Professional Documents
Culture Documents
HUKUM
PENGERTIAN FILSAFAT
6
PENGERTIAN HUKUM
7
PENGERTIAN FILSAFAT
HUKUM
Van Apeldoorn :
Fil. Hukum adl ilmu yg menjawab pertanyaan apakah hukum itu ? Ilmu
hukum tidak dapat memberi jawaban yg memuaskan, krn jawabannya
sebatas ada fenomenanya, gejala. melahirkan hukum yg bersifat
formalistic belaka
E. Utrecht :
Filsafat hukum merupakan ilmu yg menjawab pertanyaan apakah hukum
itu, apa sebab orang mentaati hukum, keadilan manakah yg dpt dijadikan
sbg ukuran baik-buruknya hukum.
Secara Umum :
Filsafat Hokum is ilmu yg mempelajari asas/pendirian yg paling mendasar
tentang hukum ilmu yg mempelajari hakikat terdalam dari hukum
ilmu yang mencari / menemukan “ruh”-nya hukum.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ADANYA
FILSAFAT HUKUM
1. 0ntologi hukum
Sebagai hasil penerapan ciri berfikir filosofis radikal. Hal
yang dibahas di dalamnya adalah objek kajian ilmu hukum,
termasuk objek kajian sesungguhnya dan asumsi dasar ilmu
hukum. Objek yang dikaji ilmu hukum : produk-produk
hukum, asas hukum,sumber hukum,sistem hukum,subjek
hukum.
Dalam objek hukum tersebut tidak akan ada berbagai
masalah apabila di dlmnya sudah ada kesadaran hukum.
Jadi objek sesungguhnya ilmu hukum adalah kesadaran
hukum masyarakat.
Berbagai objek ilmu hukum tersebut agar berkembang perlu
kajian, kajian tersebut biasanya diawali dengan meragukan
kebenaran asumsi dasarnya . Asumsi dasar dapat dipahami
sebagai asas-asas hukum. Misal : Asas praduga tak
bersalah. Pengertian dr asas ini adl jika seseorang belum
terbukti bersalah tidak dapat diperlakukan sbg tersangka.
Tingkat pemahaman dan perwujudan asas ini masih
membutuhkan kajian, tidak boleh diterima begitu saja.
Kajian yg dilakukan akan mengembangkan ilmu kita.
2. Epistemologi Hukum
Dimensi epistemologi ada sebagai konsekuensi penerapan ciri
berfikir filosofis, integral. Setelah ditemukan berbagai faktor/sebab
dr suatu persoalan, maka kemudian dpt ditentukan sumber
persoalan, metode mengatasinya, ukuran kebenaran hasil
pemikirannya/solusinya. Jd dimensi epistemologi ilmu hukum
membahas ttg sumber hukum, metodenya ilmu hukum, baik metode
menemukan maupun metode analisisnya, dan ukuran kebenaran
produk-produk hukum.
3. Aksiologi Hukum
Dimensi aksiologi diakibatkan dari penerapan ciri berfikir
komprehensif dan sistematik.
Apabila telah dihasilkan produk-produk hukum yang sudah terukur
tingkat kebenarannya, maka dapat diterapkan dan dikembangkan
dengan tetap mempertimbangkan berbagai nilai yg melingkupinya,
yaitu nilai yuridis,etis,estetis, religius.
Konsekuensinya, setiap produk hukum akan dapat mengangkat
harkat martabat manusia dan bermanfaat bagi kemaslahatan
umat (sesuai dengan visi dan misi diciptakan dan
dikembangkannya ilmu)
FASE PERKEMBANGAN FILSAFAT HUKUM
YUNANI - KUNO ABAD TENGAH ABAD MODERN ABAD KONTEMPORER
STRUKTURALISME
RASIONALISME
NEOPOSITIVISME
FENOMENOLOGI
RENAISSANCE
AUFKLARUNG
THEOLOGIAE
POSITIVISME
KRITISISME
EMPIRISME
IDEALISME
LOGOS
MITOS
ANCILLA
BIOLOGI KOMPUTER
ASTRONOMI
AGAMA
FILSAFAT MATEMATIKA PARIWISATA
FILSAFAT
FISIKA
KIMIA DLL.
SOSIOLOGI
SEJARAH PEMIKIRAN TTG HUKUM
Tokoh :
Rousseau
Contract Social : kebebasan asli dpt dipertahankan if setiap orang dan harta
bendanya menyerahkan diri pada masyarakat. Sesudah kontrak, manusia
bebas lagi, sebab apa yg telah diserahkan tadi akan dikembalikan kpd
orang-orang utk perkembangan masing-masing. Dengan kontrak social
manusia mendapat pengesahan dari hak-haknya sbg manusia, baik scr
moral, yuridis. Kolektivitas akan menjamin kesatuan yg sempurna antar
orang sederajat
Perbedaan sebelum dan sesudah kontrak
banyak jadi satu
individu-individu badan politik
kebebasan dan kekuasan asli kebebasan sipil
penyitaan barang dg kekerasan milik menurut hukum
kehendak semua orang kehendak umum
kepentingan individu kep.umum
nafsu kebebasan moral
ketidaksamaan kesamaan
MASA MODERN
b. Hans Kelsen
Ajaran Hukum Murni, hukum harus dibersihkan
dari unsure-unsur yg tdk yuridis (etis, sosiologis,
politis). Jadi menolak berlakunya huku alam dan
eksistensi hukum kebiasaan.
Ajaran Stufen-theorie, sistem hukum merupakan
suatu hierarkhi hukum, suatu ketentuan hukum
bersumber dr ketentuan hukum lain yg lebih tinggi.
lanjutan