Professional Documents
Culture Documents
Pusat Penelitian Australia untuk Penelitian Pertanian Internasional atau the Australian Centre
for International Agricultural Research (ACIAR) didirikan pada bulan Juni 1982 berdasarkan ke-
tentuan Parlemen Australia. Tugas utamanya adalah untuk membantu mengidentifikasi masa-
lah-masalah pertanian yang dihadapi oleh negara-negara berkembang dan untuk mengadakan
kerja sama penelitian antara peneliti-peneliti Australia dan negara-negara berkembang dalam
bidang-bidang dimana Australia mempunyai kompetensi penelitian khusus.
Jaringan kerjasama pusat-pusat budidaya perairan di Asia Pasifik atau the Network of Aqua-
culture Centres in Asia-Pacific (NACA) merupakan suatu organisasi antar pemerintah negara-
negara terkait yang mempromosi pengembangan pedesaan melalui usaha budidaya perairan
yang berkelanjutan. NACA berupaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan,
produksi makanan dan pendapatan dari pertukaran dengan negara lain, serta menyeragamkan
produksi pertanian. Sasaran utama kegiatan NACA adalah petani dan masyarakat pedesaan.
Jaringan kerjasama budidaya ikan laut se Asia-Pasifik atau the Asia-Pacific Marine Finfish
Aquaculture Network (APMFAN) didirikan pada tahun 1998 dalam suatu pertemuan para
pakar budidaya ikan kerapu secara regional di Bangkok, Thailand. APMFAN berupaya un-
tuk mempromosi kerja sama penelitian, pengembangan dan penyuluhan dalam bidang bu-
didaya ikan laut tropis untuk mendukung pengembangan budidaya ikan laut tropis yang
berkelanjutan di wilayah Asia-Pasifik.
www.enaca.org/marinefish/
Publikasi ini merupakan salah satu produk Proyek ACIAR FIS/97/73 Perbaikan Teknologi
Pembesaran dan Pembenihan untuk Budidaya iIkan Kerapu di wilayah Asia-Pasifik.
www.enaca.org/aciar/
Pengutipan yang disarankan: Sim, S.Y., Rimmer, M.A., Toledo, J.D., Sugama, K., Rumengan,
I., Williams, K.C., Phillips, M.J. 2005. Pedoman Praktis Pemberian dan Pengelolaan Pakan
untuk Ikan Kerapu yang dibudidaya. NACA, Bangkok, Thailand. 18 ha.
ISBN 973-93053-1-0
ii
Daftar Isi
1. Pendahuluan 1
Daftar Istilah 17
Acuan 18
iii
Pedoman Praktis Pemberian dan Pengelolaan Pakan untuk Ikan Kerapu yang di Budidaya
Authors affiliations
Network of Aquaculture Centres in Asia-Pacific, Bangkok, Thailand
Sih-Yang Sim
Michael J Phillips
Department of Primary Industries and Fisheries, Northern Fisheries Centre, Cairns, Queensland,
Australia
Michael A. Rimmer
iv
Ucapan Terima Kasih
Kami berterima kasih kepada para peninjau Pedoman Praktis ini yang telah memberikan komentar dan
masukan yang sangat bernilai untuk membuat Buku Pedoman ini menjadi lebih lebih bermakna dan
praktis bagi para pengguna:
• Dr Albert Tacon, USA
• Dr Peter Edwards, Thailand
• Mr Trevor Meyer, Indonesia
• Mr Paolo Montaldi, Thailand
Selain itu, kami juga berterima kasih kepada Mr. Simon Wilkinson (Manajer komunikasi NACA) untuk
bantuan pengaturan tata letak publikasi Buku Petunjuk in.
v
Pedoman Praktis Pemberian dan Pengelolaan Pakan untuk Ikan Kerapu yang di Budidaya
Acknowledgement
The authors would like to thanks the following persons for translating and reviewing this Bahasa Indo-
nesia version of the guideline:
• Dr Inneke Rumengan, Indonesia
• Ms Jeims Kumampung, Indonesia
• Dr Taufik Ahmad, Indonesia
vi
1. Pendahuluan
Pemeliharaan ikan kerapu (anggota dari Ser-
ranidae, subfamili Epinephelinae) telah dikem-
bangkan secara luas di Asia, khususnya di daerah
tropis Timur (China, Hongkong SAR, Taiwan), dan
Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Philipina,
Singapura, Thailand dan Vietnam). Kebanyakan
spesies ikan kerapu memiliki nilai jual yang ting-
gi di pasar lokal maupun ekspor, dan karena itu
mengundang daya tarik yang besar para pembu-
didaya perairan pantai. Karamba jaring apung di Satun, Thailand
selatan.
Ikan kerapu bersifat karnivor, dan karena itu
menyukai pakan dengan kan-dungan protein ikan kontribusi bagi produksi perikanan. Sebetulnya
yang tinggi. Kebanyakan budidaya ikan di Asia ‘trash fish’ dalam artian pemanfaatannya sebagai
masih tergantung pada apa yang disebut ‘trash pakan ikan lebih tepat diistilahkan dalam bahasa
fish’ yang diter-jemahkan dalam bahasa Indone- Indonesia dengan ‘ikan rucah’.
sia dengan ‘ikan sampah’ atau ‘hasil sampingan’.
Istilah ‘trash fish’ ini tidak tepat, karena pada Meskipun ketersediaan dan kelimpahan ikan ruc-
kenyataannya yang dimaksud disini bukan be- ah cukup memadai di beberapa daerah, namun
rarti ikan yang sudah tidak berguna, karena ikan- ada beberapa isu dan permasalahan utama yang
ikan dimaksud sebenarnya dapat pula digunakan berkaitan dengan penggunaan ikan rucah dalam
sebagai sumber protein untuk komoditas perta- budidaya ikan:
nian lain (seperti babi dan unggas) atau bahkan • Ikan rucah memiliki masa simpan yang cukup
makanan manusia yang dikonsumsi secara lang- pendek. Tanpa pendinginan, ikan rucah akan
sung atau dibuat saos ikan. Pada beberapa kasus, cepat membusuk, khususnya di daerah tro-
yang tergolong ‘trash fish’ ini bisa berupa benih pis. Bahkan dengan pendinginan sekalipun,
ikan-ikan yang berpotensi untuk berkembang nilai nutrisi ikan rucah akan menurun dalam
menjadi dewasa, sehingga dapat memberi-kan beberapa minggu. Jelas pembudidaya ikan
memerlukan freezer untuk penyimpanan
ikan rucah agar tidak mudah membusuk. Jika
tidak, harus ada rantai pengadaan ikan rucah
yang berkesinambungan.
• Ketersediaan suplai ikan rucah seringkali san-
gat bervariasi dan musiman. Sebagai contoh,
selama musim monsoon suplai ikan rucah di
pantai barat Thailand bagian selatan sering
terbatas, dan karena itu harganya meningkat.
Banyak pembudidaya ikan kerapu mencoba
mengatasinya dengan menyimpan ikan rucah
hasil tangkapan sebelum musim monsoon,
tetapi ikan rucah yang disimpan tersebut
Karamba jaring apung di Kedah, Malaysia. cenderung cepat membusuk.
1
Pedoman Praktis Pemberian dan Pengelolaan Pakan untuk Ikan Kerapu yang di Budidaya
• Ikan rucah akan segera hancur menjadi poton- yangkut kesinambungan praktek ini. Ada pula
gan-potongan kecil ketika dimakan, khususn- keprihatinan terhadap beberapa spesies yang
ya ketika diberikan pada spesies ikan kerapu digunakan sebagai ikan rucah yang sebaiknya
yang memiliki mulut lebar. Akibatnya, seban- dibiarkan menjadi dewasa di alam, sehingga
yak 30-50% pakan ikan rucah terbuang sia-sia menjadi lebih bernilai jika dikontribusikan
selama proses pemberian pakan. Jumlah ini bagi perikanan tangkap. Keprihatinan akan
2-4 kali lebih tinggi dari jumlah yang hilang penggunaan ikan rucah akan meningkat di
sewaktu pemberian pakan berupa pellet. masa datang, dan mungkin berakibat akan ada
• Potongan-potongan kecil ikan rucah yang ter- hambatan perdagangan ikan yang diproduksi
buang selama proses pemberian pakan men- dengan cara-cara yang tidak berkesinambun-
jadi busuk di dasar karamba atau kolam, atau gan.
pada substrat di bawah jaring karamba. Pem-
busukan ikan di dasar karamba dapat menim- Untuk menyediakan pembudidaya ikan suatu al-
bulkan pencemaran dan penurunan kualitas ternatif pemberian pakan ikan kerapu pengganti
air. ikan rucah, maka ACIAR mendukung proyek
• Pemberian pakan ikan rucah dapat membantu FIS/97/73 Perbaikan Teknologi Pembenihan dan
penyebaran parasit dan penyakit. Pembekuan Pembesaran untuk Budidaya Ikan Kerapu di
memang dapat membunuh beberapa parasit, wilayah Asia-Pasifik tahun 1999-2002, dengan
tetapi banyak pula bakteri dan virus penyebab salah satu komponen kegiatannya, mengem-
penyakit pada ikan akan terawetkan dalam bangkan pakan hasil ramuan untuk budidaya
ikan rucah beku dan berpotensi menginfeksi ikan kerapu. Capaian dari proyek tesebut telah
ikan peliharaan. Selain itu, ikan mas dan ban- dituangkan dalam penyusunan Pedoman Praktis
yak spesies ikan air tawar lainnya serta beber- Pemberian dan Pengelolaan Pakan untuk Ikan
apa ikan laut seperti sardin, herring dan teri Kerapu yang dibudidaya, dengan maksud
mengandung enzim thiaminase yang melu- • mempromosi penggunaan pakan hasil ram-
ruhkan vitamin B, thiamin. Membuang isi pe- uan,
rut ikan rucah dapat menghilangkan sebagian • mempromosi pengurangan penggunaan ikan
besar kandungan thiaminase. rucah dalam budidaya ikan kerapu,
• Penggunaan ikan sebagai pakan untuk peme- • membantu pembudidaya ikan dalam pening-
liharaan spesies ikan karnivor mengakibatkan katan efisiensi penggunaan pakan dan bahan
peningkatan keprihatinan internasional men- bakunya.
Usaha karamba jaring apung di CatBa, Vietnam, yang disuplai dengan ikan rucah segar setiap hari..
2
2. Metode tradisional – pemberian
pakan ikan rucah
Secara tradisional, pembesaranb ikan kerapu maka ikan pakan ini harus pula dipotong-po-
menggunakan ikan rucah sebagai satu-satunya tong menjadi potongan yang kecil-kecil agar ses-
sumber pakan.. Mutu Ikan rucah dapat dibagi uai dengan bukaan mulut ikan kerapu.
menjadi tiga kategori: baik, sedang dan buruk
menurut kriteria sebagai berikut:
• Baik: Segar dan nampak bercahaya
• Sedang: Warnanya kusam tetapi masih dalam
bentuk utuh
• Buruk: Rusak, berbau busuk
3
Pedoman Praktis Pemberian dan Pengelolaan Pakan untuk Ikan Kerapu yang di Budidaya
Pemberian pakan ikan rucah yang berlebihan, Kepala dan isi perut harus dikeluarkan dari ikan
sebagaimana terlihat disini, menyebabkan sebelum diberikan kepada ikan kerapu.
banyaknya limbah, yang mencemari air dan
sediment.
Pembudidaya ikan memotong ikan rucah Ikan rucah yang bermutu baik setelah
menjadi potongan-potongan yang kecil-kecil dibersihkan dan dikeluarkan isi perutnya, untuk
sebelum diberikan kepada ikan kerapu dalam pakan ikan kerapu.
jaring apung.
Ikan rucah yang telah dipotong dan siap untuk Ikan rucah yang telah dipotong-potong dan
diberikan pada ikan kerapu dalam jaring apung. dibersihkan siap untuk diberikan pada ikan
kerapu yang masih berukuran lebih kecil.
4
3. Teknik baru dan lebih baik-
penggunaan pakan hasil ramuan
Untuk menanggulangi keterbatasan dan perma- FCR-nya bisa mencapai 6:1 bahkan lebih. Artinya,
salahan yang berhubungan dengan penggunaan setiap pertambahan berat badan 1 kg ikan ker-
ikan rucah untuk budidaya ikan kerapu, teknik apu harus mengkonsumsi 6 kg atau lebih ikan
baru dan lebih baik telah dikembangkan. Teknik rucah.
dimaksud berkaitan dengan penggunaan pakan
hasil ramuan atau lebih populer dikenal dengan Perbandingan secara ekonomis antara penggu-
istilah pakan buatan. naan pakan hasil ramuan dan pakan ikan rucah,
dibahas lebih rinci Bab 6 dari buku pedoman ini
Pakan hasil ramuan terdiri dari dua tipe: yaitu Kajian Kelayakan Penggunaan Pakan secara
1. Pakan basah, yang dapat diproduksi di lokasi ekonomi. Keuntungan secara ekonomi akan ber-
budidaya setempat, dan variasi menurut lokasi budidaya, khususnya ter-
2. Pellet yang diproduksi secara komersial, jadi gantung pada besarnya biaya pengadaan pakan
harus dibeli dari pabrik pakan hasil ramuan dibandingkan dengan ikan rucah.
Sering kali lebih efektif menggunakan pakan
Keuntungan penggunaan pakan hasil ramuan.
hasil ramuan
Dalam jangka panjang ke depan, sejalan den-
Keuntungan secara ekonomi gan perkembangan industri pembesaran ikan
kerapu, harga pakan hasil ramuan diharapkan
Kebanyakan pakan hasil ramuan memang lebih akan menurun, yang akan memperbaiki ekonomi
mahal dibandingkan dengan ikan rucah, dan pemberian pakan hasil ramuan.
banyak pembudidaya ikan terkecoh dengan
membandingkan secara langsung harga per kilo- Keuntungan secara ekonomi kedua akibat meng-
gram pakan. Padahal tidak seharusnya demikian, gunakan pakan hasil ramuan adalah ikan kerapu
sebab ikan rucah segar mengandung uap air sam- tumbuh lebih cepat dan lebih sehat dibanding-
pai sekitar 75%, sedangkan pellet hanya kurang kan dengan ikan yang diberi pakan ikan rucah,
dari 10%. Bahan kering pellet empat kali lebih karena pakan hasil ramuan mengandung nutrisi
banyak dari ikan rucah. Seharusnya cara yang yang lengkap. Sebagai contoh, hasil penelitian
tepat untuk membandingkan dua tipe pakan yang didanai ACIAR di Balai Besar Riset Peri-
tersebut adalah dengan menghitung jumlah dan kanan Budidaya Laut, Gondol, Indonesia, menun-
biaya yang dibutuhkan untuk menghasil-kan per- jukkan ikan kerapu bertumbuh 75% lebih cepat
tambahan berat yang sama pada ikan yang dibu- jika diberi pakan hasil ramuan dibandingkan
didaya, yaitu dikenal dengan istilah rasio kon- dengan yang diberi pakan ikan rucah.
versi pakan atau ’food conversion ratio’ (FCR).
Keuntungan terhadap lingkungan
FCR untuk ikan kerapu yang dikondisikan untuk
mengkonsumsi pakan pellet kering seharusnya Pakan hasil ramuan juga relatif kurang mence-
lebih kecil dari 2:1. Artinya, ikan membutuhkan mari, karena stabilitas air lebih baik dan kurang-
pakan pellet 1,5-2 kg untuk setiap pertambahan nya pakan yang terbuang. Jadi menjadikan ling-
berat badan 1 kg. Hal ini jauh lebih kecil diband- kungan lebih baik untuk ikan karena menguran-
ingkan dengan mengkonsumsi ikan rucah, yang gi permasalahan penyakit.
5
Pedoman Praktis Pemberian dan Pengelolaan Pakan untuk Ikan Kerapu yang di Budidaya
Pakan pellet kering komersil untuk benih Pakan pellet basah untuk kerapu dapat dibuat
kerapu pada tahap pendederan. sendiri di lokasi budidaya, meng-gunakan
alat penggiling seperti yang ditunjukkan pada
Pakan basah gambar ini.
Pembudidaya ikan di beberapa negara Asia Dua tabel berikut menunjukkan jumlah aktif vi-
membuat tempat pemeliharaan didasarkan pada tamin dan trace mineral yang dianjurkan dan se-
pakan basah untuk ikan laut. Pakan basah um- harusnya terkandung dalam vitamin dan mineral
umnya mengikuti formula yang sudah ada, yang premixes yang digunakan untuk pakan basah.
dikembangkan dari hasil penelitian perikanan
atau budidaya dan perkembangan otoritas di
tiap negara, dan dimodifikasi oleh pembudidaya
ikan menurut kebutuhannya, situasi usaha budi-
daya dan ketersediaan bahan baku. Pakan basah
dapat berupa pellet, bulat, dan lain-lain. Pellet
basah mengandung stabilitas air yang lebih baik
dibandingkan dengan pakan basah lainnya, dan
dapat diberikan kepada ikan kerapu dengan cara
menyebarkan ke karamba atau kolam. Untuk pa-
kan basah dalam bentuk yang lain, seperti bulat,
paling baik menggunakan semacam penampan
pakan untuk mengurangi limbah pakan selama
pemberian pakan. Penampan pakan untuk pakan basah dalam
kolam kultur kerapu hijau (Epinephelus
Suatu contoh komposisi pakan untuk kerapu coloides). Wadah tersebut juga memudahkan
tikus yang dikembangkan selama proyek ACIAR, pembudidaya untuk memantau apakah ikan
disajikan dalam tabel berikut. Ramuan ini da- makan dengan baik..
pat digunakan sebagai acuan bagi pembudidaya
yang berminat mengembangkan pakan basah
buatan sendiri untuk kerapu.
6
Komposisi kg Jumlah
Vitamin
Ikan rucah1 60 (mg/kg pakan)1
Tepung kedelai2 15 Retinol (A) 0,45 (1500 IU)
Dedak (dimasak)3 15 Thiamine (B1) 7,5
Vitamin premix 1 Riboflavine (B2) 10
Vitamin C 0,02 Asam nikotinat(B3) 30
Trace mineral premix4 0,5 Choline (B4) 2002
Minyak ikan/cumi 2 Asam pantotenat (B5) 15
Air 0–10 Pyridoxine (B6) 5
Total ~100 Sianokobalamin (B12) 0,02
1
Dapat diganti dengan 20 kg daging ikan ber- Asam askorbat (C) 50
mutu baik (65% protein kasar) dan tambahan Cholecalciferol (D3) 0,015 (600 IU)
air untuk membentuk adonan. DL-α -Tocopherol (E) 30 (30 IU)
2
Lemak dimasak/ekstrak. Biotin (H) 0,2
3
Berat kering sebelum direbus. Menadione (K3) 2,5
4
Disarankan tapi tidak harus Asam folat 2,5
1
Ini merupakan jumlah vitamin yang harus ter-
Formulasi di atas mengandung komposisi nutrisi dapat dalam 1 kg pakan basah (me-ngandung
berikut untuk pakan basah. sekitar 40% bahan kering).
2
Hanya jika pemberian pakan untuk induk ikan.
Komposisi nutrisi (%)
Bahan kering ≤ 40 Jumlah
Protein kasar 18,9 Trace mineral 1
Bentuk (mg/kg
Protein dapat dicerna 16,2 pakan)2
Energi total 8,8 Kobalt CoCl2 0,25
Energi tercerna 6,1 Tembaga CuSO4 2,5
Lipida 4,8 Besi FeSO4 20
Abu 4,4 Mangan MnSO4 10
Selenium NaSeO3 0,05
Peralatan untuk pakan buatan Seng ZnSO4 20
sendiri 1
Trace mineral premix tidak diperlukan jika ikan
Jenis perlatan yang dibutuhkan untuk membuat rucah digunakan dalam formulasi.
2
pakan sendiri di lokasi budidaya tergantung pada Jumlah mineral aktif yang seharusnya terkan-
volume pakan yang akan dibuat. Pada dasarnya dung dalam 1 kg pakan basah (40% material
ada tiga tahap: kering).
7
Pedoman Praktis Pemberian dan Pengelolaan Pakan untuk Ikan Kerapu yang di Budidaya
sebagai mixer adonan. Bahan-bahan baku ker- • Lebih ramah lingkungan: Pellet kering bias-
ing dapat dihaluskan dengan menggunakan anya memiliki stabilitas air yang tinggi, seh-
peralatan penghalus apa saja, seperti lesung ingga nutriennya tidak mudah larut dalam ko-
dan penumbuk jika jumlah bahannya sedikit, lom air. Oleh karena itu pakan pellet kurang
atau penggiling atau penumbuk listrik. mencemari saat pemberian makanan.
• Pencampuran – jika jumlah bahannya sedikit
dapat dicampur secara manual dengan tan- Meskipun demikian, pellet kering memiliki
gan atau dengan sendok khusus. Jika Jumlah kekurangan dibandingkan dengan tipe pakan
bahannya banyak sebaiknya menggunakan yang lain:
pencampur adonan besar yang biasanya digu- • Pellet mungkin belum tersedia di wilayah
nakan di industri pembuatan roti yang kom- pedalaman, dan biaya transportasi akan men-
ersil. Banyak mesin pencampur ini yang juga jadi biaya tambahan.
dilengkapi dengan penggiling daging, yang • Kerapu, seperti ikan laut lainnya, harus dilatih
berguna untuk menghaluskan bahan-bahan untuk beralih ke pakan pellet. Ketika sudah
baku yang basah. terbiasa, ikan-ikan tersebut tidak boleh diberi
• Pembentukan adonan – sekali lagi, tergan- pakan ikan rucah lagi, karena memerlukan
tung pada volume dan kebutuhan, adonan waktu tambahan untuk mengalihkan mereka
dapat dibentuk menjadi ukuran dan bentuk kembali ke pakan pellet. Selama masa pem-
yang tepat secara manual atau dengan mesin biasaan (mungkin selama beberapa minggu),
penggiling daging untuk menghasilkan ado- aktivitas makan dan pertumbuhan ikan
nan yang panjang-panjang seperti mie den- kan menurun.
gan diameter yang diinginkan. Bentuk mie
ini kemudian dapat dipotong-potong menjadi Menggunakan pakan hasil
potongan-potongan yang berukuran tertentu ramuan
menurut ukuran ikan yang akan diberi pa-
kan. Meskipun pakan hasil ramuan memiliki banyak
kelebihan dibandingkan ikan rucah, banyak
Pellet kering pembudidaya ikan mengalami beberapa masa-
lah dalam menggunakannya. Beberapa masalah
Dewasa ini pellet kering telah diproduksi secara yang penting dalam membuat pakan basah send-
komersil di beberapa negara di Asia Tenggara iri atau memilih pakan pellet kering, dan bagaim-
oleh pabrik pakan. Pellet kering memberikan ke- ana penanggulangannya, dibahas di bawah ini.
untungan seperti halnya pellet basah, tetapi ada
beberapa keuntung-an tambahan pellet kering Kunci utama dalam membuat ramuan pakan ba-
yaitu: sah yang baik:
• Suplai yang terjamin: Pellet kering komersil • Gunakan ramuan yang sudah direkomen-
tersedia setiap tahun dan pembudidaya ikan dasikan oleh instansi berwewenang untuk
dapat memperolehnya secara mudah dan da- spesies dan ukuran/umur ikan tertentu. Jan-
pat dipercaya. gan membuat perubahan besar dalam jumlah
• Daya simpan yang lebih lama: Pellet kering atau tipe bahan baku yang digunakan, tanpa
komersil dapat disimpan lebih lama diband- meminta nasehat terlebih dahulu. Hindari
ingkan dengan ikan rucah atau pellet basah menggunakan bahan berupa ikan rucah atau
tanpa mengalami ketengikan. Penyimpanan tepung ikan melebihi jumlah yang direkomen-
di tempat yang berventilasi baik, sejuk dan dasikan; hal ini belum tentu menyebabkan
kering sangat penting untuk memperta- ikan tumbuh lebih baik, tetapi malah men-
hankan kesegaran pakan (mengacu pada Bab ing-katkan biaya dan pencemaran.
4). • Jika ikan rucah yang akan digunakan untuk
membuat pakan basah, pastikan bahwa ikan
rucah tersebut harus sesegar mungkin dan
8
bermutu baik, dan harus dibersihkan dan isi • Cari tahu dimana dan kapan pakan dibuat,
perutnya dikeluarkan. bagaimana penanganannya sejak dari pabrik
• Pakan basah harus dibuat di tempat yang se- dan dibawa ke tempat budidaya. Walaupun
juk dan digunakan pada hari yang sama, jika pakan pellet kering seharusnya diberikan
tidak harus disimpan dalam kulkas. Pakan ba- pada ikan dalam waktu 1-2 bulan setelah dari
sah yang disimpan dinginpun harus secepat pabrik dan harus disimpan dalam tempat yang
mungkin digunakan, jangan disimpan lama sejuk dan kering.
(tidak lebih lama dar 5 hari setelah disiap- • Jika pakan yang menunjukkan tanda-tanda
kan). basah oleh air/hujan (kemasannya kusam,
• Adalah penting untuk menyadari bahwa ram- pellet menggumpal, berbau tengik, dan lain-
uan pakan basah yang ideal untuk satu spe- lain) seharusnya jangan diterima dan jangan
sies ikan, mungkin sama sekali tidak cocok diberikan pada ikan.
atau terlalu spesifik untuk spesies yang lain. • Jangan menerima pellet yang hancur atau
Demikian pula, ramuan pakan bisa berbeda rusak. Ini mengindikasikan tingginya kand-
untuk ikan yang umur/ukurannya berbeda. ungan abu dalam pellet, atau pellet tersebut
Benih ikan umumnya memerlukan protein telah rusak selama pengangkut-an dan peny-
yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan impanan.
dewasa. Jadi sekali lagi, perolehlah petunjuk
dari pihak yang berwewenang.
• Salah satu masalah yang paling sering dialami
oleh pembudidaya ikan yang menggunakan
pakan hasil ramuan (basah atau kering)
adalah pakan tidak dimakan oleh ikan target.
Hal ini paling sering terjadi saat ikan budidaya
diganti pakannya dari ikan rucah ke pakan
hasil ramuan. Ini menjadi masalah penting,
saat biaya ikan rucah menjadi sangat mahal
atau persediaannya berkurang. Jadi paling
baik, mengkondisikan ikan sejak awal dengan
memberikan pakan hasil ramuan, dan terus
melanjutkan penggunaan pakan hasil ramuan
hingga ikan dipanen. Penggantian pakan dari
ikan rucah ke pakan hasil ramuan tanpa lebih Pembuatan pakan basah dengan mesin pembuat
dahulu mengkondisi-kan ikan tersebut secara pakan skala kecil
memadai akan menyebabkan ditolaknya pa-
kan tersebut dan berarti hilangnya produk-
tivitas ikan.
9
Pedoman Praktis Pemberian dan Pengelolaan Pakan untuk Ikan Kerapu yang di Budidaya
Pakan pellet komersil kualitas rendah yang memiliki kandungan abu yang tinggi. Komponen debu
yang tinggi akibat dari hancurnya pakan.
10
4. Penyimpanan dan pengawasan
mutu pakan
Penyimpanan pakan yang baik merupakan hal Penyimpanan yang tidak memadai akan men-
yang sangat penting untuk semua usaha budi- gurangi daya simpan pakan dengan hilangnya
daya ikan kerapu. Fasilitas penyimpanan yang nutrient yang penting penting seperti vitamin,
tidak memadai akan menyebabkan penurunan asam lemak esensial dan anti-oksidan. Hal ini
kualitas pakan, dan berakibat pada pertumbu- juga akan menyebab-kan pertumbuhan yang bu-
han ikan yang buruk, kekurangan nutrisi, masa- ruk dan kematian yang tinggi akibat kesehatan
lah kesehatan ikan dan mungkin kematian ikan ikan yang menurun. Pakan yang disimpan dalam
yang tinggi. Hal-hal tersebut jelas merugikan kondisi yang lembab mungkin akan menyebab-
usaha budidaya. kan tumbuhnya jamur, dan penggunaan pakan
yang berjamur akan mengakibatkan kematian
Apa karakteristik dari fasilitas penyim-panan pa- massal ikan karena keracunan
kan yang baik?
• Terlindungi dari sinar matahari langsung dan Bahkan dengan sistem penyimpanan yang baik,
hujan pakan seharusnya disimpan untuk jangka waktu
• Berventilasi baik dan sejuk yang pendek, sebaiknya kurang dari dua bulan
• Kering dan kelembaban rendah sesudah waktu pembuatannya. Memperpendek
• Aman dari tikus dan serangga waktu penyimpanan berarti pakan didaur balik
• Tempat penyimpanan tidak secara langsung lebih cepat, biaya penyimpanan berkurang, dan
berhubungan dengan tanah untuk mencegah memberikan ikan kerapu dengan pakan paling
terjadinya penguapan tanah dan kerusakan segar dan paling baik mutunya. Akhirnya, den-
oleh jamur gan memiliki kondisi penyimpanan terbaik, be-
• Penyimpanan pakan seharusnya jauh dari ba- lum menjamin mutu pakan, jika produsennya dan
han-bahan kimia dan obat-obatan. penyalur distribusinya tidak dengan hati-hati me-
nangani pakan sebelum tiba di lokasi budidaya.
Usahakan selalu mengecek tanggal pembuatan
pakan dan bagaimana pakan tersebut ditangani.
Pellet kering komersil disimpan di tempat penyimpanan pakan yang terlindungi dengan baik. Alas
berupa gabus polistiren digunakan untuk mencegah dari kelembaban.
11
Pedoman Praktis Pemberian dan Pengelolaan Pakan untuk Ikan Kerapu yang di Budidaya
Beberapa perusahan pakan komersil dan peneliti Ukuran Ransum harian Frekuensi
telah mengembangkan suatu aturan pembe- ikan (g) (%BT1) harian
rian pakan yang didasarkan pada pengalaman 1-5 4,0-10,0 3-5
mereka. Namun patut diingat-kan kepada para 5-20 2,0-4,0 2-3
pembudidaya ikan untuk menggunakan aturan 20-100 1,5-2,0 2
tersebut hanya sebagai acuan saja, ketika mereka 100-200 1,2-1,5 1-2
mengembangkan teknik pemberian pakan mere- 200-300 1,0-1,2 1
ka sendiri. Hal yang perlu diperhatikan bahwa >300 0,8-1,0 1
1
kondisi lokasi pemeliharaan yang berbeda sep- Rata-rata berat tubuh (BT)
erti kualitas air, cuaca, lingkungan dan sistem
budidaya mempengaruhi bagaimana aturan Waktu pemberian pakan dan
yang terbaik pemberian pakan pada ikan. Atu- pembersihan sisa pakan
ran pemberian pakan dapat bervariasi menurut
spesies ikan. Oleh karena itu suatu aturan yang Benih kerapu dengan berat kurang dari 5-10 gram
diterapkan di satu tempat, atau pada satu usaha berat tubuh umumnya perlu diberi pakan lebih
budidaya, tidak secara langsung dapat diterap- dari tiga kali sehari untuk memaksimalkan pen-
kan di tempat yang lain. gambilan pakan dan mempercepat pertumbuhan
ikan. Semakin besar ukuran ikan, semakin kurang
Dua aturan pemberian pakan yang baru-baru frekuensi pemberian pakan, tanpa memberi pen-
ini dikembangkan untuk ikan kerapu, baik pa- garuh nyata terhadap laju pertumbuhan.
kan ikan rucah maupun pellet kering yang dapat
digunakan sebagai petunjuk, walaupun pembu- Jika ikan diberi makan dua kali setiap harinya,
didaya ikan masih kurang pengetahuan dan pen- pemberian pakan harus dilakukan pada pagi
galaman. Aturan dimaksud disajikan pada dua hari (subuh) dan petang. Untuk ikan yang diberi
tabel berikut menurut Sutarmat dkk. (2003). makan sekali sehari, lebih baik dilakukan pada
waktu petang sebelum matahari terbenam. Tid-
ak baik memberi pakan pada siang dan sebelum
12
petang, karena sinar matahari yang terik. Pada = (1,000 × 5) × 4%
waktu tersebut, ikan kerapu cenderung beristira- = 5,000 × 0.04
hat di dasar wadah pemeliharaan dan umumnya = 200 g
kurang aktif makan.
Jika ikan diberi pakan tiga kali sehari, maka jum-
Jika pembudidaya ikan menerapkan pemberian lah total harian 200 g harus dibagi seimbang un-
pakan sampai kenyang dan mendistribusikan pa- tuk setiap pemberian pakan. Jadi kira-kira sejum-
kan secara merata, makahal ini akan mencegah lah 67 g pakan yang harus diberikan setiap kali,
ikan makan dengan agresif dan dengan demiki- dengan cara menebarnya sedikit demi sedikit
an mengurangi terbuangnya sisa pakan ke dasar sampai ikan kenyang. Metode yang serupa juga
wadah dan .memperkecil pencemaran. Hindari diterapkan jika menggunakan ikan rucah.
cara pemberian pakan dengan melemparkan
begitu saja sejumlah pakan baik ikan rucah atau Metode pemberian pakan
pellet ke dalam wadah tanpa memeriksa kebi-
asaan makan dari ikan-ikan tersebut karena akan Pellet kering komersil biasanya berupa pellet
banyak pakan yang keluar dari dasar karamba yang lambat tenggelam, sehingga memberi-kan
dan menjadi limbah yang mencemari perairan kesempatan bagi ikan untuk mengambil pakan
sekitar. tersebut. Umumnya pakan ditebarkan merata di
permukaan karamba agar semua ikan beroleh
kesempatan mengambil pakan. Namun demikian,
ikan kerapu dapat dengan cepat menjadi terbiasa
pada waktu pemberian pakan dan mereka akan
sering berkumpul di tempat dimana pakan perta-
ma kali diberikan. Jadi tidak perlu menebarkan
pakan ke seluruh bagian karamba. Hanya aturan
yang perlu diingat adalah menebarkan pakan
sedikit demi sedikit agar menjamin bahwa semua
ikan dalam karamba (atau kolam) mendapatkan
kesempatan untuk menangkap pakan tersebut.
13
Pedoman Praktis Pemberian dan Pengelolaan Pakan untuk Ikan Kerapu yang di Budidaya
14
6. Kajian kelayakan pakan
Bab ini menggambarkan bagaimana meng-hi- FCR = Total pakan yang dikonsumsi
tung kelayakan pakan pada tahap usaha budi- Total pertambahan berat ikan
daya. Dalam upaya mengkaji kelayakan pakan,
penting untuk mengetahui biomassa dalam sis- Contoh penghitungan FCR untuk
tem kultur serta jumlah pakan yang dikonsumsi. pakan hasil ramuan
Setiap orang dapat menghitung kelayakan pa-
kan yang digunakan berdasarkan biomassa, jum- Total pakan hasil ramuan yang diperlukan untuk
lah pakan yang dikonsumsi bersama-sama den- memproduksi 420 kg ikan kerapu adalah 700 kg,
gan biaya pakan. Bagian berikut memberikan maka FCR:
suatu perbandingan menggunakan pakan hasil
ramuan dan pakan ikan rucah. FCR = 700 kg
420 kg
Penghitungan biomassa ikan
kerapu dalam sistem budidaya FCR = 1.67 (pakan hasil ramuan)
Rasio konversi pakan (Food conversion ratio or Harga terendah pakan hasil ramuan dan ikan
FCR) dihitung sebagai : berat pakan yang dikon- rucah di Indonesia yang digunakan dalam contoh
sumsi dibagi dengan peningkatan berat ikan ini. Semua harga dalam US$.
yang dihasilkan.
15
Pedoman Praktis Pemberian dan Pengelolaan Pakan untuk Ikan Kerapu yang di Budidaya
Pakan Ikan rucah katkan laju pertumbuhan ikan kerapu, dan kare-
hasil ramuan na itu mempersingkat waktu pembudidayaan,
Biaya per kg $1.20 $0.35 memungkinkan pengem-balian modal yang ce-
FCR 1.67:1 6:1 pat investasi dan menurunkan resiko keuangan
Biaya pakan ($1.20 x 1.67) ($0.35x 6) dan budidaya. Juga penting untuk dicatat bahwa
per kg hasil = $2.00 = $2.10 pakan hasil ramuan umumnya memberikan sin-
tasan yang tinggi, lingkungan yang lebih sehat,
Berdasarkan pada contoh ini, pakan hasil ramuan masalahan penyakit yang relatif kurang, dan ikan
memberikan keuntungan US$ 0.10/kg pada biaya yang dihasilkan biasanya berkualitas istimewa
pakan. Selain keuntungan secara langsung ini, dan lebih tahan dalam pengangkutan.
penggunaan pakan hasil ramuan juga mening-
Benih kerapu tikus yang bekumpul untuk memakan pellet kering pada waktu pemberian pakan yang
sudah ditetapkan.
16
Daftar istilah
BT: Rata-rata berat tubuh individu dari suatu Pencampur: Pencampur elektrik yang digunakan
populasi ikan (dalam wadah,, karamba atau untuk mencampur bahan-bahan baku untuk
kolam) meramu pakan basah. Pencampur adonan
Induk: Ikan dewasa yang dipeihara dalam tang- juga cocok digunakan.
ki atau karamba untuk menghasilkan telur Pakan basah: pakan dibuat sendiri di tempat usa-
dalam pemeliharaan ha budidaya menggunakan bahan-bahan ba-
FCR: Rasio Konversi Pakan. Penghitungan yang sah. Pakan basah memiliki masa simpan yang
umum digunakan untuk mengukur efisiensi sangat pendek dibandingkan dengan pakan
suatu pakan diubah menjadi daging ikan. FCR pellet.
adalah jumlah pakan yang diperlukan untuk Pakan pellet: Pakan yang dihasilkan secara kom-
menghasilkan 1 kg ikan. FCR untuk ikan rucah ersial dan dijual dalam bentuk pellet dalam
biasa berkisar dari 6:1 hingga 10:1; FCR untuk jumlah banyak. Pellet tersedia dalam bebera-
pellet berkisar 1:1 hingga 2:1. pa ukuran untuk berbagai ukuran ikan.
Penampan Pakan: Suatu baki yang datar, biasan- Premix: Premix mengandung sejumlah vitamin
ya terbuat dari jaring halus, mengambang di dan trace mineral, dan ditambahkan kedalam
atas dasar kolam. Pakan ditaruh pada penam- ramuan pakan buatan untuk melengkapi
pan tersebut, diperiksa secara teratur sepan- kandungan nutrisi pakan.
jang hari untuk mengetahui tingkat konsumsi Ketengikan: Degradasi lemak pada ikan rucah
ikan dalam kolam. atau pakan akibat penyimpanan yang bu-
Pakan hasil ramuan: pakan mengandung sejum- ruk. Penggunaan pakan yang tengik akan
lah bahan baku dengan komposisi tertentu menyebabkan kekurangan nutrisi pada ikan
untuk menjamin nutrisi yang baik untuk spe- budidaya, yang berakibat meningkatnya pen-
sies target. yakit, dan dapat secara langsung membunuh
Ramuan: Campuran bahan pakan yang digu- ikan.
nakan untuk membuat pakan ikan baik basah Kekenyangan: Keadaan dimana ikan tidak lagi
maupun kering. Spesies ikan yang berbeda ingin makan, ikan mungkin telah kenyang
memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda. (yaitu nafsu makan hilang). Kekenyangan
Pembudidaya ikan harus memastikan bahwa ditandai dengan penurunan aktivitas nafsu
mereka menggunakan ramuan yang spesifik makan secara drastis.
untuk spesies yang dibudidayakan. Ikan rucah: Ikan-ikan kecil yang menjadi sasaran
Penggiling: Alat yang menggunakan dua piring nelayan atau merupakan hasil sampingan
atau kepingan untuk menggiling bahan pa- tangkapan. Biasanya digunakan sebagai sum-
kan sampai halus. ber pakan untuk budidaya ikan di Asia. Namun
Kerapu: Jenis ikan yang termasuk anggota dalam ada kalanya digunakan pula untuk konsumsi
Subfamili Epinephelinea, Famili Serranidae. manusia atau sebagai sumber protein untuk
Dikenal sebagai ’cod’ (estuary, cod flowery, pakan ternak (pakan ayam atau babi)
dll) di Australia. Trace Mineral: Sejumlah kecil mineral spesifik
Penghalus: Mesin yang dioperasikan dengan tan- yang ditambahkan ke dalam ramuan pakan
gan atau listrik untuk menghancurkan bahan untuk melengkapi kandungan nutrisi pakan
daging. Biasanya digunakan dalam budidaya agar memenuhi kebutuhan spesies target.
untuk menghancurkan daging ikan menjadi Thiaminase: suatu enzim yang terkandung dalam
potongan kecil-kecil. ikan, dimana thiaminase dapat mendegradasi
17
Pedoman Praktis Pemberian dan Pengelolaan Pakan untuk Ikan Kerapu yang di Budidaya
vitamin B dalam ikan rucah atau pakan hasil Prosiding Seminar Teknologi Perikanan Pantai.
ramuan, mengakibatkan kekurangan nutrisi Denpasar, Bali, 6-7 Agustus 1998. pp. 44-51.
pada ikan budidaya. Aktivitas thiaminase da- Koesharyani, I., Roza, D., Mahardika, K., Johnny,
pat dikurangi dengan mengeluarkan isi perut F., Zafran and Yuasa, K. 2001. Manual for fish
ikan rucah. disease diagnosis – II: Marine fish and crusta-
Vitamin : Suatu komponen nutrisi yang esensial, cean in Indonesia. Gondol Research Institute
vitamin dapat terurai pada penyimpanan pa- for Mariculture and Japan International Coop-
kan yang kurang baik. Kekurangan vitamin eration Agency, Bali, Indonesia. 49 pp.
dapat berakibat berbagai masalah keseha- Lau, P.P.F. and Li, L.W.H. 2000. Identifi- cation
tan ikan, termasuk kelainan tulang, kelesuan, guide to fi shes in the live seafood trade of
mudah dijangkiti penyakit, dan peningkatan the Asia-Pacific region. WWF Hong Kong and
kematian dalam budidaya ikan. Agriculture, Fisheries and Conservation De-
Pengalihan: Proses penggantian pakan ikan partment. Hong Kong.
dari satu tipe ke tipe yang lain. Dalam tahap Sugama, K., Tridjoko, Slamet, B., Ismi, S., Setiadi,
pemeliharaan larva dan pendederan, penga- E. and Kawahara, S. 2001. Manual for the seed
lihan menyangkut penggantian pakan ikan production for humpback grouper, Cromi-
dari pakan hidup ke pakan buatan. Dalam leptes altivelis. Gondol Research Institute for
pembesaran, pengalihan juga berarti peng- Mariculture and Japan International Coopera-
gantian pakan ikan dari pakan ikan rucah ke tion Agency, Bali, Indonesia. 37 pp.
pakan basah atau pellet. Sutarmat, T., Ismi, S., Hanafi , A. and Kawahara,
S. 2003. Manual for humpback grouper culture
(Cromileptes altivelis) in floating net cages.
Acuan Gondol Research Institute for Mariculture and
Japan International Cooperation Agency, Bali,
APEC/NACA. 2002. Report of the cooperative Indonesia. 51 pp.
grouper aquaculture workshop, Hat Yai, Zafran, Roza, D., Koesharyani, I., Johnny, F. and
Thailand, 7-9 April 1999. Collaboration APEC Yuasa, K. 2001. Manual for fish disease diag-
grouper research and development network nosis: Marine fish and crustacean in Indonesia.
(FWG 01/99). Network of Aquaculture Centres Gondol Research Institute for Mariculture and
in Asia-Pacific, Bangkok, Thailand. 151 pp. Japan International Cooperation Agency, Bali,
APEC/NACA/BOBP/GOI. 2002. Report of the re- Indonesia. 44 pp.
gional workshop on sustainable seafarming
and grouper aquaculture, Medan, Indonesia,
17-20 April 2000. Collaboration APEC grouper
research and development network (FWG
01/99). Network of Aquaculture Centres in
Asia-Pacific, Bangkok, Thailand. 224 pp.
APEC/SEAFDEC. 2001. Husbandry and health
management of grouper. APEC, Singapore
and SEAFDEC, Iloilo, Philippines. 94 pp.
Edwards, R., Le, A.T, and Allan, G.L. 2004. A sur-
vey of marine trash fish and fish meal as aqua-
culture feed ingredients in Vietnam. ACIAR
Working Paper No. 57. Australia Centre for
International Agricultural Research, Canberra,
Australia. 56 pp.
Giri, N.A. 1998. Nutritional aspect for support-
ing breeding and seed production of grouper.
18