You are on page 1of 31

Dalam Rangka Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah

Bagi Guru-guru se-Jawa Tengah


yang diselenggarakan oleh PPS Unnes Semarang

Disusun Oleh :
Drs. Nur Kholiq

SMA NEGERI 1 KEMBANG


KABUPATEN JEPARA
PROPINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2010

0
KATA PENGANTAR
Puji syukur “Al-Hamdulillah” kami panjatkan kepada Allah Swt, karena
atas limpahan karunia nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tulisan tentang “IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PAIKEM”.
Karya Tulis Makalah berjudul : “IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN PAIKEM ini adalah sebagai suatu upaya untuk mendalami
bentuk-bentuk metode pembelajaran mutakahir / modern yang tengah
berkembangan saat ini dan menawarkan kepada rekan-rekan guru yang masih
kesulitan dalam merencanakan dan melaksanakan model pembelajaran yang
Aktif, Kreatif, Inovatif, .

Atas terselesaikannya Karya tulis Makalah ini tidak lepas dari berbagai
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih, terutama kepada ;

1. Rekan-rekan guru SMA Negeri 1 Kembang, yang dengan segala


kekurangan dan kelebihannya mengimspirasikan kepada kami untuk menulis
karya tulis seperti judul di atas.
2. Anak-anak dan istri kami tercinta yang selalu memberikan dorongan
yang kuat untuk penyelesaian karya tulis makalah ini
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini.
Kepada mereka semua, penulis hanya dapat berdo’a dan berharap semoga
semua bentuk bantuannya akan mendapatkan balasan yang terpilih dihadapan
Allah Swt.

Akhirnya mudah-mudahan karya tulis ini meski hanya senoktah akan dapat
memberikan manfaat baik bagi penulis maupun pembaca pada umumnya.
Kembang,20 Mei 2010
Penulis,

Drs. Nur Kholiq


NIP.19630108 198703 1 004

1
DAFTAR ISI
Kover Depan …………………………………………………………….

Kata Pengatar ……………………………………………………………

Daftar Isi ………………………………………………………………..

Abstraksi ………………………………………………………………..

BAB I : Pendahuluan ………………………………………….

A. Latar Belakang …………………………………...


B. Rumusan Masalah ……………………………….
C. Tujuan Penulisan ………………………………...

BAB II : Pembahasan ………………………………………….

A. Teori Pembalajaran PAIKEM ……………………


B. Pemahaman Proses Pembelajaran PAIKEM …….

C. Amplikasi model pembelajaran PAIKEM dalam


proses belajar mengajar ………………………….

BAB III : Penutup ………………………………………………

A. Kesimpulan ………………………………………
B. Saran-saran ………………………………………

2
Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama


teknologi informasi, menyebabkan arus informasi menjadi
cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak langsung pada
berbagai bidang kehidupan, tanpa kecuali bidang pendidikan.
Lembaga pendidikan sebagai bagian dari sistem kehidupan
telah berupaya mengembangkan struktur kurikulum, sistem
pendidikan, dan metode pembelajaran yang efektif dan
efisien untuk meningkatkan sumber daya manusia yang
berkualitas (Sudjatmiko,2003). Untuk menghadapi perubahan
tersebut dibutuhkan pendidikan yang meberikan kecakapan
hidup (life skill), yaitu memberikan keterampilan dan
keahlian dengan kompetensi tinggi. Dengan dimilikinya life
skill diharapkan nantinya peserta didik dapat betahan dalam
suasana yang selalu akan berubah dan berkembang.

Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan


perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan
manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik
sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat.

3
Berdasarkan hasil observasi dapat ditengarai bahwa aspek
proses dan hasil pembelajaran merupakan salah satu
penyebab perlunya ditingkatkan mutu pendidikan. Kualitas
proses dan hasil belajar mengajar yang rendah menunjukkan
bahwa interaksi antara siswa dengan sumber belajar seperti
dengan guru dan lingkungan, tidak berjalan efektif sehingga
hasil belajar yang dicapai tidak optimal (Purwanti, 2004).
Oleh karena itu dalam proses pembelajaran diupayakan agar
lingkungan belajar dapat mendukung berlangsungnya
pembelajaran efektif dan berpusat pada siswa.

Dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi multiple


kompetensi harus melewati proses pendidikan yang
diimplementasikan dalam proses pembelajaran.
Berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dengan
lingkungan sekitar. Sesungguhnya pembelajaran tidak
terbatas pada tempat dinding kelas. Pembelajaran dengan
pendekatan lingkungan dalam artian bahwa potensi dan
karakteristik wilayah/daerah akan digali dan dimanfaatkan
oleh siswa sebagai darana pembelajaran, dan selanjutnya
akan menghapus kejenuhan dan menciptakan peserta didik
untuk berkreasi berfikir.

Berdasarkan teori belajar, melalui pendekatan


lingkungan sekitar, pembelajaran menjadi bermakna. Sikap
verbalisme siswa terhadap penguasaan konsep dapat

4
diminimalkan dan pemahaman siswa akan membekas dalam
ingatannya. Dari proses pendidikan dan pembelajaran
akhirnya akan bermuara pada lingkungan. Manfaat
keberhasilan pembelajaran akan terasa manakala apa yang
diperoleh dari pembelajaran dapat diaplikasikan dan
diimplementasikan dalam realitas kehidupan. Inilah salah
satu sisi positif yang melatarbelakangi pembelajaran dengan
pendekatan lingkungan. Model pembelajaran dengan
pendekatan lingkungan, bukan merupakan pendekatan
pembelajaran yang baru, melainkan sudah dikenal dan
populer, hanya saja sering terlupakan. Adapun yang dimaksud
dengan pendekatan lingkungan adalah suatu strategi
pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan dimana telah
diketahui potensi dari suatu wilayah/daerah untuk
dikembangkan sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan
sarana belajar. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk
memecahkan masalah yang ada pada lingkungan dan untuk
menanamkan sikap pada diri anak didik tersebut (Karli dan
Yuliaritiningsih, 2002).

Model dan metode mengajar adalah suatu pengetahuan


tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru
agar materi pelajaran dapat ditangkap, dipahami dan
digunakan oleh siswa dengan baik. Metode mengajar yang
digunakan hendaknya metode yang dapat memotivasi siswa
agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk

5
memecahkan suatu masalah yang dihadapi ataupun untuk
tujuan agar siswa mampu berfikir dan mengemukakan
pendapatnya sendiri dalam menghadapi masalah.

Model dan metode yang dikembangkan tidak terlepas


dari kurikulum nasional yang berlaku dalam hal ini adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam prinsip-
prinsip pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) bahwa pendidikan yang diselenggarakan harus (1)
berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan
kepentingan peserta didik dan lingkunganya (2) beragam dan
terpadu (3) tanggap terhadap perkembangan iptek dan seni
(4) relefan dengan kebutuhan pendidikan (5) menyeluruh dan
berkesenambungan (6) belajar sepanjang hayat (7) seimbang
antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah (BSNP
2006).

Berdasarkan tujuh prinsip pengembangan KTSP di atas


maka pendidikan yang diselenggarakan dan dikembangkan
dengan memperhatikan kepentingan daerah untuk
membangun yang di sesuikan dengan potensi, kebutuhan,
tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Masing-
masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman kehidupan sehari-hari,
dimana pengembangan kurikulumnya (perangkat
pembelajaran) dilakukan dengan melibatkan memangku

6
kepentingan atau (stacheholders) untuk menjamin relefansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di
dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia
kerja. Oleh karena itu pengembangan pribadi, ketrampilan
berfikir, ketrampilan sosial, ketrampolan akademik, dan
ketrampilan vokasional perlu di tingkatkan.

Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan


menyenangkan (PAIKEM), adalah sebuah model pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan
(proses belajar) yang beragam untuk mengembangkan
ketrampilan, sikap, dan pemahaman berbagai sumber dan
alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya
pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan efektif.

PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan pada Bab IV Pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa
”Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi
aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
keatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.” Hal
tersebut merupakan dasar bahwa guru perlu
menyelenggarakan pembelajaan yang aktif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan (PAKEM).

7
Dari uraian singkat tentang Pembelajaran Aktif, Kreatif
dan Menyenangkan (PAKEM), dalam pelaksanaan kurikulum
tingkat satuan pendidikan harus diwujudkan di kelas karena
dasar hukumnya sudah jelas yaitu Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Permasalahannya adalah bagaimana kreatifitas dan inovasi
guru dalam menciptakan suasana kelas agar siswa belajar,
yang pada dasarnya belajar adalah memproduksi gagasan
atau membangun makna baru dari pengetahuan awal yang
sudah dimiliki siswa. Siswa sebagai subjek belajar tidak
mengkonsumsi gagasan tetapi memproduksi gagasan dalam
proses pembelajaran yang difasilitasi oleh guru. Guru sebagai
fasilitator hendaknya dapat memfasilitasi terwujudnya
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAIKEM).

Dengan adanya latar belakang di atas, maka perlu


sebuah pembahasan secara mendalam dengan
mengembangkan perangkat pembelajaran yang bercirikan
model pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAIKEM). dalam mengatasi permasalahan
pembelajaran biologi yang terjadi di sekolah-sekolah pada
umumya

2. Rumusan Masalah

8
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang
diajukan dalam makalah ini adalah

1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran PAIKEM ?.


2. Bagaimanakah pemahaman proses belajar mengajar
dengan memakai model pembelajaran PAIKEM ?.

3. Bagaimana amplikasi model pembelajaran PAIKEM dalam


proses belajar mengajar ?.

3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran PAIKEM


Untuk mengetahui pemahaman proes belajar mengajar
dengan meakai model pembelajaran PAIKEM ;

2. Untuk mengetahui amplikasi model pembelajaran PAIKEM


dalam proses belajar mengajar.

9
BAB II

PEMBAHASAN

1. Teori Pembelajaran PAIKEM

Pengertian Pembelajaran PAIKEM

PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif,


Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif
dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif
bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model
pembelajaran yang menyenangkan.

Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam


pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini
di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa
dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap
karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap
ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada
yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan

10
menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan
penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan
kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan
upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang
akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya
membangun rasa percaya diri siswa.

Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan


belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-
mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah
perhatiannya (“time on task”) tinggi.

Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah


perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif
dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran
tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus
dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung,
sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran
yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan
menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran
tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.

Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai


berikut:

11
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang
mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka
dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara
dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan
pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi
siswa.

3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan


bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok
baca’

4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan


interaktif, termasuk cara belajar kelompok.

5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri


dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan
gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan
lingkungan sekolahnya.

PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang


terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut
menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk
menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa
contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.

2. Pemahaman Proses Model Pembelajaran PAIKEM

12
Aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
merupakan merupakan salah satu model pembelajaran yang
ideal. Dengan metode Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), siswa dapat
mendapatkan ide-ide sendiri dalam pembelajaran berlangsung
dengan pendekatan lingkungan sekitar. Begitu pula guru
dengan berbagai ide segar dan menarik yang dilengkapi
dengan contoh praktis untuk diterapkan dalam pembelajaran.
Pemahaman mengenai PAIKEM ini diharapkan dapat membantu
guru memfasilitasi pembelajaran siswa dengan lebih
bermakna.

Meskipun yang diharapkan pertama dan utama adalah


keaktifan dan kekreatifitasan peserta didik, namun
sebenarnya guru pun dituntut untuk aktif dan kreatif. Agar
pembelajaran model ini dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan, sudah tentu guru harus merancang pembelajaran
dengan baik, melaksanakannya, dan akhirnya menilai hasilnya.

Student centered mengandung pengertian pembelajaran


menerapkan strategi pedagogi mengorientasikan
siswa/mahasiswa kepada situasi yang bermakna, kontekstual,
dunia nyata dan menyediakan sumber belajar, bimbingan,
petunjuk bagi pebelajar ketika meraka mengembangkan
pengetahuan tentang materi pelajaran yang dipelajarinya
sekaligus keterampilan memecahkan masalah. Paradigma yang

13
menempatkan guru/dosen sebagai pusat pembelajaran
(teaching) dan siswa sebagai objek, seharusnya diubah dengan
menempatkan siswa sebagai subjek yang belajar secara aktif
membangun pemahamannya (Learning) dengan jalan
merangkai pengalaman yang telah dimiliki dengan pengalaman
baru yang dijumpai.

Pengalaman nyata dari lingkungan sekitar menunjukkan


bahwa minat dan prestasi siswa dalam bidang sains meningkat
secara drastis pada saat: mereka dibantu untuk membangun
keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan
pengalaman (pengetahuan lain) yang telah mereka miliki atau
mereka kuasai.

Pembelajaran hendaknya dimulai dari masalah-masalah


aktual, otentik, relevan dan bermakna bagi siswa.
Pembelajaran yang berbasis subjek seringkali tidak relevan
dan tidak bermakna bagi siswa sehingga tidak menarik
perhatian siswa. Pembelajaran yang dibangun berdasarkan
subjek seringkali terlepas dari kejadian aktual di masyarakat.
Akibatnya siswa/mahasiswa tidak dapat menerapkan
konsep/teori yang dipelajarinya di dalam kehidupan nyata
sehari-hari. Dengan pembelajaran yang dimulai dari masalah
maka siswa/mahasiswa belajar suatu konsep atau teori dan
prinsip sekaligus memecahkan masalah. Dengan demikian
sekurang-kurangnya ada dua hasil belajar yang dicapai, yaitu

14
jawaban terhadap masalah (Produk) dan cara memecahkan
masalah (proses).

Kemampuan tentang pemecahan masalah lebih dari


sekedar akumulasi pengetahuan dan hukum/teori, tetapi
merupakan perkembangan kemampuan fleksibilitas, strategi
kognitif yang membantu mereka menganalisis situasi tak
terduga dan mampu menghasilkan solusi yang bermakna.

Sesuai dengan huruf yang menyusun namanya,


pembelajaran PAKEM adalah salah satu contoh pembelajaran
inovatif yang memiliki karakteristik aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.

1. Aktif

pengembang pembelajaran ini beranggapan bahwa


belajar merupakan proses aktif merangkai pengalaman
untuk memperoleh pemahaman baru. Siswa aktif terlibat
di dalam proses belajar mengkonstruksi sendiri
pemahamannya. Teori belajar konstruktivisme merupakan
titik berangkat pembelajaran ini. Atas dasar itu
pembelajaran ini secara sengaja dirancang agar
mengaktifkan anak.

Di dalam implementasinya, seorang guru harus


merancang dan melaksanakan kegiatan-kegiatan atau

15
strategi-strategi yang memotivasi siswa berperan secara
aktif di dalam proses pembelajaran. Mengapa
pembelajaran harus mengaktifkan siswa? Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kita belajar 10% dari yang kita baca,
20% dari yang kita dengar, 30% dari yang kita lihat, 50%
dari yang kita lihat dan dengar, 70% dari yang kita
ucapkan, dan 90% dari yang kita ucapkan dan kerjakan
serta 95% dari apa yang kita ajarkan kepada orang lain
(Dryden & Voss, 2000). Artinya belajar paling efektif jika
dilakukan secara aktif oleh individu tersebut.

2. Inovativ

Pembelajaran PAIKEM bisa mengadaptasi dari model


pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun
merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran
inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di
pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa
dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap
karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan
serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian
orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu
dengan menggunakan visual atau mengandalkan
kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan
mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus

16
disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak
kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses
renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri
siswa.

3. Kreatif

pembelajaran PAKEM juga dirancang untuk mampu


mengembangkan kreativitas. Pembela haruslah
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, inisiatif, dan
kreativitas serta kemandirian siswa sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya.
Kemandirian dan kemampuan pemecahan masalah
merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh semua bentuk
pembelajaran. Dengan dua bekal itu setiap orang akan
mampu belajar sepanjang hidupnya. Ciri seorang pebelajar
yang mandiri adalah: (a) mampu secara cermat
mendiagnosis situasi pembelajaran tertentu yang sedang
dihadapinya; (b) mampu memilih strategi belajar tertentu
untuk menyelesaikan masalah belajarnya; (c) memonitor
keefektivan strategi tersebut; dan (d) termotivasi untuk
terlibat dalam situasi belajar tersebut sampai masalahnya
terselesaikan.

4. Efektif

17
Menyiratkan bahwa pembelajaran harus dilakukan
sedemikian rupa untuk mencapai semua hasil belajar yang
telah dirumuskan. Karena hasil belajar itu beragam,
karkteristik efektif dari pembelajaran ini mengacu kepada
penggunaan berbagai strategi yang relevan dengan hasil
belajarnya. Banyak orang beranggapan bahwa berbagai
strategi pembelajaran inovatif termasuk PAKEM seringkali
tidak efisien (memakan waktu) lebih lama dibandingka
dengan pembelajaran tradisional/konvensional. Hal
tersebut tentu amat mudah dipahami, dalam pembelajaran
PAKEM banyak hasil belajar yang dicapai sehingga
memerlukan waktu yang lama, sementara pada
pembelajaran tradisional hasil belajar yang dicapai hanya
pada tataran kognitif saja.

5. Menyenangkan

Pembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan


dengan tetap memperhatikan suasana belajar yang
menyenangkan. Mengapa pembelajaran harus
menyenangkan? Dryden dan Voss (2000) mengatakan bahwa
belajar akan efektif jika suasana pembelajarannya
menyenangkan. Seseorang yang secara aktif
mengkonstruksi pengetahuannya memerlukan dukungan
suasana dan fasilitas belajar yang maksimal. Suasana yang
menyenangkan dan tidak diikuti suasana tegang sangat

18
baik untuk membangkitkan motivasi untuk belajar. Anak-
anak pada dasarnya belajar paling efektif pada saat
mereka sedang bermain atau melakukan sesuatu yang
mengasyikkan. Menurut penelitian, anak-anak menjadi
berminat untuk belajar jika topik yang dibahas sedapat
mungkin dihubungkan dengan pengalaman mereka dan
disesuaikan dengan alam berpikir mereka. Yang
dimaksudkan adalah bahwa pokok bahasannya dikaitkan
dengan pengalaman siswa sehari-hari dan disesuaikan
dengan dunia mereka dan bukan dunia guru sebagai orang
dewasa. Apa lagi jika disesuaikan dengan kebiasaan
mereka dalam belajar. Ciri yang terakhir ini merupakan
ciri pembelajaran kontekstual. Dengan demikian
pembelajaran PAKEM sebenarnya juga pembelajaran
kontekstual.

PAIKEM merupakan pembelajaran yang tidak hanya


terpaku menggunakan satu pendekatan saja, tetapi dengan
menggunakan berbagai pendekatan dan model. PAIKEM
diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut
menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk
menciptakan keadaan tersebut.

3. Amplikasi model pembelajaran PAIKEM dalam proses


belajar mengajar

19
1. Penerapan PAIKEM dalam Proses Pembelajaran

Konsep-konsep sains dan lingkungan sekitar siswa dapat


dengan mudah dikuasai siswa melalui pengamatan pada situasi
yang konkret. Dampak positif dari diterapkannya model
PAIKEM yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya
tentang sesuatu yang ada di lingkungannya. Seandainya kita
renungi empat pilar pendidikan yakni learning to know
(belajar untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk
menjadi jati dirinya), learning to do (Belajar untuk
mengerjakan sesuatu) dan learning to life together (belajar
untuk bekerja sama) dapat dilaksanakan melalui
pembelajaran dengan pendekatan lingkungan yang dikemas
sedemikian rupa oleh guru, agar supaya pembelajaran
tersebut dapat terlaksaana sesuai dengan tujuan
pembelajaran.

Dari empat pilar pendidikan dan kelima komponen


prinsip PAIKEM (Mengalami, Pembaruan, Berinteraksi,
Komunikasi, Berekspresi, dan Melakukan Refleksi), komponen
’Mengalami’, ’Pembaruan’, dan ’Berkspresi’ berkaitan dengan
bagaimana guru mengolah bahan/materi pelajaran. Artinya,
bagaimana guru mengolah materi pelajaran sehingga siswa
mengalami dan mengekspresikan gagasannya. Untuk
komponen interaksi, komunikasi dan refleksi berkaitan dengan
bagaimana guru mengelola kelas. Artinya, bagaimana siswa
harus dikelola (kerja kelompok, berpasangan, ataukah

20
individual) agar mereka berinteraksi satu sama lain untuk
mengembangkan kemampuan bekerjasama dan pada saat yang
sama berkembang pula kemampuan individualnya.

Cara mengolah materi sehingga tercipta komponen


’mengalami’ dan ’ekspresi’ untuk tiap-tiap mata pelajaran
akan berbeda satu sama lain sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran yang bersangkutan. Misalnya, dalam IPA dikenal
rumus POE: Predict (prediksi), Observe (amati), Explain
(jelaskan). Suatu cara mengolah materi IPA di mana guru
merumuskan pertanyaan untuk siswa sehingga siswa
melakukan prediksi (atas jawbaan pertanyaan tersebut),
melakukan pengamatan/percobaan untuk menjawab
pertanyaan tersebut, kemudian menjelaskan hasil
pengamatan/percobaan terkait dengan prediksi yang mereka
buat sebelumnya. Nuansa materi PAIKEM dalam pembelajaran
matematika, diolah sedemikian rupa sehingga siswa diarahkan
untuk melakukan Penyelidikan, Penemuan, dan/atau
Pemecahan Masalah

2. Pembelajaran IPA

Menurut Depdiknas (2006), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)


berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

21
penemuan. Pendidikan IPA (sains) diharapkan dapat menjadi
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan
alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi
dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains
diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam atau lingkungan sekitar.

Beberapa ilmuwan memberikan definisi sains sesuai


dengan pengamatan dan pemahamannya. Carin (1993:3)
mendefinisikan science sebagai The activity of questioning
and exploring the universe and finding and expressing it’s
hidden order, yaitu “ Suatu kegiatan berupa pertanyaan dan
penyelidikan alam semesta dan penemuan dan pengungkapan
serangkaian rahasia alam.” Sains mengandung makna
pengajuan pertanyaan, pencarian jawaban, pemahaman
jawaban, penyempurnaan jawaban baik tentang gejala
maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara
sistematis (Depdiknas,2002a: 1). Belajar sains tidak sekedar
belajar informasi sains tentang fakta, konsep, prinsip, hukum
dalam wujud ‘pengetahuan deklaratif’, akan tetapi belajar
sains juga belajar tentang cara memperoleh informasi sains,
cara sains dan teknologi bekerja dalam bentuk pengetahuan

22
prosedural, termasuk kebiasaan bekerja ilmiah dengan
metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Berdasar pada definisi yang telah dikemukakan di atas


maka dapat disimpulkan bahwa sains selain sebagai produk
juga sebagai proses tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Pernyataan di atas selaras dengan pendapat Carin (1993:3)
yang menyatakan bahwa sains sebagai produk atau isi
mencakup fakta, konsep, prinsip, hukum-hukum dan teori
sains. Fakta merupakan kegiatan-kegiatan empiris di dalam
sains dan konsep, prinsip, hukum-hukum, teori merupakan
kegiatan-kegiatan analisis di dalam sains. Sebagai proses sains
dipandang sebagai kerja atau sesuatu yang harus dilakukan
dan diteliti yang dikenal dengan proses ilmiah atau metode
ilmiah, melalui keterampilan menemukan antara lain,
mengamati, mengklasifikasi, mengukur, menggunakan
keterampilan spesial, mengkomunikasikan, memprediksi,
menduga, mendefinisikan secara operasional, merumuskan
hipotesis, menginterprestasikan data, mengontrol variabel,
melakukan eksperimen. Sebagai sikap sains dipandang sebagai
sikap ilmiah yang mencakup rasa ingin tahu, berusaha untuk
membuktikan menjadi skeptis, menerima perbedaan, bersikap
kooperatif, menerima kegagalan sebagai suatu hal yang
positif.

23
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada
hakekatnya sains terdiri atas tiga komponen, yaitu produk,
proses, dan sikap ilmiah. Jadi tidak hanya terdiri atas
kumpulan pengetahuan atau fakta yang dihafal, namun juga
merupakan kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran
dalam mempelajari rahasia gejala alam.

IPA (sains) diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk


memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-
masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan sains perlu
dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara
kelestarian lingkungan. Di tingkat SMA/MA diharapkan ada
penekanan pembelajaran Salingkemas (Sains, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat) secara terpadu yang diarahkan
pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat
suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi
bekerja ilmiah secara bijaksana.

Mata pelajaran IPA di SMA/MA bertujuan agar peserta


didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang


Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan
keteraturan alam ciptaanNya
2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam
gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

24
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan
kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat

4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan


berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta
berkomunikasi

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam


memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta
sumber daya alam

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan


segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7. Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA


sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
selanjutnya.

Dengan demikian proses pembelajaran IPA harus


dilaksanakan dengan sebaik mungkin. Proses pembelajaran
yang baik sudah ditegaskan oleh BSNP (2007) yang menyatakan
bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

25
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu,
dalam proses pembelajaran pendidik memberikan
keteladanan.

Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses


pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian
hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran
untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien. Dalam hal ini guru tertantang dan harus mampu untuk
dapat memberlangsungkan Pembelajaran yang Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif sekaligus Menyenangkan (PAIKEM).

26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan hal-


hal sebagai berikut:

1. Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan


menyenangkan (PAIKEM), adalah sebuah model
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
melakukan kegiatan (proses belajar) yang beragam untuk
mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahaman
berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk
pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih
menarik, menyenangkan, dan efektif.
2. Aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
merupakan merupakan salah satu model pembelajaran
yang ideal. Dengan metode Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), siswa dapat

27
mendapatkan ide-ide sendiri dalam pembelajaran
berlangsung dengan pendekatan lingkungan sekitar

3. Dampak positif dari diterapkannya model PAIKEM yaitu


siswa dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang
sesuatu yang ada di lingkungannya. Seandainya kita
renungi empat pilar pendidikan yakni learning to know
(belajar untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk
menjadi jati dirinya), learning to do (Belajar untuk
mengerjakan sesuatu) dan learning to life together
(belajar untuk bekerja sama) dapat dilaksanakan melalui
pembelajaran dengan pendekatan lingkungan yang dikemas
sedemikian rupa oleh guru, agar supaya pembelajaran
tersebut dapat terlaksaana sesuai dengan tujuan
pembelajaran.

B. Saran

Dari hasil pemikiran di atas maka dapat disarankan


bahwa dalam rangka memberdayakan kemampuan bernalar
siswa, para guru dapat mempertimbangkan untuk
menerapkan model PAIKEM dan memvariasinya dalam
pelaksanaannya sesuai kebutuhan.

28
DAFTAR PUSTAKA

BSNP, 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta:DepDikNas

BSNP. 2007. Standar Nasional Pendidikan Indonesia untuk Satuan


Pendidikan Dasar dan Menengah.

Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah


Dasar: dari Sentralisasi menuju Desentralisasi. Jakarta:
Bumi Aksara.

Purwanti, 2004. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar dan


Metodologi Pengajaran. Bandung :Tarsito

Sudjatmiko,2003. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta, Rineka Cipta

Umaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Directorate
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah, Directorate
Pendidikan Menengah Umum. Indonesia, Jakarta.

http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/hakikat-pembelajaran-
ipa.html

http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/model-pembelajaran-
berdasarkan masalah. html

29
http://mbahbrata-edu.blogspot.com/2008/09/pakem-
pembelajaran-aktif-kreatif_24.html

http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelajaran-aktif-
inovatif-kreatif-efektif-dan menyenangkan

30

You might also like