Professional Documents
Culture Documents
ULUMUL HADITS
HADITS MUTAWATIR
Dosen pembimbing :
Nurbaiti S.Ag. M.Pdi
Disusun Oleh
1. ARISMAN EFENDI
FAKULTAS TARBITAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
2010/2011
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu kenyataan hidup bahwa manusia tidak hidup sendiri. Setiap waktu
manusia ingin memenuhi kebutuhannya dengan baik, baik itu kebutuhan lahiriah
maupub betiniah.
Dari kebutuhan lahiriah manusia membutuhkan makan, minum, dari
tempat tinggal.
Sedarigkan kebutukan batiniah, manusia membutuhkan ketentraman,
kebahagiaan dari ilmu pengetahuan, baik iyu pengetahuan umum, lebih-lebih itu
pengetahuan agama, agar manuasia hidup sesuai kodradnya.
Dari sebagai pegangan muslim, untuk mencapai kebahagiaan hidup
didunia dari kehidupan diakhirat harus berpegang kepada kitabullah (al-qur’an)
dari sunah rasul (as-sunah) sebagai pedoman hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hadits mutawatir
Hadits mutawatir ialah suatu hadits yang diriwayatkan orang banyak
dari disampaikan kepada orang banyak pula, lalu kepada orang banyak lagi,
hingga kepada imam-imam hadits.
Kesimpulannya : Mutrawatir itu ialah suatu hadits yang banyak
mempunyai sanad dari mustahil rawi-rawi itu sepakat mengadakan dusta atas
nabi : contohnya :
2. Hadits masyur.
Hadits adalah hadits yang diriwayatkan dari tiga sanad yang berlainan.
Umpamanya :
3. hadits shahih
hadits shahih adalah hadits yang vukup pertaliannya (sanadnya) dari
permulaan hingga akhirnya.
Hadits itu diriwayatkan oleh orang-orang yang adalah sempurna
hafalannya.
Syarat-syarat hadits dhahih iualah :
1. sanadnya harus bersambung.
2. rawi-rawi yang ada dalam sanad itu harus adil
3. rawi-rawi itu hendaklah muslim
4. baligh
5. berakal
6. tidak mengerjakan dosa
7. sempurna hafalannya
8. hadits yang diriwayatkan tidak bertentangan dengan hadits
mutawatir atau dengan al-qur’an
Hadits shahih terbagi atas dua :
1 shahih lizathi
2 shahih lighairihi
Adalah ia salah besar riwayat muslim abu daud dan tirmizi
Sahih lizatih yaitu hadits shahih dengan dirinya sendiri, yakni
shahihnya tidak dibanti dengan keterangan yang lain.
Artinya : bila dilihat dari sanadnya semata-mata hadits itu adalah
hadits yang dihasilkan karena dibantu oleh keterangan lain umpamanya:
“ Tangan yang diatas (Memberi) lebih baik dari tangan yang dibawah
(Menerima)”. (H.R bukhari dan muslim)
Beramal dengan hadits shahih
Imam nawawi dalam kitabnya taqnb, berkata : “ hadits shahih
memberi kekuatan untuk beramal, dan belum memberi keyakinan”. Daud
husain, ali, harits bin sa’ad, imam malik dan ibnu hazm dalam kitabnya al-
hakam. Mereka itu berkata “ hadits shahih itu memberi keyakinan danb wajib
mengamalkannya.”
Ibnu salah dalam kitab ulumul hadits berkata : “wajib mengamalkan
hadits yang diriwayatkan oleh imam bukhari dan muslim”.
Ibnu hazm berkata: “tiap-tiap hadits yang sah sanadnya, wajib
mengamalkannya”.
4. Hadits Hasan
Hadits hasan yaitu : hadits yang sama dengan hadits shahih, bedanya
hanya mengenai hapalan, rawi hadits hasan kurang dari hadits shahih, yaitu
kurang hapal atau pelupa.
Hadits hasan terbagi 2 :
1. Hasan lizatihi
2. Hasan lighairihi
Hasan lizatihi yaitu hadits yang dengan sendirinya dikatakan hasan.
Artinya dengan tidak dibantu oleh keterangan lain. Sebagaimana kita
terangkan hasan lizatihi ada yang sampai pada sahih lighairihi
Hasan lighairihi yaitu hadits yang hasannya itu karena dibantu
keterangan lain.
Umpamanya:
“sembelihan bagi bayi hewan yang dalam perut ibunya
(janin)cukuplah dengan sembeluhan ibunya saja”.
Hadits tersebut diriwyatkan oleh beberapa imam hadits. Amati dari
hadits tirmizi. Adalah sebagai berikut :
1. Muhammad bin basyar dari
2. Yahya bin sa’id dari
3. Mujaud dari
4. Sufyan bin wadi’ dari.
5. Hafsh bin kuyath dari
6. Mujalid dari
7. Abdul wahab dari
8. Abu sa’id dari
9. nabi muhammad SAW
Pertalian (sanad) hadits ini lihatlah dalam kitab karangan tirmizi
kecuali No 6 jilid VI pagina 269. (6:269)
Sanad (rawi) hadits ini kalau kita periksa dari 1 – 8 , semuanya baik
kecuali no 6 (mujalid), ia ialah seorang yang lemah, sebagaimana disebutkan
dalam kitab tahzibut tahzib (10 : 41)
5. Hadits salih
hadits salih hadits yang kurang dari hadits hasan akan tetapi tidak
terlalu lemah.
umpamanya :
“Telah memberitakan kepada kami husaim dari yazid, dari yahya ibnu
sa’id dari amru bin syu’aib, ia berkata : telah berkta umar :”kalau tidaklah
aku mendengar rasulullah berkata: “tidak ada suatu warisan bagi
sipembunuh itu.”niscaya engkau aku jadikan engkau menjadi ahli waris”.
Amru bin syu’aib berkata “umar memanggil dari saudara laki-laki ibnu yang
terbunuh itu, lalu ia memberikan unta kepadanya.”
Rawi yang ada dalam sanad hadits ini ialahhusym dan yazid, yahya
bin sai’id, amr bin syu’aib dan umar.
Kalau kita perhatikan sejarah orang tersebut , maka kit ketahui bahwa
amr bin syu’aib tidak mendapati masa saidina umar.
Bagaimanakah amr bin syu’aib bisa menerima hadits dari saidina umar ?
Tentulah dengan perantaraan seorang laki-laki yang tidak disebutkan
namanya. Siapakah dia dan bagaimanakah sifatnya? Apakah ia seorang
kepercayaan atau tidak? Karena itulah hadits ini disebut hadits dha’if sebab
tidak bersambung sanadnya.
(al-muslimun 8 : 17 )
Ahli hadits berkata, bahwa diantara hadits-hadits yang termasuk hadits
dha’if juga, ialah yang diriwayatkan oleh :
Sadaqoh bin musa, ia mendapat dari aiyub tarqod bin ya’kub, ia
menerima dadi murroh at thaib bin syurahbil al-hamdani dari abubakar.