikasi
LV dysfunction atau gagal jantung klinis yang tak toleran dengan inhibitor ACE.

Prognosis
Pada 25 % episode infark miokard akut, kematian terjadi mendadak dalam
beberapa menit setelah serangan. Risiko kematian tergantung pada banyak faktor,
termasuk usia penderita, riwayat penyakit jantung koroner sebelumnya, adanya
penyakit lain-lain dan luasnya infark. Mortalitas serangan akut naik dengan

You might also like