Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Drs. Nur Kholiq
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur “Al-Hamdulillah” kami panjatkan kepada Allah Swt, karena
atas limpahan karunia nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tulisan tentang “IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PAIKEM”.
Karya Tulis Makalah berjudul : “IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN PAIKEM ini adalah sebagai suatu upaya untuk mendalami
bentuk-bentuk metode pembelajaran mutakahir / modern yang tengah
berkembangan saat ini dan menawarkan kepada rekan-rekan guru yang masih
kesulitan dalam merencanakan dan melaksanakan model pembelajaran yang
Aktif, Kreatif, Inovatif, .
Atas terselesaikannya Karya tulis Makalah ini tidak lepas dari berbagai
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih, terutama kepada ;
Akhirnya mudah-mudahan karya tulis ini meski hanya senoktah akan dapat
memberikan manfaat baik bagi penulis maupun pembaca pada umumnya.
Kembang,20 Mei 2010
Penulis,
1
DAFTAR ISI
Kover Depan …………………………………………………………….
Abstraksi ………………………………………………………………..
A. Kesimpulan ………………………………………
B. Saran-saran ………………………………………
2
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
3
Berdasarkan hasil observasi dapat ditengarai bahwa aspek
proses dan hasil pembelajaran merupakan salah satu
penyebab perlunya ditingkatkan mutu pendidikan. Kualitas
proses dan hasil belajar mengajar yang rendah menunjukkan
bahwa interaksi antara siswa dengan sumber belajar seperti
dengan guru dan lingkungan, tidak berjalan efektif sehingga
hasil belajar yang dicapai tidak optimal (Purwanti, 2004).
Oleh karena itu dalam proses pembelajaran diupayakan agar
lingkungan belajar dapat mendukung berlangsungnya
pembelajaran efektif dan berpusat pada siswa.
4
diminimalkan dan pemahaman siswa akan membekas dalam
ingatannya. Dari proses pendidikan dan pembelajaran
akhirnya akan bermuara pada lingkungan. Manfaat
keberhasilan pembelajaran akan terasa manakala apa yang
diperoleh dari pembelajaran dapat diaplikasikan dan
diimplementasikan dalam realitas kehidupan. Inilah salah
satu sisi positif yang melatarbelakangi pembelajaran dengan
pendekatan lingkungan. Model pembelajaran dengan
pendekatan lingkungan, bukan merupakan pendekatan
pembelajaran yang baru, melainkan sudah dikenal dan
populer, hanya saja sering terlupakan. Adapun yang dimaksud
dengan pendekatan lingkungan adalah suatu strategi
pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan dimana telah
diketahui potensi dari suatu wilayah/daerah untuk
dikembangkan sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan
sarana belajar. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk
memecahkan masalah yang ada pada lingkungan dan untuk
menanamkan sikap pada diri anak didik tersebut (Karli dan
Yuliaritiningsih, 2002).
5
memecahkan suatu masalah yang dihadapi ataupun untuk
tujuan agar siswa mampu berfikir dan mengemukakan
pendapatnya sendiri dalam menghadapi masalah.
6
kepentingan atau (stacheholders) untuk menjamin relefansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di
dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia
kerja. Oleh karena itu pengembangan pribadi, ketrampilan
berfikir, ketrampilan sosial, ketrampolan akademik, dan
ketrampilan vokasional perlu di tingkatkan.
7
Dari uraian singkat tentang Pembelajaran Aktif, Kreatif
dan Menyenangkan (PAKEM), dalam pelaksanaan kurikulum
tingkat satuan pendidikan harus diwujudkan di kelas karena
dasar hukumnya sudah jelas yaitu Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Permasalahannya adalah bagaimana kreatifitas dan inovasi
guru dalam menciptakan suasana kelas agar siswa belajar,
yang pada dasarnya belajar adalah memproduksi gagasan
atau membangun makna baru dari pengetahuan awal yang
sudah dimiliki siswa. Siswa sebagai subjek belajar tidak
mengkonsumsi gagasan tetapi memproduksi gagasan dalam
proses pembelajaran yang difasilitasi oleh guru. Guru sebagai
fasilitator hendaknya dapat memfasilitasi terwujudnya
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAIKEM).
2. Rumusan Masalah
8
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang
diajukan dalam makalah ini adalah
3. Tujuan Penulisan
9
BAB II
PEMBAHASAN
10
menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan
penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan
kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan
upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang
akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya
membangun rasa percaya diri siswa.
11
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang
mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka
dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara
dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan
pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi
siswa.
12
Aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
merupakan merupakan salah satu model pembelajaran yang
ideal. Dengan metode Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), siswa dapat
mendapatkan ide-ide sendiri dalam pembelajaran berlangsung
dengan pendekatan lingkungan sekitar. Begitu pula guru
dengan berbagai ide segar dan menarik yang dilengkapi
dengan contoh praktis untuk diterapkan dalam pembelajaran.
Pemahaman mengenai PAIKEM ini diharapkan dapat membantu
guru memfasilitasi pembelajaran siswa dengan lebih
bermakna.
13
menempatkan guru/dosen sebagai pusat pembelajaran
(teaching) dan siswa sebagai objek, seharusnya diubah dengan
menempatkan siswa sebagai subjek yang belajar secara aktif
membangun pemahamannya (Learning) dengan jalan
merangkai pengalaman yang telah dimiliki dengan pengalaman
baru yang dijumpai.
14
jawaban terhadap masalah (Produk) dan cara memecahkan
masalah (proses).
1. Aktif
15
strategi-strategi yang memotivasi siswa berperan secara
aktif di dalam proses pembelajaran. Mengapa
pembelajaran harus mengaktifkan siswa? Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kita belajar 10% dari yang kita baca,
20% dari yang kita dengar, 30% dari yang kita lihat, 50%
dari yang kita lihat dan dengar, 70% dari yang kita
ucapkan, dan 90% dari yang kita ucapkan dan kerjakan
serta 95% dari apa yang kita ajarkan kepada orang lain
(Dryden & Voss, 2000). Artinya belajar paling efektif jika
dilakukan secara aktif oleh individu tersebut.
2. Inovativ
16
disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak
kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses
renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri
siswa.
3. Kreatif
4. Efektif
17
Menyiratkan bahwa pembelajaran harus dilakukan
sedemikian rupa untuk mencapai semua hasil belajar yang
telah dirumuskan. Karena hasil belajar itu beragam,
karkteristik efektif dari pembelajaran ini mengacu kepada
penggunaan berbagai strategi yang relevan dengan hasil
belajarnya. Banyak orang beranggapan bahwa berbagai
strategi pembelajaran inovatif termasuk PAKEM seringkali
tidak efisien (memakan waktu) lebih lama dibandingka
dengan pembelajaran tradisional/konvensional. Hal
tersebut tentu amat mudah dipahami, dalam pembelajaran
PAKEM banyak hasil belajar yang dicapai sehingga
memerlukan waktu yang lama, sementara pada
pembelajaran tradisional hasil belajar yang dicapai hanya
pada tataran kognitif saja.
5. Menyenangkan
18
baik untuk membangkitkan motivasi untuk belajar. Anak-
anak pada dasarnya belajar paling efektif pada saat
mereka sedang bermain atau melakukan sesuatu yang
mengasyikkan. Menurut penelitian, anak-anak menjadi
berminat untuk belajar jika topik yang dibahas sedapat
mungkin dihubungkan dengan pengalaman mereka dan
disesuaikan dengan alam berpikir mereka. Yang
dimaksudkan adalah bahwa pokok bahasannya dikaitkan
dengan pengalaman siswa sehari-hari dan disesuaikan
dengan dunia mereka dan bukan dunia guru sebagai orang
dewasa. Apa lagi jika disesuaikan dengan kebiasaan
mereka dalam belajar. Ciri yang terakhir ini merupakan
ciri pembelajaran kontekstual. Dengan demikian
pembelajaran PAKEM sebenarnya juga pembelajaran
kontekstual.
19
1. Penerapan PAIKEM dalam Proses Pembelajaran
20
individual) agar mereka berinteraksi satu sama lain untuk
mengembangkan kemampuan bekerjasama dan pada saat yang
sama berkembang pula kemampuan individualnya.
2. Pembelajaran IPA
21
penemuan. Pendidikan IPA (sains) diharapkan dapat menjadi
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan
alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi
dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains
diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam atau lingkungan sekitar.
22
prosedural, termasuk kebiasaan bekerja ilmiah dengan
metode ilmiah dan sikap ilmiah.
23
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada
hakekatnya sains terdiri atas tiga komponen, yaitu produk,
proses, dan sikap ilmiah. Jadi tidak hanya terdiri atas
kumpulan pengetahuan atau fakta yang dihafal, namun juga
merupakan kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran
dalam mempelajari rahasia gejala alam.
24
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan
kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat
25
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu,
dalam proses pembelajaran pendidik memberikan
keteladanan.
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
27
mendapatkan ide-ide sendiri dalam pembelajaran
berlangsung dengan pendekatan lingkungan sekitar
B. Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/hakikat-pembelajaran-
ipa.html
http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/model-pembelajaran-
berdasarkan masalah. html
29
http://mbahbrata-edu.blogspot.com/2008/09/pakem-
pembelajaran-aktif-kreatif_24.html
http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelajaran-aktif-
inovatif-kreatif-efektif-dan menyenangkan
30