You are on page 1of 16

Contoh Pidato Hari Ibu | Semua Tantangan Harus Dihadapi Dengan Penuh

Kesabaran Dan Kesadaran

Contoh Naskah Pidato Dalam Rangka Memperingati Hari Ibu

Hadiri dan hadirat yang kami muliakan,


Ibu-ibu yang kami cintai,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pertama-tama marilah kita bersyukur kepada Allah SWT, atas nikmat yang telah diberikan
kepada kita sekalian, yang dengan rahmat-Nya pula kita bersama-sama bisa berkumpul disini
untuk yang kesekian kalinya, khususnya pada pagi ini dalam rangka memperingati dan
menyemarakkan “Hari Ibu”.

Selanjutnya, marilah kita panjatkan rasa syukur kita kepada Tuhan atas kekuatan yang telah
diberikan kepada kita khusunya kepada para Ibu, yang sampai hari ini masih belum kehilangan
semangat juangnya dalam menangkap sekaligus mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam
hikmah “Hari Ibu” yang kita peringati bersama-sama dengan para Ibu di seluruh wilayah
Indonesia tercinta ini.

Hadirin yang mulia khususnya para Ibu.


Peran Ibu pada masa sekarang tampaknya makin meningkat. Bersamaan dengan itu, makin berat
pula tantangan yang kita hadapi. Namun sebagai bangsa yang besar, maka kita tentunya sepakat
untuk pantang menyerah, pantang mundur dan pantang mengeluh. Semua tantangan hidup
sehari-hari seakan makanan lezat yang harus dihadapi dengan penuh kesabaran dan penuh
kesadaran.

Di tengah-tengah semakin berkembangnya tekhnologi yang semakin canggih, ibu-ibu juga bisa
merasakan, betapa hebat dampak dari perkembangan teknologi tersebut di keluarga kita ini.
Tanggung jawab seorang ibu dihadapkan kepada berbagai masalah, berbagai ragam tantangan,
berbagai bentuk persoalan, bahkan masalah kaum Bapak pun sudah menjadi bagian dari
permasalahan para Ibu. Untuk itu kami menghimbau, janganlah kaum Bapak menganggap kecil
peranan kaum Ibu. Sebab tanpa Ibu, kita ibarat burung tak kan pernah terbang sempurna. Ibarat
burung tak kan pernah terbang perkasa.

Kaum Ibu hendaknya juga menyadari bahwa dengan tugas berat sekarang ini harus tetap
waspada terhadap tanggung jawab hidup. Tanggung jawab ibu sekarang tidak hanya terbatas
pada tanggung jawab dapur dan tempat tidur saja. Lebih dari itu sudah tiba saatnya kaum Ibu
membantu para Bapak, jika perlu membantu tugas Bapak di luar rumah, di kantor bahkan kalau
perlu juga di medan perang.

Hadirin yang mulia tentunya kita juga tetap tahu batas. Janganlah mencampuri yang bukan
urusan kita. Namun tetaplah waspada. Kapan kita boleh membantu, kapan kita wajib membantu
dan kapan pula kita menentukan sikap terhadap kaum Bapak. Semuanya itu kita lakukan untuk
menjaga citra sebagai Ibu. Suatu citra yang harus bersummber kepada kepribadian bangsa, yakni
kepribadian sebagai bangsa yang luhur, yakni kepribadian Pancasila dan UUD ‘45.

Dalam menjalankan tugas sehari-hari semoga Allah SWT senantiasa bersama kita. Masih banyak
yang harus kita lakukan. Masih banyak yang belum selesai. Selamat berjuang, selamat
menjalankan tugas , hingga tercapai keluarga yang bahagia, keluarga sejahtera di atas ridla Allah
SWT. Amin..

Hadirin sekalian, demikian sambutan dari kami, mohon maaf jika ada tutur kata kami yang
kurang berkenan di hati hadirin sekalian.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Contoh Pidato Hari Ibu | Pidato Presiden | Meningkatkan Karya Dan
Pengambidan Kepada Bangsa

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


PADA ACARA
PUNCAK PERINGATAN HARI IBU KE-78 TAHUN 2006
TMII, JAKARTA
------------------------------------------
22 DESEMBER 2006

Bismillahirrahmaanirrahim
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua

Yang saya hormati Ibu Negara dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla, yang saya hormati Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia beserta Bapak Sri Edi Swasono, para Menteri
Kabinet Indonesia Bersatu, beserta Ibu dan Bapak.
Yang mulia para Duta Besar Negara-negara sahabat, yang saya cintai para sesepuh, para senior
dan para Pimpinan Organisasi Kewanitaan Nasional.
Yang saya hormati para Gubernur, para Bupati dan para Walikota.

Hadirin sekalian yang saya muliakan,


Marilah sekali lagi memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya, hari ini kita dapat menghadiri Puncak Peringatan Hari Ibu ke-78. Dalam
kesempatan yang membahagiakan ini, saya beserta ibu negara menyampaikan ucapan selamat
hari ibu kepada kaum perempuan di seluruh tanah air. Saya berdo’a kehadirat Tuhan yang Maha
Kuasa, semoga peringatan Hari Ibu kali inidapat mendorong kaum perempuan untuk berkarya
lebih baik lagi bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Hadirin yang saya hormati,


Setiap tahun kita memperingati Hari Ibu. Peringatan hari ini, kita selenggarakan untuk
mengenang kembali perjuangan kaum perempuan pada masa pergerakan kemerdekaan. Selain
itu, peringatan ini kita lakukan untuk mendorong kaum perempuan, untuk bangkit menyejajarkan
diri dengan kaum laki-laki, agar dapat meningkatkan agar karya dan pengabdiannya kepada
bangsa dan negara.

Sejak masa awal perjuangan kemerdekaan, kaum perempuan telah menunjukkan peran sertanya
dalam memperjuangkan kemerdekaan. Di awal abad kedua puluh, sebagaimana tadi dibacakan
menyangkut sejarah pergerakan kaum perempuan membentuk suatu wadah yang dikenal dengan
perserikatan Perempuan Indonesia (PPPI). Wadah ini lahir dari kongres Perempuan Indonesia
Pertama kali di Yogyakarta, pada tanggal 22-25 desember 1928, dua bulan kurang lebih setelah
Sumpah Pemuda digelorakan yang dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di pulau
Jawa dan Sumatera. Mengingat pentingnya kongres itu, maka tanggal 22 desember, kita tetapkan
dan kita peringati sebagai Hari Ibu.

Tujuh puluh delapan tahun setelah kongres PPPI itu, telah banyak kemajuan yang dicapai oleh
perempuan Indonesia. Perempuan sekarang ini telah berpartisipasi di hampir semua profesi.
Dokter, pengacara, insinyur, pengusaha, anggota parlemen, ilmuwan bahkan polisi dan militer,
telah menjadi profesi yang biasa bagi kaum perempuan. Di kalangan pemerintahan, perempuan
telah bisa menduduki jabatan yang selama ini hanya bisa diduduki oleh kaum lelaki, seperti
jabatan-jabatan bupati, walikota, gubernur, bahkan Wakil Presiden dan Presiden. Baru-baru ini,
saya memberikan penghargaan adhi makayasa kepada seorang Polisi Wanita yang menjadi
lulusan terbaik Akademi Kepolisian. Ini membuktikan, bahwa kaum perempuan jika diberikan
kesempatan, juga mampu berprestasi, dan memberikan konstribusi kepada bangsa dan negara,
sebagaimana juga kaum lelaki.

Namun demikian masih banyak tantangan yang harus dihadapi untuk melindungi, melayani dan
meningkatkan kesejahteraan kaum perempuan di Indonesia. Beberapa waktu yang lalu, dalam
rangka hari ulang tahun Dharma Wanita Persatuan, saya menjelaskan empat hal, empat agenda
yang menjadi fokus kebijakan pemerintah mengenai perempuan. Yang pertama adalah
perlindungan terhadap kaum perempuan, dari kekerasan, kejahatan dan penderitaan yang ekstrm.
Kedua, peningkatan kualitas hidup perempuan sesuai dengan kreteria indeks Pembangunan
Manusia atau human development index. Ketiga, memajukan dan mengembangkan kaum
perempuan di segala bidang baik politik, ekonomi maupun sosial sesuai dengan judul “Beijing
declaration of 1995” . Keempat, memastikan bahwa tataran kehidupan, undang-undang, dan
peraturan-peraturan lainnya harus adil, tidak bias gender dan tidak diskriminatif.

Tentu saja hadirin sekalian, keempat langkah besar itu bukan hanya menjadi tugas Kementerian
Negara Pemberdayaan Perempuan, tetapi juga menjadi tugas setiap menteri, gubernur, bupati dan
walikota untuk melaksanakannya. Pengarusutamaan perlindungan dan pelayanan kepada kaum
ibu dan anak-anak adalah tugas kita semua.

Di bidang politik, telah banyak pula kemajuan yang dicapai oleh kaum perempuan. Namun,
tantangan utamanya adalah menciptakan peluang yang adil baik bagi laki-laki maupun
perempuan, untuk menjadi wakil rakyat di DPR maupun DPRD. Itulah sebabnya beberapa waktu
lalu di depan Kaukus Perempuan Parlemen seluruh Indonesia, saya mengusulkan
penyempurnaan sistem Pemilu untuk Pemilu yang akan datang.

Sistem Pemilu yang adil bagi semua adalah sistem proporsional terbuka tanpa nomor urut.
Dengan sistem ini siapa yang mendapat suara terbanyak, laki-laki atau perempuan, di dalam
partai masing-masing otomatis terpilh sebagai wakil rakyat, jika partainya mendapatkan kursi.
Sistem ini baik bagi rakyat, karena rakyat akan benar-benar mendapatkan wakilnya, wakil yang
dipilihnya. Sistem ini juga baik bagi partai, karena semua calonnya akan bersungguh-sungguh
bekerja keras untuk mendapatkan suara rakyat. Dengan demikian tak perlu lagi ada istilah
“nomor sepatu” atau “nomor jadi”, yang dapat saja, tidak selalu bersifat diskriminatif.

Hadirin yang saya muliakan,


Peringan Hari Ibu ke-78 kali ini, bertepatan dengan peringatan sepuluh tahun Program Gerakan
Kasing Sayang Ibu. Gerakan Kasing Sayang Ibu, yang bertujuan untuk meningkatkan apresiasi,
perhatian dan penghormatan kepada kaum ibu, telah berlangsung satu dasawarsa. Namun, hasil
yang kita capai terus terang masih jauh dari yang kita harapkan harus kita tingkatkan, agar
kehidupan keluarga dari waktu ke waktu makin sejahtera. Oleh karena itu, Gerakan Sayang Ibu
ini perlu terus menerus dijalankan sengan sungguh-sungguh dan berkesinambungan, di seluruh
wilayah tanah air.

Hadirin sekalian,
Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin menegaskan bahwa pemerintah berupaya memberikan
perhatian yang tinggi, terhadap upaya mewujudkan kesejahteraan keluarga, keadilan dan
kesetaraan gender. Pemerintah, juga berkepentingan untuk memberdayakan dan meningkatkan
kualitas hidup perempuan dan anak-anak. Saya melihat, perempuan Indonesia merupakan potensi
dan aset yang luar biasa, tidak saja karena melihat jumlahnya, tapi juga karena kecenderungan
watak dan karakternya yang terbuka, tekun, penyabar, dan jujur, tidak boleh terlalu GR. Watak
seperti ini, nantinya akan mampu menjadi kelompok masyarakat yang tangguh , terbuka,
demokratis, dan berdedikasi tinggi. Watak seperti ini pulalah yang sangat diperlukan dalam
menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.

Sang Garuda, yang membawa semangat dan jiwa pancasila, tidak mungkin terbang tinggi jika
hanya menggunakan satu sayapnya saja, yaitu sayap laki-laki. Garuda Pancasila hanya dapat
terbang menembus awan jika kedua sayapnya, laki-laki dan perempuan, mengepak bersama dan
bersinergi. Marilah kita satukan kekuatan, potensi dan energi yang kita miliki bersama.

Pada kesempatan yang baik ini pula, saya mengingatkan bahwa kita perlu membangun kembali
ketahanan keluarga. Ketahanan Keluarga, hany dapat dibangun melalui individu yang memiliki
kecintaan terhadap keharmonisan keluarga. Membangun suatu keluarga yang sakinah,
mawaddah, warrahmah. Ketahanan suatu bangsa akan dapat diwujudkan, jika dilandasi oleh
ketahanan keluarga.

Ibu-ibu, bapak-bapak hadirin sekalin yang saya muliakan


Pada kesempatan yang sungguh baik ini, saya ingin menintipkan satu pesan menyampaikan
harapan dan ajakan tentang bagaiman kaum perempuan, wanita Indonesia lebih berperan lagi di
masa kini dan masa depan untuk membangun kehidupan masyarakat yang kita cintai bersama.
Kalau boleh saya mengatakan harapan khusus saya kepada kaum wanita, maka tiga hal yang
ingin saya sampaikan. Pertama, pelihara harmoni dalam keluarga, dalam rumah tangga, silih
asih, silih asuh, silih asah. Akhirnya kemanapun kita berkarya, melanglang buana siang dan
malam, rumah kita adalah keluarga. Hati kita adalah keluarga.

Mari sama-sama, karena berlaku juga bagi saya, marilah memelihara harmoni di dalam keluarga
kita. Yang kedua, saya pesan pada ibu-ibu terutama mari kita selamatkan putra-putri kita. Ibu-ibu
berjuang ketika putra-putri dilahirkan, ibu-ibu berjuang ketika anak-anak kita merangkak, belajar
untuk hidup pada usia atau mereka berusia lima tahun. Saya setiap datang ke daerah selalu
menyempatkan untuk melihat Puskesmas, Posyandu, kemarin di Karang Anyar saya bicara satu
persatu, dengan PKK di situ, dengan bidan, dengan dokter dan ternyata, senang teduh hati saya,
ketika mereka melakukan segala sesuatunya untuk menyelamatkan, meskipun baru dalam aspek
kesehatan pada anak-anak kita.
Tugas itu belum rampung, mari kita selamatkan perjalanan sang anak jangan terjerumus dalam
kekerasan, jangan terjerumus dalam kejahatan narkoba, jangan terjerumus perilaku yang jauh
dari kesusilaan dan kepatutan. Sesibuk apapun seorang ibu, seorang ayah, marilah kita
memberikan perhatian, bimbingan, asuhan agar anak-anak kita itu tumbuh selamat menjadi
putra-putri bangsa yang tentu kelak akan melanjutkan gerak pembangunan bangsa yang kita
cintai ini.

Dan titipan saya ketiga, sekarang ini kita sedang menggalakan pembangunan komunitas lokal,
pedesaan, kecamatan, yang ternyata dalam banyak hal justru lebih tepat, lebih efektif di dalam
mengurangi kemiskinan. Menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendidikan,
meningkatkan kesehatan, menciptakan rasa tentram dan lain-lain. Sebagaimana saya lihat banyak
tempat di tanah air kita ini, saya mengundang, saya mendorong, saya berharap dalam konteks itu
pemberdayaan masyarakat lokal menuju ke tingkat kesejateraan yang lebih tinggi, ibu-ibu harus
berpartisipasi dan berkontribusi secara aktif. Banyak bukti kegiatan ibu-ibu dalam koperasi,
usaha kecil dan menengah, kerajian tangan, meningkatkan kebersihan lingkungan yang ternyata
menjadi motor penggerak yang luar biasa. Lakukan itu agar seluruh tanah air, kantong-kantong
komunitas itu benar-benar tumbuh secara berseri, bersih, sehat, rapi dan indah menuju ke tingkat
kesejahteraan yang hakiki. Ini titipan saya dan titipan satunya lagi adalah kita semua berbicara
tentang perlindungan, pemberdayaan, dan kemajuan kaum perempuan, protection and
empowerment and promotion a women.

Saya pernah membaca sebuah kegiatan dan program yang dilakukan oleh Old China Women
Federation di Republik Rakyat Tiongkok, saya senang membaca termasuk bagaimana kiprah
kaum perempuan di banyak negara di dunia ini. Yang baik bisa kita contoh, yang tidak baik tidak
perlu kita contoh. Di negeri kita banyak yang luar biasa, banyak yang lebih unggul, meskipun
kita juga jangan malu untuk mencontoh apa yang baik dari negara lain dan bangsa lain.

Dalam meningkatkan peran kaum perempuan di dalam upaya pemberdayaan dan kemajuan,
janganlah hanya menggantungkan pihak lain yang melakukan misi itu. Perempuan sendiri bisa
melakukan upaya pengembangan dirinya yang kita sebut self development. Nah, bicara self
development saya menangkap satu esensi dari apa yang saya pelajari itu ternyata kaum
perempuan harus mengembangkan, menghidupkan yang disebut dengan self respect
menghormati diri sendiri. Menjaga martabatnya sendiri, jangan melakukan sesuatu yang ternyata
hanya merendahkan derajat dan martabat kaum perempuan sendiri. Mulailah dengan self respect
menghormati diri sendiri.

Yang kedua dengan banyak contoh, wanita bisa sukses di banyak tempat di cabang profesi, Ibu
Megawati pernah menjadi Wakil Presiden dan Presiden di negeri ini. Artinya di seluruh dunia ini
banyak peluang, kesempatan yang bisa diraih oleh kaum perempuan.

Oleh karena itu mulai dengan self confidence keyakinan pada diri sendiri. Kalau kaum lelaki bisa
kaum perempuan insya Allah bisa. Bukan sombong, bukan over confidence bukan kepercayaan
diri berlebihan tapi memang punya selt confidence keyakinan diri.

Yang ketiga, jangan terbiasa sangat tergantung dengan pihak lain, kemandirian dalam arti yang
sehat, yang positif diperlukan self reliance yang terakhir ibu-ibu kaum perempuan bisa
mengembangkan dirinya, bisa membaca, bisa belajar, mengikuti pelatihan pendidikan apapun.
Oleh karena itulah self improvement diperlukan. Saya yakin setelah negara ini, bangsa ini,
pemerintah ini, semua ingin melindungi, memberdayakan dan memajukan kaum perempuan
ditambah dengan prakarsa internal, kegiatan internal kaum perempuan sendiri makin cepat, cita-
cita kita untuk meningkatkan harkat, martabat, peran dan posisi kaum perempuan di negeri
tercinta ini.

Itulah yang dapat saya sampaikan, hadirin sekalian, sekali lagi pada hari yang bersejarah ini,
saya menyampaikan ucapan Hari Ibu yang ke-78. majulah kaum perempuan mari kita bangun
bangsa dan negara kita bersama-sama.

Sekian
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarrakatuh.
Sambutan pada Peringatan Hari Ibu ke 77

TRANSKRIPSI
SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
PUNCAK PERINGATAN HARI IBU KE 77
TAMAN MINI INDONESIA INDAH, 22 DESEMBER 2005

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Salam sejahtera untuk kita semua,

Yang saya hormati Ibu Negara dan Ibu Muhammad Yusuf Kalla,
Yang saya cintai dan saya muliakan para Ibu-ibu Tokoh Pejuang, Perintis Kemerdekaan, Tokoh
Wanita, Sesepuh dan Senior,
Yang saya hormati Saudari Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan beserta mantan Menteri
Urusan Wanita dan mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan para Menteri Kabinet
Indonesia Bersatu,
Yang saya muliakan para Duta Besar dan Kepala Perwakilan Negara-negara Sahabat serta
Pimpinan Lembaga-lembaga Internasional,
Yang saya hormati para Gubernur, para Bupati dan Walikota, dan tentunya Saudara Gubernur
DKI Jakarta yang banyak berkontribusi dalam penyelenggaraan Hari Ibu ke-77 ini,
Yang saya hormati Ketua Umum Kowani dan para Pimpinan Organisasi Kewanitaan, baik yang
di bawah naungan Kowani maupun Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat, NGO Internasional
yang ada di tempat ini,
Yang saya hormati, saya banggakan, para Penerima Tanda-tanda Penghargaan, yang tadi
sebagian sudah tampil maupun yang belum tampil,
Hadirin sekalian yang saya muliakan,

Sebelum saya menyampaikan sambutan tertulis saya, dalam acara yang sungguh membahagiakan
ini saya ingin menyampaikan komentar terhadap penyelenggaraan Hari Ibu ke-77 tahun 2005 ini.
Saya senang dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya, Puncak Peringatan Hari Ibu
ini dapat dilaksanakan secara khidmat, penuh pesan-pesan moral dan pesan sejarah, dalam
nuansa yang sederhana, tidak bermewah-mewah, sekaligus disertai dengan karya nyata, sebelum,
pada saat dan setelah peringatan Hari Ibu tahun 2005 ini. Ini meningkatkan bobot, kualitas dan
hakiki dari Peringatan Hari Ibu. Di satu sisi kita memberi penghormatan kepada pejuang bangsa
utamanya dari kaum wanita yang mungkin lembar sejarah yang mengantar pergerakan kaum
wanita hingga keadaannya seperti sekarang ini, kemudian menggugah semangat dan motivasi
untuk berbuat lebih baik lagi, untuk melanjutkan tugas dan pengabdian kepada bangsa dan
negara, dan tentunya disertai sekali lagi dengan karya-karya nyata di lapangan yang menyentuh
kepada kebutuhan saudara-saudara kita, terutama mereka-mereka yang masih tergolong belum
sejahtera dan mereka-mereka yang menghadapi kesulitan dalam kehidupannya, misalkan di
daerah bencana maupun daerah-daerah pasca konflik. Sekali lagi terimalah ucapkan terima kasih
dan penghargaan saya yang tulus kepada Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Ketua
Umum Kowani dan semua pihak yang telah dapat menyelenggarakan peringatan Hari Ibu ini
dengan keadaan yang sungguh tepat dan membahagiakan ini.

Hadirin sekalian yang saya hormati,


Marilah kita memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena hari ini kita dapat menyelenggarakan peringatan Hari Ibu yang ke-77. Saya ingin
menggunakan kesempatan yang penuh kebahagiaan ini, untuk menyampaikan ucapan selamat
kepada kaum Ibu di seluruh tanah air. Semoga pada peringatan Hari Ibu tahun ini, kaum ibu di
seluruh tanah air senantiasa berada dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa. Semoga pula
dengan peringatan Hari Ibu tahun ini segenap warga bangsa dapat terus meningkatkan
penghormatannya kepada peranan kaum ibu dalam mendarma baktikan hidupnya bagi
kepentingan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Hadirin yang saya muliakan,


Dalam tradisi budaya bangsa kita, sejak jaman dahulu, sesungguhnya kaum ibu telah
mendapatkan tempat terhormat, baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan
masyarakat. Tradisi budaya itu kemudian semakin diperkuat oleh acara agama-agama besar
dunia ke tanah air kita yang juga memberikan tempat yang istimewa kepada kaum ibu. Sebab itu,
di hari yang membahagiakan ini, saya mengajak kepada segenap lapisan masyarakat, marilah
kita segarkan kembali dan kita tingkatkan kehormatan kepada harkat dan martabat kaum ibu dan
kaum perempuan pada umumnya.

Kita sungguh tidak dapat membayangkan jika di dunia ini tidak terdapat kaum wanita, sekali-kali
kita harus membayangkan kalau itu terjadi. Tuhan Yang Maha Kuasa telah menciptakan
makhluknya itu dengan berpasang-pasangan. Semua itu mempunyai maksud dan tujuan, demi
kebaikan dan kemaslahatan umat manusia. Dengan berpasang-pasangan itu, timbullah rasa cinta
dan kasih sayang, sehingga terbentuklah keluarga yang diharapkan akan memberikan
kebahagiaan dan ketentraman.

Kaum wanita dalam membina keluarga sangatlah besar, maksud saya peran wanita, kaum
wanitalah yang melahirkan, membesarkan dan mendidik anak-anak, sehingga berkembang
menjadi manusia dewasa. Kita sering mendengar yang disebut Mother’s Day, sesungguhnya
tiada lain adalah rasa cinta, penghormatan dan kasih sayang anak kepada ibu, kepada
orangtuanya. Tentu peringatan Hari Ibu lebih dari itu, bukan hanya yang terkandung dalam
Mother’s Day, meskipun Mother’s Day itu kegiatan yang perlu kita hormati dan memang penting
bagi memelihara rasa hormat dan kasih sayang kepada ibu, kepada kaum wanita, di Indonesia
kita lekatkan lagi dengan peran kesejarahan dan tantangan di bidang perjuangan kewanitaan.

Hadirin sekalian,
Ada yang sangat kita rindukan, yang harus hadir kembali di tanah air kita ini, yaitu kasih sayang.
Alangkah indahnya kalau negeri kita yang sangat majemuk, majemuk dari segi agama, etnik,
bahasa, kedaerahan, suku, golongan, itu hidup dalam suasana yang harmonis, penuh
persaudaraan dan kasih sayang. Banyak masalah dapat yang kita selesaikan secara damai, bijak
dan bermartabat, kalau pendekatannya kasih sayang. Pendekatan kekerasan sesungguhnya bukan
cara yang tepat untuk menyelesaikan banyak masalah di negara ini dan bahkan di dunia.
Menghadapi tindak kekerasan tentu ada penegakan hukum, tapi selebihnya, mari selamatkan
masa depan mereka, masa depan kita semua, sekali lagi dengan pendekatan kasih sayang.

Pendekatan kasih sayang apabila dijadikan satu, katakanlah strategi, kebijakan, cara-cara
menyelesaikan masalah dunia ini, termasuk di negara kita ini, maka sesunguhnya tidaklah kita,
dengan serta merta menggunakan pendekatan-pendekata yang disebut hard power approach,
kekuatan, tapi lebih tepat menggunakan soft power, dialog, pendidikan, kebudayan dan cara-cara
yang dapat menyentuh hati dan pikiran seseorang, akhirnya persolan dapat diselesaikan dengan
baik.

Pada bulan Mei yang lalu di Amerika Serikat saya mengatakan, di hadapan mereka-mereka yang
ada di Washington DC, bahwa sudah saatnya dunia ini lebih mengedepankan pendekatan kasih
sayang, memilih soft power yang lebih teduh, yang lebih damai dibandingkan dengan
pendekatan-pendekatan kekerasan. Demikian juga mereka yang senantiasa menimbulkan
permasalahan di negeri ini, di dunia, kekerasan-kekerasan, kejahatan, sadarilah bahwa itu jauh
dari rasa kasih sayang kepada sesama, dan oleh karena itu, mari dengan kasih sayang, kita cegah,
kita selesaikan dan kita bangun kembali masa depan kita semua, termasuk masa depan semua
yang terlibat dalam berbagai tindak kekerasan.

Hadirin yang saya hormati,


Dalam sejarah pergerakan kemerdekaan dalam melawan penjajah, peranan kaum ibu tidak boleh
pula kita dilupakan. Tujuhpuluh tujuh tahun yang silam, sebagaimana disampaikan tadi yang
membacakan lintasan sejarah Hari Ibu, termasuk Ibu Agum Gumelar, Ibu Mutia Hatta Swasono,
kaum ibu di negeri kita telah menyelenggarakan Kongres Perempuan Indonesia di Yogyakarta,
pada tanggal 22 sampai 25 Desember 1928, tahun yang sama dengan ikrar Sumpah Pemuda.
Dalam kongres itu, hadir tokoh-tokoh pergerakan kaum wanita bangsa kita yang semuanya
bertekad bahu-membahu berjuang mencapai Indonesia merdeka. Mereka menyadari bahwa
penjajahan tidak akan pernah membawa bangsa kita ke arah kemajuan. Penjajahan hanya akan
menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan yang berkepanjangan. Kongres Perempuan
Indonesia tanggal 22 Desember tahun 1928 itu kita jadikan tonggak sejarah bangkitnya
kesadaran dan tanggung jawab kaum ibu dalam memikul bersama memperjuangkan
kemerdakaan bangsa kita. Sebab itulah tanggal 22 Desember hingga sekarang, dan insya Allah
seterusnya kita peringati sebagai Hari Ibu.
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Kita patut bersyukur ke hadirat Allah SWT, bahwa lebih dari 60 tahun kemerdekaan kita telah
mencapai berbagai kemajuan dalam meningkatkan harkat dan martabat kaum ibu. Sebagian
masyarakat kita yang mungkin disebabkan oleh faktor adat-istiadat setempat, ada yang kurang
memberikan peran yang berarti kepada kaum ibu. Kini mereka mulai meninggalkan pandangan
itu. Kebijakan pendidikan nasional kita sejak awal kemerdekaan telah membuka kesempatan
yang seluas-luasnya kepada anak-anak bangsa untuk menikmati pendidikan. Kita tidak pernah
membedakan kesempatan pendidikan kepada anak laki-laki dan anak perempuan. Akibat
menikmati kesempatan pendidikan yang sama itu, dalam beberapa dekade terakhir, kita telah
menyaksikan terbukanya kesempatan bagi kaum wanita itu untuk meniti jenjang karir baik
pemerintahan, swasta maupun cabang-cabang profesi lainnya.
Kita dengan rasa syukur dan bangga, meskipun saya mendengar yang disampaikan Ibu Agum
Gumelar, untuk meningkatkan keterwakilan wanita dalam politik, tetapi keberadaan kaum
perempuan sekarang, dengan jumlah yang cukup pantas, meskipun saya juga melihat masih
kurang, ada di parlemen, mengemban tugas sebagai duta besar, ada yang menjadi menteri,
bahkan pernah seorang tokoh wanita kita menjadi Wakil Presiden dan kemudian Presiden yaitu
Ibu Megawati Soekarnoputri.

Oleh karena itu, kecenderungan ini mari kita teruskan, agar dengan rasio yang baik, tanpa harus
mengorbankan kualitas dari cabang-cabang profesi itu, kita berharap akan lebih banyak lagi
kaum perempuan yang tampil di bidang-bidang tadi, apakah bidang eksekutif, legislatif,
yudikatif maupun di bidang swasta, dan di bidang-bidang lain, yang semuanya akan berbakti dan
mengabdi kepada bangsa dan negara.

Secara hukum kita juga telah menciptakan berbagai peraturan perundang-undangan yang
memberikan kesempatan yang sama kepada kaum wanita dengan kaum pria. Kita juga telah
meratifikasi konferensi internasional tentang penghapusan diskriminasi terhadap kaum wanita.
Berbagai peraturan perundang-undangan yang bersifat melindungi kaum wanita juga telah kita
ciptakan. Semua itu bertujuan untuk memberikan tempat yang sepantasnya bagi kaum wanita
untuk berperan serta dalam kehidupan masyarakat, termasuk pula upaya-upaya perlindungannya.
Meskipun banyak kemajuan yang telah kita capai, namun kita tidak menutup mata terhadap
berbagai kekurangan dan kelemahan yang masih ada. Masih terdapat sejumlah peraturan
perundang-undangan kita yang memiliki bias gender. Oleh sebab itu, dalam program legislasi
nasional kita, masalah ini akan kita atasi dan kita perbaiki.

Dalam praktek kehidupan sehari-hari, kitapun masih menemukan praktek kekerasan terhadap
wanita dalam kehidupan keluarga. Suatu hal yang sangat menyedihkan kita bersama, hingga kini
masih terus terdapat kegiatan penyelundupan dan perdagangan kaum wanita. Hal itu tidak saja
terjadi di dalam negeri, tetapi juga dilakukan oleh jaringan kejahatan yang bersifat trans nasioal.
Saya telah meminta kepada aparat hukum untuk mengambil tindakan tegas terhadap praktek-
praktek itu yang kita rasakan bersama, disamping sebagai bentuk kejahatan juga perbuatan yang
memalukan bangsa dan negara kita.

Dari SMS yang saya terima sekarang jumlahnya sudah lebih dari dua juta, dari surat-surat yang
dialamatkan ke PO BOX 9949 Jakarta 10000, yang jumlahnya sekarang lebih dari 2000 surat,
saya masih menemukan laporan-laporan, informasi yang berkaitan dengan kekerasan terhadap
kaum perempuan dan anak. Mereka mengadu langsung kepada saya. Kemudian ketika saya
berkunjung ke Malaysia, menghadiri ASEAN Summit, East Asian Summit, justru tejadilah
sesuatu yang sangat memprihatinkan, yang menusuk perasaan kita semua. Di depan mata saya,
terjadi penyelundupan dan perdagangan wanita oleh yang melakukan kejahatan di Indonesia
kaum wanita atau perempuan, diterima oleh sindikat tukang tadah perempuan, juga oleh
perempuan dan tiga-tiganya perempuan Indonesia. Memang ada keterlibatan warga negara non
Indonesia di tempat itu, yang saya minta hukum ditegakkan. Yang lebih menyedihkan lagi,
kedua perempuan yang baik-baik ini, yang dijanjikan untuk bekerja baik-baik di Malaysia,
dipaksa untuk menjadi pekerja seks komersial, dengan persyaratan yang jauh di luar nilai-nilai
kemanusiaan.
Alhamdulillah dialog mereka dengan Ibu Negara yang jam-jam itu kita tindaklanjuti, sistem kita
bekerja di sini, Kapolri semua bekerja, dan kita telah menangkap dua orang yang ada di
Indonesia, satu orang yang ada di Malaysia dan kita membongkar semua jaringan penyelundupan
perdagangan kaum wanita itu. Mungkin ini puncak gunung es dari kasus dan kejahatan yang
mungkin terjadi di tempat yang lain. Oleh karena tekad kita, mari kita bersihkan, mari kita
tegakkan hukum, mari kita junjung tinggi kehormatan, dignity, kaum perempuan, kaum wanita
Indonesia. Saya minta dukungan dari Bapak, Ibu sekalian yang hadir di ruangan ini, maupun di
tempat-tempat lain.

Jaringan jajaran imigrasi yang ternyata juga terlibat dalam kejahatan-kejahatan seperti ini di
banyak tempat akan segera kita tertibkan, kita bersihkan dan kemudian kita fungsikan menjadi
lembaga yang benar, yang professional, yang tidak sarat dengan korupsi, penyimpangan, dan
berbagai pelanggaran. Ini adalah gerakan yang menyeluruh yang akan terus kita lakukan, sekali
lagi, di satu sisi untuk menegakkan hukum yang adil, juga melindungi warga negara kita semua,
anak-anak, perempuan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Keprihatinan terhadap kaum wanita juga kita rasakan terhadap tenaga kerja wanita kita yang
bekerja di luar negeri. Akibat kemiskinan, harus kita akui, kantong-kantong kemiskinan masih
ada di tanah air kita, dan juga akibat rendahnya taraf pendidikan, masih ada juga yang belum
mengenyam pendidikan yang layak, tidak sedikit jumlah kaum wanita bangsa kita yang bekerja
sebagai karyawan atau buruh, dengan upah yang rendah di luar negeri, termasuk pula yang
bekerja di sektor informal, seperti rumah tangga. Seringkali ketidakadilan menimpa mereka.
Mulai dari perlakuan yang berada di luar batas kewajaran, sampai kepada kekerasan seksual. Di
dalam negeri pun tidak jarang pula para tenaga kerja kita, yang bekerja di luar negeri, mendapat
perlakuan sewenang-wenang, baik di bandar udara, di terminal, bahkan sampai ke kampung
halaman mereka. Saya tahu, karena disamping mendapatkan laporan, dari mereka yang diperas,
SMS, surat, saya sering berdialog, saya sering sidak di tempat-tempat seperit itu.

Kita harus memberikan pujian kepada tenaga kerja kita, TKI dan TKW di Indonesia. Mereka
adalah pahlawan. Mereka rela meninggalkan keluarganya, meninggalkan kampung halamannya,
meskipun bukan pilihan yang baik kalau mereka bisa bekerja di tempat kita sendiri. Pekerjaan itu
halal, mulia. Tentu kalau kita bisa membangun lebih baik lagi bangsa dan negara kita, tentu
mereka dapat bekerja di tanah air kita sendiri. Dalam keadaan seperi ini, justru negara,
pemerintah, kita semua, memberikan perlindungan, memberikan pembekalan kepada mereka
semua. Jangan justru menjadi korban kejahatan dari mereka yang tidak bertanggung jawab.
Semua ikut terlibat untuk melindungi, memberikan hak-hak mereka, mencegah mereka tidak
mendapatkan keadilan dan lain-lain, di dalam negeri maupun di luar negeri. Jangan sebaliknya.
Ada lembaga kita, memungut pungutan-pungutan yang tidak ada dasarnya, dalam jumlah yang
relatif besar kepada mereka, sungguh memprihatinkan. Kita akan tindak tegas dan sebagian
sudah kita tindak tegas praktek-praktek seperti itu pada tenaga kerja kita, baik yang laki-laki
maupun yang perempuan.

Dalam dialog saya di banyak tempat di luar negeri, saya juga merasakan bahwa sebagian besar
mereka, baik dalam pekerjaannya, sebagian belum, dan tugas kita untuk mereka mendapatkan
kenyamanan dalam bekerja di luar negeri. Ketika saya menjemput TKI, TKW ratusan ribu yang
kemarin kembali dari Malaysia, di Nunukan, di Tanjung Pinang, di Dumai, di Pekanbaru, saya
sempat berdialog dengan mereka, sekali lagi, kesimpulan saya, kita harus lebih baik memberikan
pelayanan, pembekalan. Saya meninjau di Manila, bagaimana tekaga kerja Filipina dikirim ke
luar negeri, ada yang bisa kita contoh. Oleh karena itu, tekad kita, mari kita tingkatkan
semuanya. Persiapan mereka, bahasa mereka, keterampilan mereka, hak-haknya, paspornya,
visanya, sampai dengan pemantauan ketika mereka bertugas di luar negeri.

Saya telah berulangkali meminta kepada aparatur pemerintah di pusat dan di daerah serta
perwakilan kita di luar negeri, agar sungguh-sungguh memperhatikan semuanya itu. Memang
telah ada upaya-upaya perbaikan, saya mencatat, saya tidak jujur kalau saya tidak mencatat ada
sejumlah kebaikan dan perbaikan, termasuk upaya perlindungan dan pembelaan terhadap tenaga
kerja wanita kita di luar negeri. Namun apa yang telah dicapai menurut saya, masih jauh dari
yang kita harapkan. Sampai hari-hari terakhir ini, kita masih membaca pemberitaan tentang
berbagai keluhan dari tenaga kerja wanita kita yang diperlakukan secara tidak adil. Sebab itu,
dalam kesempatan memperingati Hari Ibu ini, saya minta kepada seluruh jajaran pemerintah
yang terkait, untuk segera menuntaskan hal-hal yang kurang menyenangkan ini. Para wartawan
saya minta teruslah diikuti apa yang dilakukan oleh kita semua, dengarkan apa yang dikeluhkan
para tenaga kerja itu, baik laki-laki maupun perempuan, agar kita semua benar-benar dapat
mempertanggungjawabkan kepada masyarakat luas bahwa kita menjalankan tugas dengan benar
dan baik.

Hadiri yang saya hormati,


Upaya kita dalam memperbaiki taraf kesejahteraan kaum wanita akan kita terus lanjutkan. Dalam
rencana pembangunan jangka menengah atau RPJM, telah kita rumuskan secara jelas arah dan
kebijakan kita dalam pemberdayaan perempuan dan promosi gender, terutama dalam bidang
pendidikan, kesehatan, ekonomi dan politik. Kita ingin adanya keadilan gender. Kita ingin
mengurangi dan bahkan menghapuskan kesenjangan gender yang masih ada. Indikator kemajuan
yang dicapai dapat diukur dengan Gender Development Index atau GDI dan Gender
Empowerment Matters, atau GEM, yang kita harapkan dapat kita tingkatkan dari tahun ke tahun
agar lebih baik lagi. Dalam konteks yang lebih luas, semua ini kita lakukan dalam rangka
pencapaian Millenium Development Goals atau MDGs yang telah disepakati secara
internasional.

Saudara-saudara,
Pada tingkat Perserikatan Bangsa-Bangsa, ada dua agenda besar, yang pertama reformasi PBB,
UN reform. Yang kedua adalah bagaimana seluruh negara, bangsa di dunia, bersatu, bekerjasama
untuk mencapai Millenium Development Goals, apa itu, kesehatan, pendidikan, keadilan gender,
pemberdayaan perempuan dan lain-lain, yang menurut saya sangat-sangat penting untuk dicapai,
terutama bagi negara-negara berkembang. Kemarin, suasana pertemuan puncak di New York,
PBB terus terang, lebih banyak diwarnai dengan UN reform, dan tidak terlalu kuat suara-suara
untuk bagaimana kita mencapai MDGs. Indonesia konsisten dan gigih, sebagaimana yang saya
pidatokan di dalam UN Summit di New York kemarin, bahwa reformasi PBB penting, tetapi
sangat penting agar dunia bersatu, negara maju, negara berkembang, untuk mencapai Millenium
Development Goals. Oleh karena itu, mari kita ajak semuanya untuk mencapai itu.

Dalam pertemuan ASEAN Summit, ASEAN Plus Summit, East Asian Summit kemarin di Kuala
Lumpur, saya mengingatkan kembali, perlunya bangsa ASEAN dan kita semua juga bersama-
sama mencapai Millenium Development Goals. To all Ambasadors and the head of the
international organizations who are with us here, I appeal then I ask to continuously do our bes in
the development and empowerment of women including the implementation of the justice of
gender. So this is a global commitment, global endeavor, that we have to work together to
cooperate better in achieving those objectyives. Saya kira semangat ini penting, siapapun tokoh-
tokoh wanita yang hadir di luar negeri, di manapun, apakah di PBB non PBB, NGO, saya minta
suarakanlah suara Indonesia, agar dunia bersama-sama untuk mencapai Millenium Development
Goals, karena di situ ada masalah-masalah keperempuanan yang harus kita bela, kita wujudkan
keadilannya dan kita tingkatkan harkat, martabat dan kesejahteraannya.

Tentu saja upaya untuk memajukan kesejahteraan kaum wanita itu memerlukan dukungan dari
semua lapisan masyarakat. Pemerintah sendiri, melalui instansi pemerintahan yang terkait, dan
lebih khusus lagi Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan, akan terus melaksanakan tugas
yang mulia ini. Kita tidak boleh berhenti dalam bekerja dan berusaha, agar suatu ketika nanti
masyarakat kita benar-benar menjadi masyarakat yang maju, yang di dalamnya tidak terdapat
lagi masalah kesenjangan gender.

Hadirin yang saya muliakan,


Kesempatan memperingati Hari Ibu tahun ini akan kita manfaatkan pula untuk melakukan
sosialisasi akte kelahiran kepada segenap warga masyarakat. Saya kemarin diminta oleh ibu-ibu
untuk menjadi bintang sinetron, amatir tapi, untuk mensosialisasikan pentingnya akte kelahiran,
karena itu penting. Dan sebagaimana kita maklumi bersama, setiap anak yang lahir haruslah
mempunyai kepastian hukum tentang asal-usul anak itu. Kepastian hukum itu antara lain
berkaitan dengan asal-usul, … (kaset dibalik) … Perundang-undangan tentang Hak-hak Asasi
Manusia. Saya menyadari masih ada kaum ibu yang belum menyadari pentingnya akte kelahiran
bagi anaknya. Sebab itulah kita melakukan sosialisasi, agar hal ini menjadi pengetahuan bagi
segenap kaum ibu di seluruh tanah air.

Pengurusan akte kelahiran dapat dilakukan melalui instansi pelayanan kependudukan setempat,
baik yang ada di kelurahan, di desa, maupun kecamatan masing-masing. Saya mengharapkan,
kiranya pemerintah daerah setempat melalui para gubernur, bupati dan walikota, dapat
mempermudah dan memperlancar pelayanan pembuatan akte kelahiran di daerah masing-
masing. Kalau bisa dipermudah jangan dipersulit. Saya menyerukan agar pelayanan pembuatan
akte kelahiran itu dilakukan tanpa memungut biaya. Ternyata banyak yang sudah menjalankan
bebas biaya dalam pengurusan akte kelahiran. Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan.
Orangtua akan semakin bahagia, putera atau puterinya lahir, serta merta mendapat akte kelahiran
yang tanpa biaya. S

Saya ingin mengucapkan selamat kepada para Gubernur dan sejumlah Bupati dan Walikota,
yang saya anggap telah banyak mencapai kemajuan dalam melaksanakan pelayanan pembuatan
akte kelahiran di daerahnya masing-masing. Seperti kita telah ketahui bersama, Gubernur, Bupati
dan Walikota yang mendapatkan penghargaan ini telah membebaskan biaya pembuatan akte
kelahiran di daerahnya masing-masing. Dalam kesempatan ini juga saya telah menyerahkan
penghargaan Paragita Eka Praya kepada lima gubernur dan empat bupati, yang telah
melaksanakan strategi pengarusutamaan gender dalam kebijakan pembangunan daerah, mereka
adalah kaum pria yang sangat sayang kepada wanita, saya bangga. Kepada mereka, sekali lagi
saya ucapkan selamat, semoga prestasi yang telah dicapai ini akan dapat segera diikuti oleh para
pejabat pemerintah daerah yang lain.

Hadirin yang saya muliakan,


Menutup sambutan saya ini, saya punya komentar kecil. Di sini ada tema, Ibu Agum Gumelar,
judulnya adalah “Dengan Semangat Hari Ibu ke-77 Kita Terus Berjuang Meningkatkan Kualitas
Moral Bangsa Guna Pembangunan Berkelanjutan”. Ini tema. Saya pelajari laporan dari Ibu
Mutia Hatta Swasono yang sangat komperehensif, ada sub tema, ada slogan, ada kegiatan yang
tadi dilaporkan oleh Ibu Agum Gumelar, ternyata, yang dilakukan jauh lebih banyak
dibandingkan tema ini. Sehingga, mungkin bisa ditambahkan satu kata Ibu, di sini, bukan hanya
meningkatkan kualitas moral bangsa, tapi ternyata Ibu juga meningkatkan kesejahteraan bangsa.
moralitas dan kesejahteraan bangsa, saya sangat berterima kasih. Meskipun tidak eksplisit tapi
implisit atau terkandung dalam kegiatan Hari Ibu ini.

Yang terakhir, saya tentu merespons dengan baik apa yang Ibu Linda Agum Gumelar sampaikan
tadi, ada tujuh hal yang dimintakan kepada saya dan tentunya teman-teman di Dewan Perwakilan
Rakyat, untuk bisa diimplementasikan, kalau tidak salah, pertama agar segera disahkan Undang-
undang tentang Pornografi, Pornoaksi, dan Penyelundupan atau Perdagangan Perempuan dan
Anak-anak. Saya setuju 100%. Ini pekerjaan rumah bagi pemerintah dan DPR. Yang kedua, juga
menyangkut pemberantasan yang sangat serius terhadap kejahatan narkoba. Sudah dan terus kita
jalankan Ibu. Saya ikut menggerebek, menyaksikan penangkapan atau tindakan terhadap pabrik
di Tangerang, di Tangerang atau dimana itu ya, di Banten pokoknya, satu minggu satu juta
tablet, belum shabu-shabunya. Satu juta anak kita bisa rusak. Satu minggu peredaran uang 100
miliyar, setahun bisa bertrilyun-trilyun. Baru kejahatan keuangan, belum rusaknya moral, fisik
dan masa depan generasi muda kita. Ditangkap lagi, di Jawa Timur, Jawa Tengah, harus kita
lanjutkan sampai yang menang negara, bukan yang menang adalah para pengedar dan penjahat
narkoba itu. Yang ketiga, saya setuju bahwa kaum perempuan harus lebih ikut serta dalam
penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS, ini juga masalah yang serius. Mari kita sadar,
ancaman itu ada di negeri kita.

Kemudian ibu juga menginginkan agar kualitas perempuan dibidang pendidikan, kesehatan,
ekonomi diperhatikan, itulah program keja Menteri Pemberdayaan Perempuan, dan kita semua,
dan harapan saya, demikian juga para gubernur, bupati dan walikota. Ibu juga ingin tenaga kerja
Indonesia, tenaga kerja wanita, itu juga mendapatkan perhatian yang layak untuk mereka semua.
Kemudian keterwakilan kaum perempuan dalam politik. Dua hal, saya akan ikut bekerja dengan
keras dengan teman-teman DPR, agar peraturan perundang-undangannya itu dibuka seluas-
luasnya secara adil, equlity of the opportunity. Kita ingin tidak ada diskriminasi lagi, tapi
harapan saya, kaum perempuan sendiri terus meningkatkan kapasitasnya. Dengan demikian,
undang-undangnya ada, tidak diskriminatif, ruangnya ada, wanitanya siap untuk memasuki ruang
itu. Ini yang paling fair, sehingga impian kita, harapan kita makin ke depan makin banyak kaum
perempuan yang ada di semua cabang profesi akan segera dapat kita wujudkan.

Dan kemudian tadi Ibu mengatakan, moral bangsa yang dikaitkan dengan korupsi, inilah yang
sedang kita lakukan. Masa depan kita gelap kalau korupsi masih merajalela. Saya minta
dukungan. Tahun pertama ini, meskipun sudah menghasilkan, dan ada riset di London baru
terakhir ini, dari 65 negara, itu mengatakan, yang disurvei 55 ribu orang, korupsi tiga tahun ini
terus meningkat. Hanya enam negara, termasuk Indonesia, yang mengatakan bahwa korupsi
sudah mulai susut. It is only the beginning, baru awal dari awal, dari sebuah perjalanan panjang.
Memerlukan konsistensi, kerja keras dan ketegaran kita. Banyak halangan, banyak godaan,
banyak tantangan, sampai teror untuk kita, untuk saya tidak melanjutkan pemberantasan korupsi.
Negara tidak boleh kalah dengan koruptor. Kita akan berantas terus mereka.

Sudah banyak yang kita investigasi. Enampuluh lima pejabat negara, dan banyak lagi. Saya
minta kepada pemimpin negara, terutama negara Asia Tenggara, jangan ada negara yang
melindungi koruptor. Sebab kalau uang kita dibawa ke luar negeri, nongkrong di negeri-negeri
itu, hidup makmur, menjadi tidak adil. Pemberantasan korupsi memerlukan kerjasama global,
kerjasama sejagat, saling bantu-membantu, jangan sampai ada surga bagi para penjahat-penjahat
manapun juga. Itulah yang kita kerjakan, dan tentu TKI juga tadi Ibu, saya jawab semuanya,
terima kasih kepedulian kaum perempuan, itulah yang kita kerjakan. Akan terus kita lakukan.
Saya mohon dukungan dan kontribusi dari semua kaum wanita atau kaum perempuan.

Demikianlah, sambutan saya dan sekali lagi saya mengucapkan Selamat hari Ibu kepada semua
kaum perempuan di tanah air berkat, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan
bimbingan, petunjuk dan lindungan-Nya kepada kita sekalian untuk berjuang, bersama
membangun hari esok yang lebih baik.

Sekian
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

You might also like