You are on page 1of 70

BAB I

PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI
Judul modul ini adalah Pemeliharaan/servis unit transmisi
manual dan komponen-komponenya, di dalamnya akan
dibahas mengenai fungsi dan cara kerja transmisi manual,
komponen transmisi manual, hingga pemeriksaan kerusakan
transmisi manual. Hasil belajar modul ini, diharapkan siswa
akan dapat:
1. Menyebutkan fungsi dan cara kerja transmisi manual.
2. Mengidentifikasi macam-macam transmisi manual.
3. Mengidentifiikasi Komponen-komponen utama transmisi
manual.
4. Menjelaskan dan melakukan proses pemeliharaan unit trans-
misi manual dan komponen-komponennya.
5. Menjelaskan sistem perawatan berkala pada unit transmisi
manual dan komponen-komponennya.

B. PRASYARAT
Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang
Keahlian Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-
modul prasyarat seperti terlihat dalam diagram pencapaian
kompetensi maupun peta kedudukan modul. Prasyarat
mempelajari modul OPKR-30-004B antara lain adalah OPKR-30-
002B.

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


Untuk mempermudah di dalam mempelajari modul ini,
maka diharapkan siswa membaca dengan baik petunjuk

1
penggunaan modul ini baik yang bersifat umum maupun yang
bersifat khusus, berikut ini:

1. Petunjuk Bagi Peserta Diklat


Pertama, sebelum mempergunakan modul ini,
terlebih dahulu sebaiknya anda dipelajari dan kuasai
terlebih dahulu modul-modul prasyarat. Sebab untuk
mencapai keberhasilan di dalam mempelajari modul ini
diperlukan kemampuan atau kompetensi dalam bidang
yang terkait dengan materi kegiatan. Seperti yang telah
disampaikan pada pengantar modul ini, tanpa dikuasai
materi prasyarat, maka akan terjadi kondisi yang
diistilahkan sebagai beban berkelanjutan, dan kondisi ini
akan menghambat proses pembelajar melalui modul ini.
Kedua, untuk membantu kelancaran proses belajar,
siswa dapat berhubungan dengan guru, yang bisa dimulai
atas inisiatif dari siswa atau dari tutor. Sedangkan proses
dan hasil kerja program ini, sepenuhnya menjadi
tanggungjawab siswa. Masukan dapat diperoleh dari
mana dan siapapun, namun apa yang masuk di dalam
buku kerja menjadi tanggungjawab siswa secara mandiri,
dan siap untuk dilakukan evaluasi pencapaiannya sebagai
bentuk penampilan yang telah dikuasai.
Ketiga, untuk mencapai efisiensi dan efektivitas
belajar, maka ikutilah petunjuk khusus, dan berbagai
petunjuk yang terdapat di dalam setiap kegiatan belajar.
Di samping itu, setiap kali menyelesai-kan setiap kegiatan
memberikan tanda Cek (V) pada kolom deskripsi kegiatan,
sebagai tanda anda telah selesai mempelajari materi

2
kegiat-an belajar. Hal ini juga untuk menghindarkan
terjadinya pengulangan/ pengabaian setiap aspek
kegiatan di dalam buku modul ini.
Berikut ini petunjuk khusus yang perlu diperhatikan
dalam pengerjaan modul ini, yaitu:
a. Pelajarilah modul ini dengan baik terhadap sajian
konsep yang diberikan pada setiap kegiatan belajar.
b. Untuk memahami isi materi yang terdapat di dalam
setiap kegiatan belajar, maka kerjakan semua
pertanyaan yang diberikan pada setiap kegiatan
belajar, dan jawaban anda harap ditulis pada tempat
yang telah disediakan dalam modul ini.
c. Selain itu, diharapkan siswa dapat menyelesaikan
tugas-tugas, dan bila diperlukan dapat dilakukan
diskusi dengan 3 – 5 orang teman. Selanjutnya jawaban
anda, tulis di dalam tempat yang telah disediakan.
d. Bila anda telah selesai dan telah merasa menguasai
modul ini, silahkan berhubungan dengan
asesor/guru/tutor yang ber-sangkutan untuk
mendapatkan pengujian atas kompetensi anda.

2. Petunjuk Bagi Guru


Dalam penyelesaian modul ini, guru bertindak
sebagai tutor yang mendampingi siswa dalam
menyelesaikan modul ini, beberapa hal yang perlu
dilakukan ialah:
1) Membantu siswa membuat perencanaan
kegiatan belajar.
2) Membantu siswa bila mengalami
kesulitan/hambatan dalam menyelesaikan modul ini.

3
3) Membantu koordinasi siswa dalam
mempergunakan fasilitas jurusan atau yang fasilitas
lainnya.
4) Sebagai tutor, guru jangan berlebihan
dalam memberikan penjelasan, ingat kegiatan ini untuk
mengarahkan siswa dapat belajar mandiri. Penjelasan
cenderung bersifat mengarahkan bukan menuntaskan
sebagaimana saat mengajar.
5) Setelah siswa selesai dan siap diuji, maka
tugas guru/tutor adalah menguji kompetensi
mahasiswa sebagai wujud pengusaan materi modul.

D. TUJUAN AKHIR
Melalui proses pembelajaran modul ini, diharapkan siswa
dapat mengusai pengetahuan dan cara permeliharaan/servis
transmisi manual beserta komponen-komponennya.

4
E. KOMPETENSI
Modul OPKR-30-004B membentuk kompetensi pemeliharaan/ servis transmisi manual. Uraian
kompetensi dan subkompetensi ini dijabarkan seperti di bawah ini.

KOMPETENSI : Pemeliharaan/ Servis Transmisi Manual


KODE : OPKR-30-004B
JAM PEMBELAJARAN : 60 Jam
MATERI POKOK PEMBELAJARAN
SUB LINGKUP
KRITERIA UNJUK KERJA KETERAMPILA
KOMPETENSI BELAJAR SIKAP PENGETAHUAN
N
1. Pemeliharaan/  Pemeliharaan/servis • Melaksanakan tugas  Prosedur  Mengumpulk
servis transmisi transmisi manual
 Prinsip kerja rutin dengan pemeliharaan/ an, menganalisa
manual dan transmisi
dilaksanakan tanpa prosedur yang servis dan
5

komponen- manual.
menyebabkan kerusakan ditetapkan dimana  Pelumas/minyak mengorganisasik
komponen. terhadap komponen/sistem  Bagian-bagian kemajuan an informasi.
transmisi dan
lainnya. transmisi ketrampilan penerapannya.  Merencanak
manual yang seseorang di awasi  Prinsip-prinsip an dan
 Informasi yang benar perlu dipeli- secara berkala oleh mengorganisir
diakses dari spesifikasi pabrik hara/ di servis. operasi dari
pengawas. transmisi kegiatan.
dan dipahami.  Data spesifikasi • Melaksanakan tugas penggerak sabuk .  Penggunaan
 Pemeliharaan/servis pada pabrik. yang lebih luas dan  Informasi teknik gagasan
komponen-komponen  Langkah kerja sulit dengan yang sesuai . matematis dan
transmisi dilaksanakan sesuai pemeliharaan/ peningkatan  Persyaratan teknis.
spesifikasi kendaraan servis transmisi kemandirian dan
mengenai metode dan keamanan  Pemecahan
manual tanggung jawab
perlengkapan. peralatan . masalah.
berdasar-kan individu.
SOP, K3,  Persyaratan  Penggunaan
 Data yang tepat
peraturan dan
• Hasil pekerjaan keamanan teknologi.
dilengkapi sesuai hasil diperiksa oleh kendaraan/alat
prosedur/kebija pengawas.
pemeriksaan/servis. industri.
kan
• Melaksanakan  Kebijakan
 Seluruh kegiatan perusahaan.
kegiatan yang
pemeliharaan/ servis sistem perusahaan .
kompleks dan tidak  Prosedur
transmisi dilaksa-nakan rutin; menjadi
berdasarkan SOP (Standard keselamatan diri.
mandiri dan
Operation Procedures), bertanggung jawab
undang-undang K 3 untuk pekerjaan
(Keselamatan dan Kesehatan yang lainnya.
Kerja), peraturan perundang-
undangan dan
prosedur/kebijakan
perusahaan.

6
F. CEK KEMAMPUAN

Sebelum mempelajari modul OPKR-30-004B, isilah dengan cek list (√) kemampuan yang telah dimiliki
siswa dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan :

Jawaban Bila jawaban ‘Ya’,


Sub Kompetensi Pernyataan
Ya Tidak kerjakan
1. Memelihara/ servis Saya mampu menjelaskan konsep Soal Tes Formatif 1.
transmisi manual dan cara kerja transmisi manual Soal Tes Formatif 2.
dan komponen- Saya mampu memelihara/ servis
komponen. Soal Tes Formatif 3.
transmisi manual dan komponen-
komponennya dengan baik
6

Apabila siswa menjawab Tidak, pelajari modul ini !


BAB II
PEMELAJARAN

A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT


Sebelum anda melanjutkan mempelajari modul ini,
sebaiknya anda membuat rencana belajar dan mendiskusikan
dengan guru/tutor yang berkaitan dengan modul pembelajaran
ini. Untuk membuat pe-rencanaan kegiatan belajar anda, maka
isilah rencana kegiatan tersebut dalam format berikut ini.
Judul : Pemeliharaan/servis transmisi manual dan
komponen-komponennya
Kompetensi : Pemeliharaan/servis transmisi manual dan
komponen-komponennya
Sub Kompetensi :
1. Menjelaskan konsep fungsi dan cara kerja
transmisi manual
2. Mengidentifikasi macam-macam transmisi
manual pada kendaraan
3. Mengidentifiikasi komponen-komponen
utama dari transmisi manual.
4. Memelihara dan merawat transmisi manual
dan komponen-komponen sistem pengoperasiannya.
5. Menjelaskan sistem perawatan berkala pada
unit transmisi manual dan komponen-komponennya.

Tempa Alasan Tanda


Jenis Tangg
Waktu t Perubaha tangan
Kegiatan al
belajar n Guru
Keg. Bel. 1
Keg. Bel. 2
Keg. Bel. 3
Evaluasi
Uji Komp.

8
B. KEGIATAN BELAJAR
1. Kegiatan Belajar 1: Fungsi dan
Cara Kerja transmisi manual dan
Komponen komponennya

a. Tujuan Kegiatan Belajar 1


Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, diharapkan
siswa dapat:
1). Menjelaskan konsep fungsi dan
kerja transmisi manual dan komponen-komponennya
2). Menjelaskan fungsi masing-
masing komponen transmisi manual dan komponen-
komponennya
b. Uraian Materi 1
1) Prinsip Kerja Transmisi
Transmisi manual dan komponen-komponennya yang
akan dibahas dalam modul ini adalah yang
dipergunakan pada kendaraan bermotor. Transmisi
manual dan komponen-komponennya merupakan
bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah
kendaraan, yaitu sistem yang berfungsi mengatur
tingkat kecepatan dalam proses pemindahan tenaga
dari sumber tenaga (mesin) ke roda kendaraan
(pemakai/peng-gunaan tenaga).
Sistem pemindah tenaga secara garis besar terdiri dari
Unit kopling, transmisi, defrensial, poros dan roda
kendaraan. Sementara Posisi transmisi manual dan
komponennya, terletak pada ujung depan sesudah unit
kopling dari sistem pemindah tenaga pada kendaraan.
Fungsi transmisi adalah untuk mengatur perbedaan
putaran antara putaran mesin (memalui unit kopling)

9
dengan putaran poros yang keluar dari transmisi.
Pengaturan putara ini dimaksudkan agar kendaraan
mampu bergerak sesuai dengan beban dan kecepatan
kendaraan
Posisi transmisi manual pada kendaraan secara skema
dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini.

Gambar 1. Posisi transmisi manual pada kendaraan

Rangkaian pemindahan tenaga berawal dari sumber


tenaga (Engine) kesisitem pemindah tenaga, yaitu
masuk ke unit kopling (Clutch) diteruskan ketransmisi
(Gear Box) ke propeller shaft dan keroda melalui
defrensial (Final Drive). Konsep kerja transmisi manual
dapat dijelaskan melalui gambar 2 dan 3 berikut.

Gambar 2. Prinsip Kerja menggunakan konsep momen

10
Berdasarkan gambar 2 tersebut, dapat dilihat
perbedaan antara keduanya. Gambar pertama
seseorang mendorong mobil ditanjakan secara
langsung, sementara gambar kedua menggunakan
tongkat pengungkit. Melihat kondisi tersebut, manakah
diantara keduanya yang lebih ringan?. Jawabnya tentu
dia yang menggunakan pengungkit, sebab pada posisi
pertama gaya dorong secara langsung, sementara
posisi kedua menggunakan transfer momen melalui
tongkat. Semakin panjang lengan, maka tenaga yang
dikeluarkan untuk mendorong kendaraan akan semakin
ringan.
Konsep dasar di atas kemudian dipergunakan dalam
membuat desain transmisi, dimana lengan pengungkit
tersebut diterapkan pada diameter roda gigi. Sehingga
transmisi kendaraan juga disebut dengan gear box atau
kotak roda gigi, karena komponen utama transmisi
adalah roda gigi. Konsep pemindahan tenaga melalui
roda gigi, seperti terlihat pada gambar 3 berikut ini.

Gambar 3. Konsep pemindahan tenaga melalui roda gigi

11
Gambar 3 (a) menggambarkan lengan pengungkit
sederhana. Pada kodisi seimbang persamaannya M x l
= m x 4l artinya massa m yang hanya ¼ M dapat
mengangkat M. Hal ini menunjukan bahwa dengan gaya
yang kecil dapat mengangkat massa yang beratnya 4
kali lipat, karena digunakannya sistem lengan
pengungkit.
Gambar 3 (b), menunjukkan bagaimana dua piringan
dipergunakan sebagai lengan pengungkit. Pada contoh
tersebut massa yang digantungkan pada poros C akan
mengangkat beban yang ada pada poros D. Rangkaian
ini mungkin dapat dipergunakan untuk memahami
konsep kerja transmisi, mesin dihubungkan ke poros C,
dan yang ke roda dihubungkan ke D. Apabila diameter
piringan B dibuat tiga kali piringan A, maka momen
yang dihasilkan tiga kali lipat. Namun bila perbandingan
giginya (gear ratio) 2 : 1, maka roda gigi A berputar dua
kali, sedangkan roda gigi B berputar 1 kali. Momen
pada roda gigi A ½ dari roda gigi B, atau gaya
angkatnya akan setengah dari beban yang diangkat.
2) Macam-macam Roda gigi
Roda gigi/Gears adalah roda yang terbuat dari besi
yang mempunyai gerigi pada permukaannya. Bentuk
gigi dibuat sedemikian rupa hingga dapat bekerja
secara berpasangan dan setiap pasangan terdapat
sebuah roda gigi yang menggerakkan (driving gear)
dan sebuah roda gigi yang digerakkan (driven gear).
Suatu kelompok/kumpulan roda gigi dengan komponen
lain membentuk suatu sistem transmisi dalam suatu
kendaraan, mereka terletak dalam suatu wadah yang

12
disebut transmission case, atau kadang juga disebut
gear box.
Beberapa macam desain roda gigi yang dipergunakan
pada transmisi adalah:

Gambar 1. Macam-macam roda gigi

a). Roda gigi jenis Spur – bentuk giginya lurus sejajar


dengan poros, dipergunakan untuk roda gigi geser
atau yang bisa digeser (Sliding mesh).
b). Roda gigi jenis Helical – bentuk giginya miring
terhadap poros, dipergunakan untuk roda gigi tetap
atau yang tidak bisa digeser (Constant mesh dan
synchro-mesh).
c). Roda gigi jenis Double Helical – bentuk giginya dobel
miring terhadap poros, dipergunakan untuk roda gigi
tetap atau yang tidak bisa digeser (Constant mesh
dan synchro-mesh).
d). Roda gigi jenis Epicyclic – bentuk giginya lurus atau
miring terhadap poros, dipergunakan untuk roda gigi
yang tidak tetap kedudukan titik porosnya (Constant
mesh).

3) Konsep kerja transmisi

13
Seperti telah dikemukakan di atas, transmisi pada
kendaraan terdiri dari berbagai bentuk roda gigi, ada
yang sistem tetap ada yang digeser (slidingmesh).
Berikut ini akan dicoba dijelaskan konsep kerja masing-
masing.
a) Transmisi dengan roda gigi geser
Roda gigi pada poros input yaitu berasal dari kopling,
dipasang mati. Sedangkan roda gigi yang dipasang
pada poros output dipasang geser/sliding. Roda gigi
yang digunakan untuk model ini tentunya jenis spur.
Perhatikan pada gambar 5 berikut ini.

Gambar 2. Transmisi Sliding Gear

Posisi Netral, setiap transmisi mempunyai posisi ini


dimana putaran poros input tidak dipindahkan
keporos output. Posisi ini digunakan saat berhenti
atau yang lainnya dimana sedang tidak memerlukan
tenaga mesin. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
maka kedua roda gigi pada poros output (C & D)
digeser agar tidak berhubungan dengan roda gigi
dari poros input (A & B).

14
Posisi gigi 1, digunakan untuk menggerakan
kendaraan pertama kali. Kondisi ini memerlukan
momen yang besar gerakan pelan, maka roda gigi
pemutar (Driver) harus yang lebih kecil (A) memutar
roda gigi yang lebih besar (D). Sehingga roda gigi
pada poros output yang dihubungkan deengan roda
gigi yang sebelah kiri, sementara yang sebelah kanan
tidak berhubungan. Seperti terlihat pada gambar 6
berikut ini.

Gambar 3. Posisi gigi 1

Posisi gigi 2, pada posisi ini tentunya kendaraan


sudah bergerak sehingga momennya tidak begitu
besar dibandingkan dengan saat posisi gigi 1.
komposisi roda gigi pada posisi gigi kedua ini roda
gigi D digeser sampai tidak berhubungan dengan
roda gigi A, dan roda gigi C digeser kekiri agar
berhubungan dengan roda gigi B. Dengan demikian,
putaran poros input dipindahkan melalui roda gigi B
& C ke poros output.

b) Transmisi dengan roda gigi tetap.


Sistem pemindahan kecepatan pada sistem ini tidak
memindah roda gigi, namun dengan menambah satu

15
perlengkapan kopling geser. Hubungan roda gigi C &
D terhadap poros output bebas bukan sliding seperti
pada model sebelumnya. Sedangkan yang terhubung
sliding dengan poros output adalah kopling gesernya.
Ilustrasi model ini dapat dilihat pada gambar 7 ber-
ikut ini.

Gambar 4. Transmisi dengan posisi roda gigi tetap

Pada model transmisi roda gigi tetap ini


memungkinkan dipergunakan bentuk roda gigi selain
model spur. Sehingga memungkinkan penggunaan
roda gigi yang lebih kuat.
Kopling geser dapat digeser kekanan atau kekiri. Bila
kopling ada ditengah maka berarti transmisi pada
posisi netral. Pada posisi ini meskipun roda gigi C & D
terus berputar bersama roda gigi A & B, namun tidak
ada pemindahan putaran keporos output. Hal ini

16
karena baik roda gigi C maupun roda gigi D
terpasang bebas terhadap poros output.
Posisi gigi 1, kopling geser digeser kekiri hingga
berhubungan dengan roda gigi D. Sehingga putaran
poros input disalurkan melalui roda gigi A memutar
roda gigi D dan membawa kopling geser yang telah
terhubung, dan akhirnya poros output terbawa
putaran melalui kopling geser.
Posisi gigi 2, kopling digeser kekanan hingga
berhubungan dengan roda gigi C. Sehingga putaran
poros input disalurkan melalui roda gigi B memutar
roda gigi C dan membawa kopling geser yang telah
terhubung, dan akhirnya poros output terbawa
putaran melalui kopling geser.

c) Transmisi Synchronmesh
Terdapat kerugian yang perlu diatasi pada
penggunaan sistem roda gigi geser seperti yang
telah diuraikan di atas, yaitu:
a) Suara transmisi kasar saat memindah
kecepatan.
b) Pemindahan gigi sangat sulit, apalagi pada
kecepatan tinggi, sehingga pemindahan gigi harus
dilakukkan pada kecepatan yang rendah.
Hal ini juga dialami pada sistem pengembangan yang
meng-gunakan sistem Constantmesh. Meskipun pada
sistem constant-mesh sudah tidak menggunakan
penggeseran roda gigi, namun sistem
penyambungannya masih mengalami permasalahan.
Penyambungan yang dipergunakan pada sistem
Constantmesh mirip pada sistem sliding gear saat

17
memasukan kecepatan tertinggi yaitu antara roda
gigi C dengan roda gigi D. Dengan kata lain,
kendaraan yang transmisinya menggunakan sistem
sliding gear atau Constantmesh akan terhambat
khususnya pada proses akselerasi kendaraan. Karena
setiap pemindahan kecepatan harus menunggu
putaran turun terlebih dahulu.
Permasalahan proses pemindahan gigi tersebut,
karena per-bedaan putaran kedua gigi yang akan
disambungkan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Misalkan: gambar 7 jumlah gigi dari roda gigi A =
20; B = 30; C = 20; dan D = 30.
Pada saat kendaraan belum berjalan, berarti putaran
poros output dan kopling geser n2 = 0 rpm.
Sementara bila putaran poros input adalah n1 = 1000
rpm, maka putaran roda gigi D n3 dapat dihitung
sebagai berikut:
n3 = (A x n1)/D = (20 x 1000)/30 = 666 rpm.
Pada putaran yang demikian tinggi yaitu 666 rpm,
sementara kopling geser tidak berputar tentu tidak
dapat dihubungkan. Untuk itu biasanya pengemudi,
memutus hubungan poros input dengan mesin
dengan menginjak pedal kopling. Meskipun demi-kian
untuk putaran sebesar 666 rpm, disamping tidak/sulit
dihubungkan, kalau dapat dihubungkan akan terjadi
kejutan yang luar biasa. Kejutan ini dapat
mengakibatkan kerusakan pada komponen transmisi.
Oleh karena itu kemudian ditemukan sistem
synchromesh. Sistem ini secara sederhana seperti

18
terlihat pada gambar 8. Roda gigi transmisi dalam
kondisi tetap, untuk memindahkan posisi kecepatan
dipergunakan perlengkapan synchromesh, dimana
dengan bentuk konisnya akan menyamakan putaran,
baru kemudian gigi sleeve disambungkan.
Kemampuan menyesuaikan putaran antara dua roda
gigi yang akan disambungkan ini yang tidak dimiliki
oleh kedua sistem sebelumnya.

Gambar 5. Unit SynchroMesh

Sistem synchromesh ini yang kemudian


dipergunakan pada transmisi manual sampai saat ini.
Cara kerjanya saat handel transmisi pada posisi
netral, maka synchromesh berada ditengah tidak
berpengaruh atau dipengaruhi oleh kedua roda gigi
yang ada disampingnya.
Pada saat synchromesh digerakan kekiri kearah roda
gigi (1), maka synchro hub (4) akan terdorong kekiri
dan semakin kuat, maka akan mengerem putaran
melalui bentuk konisnya hingga putaran antara roda
gigi (1) dengan synchro hub (4) sama, kemudian
sleeve (3) bergeser kekiri lebih lanjut hingga
tersambung dengan gigi kecil (dog teeth) (2). Posisi

19
ini berarti proses penyambungan sudah selesai.
Dengan cara demikian proses penyambungan roda
gigi transmisi tidak perlu me-nunggu turunnya
putaran mesin.
Proses tersebut sama saat akan menghubungkan
dengan roda gigi yang sebelah kanan (8),
synchromesh digerakan kekanan kearah roda gigi
(8), maka synchro hub (4) akan terdorong kekanan
dan semakin kuat, maka akan mengerem putaran
melalui bentuk konisnya hingga putaran antara roda
gigi (8) dengan synchro hub (4) sama, kemudian
sleeve (3) bergeser kekanan labih lanjut hingga
tersambung dengan gigi kecil (dog teeth) roda gigi
(8).

d) Komponen-komponen utama sistem transmisi dan


fungsi-fungsinya

No Komponen Fungsi
1 Transmission input Sebuah poros dioperasikan
saft Poros input dengan kopling yang
transmisi memutar gigi di dalam gear
box
2 Transmission gear Untuk mengubah output gaya
Gigi transmisi torsi yang meninggalkan
transmisi
3 Synchroniser Komponen yang
Gigi penyesuai memungkinkan pemindahan
gigi pada saat mesin
bekerja/hidup

20
4 Shift fork Batang untuk memindah gigi
Garpu pemindah atau synchroniser pada
porosnya sehingga
memungkinkan gigi untuk
dipasang/ dipindah
5 Shift lingkage Batang/tuas yang
Tuas penghubung menghubungkan tuas
persneling dengan shift fork.
6 Gear shift lever Tuas yang memungkinkan
Tuas pemindah sopir memindah gigi
presnelling transmisi.
7 Transmission case Sebagai dudukan bearing
Bak transmisi transmisi dan poros-poros
serta sebagai wadah oli/
minyak transmisi
8 Output shaft Poros yang mentransfer torsi
Poros output dari trans-misi ke gigi terakhir
9 Bearing Mengurangi gesekan antara
Bantalan/laker permukaan benda yang
berputar di dalam sistem
transmisi
10 Extension housing Melingkupi poros output
Pemanjangan bak transmisi dan menahan seal
oli belakang. Juga menyokong
poros output.

c. Rangkuman 1
1) Transmisi manual dan komponen-komponennya
merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari
sebuah kendaraan, yaitu sistem yang berfungsi
mengatur tingkat kecepatan dalam proses pemindahan
tenaga dari sumber tenaga (mesin) ke roda kendaraan
(pemakai/peng-gunaan tenaga).
2) Sistem pemindah tenaga secara garis besar
terdiri dari Unit kopling, transmisi, defrensial, poros dan
roda kendaraan. Sementara Posisi unit transmisi berada
selangkah di belakang unit kopling. Hal ini agar saat
pemindahan kecepatan, hubungan dengan mesin dapat
diputuskan ter-lebih dahulu.

21
3) Konsep dasar cara kerja transmisi adalah
menggunakan konsep perbandingan momen, melalui
sejumlah roda gigi. Dengan konsep tersebut dapat
disesuaikan antara tenaga output mesin dengan
besarnya beban yang akan diangkat. Saat beban berat
seperti kendaraan akaan bergerak, tanjakan dan
sebagainya, digunakan tingkat kecepatan yang rendah
yang memiliki momen lebih besar.
4) Terdapat beberapa macam roda gigi yang
dipergunakan pada transmisi yaitu :
a) Roda gigi jenis Spur – bentuk
giginya lurus sejajar dengan poros, dipergunakan
untuk roda gigi geser atau yang bisa digeser (Sliding
mesh).
b) Roda gigi jenis Helical –
bentuk giginya miring terhadap poros, dan Roda gigi
jenis Double Helical – bentuk giginya dobel miring
terhadap poros, dipergunakan untuk roda gigi tetap
atau yang tidak bisa digeser (Constant mesh dan
synchromesh).
c) Roda gigi jenis Epicyclic –
bentuk giginya lurus atau miring terhadap poros,
dipergunakan untuk roda gigi yang tidak tetap
kedudukan titik porosnya (Constant mesh).
5) Terdapat tiga macam sistem pemindahan
kecepatan pada unit transmisi, yaitu dengan sistem
menggeser roda gigi atau slidingmesh, sistem roda gigi
tetap dengan meng-gunakan kopling geser, dan sistem
roda gigi tetap menggunakan synchronmesh.

22
6) Komponen utama dari tramisi manual adalah
sebagai berikut :
a) Transmission input shaft
atau Poros input transmisi, yaitu komponen yang
menerima moment output dari unit kopling.
b) Transmission gear atau roda
gigi transmisi, yaitu Untuk mengubah input dari
mesin menjadi output gaya torsi yang meninggalkan
transmisi sesuai dengan kebutuhan kendaraan.
c) Synchroniser/synchro-mesh
atau Gigi penyesuai, adalah perlengkapan yang
memungkinkan pemindahan kecepatan pada kondisi
putaran yang tinggi.
d) Gear shift lever atau Tuas
pemindah presnelling dan Shift fork atau Garpu
pemindah adalah komponen yang berfungsi untuk
mengoperasikan transmisi oleh pengemudi.
e) Output shaft atau Poros
output adalah untuk menyalur-kan moment atau
tenaga yang sudah diolah melalui proses reduksi ke
komponen sistem pemindah tenaga selanjutnya.

d. Tugas 1
1) Amati sistem transmisi
dan komponen pengoperasiannya yang dipergunakan
pada salah satu mobil yang ada di bengkel otomotif.
Jelaskan cara kerja sistem transmisi tersebut dengan
disertai gambar skemanya.

23
2) Hitung berapa putaran
poros output pada posisi gigi 1 dan 2, bila putaran
inputnya 1250 rpm, dengan komposisi susunan roda
gigi seperti gambar 7 jumlah gigi dari roda gigi A = 25;
B = 40; C = 23; dan D = 40?.

e. Tes formatif 1
1) Apakah fungsi Transmisi pada kendaraan
bermotor? Dan apa dampaknya bila kendaraan tanpa
transmisi?
2) Bagaimana konsep dasar cara kerja transmisi
manual, dan mengapa mengapa pada transmisi
menggunakan roda gigi?
3) Terdapat berapa macam roda gigi yang dapat
diper-gunakan pada sistem unit transmisi kendaraan,
dan meng-apa untuk sliding gear hanya dapat
menggunakan model roda gigi spur?
4) Apakah kelemahan yang terjadi bila transmisi
meng-gunakan sistem slidingmesh atau sliding clutch?.
5) Apakah alasan rasional dan fisik penggunaan
sistem synchronmesh pada transmisi kendaraan?
Secara singkat jelaskan cara kerjanya!.

Perhatian:
Sebelum melanjutkan pada kegiatan selanjutnya,
cocokanlah jawaban Anda dengan yang termuat pada
halaman berikut ini.

24
f. Kunci jawaban formatif 1
1) Fungsi transmisi pada kendaraan bermotor adalah
mereduksi putaran sehingga diperoleh kesesuaian
antara tenaga mesin dengan beban kendaraan. Bila
kendaraan tidak dilengkapi transmisi, dampaknya
kopling akan cepat habis, karena fungsi reduksi putaran
digantikan oleh kopling. Di samping itu, saat beban
kendaraan ber-tambah, misalkan pada tanjakan, maka
mesin akan meng-alami pembebanan yang berlebihan,
maka akan terjadi overheating.
2) Konsep dasar kerja transmisi adalah menggunakan
konsep perbandingan momen. Roda gigi merupakan
benda yang paling mudah dan praktis untuk proses
transfer tenaga, dan untuk menyesuaikan kebutuhan
tinggal mendesain berapa jumlah giginya.
3) Terdapat tiga macam yaitu jenis spur, helical,
double helical. dan roda gigi jenis Epicyclic. Karena
hanya jenis spur yang dapat untuk sistem sliding.

25
4) Transmisi akan mengeluarkan suara yang kasar,
dan akan terhambat pada waktu akselerasi. Hal ini
disebabkan karena model pemindahan kecepatan ini
tidak dapat dilakukan pada putaran tinggi.
5) Rasional penggunaan synchronmesh pada transmisi
kendaraan, adalah untuk mengatasi terjadinya
kesulitan saat transmisi menggunakan sistem
slidingmesh atau clutch sliding. Sedangkan secara fisik
terjadi suara yang kasar, dan kemungkinan teerjadinya
kerusakan cukup tinggi.
Cara kerjanya synchronhub mengerem roda gigi yang
akan disambung tanpa harus menunggu putaran turun
terlebih dulu, begitu putaran sama maka dilanjutkan
dengan proses penyambungan.

Perhatian:
♦Apakah anda puas dengan jawaban yang anda buat?
Jika belum, maka catatlah bagian yang anda tidak/kurang
puas tersebut dan diskusikan dengan tutor anda.
♦Bila anda puas, lanjutkan dengan kegiatan berikutnya.

26
2. Kegiatan Belajar 2:Macam-macam transmisi manual
dan sistem pengoperasiannya
a. Tujuan Kegiatan Belajar 2
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, diharapkan
siswa dapat:
1). Menjelaskan macam-macam
transmisi manual dan sistem pengoperasiannya.
2). Menjelaskan proses perawatan
dan pemeliharaan transmisi manual dan komponen-
komponennya.
b. Uraian Materi 2
Dalam kegiatan belajar ini akan dibahas secara berurutan
materi macam-macam transmisi manual yang
dipergunakan pada kendaraan termasuk cara
pengoperasiannya. Selanjutnya akan dibahas proses
perawatan dan pemeliharaan transmisi.
1) Macam-macam transmisi manual dan sistem
pengoperasiannya.
a) Transmisi Tiga Kecepatan dengan Slidingmesh
Transmisi ini telah digunakan pada kendaraan
bermotor pada tahun 1930-an. Disini bukan akan
mempelajari sejarah transmisi, namun model ini
mempermudah untuk memahami prisip kerja
sebuah transmisi, khususnya bagaimana proses
pemindahan/transfer tenaga/momen dilakukan di
dalam sebuah transmisi kendaraan bermotor.
Skema sederhana model transmisi ini, dapat dilihat
pada gambar 9 berikut ini. Transmisi ini
menggunakan roda gigi jenis spur gear dan dibuat
dengan tiga poros yang terpisah, yaitu:

27
(1) Poros primer (4) (primary shaft) – yaitu poros
yang menerima gerak putar pertama dari
kopling.
(2) Poros perantara (2) (layshaft/countershaft) –
yaitu tempat roda gigi counter ditempatkan.
(3) Poros utama (9) (mainshaft) – yaitu poros keluar
dari transmisi, ke komponen sistem pemindah
tenaga lainnya.

Gambar 6. Transmisi dengan Sliding-mesh

Poros primer yang dihubungkan dengan kopling,


ujungnya dipasaang mati dengan roda gigi pinion
sebagai pemutar tetap pada sistem transmisi, dan
memberikan putaran pada kelompok roda gigi pada
poros perantara. Sementara roda gigi pada poros
utama dapat digeser-geser dan secara sendiri-
sendiri dapat dihubungkan dengan roda gigi yang
ada pada poros perantara yang dibuat berputar
bersama. Penggeseran roda gigi pada poros utama,

28
menggunakan pemindah gigi (8) diteruskan ke
garpu selektor (6).
Pada posisi netral, semua roda gigi pada poros
utama diposisikan tidak berhubungan dengan roda
gigi yang ada pada poros perantara. Putaran dari
poros primer diteruskan ke roda gigi pada poros
perantara, namun tidak memutar roda gigi yang ada
pada poros utama. Dengan kata lain, putaran dari
poros primer tidak ditransfer ke poros utama/output
transmisi.
Posisi Gigi Pertama, roda gigi A pada poros utama
digeser hingga berhubungan dengan roda gigi B
pada poros perantara lihat gambar 6 atau pada
gambar 5 komponen nomor 11. Sementara roda gigi
C dalam posisi netral. Pada posisi ini, berarti putaran
dari roda gigi E pada poros primer, dipindahkan ke
roda gigi F yang dipasang mati dengan roda gigi B
atau roda gigi F memutar roda gigi B. Putaran dari
roda gigi B dipindahkan ke Roda gigi A dan
diteruskan keporos utama sebagai output transmisi.
Karena roda gigi pemutar (driver) jumlah giginya
lebih sedikit (yaitu Roda gigi E dan B) dari roda gigi
yang diputar (driven), maka terjadi penurunan atau
reduksi putaran bertingkat.

29
Gambar 7. Prinsip kerja transmisi tiga kecepatan

Perhitungan reduksi putaran dilakukan dengan


membandingkan antara jumlah gigi pada roda gigi
yang diputar dibandingkan dengan jumlah gigi pada
roda gigi pemutar.
Sehingga rumus perbandingan giginya sebagai
berikut:
Perbandingan Gigi Pertama = F/E x A/B = 40/20 x
40/20 = 4.
Angka 4 ini menunjukan bahwa momen output pada
transmisi akan 4 kali lebih besar dibandingkan
momen pada poros inputnya, namun
kecepatan/putarannya poros output transmisi ¼ dari
putraran poros input. Artinya pada rpm mesin yang
sama, kecepatan kendaraan lebih lambat. Hal ini
diperlukan untuk mengangkat beban kendaraan
yang lebih besar dengan tenaga yang tetap.
Posisi Gigi Kedua, pada kecepatan kedua roda gigi A
di lepaskan dari roda gigi B, dan roda gigi C
dihubungkan keroda gigi D. Sehingga aliran
tenaga/putaran dari roda gigi E ke roda gigi F, roda
gigi F berputar bersama dengan roda gigi D,
selanjutnya roda gigi D memutar roda gigi C dan
diteruskan ke poros output transmisi.

30
Perhitungan reduksi putaran sama dengan pada
posisi gigi pertama di atas, yaitu:
Perbandingan Gigi Kedua = F/A x C/D = 40/20 x
30/30 = 2.
Angka 2 ini menunjukan bahwa momen output pada
transmisi akan 2 kali lebih besar dibandingkan
momen pada poros inputnya, namun
kecepatan/putarannya poros output transmisi ½ dari
putraran poros input. Artinya pada rpm mesin yang
sama, kecepatan kendaraan lebih cepat dua kali di-
bandingkan posisi gigi pertama.
Posisi Gigi Ketiga atau tertinggi, pada posisi ini roda
gigi A tetap bebas, roda gigi C dilepas dari roda gigi
D dan digeser dihubungkan langsung melalui dog
clutch dengan roda gigi E. dengan demikian putaran
poros input sama dengan putaran poros output atau
1 : 1.
Posisi Gigi Mundur/Reverse, diperlukan untuk
menggerakan kendaraan mundur. Pada posisi ini
roda gigi C digeser pada posisi netral dan roda gigi
A digeser berhubungan dengan roda gigi H, putaran
roda gigi E ke roda gigi F, selanjutnya roda gigi G
yang berputar bersama dengan roda gigi F memutar
roda gigi H, dan roda gigi H memutar roda gigi A
dan diteruskan keporos output transmisi dengan
putaran kebalikan dari poros input. Bila jumlah gigi
G adalah 10, maka
Perbandingan Gigi Kedua = F/E x H/G x A/H = F/E x
A/G
= 40/20 x 40/10 = 8.

31
Angka 8 ini menunjukan bahwa momen output pada
transmisi akan 8 kali lebih besar dibandingkan
momen pada poros inputnya, namun
kecepatan/putarannya poros output transmisi 1/8
dari putraran poros input. Artinya pada rpm mesin
yang sama, kecepatan kendaraan 1/8 lebih lambat.
b) Unit Mekanisme Selektor
Seperti telah disinggung dalam uraian di atas, pada
transmisi ada perlengkapan yang berfungsi untuk
mengoperasi-onalkan transmisi, yaitu untuk
merubah dari kecepatan yang satu kekecepatan
yang lainnya. Didalam pemindahan roda gigi tidak
boleh terjadi penyambungan dobel, misalnya saat
roda gigi A berhubungan dengan roda gigi H atau B,
maka roda gigi C juga berhubungan dengan roda
gigi E atau D. Bila ini terjadi, maka akibatnya bisa
fatal, kalau nggak terkunci atau tidak bisa berputar
semua, mak bisa terjadi kerusakan pada salah satu
pasang roda gigi.
Untuk mencegah terjadinya permasalahan tersebut,
maka pada transmisi manual dilengkapi dengan
perangkat mekanisme selektor, seperti terlihat pada
gambar 7 berikut ini.

32
Gambar 8. Mekanisme Selektor

Garpu selektor (selector fork) pada gambar 7a,


dipergunakan untuk menggeser roda gigi pada
poros utama. Pada transmisi tiga kecepatan
ditambah satu kecepatan mundur diperlukan dua
buah garpu selektor. Bagian bawah garpu selektor
berhubungan dengan roda gigi, sedangkan bagian
atasnya berhubungan dengan handel transmisi yang
digerakan dari ruang kemudi.
Setiap transmisi harus dilengkapi dengan pealatan
(a) untuk menempatkan selektor untuk menghindari
roda gigi ber-geraksendiri, dan (b) untuk mencegah
dua gigi terhubung secara bersamaan. Jadi 7b
berfungsi untuk menahan posisi roda gigi. Pada
posisi ini bila salah satu roda gigi dipindahkan, maka
yang lainnya dikunci oleh mekanisme sektor, seperti
ter-lihat pada gambar 7c. Pennguncian melalui
desain plunger yang dipasang antar batang
selektor. Dengan demikian bila salah satu roda gigi
akan dihubungkan, maka yang lainnya dikunci pada
posisi netral. Bila roda gigi A dihubungkan maka
roda gigi C dikunci pada posisi netral. Sehingga
dengan mekanisme selektor kemungkinan
terhubungnya dua roda gigi secara bersamaan
dapat dicegah.

c) Transmisi synchromesh 4 kecepatan


Konsep aliran tenaga/momen sama dengan yang
dipergunakan pada transmisi tiga kecepatan di atas.
Perbedaannya pada transmisi ini tidak

33
menggunakan sistem sliding gear kecuali untuk
reverse. Kondisi ini jadi memungkinkan
dipergunakan bentuk gigi selain spur, baik yang
bentuk helical atau yang dobel helical. Bentuk gigi
ini di samping lebih kuat karena kontak antar
giginya lebih luas, suaranya juga lebih halus.
Konstruksi transmisi ini, seluruh roda gigi pada
poros utama (main shaft) terhubung bebas.
Sedangkan sychromesh dengan poros utama
terhubung sliding.

Gambar 9. Transmisi 4 kecepatan

34
Posisi netral, adalah posisi di mana kedua synchro-
mesh tidak sedang menghubungkan roda gigi, dan
roda gigi untuk posisi reverse juga tidak terhubung.
Sehingga putaran dari poros primer dipindahkan
keroda gigi yang ada pada poros perantara dan
dipindahkan keroda gigi yang ada pada poros utama
namun tidak memutar poros utama.
Posisi gigi pertama. Synchromesh sebelah kanan di-
geser kekanan, sehingga poros utama berhubungan
dengan roda gigi D. Dengan demikian putaran
mesin masuk ke kopling memutar poros primer dan
memutar roda gigi A. Roda Gigi A memutar seluruh
roda gigi yang ada pada poros perantara yaitu roda
gigi B, C, E, K dan memutar roda gigi D, F, dan G.
Karena yang terhubung melalui synchro-mesh
adalah roda gigi D, maka putaran mesin
dipindahkan ke poros utama melalui roda gigi D,
sementara roda gigi F dan G berputar bebas.
Posisi gigi kedua. Synchromesh sebelah kanan
digeser kekiri, sehingga poros utama berhubungan
dengan roda gigi F. Dengan demikian putaran mesin
masuk ke kopling memutar poros primer dan
memutar roda gigi A. Roda Gigi A memutar seluruh
roda gigi yang ada pada poros perantara yaitu roda
gigi B, C, E, K dan memutar roda gigi D, F, dan G.
Karena yang terhubung melalui synchromesh
adalah roda gigi F, maka putaran mesin dipindahkan
ke poros utama melalui roda gigi F, sementara roda
gigi D dan G berputar bebas.

35
Posisi gigi ketiga. Synchromesh sebelah kiri digeser
kekanan, sehingga poros utama berhubungan
dengan roda gigi G. Dengan demikian putaran
mesin masuk ke kopling memutar poros primer dan
memutar roda gigi A. Roda Gigi A memutar seluruh
roda gigi yang ada pada poros perantara yaitu roda
gigi B, C, E, K dan memutar roda gigi D, F, dan G.
Karena yang terhubung melalui synchro-mesh
adalah roda gigi G, maka putaran mesin
dipindahkan ke poros utama melalui roda gigi G,
sementara roda gigi F dan G berputar bebas.
Posisi gigi keempat atau tertinggi. Synchromesh
sebelah kiri digeser kekiri, sehingga poros utama
berhubungan dengan roda gigi A. Dengan demikian
putaran mesin masuk ke kopling memutar poros
primer dan memutar roda gigi A. Roda Gigi A
memutar seluruh roda gigi yang ada pada poros
perantara yaitu roda gigi B, C, E, K dan memutar
roda gigi D, F, dan G. Karena yang terhubung
melalui synchro-mesh adalah roda gigi A, maka
putaran mesin dipindahkan ke poros utama melalui
roda gigi A, sementara roda gigi D, F dan G berputar
bebas. Pada posisi ini semua gigi berputar bebas,
karena putaran dari mesin ter-hubung langsung ke
poros utama atau poros output transmisi.
Besarnya reduksi putaran cara menghitungnya
sama dengan yang telah dijelaskan di atas, saat
membahas transmisi sliding tiga kecepatan. Reduksi
putaran ini sangat bervariasi antar kendaraan
bermotor. Kapasitas beban maksimum kendaraan

36
akan menjadi pertimbangan dalam memilih dan
menentukan seberapa besar reduksi yang perlu
dilakukan. Semakin berat kapasitas beban
maksimum kendaraan, maka akan semakin besar
reduksi putaran oleh transmisi.
Sehingga untuk kendaraan ringan berarti reduksi se-
makin kecil, kadang untuk jenis sedan transmisinya
dilangkapi dengan fasilitas ovedrive. Fasilitas ini
memungkinkan putaran poros main shaft lebih
besar dibandingkan dengan poros primer.
d). Mekanisme pengoperasian transmisi manual.
Mekanisme pengoperasian transmisi, berfungsi
untuk menyediakan hubungan antara pengemudi
dengan bekerjanya transmisi. Sehingga mekanisme
pengoperasian merupakan sarana untuk
mengendalikan bekerjanya transmisi oleh
pengemudi. Dengan demikian pengemudi dapat
memilih gigi kecepatan yang dianggap sesuai
dengan kondisi kecepatan dan beban kendaraan.
Konstruksi mekanisme pengoperasian ada tiga
macam, yaitu sistem handel langsung, sistem
handel pada kemudi, dan sistem menggunakan
kabel baya elastis.
Sistem pemindah gigi handel langsung
konstruksinya dapat dilihat pada gambar 13 berikut
ini.

37
Gambar 10. Sistem Pemindah Langsung

Perhatikan gambar 13, Kalau tuas pemindah


didorong penuh ke kiri oleh pengemudi, maka
lengan selektor akan berada pada tuas garpu gigi 1
dan 2. pada posisi ini bila pengemudi mendorong
kedepan , berarti lengen selektor menarik tuas
garpu gigi 1 dan 2 dan membawa synchronmesh
masuk ke posisi gigi 1. Sebaliknya bila menarik tuas
pemindah kebelakang berarti mendorong tuas
garpu gigi 1 dan 2 dan membawa synchronmesh
masuk ke posisi gigi 2.
Kalau tuas pemindah dilepas oleh pengemudi, maka
tuas pemindah akan berada ditengah dan lengan
selektor akan berada pada tuas garpu gigi 3 dan 4.
pada posisi ini bila pengemudi mendorong
kedepan , berarti lengen selektor menarik tuas
garpu gigi 3 & 4 dan membawa synchronmesh
masuk ke posisi gigi 3. Sebaliknya bila menarik tuas
pemindah kebelakang berarti mendorong tuas
garpu gigi 3 & 4 dan membawa synchronmesh
masuk ke posisi gigi 4.
Kalau tuas pemindah ditarik penuh ke kanan oleh
pengemudi, maka lengan selektor akan berada pada

38
tuas garpu mundur. pada posisi ini bila pengemudi
menarik tuas pemindah kebelakang berarti
mendorong tuas garpu mundur dan mem-bawa
roda gigi masuk ke posisi gigi mundur.
Sistem pemindah gigi handel pada kemudi
konstruksinya dapat dilihat pada gambar 14 berikut
ini.

Gambar 11. Sistem pemindah gigi pada kemudi

Pada prisipnya pemindahan gigi di dalam transmisi


sama dengan yang telah dijelaskan di atas. Sistem
ini dipergunakan agar samping pengemudi
ruangannya dapat dipergunakan untuk tempat
duduk. Contoh pada kendaraan adalah
dipergunakan pada mobil Mitsubishi L300.
Sementara untuk sistem menggunakan kabel baya
elastis, seperti terlihat pada gambar 14 berikut ini
dipergunakan pada kendaraan sedan dengan front
wheel drive dan mesin me-lintang. Sistem ini lebih
fleksibel dan mampu untuk menjangkau posisi

39
transmisi yang sulit yang tidak memungkinkan
digunakan kedua sistem sebelumnya.

Gambar 12. Sistem operasional Transmisi menggunakan kabel baja


elastis

e) Perawatan dan pemeliharaan Transmisi manual.


Pemeliharaan dan perawatan transmisi manual,
tidak terlalu rumit namun memerlukan ketelitian.
Pertama, memeriksa kebebasan gerak tuas
pemindah. Kebebasan yang berlebihan disebabkan
oleh keausan baut-baut penyambung, kerusakan
bushing sambungan, atau penyetelan-nya. Secara
visual/pengamatan langsung permasalahan ter-
sebut dapat dilakukan.
Kedua, memeriksa pelumasan transmisi. Pelumasan
pada transmisi sangat penting, mengingat transmisi
terdiri dari banyak komponen yang saling
bersentuhan satu dengan yang lainnya. Pelumasan
diperlukan untuk menghindari terjadinya keausan
sebagai akibat kontak langsung antar logam

40
komponen transmisi. Transmisi pada umunya
menggunakan minyak pelumas dengan viscositas
SAE 80 atau SAE 90, namun demikian dalam
menggunakan minyak pelumas untuk transmisi
perlu melihat manual masing-masing produk
kendaraan. Karena dimungkinkan terdapat
perbedaannya. Setiap 1500 km perlu dikontrol
mengenai jumlahnya.
Ketiga, pemeriksaan terhadap gejala-gejala
kerusakan. Pemeriksaan ini terkait dengan kinerja
transmisi, yaitu apakah transmisi dapat melakukan
fungsinya dengan baik. Untuk melakukan
pemeriksaan ini, berarti kendaraan harus dijalankan
atau sering disebut dengan tes jalan.
Gejala-gejala berikut ini menandakan bahwa terjadi
kesalahan pada unit transmisi manual,
(1) Gigi Loncat dari hubungan.
(2) Gigi sulit Masuk.
(3) Suara berisik yang tidak normal.
Dari gejala-gejala di atas dapat dianalisis faktor
penyebab, dan proses perawatan atau perbaikannya.
Hasil analisis seperti terlihat pada tabel berikut ini.

41
Gejala- Penyebab Perawatan Perbaikan
gejala
1. Gigi * Shift fork aus Beri pelumas Bongkar &
Loncat dari ganti
hubungan * Shift fork atau Periksa Bongkar &
synchronizer pelumas dan ganti
sleede aus ganti
* Locating spring Bongkar &
lemah ganti
* Main shaft aus Periksa Bongkar &
minyak ganti
pelumas &
ganti
* Bearing primary Periksa Bongkar &
shaft atau main minyak ganti
shaft aus pelumas &
ganti
* Circlip-circlip Bongkar &
terlepas pasang
2. Gigi Sulit * Kopling tidak Stel
Masuk bebas kebebasan
pedal
Kopling
* Konis synchro- Bongkar &
mesh aus ganti
* Shynchro-mesh Bongkar &
splines aus ganti
* Mekanik Bongkar &
Pemindah aus ganti
3. Suara * Jumlah pelumas Periksa
berisik kurang minyak
yang tidak pelumas &
Normal ganti
* End play Bongkar &
Countershaft ganti shim
gear
* End play Bongkar &
Reverse idler ganti shim
gear
* End play Pinion Bongkar &
shaft ganti shim
* Keausan Roda Bongkar &
gigi transmisi ganti shim

c. Rangkuman 2
1) Transmisi manual dapat dikelompokkan berdasarkan
jumlah kecepatannya, yaitu transmisi 3 kecepatan, 4
kecepatan, 5 kecepatan dan seterusnya. Di samping itu
juga dapat dibedakan berdasarkan sistem pemindahan

42
kecepatan yang dipergunkan, yaitu transmisi
slidingmesh, clutch mesh, synchromesh, atau
kombinasinya.
2) Mekanisme pengoperasian transmisi manual ada tiga
cara, yaitu sistem handel langsung, sistem handel pada
kemudi, dan sistem menggunakan kabel baja elastis.
Contoh penggunaannya sistem handel langsung pada
kendaraan dengan pemasangan mesin memanjang
seperti Toyota Kijang. Sistem handel pada kemudi
digunakan agar keberadaan tuas pemindah transmisi
tidak mengurangi ruangan penumpang, seperti yang
dipergunakan pada Mitsubishi L300. Dan sistem
pemindahan kabel baja elastis, banyak dipergunakan
pada kendaraan front wheel drive dengan mesin
melintang, seperti mobil sedan keluaran baru.
3) Pemeriksaan dan pemeliharaan transmisi manual ada
tiga cara yaitu pemeriksaan dan peyetelan fungsi
mekanisme pengoperasiannya, pemeriksaan sistem
pelumasan dan penggantian minyak pelumas. Dan
yang ketiga pemeriksaan fungsi transmisi secara
menyeluruh dengan tes jalan.
4) Kekentalan/viscosity minyak pelumas untuk transmisi
manual berukuran antara SAE 80 – SAE 90. Namun
untuk tepatnya perlu melihat sepesifikasi yang
ditetapkan oleh pabrik, dan bisa dilihat pada buku
service manual setiap mesin.
5) Gejala-gejala kerusakan yang paling sering terjadi
pada transmisi manual dapat dikelompokan menjadi
tiga, yaitu Gigi Loncat dari hubungan, Gigi Sulit Masuk,
dan Suara berisik yang tidak Normal.

43
d. Tugas 2
1) Amati salah satu mobil yang ada di bengkel
otomotif, apakah jenis transmisi dan sistem pemindah
kecepatan yang dipergunakan pada kendaraan
tersebut?. Jelaskan sistem transmisi dan sistem
pemindah kecepatan kendaraan tersebut dengan
disertai gambar skemanya.
2) Seorang pengemudi mengeluhkan saat transmisi
gigi tiga selalu lepas saat mobil diangkatkan. Apa
analisis anda dan apa yang perlu anda lakkukan untuk
mengatasi permasalah-an pengemudi tersebut?

e. Tes formatif 2
1) Berapa macam sistem transmisi manual yang
diperguna-kan pada kendaraan? Berikan contoh
kendaraan merk apa transmisi jenis apa yang
dipergunakan!
2) Apakah semua kendaraan sedan selalu
menggunakan sistem pemindah kecepatan
menggunakan kabel baja elastis? Berikan alasannya!
3) Coba analisis mengapa sistem pemindah
kecepatan menggunakan kabel baja elastis, merupakan
cara yang lebih fleksibel dibandingkan dengan dua
sistem yang lain-nya?
4) Mengapa kekentalan minyak pelumas untuk
transmisi manual begitu tinggi? Apakah akibatnya bila
dipergunakan minyak pelumas dengan tingkat viscosity
yang sama dengan yang dipergunakan pada mesin?

44
5) Bagaimana prosedur yang dilakukan untuk
merawat transmisi manual kendaraan? Dan perawatan
apakah yang perlu dilakukan secara berkala?

Perhatian:
Sebelum melanjutkan pada kegiatan selanjutnya, cocokan
jawaban Anda dengan yang termuat pada halaman berikut
ini.

45
f. Kunci jawaban formatif 2
1) Jenis transmisi ditinjau dari sistem pemindahan
roda gigi-nya ada tiga macam, yaitu sistem sliding gear,
sistem constant-mesh, dan sistem sychro-mesh.
Contohnya mobil Jeep Toyota Hartop menggunakan
transmisi tiga kecepat-an dan sistemnya kombinasi,
untuk gigi dua dan tiga menggunakan sistem
synchromesh, sedangkan gigi satu dan reverse
menggunakan sistem sliding gear.
2) Tidak semua kendaraan sedan menggunakan
sistem pemindah kecepatan menggunakan kabel baja
elastis. Sistem ini merupakan pengembangan dari
kedua sistem sebelumnya, sehingga kendaraan sedan
yang lama masih banyak yang menggunakan dua
sistem sebelumnya. Sementara kendaraan sedan yang
keluarran baru banyak yang menggunakan sistem
pemindah kecepatan meng-gunakan kabel baja elastis.
3) Sistem pemindah kecepatan menggunakan kabel
baja elastis lebih fleksibel dibandingkan dengan dua
sistem yang lainnya, karena sistem ini dapat
dipergunakan untuk posisi transmisi apapun pada
kendaraan.
4) Minyak pelumas fungsinya untuk menghindari
kontak langsung antar logam. Minyak pelumas
membentuk film oli diantara kedua permukaan.
Kemampuan film oli dapat dibentuk melalui tekanan
dan kekentalannya. Karena pada transmisi minyak tidak
mendapatkan tekanan seperti yang dipergunakan pada
mesin, maka viscositasnya yang harus tinggi. Bila
dipergunakan kekentalannya sama dengan yang

46
dipergunakan pada mesin, maka akan terjadi kontak
langsung antar permukaan logam dan akan terjadi ke-
ausan.
5) Pertama memeriksa dan menyetel sistem
pemindah kecepatan, kedua memeriksa dan mengganti
pelumasan, dan ketiga memeriksa dan memperbaiki
kerusakan transmisi. Bila kemungkinan tersebut tidak
ada, maka perawatan selanjutnya adalah mengganti
minyak pelumas secara berkala berdasarkan jumlah
kilometer perjalanan kendaraan dan melihat kebocoran
oli, serta memerikasa pelumas handel presneling.

Perhatian:
♦Apakah anda puas dengan jawaban yang anda buat?
Jika belum, maka catatlah bagian yang anda tidak/kurang
puas tersebut dan diskusikan dengan tutor anda.
♦Bila anda puas, lanjutkan dengan kegiatan berikutnya.

47
3. Kegiatan Belajar 3: Membongkar
dan memasang transmisi manual
dan sistem pengoperasiannya
a. Tujuan Kegiatan Belajar 3
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, diharapkan
siswa dapat:
1) Membongkar dan memasang transmisi manual dan
sistem pengoperasiannya.
2) Menguji kinerja transmisi manual dan sistem
pengoperasian-nya.
3) Bekerja menggunakan SOP dan keselamatan kerja
dengan benar.

b. Uraian Materi 3
Pada kegiatan belajar ini akan membahas proses
pembongkar-an transmisi dari kendaraan dan proses
pemasangan kembali. Proses ini standardnya hanya
memerlukan waktu 1 jam, sementara untuk latihan diberi
toleransi waktu ½ jam atau seluruhnya menjadi 1½ jam.
Prosedur yang perlu dilakukan secara berurutan akan
dibahas berikut ini.
1). Langkah Persiapan
Sebelum melakukan proses pembongkaran, perlu
dipersiapkan alat dan perlengkapan yang diperlukan. Hal
ini agar waktu yang diperlukan tidak hilang karena harus
mencari alat atau perlengkapan.
Alat dan perlengkapan yang diperlukan adalah:
a) Dongkrak mobil dan penyangga/jack stand
b) Dongkrak transmisi seperti gambar 15 berikut ini.

48
Gambar 13. Dongkrak transmisi

Dongkrak ini jenis hidrolis, namun ada juga yang meng-


gunakan ulir. Alat ini menjadi sangat penting dalam
pembongkaran maupun pemasangan transmisi. Sebab
posisi dan masa transmisi akan menyulitkan proses
pemasangan ataupun pembongkaran. Disamping itu
keselamatan pekerja akan sangat bebahaya tanpa
dongkrak ini, dan juga ketepatan pemasangan
transmisinya.
Mobil kijang sebagai bahan pelatihan.
a) Kotak alat yang berisikan kunci yang diperlukan
b) Lampu kerja untuk penerangan mengingat posisi
transmisi yangcenderung dibawah kendaraan.
c) Pompa pengisi minyak pelumas transmisi dan minyak
pelumasnya.
d) Bak penampung minyak pelumas yang lama.
e) Vet gravit dan kain lap/majun.

Keselamatan kerja:

49
Setiap melakukan praktek termasuk proses
pembongkaran dan pemasangan transmisi, harus selalu
mengutamakan keselamat-an kerja baik untuk benda
kerja maupun manusianya. Oleh karena itu ketelitian baik
sebelum dan saat bekerja sangat diperlukan. Menjaga
semua kondisi kerja selalu aman, seperti misalkan
menghindarkan adanya oli yang tumpah dilantai. Di
samping akan menyebabkan ketidaknyamanan dalam
bekerja, oli bisa menyebabkan terpelanting.
Proses pembongkaran:
a) Lepaskan terminal negative bateri, ini untuk menjaga
kemungkinan terjadinya hubungan singkat saat
bekerja.
b) Angkat mobil menggunakan dongkrak dan pasang
jackstand tinggi pengangkatan untuk memberi ruang
gerak yang leluasa bagi pekerja maupun proses
pembongkaran dan pemasangan transmisi.
c) Lepaskan karet penutup tongkat/tuas/handel pemindah
gigi transmisi. Lihat gambar 16 berikut ini. Dengan
melepas baut pengikatnya.

Gambar 14. Sistem pemindah gigi pada kemudi

d) Lepaskan handel pemindah gigi transmisi, dengan


melepas baut pengikatnya dan angkat keluar. Lihat
gambar 17 berikut ini.

50
Gambar 15. Pelepasan baut pengikat handel transmisi

e) Lepaskan motor starter, yaitu lepas kabel-kabelnya dan


baut pengikatnya.
f) Keluarkan minyak pelumas transmisi, dengan membuka
baut tap, dan siapkan bak penampung minyak pelumas.
Sesudah habis, pasang kembali baut tap dan singkirkan
bak penampung minyak pelumas, jangan sampai
tumpah. Kalau tumpah bersihkan dulu.
g) Lepaskan sambungan keporos propeller, supaya saat
pemasangan tidak keliru beri tanda sebelum dilepas.
Seperti terlihat pada gambar 16.
h) Lepaskan kabel speedometer dan kabel lampu mundur
dari terminalnya.
i) Lepaskan kabel kopling dari tuas pembebasnya. Lihat
gambar 17.

51
Gambar 16. Melepas propeller shaft

Gambar 17. Melepas kabel kopling

j) Lepaskan pegangan dan klem knalpot yang


berhubungan dengan transmisi.
k) Pasang dongkrak transmisi dengan baik, bila perlu ikat
dengan baut atau rantai yang tersedia. Hal ini untuk
menghindari transmisi jatuh saat baut pengikatnya
dilepas. Perhatikan gambar 20 berikut.

52
Gambar 18. Posisi dongkrak transmisi.

l) Lepaskan mounting transmisi.


m) Kendorkan baut pengikat rumah transmisi. Perhatikan
apakah transmisi tetap pada posisi datar atau tidak,
bila miring seperti gambar 20, maka naikkan
dongkraknya.
n) Bila transmisi sudah posisi datar dengan benar, maka
lepaskan baut pengikat transmisi. Sekali lagi
perhatikan posisi datar transsmisi.
o) Tarik transmisi kearah belakang mobil, sampai ujung
poros pirmer transmisi lepas, dan selanjutnya
turunkan pelan2 dongkrak transmisi sampai
diperkirakan saat ditarik keluar dari bawah mobil tidak
menyangkut.
p) Turunkan transmisi dari dongkrak.

Pemeriksaan:
a) Periksa kebocoran minyak pelumas pada seal poros
input transmisi. Bila terdapat tanda-tanda kebocoran
ganti seal-nya. Bocoran minyak ini disamping
menyebabkan ber-kurangnya kuantitas minyak
pelumas ditransmisi, juga bila kena plat kopling
menyebabkan koling jadi slip.
b) Pemeriksaan kebocoran minyak pelumas juga pada seal
poros engkol.
c) Pemeriksaan sambungan kabel kopling dari keausan,
dan kemacetan.
d) Pemeriksaan bantalan jalan, dengan memutarnya
apakah masih lancar atau sudah rusak. Bila rusak ganti
yang baru.

53
Petunjuk Pemasangan:
a) Lumasi menggunakan vet grafit atau vet yang tahan
panas pada bantalan pilt pada fly wheel, alur bos
penghantar bantalan tekan, dan alur poros transmisi.
Perhatikan gambar 19. disamping itu juga pada ujung
kabel kopling.

Gambar 19. Bagian-bagian yang diberi Vet

b) Pasanglah/naikan transmisi pada dongkrak transmisi,


seperti sebelumnya posisi transmisi harus datar,
khusunya poros input transmisi. Dan transmisi ikat
dengan baik pada dongkrak pada posisi pada saat
terpasang.
c) Masukan dongkrak dan transmisi kekolong bawah
mobil.
d) Naikan dongkrak hingga poros input tepat dengan
bantalan pilot.
e) Dorong transmisi pelan-pelan untuk menepatkan ujung
poros input transmisi pada bantalan pilot pada fly
wheel. Setelah pas, dorong kembali hingga rumah

54
transmisi duduk dengan mudah. Pada proses ini jangan
sekali-kali dipaksa-kan dengan menekan pakai baut
prngikat rumah transmisi.
f) Pasang baut pengikat dan mounting transmisi.
Keraskan sesuai dengan momen pengerasan pada buku
manual.
g) Pasang kembali motor starter beserta kabelnya.
h) Pasang propeller shaft sesuai dengan tanda yang
dibuat.
i) Pasang kabel speedometer dan kabel mundur serta
klem knalpot.
j) Isi minyak pelumas transmisi.
k) Pasang kabel kopling dan stel ketinggian dan
kebebasan pedal kopling. Lihat gambar 22 berikut.
Tinggi pedal = 150,8 mm, dan kebebasannya = 20-35
mm.

Gambar 20. Penyetelan pedal kopling


l) Pasang handel pemindah gigi transmisi beserta karet
penutupnya.
m)Turunkan kendaraan dari jack stand.
n) Hidupkan mobil, cobalah penyetelan kopling dan kerja
transmisi.
o) Bersihkan alat dan perlengkapan yang dipergunakan.

55
c. Rangkuman 3
1) Pembongkaran dan pemasangan unit transmisi
kendaraan bila melalui prosedur yang benar dapat
dilakukan dengan cepat yaitu dalam waktu 1 jam.
2) Perhatian terhadap keselamatan kerja
memungkinkan penyelesaian pekerjaan yang lebih
efektif dan efisien. Keselamatan kerja meliputi
keselamatan manusia yang bekerja dan keselamatan
mobil yang dikerjakan. Untuk itu setiap langkah perlu
mempertimbangkannya.
3) Proses pembongkaran berarti merupakan proses
pemisahan transmisi dari sistem kendaraan secara
keseluruhan. Maka dalam rangka membongkar
transmisi, perlu diperhatikan kaitannya dengan sistem
yang lainnya.
4) Penggunaan dongkrak transmisi dengan baik
memungkin-kan pelepasan dan pemasangan transmisi
dapat dilakukan dengan mudah dan selamat.
5) Pada proses pemasangan semua baut harus
dikeraskan sesuai dengan momen pengerasan sesuai
dengan spesifikasi yang tercantum dalam buku manual.
6) Pada akhir pemasangan perlu ada pengecekan
terhadap kenerja kendaraan khususnya dalam
kaitannya dengan unit transmisi.

d. Tugas 3
1) Amati sistem transmisi dan komponen
pengoperasiannya yang dipergunakan pada salah satu
mobil yang ada di bengkel otomotif. Identifikasi alat
dan perlengkapan yang diperlukan untuk proses

56
pembongkaran dan pemasangan transmisi kendaraan
tersebut, dan berapa lama perkiraan waktu yang
diperlukan.
2) Seorang pengemudi mengeluhkan pada saat
mengoperasi-kan handel pemindah gigi transmisi
sering salah masuk gigi yang diharapkan. Apa analisis
anda dan apa yang perlu anda lakkukan untuk
mengatasi permasalahan pengemudi tersebut?

e. Tes formatif 3
1) Dalam kaitannya dengan proses perwatan
transmisi manual, kapan transmisi diputuskan harus
dibongkar dari kendaraan?
2) Mengapa sebelum proses pembongkaran
transmisi manual kendaraan haarus ditumpukan pada
jack stand dan berapa jumlah jack stand yang
diperlukan? Identifikasi proses pemasangan jackstand!
3) Mengapa baik pada saat pembongkaran maupun
pada saat pemasangan transmisi harus pada posisi
datar? Bagaimana cara yang perlu dilakukan untuk
memposisikan transmisi tersebut?
4) Apakah alasannya saat melepas propeller shaft
perlu diberi tanda terlebih dahulu? Apakah akibatnya
bila langkahh pemberian tanda tersebut tidak
dilakukan?
5) Apakah yang perlu dilakukan saat pemasangan
transmisi manual selesai dilaakukan? Jelaskan satu
persatu dan berikut caranya!

Perhatian:

57
Sebelum melanjutkan pada kegiatan selanjutnya,
cocokanlah jawaban Anda dengan yang termuat pada
halaman berikut ini.

58
f. Kunci jawaban formatif 3
1) Transmisi diturunkan, bila gejala kerusakan
transmisi sudah keluar dari wilayah pemeliharaan.
2) Pertama untuk mendapatkan ruangan yang cukup
untuk bekerja. Kedua agar kendaaraan tidak bergerak
dan memberikan ruangan yang cukup untuk
mengeluarkan dan memasukan transmisi dari kolong
bawah kendaraan. Jack stand yang diperlukan sebanyak
empat buah. Cara pemasangan jack stand adalah bisa
dua sekaligus atau satu persatu, yaitu dengan
mendongkrak mobil hingga tinggi yang diharapkan,
kemudian mengatur tempat jackstand pada posisi yang
paling aman dan menyetelnya.
3) Untuk menghindaari kerusakan pilot bearing
ataupun poros input transmisi, dan menghindari
kemungkinan jatuh bila posisi transmisi miring.
Mengikat transmisi pada dongrak baik menggunakan
rantai atau baut.
4) Pertama saat pemasangan dapat dikembalikan
pada posisi semula, dan mengefektifkan waktu
pemasangan. Bila tidak ditandai kemungkinan saat
dipasang kembali tidak pada posisi semula. Bila ini
terkait dengan masalah keseimbang-an poros makan
akan terjadi kondisi tidak balance saat mobil
dipergunakan.
5) Pada saat sudah selesai pemasangan transmisi
yag perlu dilakukan adalan melakukan penyetelan
kebebasan pedal kopling dan kinerja transmisi.
Penyetelan kopling adalah menyetel kebebasan pedal
kopling dan kebebasan bantal-an tekan kopling.

59
Segangkan kinerja transmisi meliputi kelonggaran
handel pemindah gigi dan kemudahan pemindahan gigi
itu sediri.
Perhatian:
♦ Apakah anda puas dengan jawaban yang anda buat?
Jika belum, maka catatlah bagian yang anda
tidak/kurang puas tersebut dan diskusikan dengan tutor
anda.
♦ Bila anda puas, lanjutkan dengan kegiatan berikutnya.

60
g. Lembar kerja 3
1) Alat dan Bahan
a) Sebuah kendaraan bermotor roda 4
b) Buku manual kendaraan roda 4 tersebut
c) Minyak pelumas transmisi manual
d) Pompa minyak pelumas transmisi
manual
e) Peralatan pelumasan, kunci pas/ring
atau tang (menyesuaikan kebutuhan)
f) Lap/ majun

2) Keselamatan Kerja
a) Gunakanlah peralatan tangan sesuai
dengan fungsinya.
b) Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau
pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja.
c) Mintalah ijin dari instruktur anda bila
hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada
lembar kerja.
d) Ikuti Prosedur Kesehatan dan
Keselamatan Kerja, hati-hati bekerja di bawah
kendaraan tanpa jackstand.

3) Langkah Kerja :
a) Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat,
efektif dan efisien.
b) Perhatikan prosedur perawatan yang terdapat di
dalam buku manual.
c) Lakukan bongkar – pasang unit transmisi manual dan
sistem pengoperasiannya!

61
d) Setelah selesai, kembalikan alat dan perlengkapan
yang anda pergunakan.
e) Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum
secara ringkas.
f) Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan
bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula
g) Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan
oleh guru/ instruktur
4) Tugas
a) Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
b) Buatlah flow chart proses merawat transmisi
manual.
c) Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda
peroleh setelah mempelajari materi pada kegiatan
belajar 3.

62
BAB IV
EVALUASI

A. PERTANYAAN
1. Perhatikan gambar rangkaian transmisi
berikut ini, dan anda buat jalur perpindahan tenaga untuk
gigi dua, gigi tiga, dan gigi empat, dengan membuat jalur
seperti pada gigi pertama!

2. Mengapa terdapat beberapa macam sistem


pemindahan roda gigi transmisi pada kendaraan bermotor?

63
Sebutkan keunggulan sistem synchromesh pada transmisi
kendaraan!
3. Berdasarkan pengamatan anda baik pada
kendaraan penggerak depan, belakang dan empat roda
penggerak, apakah kesamaan posisi transmisi pada
kendaraan tersebut?
4. Uraikan langkah-langkah proses perwatan
transmisi yang perlu dilakukan!
5. Bila sebuah transmisi aus konis
synchromeshnya, apakah gejala yang bisa ditangkap dari
permasalahan tersebut? Jelaskan rasionalnya!
6. Apakah prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja yang perlu diperhatikan di dalam
memeriksa, dan memelihara unit trans-misi dan komponen
pengoperasiannya?

64
B. KUNCI JAWABAN
1).

2) Model pemindahan gigi transmisi merupakan bentuk


proses pengembangan teknologi, sehingga mosel transmisi
yang ada merupakan hasil proses pengembangan teknologi.
Keunggulan model synchronmesh dalam proses pemindahan
gigi kecepatan dapat dilakukan dengan halus dan tidak
harus menunggu kecepatan turun, sehingga tidak
mengganggu proses akselerasi kendaraan.

65
3) Kesamaannya posisi transmisi selalu berada sesudah
unit kopling.
4) Proses perawatan transmisi meliputi pemeriksaan
sistem pengoperasi-an, pemeriksaan pelumasan, dan
pemeriksaan gejala kerusakan.
5) Gejala yang bisa ditangkap adalah gigi sulit
disambungkan dan keluar bunyi yang kasar. Hal ini karena
proses penyesuaian putaran kedua gigi tidak dapat
dilaksnakan oleh synchronmesh.
6) Keselamatan yang perlu diperhatikan adalah
keselamatan manusia dan kendaraan.

66
C. KRITERIA KELULUSAN
Skor Bobo Keteranga
Aspek Nilai
(1-10) t n
Aspek Sikap:
1. Kebersihan alat dan 5
perlengkapan
2. Keselamatan dan kesehatan 10
kerja
3. Ketepatan perencanaan 5
penyelesaian modul
Aspek Kognitif:
Syarat lulus,
1. Kemampuan menjawab soal 5
siswa
latihan
minimal
2. Kemampuan menjawab soal 10 mencapai
evaluasi nilai 70
3. Kemampuan membuat 5 dengan skor
kesimpulan setiap aspek
Aspek Psikomotor: minimal 7
1. Kemampuan mnggunakan 10
manual
2. Kemampuan melakukan 20
perawatan
3. Kemampuan menganalisis 20
permasalahan
4. Kemampuan membuat 10
laporan
Jumlah 100

Keterangan :
Tidak = 0 (nol) (tidak lulus)
Ya = 70 s.d. 100 (lulus)

Kriteria Kelulusan :
70 s.d. 79 : memenuhi kriteria minimal dengan
bimbingan
80 s.d. 89 : memenuhi kriteria minimal tanpa
bimbingan
90 s.d. 100 : di atas minimal tanpa bimbingan

67
BAB IV
PENUTUP

Siswa yang telah mencapai tingkat kelulusan minimal dapat


melanjutkan ke modul selanjutnya. Sementara mereka yang belu
mencapai tingkat kelulusan minimal atau belum berhasil lulus,
tidak diperkenankan untuk mengambil modul selanjutnya, dan
harus mengulang kembali modul Pemeliharaan/servis Unit
Transmisi manual ini.

68
DAFTAR PUSTAKA

Gill, Paul W. dkk.;Fundamentals of Internal Combustion


Engine. New Delhi : Oxford & IBH Publishing CO., 1976.

Johnson, James A.V.. Automotive Diagnosis and Tune Up.


New York : McGraw Hill Company, 1972.

Maleev, V.L., terjemahan oleh Bambang Priambodo; Operasi


dan pemeliharaan Mesin Diesel..Jakarta : Penerbit
Erlangga, 1991.

Nakoela Soenarto dan Shoichi Furuhama, Motor Serba


Guna. Jakarta : PT. Pradnya Paramita. 1985.

Toboldt, William. K dan Johnson, Larry; Automotive


Encyclopedia, Illinois : The Good-heart - Willcox
Company, inc. 1983.

Wardan Suyanto; Teori Motor Bensin, Jakarta : Depdikbud.


1989.

Wiranto Arismunandar dan Osamu Hirao; Pedoman Untuk


mencari Sumber Kerusakan, merawat, dan
menjalankan kendaraan bermotor. Jakarta : PT.
Pradnya Paramita, 1991.

Anonim, Suzuki SE416 Vitara, Service Manual.

Anonim, Hino Truck Chasis model FD3H, FF3H, FM3H,


GD3H, GH3H, GT3H, Workshop Manual, Hino Motors,
Ltd.

69
70

You might also like