Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya
tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan
ke masa dewasa. WHO menyebutkan bahwa batasan usia remaja adalah usia
Indonesia dan BKKBN adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin.2
Pada era globalisasi dan modernisasi ini telah terjadi perubahan dan
kebersihan fisik dan organ atau alat tubuh. Salah satu organ tubuh yang
sehari-hari, hal ini disebabkan oleh budaya kita yang terkadang merasa
1
tersebut sangat membutuhkan perhatian, terutama kesehatan dan
pada saat menstruasi dari 160 anak perempuan didapatkan 67,5% memiliki
vulvovaginitis, gonore, klamidia, dan sifilis. Salah satu gejala dan tanda-
persoalan bagi kaum wanita. Keputihan (flour albus) adalah cairan berlebih
dengan organ reproduksi wanita, ternyata hal itu berkait dengan kebiasaan
keputihan.7
2
menunjukkan 75% wanita di dunia menderita keputihan paling tidak sekali
seumur hidup dan 45% diantaranya bisa mengalaminya sebanyak dua kali
atau lebih.8
sangat besar, lebih dari 75% wanita Indonesia pernah mengalami keputihan
paling tidak satu kali dalam hidupnya, hal ini berkaitan erat dengan kondisi
infeksi jamur.8
Lampung Selatan tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi, dari
dan kurang 4,35%. Hasil penelitian yang dilakukan Dai’yah di SMU Negeri
2 Medan tahun 2004 tentang perawatan organ reproduksi bagian luar dari 58
3
B. Perumusan Masalah
ditafsirkan dalam arti luas. Dalam arti khusus, dengan berbekal pengetahuan
C. Hipotesis
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4
b. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan terhadap kejadian
Selatan.
E. Manfaat Penelitian
2. Sekolah
5
3. Peneliti
kesehatan.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengetahuan
seseorang.9
tingkatan yaitu :9
a. Tahu (know)
7
b. Memahami (comprehension)
c. Aplikasi (application)
yang sebenarnya.
d. Analisis (Analysis)
e. Sintesis (synthesis)
baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
8
2. Perilaku
atau aktifitas dari manusia itu sendiri, baik yang dapat diamati langsung
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar dan mempunyai
(rangsangan dari luar) dan membedakan respon kepada dua jenis yaitu:9
9
perangsang tertentu, misalnya apabila petugas kesehatan
sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan
atau terbuka dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang
lain.
3. Flour Albus
a. Epidemiologi
aktif, tetapi jika merupakan suatu gejala penyakit dapat terjadi pada
10
kadang kedua-duanya muncul bersamaan. Infeksi yang sering
b. Etiologi
vagina janin.
vagina.
11
4) Waktu disekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar
1) Infeksi :
2) Iritasi :
e) Pembersih vagina.
4) Fistula
5) Benda asing
6) Radiasi
12
7) Penyebab lain:12
c. Patogenesis
pil KB.10
vagina yang rendah sampai 3,8-4,5 dan pada level ini dapat
13
Kandidiasis vaginalis merupakan infeksi vagina yang
kandidiasis vaginalis.13,14
14
proliferasi. Antibiotik kontrasepsi, hubungan seksual, stres dan
d. Gejala Klinis11
15
1) Keputihan yang disertai rasa gatal, ruam kulit dan nyeri.
menusuk
dari sedang hingga berat dan rasa terbakar kemerahan dan bengkak
e. Pemeriksaan Penunjang11,12
urinalisis.
urinarius.
16
3) Sitologi vagina atau kultur sekret vagina.
4) Vaginoskopi.
7) Pemeriksaan PH vagina.
11) Biopsi.
f. Diagnosis
1) Anamnesis12
keluhan lain.
17
Pemeriksaan spekulum untuk vagina dan serviks, pemeriksaan
3) Laboratorium15
yaitu:
basah.
vagina.
susu.
paper.
18
g. Penatalaksanaan16
yaitu dengan:
19
1) Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin,
berkepanjangan.
menggunakannya.
20
Tujuan pengobatan dari keputihan adalah:
1) Menghilangkan gejala
2) Memberantas penyebabnya
h. Prognosis
a. Anatomi
21
sebagai pelindung organ kelamin dalam dari berbagai organisme
1) Vulva
Vulva terdiri atas mons pubis, labia (labia mayora dan labia
kemih.19
2) Vagina
cm, dan berakhir pada rahim. Vagina dilalui oleh darah pada
selaput dara.18
3) Serviks
22
4) Rahim (uterus)
atas rahim kearah ovarium. Ujung dari tuba kiri dan kanan
ovarium.19
seperti:3
23
1) Mencuci vagina setiap hari dengan cara membasuh dari arah
saat mandi.
24
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Hygiene Organ
Reproduksi.
bahwa konsep diri memiliki peran yang penting dalam tingkah laku
25
itu faktor demografi seperti status ekonomi, umur, jenis kelamin
26
akan berperilaku sesuai dengan aturan dan norma yang ada di
lingkungannya.
berikut:12
aspek perilaku hygiene organ reproduksi adalah aspek fisik, psikis dan
sosial.
g. Kerangka Konsep
VARIABEL
Kejadian Keputihan DEPENDEN
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
C. Populasi Penelitian
1. Kriteria Inklusi
suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti, yakni siswi
kelas IX, siswi yang sudah menstruasi dan siswi yang sudah menerima
28
2. Kriteria Eksklusi
subjek yang memenuhi inklusi dari studi, yaitu siswi kelas IX yang
tidak hadir pada saat pengambilan sampel, siswi yang bukan kelas IX,
menjadi responden.
E. Besar Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil yang akan diteliti. Sampel dalam
penelitian ini yaitu siswi kelas IX di SMPN 85 Pondok Labu Jakarta Selatan
yang dipilih secara random yaitu sebanyak 80 siswa. Cara menentukan besar
n= N n= 100 n = 80
Keterangan :
N = Jumlah populasi
F. Teknik Sampling
jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data
29
adalah Simple Random Sampling, yaitu dimana semua individu mempunyai
Jakarta Selatan.
G. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dengan
H. Variabel Penelitian
2. Variabel independen :
30
I. Definisi Operasional
31
J. Cara Kerja Penelitian
penelitian.
Identifikasi Perumusan Masalah
Perumusan hipotesis
Menyusun Kuesioner
Perbaikan Kuesioner
Pengambilan data pada kelas IX di SMPN 85 Jakarta Selatan periode desember 2010
Hasil
Laporan
32
K. Analisis Data
33
BAB IV
Balingo Australia.
Pondok Labu Jakarta Selatan kelas IX. Alasan dipilihnya siswi tersebut
Pondok Labu Jakarta Selatan. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah
sebanyak 80 siswi.
C. Analisis Univariat
a. Faktor Pengetahuan
34
reproduksi. Meliputi ciri khas, cara pencegahan, apa yang dilakukan
Frekuensi
No. Pengetahuan Responden
N %
1. Baik 72 90
2. Kurang 8 10
Total 80 100.0
b. Faktor Perilaku
IX. Kebiasaan yang diteliti dalam penelitian ini adalah mengenai cara
35
N %
1. Baik 59 73.8
2. Kurang 21 26.2
Total 80 100.0
c. Kejadian Keputihan
No
Keputihan Jumlah Persentase
.
1. Ya 62 77,5%
2. Tidak 18 22,5%
d. Analisa Pengetahuan
36
Diagram 1. Pengetahuan 1
Pada diagram 1 dapat dilihat 51,25% responden menjawab ganti celana
dalam seperlunya, 36,25% responden menjawab tidak tahu dan 12,50%
menjawab tidak memakai celana dalam dari nylon. (Lampiran 2).
Diagram 2. Pengetahuan 2
37
Pada diagram 2 dapat dilihat 71,25% responden menjawab ya, 20,00%
responden menjawab tidak tahu dan 8,75% menjawab tidak. (Lampiran
2).
Diagram 3. Pengetahuan 3
Pada diagram 3 dapat dilihat 86,25% responden menjawab usaha untuk
mempertahankan dan memperbaiki kesehatan, 8,75% responden
menjawab pangkal kesehatan dan 5,00% menjawab tidak tahu.
(Lampiran 2).
Diagram 4. Pengetahuan 4
38
Pada diagram 4 dapat dilihat 87,50% responden menjawab ya, 10,00%
responden menjawab tidak tahu dan 2,50% menjawab tidak. (Lampiran
2).
Diagram 5. Pengetahuan 5
Pada diagram 5 dapat dilihat 83,75% responden menjawab sehabis
BAK/BAB cebok dengan air bersih, 12,50% responden menjawab
cebok sesuai kebutuhan dan 3,75% menjawab tidak tahu. (Lampiran 2).
e. Analisa Perilaku
39
Diagram 6. Perilaku 1
Pada diagram 6 dapat dilihat 46,25% responden menjawab dibersihkan
dengan sabun, 30,00% responden menjawab tidak tahu dan 23,75%
menjawab memeriksakan ke dokter. (Lampiran 2).
Diagram 7. Perilaku 2
Pada diagram 7 dapat dilihat 53,75% responden menjawab dari arah
depan ke belakang, 42,50% responden menjawab dari arah belakang ke
depan dan 3,75% menjawab dari samping ke depan. (Lampiran 2).
Diagram 8. Perilaku 3
40
Pada diagram 8 dapat dilihat 83,75% responden menjawab
membersihkan kemaluan dengan air kemudian dikeringkan
menggunakan tissue, 12,50% responden menjawab membasuh dengan
air dan 3,75% menjawab langsung memakai celana dalam. (Lampiran
2).
Diagram 9. Perilaku 4
Pada diagram 9 dapat dilihat 50,00% responden menjawab kadang-
kadang, 45,00% responden menjawab selalu dan 5,00% menjawab tidak
pernah. (Lampiran 2).
D. Analisis Bivariat
dengan kejadian keputihan pada siswi kelas IX, dilakukan analisis bivariat
41
1. Hubungan Pengetahuan Higienitas Organ Reproduksi dengan
Reproduksi
Baik 36 45.,0 14 17,5 50 62,5
Kurang 26 32,5 4 5,0 30 37,5 0,170
Total 62 77,5 18 22,5 80 100
Dari hasil uji chi square didapatkan p-value = 0,170
42
2. Hubungan Perilaku Higienitas Organ Reproduksi dengan Kejadian
keputihan dengan yang tidak yaitu 61,72% dan 13,59%, sedangkan dari
Reproduksi
Baik 48 60 11 13,8 59 73,8
Kurang 14 17,5 7 8,7 21 26,2 0,224
Total 62 77,5 18 22,5 80 100
Dari hasil uji chi square didapatkan p-value =0,224
43
Pada tabel 7 diketahui dari 50 responden yang berpengetahuan
perilaku baik dan kurang yaitu 52,5% dan 21,3%, sedangkan dari 30
Pengetahua Perilaku
Total
baik kurang p-value
n N % N % N %
Baik 42 52,5 8 10 50 62,5
Kurang 17 21,3 13 16,2 30 37,5 0,010
Total 59 73,8 21 26,2 80 100
Dari hasil uji chi square didapatkan p-value = 0,010
E. Pembahasan
44
Dari data diatas membuktikan bahwa tidak ada perbedaan yang
penelitian saat ini sebesar 77,7% dan penelitian yang telah dilakukan
keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan 45% diantaranya bisa
45
tidak mengalami keputihan. Sedangkan sedangkan dari 30 responden
bermakna secara statistik yaitu nilai p-value = 0,170 Berarti p > 0,005
keputihan.
46
3. Hubungan Perilaku Higienitas Organ Reproduksi dengan
Dari hasil uji chi square didapatkan p-value = 0,130. Berarti p >
47
SMU Negeri 2 Medan tahun 2004 tentang perawatan organ reproduksi
orang (6,8%).4
yang dapat menghalangi aliran udara dan yang tidak kalah penting
baik.20,21
atau sadar dan perilaku yang disengaja atau tidak disengaja merugikan
atau tidak disengaja membawa manfaat bagi kesehatan baik bagi diri
masyarakat.9
48
4. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Higienitas Organ
bermakna secara statistik yaitu nilai p-value = 0,010 Berarti p > 0,005
49
demikian hipotesa Alternatif (Ha) ditolak dan hipotesa Nol (H0)
F. Keterbatasan Penelitian
50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jakarta Selatan.
B. Saran
51
1. Bagi siswi kelas IX SMPN 85 Pondok Labu Jakarta Selatan perlu
52