You are on page 1of 20

BAB 5

Keaneragaman kelompok sosial dalam masyarakat multikultural

A. Solidaritas mekanik dan solidaritas organik


Bab ini menyajikan analisis durkheim mengenai solidaritas mekanik dan
solidaritas organic. Durkheim menganalisis solidaritas berdasarkan : (1) perbedaan
solidaritas dalam tipe struktur social yang berbeda-beda, (2) ancaman-ancaman
terhadap solidaritas, dan (3) munculnya penegasan/penguatan solidaritas melalui
ritus-ritus agama.
1. Solidaritas mekanik dan organic.
Sumber utama analisis durkheim tentang solidaritas dan sumbr struktur
sosialnya diperoleh dari bukunya The Division of Labor in Society. Singkatnya,
perkembangan dalam pembagian kerja ternyata meningkatkan perubahan
struktur sosial dari solidaritas mekanik dan solidaritas organic.
Contoh solidaritas mekanik yakni sekalipun ada perbedaan tingkatan,
sekurang-kurangnya menganut satu orientasi agama yang sama merupakan dasar
integrasi sosial dan ikatan yang mempersatukan individu dalam organisati itu.
Contoh solidaritas organic yakni dalam suatu perubahan pabrik terdapat
kecenderungan perubahan spesialisasi pekerjaan, yaitu ada yang berkerja pada
bagian mesin, menjadi pengawas, penjual, pemegang pembukuan dst, kegiatan
spesialisasi orang-orang ini saling berhubungan dan saling tergantunf atau saling
bergantungan antara satu dengan yang lainnya.
Durkheim menggunakan istilah solidaritas mekanik dan organic dalam
menganalisis stuktur masyarakat secara keseluruhan. Solidaritas mekanik
didasarkan pada kesadaran kolektif ( collective consciousness/collective
conscience), yang menunjuk pada “totalitas kepercayaan dan sentiment-sentimen
bersama yang rata-rata ada pada warga masyarakat yang sama tersebut”. Itu
merupakan suatu solidaritas yang tergantung pada individu-individu yang memiliki
sifat-sifat dan mengenut kepercayaan dan pola normative yang sama, karena itu
individualitas tidak berkembang, dan sifat individualitas dilumpuhkan oleh
tekanan untuk konformitas (kepentingan bersama). Dan juga sebaliknya,
solidaritas organik muncul karena pembagian kerja menjadi bertambah besar,
solidaritas organic di dasarkan pada saling ketergantungan yang tinggi. Saling
ketergantungan bertambah besar sebagai hasil bertambahnya spesialisasi dalam
pembagian pekerjaan, yang juga meggairahkan bertambahnya perbedaan individu.
Munculnya perbedaan – perbedaan ditingkat individu merombak kesadaran
kolektif itu, yang pada gilirannya menjadi kurang penting sebagai dasar
keteraturan sosial dibanding saling ketergantungan fungsional antara individu –
individu yang memiliki spesialisasi dan secara relatif lebih otonom sifatnya.
Menurut Durkheim, kuatnya solidaritas organik ditandai oleh pentingnya
hukum yang bersifat memulihkan ( restitutive ) daripada yang bersifat represif.
Tujuan kedua tipe hukum itu sangat berbeda.
Hukum represif mengungkapkan kemarahan kolektif, Hukum restitutif
berfungsi mempertahankan atau melindungi saling ketergantungan yang kompleks
antara berbagai individu yang berspesialisasi atau kelompok – kelompok dalam
masyarakat.
Dalam sistem organik, kemarahan kolektif yang timbul karena perilaku
menyimpang menjadi kecil kemungkinannya, karena kesadaran kolektif tidak
begitu kuat. Sebagai hasilnya, hukuman lebih bersifat rasional, yang disesuaikan
dengan tingkat pelanggaran dan bermaksud untuk memulihkan atau melindungi
hak – hak dari pihak yang dirugikan atau menjamin bertahannya pola saling
ketergantungan yang kompleks itu, yang mendasari solidaritas sosial. Pola
restitutif ini jelas terlihat dalam hukum pemilikan, hukum kontrak, hukum
perdaganggan, dan sebagainya.
Ide mengenai peralihan dari hukum represif kehukum restitutif yang
sejajar dengan bertambahnya kompleksitas sosial yang merupakan dampak
pembagian kerja, agaknya terlampau disederhanakan. Seperti yang dikemukakan
oleh Nisbet, gambaran Durkheim tentang pelanggaran moral dalam masyarakat
primitif yang secara kolektif muncul sebagai reaksi terhadap tingkat
penyimpanan yang paling kecil sekalipun, dan dinyatakan dalam hukuman yang
keras terhadap si pelanggar. Ditegaskan bahwa keadilan perdata merupakan
bentuk yang khas dalam menangani kasus – kasus penyimpangan dalam masyarakat
tradisional.
Seperti yang dikemukakan Nisber, akan lebih tepat untuk mengembalikan
gambaran Durkheim tentang tipe – tipe hukum yang dominan dalam masyarakat
mekanik dan organik. Artinya menghubungkan solidaritas mekanik dengan hukum
yang bersifat restitutif, dan solidaritas organik dengan hukum yangn bersifat
represif.

2. Kesadaran kolektif dalam masyarakat organik


Tidak hanya hukum-hukum respensif yang terus menerus menjadi penting
bagi suatu masyarakat organik, melainkan juga kesadaran kolektif memperkuat
ikatan yang muncul dari saling ketergantungan fungsional yang makin bertambah
besar. Perkembangan dari pembagian kerja (solidaritas organik sebagai hasilnya)
tidak menghancurkan kesadaran kolektif, tetapi hanya mengurangi. Hal ini
memberikan lebih banyak ruang bagi kebebasan individu dan heterogenitas sosial,
tetapi tidak harus membuat individu terpisah dari ikatan sosial yang didasarkan
kosensus moral, dalam pemikiran durkheim, kesadaran kolektif yang mendasari ini
di abaikan oleh ahli teori seperti spencer, yang melihat dasar fundamental dari
keteraturan sosial dalam hubungan-hubungan yang bersifat kontraktual.
Kesadaran kolektif juga ada dalam berbagai kelompok khusus di
masyarakat. Seperti sudah di singgung di depan, suatu gereja yang anggotanya di
satukan oleh satu kepercayaan bersama merupakan salah satu contoh kelompok
yang demikian itu. Solidaritas mekanik yang dinyatakan dalam kelompok agama,
mempunyai sejumlah ikatan sosial yang bersifat primordial “mekanik”, seperti
kekerabatan, kesukuan, dan komunitas.ikatan-ikatan paramodial ini jelas tidak
dapat mempersatukan semua anggota masyarakat yang kompleks tetapi
merupakan sumber-sumber solidaritas kelompok sosial.
Durkheim merasa bahwa solidaritas mekanik dalam kelompok pekerja dan
profesi menjadi semakin penting ketika pembagian kerja meluas. Namun
peraturan mengenai moralitas dan keadilan bersifat mengharuskan. Peraturan-
peraturan itu memaksa indovidu untuk bertindak sesuai dengan tujuan kolektif
daripada kepentingan sendiri.
Karena pembagian kerja mulai meluas, kesadaran kolektif pelan-pelan
mulai hilang. Orang yang pekerjaannya menjadi lebih terspesialisasi dan tidak
sama lagi merasa dirinya semakin berbeda dalam kepercayaan, pendapat, dan
gaya hidupnya. Inilah yang diharapkan karena pengalaman sosial seseorang sangat
dipengaruhi oleh pekerjaannya. Akan tetapi, heterogenitas yang semakin
bertambah ini tidak menghancurkan solidaritas sosial, sebaliknya, karena
pembagian kerja makin tinggi, maka individu dan kelompok merasa semakin lebih
tergantung satu sama lainnya. Menigkatnya saling ketergantungan fungsional
antara berbagai bagian masyarakat yang heterogen, mendorong kesadaran
kolektif sebagai solidaritas sosial.
Mengapa pembagian kerja bertambah? Jawaban durkheim atas
pertanyaan ini, terutama berpusat pada perubahan-perubahan demografik serta
akibatnya terhadap frekuensi interaksi antar manusia dan perjuangan untuk
mempertahankan hidup. Interaksi sosial yang makin bertambah ini meningkatkan
kerjasama yang semakin tinggi dan merangsang munculnya gagasan-gagasan baru,
namun karena penduduk bertambah, perjuangan untuk hidup juga bertambah.
Akibatnya individu secara bertahap meningkatkan spesialisasi, mereka menjadi
lebih produktif dan efisien, yang memungkinkan penduduk yang lebih besar itu
dapat bertahan hidup
Cermatilah sifat-sifat pokok dari masyarakat yang di dasarkan pada
solidaritas mekanik dengan masyarakat yang di dasarkan pada solidaritas berikut
ini :
Solidaritas Mekanik
- Pembagian kerja rendah
- Kesadaran kolektif kuat
- Hukum represif dominan
- Individualitas rendah
- Konsesus terhadap pola normatif penting
- Keterlibatan komunitas dalam menghukum orang yang menyimpang
- Saling ketergantungan rendah
- Bersifat tradisional-pedesaan

Solidaritas Organik
- Pembagian kerja tinggi
- Kesadaran kolektif lemah
- Hukum resitutif dominan
- Individualisme tinggi
- Konsensus pada nilai-nilai umum penting
- Badan-badan kontrol sosial yang menghukum orang yang menyimpang
- Saling ketergantungan tinggi
- Bersifat industrial-perkotaan

B. Gemeinschaft dan Gesselchaft


Bentuk struktur sosial pramodern dan yang modern tidak hanya di kenal
dengan analisis Durkheim. Tonnies mengembangkan konsep masyarakat
Gemeinschaft dan masyarakat Gesselchaft. Terjemahan inggrisnya adalah
Community dan Society untuk masing-masing, yang pada dasarnya juga
berhubungan dengan istilah solidaritas mekanik dan solidaritas organik.
Bagi Tonnies, masyarakat Gemeinschaft mencerminkan satu kemauan yang
bersifat alamiah, dan memperlihatkan struktur sosial yang di tandai oleh
kesatuan organik, tradisi yang kuat, hubungan yang meyeluruh, dan
memperlihatkan spontanitas dalam prilaku. Sebaliknya, masyarakat Gesellschaft
di tandai oleh kemauan yang besifat rasional, yang lebih di rencanakan, serta
mengutamakan hubungan sosial yang di dasarkan pada spesialisasi tertentu.
Paguyuban ( gemeinschaft ) adalah kehidupan kolektif bersama yang
anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah
serta kekal. Dasar hubungannya ialah rasa cinta dan kesatuan batin yang memang
telah di koordinatkan. Patembayan ( gesselschaft ) adalah bentuk kehidupan
kolektif yang diikat oleh ikatan lahir yang biasanya untuk jangka waktu pendek,
bahkan lebih bersifat dalam fikiran belaka. Contohnya, kelompok penggemar
sepakbola. Patembeyen merupakan ikatan lahir batin bersifat pokok untuk jangka
waktu yang pendek, bersifat sebagai bentuk dalam fikiran belaka ( imaginary )
dan strukturnya bersifat mekanis.bentuk patembeyan terutama terdapat dalam
hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan timbale balik, seperti perusahaan
dagang, organisasi, partai politik, dan sebagainya

C. Kelompok primer dan kelompok sekunder


1. kelompok primer
kelopok primer (primary group atau face to face group) adalah
kelompok sosial pertama, tempat individu saling mengenal, berinteraksi sosial,
dan bekerjasama yang cukup erat. Contoh kelompok primer adalah keluarga,
kelompok kekerabatan, kelompok pertemanan, dan sebagainya.
Dalam kelompok primer terdapat interaksi sosial yang lebih intensitif
dan lebih erat di antara para anggotanya. Kelompok primer itu disebut
jugaface to face group, yaitu kelompok sosial yang anggota-anggotanya sering
berhadapan muka antara yang satu dengan lain, saling mengenal dari dekat,
dan hubungannya lebih erat. Peran kelompok primer dalam kehidupan individu
cukup besar karena di dalam kelompok inilah individu pertama kali
berkembang dan dididik sebagai mahluk sosial. Dan sifat interaksi sosial
dalam kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih bersifat simpati.
2. kelompok sekunder
kelompok sekunder (secondary group) adalah kelompok sosial kedua,
tempat individu-individu berhubungan sosial, yang anggotanya cukup banyak,
sehingga mereka kurang saling mengenal interksi sosial kurang intensif,
hubungan kerjasama kurang erat,dan sifatnya tidak langgeng atau tidak
tentram. Contoh kelompok sekunder adalah organisasi partai politik,
perhimpunan serikat pekerja, kelompok penggemar lagu dan sebagainya. Peran
kelompok sekunder dalam kehidupan adalah untuk mencapai suatu tujuan
tertentu secara bersama-sama, objektif dan rasional.
Menurut tonnies, kelompok primer lebih bersifat gemeinschaft,
sedangkan kelompok sekunder bersifat gesselschaft. Gemeinschaft
merupakan kelompok sosial yang kekeluargaan, tolong menolong, saling
membantu, dan berdasarkan simpati. Gesselschaft merupakan kelompok sosial
yang interaksinya berdasarkan perhitungan rasional, objektivitas. Hubunagn
interaksinya bersifat rasional atas perhitungan untung-rugi.
D. In-Group dan Out-group
Berdasarkan derajat interaksinya, ada dua macam kelompok sosial, yaitu in-
group dan out-group. In-group adalah kelompok sosial yang individu-individunya
mengidentifikasikan dirinya dengan kelompoknya. Dan sering kita beberapa
ungkapan seperti kelompok saya, grup saya, kelas saya, orang-orang kita. Dan
Out-group adalah kelompok sosial yang oleh individu-individu diartikan sebagai
musuh kelompoknya atau lawan in-group. Dalam kehidupan di masyarakat, kita
sering mendengar seperti ungkapan kelompok mereka, grup mereka, orang-orang
mereka, dst.
Seiring dengan terbentuknya suatu kelompok sosial, timbul pula sikap da
perasaan diantara para anggotanya, yang disebut in-group. Perasaan in-group
berkenaan dengan seluk-beluk usaha dan orang-orang yang dipahamin dan di alami
oleh anggota pada interaksi didalam kelompoknya. Dan semua orang yang tidak
termasuk dalam in-group tadi dianggap sebagai out-group. Sebagai contoh,
sekelompok oranf yang menjalankan tugas yang berat telah mengalami pahit getir
secara bersama-sama, mempunyai cara-cara bersenda gurau yang khas dan yang
di tujukan kepada kawan-kawan sepengalaman. Apabila mereka sedang bersenda
gurau dan dengan tiba-tiba ada orang luaran yang turut tertawa dengan mereka,
maka kawan-kawan ini dengadn tiba-tiba diam, tidak mengatakan apa-apa dan
segera pergi dari tempat itu, karena adanya seseorang out-group yang ingin turut
serta dengan mereka itu
Sikap dan perasaan in-group itu seakan-akan hanyalah mengizinkan kawan-
kawan in-group –nya saja untuk turut serta dalam kegiatan yang mereka lakukan.
Orang-orang yang dianggap sebagai out-group tidak di perkenankan turut serta
di dalamnya. Seakan-akan orang luar harus membuktikan terlebih dulu bahwa
mereka memiliki sikap solidaritas dengan in-group, mau berkorban bersama-sama
dengan sekawan in-group demi kemajuan bersama. Barulah mereka boleh ikut
serta dengan kegiatan in-group itu.

BAB 6
Berbagai budaya lokal, pengaruh budaya asing dan hubungan
antarbudaya

A. Pengertian budaya dan budaya lokal


Istilah budaya(culture) berasal dari kata sanskerta buddayah sebagai bentuk
jamak dari kata buddhi yang artinya budi atau akal. Secara ini etimologis budaya
adalah hal-hal yang bersangkutan dengan budi/akal. Dalam bahasa inggris di kenal
istilah culture, yang berarti budaya. Istilah culture ini sebenarnya berasal dari
kata latin colere, artinya mengolah atau mengerjakan tanah(bertani). Dari kata
colere berkembang istilah culture yang berarti segala tindakan manusia dalam
mengolah alam.
1. Pengertian Budaya
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-
Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganik.
Menurut koentjaraningrat dalam bukunya, pengentar antropologi,
kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri dengan cara belajar.
Berdasarkan definisi tersebut berarti hampir seluruh tindakan manusia
merupakan hasil belajar. Sedikit sekali tindakan manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang tidak dibiasakan dengan cara belajar seperti tindakan naluri,
refleks, tindakan akibat proses fisiologi atau perilaku ketika sedang membabi
buta bahkan tindakan sebagai naluri yang terdapat dalam gen seperti berjalan
diubah menjadi tindakan kebudayaan.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini disajikan beberapa definisi kebudayaan
yang di kemukakan oleh para ahli.
a. kroeber
kebudayaan adalah keseluruhan gerak, kebiasaan, tata cara, gagasan, dan
nilai-nilai yang dipelajari dan di wariskan serta perilaku yang ditimbulkan
b. kluckhohn
kebudayaan adalah pola perilaku eksplisit dan di pelajari dan di wariskan
melalui simbol yang merupakan prestasi khas manusia, termasuk
perwujudannya dalam bentuk benda budaya
c. ki hadjar dewantara
kebudayaan adalah semua hasil cipta, rasa, dan karsa manusia
d. E.B. taylor
Kebudayaan adalah keseluruhan kompleksitas yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, hukum, adat istiadat, yang di pelajari manusia
sebagai anggota masyarakat.
2. budaya lokal dan budaya nasional
setiap negara memiliki budaya nasional masing-masing yang berbeda
antara satu dengan lainnya. Bangsa indonesia juga memiliki budaya nasional yang
berbeda dengan budaya nasional bangsa-bangsa lain.
a.pengertian budaya lokal dan nasional
Budaya lokal adalah budaya yang berkembang di daerah-daerah dan
merupakan milik suku-suku bangsa nusantara setiap suku bangsa memiliki
budaya lokal masing-masing. Keberagaman suku bangsa dan budaya lokal inilah
yang memperkaya khasanah kebudayaan nasional indonesia.
Budaya nasional adalah kebudayaan yang terbentuk dari keseluruhan
budaya lokal yang berkembang dalam kehidupan masyarakat indonesia serta
hasil serapan dari anasir-anasir budaya asing atau budaya global. Kebhinekaan
suku bangsa dan keragaman sifat geografis menyebabkan timbulnya beraneka
ragam bahasa, agama/kepercayaan, adat istiadat, mata pencaharian , dan
sebagainya. Meskipun masyarakat indonesia bersifat bhineka, tetapi dalam
kehidupan sehari-hari mencerminkan ke-ika-an, berupa kesatuan yang
tunggal.”bhineka tunggal ika” menggambarkan keberagaman suku bangsa dan
budaya indonesia, tetapi hidup rukun dan damai.
Kebudayaan asli sebagai puncak-puncak kebudayan di daerah-daerah di
seluruh nusantara tershitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha
pembangunan budaya harus menuju kearah kemajuan budaya dan persatuan,
tanpa menolak bahan-bahan baru dari budaya bangsa asing yang mempertinggi
drajat kemanusiaan bangsa indonesia.jelaslah bahwa kebuyaan nasional
merupakan puncak-puncak kebudayaan daerah, yakni unsur-unsur kebudayan
lokal yang besifat universal dan dapat di terima oleh suku bangsa lainnya
Formulasi kebudayan nasional dalam format kehidupan bangsa
indonesia yang berasaskan pancasila merupakan proses yang timbal balik
antara yang ideal dengan yang aktual. Kebudayan nasional di pandang sebagai
polaritas antara yang ideal, dengan yang aktual, antara nilai-nilai dan kelakuan
individu, antara kebudayaan dan interaksi sosial, dan sebagainya. Menurut
kluchkhonhn (1951), kebudayaan bersumber dari sifat-sifat biologis,
psikologis, dan komponen lingkungan eksistensi manusia/masyarakat. Dengan
demikian, etos kebudayaan merupakan kompleksitas nilai-nilai yang koheren
serta memberi watak atau identitas khas kepada kelompok masyarakat
pendukungnya

b. perwujudan budaya nasional


Perwujudan abstrak budaya nasional yaitu sistem gagasan, tindakan,
dan hasil karya manusia. Adapun wujud konkretnya, berupa cara bahasa,
perilaku, berpakaian, dan peralatan/materi/artefak.
1. cara berbahasa
wujud konkret budaya nasional yang paling jelas ialah cara berbahasa.
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat kita menggunakan bahasa indonesia
sebagai alat komunikasi. Selain secara lisan, bahasa indonesia juga digunakan
sebagai bahasa tulis. Berbagai media masa, baik media elektronik (televisi,
radio, telepon, internet) maupun meida cetak (buku, serat kabar , majalah)
menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa pengantar resmi. Bahasa
isyarat juga du gunakan dalam kehidupan sehari-hari misalnya: anggukan
kepala berarti tanda setuju atau YA, gerakan menggelengkan kepala berarti
isyarat penolakan, gerakan tangan, seperti angkat tangan, angkat telunjuk,
melambai-lambai, semua itu mengandung makna yang mengandung makna yang
dapat dimengerti oleh pihak yang lain dalam komunikasi. Apabila warga
masyarakat dalam berkomunikasi menggunakan bahasa daerah maka kita akan
segera mengetahui bahwa hal itu merupakan perwujudan dari budaya lokal.
Misalnya, ketika orang sunda berkomunikasi menggunakan bahasa sunda,
berarti hal itu menunjukkan bahwa mereka berasal dari suku bangsa sunda.
Demikian pula jika orang-orang betawi, minang, aceh, batak, atau jawa
berbicara dalam bahasa daerah, berarti mereka sedang mewujudkan budaya
daerahnya. Namun, apabila orang yang berasal dari suku bangsa sunda
berbicara dengan orang yang berasal dari suku bangsa betawi,
minang,aceh,palembang,iran,dan timor tentu saja akan menggunakan bahasa
indonesia sebagai bahasa resminya. Bertutur dalam bahasa daerah yang
bercampur bahasa indonesia di perkenakan karena keduanya merupakan
perwujudan kebudayaan nasional.
2. cara berperilaku
Perwujudan budaya nasional terlihat pula dari cara bersikap dan
berperilaku warga masyarakat indonesia dalam kehidupan sehari-hari.

3. cara berpakaian
Cara berpakaian juga merupakan perwujudan konkret dari budaya
nasional. Setiap bangsa di dunia berbeda-beda dalam cara berpakaian sesuai
dengan sistem budayanya. Misalanya, cara berpakaian warga masyarakat
jepang, amerika serikat, china, korea, arab atau afrika. Ternyata berbeda
dengan cara berpakaian warga masyarakat indonesia.orang-rang barat suka
sekali mengenakan busana model jas yang lengkap dengan dasinya. Orang-
orang indonesia mengenakan pakaian jas hanya pada acara resmi. Kecuali bagi
para pejabat negara dan pemerintahan, mereka dituntut untuk selalu
berpakaian resmi ketika menjalankan pekerjaannya.
4. peralatan hidup
Peralatan hidup yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat
indonesia juga merupakan wujud konkret budaya nasional. Peralatan hidup,
baik yang bersifat tradisional maupun modern berupa lata-alat produksi,
senjata, wadah, makanan, minuman, jamu-jamuan, pakaian, perhiasan,
perumahan, serta alat-alat komunikasi dan transportasi semuanya dibuat dan
diciptakan oleh masyarakat indonesia. Senjata tradisional bentuknya
bermacam-macam, seperti golok, pisau, panah, tombak, keris, dan sebagainya.
Demikian pula alat-alat komunikasi dan transportasi sebagai wujud budaya
nasional bentuknya berupa kentongan, bedug, andong, delman, sampan, perahu
cadik, dan sejenisnya. Sampai sekarang peralatan tradisional masih ada dan
terus dikembangkan dalam hubungan dengan pembinaan dan pelestarian
unsur-unsur budaya nasional
B. Unsur-unsur budaya
Unsur-unsur budaya ada 7 macam yaitu:
1. kepercayaan/realigi
2. kekerabatan dan organisasi sosial
3. mata pencaharian
4. perlengkapan hidup
5. bahasa
6. kesenian, dan
7. pengetahuan

1. realigi atau kepercayaan


Kepercayan atau realigi adalah suatu keyakinan bahwa hal-hal yang dipercayai
itu benar dan nyata (tuhan , manusia, benda-benda, hewan , dan lain-lain) ;
harapan dan keyakinan (akan kejujuran, kebaikan) ; orang-orang yang
dipercaya( diserahi tugas) ; dan sistem realigi /agama yang di indonesia .
kepercayaan telah berkembang sejak zaman purba. Sebelum ilmu sosial
berkembang realigi telah menjadi bahan kajian studi etnografi. Mengapa manusia
percaya terhadap kekuatan gaib; mengapa manusia mencari hubungan dengan
kekuatan gaib? Semua itu telah lama menjadi pertanyaan ilmua sosial.
Untuk mengetahui asal mula realigi, orang-orang eropa berupaya mempelajari
sistem realigi kuno. Deskripsi etnografi tentang upacara keagamaan dari
berbagai suku bangasa sangat diperlukan untuk menyusun teori tentang asal mula
realigi. Dalam mempelajari realigi, tidak dapat dilepaskan dari kajian ilmu gaib.
Semua aktifitas manusia yang berkaitan dengan kepercayaan, atau agama
didasarkan pada suatu getaran jiwa, yang disebut emosi keagamaan (religius
emotion). Emosi keagamaan inilah yang membuat manusia melakukan tindakan
yang besifat keagamaan.
Tata cara pelaksanaan upacara keagamaan macam-macam sifat dan jenisnya
seperti sesaji, berkoraban, berdoa, makan bersama, menari tarian suci,
bernyanyi nyanyian suci, berpawai, memainkan drama suci, berpuasa, bertapa,
bersemedia,shalat, upacara kelahiran bayi, dan sebagainya. Diantara upacara
keagamaan tersebut ada yang dianggap sangat penting oleh suatu penganut
agama, tetapi tidak dikenal dalam agama lainnya
2. kekerabatan dan organisasi sosial
Sistem kekerabatan dan oraganisasi sosial merupakan komponen kebudayaan.
Apabila kita perhatikan, aktivitas kehidupan masyarakat itu selalu diwarnai oleh
kegiatan yang bersifat kekerabatan dan oraganisasi sosial.
a.sistem kekerabatan
sistem kekerabatan adalah pola kehidupan suatu kelompok masyarakat
yang bersifat dan bercirikan kekeluargaan atau kekerabatan karena adanya
hubungan pertalian darah, keturunan dari nenek moyang yang sama, dan asal-
usul identitas yang sama.
Pertengahan abad ke – 19, ahli antropologi L.H.Morgan,E.B. Taylor, dan
J.J.Bachfen telah meneliti sistem kekerabatan yang berlaku didunia. Dari
hasil penelitian mereka, diketahui bahwa sistem kekerabatan yang monogami
yang lazim berlaku dalam masyarakat Eropa Barat bukanlah satu – satunya
sistem kekerabatan yang berlaku didunia. Selain berlaku sistem kekerabatan
patrilineal ( hubungan keturunan dari garis laki – laki ) matrilineal ( (hubungan
keturunan dari garis ibu), tetapi ada pula sistem kekerabatan bilineal dan
ambilineal.
Menurut L.M.Morgan macam – macam sistem kekerabatan erat
kaitannya dengan istilah kekerabatan. Dikatakanya bahwa dalam menyusun
deskripsi sistem kekrabatan harus memperhatikan istilah kekerabatan
yangberlaku dalam bahasa suku bangsa tersebut. Dalam deskripsi etnografi,
para ahli antropologi juga menaruh perhatian terhadap sistem dan struktur
organisasi sosial, yang mencangkup pembagian kerja, aktivitas gontong
royong, sikap pemimpin, prosedur pengambilan keputusan, tata cara
pergantian pimpinan, pembagian kekuasaan, dan sebagainnya. Masyarakat adat
yang berdasarkan genealogi sering disebut sebagai masyarakat hukum.

1) Sistem kekerabatan parental

Parental adalah sistem kekerabatan yang menarik garis keturunan dari


kedua belah pihak, yaitu ayah dan ibu. Sistem kekerabatan ini dianut oleh
suku Jawa, Sunda, Bugis, dan Makassar.

Perhatikan bagan sistem kekerabatan parental berikut ini!

Keterangan

↑ = Perempuan

+ = Laki - laki

Sistem kekerabatan parental dikelompokkan lagi menjadi 4 macam berikut ini.

a) Ambilineal

Ambilineal adalah sistem kekerabatan yang menarik garis hubungan


kekeluargaan dari pihak ayah atau pihak ibu secara bergantian.

Perhatikan bagan berikut ini !


b) Konsentris

Konsentris adalah sistem kekerabatan yang menarik garis hubungan


keluarga sampai jumlah tertentu. Misalnya pada suku bangsa Sunda
dikenal istilah sabondoroyot (satu keturunan dari nenek moyang yang
dihitung sebanyak 7 generasi ).

c) Primogenitur

Prigogenitur dalah sistem kekerabatan yang menarik garis hubungan


kekeluargaan dari ayah atau ibu yang usianya tertua saja ( sulung ).
Misalnya dalam pembagian harta warisan hanya anak laki – laki atau
perempuan sulung saja yang mendapatkann ya.

d) Ultimogenitur

Ultimogenitur adalah sistem kekerabatan yang menarik garis hubungan


keluarga dari ayah atau ibu yang usianya termuda saja ( bungsu ).
Misalnya, dalam pembagian harta warisan hanya anak laki- laki atau
perempuan bungsu saja yang mendapatkannya.

2) Sistem kerabatan unilateral

Unilateral adalah sistem kekerabatan yang menarik garis hubungan


keluarga dari satu pihak saja, yaitu dari ayah ( patrilineal) atau pihak ibu
( matrilineal). Sistem kekerabatan patrilineal ini dianut oleh suku bangsa
Batak, Flores, dan Minahasa, sedangkan sistem kekerabatan matrilineal
dianut oleh suku bangsa Minangkabau.

Perhatikan bagan sistem kekerabatan unilateral berikut ini!

Patrilineal Matrilineal

Bagan sistem keluarga patrilineal dan matrilineal

3) Sistem kekerabatan altenerend

Altenerend adalah sistem kekerabatan yang anggota – anggotanya


menarik garis keturunan secara berganti – ganti sesuai dengan pola
perkawinan yang diterapkan orang tua. Dalam sistem kekerabatan altenerend,
garis keturunan patrilineal dan matrilineal berlaku berganti – ganti. Seorang
anak termasuk keluarga patrilineal dari ayahnya, tetapi berikutnya masuk
klan matrilineal dari ibunya, demikian seterusnya. Diindonesia tidak dikenal
sistem kekerabatan yang berganti – ganti ini.

Dalam sistem kekerabatan altenerend dikenal tiga bentuk perkawinan ,


yaitu sebagai berikut.

A) Perkawinan berdasarkan garis keturunan ibu, disebut kawin semendo

B) Perkawinan berdasarkan garis keturunan ayah disebut kawin jujur.

C)Perkawinan berdasarkan garis keturunan ibu dan ayah ( kawin bebas),


disebut kawin semendo rajo – rajo.

Apabila orang tuanya melakukan perkawinan semendo, maka anak –


anaknya menarik garis kekerabatan dari pihak ibu ( matrilineal). Sebaliknya,
jika orang tuanya melakukan perkawinan jujur maka anak- anaknya menarik
kekerabatan dari pihak ayah. Apabila orang tuanya melakukan kawin semendo
rajo – rajo, maka anak – anaknya menarik garis kekerabatan dari pihak ibu dan
ayahnya ( campuran ).

B. Organisasi sosial
Organisasi sosial adalah perkumpulan yang dibentuk oleh masyarakat
dalam rangka mencapai tujuan dan kepentingan bersama.Adanya organisasi
sosial ini merupakan wujud kehidupan kolektif manusia dalam skala besar ialah
sebuah negara nasional. Jumlah negara nasional tempat berhinpunnya manusia
sangatlah banyak, seperti Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, Prancis,
Belanda, China, Jepang, Korea, dan banyak lagi.

3. Mata Pencaharian
Mata pencaharian masyarakat mencerminkan corak kebudayaan. Pada
masyarakat yang tingkat peradaban atau kebudayaannya masih sederhana, mata
pencahariannya pun bersifat sederhana pula. Masyarakat praaksara misalnya, mata
pencahariannya sangat sederhana, berupa berburu dan meramu makanan, berternak,
menangkap ikan, atau bercocok tanam diladang. Berburu dan meramu ( hunting and
gathering ) merupakan mata pencaharian yang paling tua didunia. Sampai sekarang,
sekitar 0,01% manusia didunia masih hidup berburu dan meramu. Berternak secara
tradisional ( pastoralisme ) juga termasuk mata pencaharian yang sudah tua. Sekitar
0,02% penduduk dunia masih hidup dari berternak yang dikerjakan secara
tradisional suku bangsa peternak hidup didaerah pegunungan, sabana, atau stepa.
4. Peralatan hidup

Tingkat peradapan suatu kelompok masyarakat tampak pula dari peralatan


atau perlengkapan hidup yang digunakan. Pada masyarakat tradisional, peralatan
hidup yang dibuat dan digunakan masih sangat sederhana. Pada masyarakat modern,
peralatan hidup sudah dibuat lebih baik dan bentuknya pun bervariasi. Cara
pembuatannya sudah menggunakan teknologi modern. Peralatan hidup yang digunakan
oleh masyarakat tradisional, antara lain berupa alat produksi, senjata, wadah,
makanan, pakaian, tempat berlindung, dan alat transportasi.

a. Alat produksi

Alat produksi masyarakat tradisional berupa peralatan yang terbuat dari


batu , tulang, kayu, dan logam. Menurut ahli praaksara, K.T.Oakley dalam bukunya
Man the Tollmaker ( 1950), terdapat empat macam alat produksi, yaitu pemukul (
percussion – flaking), penekan ( pressurre flaking), pemecah ( chiping ), dan
penggiling ( grinding ). Alat – alat produksi dalam masyarakat tradisional
dibedakan menurut fungsi dan lapangan pekerjaannya. Berdasarkan fungsinya
alat – alat produksi berupa alat potong, alat tusuk, alat menyalakan api, alat pukul
, dan sebagainnya. Berdasarkan lapangan pekerjaannya, alat – alat produksi
berupa alat ikat, alat tenun, alat pertanian, alat menangkap ikan, dan
sebagainnya.

b. Senjata
Senjata dalam kebudayaan masyarakat tradisional dapat dibedakan menurut
bahan dan teknik pembuatannya. Bahan mentahnya ada yang berupa kayu, tulang,
dan logam. Teknik pembuatannya menggunakan tangan, seperti diasah ( diupam).
Menurut fungsinya, dikenal senjata – senjata berupa alat potong, alat tusuk,
senjata lempar, dan tameng. Menurut pemakaiannya, dikenal senjata – senjata
yang digunakan untuk berburu, berkelahi, berperang, perhiasan, dan sebagainnya.
Dalam masyarakat modern, senjata dibuat dengan menggunakan teknologi
canggih, Bentuk dan jenisnya pun beragam, seperti api, peluru kendali, tank,
pesawat tempur, dan sebagainya.

c. Wadah
Dalam budaya masyarakat tradisional, wadah digunakan untuk menyimpan,
menimbun, dan mambawa barang. Berdasarkan bahan mentahnya, wadah terbuat
dari kayu, bambu, kulit kayu, tempurung, dan tanah liat. Ada pula yang dibuat dari
serat – serat seperti keranjang. Selain tempat menyimpan, wadah juga digunakan
untuk memasak atau membawa barang (transportasi).
d. Makanan
Dalam masyarakat tradisional, makanan dibuat secara sederhana. Bahan
mentahnya berupa daun – daunan, sayur – sayuran, buah – buahan, Biji – bijian,
akar – akaran, daging , ikan, dan sebagainya. Ada dua cara dalam memasak
makanan yaitu, dengan cara dibakar dan menggunaakan batu panas ( stoneboiling
technique ). Batu - batu yang telah dipanaskan kemudian dimasukkan kedalam
bahan makanan.
e. Pakaian
Pakaian merupakan benda budaya yang sangat penting bagi manusia. Tingkat
kebudayaan masyarakat tercermin dari cara memilih dan mengenakan pakaiann.
Pada masyarakat tradisional, cara berpakaian masih sangat sederhana. Dari
bahan mentahnya, pakaian dibuat dari daun – daunan, kulit pohon, kulit binatang,
dan tenunan sederhana. Teknik pembuatannya pun bersifat tradisional,seperti
diikat dan dicelup, Ditinjau dari fungsinya, pakaian tradisional dibagi menjadi 4
macam , yaitu: 1) alat untuk melindungi tubuh dari pengaruh alam ( panas dan
dingin ), 2) Lambang keunggulan, 3) simbol yang dianggap suci , 4) sebagai
perhaiasan.

f. Perumahan

Rumah sebagai tempat berlindung merupakan salah satu benda budaya yang
sangat penting bagi manusia. Sejak zamann purba, rumah telah menjadi
kebutuhan hidup walaupun sifatnya masih sederhana yaitu sebagai tempat
berlindung dari panas, dingin, dan ancaman binatang buas.

g. Alat transportasi

Alat – alat transportasi dengan segala jenis dan bentuknya merupakan unsur
kebudayaan. Sejak zaman purba, manusia telah menggembangkan alat
transpotrtasi, walaupun sifatnya sederhana. Pada masyarakat tradisional, alat –
alat transportasi terpenting yaitu rakit / sampan, perahu, kereta beroda, alat
seret, dan binatang. Sejak dahulu manusia telah menggunakan binatang sebagai
alat transportasi. Hewan – hewan besar, seperti kuda, unta, dan lembu banyak
digunakan sebagai alat transportasi. Diserbia sejak dahulu orang telah
menggunakan sapi. kerbau, kedelai, dan gajah sebagai alat angkut. Diasia utara
dan kanada, rusa reideer dan anjing merupakan binatang transportasiyang cukup
penting.

5. Bahasa
Bahasa baik lisan , tulisan, maupun isyarat merupakan komponen kebudayaan.
Bahasa menentukan tingkat kebudayaan atau peradaban kelompok masyarakat.
Masyarakat praaksara tidak meninggalkan benda – benda tertulis , sehingga
dikatakan sebagai masyarakat yang terbelakang taraf peradabannya, Sebaliknya ,
masyarakat modern yang mampu menguasai beberapa bahasa mencerminkan bahwa
tingkat peradabannya sudah tinggi. Kemampuan berbahasa inilah yang menyebabkan
manusia mampu mengembangkan dan mewariskan kebudayaan kepada manusia –
manusia lainnya.

6. Kesenian

Kesenian yang meliputi seni sastra, seni rupa, seni musik, seni suara, seni tari,
seni drama/ film, dan sebaginya merupakan komponen kebudayaan. Keseniaan sebagai
ekspresi dan hasrat manusiaakan keindahan untuk dinikmati terbagi dua macam,
yaitu seni rupa (kesenian yang dinikmati menggunakan mata) dan seni suara ( seni
yang dinikmati menggunakan telingga). Seni rupa terbagi lagi kedalam seni patung,
seni lukis, seni gambar, seni ukir ( seni relief ) dan seni rias ( dekorasi). Seni
mencangkup seni rupa dan seni suara ialah seni gerak dan seni tari. Seni drama
adalah kesenian yang mengintegrasikan seluruh cabang kesenian.

C. macam-macam budaya lokal


Bangsa Indonesia memiliki beragam budaya local yang satu dengan lainnya
berbeda. Budaya local itu merupakan unsure pembentuk budaya nassional.Selain
bidaya lokal, budaya nasional juga dipengaruhi oleh budaya asing.
Budaya okal adalah budaya yang berkembang di daerah-daerah sebagai milik
suku-suku bangsa Nusantara. Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang
multicultural dalam suku dan budaya.
1. Tradisi Upacara Labuhan Merapi

Tradisi budaya ini dilaksanakn setiap tanggal 30 rajab sebagai rangkaian


kegiatan upacara penobatan Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai Sultan
Ngayogyakarta Hadiningrat. Upacara ini dilengkapi berbagai macam sesaji
untuk dibawa ke kendit Gunung Merapi oleh Ki Juru Kunci agar memperoleh
berkah dan sebagi wujud permohonan keeselamatan dan kesejahteraan.

2. Tradisi Ngaben
Ngaben adalah upacara pembakaran mayat yang dilakukan oleh para penganut
agama Hindu Bali. Upacara ini dilaksanakan antara bulan Juni – September
yang merupakan kesempatan teakhir bagi keluarga yang ditinggalkan untuk
mengabdikan diri kepada org tuanya yg telah meninggal

3. Tradisi Betapung Tawar Maayun

Betapung tawar Maayung adalah upacara menyiapkan menjadi seorang anak,


yang merupakan tradisi Martapura Amuntai. Upacara ini dilaksanakan Gguring
Maayun yaitu menidurkan anak pada ayunan ketika anak itu berusia 40 hari –
5 tahun. Biasanya waktu pelaksanaan upacara ini pada tanggal 12 rabiul awal
bertepatan keelahiran nabi Muhammad SAW

4. Tradisi Era-Era TU Urau

Era-era tu urau adalah upacara tindik telinga pada perempuan yang menginjak
usia dewasa, upacara ini merupakan tradisi budaya suku bangsa Waropen,
Irian Jaya. Penusukan telingan dilakkan oleh duku yang disebut aebe siewe

5. Tradisi Adata Jawa

a. Brokohan, yiatu upacara kelahiran bayi. Sesaji yang disiapkan : dhawet,


gula jawa, kelapa, dan kembang setaman.

b. Selapanan, yaitu upacara pemberian nama pada bayi yang baru lahir.
Upacara ini dilaksanakan setelah 35 hari dari kelahiran bayi

c. Thedak siten, yaitu upacara pada bayi yang berusiaantara 5-6 bulan pada
saat pertama kali turun ke tanah.

d. Arapan, yaitu upacara inisiiasi haid pertama bagi anak perempuan.


Upacara dilaksanan di bangsal Sekar Kedaton sebelah selatan Kedaton
Kulon. Upacara ini dikhususkan untuk kaum perempuan, sehingga lelakki
dilarang untuuk hadir pada saat upacara ini.

D. Dampak masuknya budaya asing


Pengaruh budaya asing sudah lama masuk dan berkembang di Indonesia, yaitu
sejak masuuknya agama dan budaya Hindu-Budha, Islam, dan Kristen. Ppengaruh
budaya asing makin intensif, sejak dunia memasuki era globalisasi. Pada era
globalisasi, hamper tidak ada satu negarapun yang tidak terpengaruh budaya global,
baik di bidang ekonomi, politik, maupun seni budaya. Kemajuan yang sangat pesat
adalah telekomunikasi dan transportasi yang membuat hubungan antar bangsa
menjaadi lebih intensif.

1. proses masuknya pengaru budaya asing


Pada zaman praaksara, terjadi penyeberangan unsur-unsur budaya seiring
perpindahan kelompok-kelompok manusia purba yang hidupnya suka berpindah-
pindah tempat sambil berburu dan meramu.
Pada masa-masa berikutnya, proses difusi kebudayaan dilakukan oleh para
peelaut dan pedagang. Penyebaran Agama seperti Hindu, Budha ,Islam, dan
Kristen. Penyebaran juga dulakukan pada saat Negara kita terjajah oleh Negara-
negara sing seperti Portugis, Inggris, Belanda, dan juga Jepang.

2. pengaruh nilai-nilai budaya barat


Nilai budaya Barat itu ada yang positif, tetapi lebih kebanyakan yang
negative dan bertentangan dengan nilai-niai budaya nasional. Karena itu, kita
harus bersikap kritis untuk menaggapi dan menerima budaya Barat yang masuk ke
Negara kita ini. Menurut Tho Thi Anh (1975) ada tiga nilai penting yang
mendasari nila-nilai budaya barat: martabat manusia, kebebasan dan teknologi.
Orang Barat berpikiran bahwa manusia memiliki kemampuan menyempurnakan
hidupnya sendiri, dengan syarat bertitik tolak pada raasio, intelek dan
pengalaman, (Dorthy L. Marx, 1983)
Menurut Alvian 1985 ada tiga pola atau corak reaksi terhadapt masuknya
budaya asing (Barat)
1. Corak Reaksi yang menerima seluruh kebudayaan Barat.

Karena telah budaya timur sudah tidak relevan menghadapi kondisi sekarang,
melainkan budaya Barat yang telah menciptakan manusia yang berkualitas

2. Corak Reaksi yang anti Budaya Barat

Corak ini beranggapan bahwa Budaya Barat hanya melahirkan manusia yang
kejam dan kebudayaan Timur yang lebih Unggul

3. Corak yang berusaha melihat Pembenturan antara Budaya Barat dan Budaya
Timur.

Corak ini berusaha untuk mrngambil jarak dan menilai secara jujur dimana
kelebihan budaya Barat dan kekurangan Budaya Timur, sekaigus
mempertahankan relevansi nilai.nilai barat dan timur.

You might also like