Professional Documents
Culture Documents
PER
RATURAN MEENTERI DAL
LAM NEGERII NOMOR 133 TAHUN 20
006
TENTANG
T PE
EDOMAN PENGELOLAAN N KEUANGAN DAERAH,
SEBBAGAIMANAA TELAH DIU
UBAH DENGAAN
PER
RATURAN MEENTERI DAL
LAM NEGERII NOMOR 599 TAHUN 20
007
TENTAN
NG PERUBA
AHAN ATAS PERATURAN
P N MENTERI DALAM
D NEG
GERI NOMORR 13 TAHUN
N 2006
T
TENTANG PE
EDOMAN PEENGELOLAAN N KEUANGA
AN DAERAH
DENG
GAN RAHMA
AT TUHAN YA
ANG MAHA ESA,
E
MENTER
RI DALAM NEGERI
N
PERM
MENDAGRI NOMOR 13 TAHUN
N 2006 PERMENDAG
GRI NOMOR 59 TAHUN
T 2007
Menimba
ang : bahwwa untuk mela aksanakan a. bahwa dengan
d ditetapka
annya Peraturan
n Pemerintah No
omor 38
Pasaal 155 Peraturan Tahun 2007 tentang P Pembagian Urussan Pemerrintahan
Pemmerintah Nomor 58 Tahun Antara Pemerintah, P Pemerintahan Daerah Provinssi dan
20055 tentang Pe engelolaan Pemerinntahan Daerah Kabupaten/Ko ota, dan Pe
eraturan
Keua angan Daerah, perlu Pemerinntah Nomor 41 Tahun 2007 7 tentang Orgganisasi
diteta
apkan Peratura an Menteri Perangkkat Daerah, perlu dilakuka an penyemp
purnaan
Dalaam Negeri tentang pengelo
olaan keuangan daerah sesuai dengan urusan n dan
Pedo oman Peengelolaan organisa
asi perangkat daaerah;
Keua angan Daerah.
Menging
gat : 1. Undang-undang Nomor -
28 Tahun 19999 tentang
Penyelenggarraan
Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara
Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor
N 75,
Tambahan Lembaran
Negara Republik
Indonesia Nom
mor 3851);
2. Undang-Unda
ang Nomor -
17 Tahun 200
03 tentang
Keuangan Negara
(Lembaran Negara
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran
Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor -
1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan
Negara (Lembaran
Negara Republik
Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara
Republik Indonesia
Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor -
10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan
(Lembaran Negara
Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 53,
Tambahan Lembaran
Negara Republik
Indonesia Nomor 4389);
5. Undang-Undang Nomor -
15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksanaan
Pengelolaan dan
Tanggungjawab
Keuangan Negara
(Lembaran Negara
Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66,
Tambahan Lembaran
Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);
6. Undang-Undang Nomor -
25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara
Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran
Negara Republik
Indonesia Nomor 4421);
-2-
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Negara Republik
Indonesia Tahun 2005
Nomor 108, Tambahan
Lembaran Negara
Republik Indonesia
nomor 4548);
-3-
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Negara Republik
Indonesia Nomor 4503);
-4-
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
19. Keputusan Presiden 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 109 Tahun
Republik Indonesia 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Departemen
Nomor 109 Tahun 2001 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden
tentang Unit Organisasi Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2003;
dan Tugas Eselon I
Departemen
sebagaimana telah
diubah dengan
Keputusan Presiden
Republik Indonesia
Nomor 88 Tahun 2003;
20. Keputusan Menteri 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2003
Dalam Negeri Nomor tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri.
130 Tahun 2003
tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen
Dalam Negeri.
MEMUTUSKAN : MEMUTUSKAN :
Pasal I
BAB I -
KETENTUAN UMUM -
Bagian Pertama -
Pengertian -
Pasal 1 -
-5-
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
-6-
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
-7-
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
-8-
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
-9-
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
- 10 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
- 11 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
- 12 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Bagian Kedua -
Ruang Lingkup -
Pasal 2 -
Pasal 3 -
Bagian Ketiga -
Asas Umum Pengelolaan Keuangan Daerah -
Pasal 4 -
- 13 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
BAB II -
KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN -
DAERAH
Bagian Pertama -
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan -
Daerah
Pasal 5 -
- 14 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
daerah;
f. menetapkan pejabat yang bertugas -
melakukan pengelolaan utang dan
piutang daerah;
g. menetapkan pejabat yang bertugas -
melakukan pengelolaan barang milik
daerah; dan
h. menetapkan pejabat yang bertugas -
melakukan pengujian atas tagihan
dan memerintahkan pembayaran.
Bagian Kedua -
Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah -
Pasal 6 -
- 15 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
APBD;
c. menyiapkan pedoman pengelolaan -
barang daerah;
d. memberikan persetujuan -
pengesahan DPA-SKPD/DPPA-
SKPD; dan
e. melaksanakan tugas-tugas -
koordinasi pengelolaan keuangan
daerah lainnya berdasarkan kuasa
yang dilimpahkan oleh kepala
daerah.
Bagian Ketiga -
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah -
Pasal 7 -
- 16 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 8 -
Pasal 9 -
Bagian Keempat -
Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang -
Daerah
Pasal 10 -
- 17 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Bagian Kelima -
Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa -
Pengguna Barang Daerah
4. Ketentuan Pasal 11 ayat (2) diubah, dan diantara ayat (3) dan
ayat (4) disisipkan 1 (satu) ayat baru, yakni ayat (3a) sehingga
Pasal 11 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 11 Pasal 11
- 18 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Bagian Keenam -
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan SKPD -
Pasal 12 -
Bagian Ketujuh -
Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD -
Pasal 13 -
- 19 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Bagian Kedelapan -
Bendahara Penerimaan dan Bendahara -
Pengeluaran
Pasal 14 Pasal 14
(4) Bendahara penerimaan dan/atau (4) Dalam hal PA melimpahkan sebagian kewenangannya
bendahara pengeluaran dalam kepada KPA, kepala daerah menetapkan bendahara
melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh penerimaan pembantu dan bendahara pengeluaran
bendahara penerimaan pembantu dan/atau pembantu pada unit kerja terkait.
bendahara pengeluaran pembantu.
BAB III -
ASAS UMUM DAN STRUKTUR APBD -
Bagian Pertama -
Asas Umum APBD -
Pasal 15 -
- 20 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 16 -
Pasal 17 -
- 21 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 18 -
Pasal 19 -
Pasal 20 -
Pasal 21 -
Bagian Kedua -
Struktur APBD -
Pasal 22 -
- 22 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 23 -
Pasal 24 -
Bagian Ketiga -
Pendapatan Daerah -
Pasal 25 -
Pasal 26 Pasal 26
- 23 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
(4) Jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang (4) Jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
huruf d, disediakan untuk menganggarkan disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah
penerimaan daerah yang tidak termasuk yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi
dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah, daerah, dan hasil pegelolaan keuangan daerah yang
dan hasil pegelolaan keuangan daerah dipisahkan dirinci menurut obyek pendapatan yang
yang dipisahkan dirinci menurut obyek antara lain :
pendapatan yang mencakup :
a. hasil penjualan kekayaan daerah a. hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak
yang tidak dipisahkan; dipisahkan secara tunai atau angsuran/ cicilan;
b. jasa giro; b. tetap
c. pendapatan bunga; c. tetap
d. penerimaan atas tuntutan ganti d. tetap
kerugian daerah;
e. penerimaan komisi, potongan e. tetap
ataupun bentuk lain sebagai akibat
dari penjualan dan/atau pengadaan
barang dan/atau jasa oleh daerah;
f. penerimaan keuntungan dari selisih f. tetap
nilai tukar rupiah terhadap mata
uang asing;
g. pendapatan denda atas g. tetap
keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan;
h. pendapatan denda pajak; h. tetap
i. pendapatan denda retribusi; i. tetap
j. pendapatan hasil eksekusi atas j. tetap
jaminan;
k. pendapatan dari pengembalian; k. tetap
l. fasilitas sosial dan fasilitas umum; l. tetap
m. pendapatan dari penyelenggaraan m. tetap
pendidikan dan pelatihan;
n. pendapatan dari angsuran/cicilan n. dihapus; dan
penjualan.
o. pendapatan dari Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD)
Pasal 27 -
- 24 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
-
a. bagi hasil pajak; dan
b. bagi hasil bukan pajak. -
Pasal 28 -
Pasal 29 -
Pasal 30 -
Bagian Keempat -
Belanja Daerah -
Pasal 31 -
- 25 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 32 Pasal 32
(1) Klasifikasi belanja menurut urusan (1) Tetap - Klasifikasi belanja menurut urusan
pemerintahan sebagaimana dimaksud pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31
dalam Pasal 31 ayat (1) terdiri dari belanja ayat (1) terdiri atas belanja urusan wajib dan belanja
urusan wajib dan belanja urusan pilihan. urusan pilihan.
- 26 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
a. pertanian; a. tetap
b. kehutanan; b. tetap
c. energi dan sumber daya mineral; c. tetap
d. pariwisata; d. tetap
e. kelautan dan perikanan; e. tetap
f. perdagangan; f. tetap
g. perindustrian; dan g. industri
h. transmigrasi. h. ketransmigrasian
Pasal 33 -
Pasal 34 -
Pasal 35 -
Pasal 36 -
Paragraf 1 -
Belanja Tidak Langsung -
Pasal 37 -
- 27 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 38 -
Pasal 39 Pasal 39
(2) Tambahan penghasilan sebagaimana (2) Tambahan penghasilan sebagaimana dimaksud pada
dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam ayat (1) diberikan dalam rangka peningkatan
rangka peningkatan kesejahteraan pegawai kesejahteraan pegawai berdasarkan beban kerja,
berdasarkan beban kerja atau tempat tempat bertugas, kondisi kerja, kelangkaan profesi,
bertugas atau kondisi kerja atau kelangkaan prestasi kerja, dan/atau pertimbangan objektif lainnya.
profesi atau prestasi kerja.
- 28 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
(7) Tambahan penghasilan berdasarkan (7) Tambahan penghasilan berdasarkan prestasi kerja
prestasi kerja sebagaimana dimaksud pada sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan kepada
ayat (2) diberikan kepada pegawai negeri pegawai negeri sipil yang memiliki prestasi kerja yang
sipil yang dalam melaksanakan tugasnya tinggi dan/atau inovasi.
dinilai mempunyai prestasi kerja.
(8) Kriteria pemberian tambahan penghasilan (8) Kriteria pemberian tambahan penghasilan
ditetapkan dengan peraturan kepala sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
daerah. dengan peraturan kepala daerah.
Pasal 40 -
Pasal 41 -
9. Ketentuan Pasal 42 ayat (1) diubah, dan ayat (2), ayat (3) dan
ayat (4) dihapus serta diantara ayat (4) dan ayat (5) disisipkan
- 29 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 42 Pasal 42
(1) Belanja hibah sebagaimana dimaksud (1) Belanja hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37
dalam Pasal 37 huruf d digunakan untuk huruf d digunakan untuk menganggarkan pemberian
menganggarkan pemberian hibah dalam hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa
bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya,
pemerintah atau pemerintah daerah perusahan daerah, masyarakat, dan organisasi
lainnya, perusahan daerah, kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan
badan/lembaga/organisasi swasta dan/atau peruntukannya.
kelompok masyarakat/perorangan yang
secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya.
Pasal 43 Pasal 43
(4) Hibah kepada badan/lembaga/organisasi (4) Hibah kepada masyarakat dan organisasi
swasta dan/atau kelompok kemasyarakatan bertujuan untuk meningkatkan
masyarakat/perorangan bertujuan untuk partisipasi penyelenggaraan pembangunan daerah
meningkatkan partisipasi dalam atau secara fungsional terkait dengan dukungan
penyelenggaraan pembangunan daerah. penyelenggaraan pemerintahan daerah.
- 30 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
11. Ketentuan Pasal 44 ayat (1) diubah, dan ayat (2) dihapus serta
ditambahkan 2 (dua) ayat baru yakni ayat (3) dan ayat (4),
sehingga Pasal 44 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 44 Pasal 44
(1) Belanja Hibah sebagaimana dimaksud (1) Belanja Hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42
dalam Pasal 42 bersifat bantuan yang tidak bersifat bantuan yang tidak mengikat/tidak secara terus
mengikat/tidak secara terus menerus dan menerus dan tidak wajib serta harus digunakan sesuai
harus digunakan sesuai dengan dengan persyaratan yang ditetapkan dalam naskah
persyaratan yang ditetapkan dalam naskah perjanjian hibah daerah.
perjanjian hibah daerah.
12. Ketentuan Pasal 45 ayat (1) , ayat (2) dan ayat (4) diubah, dan
disisipkan 1 (satu) ayat baru diantara ayat (2) dan ayat (3)
yakni ayat (2a) serta ayat (3) dihapus, sehingga Pasal 45
berbunyi sebagai berikut :
Pasal 45 Pasal 45
(1) Bantuan sosial sebagaimana dimaksud (1) Belanja bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam
dalam Pasal 37 huruf e digunakan untuk Pasal 37 huruf e digunakan untuk menganggarkan
menganggarkan pemberian bantuan dalam pemberian bantuan yang bersifat sosial
bentuk uang dan/atau barang kepada kemasyarakatan dalam bentuk uang dan/atau barang
masyarakat yang bertujuan untuk kepada kelompok dan/atau anggota masyarakat, dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. partai politik.
(2) Bantuan sosial sebagaimana dimaksud (2) Bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pada ayat (1) diberikan tidak secara terus diberikan secara selektif, tidak terus menerus/tidak
menerus/tidak berulang setiap tahun mengikat serta memiliki kejelasan peruntukan
anggaran, selektif dan memiliki kejelasan penggunaannya dengan mempertimbangkan
peruntukan penggunaannya. kemampuan keuangan daerah dan ditetapkan dengan
keputusan kepala daerah.
- 31 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
(4) Bantuan kepada partai politik sesuai (4) Khusus kepada partai politik, bantuan diberikan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
undangan dianggarkan dalam bantuan dianggarkan dalam bantuan sosial.
sosial.
Pasal 46 -
Pasal 47 -
Pasal 48 -
- 32 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 49 -
Paragraf 2 -
Belanja Langsung -
Pasal 50 -
Pasal 51 -
Pasal 52 Pasal 52
(1) Belanja barang dan jasa sebagaimana (1) Belanja barang/jasa sebagaimana dimaksud dalam
dimaksud dalam Pasal 50 huruf b Pasal 50 huruf b digunakan untuk menganggarkan
digunakan untuk pembelian/pengadaan pengadaan barang dan jasa yang nilai manfaatnya
barang yang nilai manfaatnya kurang dari kurang dari 12 (duabelas) bulan dalam melaksanakan
12 (duabelas) bulan dan/atau pemakaian program dan kegiatan pemerintahan.
jasa dalam melaksanakan program dan
kegiatan pemerintahan.
(2) Pembelian/pengadaan barang dan/atau (2) Belanja barang/jasa sebagaimana dimaksud pada ayat
pemakaian jasa sebagaimana dimaksud (1) berupa belanja barang pakai habis, bahan/material,
pada ayat (1) mencakup belanja barang jasa kantor, premi arsuransi, perawatan kendaraan
pakai habis, bahan/material, jasa kantor, bermotor, cetak/penggandaan, sewa
premi arsuransi, perawatan kendaraan rumah/gedung/gudang/parkir, sewa sarana mobilitas,
bermotor, cetak/penggandaan, sewa sewa alat berat, sewa perlengkapan dan peralatan
rumah/gedung/gudang/parkir, sewa sarana kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas dan
mobilitas, sewa alat berat, sewa atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus dan hari-hari
perlengkapan dan peralatan kantor, tertentu, perjalanan dinas, perjalanan dinas pindah
makanan dan minuman, pakaian dinas dan tugas dan pemulangan pegawai, pemeliharaan, jasa
atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus konsultasi, dan lain-lain pengadaan barang/jasa, dan
dan hari-hari tertentu, perjalanan dinas, belanja lainnya yang sejenis.
perjalanan dinas pindah tugas dan
pemulangan pegawai.
14. Ketentuan Pasal 53 ayat (1) dan ayat (2) diubah dan ayat (3)
dihapus, serta ditambah 1 (satu) ayat yakni ayat (4), sehingga
Pasal 53 berbunyi sebagai berikut :
- 33 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 53 Pasal 53
(1) Belanja modal sebagaimana dimaksud (1) Belanja modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50
dalam Pasal 50 huruf c digunakan untuk huruf c digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan
pengeluaran yang dilakukan dalam rangka dalam rangka pengadaan aset tetap berwujud yang
pembelian/pengadaan atau pembangunan mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (duabelas) bulan
aset tetap berwujud yang mempunyai nilai untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan.
manfaat lebih dari 12 (duabelas) bulan
untuk digunakan dalam kegiatan
pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah,
peralatan dan mesin, gedung dan
bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan
aset tetap lainnya.
(2) Nilai pembelian/pengadaan atau (2) Nilai aset tetap berwujud sebagaimana dimaksud pada
pembangunan aset tetap berwujud ayat (1) yang dianggarkan dalam belanja modal
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang sebesar harga beli/bangun aset ditambah seluruh
dianggarkan dalam belanja modal hanya belanja yang terkait dengan pengadaan/ pembangunan
sebesar harga beli/bangun aset. aset sampai aset tersebut siap digunakan.
Pasal 54 -
Bagian Kelima -
Surplus / (Defisit) APBD -
Pasal 55 -
Pasal 56 -
- 34 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 57 -
Pasal 58 -
Bagian Keenam -
Pembiayaan Daerah -
Pasal 59 -
Pasal 60 -
Pasal 61 -
- 35 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Paragraf 1 -
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun -
Anggaran Sebelumnya (SiLPA)
Pasal 62 -
Paragraf 2 -
Dana Cadangan -
Pasal 63 -
- 36 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 64 -
Pasal 65 -
Paragraf 3 -
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang -
dipisahkan
Pasal 66 -
Paragraf 4 -
Penerimaan Pinjaman Daerah -
Pasal 67 -
Paragraf 5 -
Pemberian Pinjaman Daerah dan -
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
Daerah
Pasal 68 -
- 37 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Paragraf 6 -
Penerimaan Piutang Daerah -
Pasal 69 -
Paragraf 7 -
Investasi Pemerintah Daerah -
Pasal 70 Pasal 70
Investasi pemerintah daerah sebagaimana Investasi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam
dimaksud dalam Pasal 60 ayat (2) huruf b Pasal 60 ayat (2) huruf b digunakan untuk mengelola kekayaan
digunakan untuk menganggarkan kekayaan pemerintah daerah yang diinvestasikan baik dalam jangka
pemerintah daerah yang diinvestasikan baik dalam pendek maupun jangka panjang.
jangka pendek maupun jangka panjang.
Pasal 71 Pasal 71
(3) Investasi jangka panjang merupakan (3) Investasi jangka panjang digunakan untuk menampung
investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki penganggaran investasi yang dimaksudkan untuk
lebih dari 12 (duabelas) bulan yang terdiri dimiliki lebih dari 12 (duabelas) bulan yang terdiri dari
dari investasi permanen dan non permanen. investasi permanen dan non permanen.
- 38 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
(7) Investasi pemerintah daerah dapat (7) Investasi jangka panjang pemerintah daerah dapat
dianggarkan apabila jumlah yang akan dianggarkan apabila jumlah yang akan disertakan
disertakan dalam tahun anggaran dalam tahun anggaran berkenaan telah ditetapkan
berkenaan telah ditetapkan dalam peraturan dalam peraturan daerah tentang penyertaan modal
daerah tentang penyertaan modal dengan berkenaan dengan berpedoman pada peraturan
berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam perundang-undangan.
Negeri.
Pasal 72 -
Pasal 73 Pasal 73
- 39 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Paragraf 8 -
Pembayaran Pokok Utang -
Pasal 74 -
Bagian Ketujuh -
Kode Rekening Penganggaran -
Pasal 75 -
Pasal 76 -
18. Ketentuan Pasal 77 ayat (1), ayat (6), ayat (7), ayat (8) dan
ayat (10) diubah dan ayat (9) dan ayat (11) dihapus serta
menambah 1 (satu) ayat baru yakni ayat (12), sehingga Pasal
77 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 77 Pasal 77
(1) Kode dan klasifikasi urusan pemerintahan (1) Kode dan klasifikasi urusan pemerintahan daerah dan
daerah dan organisasi sebagaimana organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75
dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) ayat (2) tercantum dalam Lampiran A.I.a peraturan
tercantum dalam Lampiran A.I peraturan menteri ini.
menteri ini.
- 40 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
(6) Kode dan klasifikasi belanja daerah (6) Kode dan klasifikasi belanja daerah menurut fungsi
menurut fungsi untuk keselarasan dan untuk keselarasan dan keterpaduan pengelolaan
keterpaduan pengelolaan keuangan keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal
negara sebagaimana dimaksud dalam 33 tercantum dalam Lampiran A.VI.a peraturan
Pasal 33 tercantum dalam Lampiran A.VI menteri ini.
peraturan menteri ini.
(7) Kode dan daftar program dan kegiatan (7) Kode dan daftar program dan kegiatan menurut urusan
menurut urusan pemerintahan daerah pemerintahan daerah tercantum dalam Lampiran
tercantum dalam Lampiran A.VII A.VII.a peraturan menteri ini.
peraturan menteri ini.
(8) Kode rekening belanja daerah (8) Kode rekening belanja daerah sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dalam Pasal 24 ayat (2) tercantum dalam Lampiran
ayat (2) tercantum dalam Lampiran A.VIII A.VIII.a peraturan menteri ini.
peraturan menteri ini.
(10) Kode rekening pembiayaan daerah (10) Kode rekening pembiayaan daerah sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dimaksud dalam Pasal 24 ayat (3) tercantum dalam
ayat (3) tercantum dalam Lampiran A.IX Lampiran A.IX.a peraturan menteri ini.
peraturan menteri ini.
BAB IV -
PENYUSUNAN RANCANGAN APBD -
Bagian Pertama -
Azas Umum -
Pasal 78 -
- 41 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 79 -
Pasal 80 -
Bagian Kedua -
Rencana Kerja Pemerintahan Daerah -
Pasal 81 -
Pasal 82 -
- 42 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Paragraf 1
Kebijakan Umum APBD
Pasal 83 Pasal 83
(1) Kepala daerah menyusun rancangan KUA (1) Kepala daerah menyusun rancangan KUA dan
berdasarkan RKPD dan pedoman rancangan PPAS berdasarkan RKPD dan pedoman
penyusunan APBD yang ditetapkan Menteri penyusunan APBD yang ditetapkan Menteri Dalam
Dalam Negeri setiap tahun. Negeri setiap tahun.
Pasal 84 Pasal 84
(1) Rancangan KUA memuat target pencapaian (1) Dalam menyusun rancangan KUA dan rancangan
kinerja yang terukur dari program-program PPAS sebagaimana dimaksud Pasal 83 ayat (1),
yang akan dilaksanakan oleh pemerintah kepala daerah dibantu oleh TAPD yang dipimpin oleh
daerah untuk setiap urusan pemerintahan sekretaris daerah.
daerah yang disertai dengan proyeksi
pendapatan daerah, alokasi belanja daerah,
sumber dan penggunaan pembiayaan yang
disertai dengan asumsi yang mendasarinya.
(2) Program-program sebagaimana dimaksud (2) Rancangan KUA dan rancangan PPAS yang telah
pada ayat (1) diselaraskan dengan prioritas disusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pembangunan yang ditetapkan oleh disampaiakan oleh sekretaris daerah selaku ketua
pemerintah. TAPD kepada kepala daerah, paling lambat pada
minggu pertama bulan Juni.
Pasal 85 Pasal 85
(1) Dalam menyusun rancangan KUA (1) Rancangan KUA memuat kondisi ekonomi makro
sebagaimana dimaksud Pasal 83 ayat (1), daerah, asumsi penyusunan APBD, kebijakan
kepala daerah dibantu oleh TAPD yang pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah,
dipimpin oleh sekretaris daerah. kebijakan pembiayaan daerah, dan strategi
pencapaiannya.
(2) Rancangan KUA yang telah disusun (2) Strategi pencapaian sebagaimana dimaksud pada ayat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (1) memuat langkah-langkah kongkrit dalam mencapai
disampaikan oleh sekretaris daerah selaku target.
koordinator pengelola keuangan daerah
kepada kepala daerah, paling lambat pada
awal bulan Juni.
Pasal 86 Pasal 86
- 43 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
(1) Rancangan KUA sebagaimana dimaksud Rancangan PPAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83
dalam Pasal 85 ayat (2) disampaikan ayat (1) disusun dengantahapan sebagai berikut :
kepala daerah kepada DPRD paling lambat
pertengahan bulan Juni tahun anggaran
berjalan untuk dibahas dalam pembicaraan
pendahuluan RAPBD tahun anggaran
berikutnya.
a. menentukan skala proritas pembangunan daerah;
b. menentukan prioritas program untuk masing-masing
urusan; dan
c. menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-
masing program/kegiatan.
Paragraf 2
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
Pasal 87 Pasal 87
(1) Berdasarkan KUA yang telah disepakati (1) Rancangan KUA dan rancangan PPAS sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 dimaksud pada Pasal 84 ayat (2) disampaikan kepala
ayat (3), pemerintah daerah menyusun daerah kepada DPRD paling lambat pertengahan bulan
rancangan PPAS. Juni tahun anggaran berjalan untuk dibahas dalam
pembicaraan pendahuluan RAPBD tahun anggaran
berikutnya.
(2) Rancangan PPAS sebagaimana dimaksud (2) Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pada ayat (1) disusun dengan tahapan dilakukan oleh TAPD bersama panitia anggaran DPRD.
sebagai berikut:
a. menentukan skala prioritas untuk
urusan wajib dan urusan pilihan;
b. menentukan urutan program untuk
masing-masing urusan; dan
c. menyusun plafon anggaran
sementara untuk masing-masing
program.
(3) Kepala daerah menyampaikan rancangan (3) Rancangan KUA dan rancangan PPAS yang telah
PPAS yang telah disusun sebagaimana dibahas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dimaksud pada ayat (1) kepada DPRD selanjutnya disepakati menjadi KUA dan PPAS paling
untuk dibahas paling lambat minggu kedua lambat akhir bulan Juli tahun anggaran berjalan.
bulan Juli tahun anggaran berjalan.
(4) Pembahasan sebagaimana dimaksud pada (4) Format KUA dan PPAS tercantum dalam Lampiran
ayat (3) dilakukan oleh TAPD bersama A.X.a dan A.XI.a peraturan menteri ini.
panitia anggaran DPRD.
Pasal 88 Pasal 88
(1) KUA serta PPA yang telah disepakati (1) KUA dan PPAS yang telah disepakati sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 dimaksud dalam Pasal 87 ayat (3) masing-masing
- 44 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
ayat (3) dan Pasal 87 ayat (5), masing- dituangkan ke dalam nota kesepakatan yang
masing dituangkan ke dalam nota ditandatangani bersama antara kepala daerah dengan
kesepakatan yang ditandatangani bersama pimpinan DPRD dalam waktu bersamaan
antara kepala daerah dengan pimpinan
DPRD.
(2) Dalam hal kepala daerah berhalangan, (2) Dalam hal kepala daerah berhalangan, yang
yang bersangkutan menunjuk pejabat yang bersangkutan dapat menunjuk pejabat yang diberi
diberi wewenang untuk menandatangani wewenang untuk menandatangani nota kepakatan KUA
nota kepakatan KUA dan PPA. dan PPAS.
(3) Dalam hal kepala daerah berhalangan (3) Dalam hal kepala daerah berhalangan tetap,
tetap, penandatanganan nota kepakatan penandatanganan nota kepakatan KUA dan PPAS
KUA dan PPA dilakukan oleh penjabat yang dilakukan oleh penjabat yang ditunjuk oleh pejabat
ditunjuk oleh pejabat berwenang. berwenang.
(4) Format nota kesepakatan sebagaimana (4) Format nota kesepakatan sebagaimana dimaksud pada
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam ayat (1) tercantum dalam Lampiran A.XII.a peraturan
Lampiran A.XII peraturan menteri ini. menteri ini.
Bagian Keempat -
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran -
SKPD
20. Ketentuan Pasal 89 ayat (2) huruf a, huruf b, diubah dan huruf
d dihapus, sehingga Pasal 89 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 89
(2) Rancangan surat edaran kepala daerah (2) Rancangan surat edaran kepala daerah tentang
tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD pedoman penyusunan RKA-SKPD sebagaimana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksud pada ayat (1) mencakup :
mencakup :
a. PPA yang dialokasikan untuk setiap a. prioritas pembangunan daerah dan program/
program SKPD berikut rencana kegiatan yang terkait;
pendapatan dan pembiayaan.
b. sinkronisasi program dan kegiatan b. alokasi plafon anggaran sementara untuk setiap
antar SKPD dengan kinerja SKPD program/kegiatan SKPD;
berkenaan sesuai dengan standar
pelayanan minimal yang ditetapkan;
c. batas waktu penyampaian RKA- c. tetap
SKPD kepada PPKD;
d. hal-hal lainnya yang perlu d. dihapus
mendapatkan perhatian dari SKPD
terkait dengan prinsip-prinsip
peningkatan efisiensi, efektifitas,
tranparansi dan akuntabilitas
penyusunan anggaran dalam
rangka pencapaian prestasi kerja;
dan
e. dokumen sebagai lampiran meliputi e. dokumen sebagai lampiran surat edaran
KUA, PPA, kode rekening APBD, meliputi KUA, PPAS, analisis standar belanja
format RKA-SKPD, standar analisa dan standar satuan harga.
belanja dan standar satuan harga.
Bagian Kelima -
Rencana Kerja dan Anggaran SKPD -
Pasal 90 -
- 45 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 91 -
Pasal 92 -
Pasal 93 -
- 46 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 94 -
Pasal 95 -
- 47 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 96 -
21. Ketentuan Pasal 97 ayat (1) diubah dan ayat (2) dihapus,
sehingga Pasal 97 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 97 Pasal 97
(1) Belanja langsung yang terdiri dari belanja (1) Belanja langsung yang terdiri atas belanja pegawai,
pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja barang dan jasa, serta belanja modal
belanja modal dianggarkan dalam RKA- dianggarkan dalam RKA-SKPD pada masing-masing
SKPD pada masing-masing SKPD. SKPD.
- 48 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 98 Pasal 98
Penerimaan pembiayaan dan pengeluaran (1) Pada SKPKD disusun RKA-SKPD dan RKA-PPKD
pembiayaan daerah dianggarkan dalam RKA-SKPD
pada SKPKD.
Pasal 99 Pasal 99
(1) Bagan alir pengerjaan RKA-SKPD (1) RKA-SKPD sebagaimana dimaksud dalam pasal 90
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat (1) dan RKA-PPKD sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) tercantum dalam Lampiran A.XIII Pasal 98 ayat (1) dikerjakan sesuai dengan bagan alir
peraturan menteri ini. yang tercantum dalam Lampiran A.XIII.a peraturan
menteri ini.
(2) Format RKA-SKPD sebagaimana dimaksud (2) Format RKA-SKPD dan RKA-PPKD sebagaimana
dalam Pasal 90 ayat (1) tercantum dalam dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran
Lampiran A.XIV peraturan menteri ini. A.XIV.a peraturan menteri ini.
Bagian Keenam -
Penyiapan Raperda APBD -
24. Ketentuan Pasal 100 ayat (2) diubah sehingga Pasal 100
berbunyi sebagai berikut :
Pasal 100
(2) Pembahasan oleh TAPD sebagaimana (2) Pembahasan oleh TAPD sebagaimana dimaksud pada
dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk ayat (1) dilakukan untuk menelaah :
menelaah kesesuaian antara RKA-SKPD
dengan KUA, PPA, prakiraan maju yang
telah disetujui tahun anggaran sebelumnya,
dan dokumen perencanaan lainnya, serta
capaian kinerja, indikator kinerja, kelompok
sasaran kegiatan, standar analisis belanja,
standar satuan harga, dan standar
pelayanan minimal, serta sinkronisasi
program dan kegiatan antar SKPD.
a. kesesuaian RKA-SKPD dengan KUA, PPAS,
prakiraan maju pada RKA-SKPD tahun berjalan
yang disetujui tahun lalu, dan dokumen
perencanaan lainnya;
b. kesesuaian rencana anggaran dengan standar
analisis belanja, standar satuan harga;
c. kelengkapan instrumen pengukuran kinerja
yang meliputi capaian kinerja, indikator kinerja,
kelompok sasaran kegiatan, dan standar
pelayanan minimal;
d. proyeksi prakiraan maju untuk tahun anggaran
berikutnya; dan
- 49 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 101 -
25. Ketentuan Pasal 102 ayat (2) diubah sehingga Pasal 102
berbunyi sebagai berikut :
(1) Rancangan peraturan kepala daerah (1) Tetap - Rancangan peraturan kepala daerah tentang
tentang penjabaran APBD sebagaimana penjabaran APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal
dimaksud dalam Pasal 101 ayat (1) 101 ayat (1) dilengkapi dengan lampiran yang terdiri
dilengkapi dengan lampiran yang terdiri dari atas :
dari:
a. ringkasan penjabaran APBD; a. tetap.
b. penjabaran APBD menurut urusan b. tetap.
pemerintahan daerah, organisasi,
program, kegiatan, kelompok, jenis,
- 50 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
(2) Rancangan peraturan kepala daerah (2) Rancangan peraturan kepala daerah tentang
tentang penjabaran APBD wajib memuat penjabaran APBD memuat penjelasan sebagai berikut:
penjelasan sebagai berikut:
a. untuk pendapatan mencakup dasar a. untuk pendapatan mencakup dasar hukum;
hukum, target/volume yang
direncanakan, tarif pungutan/harga;
b. untuk belanja mencakup dasar b. untuk belanja mencakup lokasi kegiatan;
hukum, satuan volume/tolok ukur,
harga satuan, lokasi kegiatan dan
sumber pendanaan kegiatan;
c. untuk pembiayaan mencakup dasar c. untuk pembiayaan mencakup dasar hukum dan
hukum, sasaran, sumber sumber penerimaan pembiayaan untuk
penerimaan pembiayaan dan tujuan kelompok penerimaan pembiayaan dan tujuan
pengeluaran pembiayaan. pengeluaran pembiayaan untuk kelompok
pengeluaran pembiayaan.
Pasal 103 -
BAB V -
PENETAPAN APBD -
Bagian Pertama -
Penyampaian dan Pembahasan -
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
26.
Pasal 104
- 51 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
27. Ketentuan Pasal 105 ayat (2) diubah, ayat (3) dihapus dan
menambah 5 (lima) ayat baru yakni ayat (3a), ayat (3b), ayat
(3c), ayat (3d) dan ayat (3e), sehingga Pasal 105 berbunyi
sebagai berikut :
(2) Pembahasan rancangan peraturan daerah (2) Pembahasan rancangan peraturan daerah ditekankan
berpedoman pada KUA, serta PPA (-PPAS- pada kesesuaian rancangan APBD dengan KUA dan
) yang telah disepakati bersama antara PPAS.
pemerintah daerah dan DPRD.
- 52 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
28. Diantara Pasal 105 dan Pasal 106 disisipkan 1 (satu) Pasal
baru yakni Pasal 105A yang berbunyi sebagai berikut :
Pasal 105 A
Pasal 106 -
29. Diantara Pasal 107 dan Pasal 108 disisipkan 1 (satu) Pasal
baru yakni Pasal 107A yang berbunyi sebagai berikut :
Pasal 107A
Pasal 107 -
- 53 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 108 -
- 54 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pelampuan batas tertinggi dari jumlah pengeluaran Pelampauan dari pengeluaran setinggi-tingginya sebagaiman
sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 106 ayat (1), ditetapkan dalam Pasal 106 ayat (1) dapat dilakukan apabila
hanya diperkenankan apabila ada kebijakan ada kebijakan pemerintah untuk kenaikan gaji dan tunjangan
pemerintah untuk kenaikan gaji dan tunjangan pegawai negeri sipil, bagi hasil pajak daerah dan retribusi
pegawai negeri sipil serta penyediaan dana daerah yang ditetapkan dalam undang-undang, kewajiban
pendamping atas program dan kegiatan yang pembayaran pokok pinjaman dan bunga pinjaman yang telah
ditetapkan oleh pemerintah serta bagi hasil pajak jatuh tempo serta pengeluaran yang mendesak di luar kendali
daerah dan retribusi daerah yang ditetapkan dalam pemerintah daerah.
undang-undang.
Bagian Kedua -
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang -
APBD dan
Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang
Penjabaran APBD
31. Ketentuan Pasal 110 ayat (2) huruf b diubah, sehingga Pasal
110 berbunyi sebagai berikut :
- 55 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 111 -
- 56 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 112 -
Pasal 113 -
- 57 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 114 -
Pasal 115 -
-
Bagian Ketiga
Penetapan Peraturan Daerah tentang APBD dan -
Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran
APBD
32. Diantara ayat (4) dan ayat (5) Pasal 116 disisipkan 1 (satu)
ayat baru yakni ayat (4a) sehingga Pasal 116 berbunyi sebagai
berikut :
- 58 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
BAB VI -
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD -
BAGI DAERAH YANG BELUM MEMILIKI DPRD
33. Ketentuan Pasal 117 ayat (3) diubah sehingga Pasal 117
berbunyi sebagai berikut :
Pasal 117
(3) KUA dan rancangan PPA yang telah (3) KUA dan rancangan PPAS yang telah dikonsultasikan
dikonsultasikan dijadikan pedoman dijadikan pedoman penyusunan RKA-SKPD
penyusunan RKA-SKPD sebagaimana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 peraturan
dimaksud dalam Pasal 89 peraturan menteri ini.
menteri ini.
Pasal 118 -
- 59 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
90, Pasal 91, Pasal 91, Pasal 92, Pasal 93, Pasal
94, Pasal 95, Pasal 96, Pasal 97, Pasal 98 dan
Pasal 99.
Pasal 119 -
Pasal 120
(1) Penyampaian rancangan peraturan kepala (1) Penyampaian peraturan kepala daerah sebagaimana
daerah untuk memperoleh pengesahan dimaksud dalam Pasal 119 ayat (2) paling lama 30 (tiga
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119 puluh) hari kerja terhitung sejak rancangan KUA dan
ayat (3) paling lama 30 (tiga puluh) hari rancangan PPAS dikonsultasikan dengan Menteri
kerja terhitung sejak KUA dan PPA (- Dalam Negeri bagi provinsi dan gubernur bagi
PPAS-) dikonsultasikan dengan Menteri kabupaten/kota.
Dalam Negeri bagi provinsi dan gubernur
bagi kabupaten/kota.
(2) Pengesahan atas rancangan peraturan (2) Pengesahan atas peraturan kepala daerah tentang
kepala daerah tentang APBD sebagaimana RAPBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku
dimaksud pada ayat (1) berlaku ketentuan ketentuan Pasal 107 ayat (3).
Pasal 107 ayat (3).
Pasal 121 -
BAB VII -
PELAKSANAAN APBD -
Bagian Pertama -
Asas Umum Pelaksanaan APBD -
Pasal 122 -
- 60 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Bagian Kedua -
Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD -
Paragraf 1 -
Penyiapan Dokumen Pelaksanaan Anggaran -
SKPD
Pasal 123 -
- 61 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 124 -
Paragraf 2 -
Anggaran Kas -
Pasal 125 -
Pasal 126 -
- 62 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Bagian Ketiga -
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Daerah -
Pasal 127 -
Pasal 128 -
Pasal 129 -
Pasal 130 -
Pasal 131 -
Bagian Keempat -
Pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah -
Pasal 132 -
- 63 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 133 -
Pasal 134 -
- 64 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 135 -
Pasal 136 -
Bagian Kelima -
Pelaksanaan Anggaran Pembiayaan Daerah -
Paragraf 1 -
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) -
Tahun Sebelumnya
Pasal 137 -
36. Ketentuan Pasal 138 ayat (1) dan ayat (3) diubah, dan diantara
ayat (4) dan ayat (5) disisipkan 1 (satu) ayat baru yakni ayat
(4a), sehingga Pasal 138 berbunyi sebagai berikut :
(1) Beban belanja langsung pelaksanaan (1) Pelaksanaan kegiatan lanjutan sebagaimana dimaksud
kegiatan lanjutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 137 huruf b didasarkan pada DPA-SKPD
dalam Pasal 137 huruf b didasarkan pada yang telah disahkan kembali oleh PPKD menjadi DPA
DPA-SKPD yang telah disahkan kembali Lanjutan SKPD (DPAL-SKPD) tahun anggaran
oleh PPKD menjadi DPA Lanjutan SKPD berikutnya.
(DPAL-SKPD) tahun anggaran berikutnya.
- 65 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
(3) Jumlah anggaran yang disahkan dalam (3) Jumlah anggaran dalam DPAL-SKPD dapat disahkan
DPAL-SKPD setelah terlebih dahulu setelah terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap :
dilakukan pengujian sebagai berikut:
a. tetap
a. sisa DPA-SKPD yang belum
diterbitkan SPD dan/atau belum
diterbitkan SP2D atas kegiatan yang
bersangkutan;
b. sisa SPD yang belum diterbitkan b. sisa SPD yang belum diterbitkan SPP, SPM
SP2D; dan atau SP2D; atau
c. SP2D yang belum diuangkan. c. tetap.
Paragraf 2 -
Dana Cadangan -
Pasal 139 -
- 66 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 140 -
Paragraf 3 -
Investasi -
Pasal 141 -
Paragraf 4 -
Pinjaman Daerah dan Obligasi Daerah -
Pasal 142 -
Pasal 143 -
- 67 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 144 -
Pasal 145 -
Pasal 146 -
Pasal 147 -
Pasal 148 -
- 68 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Paragraf 5 -
Piutang Daerah -
Pasal 149 -
Pasal 150 -
Pasal 151 -
Pasal 152 -
- 69 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 153 -
BAB VIII -
PERUBAHAN APBD -
Bagian Pertama -
Dasar Perubahan APBD -
Pasal 154 -
Bagian Kedua -
Kebijakan Umum -
serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
Perubahan APBD
37. Ketentuan Pasal 155 ayat (5), ayat (7) dan ayat (8) diubah,
sehingga Pasal 155 berbunyi sebagai berikut :
- 70 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
(5) Rancangan kebijakan umum perubahan (5) Rancangan kebijakan umum perubahan APBD dan
APBD dan PPAS perubahan APBD PPAS perubahan APBD sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ayat (4), setelah dibahas selanjutnya disepakati
setelah dibahas selanjutnya disepakati menjadi kebijakan umum perubahan APBD serta PPAS
menjadi kebijakan umum perubahan APBD perubahan APBD paling lambat minggu kedua bulan
serta PPA perubahan APBD paling lambat Agustus tahun anggaran berjalan.
minggu kedua bulan Agustus tahun
anggaran berjalan.
(7) Format rancangan kebijakan umum (7) Format rancangan kebijakan umum perubahan APBD
perubahan APBD sebagaimana dimaksud sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tercantum dalam
pada ayat (5) tercantum dalam Lampiran Lampiran C.I.a peraturan menteri ini.
C.I peraturan menteri ini.
(8) Format rancangan PPAS perubahan APBD (8) Format rancangan PPAS perubahan APBD
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tercantum dalam
tercantum dalam Lampiran C.II peraturan Lampiran C.II.a peraturan menteri ini.
menteri ini.
(1) Kebijakan umum perubahan APBD serta (1) Kebijakan umum perubahan APBD dan PPAS
PPA perubahan APBD yang telah perubahan APBD yang telah disepakati sebagaimana
disepakati sebagaimana dimaksud dalam dimaksud dalam Pasal 155 ayat (5), masing-masing
Pasal 155 ayat (5), masing-masing dituangkan ke dalam nota kesepakatan yang
ditandatangani bersama antara kepala daerah dengan
- 71 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
(2) Format nota kesepakatan sebagaimana (2) Format nota kesepakatan sebagaimana dimaksud pada
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam ayat (1) tercantum dalam Lampiran C.III.a peraturan
Lampiran C.III peraturan menteri ini. menteri ini.
39. Ketentuan Pasal 157 ayat (2) huruf a dan huruf e diubah dan
huruf b dan huruf d dihapus, sehingga Pasal 157 berbunyi
sebagai berikut :
Pasal 158 -
Pasal 159 -
- 72 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Bagian Ketiga -
Pergeseran Anggaran -
Pasal 160 -
Bagian Keempat -
Penggunaan Saldo Anggaran Lebih Tahun -
- 73 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Sebelumnya
Dalam Perubahan APBD
Pasal 161 -
Bagian Kelima -
Pendanaan Keadaan Darurat -
Pasal 162 -
- 74 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
- 75 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Bagian Ketujuh -
Pendanaan Keadaan Luar Biasa -
Pasal 163 -
Pasal 164 -
Pasal 165 -
Bagian Ketujuh -
- 76 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 166 -
Pasal 167 -
Bagian Kedelapan -
Penetapan Perubahan APBD -
Paragraf 1 -
Rancangan Peraturan Daerah tentang -
Perubahan APBD dan
Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang
Penjabaran Perubahan APBD
Pasal 168 -
40. Ketentuan Pasal 169 ayat (2) huruf g dihapus, sehingga Pasal
169 berbunyi sebagai berikut :
- 77 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 170 -
- 78 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 171 -
Paragraf 2 -
Penyampaian, Pembahasan dan Penetapan -
Raperda Perubahan APBD
Pasal 172 -
- 79 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Paragraf 3 -
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang -
Perubahan APBD dan Peraturan Kepala Daerah
tentang Penjabaran Perubahan APBD
Pasal 173 -
Pasal 174 -
- 80 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 175 -
Pasal 176 -
Pasal 177 -
Paragraf 4 -
Pelaksanaan Perubahan Anggaran SKPD -
Pasal 178 -
- 81 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
BAB IX -
PENGELOLAAN KAS -
Bagian Pertama -
Pengelolaan Penerimaan dan Pengeluaran Kas -
Pasal 179 -
Pasal 180 -
Pasal 181 -
Pasal 182 -
- 82 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
umum daerah.
Bagian Kedua -
Pengelolaan Kas Non Anggaran -
Pasal 183 -
BAB X -
PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH -
Bagian Pertama -
Asas Umum Penatausahaan Keuangan Daerah -
Pasal 184 -
- 83 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
perundang-undangan.
Bagian Kedua -
Pelaksanaan Penatausahaan Keuangan Daerah -
Pasal 185 -
- 84 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 186 -
Bagian Ketiga -
Penatausahaan Penerimaan -
Pasal 187 -
Pasal 188 -
41. Ketentuan Pasal 189 ayat (6) huruf b dihapus dan huruf c
diubah, sehingga Pasal 189 berbunyi sebagai berikut :
- 85 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
- 86 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 190 -
Pasal 191 -
- 87 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 192 -
Pasal 193 -
Pasal 194 -
Pasal 195 -
Bagian Keempat -
Penatausahaan Pengeluaran -
Paragraf 1 -
Penyediaan Dana -
- 88 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 196 -
42. Ketentuan Pasal 197 diantara ayat (1) dan ayat (2) disisipkan 1
(satu) ayat baru yakni ayat (1a), sehingga Pasal 197 berbunyi
sebagai berikut :
(2) Format SPD sebagaimana dimaksud pada (2) Format SPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ayat (1) tercantum dalam Lampiran D.VI tercantum dalam Lampiran D.VI.a peraturan menteri
peraturan menteri ini. ini.
Paragraf 2 -
Permintaan Pembayaran -
Pasal 198 -
Pasal 199 -
- 89 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
43. Ketentuan Pasal 200 ayat (2) huruf c dan d diubah dan ayat
(3) dihapus, sehingga Pasal 200 berbunyi sebagai berikut :
(2) Dokumen SPP-GU sebagaimana dimaksud (2) Dokumen SPP-GU sebagaimana dimaksud pada ayat
pada ayat (1) terdiri dari: (1) terdiri dari:
a. surat pengantar SPP-GU; a. tetap
b. ringkasan SPP-GU; b. tetap
c. rincian SPP-GU; c. rincian penggunaan SP2D-UP/GU yang lalu;
d. surat pengesahan laporan d. bukti transaksi yang sah dan lengkap;
pertanggungjawaban bendahara
pengeluaran atas penggunaan dana
SPP-UP/GU/TU sebelumnya;
e. salinan SPD; e. tetap
f. draft surat pernyataan untuk f. tetap
ditandatangani oleh pengguna
anggaran/kuasa pengguna
anggaran yang menyatakan bahwa
uang yang diminta tidak
dipergunakan untuk keperluan
selain ganti uang persediaan saat
pengajuan SP2D kepada kuasa
BUD; dan
g. lampiran lain yang diperlukan. g. tetap
Pasal 201 -
44. Ketentuan Pasal 202 ayat (2) huruf c dan ayat (3) diubah dan
diantara ayat (4) dan ayat (5) disisipkan 1 (satu) ayat baru
yakni ayat (4a), sehingga Pasal 202 berbunyi sebagai berikut :
(1) Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP- (1) Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-TU dilakukan
TU dilakukan oleh bendahara pengeluaran oleh bendahara pengeluaran/bendahara pengeluaran
untuk memperoleh persetujuan dari pembantu untuk memperoleh persetujuan dari
pengguna anggaran/kuasa pengguna pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui
anggaran melalui PPK-SKPD dalam rangka PPK-SKPD dalam rangka tambahan uang persediaan.
tambahan uang persediaan.
- 90 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
anggaran/kuasa pengguna
anggaran yang menyatakan bahwa
uang yang diminta tidak
dipergunakan untuk keperluan
selain tambahan uang persediaan
saat pengajuan SP2D kepada kuasa
BUD;
f. surat keterangan yang memuat f. tetap
penjelasan keperluan pengisian
tambahan uang persediaan; dan
g. lampiran lainnya. g. tetap
(3) Batas jumlah pengajuan SPP-TU harus * (3) Batas jumlah pengajuan SPP-TU harus mendapat
mendapat persetujuan dari PPKD dengan persetujuan dari PPKD dengan memperhatikan rincian
memperhatikan rincian kebutuhan dan kebutuhan dan waktu penggunaan.
waktu penggunaan ditetapkan dalam
peraturan kepala daerah.
(4) Dalam hal dana tambahan uang tidak habis (4) Tetap
digunakan dalam 1 (satu) bulan, maka sisa
tambahan uang disetor ke rekening kas
umum daerah
Pasal 203 -
Pasal 204 -
- 91 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 205 -
- 92 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 206 -
- 93 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Format dokumen SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan Format dokumen SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS
SPP-LS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 199 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 199 ayat (1), Pasal 200 ayat
ayat (1), Pasal 200 ayat (1), Pasal 202 ayat (1), (1), Pasal 202 ayat (1), Pasal 204 ayat (1), Pasal 205 ayat (1)
Pasal 204 ayat (1), Pasal 205 ayat (1) tercantum tercantum dalam Lampiran D.X.a, D.X.b, D.X.c, D.X.d, D.X.e dan
dalam Lampiran D.X peraturan menteri ini. D.X.f peraturan menteri ini.
Pasal 208 -
Pasal 209 -
- 94 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 210 -
Paragraf 3 -
Perintah Membayar -
Pasal 211 -
Pasal 212 -
Pasal 213 -
Pasal 214 -
- 95 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 215 -
Paragraf 4 -
Pencairan Dana -
46. Ketentuan Pasal 216 ayat (3) huruf b dan huruf d dihapus dan
huruf c diubah sehingga Pasal 216 berbunyi sebagai berikut :
(3) Kelengkapan dokumen SPM-GU untuk (3) Kelengkapan dokumen SPM-GU untuk penerbitan
penerbitan SP2D mencakup: SP2D mencakup:
a. surat pernyataan tanggungjawab a. tetap
pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran;
b. surat pengesahan b. dihapus
pertanggungjawaban bendahara
pengeluaran periode sebelumnya;
c. ringkasan pengeluaran per rincian c. bukti-bukti pengeluaran yang sah dan lengkap;
objek yang disertai dengan bukti- dan
bukti pengeluaran yang sah dan
lengkap; dan
d. bukti atas penyetoran PPN/PPh. d. dihapus
- 96 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
(9) Format SP2D sebagaimana dimaksud pada (9) Tetap - Format SP2D sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) tercantum dalam Lampiran D.XVI ayat (4) tercantum dalam D.XVI peraturan menteri ini.
peraturan menteri ini.
Pasal 217 -
Pasal 218 -
Pasal 219 -
Paragraf 5 -
Pertanggungjawaban Penggunaan Dana -
Pasal 220 -
- 97 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
- 98 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
mempertanggungjawabkan secara
fungsional atas pengelolaan uang yang
menjadi tanggung jawabnya dengan
menyampaikan laporan pertanggung-
jawaban pengeluaran kepada PPKD selaku
BUD paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya.
Pasal 221 -
Pasal 222 -
- 99 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
mencakup:
-
a. buku kas umum;
b. buku pajak PPN/PPh; dan -
c. bukti pengeluaran yang sah. -
Pasal 223 -
Pasal 224 -
Pasal 225 -
Pasal 226 -
- 100 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 227 -
Bagian Kelima -
Penatausahaan Pendanaan Tugas Pembantuan -
Pasal 228 -
Pasal 229 -
- 101 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 230 -
Pasal 231 -
BAB XI -
AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH -
Bagian Pertama -
Sistem Akuntansi -
Pasal 232 -
- 102 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
pemerintahan daerah.
Pasal 233 -
Pasal 234 -
- 103 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 235 -
Pasal 236 -
Pasal 237 -
Pasal 238 -
Bagian Kedua -
Kebijakan Akuntansi -
- 104 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 239 -
Pasal 240 -
- 105 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Bagian Ketiga -
Akuntansi Keuangan Daerah pada SKPD -
Paragraf 1 -
Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas pada -
SKPD
Pasal 241 -
Pasal 242 -
47. Ketentuan Pasal 243, Pasal 249, Pasal 256, Pasal 261, Pasal
268, Pasal 274, Pasal 280, dan Pasal 285 dihapus.
Pasal 244 -
- 106 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 245 -
Pasal 246 -
Paragraf 2 -
Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas pada -
SKPD
Pasal 247 -
Pasal 248 -
- 107 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 250 -
Pasal 251 -
Pasal 252 -
Paragraf 3 -
Prosedur Akuntansi Aset pada SKPD -
Pasal 253 -
- 108 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 254 -
Pasal 255 -
- 109 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 257 -
Pasal 258 -
Paragraf 4 -
Prosedur Akuntansi Selain Kas pada SKPD -
Pasal 259 -
- 110 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 260 -
Pasal 262 -
- 111 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
oleh PPK-SKPD.
Pasal 263 -
Pasal 264 -
Paragraf 5 -
Laporan Keuangan pada SKPD -
Pasal 265 -
Bagian Keempat -
Akuntansi Keuangan Daerah pada SKPKD -
Paragraf 1 -
Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas pada -
- 112 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
SKPKD
Pasal 266 -
Pasal 267 -
Pasal 269 -
Pasal 270 -
- 113 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 271 -
Paragraf 2 -
Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas pada -
SKPKD
Pasal 272 -
Pasal 273 -
Pasal 275 -
Pasal 276 -
- 114 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 277 -
Paragraf 3 -
Prosedur Akuntansi Aset pada SKPKD -
Pasal 278 -
Pasal 279 -
Pasal 281 -
Pasal 282 -
- 115 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Paragraf 4 -
Prosedur Akuntansi Selain Kas pada SKPKD -
Pasal 283 -
Pasal 284 -
- 116 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 286 -
Pasal 287 -
Pasal 288 -
Paragraf 5 -
Laporan Keuangan pada SKPKD -
Pasal 289 -
BAB XII -
PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN -
APBD
Bagian Pertama -
Laporan Realisasi Semester Pertama Anggaran -
Pendapatan dan Belanja
Pasal 290 -
- 117 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
tanggung jawabnya.
Pasal 291 -
Pasal 292 -
Pasal 293 -
Bagian Kedua -
- 118 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Laporan Tahunan -
Pasal 294 -
Pasal 295 -
Pasal 296 -
- 119 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 297 -
- 120 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Bagian Ketiga -
Penetapan Raperda Pertanggungjawaban -
Pelaksanaan APBD
Pasal 298 -
Pasal 299 -
- 121 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 300 -
Pasal 301 -
Pasal 302 -
Bagian Pertama -
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang -
Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD dan Peraturan Kepala
Daerah tentang
Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD
Pasal 303 -
- 122 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 304 -
Pasal 305 -
- 123 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 306 -
Pasal 307 -
BAB XIII -
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN -
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Bagian Pertama -
Pembinaan dan Pengawasan -
Pasal 308 -
Pasal 309 -
- 124 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 310 -
Pasal 311 -
Pasal 312 -
Bagian Kedua -
Pengendalian Intern -
Pasal 313
- 125 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Bagian Ketiga -
Pemeriksaan Ekstern -
Pasal 314 -
BAB XIV -
KERUGIAN DAERAH -
Pasal 315 -
Pasal 316 -
- 126 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 317 -
Pasal 318 -
Pasal 319 -
Pasal 320 -
- 127 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 321 -
Pasal 322 -
Pasal 323 -
BAB XV -
PENGELOLAAN KEUANGAN -
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
(1) Pemerintah daerah dapat membentuk (1) Kepala daerah dapat menetapkan SKPD atau unit kerja
BLUD untuk : pada SKPD yang tugas pokok dan fungsinya bersifat
operasional dalam menyelenggarakan pelayanan
umum.
a. menyediakan barang dan/atau jasa
untuk layanan umum; dan
b. mengelola dana khusus dalam
rangka meningkatkan ekonomi
dan/atau pelayanan kepada
masyarakat.
(2) Instansi yang menyediakan barang (2) Pelayanan umum sebagaimana dimaksud pada ayat
dan/atau jasa sebagaimana dimaksud pada (1), berhubungan dengan :
ayat (1) huruf a, antara lain rumah sakit
daerah, penyelenggara pendidikan, penerbit
lisensi dan dokumen, penyelenggara jasa
penyiaran publik, penyedia jasa penelitian
dan pengujian, serta instansi layanan umum
lainnya.
a. penyediaan barang dan/atau jasa layanan
umum untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan masyarakat;
b. pengelolaan wilayah/ kawasan tertentu untuk
tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat
atau layanan umum; dan/atau;
c. pengelolaan dana khusus dalam rangka
meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan
kepada masyarakat.
(3) Dana khusus dalam rangka meningkatkan (3) Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum
ekonomi dan/atau pelayanan kepada sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
masyarakat sebagaimana dimaksud pada diprioritaskan antara lain pelayanan kesehatan,
ayat (1) huruf b, antara lain instansi yang pelayanan kebersihan, pengelolaan limbah,
melaksanakan pengelolaan dana seperti pengelolaan pasar, pengelolaan terminal, pengelolaan
dana bergulir usaha kecil menengah, obyek wisata daerah, dana perumahan, rumah susun
- 128 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
50. Diantara Pasal 325 dan Pasal 326 disisipkan 1 (satu) Pasal
baru, yakni Pasal 325A yang berbunyi sebagai berikut :
Pasal 325A
51. Ketentuan Pasal 326, Pasal 327, Pasal 328 dan Pasal 329
dihapus.
52. Diantara Pasal 329 dan Pasal 330 disisipkan pasal baru, yakni
Pasal 329A yang berbunyi sebagai berikut :
Pasal 329A
- 129 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
BAB XVI -
PENGATURAN PENGELOLAAN KEUANGAN -
DAERAH
-
Pasal 330
BAB XVII -
KETENTUAN PERALIHAN -
Pasal 331 -
Pasal 332 -
- 130 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Pasal 333 -
53. Diantara Pasal 333 dan Pasal 334 disisipkan 1 (satu) pasal
yakni Pasal 333A yang berbunyi sebagai berikut :
Pasal 333A
BAB XIX -
KETENTUAN PENUTUP -
Pasal 334 -
Pasal 335 -
Pasal 336 -
Pasal II
- 131 -
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PERMENDAGRI NOMOR 59 TAHUN 2007
Jakarta
pada tanggal 15 Pada tanggal 26 Oktober 2007
Mei 2006.
Ttd Ttd
PERWIRA PERWIRA
- 132 -