Professional Documents
Culture Documents
Dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang terbaik akhaknya sehingga Allah
subhanahu wa ta’ala memujinya:
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) …sungguh mempunyai akhlak yang Agung
(‘azhiim).” (QS. Al-Qalam : 5)
“ Orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling baik kepada keluarganya
dan aku adalah orang yang paling baik diantara kalian kepada keluargaku “ ( HR Imam
Tirmidzi, diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ibnu hibban serta dishahihkan oleh Al- Albani )
<span> </span>
"Tidaklah memuliakan perempuan kecuali orang yang mulia, dan tidaklah menghinakan
perempuan kecuali orang yang hina." (HR.Ibnu Asakir).
Menurut Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, bercanda dan bermesraan dengan isteri
adalah IBADAH dan berpahala:
Rasulullah Shollallohu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Dalam kemaluanmu itu ada sedekah."
Sahabat lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kitamendapat pahala dengan menggauli
istri kita?."
Rasulullah menjawab, "Bukankah jika kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram akan
berdosa? Maka begitu juga sebaliknya, bila disalurkan di jalan yang halal, kalian akan
berpahala." (HR. Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah)
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Segala sesuatu yang tidak terdapat di dalamnya dzikir (ingat) kepada Allah, maka itu
adalah permainan yang melalaikan kecuali empat perkara: berlatih menunggang kuda,
mencumbu istrinya dan mengajar (belajar) renang”.
(HR Ath- Thabrani dengan sanad jayyid)
Sehingga walaupun beliau seorang pemimpin Negara atau komandan dalam peperangan,
tetapi beliau sangat menghormati dan memuliakan wanita. Diantara kemesraan beliau
bersama isteri-isterinya adalah sebagai berikut:
Membelai isteri
"Adalah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah setiap hari melainkan beliau mesti
mengelilingi kami semua (isterinya) seorang demi seorang. Baginda menghampiri dan
membelai kami tetapi tidak bersama sehingga Baginda singgah ke tempat isteri yang
menjadi giliran Baginda, lalu Baginda bermalam di tempatnya." (Hadis Riwayat Ahmad).
Mencium isteri
Dari Aisyah r.a, bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam biasa mencium isterinya setelah
mengambil wuduk, kemudian Baginda bersembahyang & tidak mengulangi wuduknya."
( Hadis Riwayat Abdurrazaq ).
Dari Hafshah, puteri Umar r.a, "Sesungguhnya Rasulullah s.a.w biasa mencium isterinya
sekalipun sedang berpuasa." (Hadis Riwayat Ahmad).
Apakah wajah ini yang kelak akan bercahaya bersinar indah di surga sana ?Ataukah wajah
ini yang kelak akan hangus legam di neraka Jahannam
Tatkala kutatap mata, nanar hatiku bertanya ??
Mata inikah yang akan menatap penuh kelezatan dan kerinduan….Menatap Allah , menatap
Rasulullah , menatap kekasih-kekasih Allah kelak ?Ataukah mata ini yang terbeliak , melotot
, menganga , terburai menatap Neraka Jahannam………..Akankah mata penuh maksiat ini
akan menyelamatkan ?
Ataukah menjadi mulut menganga dengan lidah menjulur , dengan lengking jeritan pilu
yang akan mencopot sendi-sendi setiap pendengar. Ataukah mulut ini menjadi pemakan
buah zaqum jahannam ..yang getir penghangus , penghancur setiap usus.Apakah gerangan
yang engkau ucapkan wahai mulut yang malang ? Berapa banyak dusta yang engkau
ucapkan ?
Berapa banyak hati-hati yang remuk dengan pisau kata-katamu yangmengiris tajam
.Berapa banyak kata-kata manis semanis madu yang palsu yang engkau ucapkan untuk
menipu ? Betapa jarang engkau jujur.Betapa langkanya engkau syahdu memohon agar
Tuhan mengampunimu.
Tatkala kutatap tubuhku.Apakah tubuh ini kelak yang akan penuh cahaya …Bersinar ,
bersukacita , bercengkrama di surga ?Atau tubuh ini yang akan tercabik-cabik hancur
mendidih , di dalam lahar membara jahannam , terpasung tanpa ampun , derita yang tak
pernah berakhir .Wahai tubuh , berapa banyak maksiat yang engkau lakukan ?Berapa
banyak orang-orang yang engkau zalimi dengan tubuhmu ?
Berapa banyak hamba-hamba Allah yang lemah yang engkau tindas dengan kekuatanmu ?
Berapa banyak perindu pertolongan yang engkau acuhkan tanpa peduli padahal engkau
mampu ?Berapa banyak hak-hak yang engkau rampas ?
Ketika kutatap hai tubuh .. Seperti apa gerangan isi hatimu. Apakah isi hatimu sebagus
kata-katamu Atau sekotor daki-daki yang melekat di hatimu , segagah ototmu Atau
selemah daun-daun yang mudah rontok,,Ataukah hatimu seindah penampilanmu Ataukah
sebusuk kotoran-kotoranmu .Betapa beda ..betapa beda …apa yang tampak di cermin
dengan apa yang tersembunyi
Betapa beda apa yang tampak di cermin dan apa yang tersembunyi..Aku telah tertipu , aku
tertipu oleh topeng .Betapa yang kulihat selama ini hanyalah topeng, hanyalah topeng
belaka . Betapa pujian yang terhambur hanyalah memuji topeng .Betapa yang indah
ternyata hanyalah topeng..
Sedangkan aku … hanyalah seonggok sampah busuk yang terbungkus..Aku tertipu , aku
malu Ya Allah..Allah ..selamatkan aku. .. ampuni aku .. berilah petunjuk-Mu ..Amin ya
Rabbal ‘alamin
Karena aku cemburu
Kenapa bidadari cemburu kepada wanita sholeha,..??? Ayo…ada yang tau kenapa,..???
Karena ternyata Wanita Sholehah lebih mulia dari bidadari surga, keunggulannya yang
digambarkan Rosulullah sebagai kelebihan yang tampak atas sesuatu yang tidak terlihat.
Aku bertanya, “ Ya..Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia yang sholeha
ataukah bidadari yang bermata jeli? ”
Inilah tangkai-tangkai cinderamata untuk para wanita sholeha yang mendamba surga…
Inilah mutiara-mutiara yang kemilaunya mempesonakan mata hingga membuat iri para
bidadari yang bermata jeli itu dan para lelaki sholeh yang ingin menikahinya...
Inilah kuntum-kuntum bunga, yang harum wanginya melebihi wangi harum kesturi...
Duhai wanita sholehah kau kan menjadi idaman laki-laki sholeh karena pesonamu diatas
pesona bidadari bermata jeli itu…
Tak salah sebuah kutipan kata dari `Aidh Al Qarni “ Ku tanamkan didalamnya mutiara
lalu..kubiarkan bersinar tanpa mentaridan berjalan tanpa rembulan.kedua matanya adalah
sihir dan keningnya laksana pedang India. Milik Allah-lah bulu mata, leher dan kulit yang
dicelup merah. “
Tidakkah kau ingin seperti Fatimah atas kesungguhannya menjaga kehormatan diri dan
suami,..???
atau tidakkah kau inginkan seperti Khodijah atas kelembutannya dan keibuannya,..???
atau seperti Nusaibah binti Ka’ab seorang akhwat yang jago karate, yang melindungi
Rasulullah ke manapun beliau bergerak dalam perang,..???
Tapi…bilakah ingin sepeti ‘Aisyah yang suka bermanja dan ceria tentu.. tidaklah mengapa,
atau seperti Hafsah yang tetap bisa membentak dan tertawa terbahak.. itupun tak apa-apa.
Banyak akhwat yang hanya menginginkan menjadi sosok seperti ‘Aisyah dan Khodijah,
kenapa,..??? apa karena dua wanita Istimewa ini yang telah menjadi mujahidah terbaik bagi
Rasulullah,..??? Ayo….tanyakan dalam hatimu,..????
Ukhti…janganlah konyol memaksakan diri menjadi orang lain dengan mengubah
karaktermu. Tidakkah kau bangga atas Shibghah Allah atasmu,..????
Maka…. cukuplah warna yang menjadi karakter menghiasi pesona akhlaqmu.
“ Shibghah Allah. Dan Siapakah yang lebih baik celupan warnanya daripada Allah? Dan
padaNya sajalah kami beribadah. ” (Al-Baqarah 138).
Sungguh sesuatu yang kini membingkaimu (karakter dan akhlaq) adalah sesuatu yang
indah yang Allah celupkan warna atasmu. Dan menjaganya untuk tetap menjadi mulia di
manapun dan kapanpun adalah lebih baik.
Lagipula, selera mujahidmu nanti juga berbeda. Bukan begitu,..??? (Emang sudah punya
mujahid,..??? Hhee..)
Tetaplah jadi dirimu, bila kau memiliki karakter layaknya Aisyah yang senang bermanja dan
ceria, yang begitu cemburu dan tentu….. pandangannya tak pernah liar karena hanya
menjaga pandangan untuk Rasulullah. Tetaplah itu menjadi ke-khasanmu.
Duhai wanita sholehah, kau memang bukan bidadari tapi tidakkah kau inginkan agar
bidadari cemburu padamu karena akhlaqmu yang begitu menawan hati?
Karena aku juga cemburu,.. karena akhlaq para shahabiyah yang kini telah menawan
hatiku…
Karena aku begitu cemburu, karena ku inginkan rasa malu itu menjadi penghias akhlaq dan
keimananku,.. yang menjadikan Khodijah, Aisyah, Fatimah, Hafsah dan shahabiyah yang
lain lebih terjaga oleh rasa melebihi terjaganya seorang gadis dalam pingitan.
Sungguh kini…. aku benar-benar CEMBURU . . . . .
C.E.M.B.U.R.U padamu…
pada Ukhti Sholehah karena akhlaqmu yang begitu menawan itu
Aku Cemburu…..
Bukan CINTA yang LAIN
Jauh sebelum cinta menjelma menjadi pertemuan dua fisik, ia terlebih dahulu bertaut di
alam JIWA.......
Jika ada pertemuan fisik yang tidak didahului oleh pertemuan jiwa itu bukanlah
CINTA...........
Sebagai manusia jiwa kita memiliki tabiat kimiawi yang sangat unik. ....
Dan tidak bisa ditebak.....
Seorang perempuan lembut bisa jadi mencintai seorang laki-laki kasar,......
Kerena kelembutan dan kekasaran adalah dua kutub jiwa yang bisa bertemu seperti air dan
api: saling tergantung dan saling menggenapkan.......
Jadi Hanya lewat pernikahan, cinta yang merupakan ANUGERAH Allah SWT.
Mawar di tepi jurang
wanita yg baik-baik hanya utk lelaki yg baik-baik wanita yg buruk,utk lelaki yg buruk
pula....Jika saya mengisi acara pengajian ibu-ibu atau remaja putri saya sering sampaikan
kisah ini,mungkin sebuah perumpamaan fiksi,tapi semoga bisa berhikmah dan bermanfa'at.
Mawar adalah wanita,sedangkan duri pada mawar adalah aturan yg melekat dari Allah bagi
seorang wanita.
banyak orang mengatakan aturan yg Allah buat utk wanita.mengekang,sulit jodoh hingga
sulit mendapatkan pekerjaan.padahal seperti duri pada mawar justru aturan itu yg
melindungi,menjaga dan membuat seorang wanita mulia,seperti duri yg jadi penyempurna
wanita.
Dan jika mawar berduri adalah mawar sempurna,pastinya wanita dgn aturan yg melekat
dari Allah pula wanita yg sempurna.
Seorang wanita sempurna seperti mawar berduri di tepi jurang.bukan mawar di tengah
taman,jika mawar ada di tengah taman cenderung semua tangan bisa memetiknya.
dari orang biasa hingga orang kurang ngajar yg nekat memetik walaupun ada
tulisannya''Dilarang Memetik Bunga''walau ada larangannya orang tetap berani memetik toh
di bawah tulisan larangan itu hanya tertulis ancaman''Denda sekian puluh ribu rupiah atau
kurungan sekian bulan''tapi jika ada di tepi jurang tentu tak semua tangan berani
menyentuhnya.
Maka wanita,tumbuhlah di tepi jurang,hingga tak sembarang tangan lelaki bisa
mencolekmu.hingga jika pun suatu saat ada seorang lelaki memetikmu,pastilah lelaki yg
paling berani berkorban utk mu,bukan sembarang tangan,bukan sembarang orang,bukan
sembarang lelaki,karena wanita bukanlah barang murah yg boleh di sentuh
seenaknya.bukan barang hiasan yg bisa di petik dgn ancaman kecil.
Dan setelahnya tak ada yg lebih indah dari mawar berduri di tepi jurang bagi seorang lelaki
berani,seorang wanita dgn aturan dan ''Keterasingan''lah yg menarik minat lelaki
peradaban.
tapi bagi lelaki pecundang,tentu mengambil mawar tak berduri di tengah taman lebih di
inginkan,''Lebih sedikit resiko''begitu kata mereka yg kalah.lalu terserah anda para
wanita,apakah anda berharap tangan pemberi atau
Disaat hidayah Allah berikan,setelah seorang wanita berkata ingin menjadi mawar
<<WANITA YG DI RINDUKAN>>
<<WANITA YG DI IMPIKAN>>
Adalah yg mendekatkan,hati yg telah jauh kepada Ar-Rahman Ar-Rahim disaat orang lain di
lenakan kebendaan.
<<WANITA YG DI KASIHI>>
Yg bersyukur dgn apa adanya,yg bersabar pada yg tiada,cinta pada hidup yg sederhana,yg
tdk bermata kebendaan..
<<WANITA YG DI SUKAI>>
Menjadi dia pada dirinya sendiri,menjadi pelita utk putra putrinya yg bakal dilahirkannya utk
menyambung perjuangannya di belakang hari… Tidak banyak syarat yg di kenakan oleh
islam utk seseorang wanita utk menerima gelar sholehah dan seterusnya menerima pahala
syurga yg penuh kenikmatan dari Allah subhanahuwata’ala.. Mereka hanya perlu memenuhi
2 syarat yaitu: 1.Taat kepada Allah dan Rasul-NYA. 2.Taat kepada suaminya.
Bagaiman taat kepada Allah?? -Mencintai Allah swt dan Rasulullah saw melebihi dari segala-
segalanya. -Wajib menutup aurat. -Tidak berhias dan berperangai seperti wanita jahiliah.
-Tidak bermusafir atau bersama dgn lelaki dewasa kecuali ada Mahromnya. -Sering
membantu lelaki dlm perkara kebenaran,kebajikan dan takwa. -Berbuat baik kepada ibu
dan bapa. -Senantiasa bersedekah baik dlm keadaan susah ataupun senang. -Tidak
berkhalwat dgn lelaki lain. Bersikap baik dgn tetangga.
masih segar dalam ingatan kita bagaimana para muslimah di awal-awal perjuangannya
untuk mengenakan busana muslimah mendapat berbagai tantangan, hinaan, bahkan
siksaan. Mereka mendapatkan berbagai tekanan baik dari sekolah maupun dari orang tua.
Banyak diantara mereka yang dikeluarkan dari sekolah bahkan diusir dari rumah dan dijauhi
oleh keluarganya. Tetapi itu semua tidak menyurutkan langkah para muslimah untuk tetap
istiqomah di jalannya bahkan jumlahnya semakin bertambah.
Seiring dengan berjalannya waktu dan dengan bantuan Allah SWT, perlahan-lahan jilbab
mulai dapat diterima di tengah masyarakat. Dengan SK pemerintah tentang
diperbolehkannya memakai jilbab di sekolah cukup membawa angin segar bagi para
muslimah untuk tetap menutup aurat ketika bersekolah. Akan tetapi cobaan lain kembali
datang mengguncang keberadaan jilbab dengan adanya isu jilbab beracun. Di mana-mana
muslimah dicurigai sebagai penyebar racun yang mematikan. Bahkan tak jarang ada
muslimah yang digeledah karena dituduh membawa racun dibalik jubahnya.Sekali lagi
dengan kebesaran Allah itu semua tidak menggoyahkan keeksistensian jilbab dan kini para
muslimah semakin banyak yang mengenakan jilbab secara bebas. Bahkan jilbab sudah
diterima diberbagai kalangan.
Sekarang kita dapat menemukan para muslimah dengan jilbabnya bebas berkiprah di
berbagai bidang baik di sekolah, di kampus, dan di perkantoran. Secara kuantitas, kita
boleh berbangga dengan banyaknya para muslimah yang bersedia menutup auratnya. Di
satu sisi ini memang fenomena yang menggembirakan tetapi di sisi lain memprihatinkan.
Memprihatinkan karena banyak muslimah yang mengenakan jilbab tanpa memperhatikan
rambu-rambu yang jelas tentang aturan memakai jilbab. Mereka memakai jilbab tetapi
pendek atau mengenakan pakaian yang ketat. Kelihatannya mereka menganggap jilbab
seakan-akan model pakaian baru yang sedang trend dan harus diikuti sehingga mereka-
walaupun kita tidak tahu niat mereka yang sebenarnya- hanya memakai jilbab tanpa
mengerti bagaimana aturan jilbab muslimah yang diharuskan oleh syariat.
1. Menutup seluruh badan selain yang dikecualikan, menurut ijma' para ulama bagian
yang dikecualikan itu adalah wajah dan telapak tangannya. Ada kaum muslimah
yang tidak mengindahkan rambu ini sehingga dia memakai jilbab tetapi lengannya di
biarkan terbuka atau telapak kakinya terbuka. Ada juga yang tetap mengenakan rok
yang memperlihatkan betis mereka.
2. Bukan berfungsi sebagai perhiasan, rambu ini berdasarkan firman Allah SWT yang
cuplikan ayatnya terdapat dalam surat An-Nur: 31, yaitu:"………Dan janganlah kaum
wanita itu menampakkan perhiasan mereka…."Secara umum kandungan ayat ini
juga mencakup pakaian biasa jika dihiasi dengan sesuatu, yang menyebabkan kaum
lelaki melirikkan pandangan kepadanya. Perintah mengenakan jilbab bermaksud
untuk menutupi perhiasan wanita. Maka tidaklah masuk akal bahwa jilbab itu
akhirnya berfungsi sebagai hiasan.Kini banyak kaum muslimah yang memakai jilbab
dengan tidak mengulurkan kain kudungnya untuk menutupi dada mereka tetapi
dibentuk sedemikian rupa dengan cara dililitkan di leher sehingga terkadang
lehernya terbuka tak tertutup jilbab atau membiarkan bagian rambutnnya terlihat.
Kecenderungan para muslimah untuk memakai jilbab kini didukung penuh oleh
berbagai rumah mode yang lihai melihat pasar sehingga perkembangan model-
model busana muslimah semakin marak. Mereka berlomba-lomba merancang
busana muslimah sehingga fungsinya sedikit berubah. Ditambah berbagai aksesoris
dan riasan membuat busana muslimah berubah fungsi sebagai perhiasan dan
menambah kecantikan wanita sehingga wanita yang memakainya dapat menjadi
pusat perhatian.
3. Harus longgar, tidak ketat, sehingga tidak dapat menggambarkan sesuatu dari
tubuhnya. Entah ada semacam mode baru dalam dunia perjilbaban, kini muncul
istilah jilbab gaul. Entah apa artinya, mungkin menggambarkan sipemakainya
walaupun memakai jilbab tetapi tetap bisa bermodel, bergaul akrab dengan siapa
saja termasuk dengan lawan jenis, bahkan mungkin masih bisa jalan-jalan sore di
mal. Indikasi jilbab gaul salah satunya adalah berpakaian ketat. Walaupun
pakaiannya panjang, tetap saja dapat menggambarkan lekuk tubuhnya, misalnya
rok ketat, kemeja atau kaus ketat, dan celana panjang. Pakaian model seperti ini
tentu saja melanggar aturan jilbab muslimah yang sesuai dengan syariat.
4. Kainnya harus tebal dan tidak tipis. Tentu saja jika busana muslimah berfungsi untuk
menutup aurat maka bahannya harus tebal dan tidak tipis. Jika bahannya tipis
artinya sama saja ia tidak menutup auratnya bahkan memancing godaan dan
menampakkan perhiasannya. Hal ini seperti yang diterangkan oleh Rasulullah saw
dalam hadits berikut ini:
"Pada akhir umatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakaian namun
(hakekatnya) telanjang. Di atas kepala mereka seperti terdapat bongkol (punuk)
onta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka itu adalah kaum wanita yang
terkutuk."
5. Tidak diberi wewangian atau parfum. Ini berdasarkan berbagai hadits yang melarang
kaum wanita untuk memakai wewangian bila mereka keluar rumah, seperti yang
tertera dalam hadits berikut ini:
Dari Abu Musa Al-Asya'ri bahwasanya ia berkata: Rasulullah saw telah bersabda:
"Siapapun perempuan yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum lelaki agar
mereka mendapat baunya, maka ia adalah pezina. (HR. An-Nasai, Abu Dawud, dan
At-Tirmidzi)
Walaupun ada larangan bagi muslimah untuk memakai wewangain bukan berarti
muslimah harus tampil dengan bau yang tidak sedap. Muslimah harus tetap menjaga
kebersihan tubuh, pakaian, dan jilbabnya agar tidak menimbulkan bau badan yang
dapat mengganggu dan menimbulkan fitnah baru yaitu adanya penilaian orang
bahwa orang yang memakai jilbab mempunyai bau yang tidak sedap. Perawatan
tubuh tetap diperbolehkan bagi muslimah asal tidak jatuh pada perbuatan tabarruj
atau berhias.
6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki. Masalah ini ditegaskan dalam hadits Rasulullah
berikut ini:Dari Abu Hurairah yang berkata: "Rasulullah melaknat pria yang memakai
pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian pria." (HR. Abu dawud, Ibnu
Majah, Al-Hakim, dan Ahmad).
7. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir. Dalam syari'at islam telah ditetapkan
bahwa kaum muslimin, baik laki-laki maupun wanita, tidak diperbolehkan
bertasyabuh (menyerupai) orang-orang kafir, baik dalam ibadah, ikut merayakan
hari raya, dan berpakaian dengan pakaian khas mereka.8. Bukan Libas syuhrah
(pakaian untuk mencari popularitas). Larangan ini berdasarkan hadits berikut:
"Berdasarkan hadits Ibnu Umar ra. Yang berkata: Rasulullah saw bersabda:
"Barangsiapa mengenakan pakaian syuhrah (untuk mencari popularitas) di dunia,
niscaya Allah mengenakan pakaian kehinaan kepadanya pada hari kiamat, kemudian
membakarnya dengan api naar." (HR. Ibnu Najah dan Abu Dawud).
Asy-Syaukani dalam Nailul Authar memberikan definisi tentang libas syuhrah yaitu
setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan meraih popularitas di tengah-tengah
orang banyak, baik pakaian tersebut mahal, yang dipakai oleh seseorang untuk
berbangga dengan dunia dan perhiasannya, maupun pakaian yang bernilai rendah
yang dipakai seseorang untuk menampakkan kezuhudannya dan dengan tujuan riya.
Semua ini adalah adalah rambu-rambu yang sudah ditetapkan syari'at untuk
mengatur bagaimana seorang muslimah berjilbab dan menutup auratnya. Tentang
maraknya berbagai model busana muslimah sekarang ini, bukan berarti kita tidak
boleh menyukainya bahkan memakainya, asalkan semuanya tidak melanggar
rambu-rambu yang sudah dijelaskan di atas dan yang lebih penting kita harus bisa
menjaga hati kita agar busana muslimah yang kita kenakan tidak menyeret kita ke
neraka karena niat kita berubah dari ingin menjalankan perintah Allah SWT untuk
menutup aurat menjadi riya atau mencari popularitas. Semoga Allah SWT tetap
menjaga hati kita agar senantiasa bersikap dan berbuat hanya untuk mencari
keridhaan-Nya...Allahuma amin ya Allah..
Matahari dimiliki oleh manusia
Liputan6.com, Madrid: Setelah miliaran tahun, akhirnya Matahari ada pemiliknya. Seorang
perempuan dari wilayah lembah di Spanyol, Galicia, Jumat (26/11) mengatakan telah
mendaftarkan planet itu di notaris setempat sebagai harta bendanya.
Angeles Duran (49) mengatakan kepada harian El Mundo, edisi "daring" (dalam jaringan),
bahwa ia melakukan tindakan tersebut pada September, setelah ia membaca mengenai
seorang pria Amerika yang telah mendaftarkan dirinya sebagai pemilik Bulan dan sebagian
besar planet di Galaksi Bimasakti.
"Memang ada kesepakatan internasional yang menyatakan tak ada negara yang bisa
mengklaim kepemilikan atas satu planet atau bintang pun. Tapi kesepakatan itu tak
menyebut-nyebut mengenai perorangan," kata Angeles Duran.
"Tak ada penghalang, saya mendukung klaim saya secara hukum, saya tidak bodoh, saya
tahu hukum. Saya melakukan itu tapi orang lain juga dapat melakukannya, itu cuma
berlaku buat aku sebagai yang pertama," tegasnya.
Dokumen yang dikeluarkan oleh kantor notaris tersebut menyatakan Angeles Duran sebagai
"pemilik Matahari, satu bintang jenis G2, yang berada di pusat Sistem Tata Surya, dan dari
Bumi berada dalam jarak sekitar 149.600.000 kilometer.
Angeles Duran, yang tinggal di kota kecil Salvaterra do Mino, mengatakan ia sekarang ingin
memberlakukan biaya buat siapa saja yang menggunakan Matahari dan memberi separuh
dari hasilnya kepada pemerintah Spanyol serta 20 persen untuk dana pensiun di negeri itu.
"Sudah tiba waktunya untuk mulai melakukan tindakan dengan cara yang benar, jika ada
gagasan untuk memperoleh penghasilan dan meningkatkan ekonomi serta kesejahteraan
masyarakat, mengapa kita tak melakukannya" ujarnya. (Ant/AFP)
Masya alloh itulah kepemilikan yang sah menurut hukum tapi apakah sah menurut Islam?
apabila kita menjemur pakaian dikenakan biaya, bahkan bisa2 pohon yang tumbuh disekitar
kita pun dikenakan biaya. dan tidak akan mustahil suatu saat udara dibumi ini pun dimiliki
manusia air dilaut pun dimiliki manusia, alangkah serakahnya manusia.
mohon kiranya jadi pemikiran kita bersama
sumber: http://id.news.yahoo.com/lptn/20101127/twl-perempuan-spanyol-sang-pemilik-
matah-deaf2f6.html
Perhiasan dunia terindah adalah wanita sholehah
Sebuah berita gembira datang dari sebuah hadits Rosul bahwa Rosulullah Saw. Bersabda :
”Seluruh dunia ini adalah perhiasan dan perhiasan terbaik di dunia ini adalah wanita yang
sholehah.” (HR. ...an-Nasa’I dan Ahmad)
Di dalam Islam, peranan seorang istri memainkan peranan yang sangat penting dalam
kehidupan berumah-tangga dan peranannya yang sangat dibutuhkan menuntutnya untuk
memilih kualitas yang baik sehingga bisa menjadi seorang istri yang baik. Pemahamannya,
perkataaannya dan kecenderungannya, semua ditujukan untuk mencapai keridho’an Allah
Swt., Tuhan semesta Alam. Ketika seorang istri membahagiakan suaminya yang pada
akhirnya, hal itu adalah untuk mendapatkan keridho’an dari Allah Swt. sehingga dia
(seorang istri) berkeinginan untuk mengupayakannya.
Kualitas seorang istri seharusnya memenuhi sebagaimana yang disenangi oleh pencipta-Nya
yang tersurat dalam surat Al-Ahzab. Seorang Wanita Muslimah adalah seorang wanita yang
benar (dalam aqidah), sederhana, sabar, setia, menjaga kehormatannya tatkala suami tidak
ada di rumah, mempertahankan keutuhan (rumah tangga) dalam waktu susah dan senang
serta mengajak untuk senantiasa ada dalam pujian Allah Swt.
Ketika seorang Wanita Muslimah menikah (menjadi seorang istri) maka dia harus mengerti
bahwa dia memiliki peranan yang khusus dan pertanggungjawaban dalam Islam kepada
pencipta-Nya, Allah Swt. menjadikan wanita berbeda dengan pria sebagaimana yang
disebutkan dalam ayat Al-Qur’an:
”Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian yang
lain. (karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para
wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan mohonlah kepada Allah
sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Segala Sesuatu.” (QS. An
Nisaa’ , 4:32)
Kita dapat melihat dari ayat ini bahwa Allah Swt. membuat perbedaan yang jelas antara
peranan laki-laki dan wanita dan tidak diperbolehkan bagi laki-laki atau wanita untuk
menanyakan ketentuan peranan yang telah Allah berikan sebagaimana firman Allah:
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi
mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (QS. Al Ahzab, 33:36)
Karenanya, seorang istri akan membenarkan Rasulullah dan akan membantu suaminya
untuk menyesuaikan dengan prinsip-prinsip syari’ah (hukum Islam) dan memastikan
suaminya untuk kembali melaksanakan kewajiban-kewajibannya, begitupun dengan
kedudukan suami, dia juga harus memenuhi kewajiban terhadap istrinya.
Diantara hak-hak lainnya, seorang istri memiliki hak untuk Nafaqah (diberi nafkah) yang
berupa makanan, pakaian dan tempat untuk berlindung yang didapatkan dari suaminya. Dia
(suami) berkewajiban membelanjakan hartanya untuk itu walaupun jika istri memiliki harta
sendiri untuk memenuhinya. Rasulullah Saw. Bersabda :
”Istrimu memiliki hak atas kamu bahwa kamu mencukupi mereka dengan makanan,
pakaian dan tempat berlindung dengan cara yang baik.” (HR. Muslim)
Ini adalah penting untuk dicatat bahwa ketika seorang istri menunaikan kewajiban terhadap
suaminya, dia (istri) telah melakukan kepatuhan terhadap pencipta-Nya, karenanya dia
(istri yang telah menunaikan kewajibannya) mendapatkan pahala dari Tuhan-Nya.
Rasulullah Saw. mencintai istri-istrinya karena kesholehan mereka.
Aisyah Ra. suatu kali meriwayatkan tentang kebaikan kualitas Zainab Ra., istri ketujuh dari
Rosulullah Saw.,”Zainab adalah seseorang yang kedudukannya hampir sama kedudukannya
denganku dalam pandangan Rasulullah, dan aku belum pernah melihat seorang wanita yang
lebih terdepan kesholehannya daripada Zainab Ra., lebih dalam kebaikannya, lebih dalam
kebenarannya, lebih dalam pertalian darahnya, lebih dalam kedermawanannya dan
pengorbanannya dalam hidup serta mempunyai hati yang lebih lembut, itulah yang
menyebabkan ia lebih dekat kepada Allah”.
Seperti kebesaran Wanita-wanita Muslimah yang telah dicontohkan kepada kita, patut
kiranya bagi kita untuk mencontohnya dengan cara mempelajari kesuciannya, kekuatan dari
karakternya, kebaikan imannya dan kebijaksanaan mereka. Usaha untuk mencontoh Ummul
Mukminin yang telah dijanjikan surga (oleh Allah) dapat menunjuki kita kepada karunia
surga.
“Ketika seorang wanita menunaikan sholat 5 waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan,
menjaga kehormatannya dan mematuhi suaminya, maka dia akan masuk surga dengan
beberapa pintu yang dia inginkan.” (HR. Al Bukhari, Al Muwatta’ dan Musnad Imam Ahmad)
Wahai Muslimah yang tulus, perhatikan bagaimana Nabi Saw. menjadikan sikap ta’at
kepada suami sebagai dari bagian amal perbuatan yang dapat mewajibkan masuk surga,
seperti shalat, puasa; karena itu bersungguh-sungguhlah dalam mematuhinya dan jauhilah
sikap durhaka kepadanya, karena di dalam kedurhakan kepada suami terdapat murka Allah
Swt.
Kubalut cinta-mu bersama dengan nya
Ya ILAHI
JIka dia telah datang padaku
Jika ia yg KAU takdirkan untukku
Maka tak akan kuperkarakan lagi keberadaannya
Takkan kuhitung lagi kepunyaannya
Karena ENGKAU telah mencukupkannya
Ya Rahman Ya Rahim
Ijinkan aku bersamanya dalam takdirMU
Biarkan ia menuntunku untuk selalu di jalan-MU
Jangan biarkan cintaku menyengsarakan dia hingga menjauh padaMU
Jangan biarkan tanganku menghalangiNYA untuk datang kepadaMU
Jangan biarkan keinginanku merusak taat dia padaMU
Jangan biarkan langkahku menghentikan langkahnya untuk slalu bertemu denganMU
Jangan YA RObb,
Jangan biarkan cintaku menghancurkan cintanya kepada cintamu
Kekasihku.....
Aku adalah milikmu setelah kau nyatakan ijab kabulmu
Dimana Allah yg telah menjadi saksimu
Dimana kuletakkan surga dan neraka di atas bahumu
Dimana kuletakkan hati dan jiwaku di kehidupanmu
Agar engkau bisa menjagaku dari keburukan nafsu dunia
Kekasihku....
Jadikan aku seperti apa yang tertulis dalam FirmanNYA
Jadikan aku istri sholeha bagimu
Jadikan Aku ibu yang benar bagi anak2 kita
Agar kelak kau tak akan terganjal dengan urusan-NYA
Jadikan aku bidadari di hatimu yg indah
Jadikan aku sejarah hidupmu yang penuh dengan cinta
CInta yang kau berikan Atas nama cintaNYA
Agar aku tau betapa besar cinta yg Alloh berikan kepadaku
Karena dia telah takdirkan dirimu untukku.
---^^^---^^^---
Ya Allah...
Sesungguhnya aku berlindung dengan keridha'an-Mu dari kemurkaan-Mu
dan dengan keselamatan-Mu dan siksaan-Mu
Aku berlindung kepada-Mu dari ancaman-Mu
Aku tak membatasi untuk memuji-Mu
Engkau adalah sebagaimana yang Engkau sanjungkan kepada diri-Mu sendiri
Ya Allah...
Berilah aku petunjuk sebagaimana orang-orang yang Engkau beri petunjuk
Berilah aku perlindungan sebagaimana orang-orang yang telah Engkau lindungi
Uruslah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau urus
Berilah berkah apa yang Engkau berikan kepadaku
Jauhkan aku dari kejelekan apa yang Engkau tetapkan
Sesungguhnya Engkau yang menjatuhkan qadha' (ketetapan)
dan tidak ada orang yang memberikan hukuman kepada-Mu
Sesungguhnya orang yang Engkau cintai tidak akan hina
dan orang yang Engkau musuhi tidak akan mulia
Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami...
dan Engkau Maha Tinggi
---^^^---^^^---
Note:
Dan yang menentukan harga diri kita di hadapan Allah adalah HATI kita,
Dari sekian banyak alasan mengapa kita harus memperhatikan kehidupan HATI dan JIWA
ini, di antaranya, yaitu:
" Hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah
dengan HATI YANG SELAMAT” (QS. 26:88-89)
HATI yang SELAMAT adalah yang terbebas dari SYIRIK dan bersih dari sifat-sifat tercela...
Tidak ada seorang pun yang berselera membeli BANGKAI meskipun dengan harga rendah.
Demikian juga dengan HATI yang MATI, tidak ada nilainya sama sekali dihadapan Allah
Ta’ala.
Meskipun jasad hidup, kita tetap saja disebut MAYAT selama HATI tidak DAWAM
(KONTINYU) MENGINGAT Allah. Bersabda Nabi saw:
“ Perumpamaan orang yang INGAT pada Tuhannya dan yang TIDAK INGAT pada Tuhannya
seperti perumpamaan orang HIDUP dan orang MATI.” (HR. Bukhari dari Abu Musa ra)
3. HATI yang BERSIH dapat MEMBEDAKAN kebajikan (al-birr) dan dosa (al-itsm)
Hanya sayangnya kita sering MENCAMPAKKAN nurani kita sendiri bahkan MEMBUNUHNYA
dengan perilaku-perilaku kita.
Seorang sahabat Nabi saw yang bernama Wabishah ra datang dengan menyimpan
pertanyaan di dalam hatinya tentang bagaimanakah cara membedakan antara kebajikan
dan dosa. Sebelum Wabishah bertanya, cermin hati Nabi saw telah menangkap isi hatinya.
" Wahai Wabishah, mau aku jawab langsung atau engkau utarakan pertanyaanmu terlebih
dahulu?"
Wabishah menjawab," Jawab langsung saja, wahai Rasulullah."
Beliau bersabda," Engkau datang untuk bertanya bagaimana membedakan antara kebajikan
dan dosa."
Wabishah berkata," Benar."
Beliau saw merapatkan jari-jarinya dan menempelkannya pada dada Wabishah, seraya
bersabda,
“ Mintalah PENDAPAT pada HATIMU dan mintalah PENDAPAT PADA JIWAMU, mintalah
PENDAPAT pada HATIMU dan mintalah PENDAPAT PADA JIWAMU, wahai Wabishah.
Sesuatu itu adalah KEBAIKAN bila ia membuat HATI TENTERAM, membuat JIWA TENTERAM,
sedangkan DOSA membuat KEGELISAHAN dalam HATI dan KEGONCANGAN dalam DADA.
(Mintalah PENDAPAT pada HATIMU dan mintalah PENDAPAT PADA JIWAMU), meskipun
orang-orang telah memberikan pendapat mereka kepadamu tentang hal itu.” ( HR.al-Darimi
dari Wabishah ra )
Demikian, semoga kita dapat memlihara hati kita agar bisa mengarungi kehidupan dengan
selamat dan selamat mengahadap Allah swt.
Sayangilah orang tuamu
Ketika Rasulullah SAW ditanya tentang amalan apakah yang paling disukai oleh Allah SWT,
Beliau menjawab: “Sholat pada waktunya.” Kemudian apa lagi yaa Rasulullah?, Beliau
menjawab: “Birrul walidain.” Kemudian apalagi yaa Rasulullah?, Beliau menjawab: “Jihad
fisabilillah.”
Kalau kita mau memperhatikan hadits ini dengan cermat, maka kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa amalan yang paling disukai oleh Allah yang pertama adalah sholat pada
waktunya, kemudian berbuat baik kepada kedua orangtua, baru kemudian yang terakhir
adalah jihad fisabilillah.
Oleh karena Birrul Walidain itu lebih baik daripada Jihad fisabilillah, sudah barang tentu
pahalanya juga lebih baik. Untuk itu, di bawah ini, saya sajikan dua buah hikayat. Hikayat
yang pertama berkisah tentang pahala Jihad fisabilillah dan hikayat yang kedua berkisah
tentang pahala Birrul Walidain. Dengan menyajikan dua hikayat ini, diharapkan para
sahabatku dapat/bisa memperolah gambaran yang jelas tentang keduanya.Aamiin..
Al Yafi’i pernah bercerita dari Syech Abdul Wahid bin Zaid. Pada suatu hari kami duduk di
majlis kami sebagaimana biasanya, kami telah bersiap untuk pergi berperang. Sungguh aku
telah memberikan perintah kepada sahabat-sahabat untuk mendengarkan suatu ayat yang
akan dibacakan di muka mereka. Ada seorang lelaki yang membacakan ayat di majlis kami.
“Sesungguhnya Allah telah membeli orang-orang mu’min diri dan harta benda mereka,
sebab sesungguhnya mereka akan memeroleh surga.”
Lantas ada seorang anak yang masih berusia limabelas tahun atau sederajatnya berdiri,
padahal ayahnya sudah meninggal dunia, namun ditinggali harta benda yang banyak, lalu
berkata: “Wahai Abdul Wahid bin Zaid, sesungguhnya Allah telah membeli diri dan harta
benda orang-orang mu’min, sebab sesungguhnya mereka akan memeroleh surga?” Aku
berkata: “Ya wahai anakku yang tercinta.” Dia berkata kepadaku: “Aku telah menyaksikan
kepadamu bahwa aku telah menjual diriku dan harta bendaku kepada Allah agar aku
memeroleh surga.” Aku (Abdul Wahid) berkata: “Sesungguhnya tikaman pedang yang
tajam lebih berat daripada itu, sedang kulihat kamu masih kecil. Sesungguhnya aku
khawatir bila kamu nanti tidak sabar dan kamu tidak mampu menghadapi resiko
peperangan.” Dia berkata: “ Wahai Abdul Wahid, aku sudah baiat kepada Allah agar aku
mendapatkan surgaNya lantas aku tidak mampu? Aku menyaksikan kepada Allah baiatku
ini.”
“Sesungguhnya kami merasa terkalahkan dengan keimanan yang dimiliki oleh anak
semacam ini, lantas kami berkata di dalam hati: “Seorang anak berakal sedang kami masih
kurang berakal.” Anak tersebut keluar dengan membawa seluruh harta bendanya untuk
disumbangkan dalam perjuangan kecuali kuda, senjata dan bekalnya belaka.
Ketika hari yang dijanjikan untuk berangkat perang telah tiba, maka anak itu permulaan
orang yang tampak pada kami, lalu berkata: “Assalamu alaikum wahai Abdul Wahid,” lalu
aku menjawab salamnya dan kukatakan: “Sungguh akad jual belimu telah beruntung
banyak.” Kemudian kami berjalan menuju medan tempur, sungguhpun demikian ternyata
anak itu berpuasa di waktu siang dan malampun melakukan shalat. Dengan hati yang
gembira dia melayani kami, memelihara binatang kami dan menjaga kami bila kami
tertidur. Lantas sampailah perjalanan kami ke tanah Romawi.
Ketika kami sudah sampai di tanah Romawi, lantas pemuda itu menghadap kepada kami
seraya berkata: “Sungguh rinduku telah lama mencekam kepada Al Aina Al Mardhiyah.”
Lantas beberapa temanku berkata: “Barangkali pemuda itu tergoda oleh setan atau
kemasukan jin atau mungkin akalnya sudah tidak sadar lagi.” Aku berkata: “Wahai anakku
yang tercinta, apakah maksud Al Aina Al Mardhiyah itu?” Dia menjawab: Sesungguhnya aku
pernah tidak sadar, lantas aku melihat seolah-olah ada orang datang kepadaku, lalu berkata
kepadaku: “Pergilah kamu untuk menjumpai Al Aina Al Mardhiyah, lantas aku diajak
berkunjung ke pertamanan yang terdapat sungai yang airnya tidak berubah. Kulihat di tepi
sungai itu ada beberapa perempuan yang mengenakan pakaian dan perhiasan yang
menarik, sungguh aku sulit melukiskan kecantikan dan daya tarik perhiasan dan
pakaiannya.
Ketika mereka melihat aku, langsung mereka berkata: “Ini suami Al Aina Al Mardhiyah, lalu
aku berkata: “assalamu alaikum, apakah ada di kalangan kamu Al Ana Al Mardhiyah?” Lalu
mereka menjawab: “Kami hanya sebagai pelayannya, oleh karena itu berjalanlah terus
kesana.”
Akupun berjalan menelusuri lorong-lorong di mukaku, lalu aku berjumpa dengan sungai dari
susu yang putih bersih, rasanya pun tidak berubah. Di sana terdapat pertamanan yang
penuh dengan dekorasi yang memikat hati dan beberapa wanita yang cantik. Ketika aku
melihat mereka, akupun tertarik lantaran kecantikannya sulit kulukiskan. Ketika mereka
melihat kepadaku, langsung mereka menyambutku dengan hati yang gembira, mereka
berkata: “ Inilah suami Al Aina Al Mardhiyah.” Aku mengucapkan salam kepada mereka dan
bertanya: Apakah diantara kamu ada Al Aina Al Mardhiyah?” Mereka menjawab salamku,
dan memanggilku dengan kata wahai waliyullah, kami hanya sebagai pembantunya, oleh
karena itu berjalanlah terus ke depan. Lantas akupun berjalan ke depan, tahu-tahu aku
berjumpa dengan sungai dari khomer dan di tepinya ada beberapa wanita yang menarik.
Dengan daya pikat masing-masing wanita itu, akupun lupa terhadap wanita yang
sebelumnya. Akupun mengucapkan salam untk mereka, aku bertanya: “Apakah di kalangan
anda ini ada Al Aina Al Mardhiyah?” Merakapun menjawab: “Tidak, kami hanya sebagai
pembantunya. Oleh karena itu berjalanlah terus.” Lalu akupun bertemu dengan sungai dari
madu yang jernih, di tepinya terdapat gadis yang cantik jelita membuat aku lupa terhadap
gadis sebelumnya, rupanya cahaya dan kemolekan mereka yang lebih memikat hatiku. Lalu
akupun mengucapkan salam kepada mereka, aku bertanya: “Apakah di antara kalian ada Al
Aina Al Mardhiyah?” Lalu mereka berkata: “Wahai waliyullah, kami sekedar pelayannya.
Oleh karena itu berjalanlah terus kedepan.” Akupun berjalan kedepan, lalu aku berjumpa
dengan tenda dari mutiara yang putih bersih, di depan pintunya ada gadis yang
mengenakan perhiasan dan pakaian yang sulit dilukiskan keindahannya. Ketika itu dia
melihat aku, lalu menyambutku dengan penuh kegembiaraan, lalu memanggil: “Wahai Al
Aina Al Mardhiyah, inlah suamimu telah datang.”
Pemuda itu berkata: “Lantas aku masuk ke tenda, tahu-tahu dia lagi duduk di atas ranjang
dari emas, berhias dengan mutiara dan yaqut. Ketika aku melihatnya, akupun tertarik. Dia
berkata: “Selamat datang wahai wali Allah, sungguh engkau akan datang kepada kami
sebentar lagi. Lalu akupun ingin merangkulnya, lantas dia menjawab: “Tenang saja, kamu
masih belum diperbolehkan merangkulku, sebab engkau masih hidup di dunia, kamu akan
berbuka pada kami malam ini.”
Pemuda itu berkata: “Lalu aku bangun, wahai Abdul Wahid sungguh aku tidak tahan lagi
hidup di dunia, aku ingin berjumpa dengan Al Aina Al Mardhiyah.”
Abdul Wahid berkata: “Pemuda itu masih belum memutuskan pembicaraanya, lantas ada
pasukan musuh yang menyerang kami. Ternyata pemuda itu tak tahan lagi untuk tinggal
diam, lalu dia menyerang ke tengah musuh dan bisa membunuh sembilan orang di antara
mereka, dan dia sendiri termasuk korban yang kesepuluh.”
Aku (Abdul Wahid) berjalan-jalan bertemu dengan tubuh pemuda itu yang lagi berlumuran
darah segar, dia malah tetawa atas penderitaannya, lalu meninggalah. Semoga Allah
memberikan manfaat kepada kami atas kisah pemuda itu.
Al Yafi’I pernah bercerita, sesungguhnya Allah yang Maha Suci lagi Maha Tinggi memberikan
wahyu kepada Nabi Sulaiman Bin Dawud AS agar keluar ke tepi laut , di sana engkau akan
melihat sesutau yang mengagumkan.
Lantas Nabi Sulaiman AS bersama jin dan manusia keluar, ketika sampai di tepi laut, dia
menoleh ke kanan dan ke kiri, ternyata tidak melihat sesuatu yang menarik perhatiannya,
lantas Nabi Sulaiman berkata kepada Ifrit: “Hendaklah kamu menyelam ke dasar lauit ini,
dan nanti kembalilah dengan membawa sesuatu yang kamu jumpai di dalamnya.” Si Ifrit
pun menyelam dan kembali sececah kemudian. Lalu Ifrit berkata: “Wahai Nabi Sulaiman,
sesungguhnya aku telah menyelam ke dalam dengan perjalanan yang amat jauh sekitar
sekian……… Sungguhpun demikian aku masih belum sampai ke dasarnya dan aku juga tidak
melihat sesuatu yang menarik.”
Nabi Sulaiman memerintah kepada Ifrit yang lain: “Berangkatlah kamu untuk meyelami laut
ini dan nanti bawalah sesuatu yang kamu jumpai, meskipun sekedar pengalaman yang telah
kamu lihat.” Sececah kemudian, Ifritpun kembali dan berkata sebagaimana apa yang
dikatakan oleh Ifrit yang pertama tadi, hanya saja Ifrit yang terakhir ini telah menyelam
dua kali.
Lantas Nabi Sulaiman berkata kepada Ashif bin Burkhiya, yaitu menteri Nabi Sulaiman yang
telah disebut di dalam Al Qur’an sebagai orang yang mengerti ilmu kitab. Akhirnya Nabi
Sulaiman dibawakan sebuah Kubbah dari kapur putih yang mempunyai empat pintu.
Sebuah pintu terbuat dari intan, sebuah pintu yang terbuat dari yaqut, sebuah pintu yang
terbuat dari mutiara, dan sebuah pintu yang terbuat dari Zabarzad yang hijau.
Seluruh pintu itu terbuka, namun setetes airpun tidak ada yang masuk ke dalamnya,
padahal kubbah itu berada di laut yang paling dalam, sekitar perjalan Ifrit yang pertama
tiga kali. Lantas kubah itu diletakkan di depan Nabi Sulaiman, tahu-tahu di dalamnya ada
seorang pemuda yang berpakaian baik, bersih sedang menjalankan shalat. Nabi Sulaman
masuk ke dalamnya dan mengucapkan salam kepadanya, lalu berkata kepada pemuda itu:
“Apakah yang mebuatmu bisa bertempat tinggal di dasar laut ini?” Pemuda itu menjawab:
“Wahai Nabi Allah, sesungguhnya ayahku itu seorang yang lumpuh, sedangkan ibuku tuna
netra, aku berusaha untuk melayaninya selama tujuh puluh tahun.”
Ketika ibuku akan meninggal dunia, dia berdo’a: “Ya Allah berilah anakku usia yang panjang
untuk datang kepadaMu.” Begitu juga ketika ayahku akan meninggal dunia, dia berdo’a: “Ya
Allah berilah anakku kesempatan untuk beribadah kepadaMu di suatu tempat yang
sekiranya tidak bisa dilalui oleh setan.”
Lantas aku keluar ke tepi laut ini setelah aku mengebumikan mayat ayah dan ibuku, lantas
aku melihat kubbah ini di depanku. Aku masuk ke dalamnya untuk melihat keindahan di
dalamnya. Akhirnya ada malaikat yang datang padaku dan membawanya bersamaku ke
dalam laut ini. Lantas Nabi Sulaiman bertanya: “ Kira-kira kapan kamu sampai ke tepi
pantai ini?” Pemuda itu menjawab: “Kira-kira pada jaman Nabi Ibrahim Al Kholil.”
Nabi Sulaiman mengingat tentang sejarah Nabi Ibrahim yang bisa diperkirakan dua ribu
empat ratus tahun yang silam. Sungguhpun demikian, pemuda itu masih tetap muda tidak
ada satupun uban di rambut kepalanya.
Lantas Nabi Sulaiman berkata: “Apakah kamu senang bersama kami?” Pemuda itu
menjawab: “Kembalikan aku ke tempatku wahai Nabi Allah.” Nabi Sulaiman berkata kepada
Ashif: “Wahai Ashif kembalikan ke tempatnya.” Nabi Sulaiman menoleh dan berkata:
“Lihatlah, bagaimana Allah mengabulkan do’a kedua orang tua lelaki ini. Oleh sebab itu, aku
peringatkan kepadamu jangan sampai durhaka kepada kedua orang tua.”
Aku dimakamkan dimana?
Kami warga kabupaten martapura Kalimantan selatan lagi berduka cita atas berpulangnya
ke rahamtullah guru kami tercinta Guru H.Sopian Keraton Martapura . Moga amal dan
ibadah beliau diterima Allah Ta’ala .. Dan sudah di kebumikan hari ini hari jum’at sesudah
sholat ashar . Moga ilmu yang beliau ajarkan bisa diamalkan murid2nya .. aamiin
Istri, belahan hati, belahan jiwa pun pergi,Anak, yang di tubuhnya darahku mengalir,tak
juga tinggal,Apalagi sekedar tangan kanan,kawan dekat rekan bisnis,atau orang-orang
lain,aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka.....
Istriku menangis,sangat pedih,aku pun demikian !Anakku menangis, tak kalah sedih,Dan
demikian aku juga,Tangan kananku menghibur mereka,kawan dekatku berkirim bunga dan
ucapan,tetapi aku tetap sendiri disini,menunggu perhitungan ...
Menyesal sudah tak mungkin,Tobat tak lagi dianggap,dan ma'af pun tak bakal didengar,aku
benar-benar harus sendiri...karena ku tahu...sejak aku lahiraku tahu....aku harus mati !!!
Ya Tuhanku,(entah dari mana kekuatan itu datang, setelah sekian lama aku tak lagi dekat
dengan-Nya),jika kau beri aku satu lagi kesempatan,jika kau pinjamkan lagi beberapa hari
milik-Mu,beberapa hari saja...atau beberapa menit saja !
Aku harus berkeliling,memohon ma'af pada mereka,yang selama ini telah merasakan
zalimku,yang selama ini sengsara karena aku,yang tertindas dalam kuasaku.yang selama
ini telah aku sakiti hati nyayang selama ini telah aku bohongi....
Aku harus kembalikan, semua harta kotor ini,yang kukumpulkan dengan wajah
gembira,yang kukuras dari sumber yang tak jelas,yang kumakan, bahkan yang kutelan.Aku
harus tuntaskan janji janji palsu yg sering ku umbar dulu.....
Ya .... Tuhanku,beri lagi aku beberapa hari milik-Mu,untuk berbakti kepada ayah dan ibu
tercinta !
teringat kata kata kasar dan keras yg menyakitkan hati mereka,maafkan aku ayah dan
ibu ,mengapa tak kusadari betapa besar kasih sayangMu !
beri juga aku waktu,untuk berkumpul dengan istri dan anakku,untuk sungguh sungguh
beramal soleh ,Aku sungguh ingin bersujud dihadap-Mu,bersama2 degan mereka ...
begitu sesal diri ini,karena hari hari telah berlalu tanpa maknapenuh kesia-sia'an
belaka,kesenangan yg pernah kuraih dulu,kini tak ada artinya,sama sekali mengapa ku sia
sia'kan saja ,waktu hidup yg hanya sekali ituandai ku bisa putar ulang waktu itu ...
Aku dimakamkan hari ini,dan semua menjadi tak terma'afkan,dan semua menjadi
terlambat,dan aku harus sendiri,untuk waktu yang tak terbayangkan ...
"[36:54] Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun dan kamu tidak
dibalasi, kecuali dgn apa yg telah kamu kerjakan !"
Mudah2an bisa menjadi Renungan buat kita semua....agar kita lebih bijaksana dlm
mengarungi bahtera kehidupan yg hanya...sebentar saja.....
Khadijah binti Khuwailid ra mengajarkan tentang
CINTA
Diriwayatkan dalam sahih Bukhari dengan sanadnya, dari Ibnu Syihab dari Urwah bin Az
Zubair dari Aisyah, ummul mukminin menceritakan hadits tentang pemulaan turunnya
wahyu, yaitu ketika Malaikat Jibril turun menemui Muhammad di gua Hira’ dan memintanya
membaca ” iqra’ ” tiga kali.
Tiga kali juga Muhammad saw. menjawab“Maa ana biqari’ “, menegaskan bahwa beliau
tidak bisa membaca. Kata “maa” merupakan penafian atau pengingkaran bahwa memang
beliau tidak sanggup membaca sama sekali. Kemudian Jibril mendekapnya dengan kuat.
Peristiwa tiba-tiba itu membuat Muhammad saw. takut dan khawatir terhadap dirinya.
Muhammad saw. segera pulang menemui Khadijah binti Khuwailid ra seraya berkata,
“Selimuti aku, selimuti aku.” Dengan sigap Khadijah menyelimutinya, perlahan rasa takut
mulai menghilang. Setelah merasa tenang, Muhammad saw. menceritakan kejadian yang
dialaminya. “Sungguh saya takut terhadap diriku.” pungkas Muhammad saw.
“ و ُتعين على نوائب الحق، و ُتقرى الضيف، و ُتكسب المعدوم، وتحمل الكل، كال وهللا ما يخزيك هللا أبدا إنك لتصل الرحم:”فقالت خديجة
Dengan sigap dan mantap Khadijah menjawab, “Tidak, sekali-kali tidak, Demi Allah, Allah
tidak akan menghinakan engkau selamanya, karena engkau penyambung silaturahim,
membantu yang memerlukan, meringankan orang yang tidak berpunya, memulyakan tamu
dan menolong untuk kebenaran.”
Yang menarik untuk disebut dari periwayatan ini adalah, bahwa Aisyah istri Rasulullah saw.
sangat cemburu dengan Khadijah , namun demikian, Aisyah secara amanah meriwayatkan
kisah ini apa adanya, tidak dikurangi sedikit pun. Subhanallah!
Seandainya Muhammad saw. tidak “betah” di rumah Khadijah, pasti beliau tidak akan
pulang ke rumah Khadijah di saat dirinya dihantui ketakutan seperti itu.
Muhammad saw. minta diselimuti, ketika rasa takut dalam dirinya lenyap dan rasa khawatir
yang menyelimuti jiwanya hilang, Muhammad saw. baru menceritakan apa yang terjadi.
Rasa takut yang demikian hebat mampu menghalangi berpikir jernih dan menghambat
berinisiatif secara cepat dan tepat.
“Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya,
diapun bersoal jawab dengan (malaikat-malaikat) kami tentang kaum Luth.” Huud:74
Penggunaan huruf ” fa’ ” dalam potongan hadits di atas menunjukkan kesigapan seorang
istri, “Maka Khadijah langsung menyelimutinya, sehingga hilanglah rasa takut darinya.”
Muhammad saw. terkenal sebagai seorang yang selalu menjaga kehormatan dan
kepribadian dirinya, sehingga tidak mungkin beliau meminta diselimuti, kalau bukan karena
kondisi yang menimpa dirinya sedemikian hebat.
Namun, rasa takut dan khawatir yang dialami Muhammad saw. adalah hal yang wajar,
sebagaimana nabi-nabi sebelumnya juga demikian,
“Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh
perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: “Jangan kamu
takut, Sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth.”
Huud:70
“Maka Musa merasa takut dalam hatinya.” Thaaha:67
“(Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka.
mereka berkata: “Janganlah kamu takut”, dan mereka memberi kabar gembira kepadanya
dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak). Adz Dzariat:28
Sekaligus Muhammad saw. juga paham bahwa istrinya mampu memberi jalan keluar dari
peristiwa yang hadapinya.
Khadijah seorang yang cerdas, mengetahu solusi jitu atas apa yang dialami suaminya,
termasuk perihal yang belum pernah terjadi sekalipun.
Permulaan turunnya wahyu merupakan tahapan baru bagi kehidupan Muhammad saw.
turunnya wahyu dengan tiba-tiba menjadikan diri beliau berubah statusnya. Turunya
permulaan wahyu ini sebagai deklarasi tersambungnya kembali antara langit (risalah
Ilahiyah) dengan bumi (tugas penyampaian dan sikap optimisme hidup).
Tersambungnya kembali jalinan langit dan bumi, setelah sebelumnya terputus beberapa
abad. Inilah proses penguatan jiwa Muhammad saw. sebagai seorang manusia untuk
menerima risalah Ilahiyah.
Karena itu, Muhammad saw. berkata, “Saya takut terhadap diriku sendiri” rasa takut
terhadap apa yang ia lihat dan di dengar itu bagian dari tipu daya jin atau dukun,
sebagaimana yang dipaparkan dalam buku-buku sirah tentang ketakutan Muhammad saw.
terhadap dirinya.
Atau berteduhnya Muhammad saw. di bawah sebuah pohon. Seorang Rahib yang melihat
kejadian itu berkomentar, “Tidak ada orang yang berteduh di pohon ini kecuali ia adalah
seorang nabi, sebagaimana diterangkan dalam kitab asli kami.” Dan ketika diceritakan ciri-
ciri Muhammad, maka itu persis tertulis dalam kitab mereka.
Kisah ini ditulis di banyak buku sirah, seperti sirah Ibnu Ishaq, sirah Ibnu Hisyam, sirah As
Suyuthi, sirah As Suhaili dan lain-lain.
Makanan, ketika Khadijah menjawab dengan mantap, “Tidak, sekali-kali tidak” adalah
berdasarkan data-data panjang yang ia ketahui sebelumnya. Jawaban yang juga tidak
diduga Muhammad saw. sendiri. Jawaban tegas, memancar dari aliran cintanya kepada
suaminya. Kenapa tidak? Karena Khadijah yakin bahwa beliau adalah utusan Allah swt.
untuk umat ini.
Khadijah segera mencarikan informasi kepada tokoh agama, Waraqah bin Naufal, atau
kepada pendeta Buhaira tentang kejadian yang dialami Muhammad saw. Keduanya
berkomentar, bahwa Muhammad seorang nabi akhir zaman untuk umat ini.
Proses nikahnya Khadijah dengan Muhammad pun unik, dimana Khadijah meminta salah
seorang wanita Quraisy untuk mempengaruhi Muhammad dengan menceritakan
keistimewaan dan kelebihan Khadijah. Di akhir lobi, wanita itu menawarkan kepada
Muhammad, bahwa Khadijah layak menjadi Istrinya, dan Muhammad cocok menjadi
suaminya.
Dengan ditemani pamannya, Abu Thalib dan paman-paman yang lain, Muhammad saw.
melamar Khadijah. Sejarah sirah mencatat, bahwa Khadijah ketika itu sebagai seorang
pebisnis ulung yang sangat kaya raya.
Kisah lain yang menguatkan bahwa Muhammad saw. seorang Rasul adalah sebagaimana
diriwayatkan Imam Baihaqi dari Ibnu Ishaq, bahwa Khadijah bersanding dengan
Muhamamd saw. di dalam rumahnya. Khadijah berkata, “Apakah engkau melihat Malaikat
Jibril? Muhammad menjawab, “Ya”. Maka Khadijah masuk kebilik kamarnya dan bersanding
dengan Muhammad seraya membuka tutup kepala dan cadar yang dipakainya. Khadijah
kembali bertanya, “Apakah engkau masih melihatnya? Tidak, jawab Muhamamd saw.
Khadijah berkomentar, Ia bukanlah setan, ia adalah malaikat wahai putra pamanku.
Khadijah yakin dan bersaksi bahwa apa yang dibawa Muhammad saw. adalah kebenaran.
Demikian, kita melihat sikap bijak ummul mukminin, Khadijah ra. Dirinya menjadi dewasa
dan matang bersamaan dengan kejadian-kejadian yang dialaminya. Khadijah menjadi
mudah menyelesaikan persoalan bersamaan dengan permasalahan-permasalahan yang
dihadapinya. Khadijah tidak sekedar menggembirakan dan membela Muhammad saw.
berdasarkan dugaan atau kamuflase belaka. Akan tetapi Khadijah mempersembahkan
pembelaan dan menyenangkan hati suaminya karena berdasarkan data-data panjang yang
ia hadapi selama ini.
Dengan sigap dan penuh cinta, Khadijah mendampingi suaminya menghadapi persoalan
hidup. Allahu a’lam.
Jadilah suami yang soleh
”Seorang suami yg sholeh adalah suami yg mampu menjaga amanah yg diu berikan
kepadanya,dan istri adalah amanah yg diberikan kepada seorang laki-laki yg menjadi
suaminya.”
”Seorang suami yg sholeh akan selalu mampu menjadi teladan terpuji buat istri dan
anak-anaknya,mampu menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan yg baik,dan mendidik
diri,istri,dan anak-anaknya utk menapaki jalan-jalan yg menuju keridhoan Allah.”
”Seorang suami yg sholeh adalah suami yg mampu membuat istrinya dan anak-
anaknya tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yg luar biasa serta menapaki
tangga-tangga sukses di dunia dan di akhirat kelak.”
”Seorang suami yg sholeh adalah suami yg mampu membimbing istri dan anak-
anaknya di dlm sebuah akidah syariat islam menuju NUURJENNAH(CAHAYA
SYURGA),seorang suami yg sholeh adalah suami yg akan selalu menjaga istri dan
anak-anaknya dari api neraka.
Sifat-sifat istri solehah
12 Sifat istri shalihah bisa kita rinci berikut ini berdasarkan dalil-dalil yang disebutkan
setelahnya:
Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Maukah aku beritahukan kepada
kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih
sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya
marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya
seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam
Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy- Syaikh Al Albani
rahimahullah, no. 287)
Al Quran :
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap
seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada
keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu
beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan)
hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.
(an-Nuur: 2-3).
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk,” (al-Israa’: 32)
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan
tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan
(alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang
demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan
dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam
azab itu, dalam keadaan terhina,” (al-Furqaan: 68-69).
HADIS :
Masih diriwayatkan darinya dari Nabi saw. beliau bersabda, “Jika seorang
hamba berzina maka keluarlah darinya keimanan dan jadilah ia seperti awan
mendung. Jika ia meninggalkan zina maka kembalilah keimanan itu
kepadanya,” (Shahih, HR Abu Dawud [4690]).
Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila
suaminya memandang akan menyenangkannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik
perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan
menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan
menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah
berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)
Melegakan hati suami bila dilihat. Rasulullah bersabda, ”Bagi seorang mukmin laki-
laki, sesudah takwa
kepada Allah SWT, maka tidak ada sesuatu yang paling berguna bagi dirinya,
selain istri yang shalehah. Yaitu, taat bila diperintah, melegakan bila
dilihat, ridha bila diberi yang sedikit, dan menjaga kehormatan diri dan
suaminya, ketika suaminya pergi.” (HR Ibnu Majah).
''jika dia belum menikah,maka yg di maksud adalah suami yg lebih baik dari
suami yg di takdirkan utknya jika ia tetap hidup,
adapun jika dia sdh menikah,maka yg dimaksud dgn suami yg lebih baik
adalah yg lebih baik sifat-sifatnya di dunia,
karena yg di sebut dgn menggantikan adalah bisa dgn menggantikan
orangnya seperti bila kita menukar kambing dgn unta,atau bisa menganti
sifat-sifatnya seperti bilamana kita berkata:
Abubakar r.a.berkata,''iman itu lebih cantik dari mangkuk yg cantik ini,orang yg beriman
itu lebih manis dari madu dan pertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut.''
Umar r.a.berkata,''kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yg cantik ini,seorang raja itu
lebih manis dari madu,dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai
rambut.
Utsman r.a.berkata,''ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yg cantik ini,orang yg menuntut
ilmu yg di miliki itu lebih manis dari madu,dan beramal dengan ilmu yg di miliki itu lebih
sulit dari meniti sehelai rambut.
Fatimah r.a.berkata,''seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yg cantik
,wanita yg ber-purdah itu lebih manis dari madu,dan mendapatkan seorang wanita yg tak
pernah di lihat orang lain kecuali muhrimnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut.
Allah SWT berfirman,''sorga-KU itu lebih cantik dari mangkuk yg cantik itu,nikmat
sorg-KU lebih manis dari madu,dan jalan menuju sorga-KU adalah lebih sulit dari
meniti sehelai rambut....
Nabi Musa adalah satu-satunya Nabi yang bisa berbicara dengan Allah S.W.T Setiap kali dia
hendak bermunajat, Nabi Musa akan naik ke Bukit Tursina. Di atas bukit itulah dia akan
berbicara dengan Allah.Nabi Musa sering bertanya dan Allah akan menjawab pada waktu itu
juga. Inilah kelebihannya yang tidak ada pada nabi-nabi lain.
Suatu hari Nabi Musa telah bertanya kepada Allah. "Ya Allah, siapakah orang di syurga nanti
yang akan berjiran dengan aku?".
Allah pun menjawab dengan mengatakan nama orang itu, kampung serta tempat
tinggalnya. Setelah mendapat jawaban, Nabi Musa turun dari Bukit Tursina dan terus
berjalan mengikut tempat yang diberitahu. Setelah beberapa hari di dalam perjalanan
akhirnya sampai juga Nabi Musa ke tempat dimaksud .
Dengan pertolongan beberapa orang penduduk di situ, beliau berhasil bertemu dengan
orang tersebut. Setelah memberi salam beliau dipersilakan masuk dan duduk di ruang
tamu.
Tuan rumah itu tidak melayani Nabi Musa. Dia masuk ke dalam kurungan dan melakukan
sesuatu di dalamnya . Sebentar kemudian dia keluar sambil membawa seekor babi betina
yang besar. Babi itu dituntunnya dengan cermat. Nabi Musa terkejut melihatnya. "Apa hal
ini?, kata Nabi Musa berbisik dalam hatinya penuh keheranan.
Babi itu dibersihkan dan dimandikan dengan baik. Setelah itu babi itu dilap sampai kering
serta dipeluk cium kemudian diletakkan ke dalam kurungan . Tidak lama kemudian dia
keluar sekali lagi dengan membawa pula seekor babi jantan yang lebih besar. Babi itu juga
dimandikan dan dibersihkan. Kemudian dilap hingga kering dan dipeluk serta cium dengan
penuh kasih sayang. Babi itu kemudiannya dimasukkan ke kurungan .
Selesai kerjanya barulah dia melayani Nabi Musa. "Wahai saudara! Apa agama kamu?".
"Aku agama Tauhid", jawab pemuda itu yaitu agama Islam. "Habis, mengapa kamu
memelihara babi? Kita tidak boleh berbuat begitu." Kata Nabi Musa.
"Wahai tuan hamba", kata pemuda itu. "Sebenarnya kedua babi itu adalah ibu bapa
kandungku. Oleh kerana mereka telah melakukan dosa yang besar, Allah telah menukarkan
rupa mereka menjadi babi yang buruk rupanya. Soal dosa mereka dengan Allah itu soal
lain. Itu urusannya dengan Allah. Aku sebagai anaknya tetap melaksanakan kewajibanku
sebagai anak. Hari-hari aku berbakti kepada kedua ibu bapaku sebagaimana yang tuan
hamba lihat tadi. Walaupun rupa mereka sudah menajdi babi, aku tetap melaksanakan
tugasku.", sambungnya.
"Setiap hari aku berdoa kepada Allah agar mereka diampuni. Aku memohon supaya Allah
menukarkan wajah mereka menjadi manusia yang sebenarnya , tetapi Allah masih belum
memakbulkan lagi.", tambah pemuda itu lagi.
Maka ketika itu juga Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa a.s. 'Wahai Musa, inilah
orang yang akan berjiran dengan kamu di Syurga nanti, hasil baktinya yang sangat tinggi
kepasa kedua ibu bapanya. Ibu bapanya yang sudah buruk dengan rupa babi pun dia
berbakti juga. Oleh itu Kami naikkan maqamnya sebagai anak soleh disisi Kami."
Allah juga berfirman lagi yang bermaksud : "Oleh kerana dia telah berada di maqam anak
yang soleh disisi Kami, maka Kami angkat doanya. Tempat kedua ibu bapanya yang Kami
sediakan di dalam neraka telah Kami pindahkan ke dalam syurga."
Itulah berkat anak yang soleh. Doa anak yang soleh dapat menebus dosa ibu bapa yang
akan masuk ke dalam neraka pindah ke syurga. Ini juga hendaklah dengan syarat dia
berbakti kepada ibu bapanya. Walaupun hingga ke peringkat rupa ayah dan ibunya seperti
babi. Mudah-mudahan ibu bapa kita mendapat tempat yang baik di akhirat kelak.
Walau bagaimana buruk sekali pun perangai kedua ibu bapa kita itu bukan urusan kita,
urusan kita ialah menjaga mereka dengan penuh kasih sayang sebagaimana mereka
menjaga kita sewaktu kecil hingga dewasa.
Walaupun banyak sekali dosa yang mereka lakukan, itu juga bukan urusan kita, urusan kita
ialah meminta ampun kepada Allah S.W.T supaya kedua ibu bapa kita diampuni Allah
S.W.T.
Doa anak yang soleh akan membantu kedua ibu bapanya mendapat tempat yang baik di
akhirat, inilah yang dinanti-nantikan oleh para ibu bapa di alam kubur.
Arti sayang seorang anak kepada ibu dan bapanya bukan melalui pemberian uang , tetapi
sayang seorang anak pada kedua ibu bapanya ialah dengan doanya supaya kedua ibu
bapanya mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah.
“Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah
sampai susu [yang telah diperah] bisa masuk kembali ke tempat keluarnya.” (HR. Tirmidzi
[1633]).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Ada tujuh ...golongan yang akan
dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya;
4. dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka berkumpul dan
berpisah karena-Nya,
“Ada dua buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang
menangis karena merasa takut kepada Allah,
dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena menjaga pertahanan
kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah.”
(HR. Tirmidzi [1639], disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi
[1338]).
Dari Ubaidullah bin Umair rahimahullah, suatu saat dia pernah bertanya kepada
Aisyah radhiyallahu’anha,
“Kabarkanlah kepada kami tentang sesuatu yang pernah engkau lihat yang paling
membuatmu kagum pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?”.
‘Ketika beliau duduk [dalam shalat] maka beliau masih terus menangis sampai-
sampai jenggotnya pun basah oleh air mata!’.
Aisyah melanjutkan,
‘Kemudian beliau terus menangis sampai-sampai tanah [tempat beliau shalat] pun
menjadi ikut basah [karena tetesan air mata]!”. Lalu datanglah Bilal untuk
mengumandangkan adzan shalat (Subuh).
Ketika dia melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menangis, Bilal pun
berkata, ‘Wahai Rasulullah, anda menangis? Padahal Allah telah mengampuni dosa
anda yang telah berlalu maupun yang akan datang?!’.
Maka Nabi pun menjawab, ‘Apakah aku tidak ingin menjadi hamba yang pandai
bersyukur?! Sesungguhnya tadi malam telah turun sebuah ayat kepadaku, sungguh
celaka orang yang tidak membacanya dan tidak merenungi kandungannya! Yaitu
ayat (yang artinya), “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi….dst sampai
selesai” (QS. Ali Imran : 190).”
(HR. Ibnu Hiban [2/386] dan selainnya. Disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih at-
Targhib [1468] dan ash-Shahihah [68]).
Kalau al-Hasan al-Bashri saja menangis sedemikian keras karena satu dosa yang
diperbuatnya, lalu bagaimanakah lagi dengan orang yang mengingat bahwa jumlah
dosanya tidak dapat lagi dihitung dengan jari tangan dan jari kaki? Laa haula wa laa
quwwata illa billah! Alangkah jauhnya akhlak kita dibandingkan dengan akhlak para
salafush shalih? Beginikah seorang salafi, wahai saudaraku? Tidakkah dosamu
membuatmu menangis dan bertaubat kepada Rabbmu? “Apakah mereka tidak mau
bertaubat kepada Allah dan meminta ampunan kepada-Nya? Sementara Allah Maha
pengampun lagi Maha penyayang.” (lihat QS. al-Maa’idah : 74).
Mahluk terindah itu bernama wanita
Sahabatku,
tak ada yang menyangkal bahwa kita, wanita, adalah sangat indah
cobalah kita menengok cermin
betapa sempurna Allah menciptakan kita
betapa indah alis yang berbaris di atas mata kita
betapa lentiknya bulu mata yang menghiasi mata kita
betapa indah mata kita
Subhanallah…..betapa indahnya wanita
Sahabatku,
sesungguhnya Allah memberikan kita dua keindahan,
keindahan batin dan keindahan lahir
keindahan batin akan memancar melalui kesucian diri, ilmu dan akal pikiran
keindahan batin inilah yang akan menghiasi rupa lahir kita
keindahan batin inilah yang akan membuat kita indah, mulia dan penuh kharisma
semakin tertanam sifat-sifat itu dalam ruh kita, semakin indahlah kita
siapapun yang melihat kita, tentu akan merasa kagum
kita akan lebih dicintai
Sahabatku,
keindahan batin adalah nikmat Allah yang paling berharga……
keindahan lahir juga merupakan nikmat Allah
keindahan lahir terletak pada tersembunyinya, bukan pada terbukanya
dan,
jika kita mensyukurinya
jika kita bertakwa
jika kita menjaganya
maka, akan semakin menambah keindahannya
Sahabatku,
wanita adalah sekolah terbaik bagi pendidikan generasi Muslim
wanita adalah manusia terbaik yang melahirkan generasi Islam
wanita adalah manusia terbaik yang menjadi sumber makna pengorbanan
Maka,
lepaskanlah diri kita dari taklid buta terhadap yang lain
bebaskanlah diri kita dari nafsu yang menghimpit
bebaskanlah diri kita dari penghambaan selain Allah
bebaskanlah diri kita dari ketundukan dan kepasrahan selain Allah
bebaskanlah diri kita dari ketakutan kepada selain Allah
Sahabatku,
itulah yang dinamakan wanita terindah
wanita tercantik nan jelita
Duhai saudariku……..
tidakkah engkau ingin menjadi wanita terindah......
(。✿‿✿。)
tidak mau solat adalah sifat sombong
Sholat adalah memohon petunjuk kepada Allah, diri ini tak tahu arah.
Tidak mau sholat ….?
Apakah dia lebih tahu daripada Allah,
yang Maha Tahu atas segala sesuatu.
Sholat adalah ruku’ dan sujud kepada Allah, diri ini hina.
Tidak mau sholat ....?
Apakah dia lebih mulia dari pada Allah,
yang bertasbih apa yang di langit dan di bumi?
(QS. Al Isra’:44)
"Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah berSUJUD apa yang ada di
langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gu-nung, pohon-pohonan, binatang-
binatang yang melata dan seba-gian besar daripada manusia?"
”Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan SOMBONG, karena
sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu
tidak akan sampai setinggi gunung.”
Sabda Rasul :
”Tidak akan masuk surga siapa yang di dalam hatinya ada kesombongan walau
seberat debu.” (HR Muslim)
Allah benci dengan orang yang sombong, dan Rasul diperintahkan untuk memerangi orang-
orang yang sombong, sebagaimana sabdanya dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma:
(1) bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan
bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah,
Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata: Saya mendengar Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam-
bersabda:
صاَل ِة َ ْإِنَّ َبي َْن الرَّ ج ُِل َو َبي َْن ال ِّشرْ كِ َو ْال ُك ْف ِر َتر
َّ ك ال
“Sungguh yang memisahkan antara seorang laki-laki (baca: muslim) dengan kesyirikan dan
kekufuan adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim no. 82)
Asy-Syaukani berkata dalam Nailul Authar (1/403), “Hadits ini menunjukkan bahwa
meninggalkan shalat termasuk dari perkara yang menyebabkan terjadinya kekafiran.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiah juga menerangkan perbedaan antara kata ‘al-kufru’ (memakai
‘al’) dengan kata ‘kufrun’ (tanpa ‘al’). Dimana kata yang pertama (yang memakai
‘al’/makrifah) bermakna kekafiran akbar yang mengeluarkan dari agama, sementara kata
yang kedua (tanpa ‘al’/nakirah) bermakna kafir asghar yang tidak mengeluarkan dari
agama. Sementara dalam hadits di atas dia memakai ‘al’. (lihat Iqtidha` Ash-Shirath Al-
Mustaqim hal. 70)
(HR. At-Tirmizi no. 2621, An-Nasai no. 459, Ibnu Majah no. 1069 dan dinyatakan shahih
oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 4143)
Asy-Syaikh Ibnu Al-Utsaimin berkata, “Yang dimaksud dengan kekafiran di sini adalah
kekafiran yang menyebabkan keluar dari Islam, karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam menjadikan shalat sebagai batas pemisah antara orang orang mu’min dan orang
orang kafir, dan hal ini bisa diketahui secara jelas bahwa aturan orang kafir tidak sama
dengan aturan orang Islam. Karena itu, barang siapa yang tidak melaksanakan perjanjian
ini maka dia termasuk golongan orang kafir.”
“Para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah berpendapat mengenai
sesuatu dari amal perbuatan yang mana meninggalkannya adalah suatu kekufuran
melainkan shalat.” (HR. At-Tirmizi no. 2622)
Itulah mengapa dalam peperangan, orang yang menyerah dan masuk islam belum diakui,
sebelum mendirikan sholat dan membayar zakat.
" Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka
berilah kebebasan mereka untuk berjalan. sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang."
( QS At Taubah : 5 ).
”Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka (mereka
itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu
bagi kaum yang mengetahui.”
" Sesungguhnya orang orang munafik itu menipu Allah dan Allah akan membalas
tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri dengan
malas. Mereka bermaksud riya' ( dengan sholat ) dihadapan manusia. dan tidaklah
mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali."
Rasulullah bersabda : Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah
shalat Isya’ dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di
dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya (berjamaah di masjid) sekalipun
dengan merangkak” [HR Al-Bukhari dan Muslim]
Dan shalat adalah kunci surga, tidak shalat ya masuk neraka, yaitu neraka SAQAR,
Allah Ta'ala berfirman, yang artinya : " Apakah yang memasukkan kamu kedalam saqar
( neraka ) ?" mereka menjawab," Kami dahulu tidak termasuk orang orang yang
mengerjakan shalat." ( Al Mudatsir: 42-43 ).
Niat karena DIA atau karena dia??
Ketika niatmu dipertanyakan....
"Karna DIA atau karna dia????"
Pernahkah kau meragukan niatmu dalam melakukan sesuatu?
kalo aku pernah... saat sebuah ajakan ibadah datang dari orang yang "berkesan", maka
rasanya sulit untuk mengatakan tidak pada ajakan itu, apalagi dalam hal ibadah?
Apakah kau pernah mengalami hal yang sama? kau tak perlu mengatakannya padaku, tapi
cukup Jujurlah pada diri sendiri...
Ketika hal itu terjadi, ketika kita mulai meragukan niat pada diri kita,
Sebaiknya kita berdiam sejenak untuk merenungi dan bertanya pada hati, "sebenarnya
karna siapa kita lakukan semua ini? Karna DIA atau karna dia?" dengarkanlah dengan
seksama suara lembut dari dalam hatimu, karna kata hatimu tak pernah dusta....
Kalau memang hatimu membenarkan, bahwa niatmu sebenarnya bukanlah karna DIA,
sebaiknya hentikan apa yang kau lakukan itu!
Karena semuanya hanya akan berujung pada kesia-siaan...
Engkau berkorban ini dan itu untuk melakukan ibadah itu sementara niatnya hanya karna si
dia yang mengajak, atau hanya karna ada si dia dalam acara itu, atau karna ingin dilihat
oleh si dia... maka sekali lagi aku sarankan hentikanlah apa yang kau lakukan, sampai kau
bernar-benar yakin bahwa telah memperbaiki niatmu....
Pikirkanlah, apa manfaatnya melakukan itu karna dia? Kau tidak akan mendapatkan
imbalan pahala dariNYA karna kau lakukan itu bukan karnaNYA, sedangkan apa yang kita
dapat darinya? Dengan melakukan semua itu karenanya?
Tidak ada....
Bahkan kita akan merasakan kecewa yang sangat ketika mengetahui ternyata dia tidak
memperdulikan apa yang kita lakukan demi dia itu.... Dan kita pun akan berhenti
melakukan ibadah itu karena kecewa dengannya....
Sedangkan DIA... tak akan pernah mengecewakan hambaNYA, tiada kata sia-sia bagiNYA
meski sekecil apapun amalan yang dilakukan oleh hambaNYA untukNYA, DiA pasti akan
membalasnya dengan hal yang lebih dari sekedar yang kita harapkan....
Nah, mulai sekarang mari kita luruskan niat untuk mencari ridhaNYA.... Bukan ridhanya,
manusia biasa yang dho'if.......
Orang-orang yang setiap perbuatanya iklas karena ALLAH.. tak pernah memandang
pendapat manusia… walau dicerca dan dihina…
Orang-orang yang meneguhkan hatinya pada keimanan pada ALLAH…
Orang-orang yang mensucikan diri… dari kekotoran hati…dari perbuatan sia-sia…
dari harta haram… Orang-orang yang menyibukkan diri dengan lautan ilmu ALLAH..
Berbahagialah orang-orang yang beriman……. Orang-orang yang hatinya tak pernah mati…
Yang tak pernah lepas dari mengingat ALLAH…
Baik pada saat dia tidur, duduk ataupun berdiri…tiada duka cita pada hati dan wajahnya…
dia merasa apa yang diciptakan ALLAH tiada yang sia-sia… Semua merupakan sunah-NYA…
tak pernah berburuk sangka pada ALLAH dan juga pada manusia lainnya… Dia percaya
takdir ALLAH merupakan yang terbaik pada setiap mahluk….
Bersyukurlah
Pernah ada ibu yang memprotes saya begini, 'Mas Agus, apa yang harus saya syukuri
melihat suami selingkuh?' Saya kemudian menjelaskan kepada beliau kenapa harus
bersyukur kepada Allah disetiap kondisi apapun hidup ini adalah wujud kasih sayang Allah
kepada kita. Kemudian beliau bertutur, 'Benar Mas Agus, sepatutnya saya juga
bermuhasabah (instropeksi diri), selama ini saya kurang melayani suami dengan baik. Saya
tenggelam dalam pekerjaan, larut mengejar karier. Mungkin saja suami saya tidak
sepenuhnya bersalah, ada peran saya yang membuat suami seperti itu.'
Kesadaran ibu tersebut untuk bersyukur dibalik perselingkuhan suaminya ada hikmah yang
bisa petiknya. Kesibukan mengejar karier, tenggelam dalam dunianya sendiri menyebabkan
lupa terhadap Sang Khaliq dan amanah yang dititipkan yaitu suami serta anak-anaknya.
Sedikit demi sedikit belajar untuk mengevaluasi diri dan belajar untuk menjadi pasangan
hidup yang lebih baik, melayani suami dengan tulus, mengokohkan rumah tangga dengan
ketaqwaan kepada Allah membuat rumah tangganya menjadi indah.
Tidaklah mudah untuk bersyukur ketika ujian dan cobaan itu hadir. Apalagi menyambut
dengan riang gembira dengan mengucapkan, 'Terima kasih Ya Allah, Engkau telah
memberikan kami cobaan dalam hidup ini.' Yang ada, ketika cobaan itu datang yang ada
kita marah, kesal dan mencari siapa yang patut kita salahkan. 'Ini kan gara-gara kamu,
penyebab penderitaan hidupku!' 'Kenapa engkau lakukan itu kepadaku, orang yang
mencintaimu.' 'Mengapa malang betul nasibku ini?' Saya yakin tidak mudah menyikapi
setiap ujian dan cobaan hadir di dalam hidup kita. Pahit dan perih yang kita rasakan bagai
hati yang teriris.
Teman, Izinkan saya mengajak anda, seburuk dan semenderita apapun dalam hidup kita,
yakinlah semua itu adalah wujud kasih sayang Allah kepada kita. Perceraian,
perselingkuhan, kehilangan orang yang dicintai, pernghianatan, perhinaan dan semua yang
membuat perih hati kita, bila kita hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri akan membuat
anda roboh, melemah dan jatuh sakit. Namun bila setiap ujian dan cobaan kita bersandar
kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan membuat anda kokoh, kuat dan hidup lebih sehat.
Bersandar kepada Allah berarti bersyukur atas setiap peristiwa apapun yang terjadi pada
diri kita.
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada mereka
orang2 yang sabar, yaitu orang2 yang apabila tertimpa musibah mereka mengucapkan
'Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun' (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan
kepadaNya kami kembali). Mereka itulah orang2 yang mendapatkan petunjuk (QS. al-
Baqarah : 155 -157).
Dibalik kelembutan suaramu
Banyak wanita di jaman ini yang merelakan dirinya menjadi komoditi. Tidak hanya wajah
dan tubuhnya yang menjadi barang dagangan, suaranya pun bisa mendatangkan banyak
rupiah
Ukhti Muslimah….
Suara empuk dan tawa canda seorang wanita terlalu sering kita dengarkan di sekitar kita,
baik secara langsung atau lewat radio dan televisi. Terlebih lagi bila wanita itu berprofesi
sebagai penyiar atau MC karena memang termasuk modal utamanya adalah suara yang
indah dan merdu.
Begitu mudahnya wanita tersebut memperdengarkan suaranya yang bak buluh perindu,
tanpa ada rasa takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Padahal Dia telah
memperingatkan:
“Maka janganlah kalian merendahkan suara dalam berbicara sehingga berkeinginan jeleklah
orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang ma‘ruf.” (Al Ahzab:
32)
Suara merupakan bagian dari wanita sehingga suara termasuk aurat, demikian fatwa yang
disampaikan Asy Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al Fauzan dan Asy Syaikh Abdullah
bin Abdirrahman Al Jibrin sebagaimana dinukil dalam kitab Fatawa Al Mar’ah Al Muslimah
(1/ 431, 434)
Para wanita diwajibkan untuk menjauhi setiap perkara yang dapat mengantarkan kepada
fitnah. Apabila ia memperdengarkan suaranya, kemudian dengan itu terfitnahlah kaum
lelaki, maka seharusnya ia menghentikan ucapannya. Oleh karena itu para wanita
diperintahkan untuk tidak mengeraskan suaranya ketika bertalbiyah1. Ketika mengingatkan
imam yang keliru dalam shalatnya, wanita tidak boleh memperdengarkan suaranya dengan
ber-tashbih sebagaimana laki-laki, tapi cukup menepukkan tangannya, sebagaimana
tuntunan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
“Ucapan tashbih itu untuk laki-laki sedang tepuk tangan untuk wanita”. (HR. Al Bukhari no.
1203 dan Muslim no. 422)
Demikian pula dalam masalah adzan, tidak disyariatkan bagi wanita untuk
mengumandangkannya lewat menara-menara masjid karena hal itu melazimkan suara yang
keras.
Ketika terpaksa harus berbicara dengan laki-laki dikarenakan ada kebutuhan, wanita
dilarang melembutkan dan memerdukan suaranya sebagaimana larangan Allah Subhanahu
Wa Ta’ala dalam surat Al-Ahzab di atas. Dia dibolehkan hanya berbicara seperlunya, tanpa
berpanjang kata melebihi keperluan semula.
Al Imam Ibnu Katsir rahimahullah u berkata dalam tafsirnya: “Makna dari ayat ini (Al-
Ahzab: 32), ia berbicara dengan laki-laki yang bukan mahramnya tanpa melembutkan
suaranya, yakni tidak seperti suaranya ketika berbicara dengan suaminya.” (Tafsir Ibnu
Katsir, 3/491).
Maksud penyakit dalam ayat ini adalah syahwat (nafsu/keinginan) berzina yang kadang-
kadang bertambah kuat dalam hati ketika mendengar suara lembut seorang wanita atau
ketika mendengar ucapan sepasang suami istri, atau yang semisalnya.
Asy Syaikh Muhammad Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah pernah ditanya: “Bolehkah seorang
wanita berprofesi sebagai penyiar radio, di mana ia memperdengarkan suaranya kepada
laki-laki yang bukan mahramnya? Apakah seorang laki-laki boleh berbicara dengan wanita
melalui pesawat telepon atau secara langsung?”
Asy Syaikh menjawab: “Apabila seorang wanita bekerja di stasiun radio maka dapat
dipastikan ia akan ikhtilath (bercampur baur) dengan kaum lelaki. Bahkan seringkali ia
berdua saja dengan seorang laki-laki di ruang siaran. Yang seperti ini tidak diragukan lagi
kemungkaran dan keharamannya. Telah jelas sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
“Jangan sekali-kali seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita.”
Ikhtilath yang seperti ini selamanya tidak akan dihalalkan. Terlebih lagi seorang wanita
yang bekerja sebagai penyiar radio tentunya berusaha untuk menghiasi suaranya agar
dapat memikat dan menarik. Yang demikian inipun merupakan bencana yang wajib
dihindari disebabkan akan timbulnya fitnah.
Adapun mendengar suara wanita melalui telepon maka hal tersebut tidaklah mengapa dan
tidak dilarang untuk berbicara dengan wanita melalui telepon. Yang tidak diperbolehkan
adalah berlezat-lezat (menikmati) suara tersebut atau terus-menerus berbincang-bincang
dengan wanita karena ingin menikmati suaranya. Seperti inilah yang diharamkan. Namun
bila hanya sekedar memberi kabar atau meminta fatwa mengenai suatu permasalahan
tertentu, atau tujuan lain yang semisalnya, maka hal ini diperbolehkan. Akan tetapi apabila
timbul sikap-sikap lunak dan lemah-lembut, maka bergeser menjadi haram. Walaupun
seandainya tidak terjadi yang demikian ini, namun tanpa sepengetahuan si wanita, laki-laki
yang mengajaknya bicara ternyata menikmati dan berlezat-lezat dengan suaranya, maka
haram bagi laki-laki tersebut dan wanita itu tidak boleh melanjutkan pembicaraannya
seketika ia menyadarinya.
Sedangkan mengajak bicara wanita secara langsung maka tidak menjadi masalah, dengan
syarat wanita tersebut berhijab dan aman dari fitnah. Misalnya wanita yang diajak bicara itu
adalah orang yang telah dikenalnya, seperti istri saudara laki-lakinya (kakak/adik ipar),
atau anak perempuan pamannya dan yang semisal mereka.” (Fatawa Al Mar‘ah Al
Muslimah, 1/433-434).
Kenyataan yang ada di sekitar kita, bila seorang laki-laki telah meminang seorang wanita,
keduanya menilai hubungan mereka telah teranggap setengah resmi sehingga apa yang
sebelumnya tidak diperkenankan sekarang dibolehkan. Contoh yang paling mudah adalah
masalah pembicaraan antara keduanya secara langsung ataupun lewat telepon. Si wanita
memperdengarkan suaranya dengan mendayu-dayu karena menganggap sedang
berbincang dengan calon suaminya, orang yang bakal menjadi kekasih hatinya. Pihak laki-
laki juga demikian, menyapa dengan penuh kelembutan untuk menunjukkan dia adalah
seorang laki-laki yang penuh kasih sayang. Tapi sebenarnya bagaimana timbangan syariat
dalam permasalahan ini?
Asy Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan menjawab:” Tidak apa-apa seorang laki-laki
berbicara lewat telepon dengan wanita yang telah dipinangnya (di-khitbah-nya), apabila
memang pinangannya (khitbah) telah diterima. Dan pembicaraan itu dilakukan untuk saling
memberikan pengertian, sebatas kebutuhan dan tidak ada fitnah di dalamnya. Namun bila
keperluan yang ada disampaikan lewat wali si wanita maka itu lebih baik dan lebih jauh dari
fitnah. Adapun pembicaraan antara laki-laki dan wanita, antara pemuda dan pemudi,
sekedar perkenalan (ta‘aruf) –kata mereka- sementara belum ada khithbah di antara
mereka, maka ini perbuatan yang mungkar dan haram, mengajak kepada fitnah dan
menjerumuskan kepada perbuatan keji. Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman:
“Maka janganlah kalian merendahkan suara dalam berbicara sehingga berkeinginan jeleklah
orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang ma‘ruf.” (Al-Ahzab:
32)
Akhir dari zaman
''Manusia bangkit dari kubur-kubur mereka dalam keadaan tanpabusana, tanpa alas
kaki,dan belum dikhitan.
Tidak ada seorang pun yang menoleh kepadayang lain karena kegelisahan yang
menyelimuti.
َاأْل َمْ رُأَ َش ُّد ِم ْنأ َ ْني ُِه َّمهُمْ َذلِك:ض؟ َف َقا َل صلىاهلل عليه وسلم
ٍ ْضهُمْ إِلَى َبع ُ الرِّ جَ ال ُ َوال ِّنسَ اءُجَ ِميْعً ا َي ْن،ِيا َ رَ س ُْواَل هلل
ُ ْظ ُر َبع
: َيعْ رَ قُال َّنا ُسي َْوم َْالقِيَا َمةِحَ َّتىي َْذ َهبَعَ رَ قُ ُه ْ>م فِياأْل َرْ ضِ سَ ْب ِع ْي َنذِرَ اعً َاوي ُْل ِج ُمهُمْ حَ َّتى َيبْلُغَ َآذا َن ُه ْ>م
”Dalam hadits riwayat muslim di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan,
َف َي ُكو ُنال َّناسُعَ لَى َق ْد ِرأَعْ مَال ِِهمْ فِى ْالعَ رَ قِ َف ِم ْنهُمْ َمنْ َي ُكو ُنإِلَى َكعْ َبي ِْه َو ِم ْنهُمْ َمنْ َي ُكو ُنإِلَىر ُْك َب َتي ِْه َو ِم ْنهُمْ َمنْ َي ُكو ُنإِلَىحَ ْق َوي ِْه َو ِم ْنهُمْ َم ْني ُْل ِج ُمه ُْالعَ رَ قُإِ ْلجَ امًا
“ Keringat manusia ketika itu sesuai dengan kondisi amalannya. Ada di antara mereka yang
keringatnya sampai di mata kaki.Ada pula yang keringatnya sampai di paha. Ada yang lain
sampai di pinggang. Bahkan ada yang tenggelam dengan keringatnya. ”
Jika kita memperhatikan, hadits ini terasa bertentangan dengan logika kita.Namun
sebenarnya dapat kita katakan,“ Kekuatan manusia ketika hari kiamat berbeda dengan
kekuatannya ketika sekarang di dunia.Namun manusiaketika hari kiamat memiliki
kekuatann yang luar biasa. Mungkin saja jika manusia saat ini berdiam selama 50 hari di
bawah terik matahari, tanpa adanya naungan, tanpa makan dan minum, pasti dia akan
mati.Akan tetapi, sangat jauh berbeda dengan keadaan di dunia.Bahkan di hari
kiamat,mereka akan berdiam selama 50 ribu tahun,tanpa ada naungan,tanpa makan dan
minuman. ” (Syarh Al ‘Aqidah Al Wasithiyah, hal. 370) Intinya, logika kita tidaklah mungkin
bertentangan denganakal. Jika bertentangan,maka logika kitalah yang patut
dipertanyakan.Demikian beberapa penjelasan mengenai cara mendudukkan akal.Semoga
Allah selalu memberi taufik dan hidayah kepada kita untuk memahami ajaran Al Qur ’an dan
AsSunnah, juga semoga kita dapat mendudukkan akal sesuai tempatnya.Alhamdulillahilladzi
bi ni ’matihi tatimmush sholihaat. Allahumma sholli ‘ala Nabiyyina Muhammad wa ‘alaalihi
wa shohbihi wasallam.
Pembinaan akhlak
Akhlak adalah cermin tingkah laku manusia. Akhlak menjadi standar kelayakan manusia
untuk mendapatkan kemuliaan di sisi Allah Azza Wa Jalla.
Akhlak mulia adalah anugerah terindah yang diberikan Allah Azza Wa Jalla kepada para
hamba-Nya. Manusia yang berakhlak mulia ibarat mutiara yang bersinar dalam kegelapan.
Ia bak pohon yang tumbuh dan berbuah, kemudian buahnya dapat bermanfaat bagi yang
memakannya.
Akhlak juga diibaratkan sebagai air yang jernih dan suci, yang bisa menyucikan dan
memberi banyak manfaat bagi makhluk hidup. Bahkan, dalam konteks yang lebih luas,
akhlak memiliki peranan penting dalam terciptanya sumber daya manusia yang unggul dan
kompetitif.
Akhlak menjadi ikon determinan dalam proses kemajuan bangsa, negara, dan agama. Oleh
karena itu, upaya pembinaan akhlak mulia adalah suatu keniscayaan yang harus terus
dilakukan, kapan saja dan di mana saja.
Lantas siapa yang bertanggung jawab untuk membina akhlak ini dalam lingkup keluarga
dan masyarakat ???
Pertama,
pada lingkungan keluarga, tentu saja orang tua memiliki peranan penting dalam
membangun akhlak anak-anak. Sebab, secara psikologis, orang tua adalah bagian terdekat
sekaligus memiliki pengaruh besar dalam diri dan jiwa sang anak.
Untuk itu, orang tua seyogianya selalu mengontrol, mengawasi, serta mengarahkan anak-
anaknya agar selalu mengamalkan akhlaqul karimah . Allah Azza Wa Jalla berfirman,
''Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.'' (QS
Attahrim [66]: 6).
Kedua,
pada lingkungan masyarakat, yang bertanggung jawab dalam pembinaan akhlak ini adalah
para ulama, kaum pendidik, serta cendekiawan. Meraka adalah cermin bagi masyarakat.
Apa yang mereka lakukan sejatinya akan ditiru dan dipraktikkan oleh masyarakat. Oleh
karenanya, para ulama, pendidik, serta kaum cendekiawan harus sadar akan hal tersebut.
'Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah Kami ketika mereka sabar.''
(QS As-sajdah [32]: 24).
Ketiga,
pada lingkungan yang lebih luas, yakni negara, yang bertanggung jawab atas pembinaan
akhlak ini adalah pemerintah atau umara . Seorang pemimpin harus bisa menjadi teladan
bagi rakyatnya. Artinya, akhlak mulia sudah selayaknya terpancar dalam diri seorang
pemimpin (umara).
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang
yang menyerah diri ?"
(QS.Fushshilat:33)
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla ila ha illa anta astaghfiruka wa atuubu
ilaika....
Lalu ...
seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa CINTA itu anugerah terindah yang diberikan
Allah pada kita.
Namun, BAGAIMANA CARA MENGEKSPRESIKAN CINTA KITA TERHADAP LAWAN JENIS?
*Big question!
Allah SWT, Pencipta kita.
Allah SWT, Yang Maha Kuasa atas HIDUP dan MATI kita.
Allah SWT, Yang Maha Pemberi Cinta.
Ternyata punya aturan yang indah untuk mengekspresikan CINTA kita terhadap LAWAN
JENIS.
yaitu ...
MENIKAH.
MENIKAH.
Itulah jalan mulia yang Allah berikan pada hamba-Nya yang LEMAH dan TERBATAS.
Yang tak bisa apa-apa tanpa kasih sayang-Nya.
Apabila belum mampu, maka shaumlah.
1. BERPEGANGAN TANGAN
Pegangan tangan sudah tak asing lagi kita lihat. Ya. Hal itu sudah tidak tabu lagi. Seolah
dunia milik berdua, yang lain ngontrak! Heuleuh.heuleuh! Tak malu lagi dilihat orang. Tak
takut lagi dilihat orang.
Hemmm ... Seharusnya sih, lebih malu dan takut pada ALLAH SWT, bukan pada manusia.
2. BERKHALWAT
Berdua-duan di tempat sepi. Kita sudah tahu bahwa ketika berdua-duaan dengan lawan
jenis, maka yang ketiganya adalah setan. Walaupun awalnya hanya ingin mengobrol saja,
tapi syetan itu cerdik! Kita berdalih, asal kuat iman, tapi ketika syetan itu sudah merasuk ke
mata, hati, dan anggota tubuh yang lain, maka jangan salah, bisa saja terjadi (*maaf)
KISSING. Naudzubillahimindzalik! Berciuman dengan yang bukan mahrom kita. HARAM!
Naudzubillahimindzalik! Padahal bisa jadi orang yang menjadi pacar kita saat ini, BELUM
TENTU jadi YANG HALAL bagi kita. Pegangan saja diharamkan!
Bagaimana perasaan kita ketika melihat bahwa istri atau suami kita berciuman dengan
orang yang bukan mahromnya?
Tentu sakit hati! Marah! Benci! Jijik!
Apa perasaan istri atau suami kita, ketika mereka tahu, kita sudah pernah berciuman
sebelum menikah.
SAKIT!! Naudzubillahimindzalik!
"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah
buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki
yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka
(yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi
mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)"
{Q.S. An Nur:26}
Astagfirullahaladziim ...
Ampuni kami, ya Allah ...
Jika terkadang kami melupakan-Mu ...
Kawan ...
Sungguh ...
BUKAN aku yang berkata PACARAN itu HARAM.
Tapi, ALLAH SWT ...
PENCIPTA KITA ...
Yang Berhak MENGHIDUPKAN dan MEMATIKAN kita kapan saja DIA mau.
Mungkin saja setelah menulis NOTE ini, saya meninggal? Tak ada yang tahu.
KEMATIAN itu PASTI. Tak bisa dihindari.
Hanya IKHTIAR yang IKHLAS untuk selalu berada di dekat-Nya lah yang akan menolong
kita.
Cara berterima kasih pada ALLAH adalah dengan MENCINTAI-Nya lebih dari yang lain.
MELAKSANAKAN apa yang DIPERINATHKAN-Nya dan MENJAUHI apa yang SUDAH JELAS
DILARANG-Nya.
Kita sama-sama berusaha, Kawan ...
Saling mengingatkan ...
Itulah bentuk KASIH SAYANG dan CINTA yang HAKIKI ...
KASIH SAYANG dan CINTA kita pada orang-orang yang kita SAYANGI dan CINTAI.
Ketika ada yang MENGINGATKAN, berarti mereka SAYANG pada kita.
Ketika TIDAK ADA yang MENGINGATKAN, perlu dipertanyakan, tidak adakah yang SAYANG
dan CINTA pada kita?
Di sini kita bisa hidup bersama-sama, tapi di AKHIRAT, kita akan SENDIRI.
Mungkin sendiri dengan SENYUMAN atau TANGISAN. Tergantung apa yang sudah kita
kerjakan di dunia ini.
Kawan ...
Sungguh ...
Di akhirat nanti, kita akan saling menuntut satu sama lain.
Orang yang sudah tahu tentang suatu hukum Islam, tapi dia tidak menyebarkannya pada
yang lain.
Maka celakah ia! Karena orang-orang yang berada di dekatnya saat hidup akan
menuntutnya.
Ia akan disalahkan! Dituntut!
Maka ketika kita tahu, satu ayat saja, langsung sebarkan pada yang lain.
Tak usah malu, tak usah takut.
padahal nun jauh d surga sana terdapat mahkluk yg belum pernah seorang pun melihat"y
dan mereka sangat pemalu ,sehingga kecantikan mereka hanyalah d nikmati oleh suami"
mereka d surga,,,,,,,,,
Andai kita kembali membuka kumpulan ayat" dan hadist tentang bidadari syurga
Harum"y
kecantikan fisik
Abu shuaib al_karami menyatakan HUR adalah bentuk jamak dr haura yaitu wanita muda
yg cantik jelita dg kulit yg putih
bersih da mata yg sangat hitam
Sopan &pemalu
ALLAH swt menyifati bidadari yg menundukan pandangan" pada tiga tempat d AL"QUR"AN
yaitu d dlm syurga terdapat
bidadri" yg sopan menundukan pandangan mereka ,tdk pernah d sentuh manusia sebelum
mereka (penghuni" syurga yg
menjadi suami mereka) dan tidakmpula oleh jin Maka nikimat RABB_MU manakah yg kamu
dustakan ?seakan akan bidadari
======================================================
Beliau(Rosul) menjawab ""Wanita" dunia lebih utama dari pada bidadari" yg bermata
jeli.seperti kelebihan apa yg tampak dari pada apa yg tidak tampak ""
,tubuh mereka adalah kain sutra.kulit"y putih bersih.;pakain"y berwarna hijau .perhiasan"y
kekuning"an.sanggul"y mutiara dan sisir"y terbuat dr emas""""
”Jika Allah menCINTAi seorang hamba, Allah ilhamkan kepadanya ketaatan, Allah biasakan
ia dengan qana’ah (menerima apa yang ada), Allah karuniakan baginya pemahaman
agama, Allah menguatkannya dengan keyakinan, Allah cukupkan baginya dengan sifat al-
kafaf (merasa cukup dengan rezeki yang memadai) , Allah memakaikannya dengan sifat
al-‘afaf.
Sebaliknya jika Allah memBENCI seorang hamba maka Allah jadikan dia menCINTAi HARTA
dan Allah MUDAHkan baginya untuk memPEROLEHnya, Allah iILHAMkan kepadanya
DUNIAnya, Allah serahkan dia pada HAWA NAFSUnya, maka ia mengendarai al-‘inaad
(keras kepala), ia mudah berbuat fasad (kerusakan), dan menzhalimi hamba-hamba
(Tuhan)” (Bihar al-Anwar 103 : 26.)
“Maka Allah ilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaan, sesungguhnya
beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya dan merugilah orang yang mengotorinya.”
(QS Al-Syams [91] : 8-9)
Dan Allah mencintai orang yang terilhami oleh ketaatan dan ketakwaan, lalu ia bersegera
menyucikan jiwanya dengan melakukan ketaatan dan ketakwaan sehingga Allah akan selalu
memberinya petunjuk dengan NUR (cahaya) dan FURQAN (pembeda).
”Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), berTAKWAlah kepada Allah dan
berIMANlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan RAHMAT (KASIH SAYANG)-Nya
kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu NUR (cahaya) yang dengan NUR (cahaya)
itu kamu berjalan dengannya dan Dia mengAMPUNi kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang,” (QS Al Hadid :28)
”Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaTAKWA kepada Allah, niscaya Dia akan
memberikan kepadamu FURQAAN (pembeda) dan menghapuskan segala kesalahan-
kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.”
(QS Al Anfal :29)
“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan
sebahagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang
apa yang diberikan-Nya kepadamu.” (QS.Al an’am 165)
Seseorang mengeluh kepada Imam Ja'far al-Shadiq as tentang ketamakannya yang kian
hari bertambah. Imam as menasihatinya, ”Jika engkau merasa beruntung dengan memiliki
apa yang mencukupimu, maka engkau akan merasa cukup dengan kebutuhan terkecil dunia
ini. Sebaliknya jika engkau tidak merasa puas dengan memiliki kebutuhan-kebutuhan
minimum dunia ini, maka seluruh kesenangan duniawi takkan bakal mencukupimu.”
Rasulullah saww bersabda : ”Jika Allah mencintai seorang hamba maka Allah berikan
cobaan baginya. Dan jika Allah mencintainya dengan kecintaan yang sangat maka Allah
akan mengujinya.” Para sahabat Nabi bertanya : ”Apakah ujiannya?” Rasulullah saww
menjawab : “Tidak sedikit pun Allah tinggalkan baginya harta dan anak.” (Baqir al-Majlisi,
Bihar al-Anwar 81 : 188 ;Kanz al-‘Ummal hadits ke : 30793)
Atau dalam hadits lainnya, Imam Ja’far al-Shadiq as berkata, ”Sesungguhnya apabila Allah
menCINTAi seorang hamba niscaya Dia tenggelamkan hamba tersebut ke dalam COBAAN.”
(Bihar al-Anwar 15 : 55)
Suatu hari, Rasulullah shalallahu wa sallam diundang ke rumah salah seorang muslim.
Sewaktu beliau tiba di rumahnya, beliau melihat seekor ayam sedang bertelur di sebuah
sarang di samping rumah. Beliau melihat telor ayam tersebut tidak jatuh, dan kalaupun
jatuh ternyata tidak pecah. Betapa takjubnya Rasullah saww melihat kejadian tersebut.
Karena itu, pemilik rumah tersebut bertanya kepada beliau, “Engkau heran melihatnya, ya
Rasullah? Demi Allah yang telah memilih Anda sebagai Nabi, sesungguhnya saya selama ini
tidak pernah sakit”
Rasulullah segera meninggalkan rumah tersebut, seraya berkata, “Barangsiapa yang tidak
pernah mengalami musibah, maka ia jauh dari kasih sayang Allah.” (Baqir al-Majlisi, Bihar
al-Anwar 15 : 1 : 53)
Dan sabda Rasulullah saww, ”Sesungguhnya Allah mencintai seorang yang pemalu, yang
menjaga dirinya dari perbuatan-perbuatan yang hina (al-hayya al-muta’affif)”( Bihar al-
Anwar 71 : 270)
Salimul Aqidah, Bersih Akidahnya dari sesuatu hal yang mendekatkan dan
menjerumuskan dirinya dari lubang syirik.
Shahihul Ibadah, Benar Ibadahnya menurut AlQur’an dan Assunnah serta terjauh dari
segala Bid’ah yang dapat menyesatkannya.
Matinul Khuluq, Mulia Akhlaknya sehingga dapat menunjukkan sebuah kepribadian yang
menawan dan dapat meyakinkan kepada semua orang bahwa Islam adalah rahmat bagi
seluruh alam (Rahmatan Lil Alamin).
Qowiyul Jismi, Kuat Fisiknya sehingga dapat mengatur segala kepentingan bagi
jasmaninya yang merupakan amanah/titipan dari Alloh SWT.
Mutsaqoful Fikri, Luas wawasan berfikirnya sehingga dia mampu menangkap berbagai
informasi serta perkembangan yang terjadi disekitarnya.
Qodirun ‘alal Kasbi, Mampu berusaha sehingga menjadikannya seorang yang berjiwa
mandiri dan tidak mau bergantung kepada orang lain dalam memenuhi segala kebutuhan
hidupnya.
Naafi’un Li Ghairihi, Bermanfaat bagi orang lain, sehingga menjadikannya seseorang yang
bermanfaat dan dibutuhkan. Keberadaannya akan menjadi sebuah kebahagiaan bagi orang
lain dan Ketiadaannya akan menjadikan kerinduan pada orang lain.
Di belahan Bumi manapun kamu berada...Bagiku kau bunga, tak mampu aku samakanmu
dengan bunga terindah sekalipun...Bagiku manusia adalah makhluk yang terindah,
tersempurna, dan tertinggi.....
Bagiku dirimu salah satu dari semua itu, karenanya kau tak membutuhkan persamaan.
Kasihanilah dirimu jika harus hadir dalam khayalku yang masih penuh Lumpur.Karena
sesungguhnya dirimu terlalu suci...
Berdua menghabiskan waktu denganmu bagaikan mimpi tak berujung....Ada ingin tapi tak
ada henti....Menyentuhmu merupakan ingin diri, berkelebat selalu, meski ujung penutupmu
pun tak berani kusentuh...Jangan pernah kalah dengan mimpi dan inginku karena sucimu
kau pertaruhkan.
Mungkin kau tak peduli..Tapi kau hanya menjadi wanita biasa di hadapanku bila kau
kalah....Dan tak lebih dari wanita biasa...Jangan pernah kau tatapku penuh...Bahkan tak
perlu kau lirikkan matamu untuk melihatku.Bukan karena aku terlalu indah, tapi karena aku
seorang yang masih kotor...
Aku biasa memakai topeng keindahan pada wajah burukku...., mengenakan pakaian sutra
emas....Meniru laku para ustadz..., meski hatiku lebih kotor dari lumpur....Kau memang
suci, tapi masih sangat mungkin kau termanipulasi....
Karena toh kau hanya manusia - hanya wanita -.Beri sepenuh diri pada sang lelaki suci
yang dengan sepenuh hati membawamu ke hadapan Tuhanmu....Untuknya dirimu ada, itu
kata otakku, terukir dalam kitab suci..., tak perlu dipikir lagi....
Tunggu sang lelaki itu menjemputmu..., dalam rangkaian khitbah dan akad yang
indah....Atau kejar sang lelaki suci itu, karena itu adalah hakmu, seperti dicontohkan ibunda
Khadijah...Jangan ada ragu, jangan ada malu, semua terukir dalam kitab suci.
Bariskan harapanmu pada istikharah sepenuh hati ikhlas...Relakan Allah pilihkan lelaki suci
untukmu...., mungkin sekarang atau nanti, bahkan mungkin tak ada sampai kau mati....
Mungkin itu berarti dirimu terlalu suci untuk semua lelaki di dunia fana saat ini. Mungkin
lelaki suci itu menanti di istana kekalmu, yang kau bangun dengan segala kekhusyu’an
tangis do’amu....Pilihan Allah tak selalu seindah inginmu.., tapi itu pilihan-Nya.
Tak ada yang lebih baik dari pilihan Allah.Mungkin kebaikan itu bukan pada lelaki yang
terpilih itu, melainkan pada jalan yang kau pilih,seperti kisah seorang wanita suci di masa
lalu yang meminta ke-Islam-an sebagai mahar pernikahannya.
Atau mungkin kebaikan itu terletak pada keikhlasanmu menerima keputusan Sang Kekasih
Tertinggi.Kekasih tempat kita memberi semua cinta dan menerima cinta dalam setiap
denyut nadi kita.
Keluarga sakinah, mawardah & warahmah
Cintailah DIA, jika kau mencintaiku, sebab dalam Kemahaan Cinta-Nya, terselip cintaku
untkmu....... tanpa Cinta-Nya, sungguh aku tak tahu cara mencintaimu.......!!
Kenapakah Engkau menikahiku? ...karena Aku ingin memilikimu, Kenapakah Engkau ingin
memilikiku? ...karena Aku membutuhkanmu, Kenapakah Engkau membutuhkanku?
...karena Aku mencintaimu, Kenapakah Engkau mencintaiku? ...karena Aku memilihmu,
Kenapakah Engkau memilihku? ...karena Aku mengagumimu, Kenapakah Engkau
mengagumiku? ...karena Aku menemukanmu, Kenapakah Engkau menemukanku? ...karena
Aku mencarimu, Kenapakah Engkau mencariku? ...karena Aku peduli pada calon anak-
anakku.
Lantas, apa hubungannya denganku?!? telah lama Aku berkelana untuk mencari wanita
sepertimu, mencarimu (yang dulunya) hanya untuk menemukanmu.
Entah berapa delta waktu yang telah kutempuh, ...akhirnya Aku pun menemukanmu. Entah
berapa sketsa kehidupan yang telah kusaksikan, ...hingga Aku pun mengagumimu. Entah
berapa warta yang telah kudengar, ...hingga Aku pun memilihmu. Entah berapa sigma
perasaan yang telah kupadukan, ...hingga Aku pun mencintaimu. Entah berapa probabilitas
yang telah kupertimbangkan, ...hingga Aku pun membutuhkanmu. Entah berapa munajat
yang telah kupanjatkan, ...hingga Aku pun ingin segera memilikimu. Entah berapa 'azzam
yang telah kukuatkan, ...hingga akhirnya Aku pun menikahimu.
o0H...!!! Pantaskah Aku, Engkau miliki hingga Engkau nikahi!!! pantas..., karena sinar
keimananmu yang menyilaukan mata hatiku. Pantaskah Aku, Engkau cintai hingga Engkau
butuhkan!!! pantas..., Aku mencintaimu karena Aku membutuhkanmu, dan Aku
membutuhkanmu karena Aku mencintaimu. Pantaskah Aku, Engkau kagumi hingga Engkau
pilih!!! pantas..., seperti halnya Aku mengagumi sosok Hajar ra, Khadijah ra, 'Aisyah ra,
dan Fatimah ra. Pantaskah Aku, Engkau cari hingga Engkau temukan!!! pantas..., karena
Aku tidak mencari Istri untuk diriku, tapi Aku mencari Ibu untuk anak-anakku.
Suamiku, maafkan Aku. sebelum kedatanganmu, Aku pernah mencintai seseorang yang tak
kutahu dan tak kukenal. seseorang yang baik budi pekertinya, luas pemahaman agamanya,
mencintai dan dicintai Allah dan Rasul-Nya. seseorang itu adalah Engkau, Suamiku.
Engkaulah yang Aku tunggu(hingga Aku lelah dalam penantian) untuk menjadi Imam
bagiku dan juga anak-anakku, mulai sekarang Aku baktikan hidup-matiku padamu, dan Aku
serahkan jiwa-ragaku hanya untukmu....
"Cinta ibarat kupu-kupu. Makin kau kejar, semakin ia menghindar. Tapi bila kau biarkan ia
terbang, ia ....... akan menghampirimu disaat kau tak menduganya. Cinta bisa
membahagiakanmu tapi sering pula ia menyakiti hatimu, Tapi cinta itu hanya istimewa
apabila kau berikan pada seseorang yang layak menerima..... Jadi tenang-tenang saja,
jangan ter-buru buru dan pilihlah yang terbaik buatmu.....!!
~ Semuanya kaN indah pada saatnya..... seperti kepoMpong yg nantinya aKan menjeLma
meNjadi kupu ~ kupU yg CaNtik....~
Cukup kematian sebagai nasehat
Perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu kematian!"
(HR. Tirmidzi)
Berbahagialah hamba-hamba Allah yang senantiasa bercermin dari kematian. Tak ubahnya
seperti guru yang baik, kematian memberikan banyak pelajaran, membingkai makna hidup,
bahkan mengawasi alur kehidupan agar tak lari menyimpang.
Nilai-nilai pelajaran yang ingin diungkapkan guru kematian begitu banyak, menarik, bahkan
menenteramkan. Di antaranya adalah apa yang mungkin sering kita rasakan dan lakukan.
Kematian mengingatkan bahwa waktu sangat berhargaTak ada sesuatu pun buat seorang
mukmin yang mampu mengingatkan betapa berharganya nilai waktu selain kematian. Tak
seorang pun tahu berapa lama lagi jatah waktu pentasnya di dunia ini akan berakhir.
Sebagaimana tak seorang pun tahu di mana kematian akan menjemputnya.
Ketika seorang manusia melalaikan nilai waktu pada hakekatnya ia sedang menggiring
dirinya kepada jurang kebinasaan. Karena tak ada satu detik pun waktu terlewat melainkan
ajal kian mendekat. Allah swt mengingatkan itu dalam surah Al-Anbiya ayat 1, "Telah dekat
kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam
kelalaian lagi berpaling (daripadanya)."
Ketika jatah waktu terhamburkan sia-sia, dan ajal sudah di depan mata. Tiba-tiba, lisan
tergerak untuk mengatakan, "Ya Allah, mundurkan ajalku sedetik saja. Akan kugunakan itu
untuk bertaubat dan mengejar ketinggalan." Tapi sayang, permohonan tinggallah
permohonan. Dan, kematian akan tetap datang tanpa ada perundingan.
Allah swt berfirman dalam surah Ibrahim ayat 44, "Dan berikanlah peringatan kepada
manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah
orang-orang zalim: 'Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami walaupun dalam waktu yang
sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul...."
Kematian mengingatkan bahwa kita bukan siapa-siapaKalau kehidupan dunia bisa
diumpamakan dengan pentas sandiwara, maka kematian adalah akhir segala peran. Apa
pun dan siapa pun peran yang telah dimainkan, ketika sutradara mengatakan 'habis', usai
sudah permainan. Semua kembali kepada peran yang sebenarnya.
Lalu, masih kurang patutkah kita dikatakan orang gila ketika bersikeras akan tetap
selamanya menjadi tokoh yang kita perankan. Hingga kapan pun. Padahal, sandiwara sudah
berakhir.
Sebagus-bagusnya peran yang kita mainkan, tak akan pernah melekat selamanya. Silakan
kita bangga ketika dapat peran sebagai orang kaya. Silakan kita menangis ketika berperan
sebagai orang miskin yang menderita. Tapi, bangga dan menangis itu bukan untuk
selamanya. Semuanya akan berakhir. Dan, peran-peran itu akan dikembalikan kepada sang
sutradara untuk dimasukkan kedalam laci-laci peran.
Teramat naif kalau ada manusia yang berbangga dan yakin bahwa dia akan menjadi orang
yang kaya dan berkuasa selamanya. Pun begitu, teramat naif kalau ada manusia yang
merasa akan terus menderita selamanya. Semua berawal, dan juga akan berakhir. Dan
akhir itu semua adalah kematian.
Kematian mengingatkan bahwa kita tak memiliki apa-apaFikih Islam menggariskan kita
bahwa tak ada satu benda pun yang boleh ikut masuk ke liang lahat kecuali kain kafan.
Siapa pun dia. Kaya atau miskin. Penguasa atau rakyat jelata Semuanya akan masuk
lubang kubur bersama bungkusan kain kafan.
Cuma kain kafan itu.Itu pun masih bagus. Karena, kita terlahir dengan tidak membawa apa-
apa. Cuma tubuh kecil yang telanjang.
Lalu, masih layakkah kita mengatasnamakan kesuksesan diri ketika kita meraih
keberhasilan. Masih patutkah kita membangga-banggakan harta dengan sebutan
kepemilikan. Kita datang dengan tidak membawa apa-apa dan pergi pun bersama sesuatu
yang tak berharga.
Ternyata, semua hanya peran. Dan pemilik sebenarnya hanya Allah. Ketika peran usai,
kepemilikan pun kembali kepada Allah. Lalu, dengan keadaan seperti itu, masihkah kita
menyangkal bahwa kita bukan apa-apa. Dan, bukan siapa-siapa. Kecuali, hanya hamba
Allah. Setelah itu, kehidupan pun berlalu melupakan peran yang pernah kita mainkan.
Kematian mengingatkan bahwa hidup sementaraKejayaan dan kesuksesan kadang
menghanyutkan anak manusia kepada sebuah khayalan bahwa ia akan hidup selamanya.
Hingga kapan pun. Seolah ia ingin menyatakan kepada dunia bahwa tak satu pun yang
mampu memisahkan antara dirinya dengan kenikmatan saat ini.
Ketika sapaan kematian mulai datang berupa rambut yang beruban, tenaga yang kian
berkurang, wajah yang makin keriput, barulah ia tersadar. Bahwa, segalanya akan
berpisah. Dan pemisah kenikmatan itu bernama kematian. Hidup tak jauh dari siklus: awal,
berkembang, dan kemudian berakhir.
Kematian mengingatkan bahwa hidup begitu berhargaSeorang hamba Allah yang mengingat
kematian akan senantiasa tersadar bahwa hidup teramat berharga. Hidup tak ubahnya
seperti ladang pinjaman. Seorang petani yang cerdas akan memanfaatkan ladang itu
dengan menanam tumbuhan yang berharga. Dengan sungguh-sungguh. Petani itu khawatir,
ia tidak mendapat apa-apa ketika ladang harus dikembalikan.
Mungkin, inilah maksud ungkapan Imam Ghazali ketika menafsirkan surah Al-Qashash ayat
77, "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) dunia..." dengan
menyebut, "Ad-Dun-ya mazra'atul akhirah." (Dunia adalah ladang buat akhirat)
Orang yang mencintai sesuatu takkan melewatkan sedetik pun waktunya untuk mengingat
sesuatu itu. Termasuk, ketika kematian menjadi sesuatu yang paling diingat. Dengan
memaknai kematian, berarti kita sedang menghargai arti kehidupan.
Bolehkan berduaan dengan tunangan?
Khitbah (meminang, melamar, bertunangan) menurut bahasa,adat, dan syara, bukanlah
perkawinan. Ia hanya merupakanmukadimah (pendahuluan) bagi perkawinan dan
pengantar kesana.
Seluruh kitab kamus membedakan antara kata-kata “khitbah”(melamar) dan “zawaj”
(kawin); adat kebiasaan jugamembedakan antara lelaki yang sudah meminang
(bertunangan)dengan yang sudah kawin; dan syari’at membedakan secarajelas antara
kedua istilah tersebut. Karena itu, khitbahtidak lebih dari sekadar mengumumkan keinginan
untuk kawindengan wanita tertentu, sedangkan zawaj (perkawinan)merupakan aqad yang
mengikat dan perjanjian yang kuat yangmempunyai batas-batas, syarat-syarat, hak-hak,
danakibat-akibat tertentu.
Al Qur’an telah mengungkapkan kedua perkara tersebut, yaituketika membicarakan wanita
yang kematian suami:
“Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita (yangsuaminya telah meninggal
dan masih dalam ‘iddah) itu dengansindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan
mengawinimereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akanmenyebut-nyebut
mereka, dalam pada itu janganlah kamumengadakan janji kawin dengan mereka secara
rahasia, kecualisekadar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma’ruf(sindiran
yang baik). Dan janganlah kamu ber’azam (bertetaphati) untuk beraqad nikah sebelum
habis ‘iddahnya.” (AlBaqarah: 235)
Khitbah, meski bagaimanapun dilakukan berbagai upacara, halitu tak lebih hanya untuk
menguatkan dan memantapkannyasaja. Dan khitbah bagaimanapun keadaannya tidak akan
dapatmemberikan hak apa-apa kepada si peminang melainkan hanyadapat menghalangi
lelaki lain untuk meminangnya, sebagaimanadisebutkan dalam hadits:
“Tidak boleh salah seorang diantara kamu meminang pinangansaudaranya.” (Muttafaq
‘alaih)
Karena itu, yang penting dan harus diperhatikan di sinibahwa wanita yang telah dipinang
atau dilamar tetapmerupakan orang asing (bukan mahram) bagi si pelamarsehingga
terselenggara perkawinan (akad nikah) dengannya.Tidak boleh si wanita diajak hidup
serumah (rumah tangga)kecuali setelah dilaksanakan akad nikah yang benar
menurutsyara’, dan rukun asasi dalam akad ini ialah ijab dan kabul.Ijab dan kabul adalah
lafal-lafal (ucapan-ucapan) tertentuyang sudah dikenal dalam adat dan syara’.
Selama akad nikah – dengan ijab dan kabul – ini belumterlaksana, maka perkawinan itu
belum terwujud dan belumterjadi, baik menurut adat, syara’, maupun undang-
undang.Wanita tunangannya tetap sebagai orang asing bagi sipeminang (pelamar) yang
tidak halal bagi mereka untukberduaan dan bepergian berduaan tanpa disertai salah
seorangmahramnya seperti ayahnya atau saudara laki-lakinya.
Menurut ketetapan syara, yang sudah dikenal bahwa lelakiyang telah mengawini seorang
wanita lantas meninggalkan(menceraikan) isterinya itu sebelum ia mencampurinya, makaia
berkewaiiban memberi mahar kepada isterinya separo harga.
Allah berfirman:
“Jika kamu menceraikan isteri-isteri kamu sebelum kamumencampuri mereka, padahal
sesungguhnya kamu telahmenentukan maharnya, maka bayarlah seperdua dari mahar
yangtelah kamu tentukan itu, kecuali jika isteri-isterimu itumemaafkan atau dimaafkan oleh
orang yang memegang ikatannikah …” (Al Baqarah: 237)
Adapun jika peminang meninggalkan (menceraikan) wanitapinangannya setelah
dipinangnya, baik selang waktunya itupanjang maupun pendek, maka ia tidak punya
kewajiban apa-apakecuali hukuman moral dan adat yang berupa celaan dancacian. Kalau
demikian keadaannya, mana mungkin si peminangakan diperbolehkan berbuat terhadap
wanita pinangannyasebagaimana yang diperbolehkan bagi orang yang telahmelakukan akad
nikah.
Karena itu, nasihat saya kepada saudara penanya, hendaklahsegera melaksanakan akad
nikah dengan wanita tunangannyaitu. Jika itu sudah dilakukan, maka semua yang
ditanyakantadi diperbolehkanlah. Dan jika kondisi belum memungkinkan,maka sudah
selayaknya ia menjaga hatinya dengan berpegangteguh pada agama dan ketegarannya
sebagai laki-laki,mengekang nafsunya dan mengendalikannya dengan takwa.Sungguh tidak
baik memulai sesuatu dengan melampaui batasyang halal dan melakukan yang haram.
Saya nasihatkan pula kepada para bapak dan para wali agarmewaspadai anak-anak
perempuannya, jangan gegabah membiarkanmereka yang sudah bertunangan. Sebab,
zaman itu selaluberubah dan, begitu pula hati manusia. Sikap gegabah padaawal suatu
perkara dapat menimbulkan akibat yang pahit dangetir. Sebab itu, berhenti pada batas-
batas Allah merupakantindakan lebih tepat dan lebih utama.
“… Barangsiapa melanggar hukum-hukum Allah, mereka itulahorang-orang yang zhalim.”
(Al Baqarah: 229)
“Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, sertatakut kepada Allah dan
bertakwa kepada-Nya, maka merekaadalah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (An
Nur: 52)
Sajak kematian
Wahai ruh...
Telah kau saksikan seorang hamba meregang nyawa
Melepaskan apa yg pernah dia nikmati
Meninggalkan apa yg ia cintai
Meninggalkan apa yg telah menjadi miliknya
Wahai ruh...
Aku tak pernah mengetahui apa yg terjadi dengannnya
Bagaimana ia mengalami sakaratul maut menjemputnya
Bagaimana detik - detik menjelang kematiaanya
Apa yang ia rasakan ?
Apa yang ia lihat ?
Apa yg dia pikirkan saat itu ?
Wahai ruh....
Kubayangkan keadaanku seperti dia
Kubayangkan saat Izrail datang menghampiriku
Bagaimana ketika ia mendatangiku
Bagaimana ketika ia menarik ruhku
Apa dengan cara perlahan - lahan?
Apa dengan cara yg sangat kasar?
Apa yg akan kurasakan wahai ruh?
Saat engkau pergi meninggalkan jasadku
Wahai ruh...
Ketika kematian menjemputku
Ketika aku tinggalkan dunia dgn berbagai macam fitnah
Bagaimana dengan orang2 yg mencintai dan kucintai
Menangiskah mereka?
Atau bahagiakah mereka setelah kepergianku
Apa mereka mengingat aku?
Atau mereka melupakan aku
Apa mereka mengirimkan untukku doa2 indahnya?
Atau mereka mengirimku dengan amarah dan cacian
Wahai ruh...
Aku tau aku akan sendirian disana
Aku tau tak ada yg mau menemaniku dialam sana
Tempat yg sangat gelap gulita
Tempat dimana akan menjadi pengistirahatanku yang panjang
Wahai ruh...
Jika amal ku datang menghampiriku
Bagaimana bentuk wajahnya
Apa dia datang dengan wajah senyum dan berseri?
Atau ia datang dengan wajah hitam legam dengan aroma tak sedap
Dan Malaikat itu....
Apa yg akan dia tanyakan kepadaku?
Mampukan aku menjawabnya?
Atau pukulan gada yg aku terima
Wahai ruh...
Apa yg terjadi dgn jasadku?
Jika ia memendamku dengan tujuh puluh hasta
dan ia bangkitkan aku kembali
dan ia akan terus memendam dan membangkitkan ku kembali
Hancur sudah badanku, sempurna lg, hancur lagi...
Wahai ruh...
Ketika aku dibangkitkan....
Dalam keadaan apa aku menghadapNYA?
Dengan wajah tertunduk penuh hina?
Atau dengan wajah putih berseri
Ketika aku digiring berjalan
Kemana aku ditempatkan
Apa jalanku lurus menuju neraka?
Atau jalan lurus menuju surga
ketika aku haus dahaga
Apa yg aku minum?
Dari mata air yang sangat panas?
Atau dari telaga yg indah
Ketika Aku lapar
Apa yg aku makan?
Dari buah yg mengandung duri dan panas
Yg panasnya menghancurkan daging2 ditubuhku
Atau dari sari makanan yg manis
Ya Robb...
Kasihani aku, sayangi aku
Jangan biarkan aku ,menceburkan diriku sendiri kedalam nerakaMU
Ya Robb...
Ampuni segala dosa dan kehilafanku...
Ampuni segala maksiat yg telah menjadi bagian hidupku
Ampuni nafsuku yg melebihi batas
Ya Rosululluh..
Tolong aku dengan SyafaatMu
Kasihani aku ...
Karena aku tau Engkau amat mencinta ummatMu.
Ya Robb...
Ijinkan Aku bersama orang2 yg ENGKAU cintai...
Ijinkan aku mengikuti orang2 yg ENGKAU sayangi...
Karena akupun tau...
Bahwa kita akan bersama orang yg kita cintai...
Nasibah bin Ka’ab adalah putra dari Abdulloh bin Kaab yang bergelar Ummu Umaroh ,
Beliau sosok wanita pertama yang mengangkat senjata berperang bersama Rosululloh Saw
dalam perang UHUD yang telah menewaskan ribuan Sahabat – sahabat Rosululloh saw
termasuk keluarga Nasibah bin Ka’ab yang semuanya gugur ikut berperang mendampingi
Rosululloh saw. Ketika kaum Muslimin yang dipimpin Rosululloh saw berperang di Bukit
UHUD , kala itu Nasibah bin Ka’ab sedang berada di rumah dan berkumpul dengan anggota
keluarganya. Nasibah mendengar Teriakan riuh dan gema Takbir ‘Alloh huakkbar”, dan
Nasibah memberitahu suaminya “Sa’id ” bahwa Rosululloh SAW dan pasukannya sedang
bertempur di bukit UHUD.
Seketika itu bangkitlah Sa’id dan menyuruh istrinya mempersiapkan Kuda dan senjata
untuk ikut bergabung dengan rosululloh berperang melawan tentara kafir. Bawalah Pedang
ini dan jangan Pulang sampai kau memperoleh kemenangan” kata Nasibah memberi
semangat suaminya yang akan berperang. Ditatap wajah istrinya dengan penuh Cinta
berangkatlah Sa’id dan bergabung dengan Rosululloh saw dan Rosulpun menatap Said
dengan senyuman.
Dengan gagah Said bertempur dengan pasukan kafir hingga akhirnya Said gugur ditebas
pedang oleh tentara kafir. Lalu Rosululloh mengutus Sahabat untuk menemui istri Sa’id
dirumah bahwa suaminya telah gugur. Berangkatlah utusan tersebut untuk menemui
Nasibah bin Kaab istri Sa’id di rumah. “Assalamualaikum ” Wahai Nasibah ada Salam dari
Rosululloh dan Suamimu Said telah gugur ” ,kata Utusan Rosululloh .” Innalillahi wa inna
ilahi roji’un , alhamdulillah suamiku telah memperoleh kemenangan , lihatlah Wahai kedua
anakku , Ayahmu telah memperoleh kemenangan , dia telah menjadi Syahid, Ibu menangis
bukan karena sedih kehilangan Ayahmu Nak….tapi ibu sedih karena tidak ada yang
menggantikan ayahmu untuk berjuang bersama Rosululloh . Bangkitlah Amar putra tertua
Nasibah bin Kaab , Wahai ibu biar aku yang menggantikan posisi ayah untuk berjuang
bersama Nabi Muhammad saw . Alhamdulillah pergilah Nak….jangan kau biarkan Rosulullloh
terluka. Berangkatlah Amar bin Said bersama utusan Rosululloh dan menghadap Rosululloh
SAW. Wahai Rosululloh Saya Amar putra Said akan bergabung dengan mu membela agama
Alloh. Rasululloh saw memeluknya dengan haru” Engkau pemuda islam sejati dan Alloh
memberkatimu. Bertempurlah Amar bin Said dengan gagahnya menghalau pasukan kafir.
Hingga akhirnya Amar gugur sebagai Syahid. Datanglah utusan kembali menemui Nasibah
bin Ka’ab dan mengabarkan berita gugurnya Amar putra tertua Nasibah. Meneteslah air
mata Nasibah mendengar berita tersebut, melihat hal itu Ututsan Rosululloh mencoba
menghiburnya . Namun Nasibah dengan Tegar mengatakan “Aku menangis bukan karena
kehilangan putraku Amar , tapi siapa lagi yang aku utus untuk membantu Rosululloh saw
berperang, sedangkan putra keduaku Saad masih terlalu remaja untuk ikut berperang
melawan pasukan kafir ” Tiba tiba Saad putra kedua Nasibah bangkit’ Wahai ibu biar aku
masih remaja izinkan aku juga membantu Rosulullloh dan akan aku buktikan bahwa aku
mampu berperang seperti Ayah dan kakakku. Mendengar hal itu bukan main senangnya
Nasibah bin Kaab, Alhamdulillah berangkatlah nak sampaikan salam ku untuk Rosululloh .
Walaupun masih remaja namun kemampuan Saad untuk bertempur sangat luar biasa,
banyak pasukan kafir yang tewas ditangan Saad.
Bak singa mengamuk Saad mempora porandakan pertahanan pasukan kafir, hingga
akhirnya sebilah anak panah menembus jantungnya dan gugurlah Saad dengan senyum
kemenangan. Dan rosulullloh pun kembali mengutus sahabatnya untuk menyampaikan
gugurnya Saad kerumah Nasibah . Wahai sahabat Rosul aku sudah tidak punya siapa siapa
lagi , hanya tubuh renta ini yang aku miliki maka bawalah aku menemui Rosululoh untuk
ikut berperang dengannya dengan lantang Nasibah mengutarakan Niatnya untuk berperang
bersama Rosululloh. Menghadaplah Nasibah menemui Rosululloh untuk ikut angkat senjata
bersamanya.” Wahai Nasibah belum waktunya perempuan untuk angkat senjata kata
Rosululloh, untuk itu kau Rawatlah para prajurit yang terluka karena pahalanya sama
dengan orang yang berperang.
Nasibah turut berjuang bersama pasukan muslimin dalam perang Uhud. Nasibah hanya
membawa kantong air untuk memberi minum para pejuang serta perban untuk membalut
luka mereka. Namun saat Nasibah melihat kemenangan kaum muslimin yang telah
digenggam tiba tiba lepas karena banyak pasukan yang tidak menaati rasullulloh,Pasukan
Rasululloh meninggalkan Bukit Uhud dan beberapa mereka mengumpulkan harta rampasan
Perang dan Nasibah melihat orang orang meninggalkan rasululloh, maka Nasibahpun pun
maju untuk membentengi rasullulloh dari serangan orang- orang kafir kafir. Ia berjuang
begitu gigih demi melindungi Rosululloh SAW, dengan sebilah pedang Nasibah ikut
berperang melindungi Rosululloh . Orang orang yang tadinya meninggalkan rosululloh
tercengang ketika Rosulullloh di serang oleh pasukan kafir. Keadaan semakin kacau
pasukan Rosululloh banyak yang gugur. Tangan Kanan Nasibah putus terhempas pedang
kaum Kafir, namun tak mematahkan semangatnya untuk tetap berjuang membela agama
Alloh. Dengan lengan yang putus Nasibah mencari Rosululloh dan merasa khawatir akan
keselamatan Rosululloh dan hatinya galau takut Rosululloh Saw terluka, dan tiba tiba
Pedang kaum kafir menebas lehernya robohlah tubuh Nasibah ketanah . dan seketika itu
pula langit menjadi Gelap dan mendung . kedua pasukan yang saling bertempur
terperangah melihat kejadian tersebut. Rasululloh saw pun bersabda” Kalian lihat langit tiba
tiba mendung? itu adalah bayangan ribuan malaikat yang menyambut kedatangan arwah
Nasibah Syahidah yang perkasa”. Subhahanalloh
MENCINTAI DALAM HENING
Cobalah renungkan...
Dia yang kau cinta, belum tentu atau mungkin tak akan pernah menjadi milikmu..
Dia yang kau puja, yang kau ingat saat siang dan yang kau tangisi ketika malam,
Akankah dia yang telah Allah takdirkan denganmu?
“Barang siapa yang rindu jumpa dengan Allah, Allah rindu jumpa dengan Nya”
Jika saat ini kau rindu dengan Allah, saat ini Allah sedang rindu kepadamu, makin ingin Kau
melihat Allah, makin ingin Allah jumpa denganmu, dan hari-harimu akan di buat semakin
indah dan mulia karena engkau adalah hamba di muka bumi yang di rindukan Allah.
Saudara/i ku dikisahkan, orang yang terakhir keluar dari api neraka sudah ratusan ribu,
barang kali miliyaran tahun di dalam Neraka ini, Allah berkata “Orang yang di Neraka itu
kulitnya hangus, badan diganti dengan kulitnya yang baru biar merasakan siksaan yang
pedih karena menolak cinta Allah, mereka terus diganti dengan kulit yang baru, hangus
beberapa detik ganti kulit yang baru dan terus merasakan kepedihan siksa Neraka dan
mereka keluar dari Neraka diantara yang terakhir penuh jeritan, penuh derita yang belum
pernah di derita oleh makhluk manapun, terus terpanggang dan di goreng dalam api yang
demikian dahsyat beribu-ribu tahun bukan satu dua minggu,
Ketika dia dihadapkan kepada Allah, lalu Allah memerintahkan malaikat memandikannya
dengan air kehidupan di riwayatkan didalam Shahih Bukhari dimandikan dengan air danau
kehidupan dari danau kehidupan, kembali lagi tubuhnya yang sudah hangus dan hancur
menjadi baik, di beri pakaian-pakaian surga, lalu menghadap Allah (orang yang terakhir,
yang paling lama di siksa) lalu dia dibukakan hijab dan tabir untuk melihat keindahan Allah,
Allah Swt bertanya :
Wahai Rabbiy Kami tidak mampu menanti waktu yang lama untuk memandang keindahan
Mu, maka paling tidak beri kami percikan rahasia keindahan Mu dalam kehidupan ini, agar
kami tenang dan tidak terganggu dengan dunia untuk merindukan Mu, saat kami ingin rindu
dan merindukan Mu, saat akan berdzikir, datang kesulitan dunia, masalah ini dan itu,
memikirkan ini dan itu pada Mu singkirkan seluruh masalah agar kami bisa tenang dan
santai dalam dzikir merindukan Mu ya Allah.
Pegang diri kita dan bimbing diri kita pada Allah dengan urusan-urusan sayap nyamuk,
Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :“Dunia di mata Allah tidak melebih dari sebuah
sayap nyamuk”
Maka Rabbiy urusan sayap nyamuk selalu mengganggu kami dan rindu kami pada Mu,
urusan dunia ini kami terpenjara untuk melihat keindahan Mu,
Rabbiy beri kami kemudahan, dan tuntunan-tuntunan Ilahi, menyingkirkan segala kesulitan
dan kesedihan, biarkan hari-hari kami bercahaya dengan rindu kepada Mu dengan
kehidupan yang tenang dan penuh kemudahan.
Kenapa minta kemudahan di dunia?
Bukankah musibah harus datang di dunia, karena dunia bukan Surga,
Rabbi kami tidak butuh dunia dan tidak butuh Surga, kami butuh rindu kepada Mu, di Surga
atau di dunia maka jangan tambahkan kesulitan kami dengan hati yang sudah terbakar
dengan kerinduan ingin melihat Mu, Kau tambah pula dengan halangan-halangan masalah
dunia di dunia ini, permudahlah, paling tidak kami bisa lebih Khusyu merindukan Mu ya
Rabb.
Amiin ya Robbal alamin.
Riya’ merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya, bahkan lebih berbahaya dari demam
berdarah atau aids sekalipun. Sulit membedakan ibadah jaman sekarang yang tidak
bercampur ria
Suatu ketika, di yaumil akhir, berlangsung pengadilan terhadap tiga orang laki-laki. Yang
pertama kali diadili adalah orang yang gugur sebagai syahid. Ia kemudian dipanggil oleh
Allah. Kepadanya kemudian diperlihatkan amal perbuatannya. Ia pun mengakui
perbuatannya ketika berperang membela agama hingga akhirnya gugur sebagai syahid.
Kemudian Allah bertanya: “Apa yang telah kamu lakukan untuk mendapatkannya (mati
syahid).”
“Aku berperang demi (mendapat) ridha-Mu hingga aku gugur di medan jihad,” jawab lelaki
itu.
“Kamu berdusta,” sergah Allah.
“Kamu berperang agar dikatakan pemberani dan sungguh kamu telah mendapatkannya,”
sambung Allah lagi.
Kemudian Allah memerintahkan agar orang tersebut diseret dan dilemparkan ke dalam
neraka.
Selanjutnya Allah memanggil orang yang kedua, yakni seorang lelaki yang tekun menuntut
ilmu dan mengajarkannya. Ia juga rajin membaca al-Qur’an. Seperti yang pertama, ia pun
diperlihatkan amal perbuatannya. Setelah ia mengenalinya, Allah bertanya: “Apa yang telah
kamu perbuat dengannya (menuntut ilmu)?”
“Saya menuntut ilmu, mengajarkannya kepada yang lain dan membaca al-Qur’an demi
Engkau, ya Allah,” jawab lelaki itu
“Kamu menuntut ilmu agar dibilang orang pandai dan kamu membaca al-Qur’an agar
dikatakan sebagai qori yang bagus (bacaannya), dan sungguh kamu telah memperolehnya,”
ungkap Allah.
Kemudian Allah memerintahkan agar orang tersebut diseret dan dilemparkan ke neraka.
Berikutnya Allah mengadili orang yang ketiga yakni seorang lelaki yang dilapangkan dan
dikaruniai Allah kekayaan yang melimpah. Kepadanya diperlihatkan amal perbuatannya.
Iapun mengenalinya. Lalu Allah bertanya: “Apa yang kamu perbuat terhadap harta
bendamu?”
Lelaki itu menjawab: “Saya tak pernah melewatkan kesempatan menafkahkan harta benda
di jalan-Mu dan itu saya perbuat demi Engkau, wahai Tuhanku”
Allah berfirman: “Kamu berdusta! Kamu tidak melakukan itu semua kecuali dengan pamrih
agar kamu dibilang sebagai dermawan. Dan kamu telah mendapatkan semua yang kamu
inginkan."
Selanjutnya Allah memerintahkan agar orang tersebut diseret dan dilemparkan ke neraka.
Niat yang Menentukan
Amal baik belum tentu bernilai baik sebelum diketahui niatnya. Bisa saja manusia memberi
gelar pahlawan kepada seseorang yang memiliki keberanian dan tanggung jawab yang
besar dalam membela agama dan negaranya, akan tetapi Allah yang Maha Mengetahui yang
nampak dan yang tersembunyi. Maka Allah jualah yang akan memberikan penilain-Nya
tersendiri. Allah tidak menilai seseorang dari yang zhahirnya saja, tapi juga dari yang
tersembunyi yaitu niat atau motivasinya.
Bisa jadi seseorang dihormati karena kedalaman ilmu dan keluasan wawasannya. Tapi di
sisi Allah, seorang ulama baru dianggap bernilai bila ia ikhlas dalam mencari ilmu dan tulus
ketika mengajarkan dan menyebarluaskannya. Ketika ada motivasi lain, sekecil apapun,
pasti terdeteksi oleh ke-Mahatahuan-Nya. Allah berfirman:
“ Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dan jika kamu
menampakkan apa yang ada dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah
akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatan itu. Maka Allah mengampuni
siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah: 284) “
Demikian pula halnya dengan orang kaya yang dermawan, belum tentu kedermawanannya
berkenan di hadapan Allah. Boleh jadi kemurahannya dalam memberi digerakkan oleh niat-
niat tertentu yang dapat merusak pahala sadaqahnya. Orang-orang yang menerima
sumbangannya tidak mengetahui niat orang tersebut, tapi Allah saw selalui memonitor
gerak hati seseorang. Dia menilai tidak sekadar dari lahirnya, tapi lebih penting lagi adalah
niatnya. Itulah sebabnya, niat dalam ajaran Islam menempati posisi sentral dan sangat
menentukan. Rasulullah saw bersabda:
Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung kepada niat, dan sesungguhnya tiap
tiap orang memperoleh sesuatu sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang berhijrah di jalan
Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu ialah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa
hijrah karena ingin memperoleh keduniaan atau untuk mengawini seorang wanita, maka
hijrahnya adalah ke arah yang ditujunya tersebut. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam kehidupan sehari-hari ada contoh yang sederhana. Di siang hari yang panas, seorang
lelaki masuk ke mesjid. Secara lahiriyah perbuatan itu sangat terpuji. Akan tetapi siapa
tahu niat yang tersembunyi dalam hatinya. Bisa jadi ia masuk ke mesjid dengan niat untuk
istirahat. Jika niatnya seperti itu, maka ia akan memperoleh yang diniatkannya. Ia terhindar
dari sengatan matahari dan terlepas dari rasa penat. Lain halnya jika ia meniatkan untuk
i’tikaf. Boleh jadi ia mendapatkan kedua-duanya, yaitu pahala sekaligus istirahat yang
cukup.
Dalam kenyataannya, banyak sekali perbuatan manusia yang motivasinya campur aduk
antara ikhlas dan riya’. Misalnya, orang yang menunaikan ibadah haji seringkali niatnya
tidak semata-mata untuk ibadah, tapi jauh sebelum keberangkatannya mereka sudah
membuat rencana untuk membeli perhiasan, makanan, pakaian dan oleh-oleh lainnya untuk
disebarkan kepada kerabatnya di tanah air.
Demikian pula halnya dengan orang yang menuntut ilmu, banyak yang niatnya tidak untuk
memperoleh ridha Allah, tapi agar kelak dihormati dan disanjung masyarakat sebagai orang
yang berilmu. Atau agar kelak mendapat pekerjaan yang baik, pangkat dan jabatan
mentereng serta berkuasa di tengah masyarakatnya.
Seseorang yang shalat malam (tahajjud) mungkin saja niatnya murni, semata-mata ingin
bertaqarrub dengan Allah swt. Akan tetapi ada pula seseorang yang menjalankan shalat
malam karena niat �daripada tidak bisa tidur� atau karena dia sedang berjaga, daripada
bengong.
Secara syar’i, ibadahnya orang yang disebutkan di atas tetap sah dan tidak batal, akan
tetapi kurang afdol. Ibadahnya sah, tapi kurang sempurna karena beribadah kepada Allah
menuntut adanya kemurnian niat (ikhlas) semata-mata karena Allah. Al-Qur’an
menandaskan:
Riya’ merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya, bahkan lebih berbahaya dari demam
berdarah atau aids sekalipun. Itulah sebabnya Rasulullah saw sangat khawatir dengan
penyakit ini. Beliau takut ummatnya terjerumus pada penyakit yang beliau sebut sebagai
syirik yang tersamar itu. Beliau bersabda:
"Sesungguhnya yang saya takuti menimpa atas kamu ialah syirik kecil (syirkul ashghar).
Para sahabat bertanya, �apakah yang dimaksud dengan syirik kecil itu, ya Rasulallah?�
Nabi menjawab: �Riya’, (yakni) ketika manusia datang untuk meminta balasan atas amal
perbuatan yang mereka lakukan. Maka Tuhan berkata kepada mereka : �Pergilah kamu
menemui orang-orang yang karena mereka kamu beramal (riya�) di dunia niscaya kamu
akan sadar apakah kamu memperoleh balasan kebaikan dari mereka?”.
"kadang-kadang riya' itu masuk kepadamu dari arah yg orang tdk bisa melihat kepdamu".
Al-Hikam.
riya' adalah penyakit hati yg bisa merusak amal seseorang. dan riya' itu ada 2 macam :
1. Riya' jali atau terang : misalnya orang yg beramal di hadapan orang banyak dg
maksud agar bisa dilihat mereka shg dia mendapat pujian dan dianggap sebagai orang
saleh.
2. Riya' khafi atau samar : yaitu menyamarkan amal kebaikan dari penglihtan orang lain,
akan... Lihat Selengkapnya tetapi penyamaran amalnya itu dimaksudkan agar dirinya
mendapat penghormatan. adapun tanda-tanda riya' khafi antara lain senang di hormati,
merasa benci bila diremehkan, suka mendahului di dalam perjuangan atau suatu majelis,
minta didahulukan segala kebutuhannya, mengharapkan kemurahan setiap membeli dll.
diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib, bahwasannya Allah pada hari kiamat kelak akan
berfirman kepada orang-orang fakir : "Bukankah kalian telah diberi kemurahan di dalam
harga pasar, bukankah kalian telah dibeerikan ucapan salam terlebih dahulu, bukankah
hajat kalian telah dipenuhi lebih dahulu?". kemudian di dalam hadist lain disebutkan :
"Sekarang tdk ada pahala bagi kalian, sebab pahala-pahala kalian telah di penuhi semasa
hidup di dunia".
sesungguhnya tdk ada orang yg bisa selamat dari dua macam riya' itu kecuali orang-orang
yg ma'rifat, yg meng-Esakan Allah. sebab mereka ini telah dibersihkan oleh Allah dari
kehalusan syirik dan disamarkan penglihatannya dari pandangan mahluk. hal ini bisa terjadi
karena cahaya keyakinan yg telah meresap di dalam hati mereka.
Yusuf bin Husein Ar-Razi berkata : "Sesuatu yg palling mulya di dunia adalah ikhlas. dan sy
sudah berkali-kali berjuang di dalam menggugurkan riya' dari dalam hatiku. akan tetapi
riya' itu timbul kembali dalam corak yg lain.
MEMBERSIHKAN JIWA ~
Allah Azza Wa Jalla mengilhamkan kepada jiwa manusia dua jalan, kejahatan dan
ketakwaan. ''Dan (demi) jiwa dan penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada
jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang
menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.''
(QS Asy-Syams [91]: 7-10).
Jiwa manusia laksana air. Akan tetap jernih apabila dirawat dan disucikan. Apa pun yang
dimasukkan ke dalam air jernih, dengan mudah bisa dilihat dan dikenali. Namun, akan sulit
melihat dan mengenali benda yang dimasukkan dalam air yang hitam pekat.
Jiwa manusia akan menjadi hitam jika kemaksiatan dan perbuatan dosa terus dilakukannya.
Pada jiwa seperti ini, penyakit hati mulai menjangkiti. Iri, dengki, dan serakah mulai
tumbuh. Jiwa ini sulit ditembus cahaya dan petunjuk Allah disebabkan pekatnya kotoran
dosa.
Akibatnya, jiwa tidak bisa membedakan lagi mana jalan yang diperintahkan dan jalan yang
terlarang. Semua dianggapnya sama.
Jalan kefasikan dinilainya tidak berdosa jika dilalui, sedangkan jalan kebaikan dinilainya sia-
sia untuk dilakukan. Orang-orang yang berjiwa demikian tidak akan bisa merasakan
keikhlasan, kesabaran, dan lapang dada.
Adapun jiwa yang dihiasi ketaatan serta amalan saleh akan menjadi lebih bersih, sehat, dan
segar. Cahaya dan petunjuk Ilahi akan tembus meresap dan mengendap dalam relungnya.
Jiwa ini akan lebih mudah membaca dan menyimpulkan setiap isyarat di hadapannya dan
ayat alam di sekelilingnya. Ia punya prasangka baik (husnuzhan) kepada Allah, optimistis
dan lapang dada.
Banyak jalan yang bisa ditempuh untuk membersihkan jiwa. Di antaranya dengan berzikir,
membaca Alquran, dan shalat. Dzikrullah yang dibarengi pengenalan tentang zat Allah
(ma'rifatullah) akan mengundang kepasrahan kepada Allah dan syariah-Nya,
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS Ar-Ra'd
[13]: 28),
dan hatinya bergetar karena rasa takut dan berharap kepada-Nya "
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS Al-Anfal [8]: 2).
Adapun shalat merupakan bukti ketundukan seorang hamba kepada Khaliknya. Shalat
mengantarkan pelakunya mampu menepis perbuatan keji dan mungkar "
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.
Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-
ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Ankabut [29]:
45)
dalam kehidupan sehari-hari.
Di saat kejahatan merebak di masyarakat, pembersihan jiwa hendaknya dilakukan setiap
insan Muslim. Oleh karenanya, mari bersihkan jiwa, mulai dari kita sendiri.Wallahu 'alam
Bishawab
Ketika itu Nabi Musa AS yang masih bayi dimasukkan oleh ibunya ke dalam peti dan
kemudian dihanyutkan ke sungai Nil, agar selamat dari pembantaian raja Fir’aun. Yang
membuat peti adalah Hizqil suami Masyitoh. Maka dengan ketentuan Allah peti yang berisi
bayi Musa itu ditemukan oleh Siti Asiah isteri Fir’aun yang sudah beriman kepada Allah
secara diam-diam. Atas izin suaminya Asiah memelihara dan mengasuh Nabi Musa sampai
dewasa.
Hizqil memiliki isteri solehah dan bekerja sebagai tukang sisir puteri raja Fir’aun.
Karena profesinya itu ia sering dipanggil dengan panggilan “Masyitoh”. Dia senantiasa taat
terhadap Kitab Taurat yang diajarkan oleh Nabi Musa AS. Pada suatu ketika Masyitoh
sedang menyisir rambut puteri raja, tanpa disadari sisirnya terjatuh, maka sepontan
Masyitoh menyebut nama ALLAH. Dan terdengarlah ucapan itu oleh sang puteri seraya
berkata “Jangan sebut nama itu, sebut saja nama ayahku, kalau tidak aku adukan kepada
ayahku”. Masyitoh menjawab “Tidak… Tuhanku hanyalah ALLAH, dan Dia Tuhan ayahmu
juga”. Maka diadukanlah Masyitoh kepada Fir’aun.
Maka dilemparlah Masyitoh beserta anak-anaknya ke dalam minyak itu. Dan kini
tinggal anaknya yang masih bayi. Sehingga karena kasihan Masyitohpun ragu. Maka dengan
kehendak ALLAH bayi itu dapat berbicara : “Sabarlah wahai ibuku, sesungguhnya kita
dalam pihak yang benar”. Akhirnya hilanglah keraguan Masyitoh, dengan penuh gembira
dan ikhlas karena ALLAH sambil membaca “Bismillahi Tawakkaltu ‘alAllah WAllahu Akbar”,
Siti Masyitoh dan bayinya terjun ke dalam minyak mendidih. Akhirnya tulang-tulang
Masyitoh dan anak-anaknya dikuburkan di suatu tempat atas permintaan Masyitoh sendiri
yang dikabulkan oleh Fir’aun. Hingga saat ini kuburan Masyitoh tetap harum semerbak,
bahkan Nabi Muhammad SAW sempat menciumnya ketika perjalanan Isro’ dan Mi’roj.
1. Doa perempuan lebih makbul daripada lelaki kerana sifat penyayangnya yang lebih
kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah s.a.w. akan hal tersebut,
jawab Baginda s.a.w., "Ibu lebih penyayang daripada bapa dan doa orang yang
penyayang tidak akan sia-sia"
3. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah s.w.t.
mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah s.w.t.
4. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti
keadaan ibunya melahirkannya.
5. Apabila telah lahir anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada
susunya diberi satu kebajikan.
6. Apabila semalaman ibu tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah
s.w.t. memberinya pahala seperti memerdekakan 70 hamba dengan ikhlas untuk
membela agama Allah s.w.t.
9. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah s.w.t.
memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).
10. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadhan, memelihara
kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana
sahaja yang dikehendaki.
11. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 1,000 lelaki yang soleh.
12. Aisyah berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah s.a.w, siapakah yang lebih besar
haknya terhadap wanita? Jawab Rasulullah s.a.w., "Suaminya". "Siapa pula berhak
terhadap lelaki?" Jawab Rasulullah s.a.w, "Ibunya".
13. Apabila memanggil akan engkau dua orang ibubapamu, maka jawablah panggilan
ibumu dahulu.
14. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat
di langit, matahari dan bulan semua beristighfar baginya selama mana dia taat
kepada suaminya serta menjaga sembahyang dan puasanya.
15. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan
terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki
dengan tidak dihisab.
17. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Nabi s.a.w)
di dalam syurga.
18. Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau
dua anak perempuan atau dua saudara perempuan lalu dia bersikap ihsan dalam
pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta
bertanggungjawab, maka baginya syurga.
19. Daripada Aisyah r.a. "Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak
perempuan lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi
penghalang baginya daripada api neraka."
Salah satu dampak yang nyata adalah semangat dalam belajar dan menuntut ilmu
terarah kepada materi duniawi. Artinya ketika memilih tempat pendidikan yang
menjadi orientasi adalah bagaimana bisa mendapatkan kemakmuran duniawi.
Seperti mendapatkan pekerjaan yang mapan, memiliki jabatan yang tinggi, atau bisa
membuka usaha yang prospektif, atau bisa melanjutkan bisnis keluarga. Sehingga
untuk mendalami ajaran Islam dikesampingkan karena tidak menjanjikan progress
materialis. Akibatnya banyak umat Islam yang tidak lagi memahami ajaran
agamanya, tidak memahami perintah dan larangan Allah bagi dirinya, dan jika
beribadah kepada Allah maka ibadahnya tidak di atas ilmu.
Wahai kaum muslimin, bertakwalah kepada Allah dan perdalamilah agama Allah
'Azza wa Jalla agar kalian bisa beribadah kepada Allah di atas ilmu dan petunjuk-
Nya. Sesungguhnya tidak sama antara orang yang memiliki ilmu dan yang tidak.
Siapa yang Allah kehendaki mendapatkan kebaikan dan menjadi baik maka Allah
akan menjadikannya paham terhadap aturan Islam.
Sesungguhnya memahami agama Allah adalah cahaya yang akan menerangi jalan
hamba untuk menuju kepada-Nya dalam beraqidah, beribadah, berakhlak, dan
bermu’amalah. Dengan ilmu, seorang hamba mengetahui apa yang harus
diyakininya tentang Tuhannya. Dengan ilmu, dia akan tahu bagaimana menyembah
kepada-Nya. Dengan ilmu, dia tahu bagaimana berwudlu, mandi, shalat dan
berzakat. Dengan ilmu, dia tahu bagaimana cara berpuasa, haji, dan umrah. Dengan
ilmu, dia akan mampu membedakan yang hak dan yang batil, halal dan haram,
wajib dan sunnah, juga antara yang baik dan buruk.
Dengan ilmu, seorang muslim akan tahu bagaimana bergaul dengan manusia,
bagaimana berbakti kepada orang tua, dan menyambung kekerabatan. Dengan ilmu
juga dia akan tahu bagaimana memperlakukan temannya dan bagaimana menyikapi
musuhnya.
Dengan ilmu dia akan tahu bagaimana berinteraksi dengan manusia dalam jual beli,
sewa, gadai, memberi jaminan, membayar dan menagih hutang. Sesunggunya Allah
merahmati orang yang mudah (pemurah dan toleran) apabila dia menjual, membeli,
membayar hutang dan menagihnya.
Dengan ilmu, dia akan memahami kewajibanya sehingga akan menunaikan kepada
pemiliknya. Dengan ilmu juga, dia akan tahu hak-haknya sehingga dia bisa
menuntut atau melepaskannya.
Dengan ilmu dia akan tahu bagaimana berwasiat setelah meninggal, bagaimana
mendermakan hartanya, bagaimana menikah dan bagaimana bercerai. Dengan ilmu
dia akan tahu tentang pembagian warisan yang telah Allah tetapkan bagi ahli waris
setelah seninggalnya. Dengan ilmu, seseorang akan berjalan dengan benar sesuai
petunjuk ketika marak kejahilan, fitnah, dan kerusakan.
Dengan ilmu seorang ‘alim (yang berilmu) bisa menunjuki manusia kepada shiratal
mustaqim (jalan yang lurus) dan menjelaskan manhaj yang benar. Tidaklah harta,
pangkat, dan kedudukan yang dicari orang lebih mulia dan lebih tinggi
kedudukannya daripada ilmu agama. Bacalah firman Allah Ta’ala:
ك َط ِري ًقا َي ْل َتمِسُ فِي ِه عِ ْلمًا َس َّه َل هَّللا ُ َل ُه َط ِري ًقا إِ َلى ْال َج َّن ِة
َ َمنْ َس َل
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, pasti Allah mudahkan jalannya
menuju surga.” (HR. Ahmad dari Abu Hurairah, no. 4867)
Wahai saudaraku, siapa di antara kita yang diberi kesempatan untuk mendalami ilmu
agama dan memahaminya maka itu yang lebih baik. Dan itu merupakan nikmat yang
besar dan pandapatan yang tak ternilai. Dan mengisi waktu untuk menuntut ilmu
berarti mengisi waktu untuk berjihad di jalan Allah. Terlebih pada zaman sekarang
ini, -di mana para alim sudah sedikit, orang yang paham dien sudah jarang,
sementara pencari dunia sangat banyak dan mayoritas orang berorientasi ke sana-
maka perintah untuk mendalami ilmu lebih ditekankan. Sehingga dia bisa
menyebarkan ilmunya di tengah-tengah yang berkubang dalam kejahilan,
mengeluarkan mereka dari syirik, bid’ah dan maksiat menuju tauhid, sunnah, dan
ketaatan.
Wahai saudaraku, namun siapa di antara kita yang tidak bisa fokus mendalami ilmu-
ilmu agama, hendaknya dia ikut mendengarkan kajian ilmu dan duduk di majlis-
majlis ilmu sehingga dia mendapatkan manfaat dan bisa memberikannya kepada
yang lain. Bagi ahli ilmu, hendaknya mereka menyempatkan diri untuk bermajlis
dengan manusia, mengajarkan ilmu kepada mereka, dan membuka forum tanya
jawab dan diskusi sehingga umat mendapatkan banyak faidah dan manfaat darinya.
Kemudian bagi siapa yang tidak sempat untuk menghadiri majelis ilmu dan
mendengarkan kajian, maka bertanyalah kepada ulama tentang perkara-perkara
pokok dalam Islam yang tidak boleh jahil terhadapnya. Lalu jika dia meminta fatwa
dalam satu masalah kepada seorang alim yang lurus dan terpercara, lalu dia
memberikan fatwanya, hendaknya diambil fatwa tersebut dan tidak boleh menuruti
hawa nafsunya dalam masalah ini, walaupun dia tidak cocok. Karena ada sebagian
orang yang meminta fatwa kepada orang alim, lalu sang alim memberikan fatwanya
yang tidak sesuai dengan selera orang tersebut, maka dia pergi kepada orang alim
kedua, ketiga, dan seterusnya sampai dia mendapatkan yang cocok dengan
seleranya. Orang seperti ini telah mempermainkan agama Allah, mengikuti hawa
nafsunya, bukan petunjuk.
Namun, jika dia meminta fatwa kepada seorang alim lalu dia mengeluarkan
fatwanya, kemudian setelah dia belajar dan mendengarkan kajian para ulama lain
bahwa fatwa orang alim yang pertama menyalahi Al-Qur’an dan sunnah maka dia
boleh meninggalkan fatwa tersebut. Bahkan, wajib baginya meninggalkannya dan
mengambil pendapat yang sesuai dengan Al-Qur’an dan sunnah.
Kedua, senantiasa memerintahkan yang baik dan mencegah yang buruk (amar
makruf nahi munkar). Allah berfirman; “Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf
dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS Ali
Imran [3]: 104).
Ketiga, menegakkan shalat Dluha dua rakaat di pagi hari. Sebab, banyak kemuliaan
dan manfaat dari shalat Dluha. Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam bersabda;
“Siapa saja yang dapat mengerjakan shalat Dluha dengan langgeng (lapang), maka
akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR
Tirmidzi).
Bersedekah untuk setiap ruas tulang badan merupakan ungkapan rasa syukur atau
terima kasih kepada Allah atas segala karunia, baik berupa kesehatan, rezeki,
kesempatan, maupun kesempurnaan tubuh. Maka, alangkah kufurnya bagi setiap
orang, bila mereka tak pernah mau bersedekah dengan diri mereka atas nikmat
sehat yang diberikan Allah pada setiap ruas tulangnya.
Jika seseorang pandai berterima kasih (dan bersyukur) kepada Allah, maka Sang
Pencipta pun akan membalasnya dengan kebaikan yang lebih banyak lagi. “Dan
(ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim [14]: 7).
Apalagi, pada hari pembalasan (kiamat) nanti, seluruh anggota badan seperti tangan
dan kaki, yang dihubungkan dengan ruas-ruas tulang, akan menjadi saksi atas apa-
apa yang dikatakan dan diperbuat selama hidup di dunia. “Dan pada hari ini Kami
tutup mulut-mulut mereka; lalu berkatalah kepada Kami tangan mereka, dan
memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan”.
(QS Yasin [36]: 65). Wa Allahu A’lam.
GOLONGAN YANG AKAN MENDAPAT
NAUNGAN ALLAH SWT=
Apabila roh keluar dari jasad, ia akan berkata-kata dan seluruh isi alam sama ada di
langit atau bumi akan mendengarnya kecuali jin dan manusia.
Apabila mayat dimandikan, lalu roh berkata :
"Wahai orang yang memandikan, aku minta kepadamu kerana Allah untuk
melepaskan pakaianku dengan perlahan-lahan sebab pada saat ini aku beristirahat
daripada seretan malaikat maut".
Selepas itu, mayat pula bersuara sambil merayu :
"Wahai orang yang memandikan, janganlah engkau menuangkan airmu dalam
keadaan panas. Begitu juga jangan menuangnya dengan air yang dingin kerana
tubuhku terbakar apabila terlepasnya roh dari tubuh".
Apabila dimandikan, roh sekali lagi merayu :
"Demi Allah, wahai orang yang memandikan jangan engkau menggosok aku dengan
kuat sebab tubuhku luka-luka dengan keluarnya roh"
Setelah dimandi dan dikafankan, telapak kaki mayat diikat dan ia pun memanggil-
manggil dan berpesan lagi supaya jangan diikat terlalu kuat serta mengafani
kepalanya kerana ingin melihat wajahnya sendiri, anak-anak, isteri atau suami buat
kali terakhir kerana tidak dapat melihat lagi sampai Hari Kiamat.
"Demi Allah, wahai jemaahku, aku telah meniggalkan isteriku menjadi Balu. Maka
janganlah kamu menyakitinya. Anak-anakku telah menjadi yatim dan janganlah
kalian Menyakiti mereka. Sesungguhnya pada hari itu aku telah keluar dari rumahku
dan aku tidak akan dapat kembali kepada mereka buat selama-lamanya"
Sesudah mayat diletakkan pada pengusung, sekali lagi diserunya kepada jemaah
supaya jangan mempercepatkan mayatnya ke kubur selagi belum mendengar suara
anak-anak dan sanak saudara buat kali terakhir. Sesudah dibawa dan melangkah
sebanyak tiga langkah dari rumah, roh pula berpesan:
"Sesungguhnya aku tinggalkan apa yang aku telah aku kumpulkan untuk warisku
dan sedikitpun mereka tidak mahu menanggung kesalahanku" .
"Adapun didunia, Allah menghisab aku, padahal kamu berasa senang dengan
keduniaan. Dan mereka juga tidak mahu mendoakan aku".
Ada satu riwayat drp Abi Qalabah mengenai mimpi beliau yang melihat kubur pecah.
Lalu mayat-mayat itu keluar dari duduk di tepi kubur masing-masing. Bagaimanapun
tidak seorang pun ada tanda-tanda memperolehi nur di muka mereka. Dalam mimpi
itu, Abi Qalabah dapat melihat jirannya juga dalam keadaan yang sama. Lalu dia
bertanya kepada mayat jirannya mengenai ketiadaan nur itu. Maka mayat itu
menjawab:
"Sesungguhnya bagi mereka yang memperolehi nur adalah kerana petunjuk drpd
anak-anak dan teman-teman. Sebaliknya aku mempunyai anak-anak yang tidak
soleh dan tidak pernah mendoakan aku". Setelah mendengar jawapan mayat itu, Abi
Qalabah pun terjaga. Pada malam itu juga dia memanggil anak jirannya dan
menceritakan apa yang dilihatnya dalam mimpi mengenai bapa mereka. Mendengar
keadaan itu, anak-anak jiran itu berjanji di hadapan Abi Qalabah akan mendoa dan
bersedekah untuk bapanya.
Seterusnya tidak lama selepas itu, Abi Qalabah sekali lagi bermimpi melihat jirannya.
Bagaimanapun kali ini jirannya sudah ada nur dimukanya dan kelihatan lebih terang
daripada matahari.
“Tidak ada jalan bagimu dari arah ini Kerana kaki ini sentiasa berjalan berulang alik
mengerjakan solat dengan berjemaah dan kaki ini juga berjalan menghadiri majlis-
majlis ilmu."
Apabila gagal malaikat maut,mencabut roh orang mukmin dari arah kaki, maka
malaikat maut cuba pula dari arah telinga. Sebaik saja malaikat maut menghampiri
telinga maka telinga pun berkata:
"Tidak ada jalan bagimu dari arah ini kerana telinga ini sentiasa mendengar bacaan
Al-Quran dan zikir."
Akhir sekali malaikat maut cuba mencabut orang mukmin dari arah mata tetapi baru
saja hendak menghampiri mata maka berkata mata: "Tidak ada jalan bagimu dari
arah ini sebab mata ini sentiasa melihat beberapa mushaf dan kitab-kitab dan mata
ini sentiasa menangis kerana takutkan Allah."
Setelah gagal maka malaikat maut kembali kepada Allah S.W.T. Kemudian
AllahS.W.T. berfirman yang bermaksud:
"Wahai malaikatKu, tulis AsmaKu ditelapak tanganmu dan tunjukkan kepada roh
orang yang beriman itu."
Sebaik saja mendapat perintah AllahS.W.T. maka malaikat maut menghampiri roh
orang itu dan menunjukkan Asma Allah S.W.T.
Sebaik saja melihat Asma Allah dan cintanya kepada AllahS.W.T maka keluarlah roh
tersebut dari arah mulut dengan tenang.
Abu Bakar R.A. telah ditanya tentang kemana roh pergi setelah ia keluar dari jasad.
Maka berkata Abu Bakar R.A:
Roh itu menuju ketujuh tempat:-
1. Roh para Nabi dan utusan menuju ke Syurga Adnin.
2. Roh para ulama menuju ke Syurga Firdaus.
3. Roh mereka yang berbahagia menuju ke Syurga Illiyyina.
4. Roh para shuhada berterbangan seperti burung di syurga mengikut kehendak
mereka.
5. Roh para mukmin yang berdosa akan tergantung di udara tidak di bumi dan tidak
di langit sampai hari kiamat.
6. Roh anak-anak orang yang beriman akan berada di gunung dari minyak misik.
7. Roh orang-orang kafir akan berada dalam neraka Sijjin,mereka diseksa berserta
jasadnya hingga sampai hari Kiamat."
Telah bersabda Rasullullah S.A.W:
Tiga kelompok manusia yang akan dijabat tangannya oleh para malaikat pada hari
mereka keluar dari kuburnya:-
1. Orang-orang yang mati syahid.
2. Orang-orang yang mengerjakan solat malam dalam bulan ramadhan.
3. Orang berpuasa di hari Arafah.
Sekian untuk ingatan kita bersama. Kalau rajin.. Tolong sebarkan kisah ini kepada
saudara Islam yang lain. Ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang
berkekalan bagi orang yang mengajarnya meskipun dia sudah mati.
Fatwa Ulama tentang Ucapan Selamat Tahun
Baru Hijriyah
Segala puji bagi Allah, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi
Muhammad kepada keluarganya, para sahabatnya dan yang mengikuti mereka
dengan baik hingga hari kiamat. Amma ba’du:
Sebentar lagi kita akan meninggalkan tahun 1431 Hijriyah dan akan memasuki
tahun baru hijriyah 1432, sebagian besar kaum muslimin telah mempersiapkan
perayaan untuk tahun baru Islam tersebut, di antaranya dengan bertukar ucapan
selamat satu sama lain maka apa kedudukan ucapan selamat tahun baru hijriyah
dari sisi syar’i?
Di bawah ini kami mengutip beberapa fatwa ulama besar dalam seputar tahun baru:
Kami pada permulaan tahun baru hijriyah, dan sebagian orang saling bertukar
ucapan selamat tahun baru hijriyah, mereka mengucapkan: (setiap tahun semoga
kalian dalam kebaikan), maka apa hukum syar’i terkait ucapan selamat ini?
Syaikh Bin Baz menjawab sbb:
Ucapan selamat tahun baru hijriyah kami tidak mengetahui dasarnya dari para
Salafus Shalih, dan saya tidak mengetahui satupun dalil dari sunnah maupun
Kitabullah yang menunjukkan pensyariatannya, tetapi siapa saja yang memulaimu
dengan ucapan itu maka tidak mengapa kamu menjawabnya seperti itu, jika dia
mengatakan: setiap tahun semoga anda dalam kebaikan maka tidak mengapa kamu
menjawabnya semoga anda seperti itu kami memohon kepada Allah bagi kami dan
bagimu setiap kebaikan atau semacamnya, adapun memulainya maka saya tidak
mengetahui dasarnya.
Pertanyaan 1:
Syaikh Utsaimin pernah ditanya mengenai ucapan selamat tahun baru hijriyah
dengan pertanyaan sbb:
Syaikh yang mulia, apa hukum mengucapkan selamat tahun baru hijriyah? Dan apa
kewajiban kita kepada orang yang mengucapkan selamat tahun baru hijriyah kepada
kita?
Jika seseorang mengucapkan selamat kepadamu maka jawablah, tapi jangan kamu
memulainya. Inilah pendapat yang benar dalam masalah ini. Seandainya seseorang
mengucapkan mengucapkan selamat tahun baru kepadamu, maka jawablah:
semoga Allah menyampaikan selamat kebaikan untukmu dan menjadikannya tahun
kebaikan dan keberkahan.
Tetapi ingat, jangan kamu memulainya karena saya tidak mengetahui adanya
riwayat dari para Salafus Shalih bahwa mereka dahulu mengucapkan selamat tahun
baru hijriyah. Bahkan para Salaf belum menjadikan bulan Muharram sebagai awal
tahun baru kecuali pada masa khilafah Umar bin Khatthab radhiyallahu anhu.
(dikutip dari pertemuan bulanan ke-44 di akhir tahun 1417 H).
Pertanyaan 2:
Syaikh Utsaimin juga pernah ditanya: Syaikh yang mulia, apa pendapat anda
mengenai tukar menukar ucapan selamat pada awal tahun baru hijriyah?
Aku berpendapat bahwa memulai ucapan selamat pada awal tahun baru hijriyah
tidak mengapa, namun tidak disyariatkan. Artinya, kami tidak menyatakan
sunnahnya saling menyampaikan ucapan selamat tahun baru hijriyah.
Tetapi jika mereka melakukannya tidak mengapa, namun sepatutnya juga apabila
dia mengucapkan selamat tahun baru dengan memohon kepada Allah supaya
menjadikannya sebagai tahun kebaikan dan keberkahan, lalu orang lain
menjawabnya. Inilah pendapat kami dalam masalah ini yang merupakan perkara
kebiasaan dan bukan termasuk perkara ibadah.
(Disampaikan pada pertemuan terbuka ke-93 hari Kamis, 25 bulan Dzulhijjah tahun
1415H).
Pertanyaan 3:
Pada kesempatan lainnya, beliau juga pernah ditanya: Apakah boleh mengucapkan
selamat awal tahun baru?
Maka beliau menjawab: Ucapan selamat atas kedatangan tahun baru hijriyah tidak
ada dasarnya dari perbuatan para Salafus Shalih. Maka kamu jangan memulainya,
tetapi jika seseorang mengucapkan selamat kepadamu jawablah, karena ini sudah
menjadi kebiasaan di tengah-tengah manusia, meskipun fenomena ini sekarang
berkurang, karena sebagian orang sudah memahaminya, alhamdulillah. Padahal
sebelumnya mereka saling bertukar kartu ucapan selamat tahun baru hijriyah.
Pertanyaan 4:
Pertanyaan lainnya kepada Syaikh Utsaimin: Apa bunyi ucapan yang saling
disampaikan manusia?
Beliau menjawab: yaitu mereka mengucapkan selamat atas datannya tahun baru,
dan kami memohon kepada Allah mengampuni yang telah berlalu pada tahun
kemarin, dan supaya memberikan pertolongan kepadamu untuk menghadapi masa
depan atau semacam itu.
Pertanyaan 5:
Syaikh Utsaimin ditanya: Apakah diucapkan “Setiap tahun semoga kalian dalam
kebaikan?”
Beliau menjawab: Tidak, setiap tahun semoga kalian dalam kebaikan tidak
diucapkan dalam Idul Adha maupun Idul Fitri atau di tahun baru.
(Disampaikan pada pertemuan terbuka ke-202 pada hari Kamis, 6 Muharram tahun
1420H).
Beliau pernah ditanya: Syaikh yang mulia semoga Allah memberikan anda taufik.
Kebanyakan manusia saling mengucapan selamat tahun baru hijriyah. Apa hukum
ucapan selamat tahun baru hijriyah, misalnya: ‘Semoga menjadi tahun bahagia,’
atau ucapan: ‘Semoga kalian setiap tahun dalam kebaikan.’ Apakah ucapan ini
disyariatkan?
”Ini adalah bid’ah. Ini bid’ah dan menyerupai ucapan selamat orang-orang Kristen
dengan tahun baru Masehi, dan ini sesuatu yang tidak pernah dilakukan para Salaf.
Selain itu, tahun baru hijriyah adalah istilah para shahabat radhiyallahu anhum
untuk penanggalan muamalat saja. Mereka tidak menganggapnya sebagai hari raya
dan mereka mengucapkan selamat atasnya karena ini tidak ada dasarnya. Para
shahabat menjadikan tahun hijriyah untuk penanggalan muamalat dan mengatur
muamalat saja”.
Doa kepada sesama muslim dengan doa umum yang lafalnya tidak diyakini sebagai
ibadah dalam beberapa peringatan seperti hari-hari raya tidak mengapa, apalagi
apabila maksud dari ucapan selamat ini untuk menumbuhkan kasih sayang,
menampakkan kegembiraan dan keceriaan pada wajah muslim lain.
Imam Ahmad rahimahullah berkata: “Aku tidak memulai ucapan selamat, tapi jika
seseorang memulai dengan ucapan selamat maka aku suka menjawabnya karena
menjawab ucapan selamat itu wajib. Adapun memulai ucapan selamat tidak ada
sunnah yang diperintahkan dan juga bukan termasuk perkara yang dilarang.
KESIMPULAN:
1. Dari beberapa fatwa di atas dapat dipahami bahwa sebagian ulama besar
membolehkan menjawab ucapan selamat saja tidak untuk memulainya, namun tidak
menganggapnya perkara bid’ah yang besar karena itu adalah adat kebiasaan, bukan
diyakini sebagai ibadah yang disyariatkan.
2. Sebaiknya kita menjelaskan kepada umat bahwa hal itu tidak ada dasarnya
sehingga mereka tidak berlebih-lebihan dalam ucapan selamat tahun baru hijriyah.
Karena hal itu dikhawatirkan bisa terjatuh dalam perkara bid’ah dan menyerupai
kaum Nasrani sebagaimana fatwa Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah.
3. Kita tidak disyariatkan untuk merayakan tahun baru hijriyah seperti perayaan hari
raya (ied), karena perayaan sebagai bentuk ibadah dan ibadah sifatnya tauqifiyah.
Wallahu a’lam bis-shawab. [ar/voa-islam.com]
Ini Doanya :
Dibaca pada tgl 29 atau 30 Zulhijjah sebanyak 3 kali setelah shalat Ashar :
Amien ..
Moga Allah selalu melindungi dan memelihara kita ...
INILAH KITA
Ya Rabb
Hamba merasa lemah maka itu berilah kekuatanMu
Hamba merasa kotor maka bersihkanlah dengan kesucianMu
Hamba merasa berjalan tiada arah dalam kegelapan
maka itu terangilah langkahku ...
“Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan
bertakwa kepada-Nya maka mereka itulah orang yang beruntung.” (QS. An-Nur :
52).
Mengenal Kiamat
Hari Kiamat merupakan hari yang digambarkan sebagai musnahnya seluruh alam
dan bumi dan kebangkitan semula. Kiamat berasal dari perkataan bahasa Arab iaitu
قيامyang bermaksud bangkit atau bangun. Ia merupakan satu kepercayaan dalam
agama Ibrahim, termasuk Yahudi, Kristian dan Islam.
Nama-nama hari kiamat dalam Islam
Nama-nama tersebut disebut dalam al-Quran:
Rumi (transliterasi) Arab Terjemahan
Yawm al-Qiyāmaṯ يوم القيامةHari kebangkitan
al-Sā'aṯ الساعةWaktu
Yawm al-Akhīr يوم اآلخرHari Akhir
Yawm al-Dīn يوم الدينHari akhir (agama)
Yawm al-Faṣl يوم الفصلHari keputusan
Yawm al-Ḥisāb يوم الحسابHari perhitungan
Yawm al-Fatḥ يوم الفتحHari pengadilan
Yawm al-Talāq يوم التالقHari perpisahan
Yawm al-Jam'(i) يوم الجمعHari pengumpulan
Yawm al-Khulūd يوم الخلودHari kekekalan
Yawm al-Khurūj يوم الخروجHari Keluar
Yawm al-Ba'th يوم البعثHari Kebangkitan
Yawm al-Ḥasraṯ يوم الحسرةHari penyesalan
Yawm al-Tanād يوم التنادHari pemanggilan
Yawm al-Āzifaṯ يوم اآلزفةHari mendekat
Yawm al-Taghābun يوم التغابنHari terbukanya aib
Yawm al-Wa'īd يوم الوعيد
Yawm al-Aẕīm اليوم العظيمHari agung
al-Yawm al-Masyhūd اليوم المشهودHari penyaksian
al-Qāri’aṯ القارعةBencana yang menggetarkan
al-Ghāsyiaṯ الغاشيةBencana yang tak tertahankan
al-Ṣākhkhaṯ الصاخةBencana yang memilukan
al-Tāmmaṯ al-Kubrā الطامة الكبرىBencana yang melanda
al-Ḥāqqaṯ الحاقةKebenaran besar
al-Wāqi'aṯ الواقعةPeristiwa besar
Abul-Laits juga telah meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasullullah s.a.w. bersabda: "Ketika Allah s.w.t. telah selesai menjadikan langit dan
bumi, Allah s.w.t. menjadikan sangkakala dan diserahkan kepada Malaikat Israfil,
maka ia meletakkannya dimulutnya melihat ke Arsy menantikan bilakah ia
diperintahkan." Saya bertanya: "Ya Rasullullah, apakah shur (sangkakala) itu?"
Jawab Rasullullah s.a.w.: "Bagaikan tanduk dari cahaya." Saya bertanya lagi:
"Bagaimana besarnya?" Rasullullah s.a.w. menjawab: "Sangat besar bulatannya,
demi Allah yang mengutuskanku sebagai Nabi s.a.w. besar bulatannya itu seluas
langit dengan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali iaitu pertama Nafkhatul faza'
(untuk menakutkan), Nafkhatus sa'aq (untuk mematikan) dan Nafkhatul ba'ats
(untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan)."
Dalam riwayat Ka'ab hanya dua kali tiupan, iaitu mematikan dan membangkitkan.
Firman Allah s.w.t. yang berbunyi: "Wa yauma yunfakhu fafazi'a man fissamawati
waman fil ardhi illa man sya Allah (Yang bermaksud) Dan pada hari ditiup
sangkakala maka terkejut takut semua yang dilangit dan yang dibumi, kecuali yang
dikehendaki oleh Allah. (Surah Annamel : 87)
Dan pada saat itu tergoncangnya bumi, dan manusia bagaikan orang mabuk
sehingga ibu yang mengandung gugur kandungannya dan yang meneteki lupa
terhadap bayinya, dan anak-anak segera beruban dan syaitan-syaitan laknatullah
berlarian. Maka keadaan itu berlaku beberapa lama kemudian Allah s.w.t. menyuruh
Israfil meniup sangkakala kedua.
Firman Allah s.w.t. yang berbunyi: "Wa nufikhafishshuri fasha'iqa man fissamawati
waman fil ardhi illa man sya Allah. Tsumma nufikha fihi ukhra fa idza hum qiyamun
yandhurun. (Yang bermaksud) Dan ketika ditiup sangkakala maka matilah semua
yang dilangit dan bumi kecuali yang dikehendaki Allah, kemudian ditiup lagi, tiba-
tiba mereka bangun dan melihat. (Surah Azzumar : 68)
Mereka yang dikecualikan itu ialah roh orang-orang yang mati syahid, Jibrail, Mika'il,
Israfil dan Hamalatul arsyi serta Malaikatmaut, sehingga ketika ditanya oleh Allah
s.w.t: "Siapakah yang masih tinggal dari makhlukKu?" Padahal Allah s.w.t. lebih
mengetahui. Jawab Malaikatmaut: "Ya Tuhan, Engkau yang hidup, yang tidak mati,
tinggal malaikat Jibril, Mika'il, Israfil, Hamalatul arsyi dan aku." Maka Allah s.w.t.
menyuruh Malaikatmaut mencabut roh mereka.
Riwayat Muhammad bin Ka'ab dari seorang dari Abu Hurairah r.a. berkata:
"Kemudian Allah s.w.t. berfirman: "Harus mati Jibril, Mika'il, Israfil dan juga
Hamalatul arsyi." Kemudian Allah s.w.t. bertanya: "Hai Malaikulmaut, siapakah yang
masih tinggal dari makhlukKu?" Jawab Malaikulmaut: "Engkau Dzat yang hidup yang
tidak akan mati, tinggal hambamu yang lemah, Malikulmaut." Firman Allah s.w.t.: "
Hai Malaikulmaut, tidakkah kau mendengar firmanKu: "kullu nafsin dza'iqatul maut.
(Yang bererti) Tiap makhlukKu, Aku jadikan engkau untuk tugasmu itu, dan kini
matilah engkau." Maka matilah Malaikulmaut diperintah mencabut nyawanya sendiri,
maka ia sendiri, tiba-tiba ia menjerit, yang andaikata waktu itu makhluk lain masih
hidup nescaya mereka semua akan mati kerana jeritan Malaikulmaut itu, lalu ia
berkata: "Andaikan saya mengetahui bahawa pencabutan roh itu seberat ini nescaya
aku akan lebih lunak ketika mencabut roh-roh orang mukmin." Kemudian matilah
Malaikulmaut dan tiada tinggal satupun dari makhluk Allah s.w.t. Kemudian Allah
s.w.t. berfirman kepada dunia yang rendah ini: "Dimanakah raja-raja dan putera-
putera raja, dimanakah raksasa-raksasa dan putera-putera raksasa yang makan
rezekiKu tetapi menyembah lainKu." Kemudian Allah s.w.t. berfirman: "Limanil
mulkil yaum? Lillahilwahidil qahhar." (Yang bermaksud) Siapakah yang mempunyai
hak milik pada hari ini?. Pertanyaan ini tidak ada yang menjawab, maka Allah s.w.t.
sendiri menjawab: "hanya bagi Allah yang tunggal dan memaksa segala sesuatu."
Kemudian Allah s.w.t. menyuruh langit menurunkan hujan bagaikan air mani lelaki
selama empat puluh hari, sehingga air telah mengenang diatas segala sesuatu
setinggi hasta, maka Allah s.w.t. menumbuhkan makhluk bagaikan tumbuhnya
sayur-sayuran sehingga sempurna kerangka badannya sebagaimana semula dahulu,
kemudian Allah s.w.t. menyuruh (berseru): "Hiduplah hai Israfil dan Hamalatularsyi."
Maka hiduplah mereka. Lalu Allah s.w.t. menyuruh Israfil meletakkan sangkakala
dimulutnya, lalu Allah s.w.t. menyuruh Israfil meniupnya untuk membangkitkan,
maka keluarlah roh-roh bagaikan lebah telah memenuhi angkasa antara langit dan
bumi, lalu masuklah roh itu kedalam jasad didalam hidung, maka bumi
mengeluarkan mereka.
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Saya pertama orang yang keluar dari bumi."
Dalam lain hadis: "Sesungguhnya Allah s.w.t. jika telah jika telah menghidupkan
Malaikat Jibrail, Mika'il, Israfil, maka mereka pergi kekubur Nabi Muhammad s.a.w.
membawa buraq dan perhiasan-perhiasan syurga, maka terbuka bumi untuk Baginda
Rasulullah s.a.w. dan ketika melihat Jibril segera bertanya: "Ya Jibril, bagaimana
ummatku? (Apakah yang diperbuat oleh Allah s.w.t. terhadap ummatku?) Jawab
Jibril: "Terimalah khabar gembira, kerana kau pertama yang kuluar dari bumi."
Kemudian Allah s.w.t. menyuruh Israfil meniup sangkakala, tiba-tiba serentak
mereka bangkit melihat keadaan.
Abu Hurairah r.a meriwayatkan: "Maka keluarlah mereka dari kubur mereka dalam
keadaan telanjang bulat, menuju kepada Tuhan mereka , kemudian berhenti disuatu
tempat selama 70 tahun, Allah s.w.t. membiarkan mereka, tidak melihat atau
memutuskan keadaan mereka, mereka menangis sehingga habis air mat, dan
mengeluarkan darah dan peluh sehingga banjir sampai kemulut, kemusian mereka
dipanggil ke Mahsyar, mereka keburu-buruan menuju panggilan itu, maka apabila
telah berkumpul semua makhluk, jin, manusia dan lain-lainnya, tiba-tiba terdengar
suara yang keras dari langit, maka terbuka langit dunia dan turun daripadanya
sepenuh penduduk bumi dari para Malaikat, dan mereka langsung berbaris, lalu
bertanya: "Apakah ada diantara kamu yang membawa perintah Tuhan untuk hidab?"
Dijawab: "Tidak ada." Kemudian turun ahli langit kedua dan berbaris pula, kemudian
turun prnduduk langit ketiga, dan seterusnya sampai langit ketujuh, masing-masing
berlipat dari yang sebelumnya dan semua Malaikat itu melindungi penduduk bumi."
Abu Hurairah r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: Allah s.w.t. telah
berfirman: "Hai para jin dan manusia, aku nasihatkan kepadamu, sesungguhnya
yang tercatat dalam lebaran hanya amalmu sendiri, kerana itu siapa yang
mendapatkan didalamnya kebaikan, hendaklah mengusapkan : Alhamdulillah dan
siapa yang mendapat lain dari itu, maka jangan menyalahkan yang lain kecuali
dirinya sendiri. Kemudian Allah menyuruh jahannam, maka keluar daripadanya
binatang yang panjang mengkilat gelap lalu berkata-kata. Maka Allah berfirman:
"Alam a'had ilaikum ya bani Adama alla ta'budusy syaithana innahu lakum aduwwun
mubin. Wa ani'buduni hadza shiraatum mustaqim. Walaqad a adholla minkum jibilla
katsiera afalam takuni ta'qilun. Hadzihi jahannamullati kuntum tu'aduun. Ish lauhal
yauma bima kuntum takfurun. (Yang bermaksud) Tidak Aku telah berpesan
kepadamu: Jangan menyembah syaitan, sesungguhnya ia musuhmu yang nyata-
nyata. Dan sembahlah Aku. Inilah jalan yang lurus. Dan ia telah menyesatkan
ummat-ummat yang banyak dari kamu. Apakah kamu tidak berakal (berfikir) dan
menyedarinya. Inilah neraka jahannam yang telah diancamkan (Peringatan)
kepadamu. Masuklah kamu kini, oleh sebab kekafiranmu."
Maka pada saat itu bertekuk lutut tiap-tiap ummat, sebagaimana firman Allah s.w.t.:
"Wa tara kulla ummatin jatsiyatan kullu ummatin tud'a ila kitabiha." (Yang
bermaksud) Disini kamu melihat tiap-tiap ummat (orang) bertekuk lutut, tiap ummat
dipanggil untuk menerima suratan amalnya." Lalu Allah s.w.t. memutuskan pada
semua makhlukNya. Dan antara binatang-binatang buas atau ternak, sehingga
kambing-kambing yang tidak bertanduk diberi hak membalas kambing yang
bertanduk, kemudian diperintahkan menjadi tanah semua binatang-binatang itu.
Dan disaat itu orang kafir berkata: "Aduh sekiranya aku menjadi tanah." Kemudian
Allah s.w.t. memutuskan antara semua hambaNya.
Nafi' dari Ibn Umar r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Manusia akan
dibangkitkan kembali kepada Tuhan pada hari kiamat, sebagaimana keadaan mereka
ketika dilahirkan dari perut ibunya telanjang bulat. Siti Aisyah berkata: "Laki
perempuan berkumpul ya Rasullullah? Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Ya." Siti
Aisyah berkata: "Alangkah malunya, kemaluanku dapat dilihat setengah pada
setengahnya." Nabi Muhammad s.a.w. sambil memukul bahu Aisyah bersabda: "Hai
puteri dari putera Abu Quhafah, kesibukan orang-orang pada saat itu tidak
memungkinkan akan melihat itu, orang-orang pada mengarahkan pandangan
kelangit, berdiri selama empat puluh tahun tidak makan, tidak minum, ada yang
berpeluh sampai tumit, sampai betis, sampai perut dan ada sampai mulut, kerana
lamanya berhenti, kemudian berdiri para Malaikat mengelilingi arsy, lalu Allah s.w.t.
menyuruh menyeruan nama fulan bin fulan, maka semua yang hadir melihat-lihat
orangnya, lalu keluar prang itu untuk menghadapi Tuhan Rabbul A'alamin. Dan bila
telah melihat Rabbul A'alamin dipanggil orang-orang yang pernah dianiaya oleh
orang itu untuk diberikan dari hasanat kebaikannya kepada orang-orang yang
teraniaya itu, kerana pada saat itu tidak ada pembayaran dengan mas, perak (dinar,
dirham), maka orang-orang selalu menagih sehingga habis hasanatnya, maka
diambilkan dari dosa-dosa orang-orang yang dianiaya itu untuk dipikulkan
kepadanya, kemudian jika selesai semua maka diperintahkan: "Kembali ketempatmu
dalam neraka hawiyah (jahannam) kerana pada hari ini tidak ada dhulum."
(penganiyaan), sesungguhnya Allah amat segera perhitunganNya. Maka pada saat
itu tidak ada seorang Malaikat yang muqarrab atau Nabi Rasul melainkan merasa
bahawa tidak akan selamat, kecuali jika mendapat perlindungan Allah s.w.t."
Mu'adz bin Jabal r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Laa tazulu
qadamaa abdin hatta yus'ala an arba. An umrihi fima afnaahu wa'an jasadihi fima
ablaahu wa'an ilmihi ma amila bihi wa'an maalihi min aina iktasabahu wafima
anfaqahu. (Yang bermaksud) Tidak dapat bergerak kaki seorang hamba sehingga
ditanya tentang empat: Umurnya digunakan apa sampai habis. Dan badannya dalam
apa ia rosakkan. Dan ilmunya apa ia pergunakan (apakah diamalkan). Dan hertanya
dari mana ia dapat dan kemana ia keluarkan.
Ikrimah berkata: Seorang ayah akan memegang anaknya pada hari kiamat dan
berkata: "Saya ayahmu ketika didunia." Maka anak itu memuji kebaikannya lalu
ayah itu berkata: "Hai anak, kini saya berhajat kepada hasanatmu yang sekecil
dzarrah, kalau-kalau saya dapat selamat dengan itu dari apa yang kau lihat ini."
Jawab anaknya: "Saya juga takut dari apa yang kau takutkan itu kerana itu tidak
dapat memberikan kepadamu sedikitpun." Lalu pergi kepada isterinya dan berkata
kepadanya: "saya dahulu suamimu didunia." Maka dipuji oleh isterinya, lalu berkata:
"Saya ini minta kepadamu satu hasanat, kalau-kalau saya boleh selamat dari apa
yang kau lihat ini." Jawab isterinya: "saya juga takut dari itu terhadap diriku seperti
engkau." Sepertimana firman Allah s.w.t. yang berbunyi: "Wain tad'u muts qalatun
ila himliha laa yuhmal minhu syai'un walaukaana dza qurba." (Yang bermaksud)
"Dan orang keberatan pikulannya itu jika memanggil lain orang untuk memikulkan
sebahagian tidak akan dipikulkan sedikitpun, meskipun yang dipanggil itu kerabat
yang dekat."
Ibn Mas'ud berkata: Nabi Muhammad s.a.w. bersabda yang berbunyi: "Innal kafir
layul jamu biaroqihi walau ilaannar. (Yang bermaksud) Orang kafir akan tenggelam
dalam peluhnya kerana lamanya hari itu sehingga ia berdoa: "Ya Tuhan, kasihanilah
aku, meskipun masuk kedalam neraka."
"Hati dan jasad adalah seperti seorang tuna netra ( orang buta ) dan seorang
lumpuh memasuki sebuah kebun. Si lumpuh berkata kepada sang tuna netra, "Aku
bisa melihat buah-buahan yang ada di kebun ini tetapi tidak dapat memetiknya,
karena aku lumpuh. Kau tidak dapat melihatnya, tetapi kau tidak lumpuh.
Gendonglah aku."
Sang tuna netra menggendong si lumpuh, dan memetik buah-buahan tersebut,
kemudian mereka memakannya.
Ruh dan jasad bekerja sama untuk berbuat maksiat kepada Allah swt, maka
keduanya layak mendapat siksa." ( Sayyidina Salman Al-Farisi )
“Orang yang berhati hasud (dengki) tidak akan meraih kemuliaan dan orang yang
suka dendam, akan mati merana. Sejelek-jeleknya saudara adalah yang selalu
memperhatikan dirimu ketika kamu kaya dan ia menjauhi kamu, ketika kamu dalam
keadaan melarat. Bersikap rela terhadap taqdir Allah swt yang tidak menyenangkan
adalah merupakan martabat yang tinggi.” ( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )
“Jika telah ada akar yang tertanam dalam kalbu, maka lidah akan berperan sebagai
pemberi kabar cabangnya.” ( Imam Syafi’i )
"Doa' kalian tidak terkabul karena hati kalian telah mati, dan penyebab matinya hati
kalian adalah sepuluh Hal :
“Sedikit amal dari hati menyamai amal seluruh manusia dan jin.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )
“Hendaknya kalian senantiasa menghadirkan hati kalian kepada Allah SWT dan
hendaknya kalian bertawakal kepadanya sepenuh hati, sebab Allah SWT mengetahui
di manapun kalian berada.”
( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )
"Orang yang menggunakan masa sehatnya untuk bermaksiat kepada Allah swt
adalah seperti seorang anak yang mendapat warisan dari ayahnya sebesar seribu
dinar, kemudian ia gunakan semua uang itu untuk membeli ular dan kalajengking
yang sangat berbisa yang kemudian mengelilingi dan menggigitnya. Bukankah ular
dan kalajengking tersebut akan membunuhnya? Kamu gunakan masa sehatmu
untuk bermaksiat kepada Allah swt, maka nilaimu adalah seperti burung pemakan
bangkai yang terbang berkeliling mencari bangkai, dimana pun ia dapatkan, maka ia
segera mendarat. Jadilah seperti tawon, kecil tetapi memiliki cita-cita yang mulia. Ia
hisap wewangian dan ia produksi madu yang enak. Engkau sudah terlalu lama
bergelimang kemaksiatan, kini terjunlah ke dalam hal-hal yang dicintai Allah 'Azza
wa Jalla. Telah kujelaskan hakikat permasahan ini kepadamu, tetapi orang yang lalai
tidak akan sadar meskipun memperoleh berbagai rencana. Sebab wanita yang
kurang waras akalnya ketika putranya mati, ia justru tertawa. Begitu pula dirimu,
engkau tinggalkan shalat malam, puasa sunah dan berbagai amal shaleh lain yang
dapat kau kerjakan dengan seluruh anggota tubuhmu, tetapi tidak sedikitpun engkau
merasa sakit. Kelalaian telah membunuh hatimu. Orang hidup akan merasa sakit
ketika tertusuk jarum, akan tetapi, sesosok mayat tidak akan merasa sakit meskipun
tubuhnya di potong-potong dengan sebilah pedang. Saat ini hatimu sedang mati,
karena itu duduklah di majelis yang penuh hikmah,sebab, di dalamnya terdapat
hembusan karunia dari surga. Hembusan karunia itu dapat kamu temukan di
rumahmu, di perjalananmu. Jangan tinggalkan majelis hikmah ( majelis ilmu ),
andaikata dirimu masih melakukan banyak maksiat, jangan berkata : Apa
manfaatnya aku datang ke majelis ilmu, sedangkan aku senantiasa bermaksiat dan
tidak mampu meninggalkannya. Akan tetapi, lepaskan busur panahmu selalu, jika
hari ini tidak tepat sasaran, bisa jadi besok tepat sasaran." ( Ibnu 'Atha illah
Askandari )
"Jika ingin membersihkan air maka akan kau singkirkan segala hal yang dapat
mengotorinya. Anggota tubuhmu ini seperti selokan-selokan yang bermuara ke hati.
Karena itu jangan kau alirkan kotoran ke dalam hatimu, seperti pergunjingan,
pengadu dombaan, ucapan yang buruk, pandangan yang haram dan lain sebagainya.
Hati akan bercahaya dengan memakan makanan halal, berdzikir, membaca Al-
Qur'an dan menjaga mata dari pandangan yang tidak mendatangkan pahala,
pandangan yang kurang disukai agama dan pandangan yang haram. Jangan biarkan
matamu memandang sesuatu, kecuali jika pandangan itu menambah ilmu dan
hikmahmu." ( Ibnu 'Atha illah Askandari )
“Jika seorang hamba memedulikan penyakit hati seperti penyakit badan, niscaya
mereka akan mendapatkan tabib di hadapan mereka. Tetapi, sedikit sekali yang
membahas masalah ini, karena mereka telah dikuasai nafsu dan akal.” ( Imam Qutb
Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )
“Hati yang bersih siap menerima karunia-karunia Allah swt. Sedang hati yang kotor
tidak dapat menampung karunia Allah swt.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )
“Hati manusia seperti Baitul Ma’mur. Setiap hari ada 70.000 malaikat yang thawaf
mengelilinginya hingga hari kiamat. Dalam 24 jam hati 70.000 bisikan dan setiap
bisikan dipegang oleh seorang malaikat.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )
"Ketahuilah bahwa Allah swt akan memberikan kepada hambanya segala apa yang
dipanjatkan sesuai dengan niatnya. Menurut saya Allah swt niscaya akan
mendatangkan segala nikmat-Nya di muka dunia, dengan cara terlebih dahulu Dia
titipkan di dalam hati hamba-Nya yang berhati bersih. Untuk itu kemudian dibagi-
bagikan kepada hamba-Nya yang lain. Amal seorang hamba tidak akan naik dan
diterima Allah swt kecuali dari hati yang bersih. Ketahuilah wahai saudaraku,
seorang hamba belum dikatakan sebagai hamba Allah swt yang sejati jika belum
membersihkan hatinya!“ ( Imam Qutb Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf )
"Ketahuilah wahai saudara-saudaraku, hati yang ada di dalam ini ( sambil menunjuk
ke dada beliau ) seperti rumah, jika dihuni oleh orang yang pandai merawatnya
dengan baik, maka akan nampak nyaman dan hidup; namun jika tidak dihuni atau
dihuni oleh orang yang tidak dapat merawatnya, maka rumah itu akan rusak dan tak
terawat. Dzikir dan ketaatan kepada Allah swt merupakan penghuni hati, sedangkan
kelalaian dan maksiat adalah perusak hati.“ (Imam Qutb Habib Abu Bakar bin
Muhammad Assegaf )
Kisah Cinta Sayyidina Ali dgn Sayyidah
Fatimah Azzahra
Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah.
Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh
memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah
gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan
kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh
cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah
ayahnya.Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad
ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka
gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah. Di sana, para pemuka
Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi
tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti,
tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali.
‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika
suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki
yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang
membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan
akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.
Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh
bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr;
’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab..
Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali.
Lihatlah berapa banyak budak Muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela
Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud.. Dan siapa budak
yang dibebaskan ’Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insya Allah lebih
bisa membahagiakan Fathimah.
’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin. ”Inilah persaudaraan dan cinta”,
gumam ’Ali.
”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan
Fathimah atas cintaku.”
Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau
mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.
’Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu
juga datang melamar Fathimah. ’Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3
tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa
yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang
menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang
mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, ’Ali mendengar
sendiri betapa seringnya Nabi berkata, ”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar,
aku keluar bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar..”
Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah. Lalu coba
bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya. ’Ali
menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang
frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya
berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-
bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi.’Umar telah berangkat
sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. ”Wahai Quraisy”,
katanya. ”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin
isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti,
silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!” ’Umar adalah lelaki pemberani. ’Ali, sekali
lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang
belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. ’Umar jauh
lebih layak. Dan ’Ali ridha.
Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ’Utsman sang
miliarderkah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash
ibn Rabi’kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu
Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.
Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka. Atau
justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan
dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adzkah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan
itu? Atau Sa’d ibn ’Ubaidah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?
”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya
itu membangunkan lamunan. ”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah?
Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi.. ”
”Aku?”, tanyanya tak yakin.
”Ya. Engkau wahai saudaraku!”
”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”
”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”
’Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya
keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak
ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah
persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun
untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas
waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.
”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang
siap bertanggungjawab atas cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas
pilihan- pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya. Lamarannya
berjawab, ”Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.
Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa
dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun
bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko.
Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak
kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa
pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.
”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”
”Entahlah..”
”Apa maksudmu?”
”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”
”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,
”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua!
Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan
kawan! Dua-duanya berarti ya !”
Dan ’Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan
rumah yang semula ingin disumbangkan ke kawan-kawannya tapi Nabi berkeras
agar ia membayar cicilannya. Itu hutang.
Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan
Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-
nanti.
’Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan
illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!” Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang
mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan di sini,
cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ’Ali. Ia mempersilakan. Atau
mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah
keberanian.
Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu
riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata
kepada ‘Ali, “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali
jatuh cinta pada seorang pemuda ”
‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku?
dan Siapakah pemuda itu?”
Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu”
Sehingga lebih baik RASAkan saja keHADIRan Anda bersamaNya di setiap "saat" ..
maka Anda niscaya selalu diJAGA-Nya...
Jangan Takut dan Jangan Khawatir...
PenJAGAan-Nya sangatlah SEMPURNA...
BEBASkan diri Anda dari PIKIRAN Anda sendiri.
SEJATINYA, Anda berbuat NEGATIF bukanlah karena PIKIRAN Anda ,
tapi karena Anda SENDIRI yang kok mau-maunya diPENGARUHi oleh PIKIRAN Anda.
Itu sebabnya kelak ANDA-lah yang berTANGGUNG JAWAB di hadapan Allah,
...bukan PIKIRAN Anda.
Kelak PIKIRAN hanya menjadi SAKSI dalam pengHISABan Anda,
sebagaimana Penglihatan, Pendengaran, dan Fuad yang menjadi saksi.
PIKIRAN adalah UJIAN, tempat SYAITHAN memBISIKkan banyak hal.
Belajar menCUEKkan PIKIRAN berarti Anda belajar menCUEKkan SYAITHAN.
Yuwaswisu fii shuduurinnaas...
Anda adalah ANDA yang diwakili oleh RUH yang telah dititipkan-Nya...
RUH-lah yang seharusnya menjadi DRIVER/KENDALI dalam kehidupan Anda yang
singkat...
...sehingga jangan serahkan KENDALI kehidupan Anda kepada PIKIRAN dan
PERASAAN Anda...
"Ya Allah, jangan izinkan emosiku, pikiranku, dan jasadku mengikat, mencemari, dan
memengaruhi kefitrahan Ruh titipanMu ini.Tolong jagalah Ruh dari-Mu padaku ini,
sehingga Ruh ini tetap bisa menjadi Driver bagi kehidupanku..."
Sahabat, semoga kita terlindungi dari hal menTUHANkan dan mengABDI kepada
PIKIRAN dan PERASAAN... sebab hanya Allah lah yang berhak diTUHANkan,
sedangkan PIKIRAN, PERASAAN, dan orang lain adalah sebagai pembelajaran dan
kawan sinergi untuk bersama-sama bertemu Allah di SORGA nanti , insya Allah..
AKU MENCINTAIMU KARENA ALLAH SWT=
Cinta itu adalah ketika timbul perasaan aneh di sekujur tubuhmu baik ketika kau
melihatnya,mendengarnya,ataupun ketika kau merasakan kehadirannya di
dekatnya,adakalanya kau selalu ingin dekat dengannya,namun yakinlah,bahwa jarak
yg jauh terkadang justru mampu mendekatkan hati kalian,dan jg sebaliknya
kedekatan tanpa ikatan pernikahan seringkali merenggangkan hati kalian.
Cinta itu tumbuh secara tak terduga,terkadang kau berpikir bahwa kau LEBIH BAIK
mencintai orang tersebut,namun ketika HATImu menolaknya kau tak akan mampu
berbuat apa-apa,biarlah perlahan-lahan hatimu,bersama dgn masa yg akan
menghapusnya dari pikiranmu.
Adalah ketika kau mengerti,tak hanya kelebihan dari orang itu yg kau lihat,namun jg
MEMAHAMI dan MENERIMA kekurangan –kekurangan yg dimilikinya,sungguhpun kau
baru boleh mengatakan bahwa.
Itu tidak pernah sebatas pada penampilan dan kecantikan,adakalanya kau akan lebih
mencintai sebongkah arang hitam daripada sebutir intan yg berkilauan,karena
sesungguhnya kau sadar bahwa kau membutuhkansebuah kehangatan yg mampu
mengusir rasa dingin dari jiwamu,lebih daripada sekedar keindahan yg ternyata
membuatmu beku kedinginan.
Akan membuatmu merasa tidak perlu memiliki meskipun dalam hatimu kau sangat
ingin,adalah bagaimana kau bisa ikhlas ketika dia ternyata lebih mencintai orang lain
dan bahkan kau pun bisa berdoa agar mereka bisa berbahagia.
Tidak akan menggiringmu pada jurang kemaksiatan,ketika kau melihat dia dan
mencintainya,hal itu akan membuatmu semakin berbedah diri,kau menjadi mampu
melihat kekurangan-kekurangan dirimu utk kemudian memperbaikinya.
Tidak akan membuatmu berpikir sempit,justru kau akan berpikir lebih jauh ke
depan,lebih matang,lebih dewasa,dan ke arah yg lebih
serius,...!!!kau tidak akan berpikir dan membayangkan apabila kalian sdh
pacaran,namun kau sdh berpikir ke arah pernikahan,karena kau sadar bahwa ia jauh
lebih kokoh,suci,berarti dan bermakna di hadapan Allah daripada sekedar pacaran.
Terkadang tak tumbuh dgn sendirinya,kita seperti layaknya diberi biji utk di
tanam,lalu ia tergantung pada bagaimana kita merawatnya,jika kita baik maka baik
pula lah perasaan itu,dan jg sebaliknya,terkadang pula bisa jadi ia tumbuh dgn
sendirinya,ada saat dimana kau terkadang ingin membunuh saja perasaan tersebut
namun entah mengapa kau tak berdaya,karena sebenarnya bukanlah kita yg
menumbuhkan perasaan cinta tersebut,namun Rabb yg maha Pengasih dan maha
penyayang lah yg berkehendak atas segala perasaan itu.
Semoga bermanfa'at.
Salah dan hilaf andai ada kata yg kurang berkenan mohon ma'afkan
Ana andika al-banjari hamba Allah yg tiada daya dan upaya yg takkan
Lepas dari salah dan dosa,yg benar itu datangnya daripada Allah dan yg salah itu
datangnya daripada kelemahan diri ini jg.
Salam Ukhuwah Fillah Abadan Abadaa
MUHASABAH DIRI=
Wahai sahabat.
Wahai Sahabat.
Wahai Manusia !
Wahai Sahabat.
Ya Allah,
Ya Allah,
Hamba yang hina ini menyedari tiada artinya diri ini di hadapan Mu.
Tiada Engkau sedikitpun memerlukanku,
Tapi hamba ini terus menggantungkan segunung harapan pada Mu.
Ya Allah,
Ya Allah,
Ampunilah aku dan saudara-saudaraku yang telah memberi arti dalam hidupku,
Berikanlah kejayaan dan mudahkanlah urusan mereka,
Mungkin tanpa kami sedari,
Kami pernah melanggar aturan Mu.
Ya Allah,
Ampunilah kami,
Pertemukan kami dalam syurga Mu dalam bingkai kecintaan kepada Mu.
Ya Allah,
Ya Allah,
Ya Allah,
Ya Allah,
semoga Bermanfa'at
Salah Dan Hilaf andai ada kata yg kurang berkenan mohon ma'afkan
Ana Andhika Al-banjari Insaniah Fakir Hamba Allah yg tiada daya dan Upaya yg
takkan lepas dari salah dan dosa,.yg benar itu datangnya daripada Allah SWT dan yg
salah itu datangnya daripada kelemahan diri Ana pula..
Untuk mereka yang sudah memiliki arah………Untuk mereka yang belum memiliki arah………dan untuk
mereka yang tidak memiliki arah.nasehat ini untuk semuanya…….Semua yang menginginkan
kebaikan,ikhwah fillah….Nikah itu ibadah…….Nikah itu suci,ingat itu……Memang nikah itu bisa karena
harta, bisa karena kecantikan, bisa karena keturunan dan bisa karena agama.Jangan engkau jadikan
harta, keturunan maupun kecantikan sebagai alasan…………karena semua itu akan menyebabkan
celaka.Jadikan agama sebagai alasan……..Engkau akan mendapatkan kebahagiaan.Saudaraku……….Tidak
dipungkiri bahwa keluarga terbentuk karena cinta……..Namun……jika cinta engkau jadikan sebagai
landasan, maka keluargamu akan rapuh, akan mudah hancur.Jadikanlah ” ALLAH ” sebagai landasan……
Niscaya engkau akan selamat Tidak saja dunia, tapi juga akherat…….Jadikanlah ridho Allah sebagai
tujuan……Niscaya mawaddah, sakinah dan rahmah akan tercapai.ikhwah fiilah..Jangan engkau
menginginkan menjadi raja dalam “istanamu”…… disambut istri ketika datang dan dilayani segala
kebutuhan…….Jika ini kau lakukan ” istanamu ” tidak akan langgeng…..Lihatlah manusia ter-agung
Rasulullah saw…. tidak marah ketika harus tidur di depan pintu, beralaskan sorban, karena sang istri
tercinta tidak mendengar kedatangannya.Tetap tersenyum meski tidak mendapatkan makanan tersaji
dihadapannya ketika lapar..Menjahit bajunya yang robek…Jangan engkau menginginkan menjadi ratu
dalam “istanamu “……..Disayang, dimanja dan dilayani suami……Terpenuhi apa yang menjadi
keinginanmu……..Jika itu engkau lakukan ” istanamu ” akan menjadi neraka bagimu ,,ya akhie……Jangan
engkau terlalu cinta kepada istrimu………Jangan engkau terlalu menuruti istrimu……Jika itu engaku
lakukan akan celaka….Engaku tidak akan dapat melihat yang hitam dan yang putih, tidak akan dapat
melihat yang benar dan yang salah…..Lihatlah bagaimana Allah menegur ” Nabi “-mu tatkala
mengharamkan apa yang Allah halalkan hanya karena menuruti kemauan sang istri. Tegaslah terhadap
istrimu……………..Dengan cintamu, ajaklah dia taat kepada Allah…….Jangan biarkan dia dengan
kehendaknya……..Lihatlah bagaimana istri Nuh dan Luth………..Di bawah bimbingan manusia pilihan,
justru mereka menjadi penentang…..Istrimu bisa menjadi musuhmu………..Didiklah
istrimu……..Jadikanlah dia sebagai Hajar, wanita utama yang loyal terhadap tugas suami, Ibrahim.Jadikan
dia sebagai Maryam, wanita utama yang bisa menjaga kehormatannya……Jadikan dia sebagai Khadijah,
wanita utama yang bisa mendampingi sang suami Rasulullah saw menerima tugas risalah…..Istrimu
adalah tanggung jawabmu….Jangan kau larang mereka taat kepada Allah…..Biarkan mereka menjadi
wanita shalilah….Biarkan mereka menjadi Hajar atau Maryam……..Jangan kau belenggu mereka dengan
egomu,,ukhtie,.Jika engkau menjadi istri………Jangan engkau paksa suamimu menurutimu……Jangan
engkau paksa suamimu melanggar Allah……siapkan dirimu untuk menjadi Hajar, yang setia terhadap
tugas suami…..Siapkan dirimu untuk menjadi Maryam, yang bisa menjaga kehormatannya….Siapkan
dirimu untuk menjadi Khadijah, yang bisa yang bisa mendampingi suami menjalankan misi.Jangan kau
usik suamimu dengan rengekanmu….Jangan kau usik suamimu dengan tangismu….Jika itu kau
lakukan…..Kecintaannya terhadapmu akan memaksanya menjadi pendurhaka….jangan…ikhwan..Jika
engaku menjadi Bapak……Jadilah bapak yang bijak seperti Lukmanul HakimJadilah bapak yang tegas
seperti IbrahimJadilah bapak yang kasih seperti Rasulullah saw Ajaklah anak-anakmu mengenal
Allah……….Ajaklah mereka taat kepada Allah…….Jadikan dia sebagai Yusuf yang berbakatJadikan dia
sebagai Ismail yang taatJangan engkau jadikan mereka sebagai Kan’an yang durhaka.Mohonlah kepada
Allah .Mintalah kepada Allah, agar mereka menjadi anak yang shalih…..Anak yang bisa membawa
kebahagiaan.ya ukhti…..Jika engkau menjadi ibu….Jadilah engaku ibu yang bijak, ibu yang
teduh….Bimbinglah anak-anakmu dengan air susumu….Jadikanlah mereka mujahid………Jadikanlah
mereka tentara-tentara Allah…..Jangan biarkan mereka bermanja-manja…..Jangan biarkan mereka
bermalas-malas……….Siapkan mereka untuk menjadi hamba yang shalih…. Hamba yang siap
menegakkan Risalah Islam
KENAPA AKU DI UJI ?
Mari kita berbenah dan terus berbenah...untuk mempersembahkan yg Terbaik dalam masa hidup kita.
Dengan torehan Kemuliaan dan Semangat pantang menyerah dimana pun, kapan pun dan dengan siapa
pun. Selama Allah SWT menjadi "JUST THE ONE GOAL" Tempat kita Menyembah, Meminta serta
Berserah Diri. "IYYA KANA'BUDU WA IYYAKA NASTA'IN": "Hanya Engkaulah yang kami sembah
dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan." (QS. Al-Fatihah [1]: 5).
Untuk itu, hendaklah Kita semua bersyukur atas Nikmat Allah yang selama ini diberikan tidak henti-
hentinya dengan cuma-cuma, karena Sesungguhnya ALLAH SWT akan menambah Nikmat kepada orang
beriman yang bersyukur, tetapi akan Celakalah orang yang TIDAK BERSYUKUR karena Tunggulah
SIKSA dan AZAB yang lebih besar yang akan diterima.
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
(QS. Ibrahim [14] : 7).
Insya Allah Kita semua selalu dalam LINDUNGAN ALLAH SWT dan akan "BAHAGIA DUNIA
AKHIRAT", sebagaimana Do'a yang sering terlantun: "RABBANA ATINA FID DUNIA HASANAH,
WAFIL AKHIRATI HASANAH, WAQINA AZABANNAAR."
Itulah akibatnya apabila wanita tidak kenal Tuhan. Mereka tidak akan
kenal diri mereka sendiri, apalagi mengenal lelaki. Kini bukan saja
banyak boss telah kehilangan secretary, bahkan anakpun akan kehilangan
ibu, suami kehilangan istri dan bapak akan kehilangan puteri.
Bila wanita durhaka, dunia akan huru-hara. Bila tulang rusuk patah,
rusaklah jantung, hati dan limpa. Para lelaki pula jangan hanya
mengharap ketaatan tetapi binalah kepemimpinan.
Pastikan sebelum memimpin wanita menuju Allah,
PIMPINLAH DIRI SENDIRI DAHULU KEPADA-NYA. jinakkan diri dengan Allah,
niscaya jinaklah segala-galanya dibawah pimpinan kita
JANGAN MENGHARAP ISTRI SEPERTI SITI FATIMAH, KALAU PRIBADI BELUM LAGI
SEPERTI SAYIDINA ALI.
( 77 : ) النحل
Kalimat ini membuka rahasia harapan bagi mereka yang mau berharap kepada Yang Maha
menentukan segala sesuatu (swt), Yang Maha memutuskan segala ketentuan (swt), jika mereka
berdoa kepada Yang Maha berkuasa atas segala sesuatu (swt), sungguh hanya Dialah (swt) yang
paling mampu merubah segala keadaan yang kita kehendaki, namun jangan terjebak dengan
hawa nafsu apabila kita telah berdoa, yakinlah bahwa Allah pasti memilihkan yang terbaik untuk
kita jika kita telah memohon kepadaNya. Allah subhanahu wata’ala berfirman :
َي ُِري ُد هَّللا ُ بِ ُك ُم ْاليُ ْس َر َواَل ي ُِري ُد بِ ُك ُم ْال ُعس َْر َولِتُ ْك ِملُوا ْال ِع َّدةَ َولِتُ َكبِّرُوا هَّللا َ َعلَى َما هَدَا ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُون
( 185 : ) البقرة
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” ( QS. Al Baqarah : 185 )
ََو َع َسى أَ ْن تَ ْك َرهُوا َش ْيئًا َوهُ َو خَ ْي ٌر لَ ُك ْم َو َع َسى أَ ْن تُ ِحبُّوا َش ْيئًا َوهُ َو َش ٌّر لَ ُك ْم َوهَّللا ُ يَ ْعلَ ُم َوأَ ْنتُ ْم اَل تَ ْعلَ ُمون
( 216 : ) البقرة
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui.” ( QS. Al Baqarah : 216 )
Rahasia keluhuran dari kelembutan ketentuan Ilahi ditunjukkan disini Agar kita memahami apa-
apa yang telah kita mohonkan kepada Allah (swt), namun belum Allah (swt) kabulkan maka
barangkali hal itu belum baik untuk kita saat ini, dan pastilah Allah akan memberikan yang lebih
baik dari yang kita minta, Allah tidak pernah memberi sesuatu yang sama seperti yang diminta
oleh hamba-Nya, Allah pasti akan member hajatnya dan ditambah lagi pahalanya atau diberi
penghapusan dosa sebab dia berdoa, sebagaimana firman-Nya dalam hadits qudsi:
ك فَالَ أُبَالِي
َ ك َعلَى َما كاَنَ ِم ْن ُ ْيَاا ْبنَ آ َد َم إِنَّكَ َما َدعَوْ تَنِ ْي َو َر َجوْ تَنِي َغفَر
َ َت ل
" Wahai keturunan Adam , jika engkau berdoa dan berharap kepadaKu niscaya Kuampuni dosa-
dosa kalian tanpa Kupertanyakan lagi. " (HR Musnad Ahmad)
Besarnya harapan dan munajat menghapus dosa-dosa kita, maka ketahuilah bahwa mengampuni
dosa adalah sesuatu yang mudah dan remeh bagi Allah subhanahu wata’ala, namun jangan kita
meremehkannya, karena jika hal itu terjadi bisa saja Allah (swt) tidak mau mengampuni dosa-
dosanya. Jika kita meremehkan dengan berfikir bahwa Allah (swt) pasti mengampuni dosa
sehingga timbul dalam fikiran kita untuk tidak perlu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya, maka hal yang seperti itu bukanlah merupakan harapan atau prasangka baik
terhadap Allah (swt), akan tetapi merupakan penghinaan makhluk terhadap Allah subhanahu
wata’ala. Tentunya kita tidak dituntut oleh Allah melebihi dari kemampuan kita, kita tidak pula
dipaksa lebih dari batas kemampuan, sebagaimana firman-Nya:
( 286 : ) البقرة
Dari ayat ini kita memahami makna kelembutan Ilahi bahwa Allah (swt) tidak akan memaksa
lebih dari kemampuan hamba-Nya, namun Rasulullah shaallallahu ‘alaihi wasallam memperjelas
makna ayat ini dengan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam :
Maksudnya bukan berarti memaksakan diri lebih dari kemampuan, tetapi jangan sampai jika kita
masih mampu melakukan suatu ibadah namun hanya karena terjebak malas atau yang lainnya
sehingga kita tidak mau melakukannya. Tetapi jika sampai pada batas kemampuan maka Allah
tidak memaksakan untuk lebih lagi dari itu. Maka lakukan amal ibadah hingga batas kemampuan
kita dengan berusaha dan berdoa selanjutnya kita pasrahkan kepada Allah subhanahu wata’ala
atas ketentuannya. Tidak cukup dengan kita berdoa saja dan tidak mau berusaha, karena hal yang
seperti itu seakan-akan kita memerintah Allah untuk menjadi budak kita dan memberikan segala
yang kita inginkan. Dan tidak pula sebaliknya, hanya dengan berusaha saja tanpa berdoa kepada
Allah, karena kita tidak memiliki nafas kita sendiri bagaimana kita merasa tidak butuh lagi
berdoa kepada Allah, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
ِ َّأَ ْع َج َز الن
اس َم ْن ع ََج َز ع َِن ال ُّدعَا ِء
“Manusia yang paling lemah adalah orang yang paling lemah dalam berdo’a” (HR alma’jamul
kabiir littabrani, syi’bul Imaan lilbaihaqi dll)
Dan ikutilah doa dengan kesabaran karena Allah subhanahu wata’ala, berfirman :
( 153 : ) البقرة
Allah senantiasa bersama orang yang bersabar, jika hamba yang bersabar sudah memaksakan diri
dengan segenap kemampuan untuk bersabar sehingga ia tidak mampu lagi menahan
kesabarannya, maka Allah subhanahu wata’ala akan turut bertindak untuk membantu hamba-Nya
yang bersabar.
Semoga Allah Swt menjaga kita dan selalu menuntun kita pada kemudahan.. Amin Allahumma
Amiin.
Mudahnya mengeluh sukarnya bersyukur
Begitu mudah sekali kita kadang melontarkan keluhan. Keluhan demi keluhan keluar dari bibir
tanpa disadari. Kita mengeluh atas suatu hal yang remeh. Kita mengeluh atas perkara yang tidak
mendatangkan faedah. Kita mengeluh dan asyik mengeluh. Andai dapat ditukar setiap bait
keluhan itu kepada uang, pasti terbasmi kemiskinan di muka bumi. Namun heran, Kita mengeluh
tatkala kita ditimbuni dengan pelbagai kesenangan.
Kita mengeluh karena makanan kegemaran tidak tersediakan, sedangkan perut semakin terasa
lapar. Kita mengeluh karena kepanasan, sedangkan angin semula jadi disediakan tanpa bayaran.
Kita mengeluh atas sekelumit kekurangan, sedangkan kelebihan sebanyak buih dilautan
dibiarkan.
Allah s.w.t berfirman "Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat
menentukan jumlahnya" (An-Nahl: 18). Di saat kita tenggelam dalam keluhan diri sendiri, panca
indera kita tidak lagi mampu memainkan peranannya untuk melihat, mendengar, merasai dan
menghayati pemberian Allah yang tiada henti-hentinya. Lantaran itu, begitu sukar sekali untuk
menyebutkan kalimat Alhamdulillah sebagai tanda kesyukuran seorang hamba kepada khaliqnya.
Itulah hakikatnya. Memang manusia senantiasa lalaia dan lupa. Manusia mempunyai keinginan
yang tiada batasan. Manusia tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki..Kecuali orang-orang
yang bersyukur.
Pada zaman Sayyidina Umar bin Khattab, ada seorang pemuda yang sering berdoa di sisi
Baitullah yang maksudnya: "Ya Allah! Masukkanlah aku dalam golongan yang sedikit" Doa
beliau didengar oleh Sayyidina Umar ketika beliau (Umar) sedang melakukan tawaf di Kaabah.
Umar berasa heran dengan permintaan pemuda tersebut. selesai melakukan tawaf, Sayyidina
Umar memanggil pemuda tersebut lalu bertanya: "Kenapakah engkau berdoa sedemikian rupa
(Ya Allah! masukkanlah aku dalam golongan yang sedikit), apakah tiada permintaan lain yang
boleh engkau mohon kepada Allah?" Pemuda itupun menjawab: "Ya Amirul Mukminin! Aku
membaca doa berkenaan karena aku (berasa) takut dengan penjelasan Allah seperti firman-Nya
dalam surah al-A'raaf ayat 10 yang bermaksud: "Sesungguhnya Kami (Allah) telah
menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi
(sumber/jalan) penghidupan. (Tetapi) amat sedikitlah kamu bersyukur" Aku memohon agar
Allah memasukkan aku dalam golongan yang sedikit, yaitu (lantaran) terlalu sedikit orang yang
tahu bersyukur kepada Allah" jelas pemuda tersebut. Mendengar jawaban itu, Umar al-Khattab
menepuk kepalanya sambil berkata kepada dirinya sendiri: "Wahai Umar, alangkah jahilnya
engkau, orang ramai lebih alim daripadamu"
SubhanaLlah. Semoga kita semua termasuk ke dalam golongan yang sedikit ini, Amin...
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Ibrahim: 7)
9 Ciri-Ciri Wanita yang Diidamkan
Wanita yang berpegang kepada agama mempunyai keperibadian yang unggul. Batas-batas syariat yang
dipegang dan terpelihara dalam hidupnya mengangkat martabat dirinya sebagai seorang yang layak
dikagumi oleh lelaki. Dia tidak akan melakukan sesuatu yang bertentangan dengan syariah Islam.
Memang beruntung mana-mana lelaki yang beristeri dengan wanita sebegini.
2. Kecantikan Dalaman
Wanita yang tulen adalah lemah lembut dalam perwatakannya tetapi mempunyai prinsip dalam hidup.
Inilah kecantikan dalaman yang dicari oleh ramai lelaki. Kalau cantik, tu dikira sebagai BONUS.
Wanita yang mempunyai kecantikan dalaman tidak akan sesekali menjual maruah dirinya hanya untuk
mencari nama dan wang. Mereka tidak akan sesekali tunduk pada nafsu atau berbuat sesuatu semata-
mata kerana mahukan harta dan kekayaan.
3. Manja
Lelaki suka wanita yang keanak-anakan atau yang ada sifat manja, supaya lelaki boleh memainkan
peranan sebagai pelindung. Namun begitu, sifat manja dan keanak-anakan yang melampau tidak sesuai
kerana ia akan menampakkan wanita itu seperti kurang matang.
Lelaki menginginkan wanita yang pandai menjaga kecantikan dirinya. Wanita dan kecantikan memang
susah nak dipisahkan. Mereka akan kelihatan bertambah cantik jika bijak menguruskan penampilan diri.
Lelaki secara fitrahnya memang mahukan wanita yang pandai menjaga kecantikan, kerana ia akan
membuat mereka bangga.
5. Berakhlaq Mulia
Wanita yang berakhlaq mulia dikenali juga sebagai wanita solehah. Wanita adalah hiasan dunia, tetapi
seindah hiasan adalah wanita solehah. Merekalah ibu, isteri, kekasih dan merupakan tunjang kejayaan
suami.
Lelaki suka menjamu mata dengan melihat aurat wanita, namun tidak suka menjadikanya isteri kerana
keindahan diri wanita tu seolah-olah menjadi barang pameran untuk mata semua lelaki.
7. Tidak Cerewet
Lelaki suka pada wanita yang tidak cerewet. Mengapa pula? Sebab wanita yang cerewet boleh
merimaskan dan mudah menyebabkan lelaki merasa jemu dengannya. Biasanya, wanita yang cerewet
suka mengkritik apa saja yang tidak disenanginya walaupun perkara itu hanyalah perkara kecil.
8. Memahami Lelaki
Wanita yang memahami hati lelaki biasanya mempunyai intuisi yang cukup kuat. Lelaki mengimpikan
wanita yang mampu memahami situasinya dalam keadaan suka dan duka. Pendek kata, tanpa perlu
bersuara, dia itu sudah dapat membaca riak wajah suaminya. Lantas, bertindak menghiburkan atau
memberi kekuatan.
Wanita yang manis wajahnya dan sejuk dipandang mata akan mendamaikan perasaan seorang lelaki.
Ciri-ciri Wanita Sejuk Mata Memandang seperti di bawa ini:
Inilah 9 ciri-ciri wanita yang menjadi idaman lelaki. Semoga apa yang telah dikongsikan dapat memberi
manfaat kepada diri anda dan menjadi kayu pengukur dalam keperibadian akhlaq diri saya dan juga
anda serta pasangan.
Jadikan tips yang terakhir ini sebagai rutin harian dalam hidup. Sebelum tidur, cuba menilai atau
memuhasabah diri kita kembali. Cuba lihat di mana kelebihan dan kekurangan diri kita serta apa yang
telah kita capai pada hari ini. Andai kita mampu mengatasi kelemahan diri sendiri, teruskan
memperbaikinya dengan secara beransuran dan fahami bahawa kelemahan itu wujud supaya kita tahu
apa kekuatan diri kita. Sepertimana Dr Fadhillah Kamsah mendidik jiwa kita agar senantiasa
mengamalkan sifat saling memaafi antara satu sama lain pada setiap malam sebelum melelapkan mata
dan menikmati alam keindahan bermimpi.
Lantas, gunakan kelebihan dan kekuatan yang ada untuk mencipta kecemerlangan dalam diri untuk
kebaikan bersama. Ingatlah bahawa setiap keindahan dan kesempurnaan itu hanya milik sang penakluk
jiwa para hamba-hamba-NYA, yakni sang KHALIQ yang Maha Pencipta. Manakala pada kecacatan,
keburukan dan kelemahan adalah ciptaan manusia itu sendiri termasuk diri saya yang dhoif di hadapan
ALLAH Az Wajalla jua. Wallahu ‘alam..
Nasehat Untuk Wanita
1. Pertama urusan yang ditanyakan pada hari akhirat nanti ialah mengenai solat dan mengenai
urusan suaminya (apakah ia menjalankan kewajibannya atau tidak).
2. Apabila lari wanita dari rumah suaminya tidak diterima solatnya sehingga kembali ia dan
menghulurkan tangannya kepada suaminya (meminta ampun).
3. Mana-mana perempuan yang memakai bau-bauan kemudian ia keluar melintasi kaum lelaki
ajnabi agar mereka tercium bau harumnya maka dia adalah perempuan zina dan tiap-tiap mata
yang memandang itu adalah zina.
4. Sebaik-baik wanita ialah tinggal di rumah, tidak keluar kecuali atas urusan yang mustahak.
Wanita yang keluar rumah akan dipesonakan oleh iblis. Sabna Nabi s. a. w. : Perempuan itu
aurat, maka apabila ia keluar mendongak syaitan memandang akan dia.
5. Haram bagi wanita melihat lelaki sebagaimana lelaki haram melihat wanitayang halal nikah
kecuali dalam urusan menuntut ilmu dan berjual beli).
6. Diriwayatkan bahawa pada suatu hari ketika Rasulullah s. a. w. bersama isteri-isterinya (Ummu
Salamah r. ha. dan Maimunah r. ha.), datang seorang sahabat yang buta matanya (Ibnu
Maktum) Rasulullah s. a. w. menyuruh isteri-isterinya masuk ke dalam. Bertanya Ummu
Salamah, “Bukankah orang itutidak dapat melihat kami, Ya Rasulullah ?” Rasulullah s. a. w.
menjawab,”Bukankah kamu dapat melihatnya.”
7. Perempuan yang melabuhkan pakaian dalam keadaan berhias (bukan untuk suami dan
mahramnya) adalah seumpama gelap-gelita pada hari Qiamat tiada Nur baginya.
8. Mana-mana wanita yang bermasam muka menyebabkan tersinggung suaminya, maka wanita itu
dimurkai Allah sehingga ia bermanis muka dan tersenyum mesra pada suaminya.
9. Tidak boleh seorang isteri mengerjakan puasa sunat kalau suaminya ada dirumah serta tidak
seizinnya dan tidak boleh memasukkan seseorang lelaki ke rumahnya dengan tidak seizin
suaminya.
10. Hendaklah isteri berpuas hati (redha) dengan suaminya yang telah dijodohkan oleh Allah,
samada miskin atau kaya.
11. Perempuan tidak berhak keluar dari rumahnya melainkan jika terpaksa (kerana sesuatu urusan
yang mustahak) dan ia juga tidak berhak melalui jalan lalu lalang melainkan ditepi-tepinya.
12. Apabila memanggil lelaki akan isterinya ke tempat tidur tetapi ditolaknya hingga marahlah
suaminya, akan tidurlah wanita itu dalam laknat oleh malaikat ke pagi.
13. Wanita-wanita yang menggunakan lidahnya untuk menyakiti hati suaminya, ia akan mendapat
laknat dan kemurkaan Allah, laknat malaikat juga laknat manusia sekalian.
14. Tidak harus seseorang manusia sujud kepada manusia dan jika diharuskan, maka akan aku
perintahkan semua kaum wanita sujud pada suaminya kerana membesarkan dan memuliakan
hak-hak suami mereka.
15. Wanita yang menyakiti hati suaminya dengan lidahnya pada hari Qiamat nanti Allah jadikan
lidahnya sepanjang 70 hasta kemudian diikat kebelakang tengkoknya.
16. “Aku lihat api neraka, tidak pernah aku lihat seperti hari ini, kerana ada pemandangan yang
dahsyat di dalamnya. Telah aku saksikan kebanyakkan ahli neraka ialah wanita.” Rasulullah s. a.
w. ditanyai, “Mengapa demikian Ya Rasulullah?” Jawab Rasulullah s. a. w. “Wanita
mengkufurkan suaminya dan mengkufurkan ehsannya. Jika engkau berbuat baik kepadanya
seberapa banyak pun dia masih belum rasa berpuas hati dan cukup.”
17. “Kebanyakkan ahli neraka adalah terdiri dari kaum wanita.” Maka menangislah mereka dan
bertanya salah seorang daripada mereka, “Mengapa terjadi demikian, adakah kerana mereka
berzina atau membunuh anak atau kafir ?” Jawab Nabi s. a. w. “Tidak, mereka ini ialah mereka
yang tidak bersyukur akan nikmat suaminya, sesungguhnya tiap-tiap seorang kamu adalah
dalam nikmat suaminya.”
18. Keadaan wanita 10 kali ganda seorang lelaki di dalam neraka dan 2 kali ganda seorang lelaki di
dalam syurga.
19. “Kebanyakkan wanita itu adalah isi neraka dan kayu api.” Hazrat Aishah bertanya, “Mengapa
wahai Rasulullah s. a. w.?” Jawab Rasulullah s. a. w. :
I. Kerana kebanyakan perempuan itu tidak sabar dalam menghadapi kesusahan, kesakitan
dan cubaan seperti kesakitan melahirkan anak, mendidik anak-anak dan melayani suami
serta melakukan kerja-kerja rumah.
II. Tiada memuji (bersyukur) di atas kemurahan Allah yang didatangkan melalui suaminya.
(Jarang terdapat orang perempuan yang mahu mengucapkan terima kasih di atas
pemberian suaminya.)
III. Sering mengkufurkan (engkar) terhadap nikmat Allah. (Contohnya :Apabila berlaku
sesuatu pertengkaran ada isteri yang berkata sudah 10 tahun kahwin dengan awak tidak
ada apa-apapun.)
IV. Gemar bercakap perkara yang sia-sia yang berdosa. (Contohnya :bercakap mengenai
perabot-perabot rumah yang tidak perlu dan mengumpat.)
V. Kurang akal dan kurang ilmu pengetahuannya dalam agama iaitu mereka sering tertipu
atau terpengaruh dengan pujuk rayu lelaki, rakan- rakan, alam sekeliling dan suasana
serta kemewahan lahiriah.
20. Dari Ali bin Abi Talib r. a. : Aku dengar Rasulullah s. a. w. bersabda,
” Tiga golongan dari umatku akan mengisi nereka jahanam selama 7 kali umur dunia. Mereka itu
adalah :
21. Asma’ binti Kharizah Fazari r. ha. diriwayatkan telah berkata kepada puterinya pada hari
perkahwinan anaknya itu, “Wahai anakku, kini engkau akan keluar dari sarang di mana engkau
dibesarkan. Engkau akan berpindah ke sebuah rumah dan hamparan yang belum engkau kenali.
Itulah suami mu. Jadilah engkau tanah bagi suami mu (taat perintahnya) dan ia akan menjadi
langit bagi mu (tempat bernaung). Jadilah engkau sebagai lantai supaya ia dapat menjadi
tiangnya. Jangan engkau bebani dia dengan berbagai kesukaran kerana itu akan memungkinkan
ia meninggalkan mu. Kalau ia mendekatimu, dekatilah ia dan jika ia menjauhi mu maka jauhilah
ia dengan baik. Peliharalah benar-benar suami mu itu akan hidungnya, pendengarannya,
matanya dan lain-lain. Janganlah pula ia
mendengar melainkan yang enak dan janganlah ia melihat melainkan yang indah sahaja pada
dirimu.
22. Pesanan Luqman kepada anaknya, “Sepanjang hidupku, aku hanya memilih 8 kalimah dari
pusaka para Nabi yang lalu iaitu :-
A. Apabila engkau sedang solat kepada Allah s. w. t. maka jagalah baik- baik fikiran mu.
B. Apabila engkau berada di rumah orang lain, maka jagailah pandangan mu.
C. Apabila engkau berada di tengah-tengah majlis maka jagalah lidah mu.
D. Apabila engkau hadir dalam jamuan makan maka jagalah perangai mu.
E. Ingat kepada Allah s. w. t.
F. Lupakan budi baik mu pada orang lain.
G. Lupakan semua kesalahan orang lain terhadapmu.
H. Ingat kepada mati
23. Perkara-perkara yang menjadikan wanita itu derhaka kepada suaminya seperti tersebut di dalam
kitab Muhimmah :
I. Menghalang suami dari bersuka-suka dengan dirinya samada untuk jimak atau
menyentuh mana-mana bahagian tubuhnya.
II. Keluar rumah tanpa izin suami samada ketika suami ada di rumah atau pun tidak.
III. Keluar rumah kerana belajar ilmu yang bukan ilmu Fardhu Ain. Dibolehkan keluar untuk
belajar ilmu Fardhu Ain jika suaminya tidak mampu mengajar.
IV. Enggan berpindah (berhijrah) bersama suaminya.
V. Mengunci pintu, tidak membenarkan suami masuk ke rumah ketika suami ingin masuk.
VI. Bermasam muka ketika berhadapan dengan suami.
VII. Minta talak.
VIII. Berpaling atau membelakangi suami ketika bercakap.
IX. Menyakiti hati suami samada dengan perkataan atau perbuatan.
X. Meninggalkan tempat tidur tanpa izin.
XI. Membenarkan orang lain masuk ke dalam rumah sedangkan ia tidak disukai oleh
suaminya.
Ada 6 pesanan untuk kaum wanita dapat diamalkan di dalam kehidupan seharian untuk
hidupkan suasana Iman dan Amal di dalam rumahtangga. Apabila ada suasana agama dalam
kehidupan maka hidayat dan nusrah (pertolongan) dari Allah akan datang. Rumahtangga
dirahmati Allah, keberkatan dalam kehidupan kita dan ketenangan dalam jiwa kita. 6 pesanan
itu adalah amalan nurani.
Amalan itu ialah :
1. Solat di awal waktu dan galakkan kaum lelaki yang mahram bersolat ditempat di
mana azan dilaungkan iaitu di masjid atau di surau.
3. Istiqamah menghidupkan Takleem dan Taklum (belajar dan mengajar ilmu agama). –
Lapangkanlah masa yang sesuai walau seketika supaya semua ahli keluarga dapat
menghidupkan majlis ilmu ini. Duduklah seperti duduknya kita di dalam solat ie
menutup aurat, berkeadaan suci dan berbau wangi. Majlis mempelajari agama ini
terbahagi kepada dua iaitu : Pertama – Majlis berkenaan hadis-hadis mengenai
kelebihan beramal. Ini adalah untuk menimbulkan keghairahan dalam ahli keluarga
untuk beramal. Kedua – Majlis berkenaan masalah-masalah agama (hukum- ahkam
dalam ibadat). Wajib suami untuk mengajar anak dan isteri mengenainya. Jika tidak
tahu wajib atasnyauntuk belajar.
5. Hidup sederhana.
6. Menggalakkan suami / mahram yang lelaki untuk usaha atas agama dakwah illallah
(mengembangkan agama). – Secara Baironi : di luar kampung halaman kita dan
Maqami : Di dalam qariah kampung halaman kita.
Akhir sekali semoga kita sama-sama dapat mengamalkan 6 pesanan ini dalam
rumahtangga kita secara istiqamah dan ikhlas setiap hari. Juga untuk jadi isteri yang
beriman dan solehah hendaklah kita taat pada suami. Jika suami redha ke atas kita
maka Allah s. w. t. akan redha ke atas kita. Berzikir ,berdoa, beristighfar, membaca
Al-Quran dan berselawat adalah amalan-amalan utama yang harus dikekalkan oleh
setiap umat islam untuk kesempurnaan Iman dan Islamnya. Semuanya itu menjadi
penawar bagi hati dan jiwa yang rusuhdan resah gelisah.
Jangan sesali Apa Yang Bukan Milikmu
Dalam perjalanan hidup ini seringkali kita merasa kecewa. Kecewa sekali. Sesuatu yang luput
dari genggaman, keinginan yang tidak tercapai, kenyataan yang tidak sesuai harapan. Akhirnya
angan ini lelah berandai-andai ria. Sungguh semua itu telah hadirkan nelangsa yang begitu
menggelora dalam jiwa.
Dan sungguh sangat beruntung andai dalam saat-saat terguncangnya jiwa, masih ada setitik
cahaya dalam kalbu untuk merenungi kebenaran. Masih ada kekuatan untuk melangkahkan kaki
menuju majlis-majlis ilmu, majlis-majlis dzikir yang akan mengantarkan pada ketenteraman jiwa.
Hidup ini ibarat belantara. Tempat kita mengejar berbagai keinginan. Dan memang manusia
diciptakan mempunyai kehendak, mempunyai keinginan. Tetapi tidak setiap yang kita inginkan
bisa terbukti, tidak setiap yang kita mahu bisa tercapai. Dan tidak mudah menyadari bahwa apa
yang bukan menjadi hak kita tak perlu kita tangisi. Banyak orang yang tidak sadar bahwa hidup
ini tidak punya satu hukum: harus sukses, harus bahagia atau harus-harus yang lain.
Betapa banyak orang yang sukses tetapi lupa bahwa sejatinya itu semua pemberian Allah hingga
membuatnya sombong dan bertindak sewenang-wenang. Begitu juga kegagalan sering tidak
dihadapi dengan benar. Padahal dimensi tauhid dari kegagalan adalah tidak tercapainya apa
yang memang bukan hak kita. Padahal hakekat kegagalan adalah tidak terengkuhnya apa yang
memang bukan hak kita.
Apa yang memang menjadi jatah kita di dunia, entah itu rizki, jabatan atau kedudukan, pasti
akan Allah sampaikan. Tetapi apa yang memang bukan milik kita, ia tidak akan kita bisa miliki.
Meski ia nyaris menghampiri kita, meski kita mati-matian mengusahakannya.
"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan
telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan
berdukacita terhadap
apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang
diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi
membanggakan diri.." (al-Hadiid: 22-23)
Demikian juga bagi yang sedang galau terhadap jodoh. Kadang kita tak sadar mendikte Allah
tentang jodoh kita, bukannya meminta yang terbaik dalam istikharah kita tetapi benar-benar
mendikte Allah: "Pokoknya harus dia Ya Allah! Harus dia, karena aku sangat mencintainya. "
Seakan kita jadi yang menentukan segalanya, kita meminta dengan paksa. Dan akhirnya kalau
pun Allah memberikannya maka tak selalu itu yang terbaik. Bisa jadi Allah tak mengulurkannya
tidak dengan kelembutan, tapi melemparkannya dengan marah karena niat kita yang terkotori.
Maka wahai jiwa yang sedang gundah, dengarkan ini dari Allah:
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu. Dan boleh jadi kamu
mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kamu. Allah Maha mengetahui sedangkan kamu
tidak mengetahui." (al-Baqarah: 216)
Maka setelah ini wahai jiwa, jangan kau hanyut dalam nestapa jiwa berkepanjangan terhadap
apa-apa yang luput darimu. Setelah ini harus benar-benar dipikirkan bahwa apa-apa yang kita
rasa perlu di dunia ini harus benar-benar perlu, bila ada relevansinya dengan harapan kita akan
bahagia di akhirat. Karena seorang Mu'min tidak hidup untuk dunia, tetapi menjadikan dunia
untuk mencari hidup yang sesungguhnya: hidup di akhirat kelak.
Tinggalkan obsesi-obsesimu.
Sejenak saja...
Jabir bin Abdillah radliyallahu ’anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallaahu ’alaihi wa
sallam ketika membacakan surat Ar Rahman ini kepada para sahabatnya, beliau bersabda :
”Mengapa kalian terdiam saja? Sesungguhnya bangsa JIN lebih baik jawabannya ketika aku
membaca Fabi ayyi aalaai rabbikumaa tukadzdzibaan ? (maka ni`mat Tuhanmu yang manakah
yang kamu dustakan?) mereka (bangsa jin) menjawab, ”Duhai Tuhan kami, tidak ada satu
nikmatpun yang kami dustai, segala puji hanya bagi-Mu semata.” (Lihat: Al Mustadrak ’Ala ash-
shahihain 2/515. Hadits ini menurut Imam Adz Dzahabi shahih sesuai syarat Imam Bukhari dan
Muslim)
Qois bin ’Ashim Al-Munqariy pernah meminta kepada Rasulullah shalallaahu ’alaihi wa sallam,
seraya berkata, ”Bacakanlah apa yang telah diwahyuka kepadamu!” Lalu Rasulullah shalallaahu
’alaihi wa sallam membacakan surat Ar Rahman. Qois bin ’Ashim Al-Munqariy meminta untuk
diulangi. Rasulullah shalallaahu ’alaihi wa sallam pun mengulangi sampai tiga kali. Akhirnya Qois
bin ’Ashim Al-Munqariy menyatakan keislamannya; ”Demi Allah, betapa indah dan manisnya, di
bawahnya meengalir air yang berlimpah, sedang di permukaannya buah-buahan yang
ranum...Apakah gerangan yang diucapkan orang ini (maksudnya Rasulullah shalallaahu ’alaihi wa
sallam)? Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan
sesungguhnya Engkau (Muhammad) adalah uttusan Allah.” (Lihat: Tafsir Al Munir, Az Zuhail :
27/200)
Sahabat Menata Hati
Yakinlah!
maka lihatlah bagaimana kwalitas dan kwantitas interaksi kita kepada Al Quran dan penjelasnya
(As Sunnah).
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS Ibrahim : 7)
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia,
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan
mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-
ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lalai." (QS Al-A'raf : 179)
Lelaki Ahli Sorga
Anas bin Malik bercerita, saat sedang duduk bersama sahabat, Rasulullah berkata, “Sebentar
lagi, salah satu ahli surga akan muncul di hadapan kalian.” Tak lama, seorang laki-laki dari kaum
Anshar muncul dengan sisa air wudhu masih menetes dari janggutnya. Ia menenteng terompah
di tangan kirinya.
Hari berikutnya, Rasulullah mengulang perkataannya dan orang itu kembali melintas seperti
pada kali pertama. Di hari ketiga, Rasulullah mengulang perkataannya, dan kejadian itu kembali
terulang.
Mendengar ucapan Rasulullah, Abdullah bin Amr mengikuti lelaki yang dimaksud Rasulullah lalu
berkata kepadanya, “Aku bertengkar dengan ayahku, aku tidak akan menemuinya tiga hari,
apakah engkau berkenan memberiku tempat menginap?” lelaki itu menjawab, “Silahkan,
dengan senang hati.”
Abdullah bin Amr pun menginap di rumah lelaki itu hingga tiga malam berlalu dan Abdullah
belum melihat dari laki-laki itu melakukan amal yang disebut sebagai penghuni surga. Sehingga
Abdullah memberanikan diri bertanya, “Sudah tiga hari disini, aku tidak melihatmu mengerjakan
amal yang membanggakan. Mengapa Rasul menyebutmu sebagai salah satu calon penghuni
surga?”.
Lelaki itu menjawab, “Aku memang tidak melakukan amalan-amalan yang istimewa, tetapi
sebelum tidur, aku mengingat kesalahan-kesalahan saudaraku seiman, lalu aku berusaha untuk
memaafkannya. Aku hilangkan rasa dengki dan iri terhadap karunia Allah yang diberikan kepada
saudaraku.”
Setelah mendengar itu, Abdullah berkata, “Ya, itulah yang menyebabkan engkau disebut sebagai
calon penghuni surga.”
Hadits ini diriwayatkan dalam Musnad Imam Ahmad dan Nasa'i juga dalam Ihya Ulumuddin Al
Ghazali, diriwayatkan juga oleh Al Bazzar dan dishahihkan oleh Al Iraqi sesuai syarat
penshahihan Bukhari dan Muslim.
Saat tubuh sehat dan muda belia serta wajah cantik, manusia merasa menguasai dunia dan lupa
akan Allah yg telah memberinya kenikmatan tersebut. Saat inilah manusia benar2 tertipu
kenikmatan dunia yg menyesatkan. tanpa disadari waktu sudah hilang menua, wajah sudah
keriput, sedangkan amalan sholeh tidak punya dosa menggunung...Mati masuk Neraka...
Sungguh kehidupan singkat didunia yg rugi.
Seperti Alkisah, sekelompok orang sedang melakukan perjalanan di padang pasir yang luas dan
panas. Di tengah perjalanan, perbekalan yang mereka miliki habis. Di perkampungan tempat
mereka berhenti terdapat kebun buah-buahan. Kepada si pemilik kebun salah seorang dari
mereka meminta izin agar dibolehkan memetik buah-buahan yang ada di dalamnya.
Ia menjawab, “Tidak ada satupun dari kami yang masih memiliki uang. Uang kami telah habis
untuk membeli perbekalan sebelumnya. Tolonglah kami tuan, perjalanan kami masih jauh,
perbekalan kami sudah habis, kami berharap tuan mau bermurah hati.”
Setelah melihat keadaan mereka, akhirnya pemilik kebun merasa kasihan. Ia berkata, “Baiklah,
saya persilahkan kalian masuk kebun dan memetik apapun dan sebanyak apapun yang kalian
inginkan, tapi dengan syarat, saya hanya beri kalian waktu 20 menit. Setelah 20 menit kalian
harus keluar.”
“Baiklah tuan, terima kasih atas kebaikan hati tuan,” balas mereka.
Sebagian mereka melepas lelah dengan menikmati indahnya kebun, sebagian lagi tidur untuk
melepas penat dibawah pohon, sebagian lain bersegera menuju tempat buah-buahan untuk
memetiknya.
Mereka yang sedang memetik buah-buahan berkata kepada teman-teman mereka, “Wahai
teman-teman, bukan saatnya kita bersantai, perjalanan kita masih sangat jauh, kita hanya diberi
waktu 20 menit disini. Ayolah semuanya bergerak dan memetik buah-buahan sesuai yang
dibutuhkannya!”
Sebagian mereka tersadar setelah mendengarkan seruan itu lalu dengan cepat memetik buah-
buahan. Sebagian lagi masih asyik dalam santai dan main-main. Waktu terus berjalan, tak terasa
sudah mendekati 20 menit. Mereka yang memetik buah-buahan sudah memenuhi kantong-
kantong perbekalan. Sedangkan yang masih santai dan main-main belum memetik apa-apa.
Sebagian lain tersadar baru 5 menit sebelum batas waktu, sehingga mereka hanya bisa
mengumpulkan sedikit bekal.
Waktu telah sampai 20 menit. Mau tidak mau mereka harus keluar. Beruntunglah mereka yang
telah mengumpulkan banyak bekal, dan merugilah mereka yang menghabiskan waktunya untuk
santai dan main-main, sehingga mereka menjadi sengsara dalam perjalanan selanjutnya.
Mereka kehausan dan kelaparan ditengah padang pasir yang luas dan panas, sehingga sebagian
mereka pun tewas.
Kehidupan yang kita jalani di dunia (lebih kurang) diumpamakan dengan kisah sekelompok
orang yang sedang melakukan perjalanan di padang pasir seperti dalam cerita diatas.
Sesungguhnya keberadaan kita di dunia hanyalah sesaat. Kehadiran kita di dunia pada
hakikatnya punya tujuan yang mulia, yaitu mengenal dan mengabdi sepenuhnya pada Allah
SWT. Hanya saja sangat disayangkan, banyak manusia yang lupa, lalai, terlena dan bahkan
mengabaikan tujuan ini, sehingga mereka sibuk dengan dunia, lupa pada akhirat. Lupa bahwa
suatu saat mereka akan keluar dan meninggalkan dunia ini.
Kematian akan datang tiba-tiba dan memisahkan mereka dengan segala kesenangan yang ada.
Yang ketika itu tidak berguna lagi harta yang banyak, anak-anak yang menawan, istri yang cantik,
jabatan tinggi, popularitas, dan lain sebagainya, kecuali yang digunakan pada jalan Allah dan
datang pada Allah dengan hati yang salim, amal yang berlimpah, dan iman yang tidak tercampur
dengan Syirik.
Mereka yang mengetahui dan sadar akan tujuan ini, tidak akan terlena dengan kesenangan yang
sesat dan kesenangan yang menipu. Mereka selalu menyibukkan diri dengan beramal untuk
bekal di akhirat yang kekal. Merekarela meninggalkan kesanangan yang sesaat agar dapat
meraih kenikmatan yang abadi. Mereka bukanlah tipe orang yang pemalas, suka santai,
bersenang-senang, berangan-angan, lalai, budak nafsu dan pengikut setan.
Siang dan malam yang mereka lalui selalu diisi dengan amal kebaikan. Setiap saat waktu yang
mereka miliki bernilai kebaikan dan pahala. Allah SWT, Pencipta kehidupan dunia ini telah
menjelaskan dalam al-Quran tentang hakikat kehidupan dunia, “Ketahuilah bahwa
sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan
dan bermegah-megahan diantara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta
dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian
tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di
akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan
dunia ini tidak lain hanya kesenangan yang menipu.” (QS Al-Hadid[57] : 20).
Dalam ayat lain Allah berfirman, “Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada
apa-apa yang diingini, yaitu: wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah ada
tempat kembali yang baik ( sorga ).” (QS Ali-Imran[3] : 14)
Juga pada ayat lain, “Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main.
Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS
Al-Ankabut[29] : 64)
Dari Anas ra. bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Ya Allah tidak ada kehidupan kecuali kehidupan
akhirat.” (HR Muttafaq `Alaih)
Dan juga dari Almustawrid bin Syidad Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah kehidupan dunia
dibanding akhirat seperti seseorang memasukkan satu jarinya ke dalam samudra yang luas,
maka lihatlah apa yang tersisa (setelah dia mengangkat jarinya itu).” (HR Muslim)
Dan sabda beliau kepada Ibnu Umar, “Hiduplah kamu di dunia seperti orang asing atau orang
yang sedang melewati sebuah jalan. “ (HR Bukhari).
Sungguh sangat banyak ayat-ayat al-Quran dan hadist-hadits Rasulullah SAW yang menerangkan
hakikat kehidupan dunia dan bahwasanya akhirat itulah kehidupan sebenarnya, yang disana ada
kenikmatan yang kekal dan kesengsaraan yang abadi.
Waktu yang kita miliki di dunia ini hanya sesaat. Maka jadikanlah ia selalu dalam ketaatan. Mari
kita berbekal untuk perjalanan yang kekal abadi di akhirat kelak. Karena, dalam perjalanan
setelah kehidupan dunia nanti setiap orang akan bertanggung jawab untuk keselamatan dirinya.
Bagi yang banyak membawa bekal amal soleh ia akan selamat, adapun mereka yang tidak ada
bekal maka ia akan sengsara
Oleh itu janganlah kita terlalu mengejar KESEMPURNAAN kerana ia bukanlah faktor utama
KEBAHAGIAAN yang sempurna, sedangkan jika kita boleh memaafkan KHILAFAN orang yang kita
sayangi dan akur dengan KELEMAHANNYA sebagai manusia biasa serta BERSYUKUR dengan apa
yang kita sudah MILIKI... kita akan BAHAGIA, BAHAGIA dan terus BAHAGIA... itu lebih
BERMAKNA !
kita juga tidak sempurna jadi mengapa harapkan insan yg sempurna sedang hakikatnya tiada
insan yg sempurna dalam dunia ini..
setiap yg bernama manusia itu punyai kelemahan..
mengapa tidak kita bersama atasi kelemahan itu dan memberi peluang kepadanya berubah..dan
kita juga harus bersama berubah ke arah KEBAIKAN.. itulah PASANGAN..
saling lengkap-melengkapi..
Apa yg utama ialah mencintai ILAHI..dgn mencintai ilahi..pasti ALLAH akan temui kamu dgn
seseorang yg mencintai-NYA..
Hargailah KEKURANGANnya utk MENGGAPAI bahagia dan CINTAIlah dia dgn sgala
kekurangannya untuk menggapai RIDONYA …
Karena sedikitnya jamuan yang tersaji dan banyaknya peserta hidangan, beliau tidak dapat
makan kenyang kecuali dengan susah payah. Tidak pernah sekalipun beliau dapat makan sampai
kenyang kecuali ketika menjamu para tamu. Beliau dapat kenyang bersama para tamu yang
mesti beliau layani.
Keadaan seperti itu bukan karena beliau tidak punya atau kekurangan harta. Justru harta
melimpah ruah berada dalam genggaman beliau dan harta-harta pilihan diusung ke hadapan
beliau. Akan tetapi, Allah Subhanahu wata’ala memilih keadaan yang paling benar dan
sempurna bagi Nabi-Nya Subhannahu wa Ta'ala.
Kedermawanan yang menakjubkan dan pemberian yang tiada bandingannya hanya dapat
dijumpai pada diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam .
Anas bin Malik radhiallahu anhu mengungkapkan: "Setiap kali Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam dimintai sesuatu karena Islam, beliau pasti memberinya. Pernah datang menemui
beliau seorang laki-laki, lantas beliau memberinya seekor kambing yang digembala di antara dua
gunung (kambing yang gemuk). Lelaki itu kembali menemui kaumnya seraya berseru: "Wahai
kaumku, masuklah kamu ke dalam Islam! Sesungguhnya Muhammad selalu memenuhi segala
permintaan seakan-akan ia tidak takut jatuh miskin." (HR. Muslim)
Meski dengan kedermawaan dan pemberian yang demikian menakjubkan itu, namun cobalah
lihat keadaan diri beliau , Anas bin Malik menuturkannya kepada kita. Ia berkata: "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah makan hidangan di meja makan hingga beliau wafat,
beliau juga tidak pernah makan roti yang terbuat dari gandum halus hingga beliau wafat." (HR.
Al-Bukhari)
'Aisyah radhiyallahu 'anha mengisahkan: "Pada suatu hari, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam
datang menemuiku. Beliau bertanya: "Apakah kamu masih menyimpan makanan?" 'Aisyah
radhiyallahu 'anha menjawab: "Tidak ada!" Beliau berkata: "Kalau begitu aku berpuasa." (HR.
Muslim)
Dalam sebuah riwayat yang shahih disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan
keluarganya pernah selama sebulan atau dua bulan hanya memakan Aswadaan, yaitu kurma
dan air. (HR. Bukhari & Muslim)
Wahai saudaraku tercinta lagi mulia, bagi yang belum puas dan belum merasa cukup, akan saya
bawakan secara ringkas ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah sebagai berikut:
"Adapun mengenai masalah makanan dan pakaian, sebaik-baik petunjuk di dalam masalah ini
adalah petunjuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam . Etika beliau terhadap makanan ialah
memakan apa yang disajikan bila beliau menyukai-nya. Beliau tidak menolak makanan yang
dihidangkan, dan tidak mencari-cari apa yang tidak tersedia. Jika disajikan roti dan daging, beliau
akan memakannya. Bila dihidangkan buah-buahan, roti dan daging, beliau akan memakannya.
Jika dihidangkan kurma saja atau roti saja, beliau pun memakannya juga. Bila dihidangkan dua
jenis makanan, beliau tidak lantas berkata: "Aku tidak mau menyantap dua jenis makanan!"
Beliau tidak pernah menolak makanan yang lezat dan manis. Dalam hadits beliau menyebutkan:
"Akan tetapi aku berpuasa dan berbuka. Aku shalat malam dan juga tidur. Aku juga menikahi
wanita dan juga memakan daging. Barangsiapa yang membenci sunnahku, maka ia bukan
termasuk golongan-ku."
Allah telah memerintahkan kita supaya memakan makanan yang baik-baik dan memerintahkan
supaya banyak-banyak bersyukur kepada-Nya. Barang siapa yang mengharamkan makanan yang
baik-baik, ia tentu termasuk orang yang melampaui batas. Barang siapa yang tidak bersyukur,
maka ia telah menyia-nyiakan hak Allah . Petunjuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah
petunjuk yang paling tepat dan lurus. Ada dua jenis orang yang menyimpang dari petunjuk
beliau:
Kaum yang berlebih-lebihan, mereka memuaskan nafsu syahwat dan melarikan diri dari
kewajiban.
Kaum yang mengharamkan perkara yang baik-baik dan mengada-adakan perbuatan bid'ah,
seperti bid'ah rahbaniyyah yang tidak disyariatkan Allah . Sebab, tidak ada rahbaniyyah di dalam
agama Islam."
Ia berkata, “Wanita hitam itulah yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu
berkata, ‘Aku menderita penyakit ayan (epilepsi) dan auratku tersingkap (saat penyakitku
kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.’
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga,
dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.’
Wanita itu menjawab, ‘Aku pilih bersabar.’ Lalu ia melanjutkan perkataannya, ‘Tatkala penyakit
ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.’
"Maka Nabi pun mendoakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Betapa rindunya hati ini kepada surga-Nya yang begitu indah. Yang luasnya seluas langit dan
bumi. Betapa besarnya harapan ini untuk menjadi salah satu penghuni surga-Nya. Dan
subhanallah! Ada seorang wanita yang berhasil meraih kedudukan mulia tersebut. Bahkan ia
dipersaksikan sebagai salah seorang penghuni surga di kala nafasnya masih dihembuskan.
Sedangkan jantungnya masih berdetak. Kakinya pun masih menapak di permukaan bumi.
Wahai saudariku, tidakkah engkau iri dengan kedudukan mulia yang berhasil diraih wanita itu?
Dan tidakkah engkau ingin tahu, apakah gerangan amal yang mengantarkannya menjadi seorang
wanita penghuni surga.......????????
Apakah karena ia adalah wanita yang cantik jelita dan berparas elok? Ataukah karena ia wanita
yang berkulit putih bak batu pualam????
Tidak." dia adalah wanita yang berkulit hitam ".
Wanita hitam itu, yang mungkin tidak ada harganya dalam pandangan masyarakat. Akan tetapi
ia memiliki kedudukan mulia dihadapan Allah dan Rasul-nya. Inilah bukti bahwa kecantikan fisik
bukanlah tolak ukur kemuliaan seorang wanita. Kecuali kecantikan fisik yang digunakan dalam
koridor yang syar’i. Yaitu yang hanya diperlihatkan kepada suaminya dan orang-orang yang halal
baginya.
Kecantikan iman yang terpancar dari hatinyalah yang mengantarkan seorang wanita ke
kedudukan yang mulia. Dengan ketaqwaannya, keimanannya, keindahan akhlaqnya, amalan-
amalan shalihnya, seorang wanita yang buruk rupa di mata manusia pun akan menjelma
menjadi secantik bidadari surga.
Bagaimanakah dengan wanita zaman sekarang yang sibuk memakai kosmetik ini-itu demi
mendapatkan kulit yang putih tetapi enggan memutihkan hatinya? Mereka begitu khawatir akan
segala hal yang bisa merusak kecantikkannya, tetapi tak khawatir bila iman dan hatinya yang
bersih ternoda oleh noda-noda hitam kemaksiatan – semoga Allah Memberi mereka petunjuk -.
Kecantikan fisik bukanlah segalanya. Betapa banyak kecantikan fisik yang justru mengantarkan
pemiliknya pada kemudahan dalam bermaksiat. Maka saudariku, seperti apapun rupamu,
seperti apapun fisikmu, janganlah engkau merasa rendah diri. Syukurilah sebagai nikmat Allah
yang sangat berharga. Cantikkanlah imanmu. Cantikkanlah hati dan akhlakmu...
Wanita itu berkata, “Aku menderita penyakit ayan dan auratku tersingkap (saat penyakitku
kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.”
Subhanallah. Ia adalah seorang wanita yang sangat khawatir bila auratnya tersingkap. Ia tahu
betul akan kewajiban seorang wanita menutup auratnya dan ia berusaha melaksanakannya
meski dalam keadaan sakit. Inilah salah satu ciri wanita shalihah, calon penghuni surga. Yaitu
mempunyai sifat malu dan senantiasa berusaha menjaga kehormatannya dengan menutup
auratnya. Bagaimana dengan wanita zaman sekarang yang di saat sehat pun dengan rela hati
membuka auratnya???
Saudariku, dalam hadits di atas terdapat pula dalil atas keutamaan sabar. Dan kesabaran
merupakan salah satu sebab seseorang masuk ke dalam surga...
Sesungguhnya wanita-wanita surga memiliki keutamaan yang sedemikian besar, sebagaimana
disebutkan dalam hadits,
“Sungguh tutup kepala salah seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Saya bertanya, “Wahai Rasulullah,
manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”
Banyaknya jaringan sosial di dunia maya seperti facebook, yahoo messenger, dll, menjadikan
akhwat dan ikhwan mudah berinteraksi tanpa batas.
Begitu lembut dan halusnya jebakan dunia maya, tanpa disadari mudah menggelincirkan diri
manusia ke jurang kebinasaan.
Kasus ta’aruf ini sangat memprihatinkan sebenarnya. Seorang bergelar ikhwan memajang profil
islami, tapi serampangan memaknai ta’aruf. Melihat akhwat yang dinilai bagus kualitas
agamanya, langsung berani mengungkapkan kata ‘ta’aruf’, tanpa perantara.
Jangan memaknai kata “ta’aruf” secara sempit, pelajari dulu serangkaian tata cara ta’aruf atau
kaidah-kaidah yang dibenarkan oleh Islam. Jika memakai kata ta’aruf untuk bebas berinteraksi
dengan lawan jenis, lantas apa bedanya yang telah mendapat hidayah dengan yang masih
jahiliyah? Islam telah memberi konsep yang jelas dalam tatacara ta’aruf.
Suatu ketika ada sebuah cerita di salah satu situs jejaring sosial, pasangan akhwat-ikhwan
mengatakan sedang ta’aruf, dan untuk menjaga perasaan masing-masing, digantilah status
mereka berdua sebagai pasutri, sungguh memiriskan hati. Pernah juga ada kisah ikhwan-akhwat
yang saling mengumbar kegenitan di dunia maya, berikut ini petikan obrolannya:
“Assalamualaikum ukhti,” Sapa sang ikhwan.
“Subhanallah ukhti, ana kagum dengan kepribadian anti, seperti Sumayyah, seperti Khaulah binti
azwar, bla bla bla bla…” puji ikhwan tersebut.
Sang ikhwan pun tidak mau kalah, balas memuji akhwat. “Subhanallah, sangat beruntung
ikhwan yang mendapatkan bidadari dunia seperti anti.”
....Banyaknya jaringan sosial di dunia maya menjadikan akhwat dan ikhwan mudah berinteraksi
tanpa batas. Ikhwannya membabi buta, akhwatnya terpedaya....
Owh mengerikan, berlebay-lebay di dunia maya, syaitan tak mau menyia-nyiakan kesempatan
ini. Lalu tertancaplah rasa, bermekaran di dada dua sejoli tersebut, yang belum ada ikatan
pernikahan.
Dengan bangganya sang ikhwan menaburkan janji-janji manis, akan mengajak akhwat hidup di
planet mars, mengunjungi benua-benua di dunia. Hingga larutlah keduanya dalam janji-janji
lebay.
Ikhwannya membabi buta, akhwatnya terpedaya……a’udzubillah, bukan begitu ta’aruf yang
Rasulullah ajarkan.
Wahai Ikhwan,
Ini hanya sekedar nasihat, jangan mudah percaya dengan apa yang dipresentasikan orang di
dunia maya, karena foto dan kata-kata yang tidak kamu ketahui kejelasan karakter wanita, tidak
dapat dijadikan tolak ukur kesalehahan mereka, hendaklah mengutus orang yang amanah yang
membantumu mencari data dan informasinya.
....luasnya ilmu yang engkau miliki tidak menjadikan engkau mulia, jika tidak kau imbangi dengan
menjaga adab pergaulan dengan lawan jenis....
Wahai ikhwan, luasnya ilmu yang engkau miliki tidak menjadikan engkau mulia, jika tidak kau
imbangi dengan menjaga adab pergaulan dengan lawan jenis.
Duhai akhwat, terkadang kita harus mengoreksi cara kita berinteraksi dengan mereka, apakah
ada yang salah hingga membuat mereka tertarik dengan kita? Terlalu lunakkah sikap kita
terhadapnya?
Duhai akhwat, sadarilah, orang-orang yang engkau kenal di dunia maya tidak semua
memberikan informasi yang sebenarnya, waspadalah, karena engkau adalah sebaik-baik wanita
yang menggenggam amanah Ilahi. Jangan mudah terpedaya oleh rayuan orang di dunia maya.
....berhiaslah dengan akhlak islami, jangan mengumbar kegenitan pada ikhwan yang bukan
mahram....
Duhai akhwat, berhiaslah dengan akhlak islami, jangan mengumbar kegenitan pada ikhwan yang
bukan mahram, biarkan apa yang ada di dirimu menjadi simpanan manis buat suamimu kelak.
Duhai akhwat, ta’aruf yang sesungguhnya haruslah berdasarkan cara Islam, bukan dengan cara
mengumbar rasa sebelum ada akad nikah.
DIA BUKAN TERCIPTA UNTUKKU
PENGORBANAN TIDAK DIHARGAI^^
Kenapakah pengorbanan kita selalu tak dihargai....bukan ingin pujian...tapi cukuplah ucapan
terima kasih
kerana kebanyakan manusia tidak melihat sesuatu dgn mata hati~ pengorbanan tidak
dihargai..kesalahan sahaja dicari~ ^^"
Pernah tak kamu rasa diri kamu tidak dihargai disisi dia? Sedangkan kau sangat menghargai dia
sebagai kekasih mu..itu merupakan tanda awal dia bukan yang terbaik untukmu..sebagai
manusia kita juga harus dihargai..Kita juga berkorban dalam perhubungan yang kita bina..Pernah
tak kamu rasa pandangan kamu tidak dihormati? Sedangkan kamu sentiasa mengalah dalam
menghormati pandangan dan keputusannya..Tidak betul..Bercinta merupakan satu hubungan
yang dijalinkan atas persetujuan bersama, kita mempunyai hak yang sama untuk dihormati..hati
kita juga layak mendapat pertimbangan..Hubungan sebelah pihak tidak kekal lama..Dia bukan
milikmu...Pernah tak kau rasa dia terlalu berkira melabur dalam hubungan kamu? Sedangkan
kita sedikit pun tidak pernah mengungkit..
Dia bukan yang terbaik. Perkongsian akan mengukuhkan sebuah perhubungan..Dari segi masa,
wang ringgit dan pengorbanan...Tidak ada alasan untuk mementingkan diri sendiri dalam
perhubungan..petanda dia bukan milikmu..Aku pernah merasa 'dia' yang terbaik dulu, tapi aku
lupa, masih ada insan lain yang lebih baik..Walau diri ini tidak dihargai, walaupun
pengorbananku tidak pernah dipeduli, aku masih bertahan...aku takut untuk mengakui aku tidak
bahagia..apa orang akan kata..aku wanita cerewet? Tapi aku juga ada hak untuk
bahagia..Sekarang, aku bahagia... Bahagia dengan keruntuhan hubungan dahulu yang ku ingat
tiada gantinya.. Aku bahagia bersama insan yang lebih menghargai dan menghormati aku
sebagai seorang wanita...
SUNNAH
(HR AT - TIRMIDZI)
KEMALA
Rahmat atau Rahmah artinya adalah kasih sayang, cinta yang tulus, rasa memiliki, membantu,
menghargai, rasa rela berkorban, yang terpancar dari cahaya iman.
AL-ISLAM….mempunyai akar kata AS-SALAAM yang berarti KETENANGAN, KEDAMAIAN dan
KETENTRAMAN.
Karena Rasulullah membawa Rahmah (cinta dan kasih) kepada seluruh alam, maka sudah selayaknya
Allah menjadikan Rasulullah memiliki akhlak yang agung:
* “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya
kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (Ali
‘Imran:159)
• ”Sesungguhnya Egkau (Muhammad saw) benar-benar berada dengan akhlak yang agung.” (QS Al
Qalam : 4)
• ”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al
Ahzab : 21)
• “Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik,
maka tiba-tiba orang yang antara mu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah menjadi teman yang
sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan
tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.”
(QS Fushshilat [41]: 34-35)
Islam yang dibawa Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam melarang manusia berlaku semena-mena
terhadap semua makhluk Allah. Islam menghormati hak binatang dan benda-benda. Dan apapun bentuk
kesewenang-wenangan dan kezhaliman terhadap hewan, akan mendapat kecaman dari Allah
subhanahu wa ta’ala.
• Misalnya sabda Rasulullah yang menyatakan bahwa ada seorang wanita yang disiksa akibat kematian
seekor kucing yang dikurung tanpa diberi makan, hingga akhirnya kucing itu mati karena kelaparan. (HR.
al-Bukhari dan Muslim).
• Dan masih dalam konteks menghormati hak hewan, Rasulullah menyuruh kita menajamkan pisau yang
akan digunakan menyembelih, hal dimaksudkan agar hewan yang disembelih tidak terlalu lama
merasakan sakitnya penyembelihan. Sabda beliau, ”Ketika kalian menyembelih (hewan ternak), maka
perbaguslah penyembelihanmu, dan hendaknya ia menajamkan pisaunya, dan buatlah hewan
sembelihanmu merasa 'nyaman'.” (HR. Muslim)”
Itulah mengapa orang yang mengajarkan Islam akan mendapat sholawat (do’a) bukan hanya dari Allah
dan para Malaikat, tetapi juga semua makhluk di bumi, semut dan ikan.
Dari Abu Umamah al-Baahili radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اس ْال َخي َْر
ِ ون َعلَى ُم َعلِّ ِم ال َّن ِ ْت َواألَر
َ لَ ُي، َ َح َّتى ال َّنمْ لَ َة فِى جُحْ ِر َها َو َح َّتى ْالحُوت،ض
َ ُّصل ِ إِنَّ هَّللا َ َو َمالَ ِئ َك َت ُه َوأَهْ َل ال َّس َم َوا
“Sesungguhnya Allah dan para Malaikat, serta semua makhluk di langit dan di bumi, sampai semut
dalam lubangnya dan ikan (di lautan), benar-benar bershalawat/mendoakan kebaikan bagi orang yang
mengajarkan kebaikan (ilmu agama) kepada manusia”
[ HR at-Tirmidzi (no. 2685) dan ath-Thabrani dalam “al-Mu’jamul kabiir” (no. 7912), dalam sanadnya ada
kelemahan, akan tetapi hadits ini dikuatkan oleh hadits lain yang semakna. Hadits ini dinyatakan hasan
shahih oleh imam at-Tirmidzi dan Syaikh al-Albani rahimahullah dalam “Silsilatul ahaditsish shahihah”
(4/467).].
Islam mengajarkan penghormatan kepada semua makhluk, apalagi dengan manusia. Islam datang untuk
mengangkat derajat umat manusia ke tempat yang tinggi setelah begitu terpuruk pada masa jahiliyah.
Islam sangat menghormati jiwa manusia dengan banyak memberikan perhatian terhadapnya.
Islam bahkan sangat menghargai satu nyawa manusia, sehingga membunuh satu jiwa manusia tanpa
kebenaran adalah sama dengan membunuh manusia seluruhnya, firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: Barangsiapa yang membunuh
seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat
kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa
yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan
manusia semuanya..” (QS. Al Maidah : 32)
Bayangkan jika manusia memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran islam, maka akan sungguh indah
dan damainya dunia ini. Islam benar-benar mengajarkan kasih sayang.
“Orang-orang yang penyayang niscaya akan disayangi pula oleh ar-Rahman (Allah). Maka sayangilah
yang di atas muka bumi niscaya Yang di atas langit pun akan menyayangi kalian.” (HR. Tirmidzi,
dinyatakan hasan sahih oleh Tirmidzi dan disahihkan al-Albani)
Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, إ َّن َما َيرْ َح ُم
هَّللا ُ مِنْ عِ َبا ِد ِه الرُّ َح َما َء
“Sesungguhnya Allah hanya akan menyayangi hamba-hamba-Nya yang penyayang.” (HR. Bukhari)
“al-Aqra’ bin Habis suatu ketika melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang mencium al-Hasan
-cucu beliau-, maka dia berkata: ‘Saya memiliki sepuluh orang anak namun saya belum pernah
melakukan hal ini kepada seorang pun di antara mereka.’ Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
pun bersabda, ‘Sesungguhnya barang siapa yang tidak menyayangi maka dia tidak akan disayangi.’.” (HR.
Bukhari dan Muslim, ini lafazh Muslim)
Ajaran Islam menganjurkan saling menyayangi dan menjaga hubungan silaturahmi (tali kasih sayang)
dan menyambungnya.
• Dari Abu Hurairah ra oa berkata, Rasulullah saw bersabda : “Barang siapa yang beriman kepada Allah I
dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah I
dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi”. (HR Bukhori dan Muslim)
• Dari Aisyah ra berkata, Rosulullah saw bersabda, “Silaturahmi itu tergantung di `Arsy (Singgasana
Allah) seraya berkata: “Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan menyambung hubungan
dengannya, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
• Dari seorang laki-laki dari Khos’amm berkata: “Saya mendatangi Rasulullah sawsedangkan beliau
sedang bersama salah seorang sahabatnya, aku berkata: kamu mengaku bahwa engkau adalah
Rasulullah? Rasulullah saw menjawab: “iya”, aku bertanya: amalan apa yang paling dicintai Allah swt.
Beliau menjawab; “Beriman kepada Allah swt ”, aku bertanya lagi, kemudian apa lagi ? beliau
menjawab : “kemudian menyambung silaturahmi”. (HR Abu Ya’la dengan sanan Jayyid)
• Dari Jubair bin Mut?im ra sesungguhnya Rosulullah saw bersabda, ” Tidak akan masuk surga orang
yang memutus hubungan.”. Sufyan berkata : “yaitu yang memutus hubungan tali silaturahmi.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Nasihat Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam ini dikisahkan oleh Ibnu Mubarak dan Khalid bin Ma’dan.
Mereka meminta Mu’adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu. Untuk menceritakan sebuah hadits Rasulullah
Shalallahu 'alaihi wasallam yang dianggap paling penting olehnya. Lalu Mu’adz menyampaikan kisah
berikut.
Pada suatu hari aku menghadap Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam. Saat itu beliau sedang
menunggangi untanya. Beliau menyuruhku naik unta bersamanya, lalu aku duduk dibelakangnya.
Kemudian aku melihat Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam menengadah ke langit dan berkata, “Segala
rasa syukur hanyalah dipersembahkan kepada Allah yang telah menciptakan segala sesuatu atas hamba-
Nya. Dia adalah Tuhan yang menciptakan tujuh malaikat sebelum langit dan bumi. Disetiap langit
terdapat satu malaikat yang menjaga pintunya. Kadar keagungan malaikat itu disesuaikan dengan
tingkatan langitnya.
Suatu ketika Malaikat Hafadzah datang mebawa amal hamba yang memancarkan cahaya dan bersinar
bagaikan matahari. Akhirnya, amal tersebut samapi di langit pertama. Kemudian Malaikat Hafadzah
memperbanyak amal tersebut dan mensucikannya.
Namun tatkala sampai di pintu langit pertama, tiba-tiba malaikat penjaga pintu langit pertama berkata,
“Tamparlah wajah pemilik amal dengan amalnya! Aku adalah pemilik ghibah. Rabb pemeliharaku
memerintahkan kepadaku untuk mencegah amal setiap hamba yang telah berbuat ghibah melewati
pintu langit pertama.
Keesokan harinya, Malaikat Hafadzah naik ke langit dengan membawa amal shalih seorang hamba. Amal
tersebut bercahaya terang, dan cahayanya itu mampu menembus langit kedua. Tetapi, malaikat penjaga
langit kedua berkata, “Tamparlah wajah pemilik amal dengan amalnya! Sesungguhnya ia beramal karena
menginginkan penampilan duniawi belaka. Rabb pemeliharaku memerintahkan kepadaku agar tidak
membiarkan amal tersebut melewati langit kedua. Akhirnya para malaikat pun melaknati hamba itu
hingga petang.
Malaikat Hafadzah lainnya naik hingga ke langit dengan amal yang tampak indah, dimana didalamnya
terdapat sadaqah, puasa, dan perbuatan baiknya yang melimpah. Kemudian malaikat Hafadzah
memperbanyak amal tersebut dan mensucikannya hingga dapat menembus langit pertama dan kedua.
Namun, ketika sampai di pintu langit ketiga, tiba-tiba malaikat penjaga pintu langit itu berkata,
“Tamparlah wajah pemilik amal ini dengan amalnya! Aku adalah penjaga al-kibr (sifat takabur). Tuhan
pemeliharaku memintaku supaya tidak membiarkan amalnya melewatiku. Sebab, selama ini ia selalu
takabur dihadapan manusia saat berkumpul dalam suatu majelis.
Malaikat Hafadzah lainnya naik ke langit demi langit dengan membawa amal hamba yang tampak
berkilauan bagai bintang. Suaranya terdengar menggema karena ia senantiasa melaksanakan ibadah
puasa, shalat, haji, dan umrah. Malaikat tersebut berhasil menembus hingga langit ketiga.
Ketika tiba dilangit keempat, malaikat penjaga pintu langit keempat berkata, “Berhenti! Tamparlah
wajah pemilik amal ini dengan amalnya! Aku adalah malaikat penjaga sifat ‘ujub (takjub pada kondisi diri
sendiri). Rabb pemeliharaku memerintahkan kepadaku agar tidak membolehkan amalnya melewatiku
hingga menembus langit berikutnya. Sebab ia selalu memasukkan unsure ‘ujub di dalam jiwanya ketika
melakukan suatu perbuatan.
Malaikat Hafadzah lainnya naik ke langit dengan membawa amal hamba yang diiringi laksana iringan
pengantin wanita menuju tempat suaminya. Amal itu dapat menembus langit kelima karena diperkaya
dengan jihad, haji, dan umrah. Tetapi, sesampainya di pintu langit kelima, malaikat penjaga pintu
berkata, “Saya adalah pemilik sifat hasad (dengki). Ia telah berbuat dengki kepada manusia ketika diberi
karunia oleh Allah. Selain itu, ia tidak ridha’ menerima ketetapan Allah. Tuhan pemeliharaku memintaku
supaya tidak membiarkan amal tersebut melewatiku menuju langit selanjutnya.
Malikat Hafadzah lainnya naik ke langit dengan amal hamba berupa wudhu yang sempurna, shalat,
puasa, haji, dan umrah, hingga sampailah ia pada langit yang keenam. Namun malaikat penjaga pintu
berkata, “ Tamparlah wajah pemilik amal dengan amalnya! Sungguh, ia tidak memiliki sifat kasih saying
terhadap manusia. Ia justru senang bila melihat orang lain tertimpa musibah. Rabb pemeliharaku
memerintahkanku agar tidak membolehkan amalnya melewatiku menuju langit berikutnya.
Naiklah malaikat Hafadzah lainnya ke langit dengan membawa amal hamba berupa nafkah berlimpah,
puasa, shalat, jihad, dan sifat wara’ (berhati-hati dalam beramal). Amal tersebut bergemuruh bagaikan
guntur dan bersinar laksana kilatan petir. Tetapi, ketika sampai dilangit ke tujuh, malaikat penjaga langit
berkata, “Saya adalah pemilik sebutan (adz-dzikru) atau sum’ah (mencintai kemasyuran) diantara
manusia. Sesungguhnya pemilik amal ini berbuat sesuatu karena ingin dipuji oleh manusia. Ia juga
senantiasa berbuat riya’. Tuhan pemeliharaku memintaku supaya tidak membiarkan amalnya
menembus pintu langit ini menuju langit selanjutnya.
Malaikat Hafadzah yang lain naik ke langit dengan membawa amal seorang hamba berupa shalat, zakat,
puasa, haji, umrah, akhlak yang baik, berdiam diri, dan berdzikir kepada Allah. Saat itu, seluruh malaikat
di tujuh langit tersebut beriringan menyertainya hingga terputuslah semua hijab dalan perjalanan
menuju Allah Subhanahu wa ta'ala. Akhirnya, mereka berhenti dihadapan-Nya.
Para malaikat menilai bahwa amal hamba itu merupakan amal shalih yang diikhlaskannya hanya untuk
Allah. Ternyata Allah berkata, “Kalian adalah Malaikat Hafadzah yang menjaga amal hamba-Ku,
sedangkan Aku sebagai pengawas yang mampu mengamati segala sesuatu hingga yang ada dalam hati.
Sesungguhnya, ia tidak menginginkan Aku. Aku Maha Mengetahui terhadap apa yang ia inginkan dari
amalnya tersebut. Laknat-Ku baginya yang telah menipu makhluk lainnya, tapi Aku sama sekali tidak
tertipu olehnya”.
Mendengar cerita Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam itu aku (Mu’adz) menangis. Selanjutnya aku
bertanya, “Bagaimana caranya agar aku selamat dari hal itu ya Rasulullah?”. Rasulullah Shalallahu 'alaihi
wasallam bersabda, “Cegahlah lidahmu dari ghibah dan fitnah terhadap manusia, serta hindarilah
mengungkit kebaikanmu dihadapan orang lain. Semua ini mudah bagimu bila kamu mencintai orang lain
sebagaimana mencintai dirimu sendiri”
Dari cerita dalam hadits diatas maka dapat disimpulkan ada beberapa perbuatan yang dapat merusak
amal dan membuat amal tertolak dan hendaknya kita berlindung kepada Allah darinya:
1. Ghibah
2. Fitnah
3. Riya’
4. Senang atas penderitaan orang lain (tidak memiliki sifat kasih sayang diantara manusia)
5. Hasad (Dengki)
6. ‘Ujub (Takjub pada kondisi diri sendiri)
7. Takabur
8. Tidak ikhlas dalam beramal
binatangpun mendengar azab kubur
Diriwayatkan oleh Muslim dari Zaid bin Tsabit bahwa ia berkata, "Suatu hari kami sedang bersama Nabi
di tanah pekarangan milik Bani Najjar. Saat itu beliau menaiki seekor keledai betina miliknya. Tiba-tiba
binatang itu terperanjat kaget dan berhenti di dekat empat sampai enam kubur, dan hampir saja beliau
terjatuh. Belian lalu bertanya, ‘Siapa yang tahu penghuni kubur-kubur ini?' Seorang sahabat menjawab
‘Aku.' Beliau bertanya, ‘Lalu kapan mereka mati?' la menjawab, 'Mereka mati pada zaman jahiliah.'
Beliau bersabda, “Sesungguhnya umat ini akan diuji dalam kuburnya. Seandainya kalian tidak saling
menguburkan, niscaya aku akan berdoa kepada Allah agar Dia membuat kalian mendengar siksa kubur
seperti yang aku dengar."' Diriwayatkan oleh Muslim lagi dari Aisyah bahwa ia berkata, "Dua orang
nenek Yahudi penduduk Madinah bertamu kepadaku. Mereka mengatakan, ‘Sesungguhn para penghuni
kubur itu disiksa di kuburnya.' Karena tidak percaya mereka, akan membantahnya, ‘Kalian berdusta.'
Sepeninggalan kedua nenek itu, Rasulullah datang. Ketika aku ceritakan omongan kedua nenek tersebut,
beliau bersabda, Mereka benar. Sesungguhnya para penghuni kubur itu disiksa dengan azab yang bisa
didengar oleh binatang.' Sejak itu setiap kali selesai shalat aku selalu melihat beliau selalu berdoa
memohon perlindungan dari siksa kubur." Hadits ini juga diriwayatkan oleh Bukhari dengan ada sedikit
tambahan, "..... dengan azab yang bisa didengar oleh seluruh binatang.
"Diriwayatkan oleh Hannad ibnus-Sari dalam kitabnya Az-Zuhdu dari Waki', dari Al-A'masy, dari Syaqiq,
dari Aisyah bahwa ia berkata, "Seorang wanita Yahudi datang kepadaku lalu ia bercerita tentang siksa
kubur, kemudian aku menganggapnya bohong. Tidak lama kemudian muncul Nabi. Ketika hal itu aku
ceritakan kepada beliau, Nabi bersabda, Demi Allah yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya,
sesungguhnya mereka disiksa di kuburnya sampai binatang-binatang mendengar suara
mereka."'Menurut para ulama, keledai yang sedang dinaiki Nabi tersebut sampai terperanjat kaget,
karena mendadak ia mendengar suara orang-orang yang sedang disiksa di dalam kubur. Hanya saja
makhluk yang berakal seperti jin dan manusia tidak bisa mendengarnya.
Allah sengaja menyembunyikan hal itu dari kita supaya kita menguburkan mayit. Itulah kebijaksanaan
dan kasih sayang Allah kepada kita, agar kita tidak takut mendengarnya. Selama masih di dunia, kita
tidak akan sanggup mendengar azab Allah yang ditimpakan kepadanya di dalam kubur. Bayangkan,
ketika mendengar suara halilintar yang menggelegar atau gempa yang dahsyat saja banyak orang yang
langsung mati. Apalagi jika sampai jeritan orang di dalam kubur yang sedang disiksa oleh rnalaikat
dengan menggunakan palu dari neraka didengar oleh orang yang berada di dekatnya?Rasulullah sendiri
pernah menyatakan, "Seandainya seseorang mendengar suara mayit yang sedang disiksa, ia akan
pingsan." Itu baru siksa yang ditimpakan pada orang-orang mukmin, apalagi dengan siksa yang
ditimpakan kepada orang¬ng kafir.
Kita senantiasa memohon keselamatan, ampunan, dan rahmat kepada Allah Yang Maha
Dermawan.Diceritakan bahwa pada suatu hari ada beberapa orang yang saleh mengubur mayit di
sebuah desa bagian timur Isbiliyah. Sesudah itu mereka duduk-duduk santai di sebuah tempat. Tidak
jauh dari tempat mereka, beberapa ekor kambing yang merumput. Mendadak ada seekor kambing yang
berlari menghampiri kubur tersebut. la mendekatkan telinganya seolah-olah sedang mendengarkan
suara. Setelah itu ia lari terbirit-birit ke tempatnya semula dan bergabung dengan teman¬annya.
Mendengar hikayat tersebut, Abul Hakam berkata, "Aku tiba-tiba jadi teringat akan kematian, dan ingat
sabda Nabi, ‘Sesungguhnya mereka sedang disiksa dengan azab yang bisa didengar oleh binatang."'
Qs.3 Ali Imran:85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
Limpahan puji kehadirat Allah Yang Maha Luhur, Yang Maha melimpahkan kebahagiaan
sepanjang waktu dan zaman, sebelum zaman dicipta hingga zaman dicipta dan kemudian sirna,
setiap generasi terlahir dan wafat kesemuanya di dalam pengaturan Sang Maha Tunggal dan
Maha Abadi, samudera segenap ketentuan dan segala kejadian yang lalu dan yang akan datang
berada dalam samudera kelembutan-Nya, di dalam samudera kasih sayang-Nya. Sungguh Allah
subhanahu wata'ala sangat Maha Pengasih dan Maha Penyayang, seandainya Dia tidak berkasih
sayang dan mau menghukum hamba-Nya sebab kesalahan-kesalahan mereka, sebagaimana
firman-Nya:
اع ًة َواَل َ ك َعلَ ْي َها مِنْ دَ ا َّب ٍة َولَكِنْ ي َُؤ ِّخ ُر ُه ْم إِلَى أَ َج ٍل ُم َس ًّمى َفإِ َذا َجا َء أَ َجلُ ُه ْم اَل َيسْ َتأْ ِخر
َ ُون َس ُ اس ِب
َ ظ ْلم ِِه ْم َما َت َر َ َولَ ْو ي َُؤاخ ُِذ هَّللا ُ ال َّن
) 61 : ُون ( النحل َ َيسْ َت ْق ِدم
" Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya
di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai
kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi
mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula)
mendahulukannya" ( QS. An Nahl: 61)
Maka jika Allah mau menghukum manusia karena kesalahan yang mereka lakukan, maka
mereka tiadalah akan tersisa lagi di muka bumi ini, namun Allah menunda setiap nafas, setiap
detik, dan hari demi hari (agar kita bertobat) hingga waktu yang telah Allah tentukan, yaitu
sakaratul maut. Allah bersabar menanti kita, Allah bersabar untuk menunda siksa-Nya, dan tidak
mau menghukum kita, Allah siap melimpahkan kemuliaan hingga sepuluh kali lebih besar dari
kebaikan yang kita perbuat, bahkan hingga 70 kali lipat. Allah subhanahu wata'ala menuliskan
satu perbuatan dosa hanya dengan balasan satu dosa, namun perbuatan baik Allah akan
melipatgandakan balasannya dengan 10 kali pahala hingga 700 kali lebih besar, demikian dalam
riwayat Shahih Al Bukhari, bahkan dalam riwayat Shahih Muslim bahwa setiap kebaikan akan
dilipatgandakan balasannya 10 kali lebih besar hingga 700 kali dan lebih dengan kehendak Allah,
berarti cinta kita kepada Allah dibanding dengan cinta Allah kepada kita 10 kali lebih besar cinta
Allah kepada kita, bahkan 700 kali lebih besar dari cinta kita kepada Allah. Sekali kita beribadah
dan berbakti kepada Allah maka sepuluh kali Allah subhanahu wata'ala berbakti kepada kita,
maksudnya Allah berbakti kepada kita adalah mengganjar dan membalas dengan kebaikan,
menyambut dengan kehangatan, sebagaimana yang dijelaskan di dalam kitab Taujih An Nabiih
Limardhaati Baariih karangan guru mulia kita Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar bin
Muhammad bin Salim bin Hafidz, Allah subhanahu wata'ala berfirman dalam hadits qudsi:
ْ َيا َداوُ د َه ِذ ِه َر ْغ َبتِي، َّ َو َر ْغ َبتِيْ فِي إِنا َ َبت ِِه ْم لَطاَر ُْوا َش ْو ًقا إِلَي، َو َم َح َّبتِيْ فِيْ َت ْو َبت ِِه ْم، ياَدَ اوُ د لَ ْو َيعْ لَ ُم ْالم ُْد ِبر ُْو َن َع ِّنيْ َش ْوقِي لِ َع ْودَ ت ِِه ْم
؟... َّْف َت ُك ْونُ َم َح َّبتِيْ فِى ْال ُم ْق ِبلِي َْن َعلَي
َ َف َكي، فِى ْالم ُْد ِب ِري َْن َع ِّني
Apabila mereka yang terus berdosa dan berbuat salah memahami betapa rindunya Allah kepada
mereka apabila mereka mau kembali kepada kasih sayang dan keridhaan Allah, mau kembali
kepada jalan keluhuran dan meninggalkan kehinaan untuk mendekat kepada Allah, jika mereka
mengetahui betapa besarnya rindu Allah kepada mereka, betapa besarnya cinta Allah kepada
taubat mereka dan betapa hangatnya sambutan Allah untuk mereka yang mau kembali kepada-
Nya, jika mereka mengetahui hal itu sungguh mereka akan wafat di saat itu juga untuk menuju
kepada Allah karena tidak mampu menahan rindu kepada Allah, karena Allah telah
merindukannya, karena Allah telah mencintainya, maka mereka akan meninggalkan segenap
dosa dan tenggelam dalam taubat dan kerinduan kepada Allah. Kita tidak mengetahuinya,
namun paling tidak ada sedikit kefahaman di dalam jiwa dan sanubari bahwa ada Sang Maha
Abadi Yang menanti kita dengan kebahagiaan yang kekal, Yang menyiapkan cinta, rindu dan
sambutan hangat-Nya untuk mereka yang mau membenahi dirinya, maka berusahalah dan Allah
tidak memaksa lebih dari kemampuan kita.
3 karakter manusia
Dalam kehidupan ini manusia dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu:
1. Manusia yang Berprilaku dengan Akhlak Islamiah Ia adalah orang yang rajin beribadah
dan rajin ke masjid. Orang yang seperti ini harus di nomor satukan, karena mereka lebih dekat
dengan dakwah kita, sehingga tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan untuk mengajak
mereka pun tidak banyak kesulitan, insya Allah.
2. Manusia yang Berprilaku dengan Akhlak AsasiyahIa adalah orang yang tidak taat
beragama, tetapi tidak mau terang-terangan dalam berbuat maksiat karena ia masih
menghormati harga dirinya. Orang-orang semacam ini menempati urutan kedua.
3. Manusia yang Berprilaku dengan Akhlak JahiliahIa adalah orang yang bukan dari
golongan yang pertama atau kedua. Dialah orang yang tidak peduli terhadap orang lain, sedang
orang lain mencibirnya karena perbuatan dan perangainya yang jelek. Rasulullah SAW
bersabda,“Sesungguhnya sejelek-jelek tempat manusia disisi Allah pada hari kiamat adalah
orang yang ditinggalkan (dijauhi) masyarakatnya karena takut dengan kejelekannya.” (HR.
Bukhari dan Muslim)Golongan inilah yang disebut dalam sabda Rasulullah SAW sebagai,
“Sejelek-jelek teman bergaul!” (HR. Muslim)Orang-orang semacam ini menempati urutan
terakhir dalam prioritas dakwah fardiyah.Ada seseorang berdiri dibawah pohon apel yang
sedang berbuah lebat. Jika ia ingin memetik, ia terlebih dulu memetik buah yang dapat
dijangkau dengan tangannya. Jika sudah habis, dan tinggal yang paling atas, maka jika dapat
dijangkau buah itu akan dipetik dan kalau tidak, buah tersebut tidak akan terpetik.Bukan berarti
seorang da’I harus tetap berpegang dan terikat dengan urusan ini, karena kadangkala keadaan
bisa mengubah pandangannya dalam hal ini –dengan izin Allah- seperti yang terjadi pada Umar
bin Khathab ra., Khalid bin Walid ra., Amr bin Ash ra., dan yang lainnya.Ada seorang yang pergi
ke pantai untuk memancing ikan dengan membawa peralatan pancing. Menurut
pengalamannya, dengan peralatan yang ia bawa itu, hanya akan mendapatkan ikan-ikan kecil.
Tetapi pada saat itu ia terkejut karena mendapatkan ikan yang besar.Tatkala seorang da’I
melihat beberapa pemuda –yang wajah mereka menyiratkan ketaatan-- maka ia berkeinginan
untuk berkenalan dan mengajak mereka ke jalan dakwah.Yang perlu diperhatikan adalah dalam
mendekati mereka dibutuhkan langkah yang cermat, karena biasanya pemuda-pemuda ini
mempunyai seseorang yang mereka segani dan hormati. Jika seorang da’I dapat mendekati
orang tersebut, sangat dimungkinkan pemuda-pemuda itu mengikuti dakwah kita. Namun jika
pendekatan ini tidak berhasil, sebagai da’I ia tidak boleh putus asa. Ia harus mendekati salah
satu pemuda --diantara pemuda-pemuda tadi-- yang pemahamannya terhadap dakwah islamiah
lebih mantap, bergaul dengannya --dan juga yang lain-- dengan sabar dan penuh kasih sayang
tanpa menyinggung permasalahan yang dapat menyebabkan hubungan itu terganggu. Jika
--dengan izin Allah-- pemuda itu mau menerima ajakan kita, ini akan sangat membantu usaha
kita untuk mengajak teman-temannya yang lain.Pendekatan itu harus dilakukan dengan lemah
lembut. Kita harus menyadari bahwa kita tidak diwajibkan untuk menjadikan mereka semua
menerima ajakan kita, namun jika mereka semua menerima ajakan kita, itu adalah rahmat dari
Allah SWT. Hanya Dialah yang berhak memberikan hidayah. Allah SWT berfirman,
“Sesungguhnya kamu tidak akan memberikan petunjuk kepada orang yang kamu cintai, tetapi
Allah lah yang memberi hidayah kepada yang dikehendaki-Nya dan Allah lebih mengetahui
orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS. Al-Qashsh: 56)
Ayat ini menjelaskan bahwa walaupun kita memberikan segenap hati kita untuk mengajak
mad’u kita, tetapi hanya Allah-lah yang berhak membolak-balikkan hati orang tersebut.
Seorang tukang roti berdiri di depan forn (tempat pembakaran roti, sambil memasukan
potongan-potongan roti ke dalamnya. Setelah menunggu beberap saat, ia mengeluarkan roti
yang sudah matang dan membolak-balikan yang belum matang. Setiap kali ada roti yang sudah
matang, ia akan mengeluarkannya. Bisa dipastikan bahwa ada beberapa potong roti yang jatih
ke dalam api dan terbakar.
Inilah keadaan da’I tatkala berdakwah di masyarakat, ia memberi sekaligus menerima (give and
take). Suatu saat ia mendekat dan pada saat yang lain ia menjauh.
Ia akan memberi kepada setiap orang sebagaimana seorang dokter yang memberikan obat
dengan berlaku sabar. Setelah selang beberapa waktu, diantara mereka sudah ada yang tersinari
oleh cahaya iman (inilah roti yang matang), ada yang menyambut ajakan tersebut karena
perasaan takut, ada yang menyambut ajakan tersebut karena malu, ada yang bersikap angin-
anginan, ada pula yang menjauh, dan bahkan ada yang berlaku tidak baik kepada sang da’i.
Untuk menghadapi mereka itu, kita tidak boleh putus asa, tetapi harus terus berusaha sehingga
yang ditunggu-tunggu dapat di petik, disertai doa agar Allah membukakan hati mereka.
Adapun da’i yang menghabiskan waktunya hanya untuk satu orang dengan harapan agar orang
tersebut mau menerima ajakannya adalah tidak benar. Orang tersebut akan merasa bahwa
dirinya diajak dengan cara yang sangat berlebihan, sehingga ia akan berprasangka buruk, dan
bisa jadi ia akan lari dari ajakan itu, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Allah SWT.
Kaidah yang harus kita perhatikan: “Ambillah yang muda dan tinggalkan yang sulit, jika ada yang
mudah”.
) حديث حسن صحيح:" (رواه الترمذي وقال.اس ِب ُخلُ ٍق َح َس ٍن َ َوأَ ْت ِب ِع ال َّس ِّي َئ َة ْا
َ َو َخال ِِق ال َّن،لح َس َن َة َت ْم ُح َها
Dari Abu Dzarr, dia berkata, Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam bersabda, “Takutlah kepada
Allah di manapun kamu berada dan iringilah (balaslah) keburukan dengan kebaikan niscaya dia
akan menghapusnya serta pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR.at-Turmudzy :
Hadîts Hasan Shahîh)
Wahai Alloh, wahai Yang Maha Mendengar, inilah kami, diri yang tubuhnya
kotor berlumur dosa, yang hidupnya berselimut aib, kini berada di
hadapan-Mu. Ampuni Ya Alloh sebusuk apapun kehidupan yang pernah kami lalui.
Ampuni sebanyak apapun dosa-dosa yang melumuri tubuh kami, hapuskan Ya
Alloh, segelap apapun masa lalu kami.
Ya Alloh, wahai Yang Maha Pengampun, kami datang kepada-Mu Ya Alloh, kami
ingin hidup kami berubah. Gantikan segala kebusukan kami menjadi kesucian
dalam pandangan-Mu, gantikan segala kegelapan dengan cahaya-Mu Ya Alloh,
gantikan segala kedzaliman kami menjadi hidayah taufik-Mu, gantikan Ya Alloh
segala kehinaan kami dengan kemuliaan di sisi-Mu.
Ya Alloh, ampuni dan selamatkan Ibu-Bapak kami Ya Alloh, kami mohon di hari
mustajabnya doa ini Ya Alloh, selamatkan Ibu-Bapak kami. Apalagi yang dapat
kami lakukan Ya Alloh, beri Hidayah dan Taufik Mu Ya Alloh. Jadikan mereka
orang yang soleh sampai akhir hayat, jadikan akhir hayatnya Khusnul
Khotimah, lapangkan kuburnya, jadikan ahli surga -Mu, Ya Alloh selamatkan
dan ampuni orang tua kami Ya Alloh.
Ampuni Ya Alloh, para suami yang pernah mendzalimi istri dan anak-anaknya.
Juga ampuni para istri yang telah mengkhianati keluarganya. Ampuni jikalau
kami salah mendidik keluarga dan anak-anak kami Ya Alloh. Utuhkan kami di
dunia mulia, utuhkan kami di Surga-Mu, Ya Alloh.
Tolonglah bangsa kami Ya Alloh, telah terlalu lama bangsa kami terhina.
Bangkitkan ummat Mu Ya Alloh, karuniakan para pemimpin yang Engkau ridhoi,
jauhkan dari para pemimpin yang Engkau murkai.
Ya Alloh terimalah haji kami ini Ya Alloh, terimalah haji kami ini Ya Alloh,
kami belum tentu kembali ke tempat ini Ya Alloh, jadikan tempat ini menjadi
saksi di akhirat Ya Alloh, undang keluarga kami Ya Alloh, undang
sahabat-sahabat kami Ya Alloh, undang sebanyak-banyaknya hamba-hamba-Mu Ya
Alloh.
Ya Alloh hanya Engkaulah tempat kembali kami, hanya Engkaulah Yang Maha Tahu
sisa umur kami, berikan kesempatan bagi kami Ya Alloh, untuk mempersembahkan
yang terbaik dari hidup ini agar bermanfaat bagi orang lain.
“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan2 dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita
shalihah.” (HR. Muslim no. 1467)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Umar ibnul Khaththab radhiallahu
'anhu:
َ أَالَ أ ُ ْخ ِب َر
َ إِ َذا َن َظ َر إِلَ ْي َها َسرَّ ْت َه َوإِ َذا أَ َم َر َها أَ َطا َع ْت َه َوإِ َذا غ، اَ ْل َمرْ أَةُ الصَّال َِح ُة،ُك ِب َخي ِْر َما َي ْك ِن ُز ْال َمرْ ء
َاب َع ْن َها َحف َِظ ْت َه
“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu
istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya3, bila diperintah4 akan mentaatinya5,
dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil
rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)
Berkata Al-Qadhi ‘Iyyadh rahimahullah: “Tatkala Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menerangkan
kepada para sahabatnya bahwa tidak berdosa mereka mengumpulkan harta selama mereka
menunaikan zakatnya, beliau memandang perlunya memberi kabar gembira kepada mereka
dengan menganjurkan mereka kepada apa yang lebih baik dan lebih kekal yaitu istri yang
shalihah yang cantik (lahir batinnya) karena ia akan selalu bersamamu menemanimu. Bila
engkau pandang menyenangkanmu, ia tunaikan kebutuhanmu bila engkau membutuhkannya.
Engkau dapat bermusyawarah dengannya dalam perkara yang dapat membantumu dan ia akan
menjaga rahasiamu. Engkau dapat meminta bantuannya dalam keperluan-keperluanmu, ia
mentaati perintahmu dan bila engkau meninggalkannya ia akan menjaga hartamu dan
memelihara/mengasuh anak-anakmu.” (‘Aunul Ma‘bud, 5/57)
“Empat perkara termasuk dari kebahagiaan, yaitu wanita (istri) yang shalihah, tempat tinggal
yang luas/ lapang, tetangga yang shalih, dan tunggangan (kendaraan) yang nyaman. Dan empat
perkara yang merupakan kesengsaraan yaitu tetangga yang jelek, istri yang jelek (tidak
shalihah), kendaraan yang tidak nyaman, dan tempat tinggal yang sempit.” (HR. Ibnu Hibban
dalam Al-Mawarid hal. 302, dishahihkan Asy-Syaikh Muqbil dalam Al-Jami’ush Shahih, 3/57 dan
Asy-Syaikh Al Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 282)
Ketika Umar ibnul Khaththab radhiallahu 'anhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam: “Wahai Rasulullah, harta apakah yang sebaiknya kita miliki?”
Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:
لِ َي َّتخ ِْذ أَ َح ُد ُك ْم َق ْلبًا َشاكِرً ا َول َِسانا ً َذاكِرً ا َو َز ْو َج ًة م ُْؤ ِم َن ًة ُت ِعيْنُ أَ َح َد ُك ْم َعلَى أَ ْم ِر اآلخ َِر ِة
“Hendaklah salah seorang dari kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa
berdzikir dan istri mukminah yang akan menolongmu dalam perkara akhirat.” (HR. Ibnu Majah
no. 1856, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah no. 1505)
Cukuplah kemuliaan dan keutamaan bagi wanita shalihah dengan anjuran Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bagi lelaki yang ingin menikah untuk mengutamakannya dari yang selainnya.
“Wanita itu dinikahi karena empat perkara yaitu karena hartanya, karena keturunannya, karena
kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang punya agama, engkau
akan beruntung.” (HR. Al-Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1466)
Empat hal tersebut merupakan faktor penyebabdipersuntingnya seorang wanita dan ini
merupakan pengabaran berdasarkan kenyataan yang biasa terjadi di tengah manusia, bukan
suatu perintah untuk mengumpulkan perkara-perkara tersebut, demikian kata Al-Imam Al-
Qurthubi rahimahullah. Namun dzahir hadits ini menunjukkan boleh menikahi wanita karena
salah satu dari empat perkara tersebut, akan tetapi memilih wanita karena agamanya lebih
utama. (Fathul Bari, 9/164)
ِ ت ال ِّدي
Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “( ْن ْ ) َف, maknanya: yang sepatutnya bagi
ِ اظ َفرْ ِب َذا
seorang yang beragama dan memiliki muruah (adab) untuk menjadikan agama sebagai petunjuk
pandangannya dalam segala sesuatu terlebih lagi dalam suatu perkara yang akan tinggal lama
bersamanya (istri). Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk
mendapatkan seorang wanita yang memiliki agama di mana hal ini merupakan puncak
keinginannya.” (Fathul Bari, 9/164)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata: “Dalam hadits ini ada anjuran untuk berteman/
bersahabat dengan orang yang memiliki agama dalam segala sesuatu karena ia akan mengambil
manfaat dari akhlak mereka (teman yang baik tersebut), berkah mereka, baiknya jalan mereka,
dan aman dari mendapatkan kerusakan mereka.” (Syarah Shahih Muslim, 10/52)
ُ ب ِب َما َح ِف َظ هَّللا
ِ ات ل ِْل َغ ْي
ٌ ات َحا ِف َظ
ٌ ات َقا ِن َت
>ُ َفالصَّال َِح
“Wanita (istri) shalihah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada
dikarenakan Allah telah memelihara mereka.” (An-Nisa: 34)
Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan di antara sifat wanita shalihah adalah taat kepada
Allah dan kepada suaminya dalam perkara yang ma‘ruf6 lagi memelihara dirinya ketika
suaminya tidak berada di sampingnya.
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa‘di rahimahullah berkata: “Tugas seorang istri adalah
menunaikan ketaatan kepada Rabbnya dan taat kepada suaminya, karena itulah Allah
berfirman: “Wanita shalihah adalah yang taat,” yakni taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala,
“Lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada.” Yakni taat kepada suami mereka bahkan
ketika suaminya tidak ada (sedang bepergian, pen.), dia menjaga suaminya dengan menjaga
dirinya dan harta suaminya.” (Taisir Al-Karimir Rahman, hal.177)
ت َوأَ ْب َكارً ا
ٍ ت َث ِّي َبا
>ٍ ت سآئ َِحا
ٍ ت َع ِاب َدا ٍ ت َقا ِن َتا
ٍ ت تآ ِئ َبا >ٍ َع َسى َر ُّب ُه إِنْ َطلَّ َق ُكنَّ أَنْ ُي ْب ِدلَ ُه أَ ْز َواجً ا َخيْرً ا ِم ْن ُكنَّ مُسْ لِ َما
ٍ ت م ُْؤ ِم َنا
“Jika sampai Nabi menceraikan kalian,7 mudah-mudahan Tuhannya akan memberi ganti
kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kalian, muslimat, mukminat, qanitat,
taibat, ‘abidat, saihat dari kalangan janda ataupun gadis.” (At-Tahrim: 5)
Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan beberapa sifat istri yang shalihah yaitu:
ِ ْاد ُخلِي ْال َج َّن َة مِنْ أَيِّ أَب َْوا: قِ ْي َل لَ َها،ت َز ْو َج َها
ب ْ َوأَ َطا َع،ت َفرْ َج َها
ْ َو َحف َِظ،ت َشه َْر َها
ْ صا َم َ ت ْال َمرْ أَةُ َخم
َ َو،ْس َها ِ َّصل
َ إِ َذا
ت ْ َّ ْ
ِ ال َجن ِة شِ ئ
“Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga
kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah engkau
ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai.” (HR. Ahmad 1/191,
dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’ no. 660, 661)
Dari dalil-dalil yang telah disebutkan di atas, dapatlah kita simpulkan bahwa sifat istri
yang shalihah adalah sebagai berikut:
1. Mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan mempersembahkan
ibadah hanya kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya dengan
sesuatupun.
2. T unduk kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala, terus menerus
dalam ketaatan kepada-Nya dengan banyak melakukan ibadah seperti
shalat, puasa, bersedekah, dan selainnya. Membenarkan segala
perintah dan larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
3. Menjauhi segala perkara yang dilarang dan menjauhi sifat-sifat yang
rendah.
4. Selalu kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan bertaubat
kepada-Nya sehingga lisannya senantiasa dipenuhi istighfar dan dzikir
kepada-Nya. Sebaliknya ia jauh dari perkataan yang laghwi, tidak
bermanfaat dan membawa dosa seperti dusta, ghibah, namimah, dan
lainnya.
5. Menaati suami dalam perkara kebaikan bukan dalam bermaksiat kepada
Allah Subhanahu wa Ta'ala dan melaksanakan hak-hak suami sebaik-
baiknya.
6. Menjaga dirinya ketika suami tidak berada di sisinya. Ia menjaga
kehormatannya dari tangan yang hendak menyentuh, dari mata yang
hendak melihat, atau dari telinga yang hendak mendengar. Demikian
juga menjaga anak-anak, rumah, dan harta suaminya.
Sifat istri shalihah lainnya bisa kita rinci berikut ini berdasarkan dalil-dalil yang
disebutkan setelahnya:
1. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya.
َ ت َح َّتى َت
،ض َع َي َد َها فِي َي ِد َز ْو ِج َها َ ِ الَّتِى إِ َذا غَ ض،أَالَ أ ُ ْخ ِب ُر ُك ْم ِبن َِسا ِئ ُك ْم مِنْ أَهْ ِل ْال َج َّنةِ؟ اَ ْل َود ُْو ُد ْال َولُ ْو ُد ْال َعؤُ ْو ُد َعلَى َز ْو ِج َها
>ْ ب َجا َء
ضىَ ْوق غَضْ مًا َح َّتى َتر ُ الَ أَ ُذ:َو َتقُ ْو ُل
“Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri
yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya
marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya
berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no.
257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)
“Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu
dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.” (HR.
Ahmad 6/456, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Adabuz Zafaf (hal. 63) menyatakan ada
syawahid (pendukung) yang menjadikan hadits ini shahih atau paling sedikit hasan)
4. Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya
memandang akan menyenangkannya.
َ أَالَ أ ُ ْخ ِب َر
َ إِ َذا َن َظ َر إِلَ ْي َها َسرَّ ْت َه َوإِ َذا أَ َم َر َها أَ َطا َع ْت َه َوإِ َذا غ، اَ ْل َمرْ أَةُ الصَّال َِح ُة،ُك ِب َخي ِْر َما َي ْك ِن ُز ْال َمرْ ء
َاب َع ْن َها َحف َِظ ْت َه
“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu
istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan
bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil
rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)
5. Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan
dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta‘
(bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan.
الَ َي ِح ُّل ل ِْل َمرْ أَ ِة أَنْ َتصُو َم َو َز ْو ُج َها َشا ِه ٌد إِالَّ ِبإِ ْذ ِن ِه
“Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang
bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)
6. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, karena
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum
wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?”
Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya.
Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri)
setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia
berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan
Muslim no. 907)
“Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya padahal
dia membutuhkannya.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no.
289)
7. Bersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa
alasan yang syar‘i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia tahu dan takut terhadap
berita Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:
ضى َع ْن َها
َ ِْطا َعلَ ْي َها َح َّتى َير َ َوالَّذِي َن ْفسِ ي ِب َي ِد ِه َما مِنْ َرج ٍُل َي ْدعُو امْ َرأَ َت ُه إِلَى ف َِراشِ ِه َف َتأْ َبى َعلَ ْي ِه إِالَّ َك
ً ان الَّذِي فِي ال َّس َما ِ>ء َساخ
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke
tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya
hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436)
“Apabila seorang istri bermalam dalam keadaan meninggalkan tempat tidur suaminya, niscaya
para malaikat melaknatnya sampai ia kembali (ke suaminya).” (HR. Al-Bukhari no. 5194 dan
Muslim no. 1436)
Demikian yang dapat kami sebutkan dari keutamaan dan sifat-sifat istri shalihah, mudah-
mudahan Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi taufik kepada kita agar dapat menjadi wanita
yang shalihah, amin.
"Maka tidaklah menjadi peTUNJUK bagi mereka (kaum musyrikin) berapa banyaknya Kami
memBINASAkan umat-umat SEBELUM mereka, padahal mereka berJALAN (di bekas-bekas) tempat
TINGGAL umat-umat itu? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang
berAKAL." (QS. Thaahaa, 20: 128) !
"Maka masing-masing (mereka itu) Kami SIKSA disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang
Kami timpakan kepadanya HUJAN BATU kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa dengan SUARA
yang KERAS yang mengGUNTUR, dan di antara mereka ada yang Kami BENAMkan ke dalam bumi, dan di
antara mereka ada yang Kami TENGGELAMkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak mengANIAYA mereka,
akan tetapi MEREKAlah yang mengANIAYA diri mereka sendiri." (QS. Al 'Ankabuut, 29: 40) !
Sahabat .
Ummat Nabi Muhammad berBEDA dengan ummat Nabi terdahulu,
Ummat terdahulu langsung mendapat BALASAN di DUNIA...
Tetapi Ummat Nabi Muhammad (sekarang) diberi TANGGUH...,
Jadi jangan BANGGA bila berbuat DOSA...
Dan Allah masih membukakan pintu-pintu RIZKI.
Jangan BANGGA bila berbuat DOSA...
Dan Allah masih memberikan keSEHATan BADAN.
Jangan BANGGA bila berbuat DOSA...
Dan Allah tidak memperLIHATkan DOSA-DOSA semasa di DUNIA.
Jangan BANGGA bila berbuat DOSA...
Dan Allah tidak mengHUKUMnya di DUNIA.
ٌِين َك َفرُوا أَ َّن َما ُنمْ لِي َل ُه ْم َخ ْي ٌر أِل َ ْن ُفسِ ِه ْم إِ َّن َما ُن ْملِي لَ ُه ْم ِل َي ْزدَادُوا إِ ْثمًا َولَ ُه ْم َع َذابٌ م ُِهين
َ َواَل َيحْ َسبَنَّ الَّذ
“ Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian TANGGUH kami kepada
mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah
supaya berTAMBAH-TAMBAH DOSA mereka; dan bagi mereka ADZAB yang mengHINAkan.” (QS. Ali
Imran : 178)
ٍ ِين ا َّت َق ْوا َف ْو َق ُه ْم َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة َوهَّللا ُ َيرْ ُز ُق َمنْ َي َشا ُء ِبغَ ي ِْر ِح َسا
ب َ ِين آَ َم ُنوا َوالَّذ َ ِين َك َفرُوا ْال َح َياةُ ال ُّد ْن َيا َو َيسْ َخر
َ ُون م َِن الَّذ َ ُزي َِّن لِلَّذ
“Kehidupan DUNIA dijadikan INDAH dalam pandangan orang-orang KAFIR, dan mereka memandang
HINA orang-orang yang berIMAN. Padahal orang-orang yang berTAKWA itu lebih MULIA daripada
mereka di HARI KIAMAT. Dan Allah memberi RIZKI kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa
batas.” (QS. Al Baqarah : 212)
Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (berIMAN)
hendaklah ia berIMAN, dan barangsiapa yang ingin (KAFIR) biarlah ia KAFIR". Sesungguhnya Kami telah
sediakan bagi orang-orang ZHALIM itu NERAKA, yang GEJOLAKnya MENGEPUNG mereka. Dan jika
mereka meminta MINUM, niscaya mereka akan diberi MINUM dengan AIR seperti BESI yang menDIDIH
yang mengHANGUSkan muka. Itulah MINUMan yang paling BURUK dan TEMPAT ISTIRAHAT yang PALING
JELEK.” (QS Al-Kahfi :29)
Menangislah ...!!!
"Andai kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak
menangis."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Indahnya hidup dengan celupan iman. Saat itulah terasa bahwa dunia bukan segala-galanya. Ada yang
jauh lebih besar dari yang ada di depan mata. Semuanya teramat kecil dibanding dengan balasan dan
siksa ALLAH Subhaanahu wa ta'ala.
1. Menyadari bahwa dosa diri tak akan terpikul di pundak orang lain
Siapa pun kita, jangan pernah berpikir bahwa dosa-dosa yang telah dilakukan akan terpikul di pundak
orang lain.
Siapa pun!! Pemimpinkah, tokoh yang punya banyak pengikutkah, orang kayakah??! Semua kebaikan
dan keburukan akan kembali ke pelakunya.
Maha Benar ALLAH dengan firman-NYA dalam surah Al-An'am [6] ayat 164:
".....DIA adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan
kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa
orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-NYA kepadamu apa yang
kamu perselisihkan."
Apa yang kita dapatkan pun tak lebih dari anugerah ALLAH yang tersalur lewat lingkungan. Kita pandai
karena orang tua menyekolahkan kita. Seperi itulah sunnatullah yang menjadi kelaziman bagi setiap
orang tua. Kekayaan yang kita peroleh bisa berasal dari warisan orang tua atau karena berkah
lingkungan yang lagi-lagi ALLAH titipkan buat kita. Kita begitu faqir di hadapan ALLAH Subhaanahu wa
ta'ala.
Seperti itulah ALLAH nyatakan dalam surah Faathir [35] ayat 15 sampai 17:
"Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada ALLAH; dan ALLAH DIA lah yang Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.
Jika DIA menghendaki, niscaya DIA musnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk
menggantikan kamu).
Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi ALLAH."
3. Menyadari bahwa surga tak akan termasuki hanya dengan amal yang sedikit
Mungkin, pernah terangan-angan dalam benak kita bahwa sudah menjadi kemestian kalau ALLAH akan
memasukkan kita kedalam surga.
Pikiran itu mengalir lantaran merasa diri telah begitu banyak beramal. Siang malam, tak henti-hentinya
kita menunaikan ibadah. "Pasti, pasti saya akan masuk surga," begitulah keyakinan diri itu muncul
karena melihat amal diri sudah lebih dari cukup.
Namun, ketika perbandingan nilai dilayangkan jauh ke generasi sahabat Rasulullah, kita akan melihat
pemandangan lain. Bahwa, para generasi sekaliber sahabat pun tidak pernah aman kalau mereka pasti
masuk surga. Dan seperti itulah dasar pijakan mereka ketika ada order-order baru yang diperintahkan
Rasulullah.
Begitulah ketika turun perintah hijrah. Mereka menatap segala bayang-bayang suram soal sanak
keluarga yang ditinggal, harta yang pasti akan disita, dengan satu harapan: 'ALLAH pasti akan
memberikan balasan yang terbaik'. Dan itu adalah pilihan yang tak boleh disia-siakan. Begitu pun ketika
secara tidak disengaja, ALLAH mempertemukan mereka dengan pasukan yang 3 kali lebih banyak dalam
daerah yang bernama Badar. Dan taruhan saat itu bukan hal sepele: 'nyawa'. Lagi-lagi, semua itu mereka
tempuh demi menyongsong investasi besar, meraih surga.
"Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari isteri dan anak-anaknya.
Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya." (QS. 'Abasa
[80]: 34-37).
Mulailah bayang-bayang pedihnya siksa neraka tergambar jelas. Kematian di dunia cuma sekali.
Sementara, di neraka orang tidak pernah mati. Selamanya merasakan pedihnya siksa. Terus, dan
selamanya.
***********************************
Menagislah sekarang juga!!
Karena...
Orang yang sakit jiwa semakin membludak.
Mereka bangga berbuat dosa.
Mereka bangga mempertontonkan 'aib'.
Dan mereka bangga kalau perbuatan maksiat yang mereka lakukan dapat di konsumsi publik.
Itulah realitas kehidupan di dunia yang telah ALLAH tetapkan pada semua manusia tanpa terkecuali,
dahulu, sekarang dan yang akan datang.
Apakah ia presiden, raja, rakyat jelata, kaya, miskin, berilmu, jahil, jendral, kopral, bangsa Asia, Eropa,
Amerika, Timur, Barat, Kutub Utara dan Selatan, wanita maupun pria.
Ajal masing-masing sudah dibatasi, kendati angan-angannya jauh melebihi ajalnya.
Kendati demikian, manusia sering melupakan ajal (batas jatah hidup di dunia) yang pasti itu.
Karena tergiur kepentingan-kepentingan duniawi yang serba tidak pasti dan menipu.
Persis seperti tergiurnya para penjudi yang setiap saat mengharapkan keberuntungan.
Dengan menangis membuat kita menjadi lebih lega setelah mengalami proses kehidupan.
Dengan menangis membuat kita menjadi tabah.
Dan dengan menangis membuat kita menjadi sadar bahwa semuanya telah terjadi, dan kita harus tabah
menerima semuanya.
Namun....
Tetaplah semangat menghadapi kehidupan.
Biarlah airmata mengalir sesaat dan kemudian tergantikan dengan semangat.
Untuk melanjutkan sebuah cita-cita peradaban dan kemenangan.
Di jalan yang lurus demi menggapai ridha ALLAH Subhaanahu wa ta'ala.
Bakti dgn Orang Tua
Berbakti kepada orang tua menempati posisi yang tinggi didalam islam. Hal itu ditunjukkan
dengan perintah berbuat baik kepadanya mengikuti perintah beribadah hanya kepada Allah swt saja,
seperti disebutkan didalam firman-Nya.
Artinya : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al Isra : 23)
Berbuat baik kepada orang tua tidak hanya dilakukan ketika dia masih hidup akan tetapi juga setelah dia
meninggal dunia. Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Usaid Malik bin Rabi'ah As Sa'idi ia berkata,
"Ketika kami sedang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba ada seorang laki-laki dari
bani Salamah datang kepada beliau.
Laki-laki bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah masih ada ruang untuk aku berbuat baik kepada kedua
orang tuaku setelah mereka meninggal?" beliau menjawab: "Ya. Mendoakan dan memintakan ampunan
untuk keduanya, melaksanakan wasiatnya, menyambung jalinan silaturahim mereka dan memuliakan
teman mereka." Meskipun hadits ini lemah namun dalam hal ini bisa diamalkan.
Beberapa perbuatan baik yang bisa dilakukan terhadap orang tua yang telah meninggal dunia,
diantaranya :
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla akan mengangkat derajat seorang hamba yang shalih di
surga, hamba itu kemudian berkata; 'Wahai Rabb, dari mana semua ini? ' maka Allah berfirman; 'Dari
istighfar anakmu.'"
Diantara bentuk-bentuk doa dan permohonan ampunan tersebut adalah :
ْ َِّرب
َّاغفِرْ لِي َول َِوالِدَي
Artinya : “Dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua
telah mendidik aku waktu kecil".
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari dari Jubair bin Nufair ia mendengarnya berkata, saya mendengar
Auf bin Malik berkata; Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menshalatkan jenazah, dan
saya hafal do'a yang beliau ucapkan: "ALLAHUMMAGHFIR LAHU WARHAMHU WA 'AAFIHI WA'FU 'ANHU
WA AKRIM NUZULAHU WA WASSI' MUDKHALAHU WAGHSILHU BILMAA`I WATS TSALJI WAL BARADI WA
NAQQIHI MINAL KHATHAAYAA KAMAA NAQQAITATS TSAUBAL ABYADLA MINAD DANASI WA ABDILHU
DAARAN KHAIRAN MIN DAARIHI WA AHLAN KHAIRAN MIN AHLIHI WA ZAUJAN KHAIRAN MIN ZAUJIHI
WA ADKHILHUL JANNATA WA A'IDZHU MIN 'ADZAABIL QABRI AU MIN 'ADZAABIN NAAR
(Ya Allah, ampunilah dosa-dosanya, kasihanilah ia, lindungilah ia dan maafkanlah ia, muliakanlah tempat
kembalinya, lapangkan kuburnyak, bersihkanlah ia dengan air, salju dan air yang sejuk. Bersihkanlah ia
dari segala kesalahan, sebagana Engkau telah membersihkan pakaian putih dari kotoran, dan gantilah
rumahnya -di dunia- dengan rumah yang lebih baik -di akhirat- serta gantilah keluarganya -di dunia-
dengan keluarga yang lebih baik, dan pasangan di dunia dengan yang lebih baik. Masukkanlah ia ke
dalam surga-Mu dan lindungilah ia dari siksa kubur atau siksa api neraka)." Hingga saya berangan
seandainya saya saja yang menjadi mayit itu.
2. Melaksanakan wasiatnya selama wasiat tersebut tidak memerintahkan kemaksiatan terhadap Allah
swt dan tidak bertentangan dengan hukum syariat, sebagaimana firman Allah swt :
Imam Bukhori meriwayatkan dari Ibnu 'Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Mendengar dan taat adalah haq (kewajiban) selama tidak diperintah berbuat maksiat. Apabila
diperintah berbuat maksiat maka tidak ada (kewajiban) untuk mendengar dan taat".
3. Menghubungkan tali silaturahim orang tua anda yang telah meninggal serta berbuat baik kepada
tema-teman dan kerabatnya.
Imam Muslim meriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Umar bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya kebajikan yang utama ialah apabila seseorang melanjutkan hubungan (silaturrahim)
dengan keluarga sahabat baik ayahnya." Didalam hadits ini terdapat keutamaan menghubungkan
silaturahim kawan-kawan ayah yang telah meninggal, berbuat baik dan memuliakan mereka.
Kaum muslimin telah bersepakat bahwa sedekah mengatasnamakan orang yang sudah meninggal maka
hal itu akan sampai kepadanya, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhori dari 'Aisyah bahwa ada seorang
laki-laki berkata, kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam: "Ibuku meninggal dunia dengan mendadak,
dan aku menduga seandainya dia sempat berbicara dia akan bersedekah. Apakah dia akan memperoleh
pahala jika aku bersedekah untuknya (atas namanya)?". Beliau menjawab: "Ya, benar".
Kenapa tidak sholat jammah
Sebagian besar masjid-masjid kaum muslimin saat ini kita lihat kosong dari jama’ah.
Pemandangan ini hampir merata kita temui di setiap tempat, baik di desa maupun di kota. Inilah buah
dari kekurangfahaman mereka dalam ilmu syariat, khususnya yang berkaitan dengan hukum sholat
berjama’ah. Sehingga bila kita tanyakan kepada seseorang, “Mengapa tidak sholat di masjid, kok malah
sholat di rumah?”, boleh jadi ia menjawab, “Ah, itu kan cuma sunnah saja…” Subhanalloh!!, semoga
Alloh memahamkan kepada kaum muslimin tentang syariat yang mulia ini.
Apa Hukum Sholat Berjama’ah?Ketahuilah, bahwa pendapat yang benar dalam masalah ini ialah sholat
berjamaah itu wajib (bagi laki-laki, adapun bagi kaum wanita, sholat di rumah lebih baik daripada sholat
di masjid walaupun secara berjama’ah). Inilah pendapat yang disokong oleh dalil dalil yang kuat dan
merupakan pendapat jumhur ulama dari kalangan sahabat dan tabi’in, serta para imam madzhab
(Kitabus Sholat karya Ibnul Qoyyim).Perintah Alloh Ta’ala Untuk Sholat Berjamaah dan Ancaman Nabi
Yang Sangat Keras Bagi Yang Meninggalkannya“Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah
bersama orang-orang yang ruku’ (dalam keadaan berjamaah).” (Al Baqoroh: 43). Perhatikanlah wahai
saudaraku, konteks kalimat dalam ayat ini adalah perintah, dan hukum asal perintah adalah wajib.
Rosululloh telah bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku yang ada di tangan-Nya, ingin kiranya aku
memerintahkan orang-orang untuk mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku perintahkan mereka
untuk menegakkan sholat yang telah dikumandangkan adzannya, lalu aku memerintahkan salah seorang
untuk menjadi imam, lalu aku menuju orang-orang yang tidak mengikuti sholat jama’ah, kemudian aku
bakar rumah-rumah mereka.” (HR. Bukhori)Hadits di atas menunjukkan wajibnya (fardhu ain) sholat
berjama’ah, karena jika sekedar sunnah niscaya beliau tidak sampai mengancam orang yang
meninggalkannya dengan membakar rumah.
Rosululloh tidak mungkin menjatuhkan hukuman semacam ini pada orang yang meninggalkan fardhu
kifayah, karena sudah ada orang yang melaksanakannya. (Fathul Bari karya Ibnu Hajar Al
Asqolani)Diriwayatkan dari Abu Huroiroh, seorang lelaki buta datang kepada Rosululloh dan berkata,
“Wahai Rosululloh, saya tidak memiliki penunjuk jalan yang dapat mendampingi saya untuk mendatangi
masjid.” Maka ia meminta keringanan kepada Rosululloh untuk tidak sholat berjama’ah dan agar
diperbolehkan sholat di rumahnya. Kemudian Rosululloh memberikan keringanan kepadanya. Namun
ketika lelaki itu telah beranjak, Rosululloh memanggilnya lagi dan bertanya, “Apakah kamu mendengar
adzan?”, Ia menjawab, “Ya”, Rosululloh bersabda, “Penuhilah seruan (adzan) itu.” (HR. Muslim).
Perhatikanlah, jika untuk orang buta saja yang tidak memiliki penunjuk jalan itu tidak ada rukhsoh
(keringanan) baginya, maka untuk orang yang normal lebih tidak ada rukhsoh lagi baginya.” (Al Mughni
karya Ibnu Qudamah).Hanya Munafik Saja Yang Sengaja Meninggalkan Sholat Jama’ah.Sahabat besar
Ibnu Mas’ud rodhiyallohu’anhu berkata tentang orang-orang yang tidak hadir dalam sholat jama’ah:
“Telah kami saksikan (pada zaman kami), bahwa tidak ada orang yang meninggalkan sholat berjama’ah
kecuali orang munafik yang telah diketahui kemunafikannya atau orang yang sakit”. Lalu bagaimana
seandainya Ibnu Mas’ud hidup di zaman kita sekarang ini, apa yang akan beliau katakan???(Disarikan
oleh Abu Hudzaifah Yusuf dari terjemah kitab Sholatul Jama’ah Hukmuha wa Ahkamuha karya Dr. Sholih
bin Ghonim As-Sadlan)
Salah Ke Bercinta?
Hati remaja dan para pelajar selalu berkata, apakah salah kami bercinta? Rasa cinta memang tidak salah.
Ia adalah fitrah semulajadi (instinct) yang ALLAH SWT kurniakan kepada setiap manusia. Ingin bercinta
dan dicintai adalah instinct. Jiwa manusia memerlukan cinta seperti jasad perlukan makanan. Oleh
kerana cinta adalah fitrah, maka tentulah tidak salah merasainya. Namun ALLAH tidak kurniakan cinta
secara polos begitu saja. Dia juga pencipta peraturan cinta demi menjaga kemurniaannya. Peraturan
inilah yang kerap dilanggar.
Rasa cinta tidak salah tetapi kesalahan selalu berlaku sewaktu menjalin hubungan cinta. Di sinilah
selalunya remaja terjebak kepada kesalahan yang terlarang. Cinta terlarang adalah cinta yang menafikan
peraturan yang telah ditetapkan oleh ALLAH swt. Ketika itulah FITRAH telah menjadi FITNAH. Bila
kehendak semulajadi tidak disalurkan atau diisi mengikut peraturan maka akan berlakulah kekalutan
dan kemusnahan. Mengapakah perlu ada peraturan cinta? Jawabnya kerana ALLAH swt mencintai
manusia hambaNYA. Allah inginkan keselamatan dan kesejahteraan buat manusia melaksanakan
keinginan fitrah semulajadinya. Keinginan tanpa peraturan akan menyebabkan banyak kemusnahan.
Begitulah hubungan cinta hubungan cinta yang terlarang akan membawa banyak implikasi negatif dalam
kehidupan. Pengalaman sudah pun mengajar kita bahawa jangan sesekali bermain cinta, nanti terbakar
diri. Sudah banyak tragedi yang berlaku akibat hubungan cinta yg membelakangkan Tuhan!
Hubungan cinta jangan dicemari oleh sebarang tindakan menyalahi syariat. Lebih banyak perlanggaran
hukum berlaku, lebih tinggilah risiko kemusnahan yang akan berlaku. Jangan kuat tertipu dengan pesona
cinta yang dihiasi dengan pelbagai janji dan sumpah setia. Jangan kita mabuk dengan rindu dan asyik
yang membuai dan melenakan. Seteguk kita minum dari kendi cinta terlarang, racunnya akan meresap
membunuh akal, jiwa dan perasaan. Pada ketika itulah cinta dikatakan buta. Maka butalah mata hati
dan mata kepala sehingga seseorang aka menjadi hamba kepada sesiapa yang dicintainya. Ketika itu hati
tidak nampak yang lain kecuali apa yang dicintainya. Lupalah diri pada pencipta cinta kerana terlalu asyik
dengan cinta yang dikurniakaNya. Bagaimanakah pula perasaan kita agaknya jika seseorang itu begitu
leka dengan hadiah yang diberikan hingga terlupa bersalaman dan berterima kasih dengan pemberinya?
Soalnya bagaimana?
Iringilah dengan niat untuk berkahwin kerana berkahwin itu lebih memudahkan seorang lelaki atau
seorang perempuan menyempurnakan agamanya.
Sabda Rasulullah saw:
"Apabila seseorang itu berkahwin, sempurnalah separuh agamanya, tinggal lagi separuh untuk
disempurnakannya" . *
Semoga perkahwinan yang dibina adalah semata-mata kerana ALLAH, dengan tujuan untuk membina
rumahtangga muslim, melahirkan keturunan soleh dan solehah, keluarga yang sanggup memikul
amanah & dapat melaksanakan segala hukum dan perintah ALLAH swt. Semoga dengan perkahwinan itu
juga akan dapat menjaga pandangannya, kehormatan dirinya serta hati dan juga perasaannya supaya
sentiasa tunduk dan takut pada ALLAH swt, di samping dapat beribadat dan bertaqwa kepada ALLAH
SWT.
Oleh itu, usahlah bercinta sekadar untuk bersuka-suka atau kerana ingin mengikut kawan-kawan. Lebih
buruk lagi janganlah ada niat-niat yang jahat dalam bercinta sekadar untuk bersuka-suka.Lebih buruk
lagi janganlah ada niat-niat yang jahat dalam bercinta sama ada didorong oleh hasutan nafsu atau
bujukan syaitan. Jika tidak ada niat untuk berkahwin, cinta sudah pasti bukan kerana ALLAH. Hakikatnya
cinta itu adalah cinta terlarang yang akan membawa kemusnahan pada sebelah pihak atau kedua-
duanya sekali. Cinta jenis ini seburuk namanya - Cinta Monyet, Cinta Kera dan Sebagainya!
Hendaklah dipastikan semasa menjalin hubungan cinta tidak ada hukum ALLAH yang dilanggar.
Antaranya, tidak ada pergaulan bebas, tidak ada pendedahan aurat, tidak ada pengabaian perkara asas
seperti meninggalkan sembahyang, puasa dan lain-lain. Hubungan cinta jangan sampai terjerumus
dalam perkara yang melalaikan dan merugikan. Maka, remaja tidak seharusnya mengeluh,"
Cinta apa namanya ini jika tiada dating, tiada perbualan telefon maraton..atau bahasa remajanya
'bergayut', tiada surat cinta, tiada sentuhan tangan, tanpa kerlingan dan senyuman?
Inilah yang saya namakan CINTA JAHILIYAH. Berjayanya musuh Islam menyuntik satu fahaman yang
salah tentang Cinta. Akhirnya pada hari ini, kita lihatlah fenomena yang menyedihkan.Fenomena yang
dahsyat dalam sisa-sisa keruntuhan akhlak anak-anak remaja dan pelajar pada hari ini.
Yakinlah, tidak ada keindahan dengan melanggar peraturan Tuhan. Putus cinta dan kecewa bercinta
yang begitu dominan dalam kehidupan remaja adalah disebabkan racun-racun cinta yang disangka baja
ini. Justeru banyaklah cinta yang gagal disambung di alam perkahwinan dan lebih banyak yang putus
tanpa sempat menempuh perkahwinan.
Allah SWT Maha Mengetahui dan Maha Menyayangi. Segala peraturanNya buat dengan rasa cinta
terhadap hambaNYA. Cinta suci mampu tumbuh tanpa semua itu.Dan cinta itu pasti akan membawa ke
gerbang perkahwinan untuk bercinta lagi dengan seribu keindahannya. Bahkan jika diizinkan oleh
takdirNya, cinta itu akan terus bersambung ke alam akhirat. Suami yang soleh dan isteri yang solehah
akan bercinta lagi di syurga-empat pertama yang melahirkan cinta!
“Wahai anak Adam, jika engkau sabar dan mencari keredhaan pada saat musibah yang pertama, maka
Aku tidak meredhai pahalamu selain syurga.”(HR Ibnu Majah (no: 1597)
Tidak salah bersedih dengan musibah. Tidak salah terasa menderita sewaktu mentaati perintah Allah.
Namun jangan membantah dengan sombong. Dan jangan bersedih secara keterlaluan. Apakah kita tidak
yakin lagi Allah Maha Mengasihi dan Maha Mengetahui?
Alangkah malangnya sianak yang meluahkan ubat yang disuapkan ibunya… Namun lebih malang lagi
seorang hamba yang menolak hikmah musibah yang “dihadiahkan” oleh Tuhannya! Dia akan menderita
dua kali. Pertama, menderita oleh musibah itu. Kedua, oleh terluput dan tercabutnya hikmah di sebalik
musibah itu.
Justeru, jika sekarang aku, kau dan kita dilanda musibah… cubalah tersenyum (walaupun pedih amat),
kenang-kenangkan bujukan Allah. Mudah-mudahan kita mendapat jannah (syurga) di sebalik musibah
ini! Amin.
Wallahua’lam
SALAAMATUL SODRI (SIFAT BERLAPANG DADA)
"Apabila kau ditegur tentang kebaikan oleh rakan sebayamu, anggaplah mereka ini kasihkan
kamu, bukannya tunjuk baik. Apabila kau ditergur oleh orang muda dari kamu, anggaplah itu kata-kata
orang yang masih sedikit dosanya berbanding kamu. Apabila kau ditegur oleh orang yang lebih tua dari
kamu, anggaplah mereka ini telah banyak beramal daripada kamu."
Kata-kata di atas merupakan kalam daripada salah seorang daripada ulama' tasawwuf lagi bijaksana.
Perlu ingat, ilmu Tasawwuf dan Feqah hendaklah disekalikan, sama sekali tidak boleh ditinggalkan salah
satu daripadanya. Kiranya ditinggalkan, maka binasalah badan, sesatlah amalan, punahlah kehidupan,
sempitlah pemahaman, tercetuslah perbalahan.
Inilah reality pada hari ini. Setiap orang beriman lagi bertaqwa mestilah memiliki sifat berlapang dada,
'Salaamatul Sodri' dalam menerima apa jua kritikan yang membina, muhasabah yang mementingkan
soal masa akan datang. Ini adalah keperluan asas dalam membina kekuatan pasukan/ jemaah/
organisasi/ kumpulan, agar mencapai kejayaan yang cemerlang dan dilihat hebat di mata masyarakat,
bahkan di sisi Allah memperolehi kerahmatan dan keberkatan.
Yer ... Walaupun yang ditegur itu merupakan orang atasan, bos, ketua, amir, dan seumpamanya. Jika
apa yang ditegur itu memberi manfaat yang besar, apatah lagi demi kebaikan jemaah, maka Wajib dia
kena mendengar dan menerima teguran tersebut. Tidaklah boleh mereka cepat melatah dan menjawab
balik. Kadang-kadang apabila cepat melatah dan menjawab, menandakan seseorang itu tidak memiliki
sifat 'Salaamatul Sodri' yang akhirnya akan menghilangkan keizzahan dirinya disebabkan sifat ego dan
sombongnya itu.
Nabi Muhammad SAW pernah menyebut yang mafhumnya, sesungguhnya orang yang sombong itu
adalah orang yang menolak segala kebenaran dan kebaikan yang diucapkan oleh seseorang yang
menegurnya.
Jadi, tak kiralah, sehebat mana seseorang itu, dengan kekayaan yang ada padanya, dengan ketinggian
status yang dimilikinya, dengan kecerdikan akal yang ada padanya, dengan pengalaman dalam
memimpin yang dikuasainya, apabila didapati sebarang bentuk kesalahan, penyelewengan, salah guna,
kekurangan yang ada, maka apabila seseorang menegurnya dan menasihatinya, mestilah yang ditegur
itu menerima dengan hati yang terbuka serta 'Salaamatul Sodri'. Inilah antara asas untuk mencapai
kemenangan dalam sesuatu jemaah.
Perlu diingatkan, sifat 'Salaamatul Sodri' ini digunakan apabila berhadapan dengan situasi yang berpihak
kepada perkara yang betul dan benar, tidak bercanggah dengan hukum Syara', mengikut kepada
keadaan semasa dan matlamatnya adalah untuk mencapai kebaikan dan mendapat keredhaan Allah
taala.Wallahu a'lam.
Seseorang yang selalu sibuk memenuhi hak Tuhannya daripada hak dirinya dan teman-temannya, maka
ia adalah hamba yang dekat dengan Tuhannya.
Seseorang yang selalu sibuk memenuhi hak dirinya sendiri sendiri daripada Tuhannya dan teman-
temannya, maka ia adalah hamba hawa nafsunya.
Seseorang yang selalu sibuk memenuhi hak teman-temannya daripada hak Tuhan dan dirinya, maka ia
adalah hamba kedudukan.
Seseorang yang selalu sibuk memenuhi hak Tuhannya dan teman-temannya daripada hak dirinya, maka
ia adalah pewaris para nabi.
Dunia yang terpuji adalah yang menyampaikan seseorang pada perbuatan yang baik atau
menyelamatkan dari perbuatan jelek.
Dunia yang diperbolehkan adalah yang tidak menyebabkan seseorang meninggalkan perintah dan
menerjang larangannya.
Dunia yang terhina dalam lisan Al-Quran dan Al-Sunnah adalah yang menyebabkan seseorang
meninggalkan ketaatan atau melakukan maksiat
(Saduran bebas dari "Membuka Rahasia Ilahi" karya Allamah Sayyid Abdullah Al-Hadad)
Taklukkan .. !!! “ DIRI SENDIRI
Selama kita masih dibodohi oleh KEINGINAN-KEINGINAN,
Memompa nafsu,
Menggerayangi kalbu,
“Dan jika kamu ditimpa suatu godaan syetan , maka berlindunglahkepada allah. Sesungguhnya allah
maha mendengar dan maha mengetahui” (QS AL’Araaf (7) :200)
Hilangkan rasa bangga terhadap diri sendiri dan merendahkan orang lain.
“...Dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat allah (zikrullah). ingatlah hanya dengan
mengingat allah lah hati menjadi tentram (QS Ar-Ra’d (13) : 28)
Kita akan mampu menekan hawa nafsu, egoisme dan kecongkakan diri
"Yaitu orang-orang yang apabila mereka berbuat dosa dan menganiaya diri mereka sendiri, mereka
segera ingat Allah dan langsung memohon ampun atas dosa-dosanya dan mereka tidak meneruskan
perbuatan dosa tersebut." ( QS Ali Imran : 135)
Kecuali Pintu-Nya.
Selain tali-NYA
Kecuali karuniaNYA
YA Allah ..
Ya Rahman ...
Ya Rahim...
Ya Tuhan kami..
Tinggi dan rendahnya tingkat harga diri seorang wanita tidak bisa d ukur hanya dgn melihat kecantikan
yg terpancar dr wajah nya,tp hakikat harga diri wanita yg sesungguhnya adalah bagaimana cara wanita
itu sendiri dlm menjaga kehormatannya dgn menutup aurat & bertingkah laku sesuai syariat islam
Mempercantik diri memang tdk d larang dlm islam,jika memang tujuan awal dr bersolek adalh untuk
merawat dan menjaga amanah(bagaimanapun tubuh adalh amanah dr Allah)maka itu d perbolehkan
asal tidak melampaui dalam tabaruj
islam,,misalnya,,,
>>>Mencukur alis
Mencukur alis bagi wanita sudah tidak asing lagi,mereka menganggap hal biasa,padahal mencukur alis
termasuk tabaruj
yg d larang ,perbuatan ini termasuk merubah ciptaan Allah swt yg mn setiap pelakunya akan d laknat
Allah swt seperti
"Tidak boleh bg wanita mengubah ciptaan Allah swtyg ada pada dirinya baek dgn cara
menambah/mengurangi dng
tujuan menambah kecantikan baek d mata suami/orang laen seperti menghilangkan/mencukur bulu alis
>>>>>Memakai rambut palsu
Wig adalah bentuk pelanggaran terhadap kewajiban seorang wanita muslimah yg d haruskan memakai
jilbab,wanita
yg tdk berkerudung akan dgn bangga mengurai rambutnya,dlm islam sudah jelas menyambung rambut
apakah dgn
rambut asli/rambut buatandr benang sutra/dr jenis lainnya adalah haram,dlm islam itu lazim d sebut
Al_wasilah
Jadi dalm keadaan terpaksa sekalipun memakai rambut palsu adalah tetap haram hukumnya ,kebiasaan
ini adalah
>>>>>>Mencukur Rambut
Islam menghendaki dalam hal rambut,laki" & wanita harus berbeda.wanita layak nya berambut panjang
agar bisa d
nikmati oleh suami'y,laki" laayak'y berambut pendek & rapi,,khusus bagi wanita larangan mencukur
rambut'y adalah yg
Allah melaknat laki" yg menyerupai wanita & wanita yg menyerupai laki" (Hr.bukhori))
>>>>>Tampil wangi
Menyukai sesuatu yg wangi adalah fitrah manusia.tidak ada manusia pun yg betah & bertahan dgn
sesuatu yg berbau
busuk..bagaimanapun kecintaan orang tersebut pada wewangian,namun tetap terlarang bagi wanita
untuk memakai
parfum ketika keluar rumah,kecuali d dlm rumah,itu jg hanya untuk suami"y saja
""Perempuan manapun yg menggunakan parfum kemudian melewati suatu kaum agar mereka mencium
wangi"y maka
dia seorang pezina ((HR,AHMAD))
Keinginan slalu mendapat pujian & menjadi pusat perhatian kaum lelaki adalah dilema tersendiri bagi
wanita,terutama
pada mereka yg suka gaul,Mereka lebih banyak memikirkan bagaimana menjaga/menambah kemulusan
wajah"y,membeli
baju/berdandan agar d bilang ""WAAAHH"" dr pd pusing memikirkan urusan akhiratnya hingga mereka
menuju dan
Memang banyak yg akhir"y tampil modis,cantik keren & dengan julukan "'SEXSY"' banyak pula berdecak
kagum bahkan
sampai ada yg menggoda"y.tapi keuntungan apa yg mereka dapatkan selain dr sanjungan itu ????tidak
lain hanyalah
Sementara d akhirat dia mendapat dosa berlipat ganda,selain dosa tabaruj jg dosa telah menyeret laki""
pada kemaksiatan
Rosul bersabda"'Wanita yg berpakaian tp telanjang yg selalu maksiat & menarik orang lain untuk
berbuat kemaksiatan
,rambutnya sebesar punuk unta ,mereka tdk akan masuk syurga bahkan tidak akan mencium
wangi"y ....padahal bau
ada dua golongan dr ahli neraka yg siksanya belum pernah saya liat sebelumnya
>>>>Kaum yg membawa cambuk seperti ekor sapi yg d gunakan memukul orang ((ialah penguasa yg
dzalim)
>>>>wanita yg berpakaian tp telanjang,yg selalu maksiat dan menarik orang lain untuk berbuat
maksiat ,rambut'y
Maka sungguh sebuah kerugian yg besar jika ada wanita yg merelakan kebahagiaan yg hakiki hanya
untuk memuaskan
pemuja nafsu yg menikmati keindahan tubuh"y (Subhanallahh))
Alasan, semacam ini sama saja dengan alasan orang yang malas shalat lantas mengatakan, “Yang
penting kan hatinya.” Inilah alasan orang yang punya pemahaman bahwa yang lebih dipentingkan
adalah amalan hati, tidak mengapa seseorang tidak memiliki amalan badan sama sekali. Inilah
pemahaman aliran sesat “Murji’ah” dan sebelumnya adalah “Jahmiyah”. Ini pemahaman keliru, karena
pemahaman yang benar sesuai dengan pemahaman Ahlus Sunnah wal Jama’ah, “Din dan Islam itu
adalah perkataan dan amalan, yaitu perkataan hati, perkataan lisan, amalan hati, amalan lisan dan
amalan anggota badan.”
Imam Asy Syaafi’i rahimahullah menyatakan, “Iman itu adalah perkataan dan perbuatan, bertambah
dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat.”
Jadi tidak cukup iman itu dengan hati, namun harus dibuktikan pula dengan amalan.
Alasan seperti ini pun sering dikemukakan. Perlu diketahui, dosa menggunjing (ghibah) itu adalah dosa
tersendiri. Sebagaimana seseorang yang rajin shalat malam, boleh jadi dia pun punya kebiasaan
mencuri. Itu bisa jadi. Sebagaimana ada kyai pun yang suka menipu. Ini pun nyata terjadi.
Namun tidak semua yang berjilbab punya sifat semacam itu. Lantas kenapa ini jadi alasan untuk enggan
berjilbab? Perlu juga diingat bahwa perilaku individu tidak bisa menilai jeleknya orang yang berjilbab
secara umum. Bahkan banyak wanita yang berjilbab dan akhlaqnya sungguh mulia. Jadi jadi kewajiban
orang yang hendak berjilbab untuk tidak menggunjing.
Ketiga: Belum siap mengenakan jilbab.
Kalau tidak sekarang, lalu kapan lagi? Apa tahun depan? Apa dua tahun lagi? Apa nanti jika sudah pipi
keriput dan rambut beruban? Setan dan nafsu jelek biasa memberikan was-was semacam ini, supaya
seseorang menunda-nunda amalan kebaikan.
Ingatlah kita belum tentu tahu jika besok shubuh kita masih diberi kehidupan. Dan tidak ada seorang
pun yang tahu bahwa satu jam lagi, ia masih menghirup nafas. Oleh karena itu, tidak pantas seseorang
menunda-nunda amalan. “Oh nanti saja, nanti saja”.
Sang Pendosa
Allah Swt berfirman :'Barangsiapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya
untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.' (QS An-
Nisa:111)
Dikisahkan suatu ketika bertobatlah seorang pendosa dengan perubahan pada dirinya yang mulai selalu
beribadah siang dan malam bahkan tak lepas pula tahajjudnya setiap malam,setelah beberapa lama
berlangsung terdengarlah kabar oleh sahabatnya bahwa ia sakit kemudian datanglah sahabatnya
menjenguk si pendosa di rumahnya.
Setelah itu sahabatnya mendapatinya sedang terbaring diruang tengah rumahnya,mukanya terlihat
hitam,matanya belalakan dan bibirnya kaku.Sampai sahabat tsb merasa ngeri melihatnya kemudian
membimbingnya dengan kalimat 'Laa ilaha ilallah' seketika itu mata si pendosa menatap merah ke arah
sahabatnya kemudian ia pingsan tak sadarkan diri.
Saat siuman kembali sahabatnya yang sholeh ini menaganjurkan si pendosa dengan kalimat 'Laa ilaha
ilallah' hingga dua kali,si pendosa pun lirih berkata 'wahai sahabatku,kalimat itu telah terhalang
terucapkan oleh ku'. Mendengar itu,spontan sahabatnya berkata 'Laa haula wala quwwata ila billah_hil
aliyyil adzim' seraya bertanya wahai sahabatku dimana puasa,sholat,tahajjud dan ibadah malam mu?'. Ia
pun menjawab 'semua itu palsu belaka,ku kerjakan bukan karena Allah Swt tapi hanya untuk
mengelabui manusia'. Ia melanjutkan 'Namun saat aku sendiri,ku tutup pintu ku tarik tirai lalu ku nikmati
minuman yang memabukkan dan kutunjukan segala kemaksiatan dihadapan Tuhanku,saya melakukan
hal tsb sangat lama.Hingga suatu ketika aku jatuh sakit yang berbahaya,namun ku tak putus asa ku tahu
Allah Swt Maha baik,mnerima doa hambaNya.. lalu ku minta kepada putri ku mengambil al-Qur'an lalu
ku mohon padaNya 'Ya Allah,demi kebenaran al-Qur'an yang agung ini,berikanlah kesembuhan pada ku
dan aku tak kan berbuat dosa lagi selamanya'. Dia Swt pun memberi kesembuhan.
Tidak beda dengan sebelumnya,ia pun kembali pada kebiasaannya bermaksiat pada Allah Swt. Tidak
lama kemudian dia pun sakit seperti yang disaksikan sahabatnya saat ini dan seperti biasa ia meminta
kepada anggota keluarganya tuk mengambilkan al-Qur'an namun apa yang disaksikannya......... Mushaff
Mulia itu tak ada tulisannya sedikitpun tuk dibaca,ia pun sadar bahwa Allah Swt marah padanya namun
ia tak putus asa,diangkatnya kedua tangannya tinggi2 berdoa 'Ya Allah,demi kehormatan al-Qur'an
ini,berikanlah kesembuhan padaku. Wahai dzat penggenggam langit dan bumi.' Tiba-tiba terdengarlah
suara tanpa jirim (hatif/wujud) yang berbentuk syair :
Sahabat itu pun bersaksi demi Allah,tidak saya keluar dari rumah si pendosa setelah
menjenguknya,melainkan hatiku dan mata ku mendapat banyak pelajaran. Belum lagi sahabat itu
sampai dipintu rumah si pendosa,tiba-tiba ia mendengar suara tangisan karena si pendosa itu meninggal
dunia.
Firman Allah Swt :'...Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang
ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.' (QS Al Ahzab:5)
Kita bermunajat kepada Allah subhanahu wata'ala dengan mengangkat tangan penuh dosa, mengharap
pengampunan dari Yang Maha mengampuni, semoga Allah subhanahu wata'ala melimpahkan kepada
kita petunjuk dan menjauhi kita dari perbuatan dosa sehingga wafat dalam husnul khatimah...' Amiin ya
Robbal alamin.
"Apakah itu?" tanya malaikat maut. "Jika ajalku telah dekat, beri tahu aku." Malaikat maut berkata,
"Baik aku akan memenuhi permintaanmu, aku tidak hanya akan mengirim satu utusanku, namun aku
akan mengirim dua atau tiga utusanku." Setelah mereka bersepakat, mereka kemudian berpisah.
Setelah beberapa lama, malaikat maut kembali menemui Nabi Ya'kub. Kemudian, Nabi Ya'kub bertanya,
"Wahai sahabatku, apakah engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?"
"Aku datang untuk mencabut nyawamu." Jawab malaikat maut. "Lalu, mana ketiga utusanmu?" tanya
Nabi Ya'kub. "Sudah kukirim." Jawab malaikat, "Putihnya rambutmu setelah hitamnya, lemahnya
tubuhmu setelah kekarnya, dan bungkuknya badanmu setelah tegapnya. Wahai Ya'kub, itulah utusanku
untuk setiap bani Adam."
Kisah tersebut mengingatkan tentang tiga tanda kematian yang akan selalu menemui kita, yaitu
memutihnya rambut; melemahnya fisik, dan bungkuknya badan. Jika ketiga atau salah satunya sudah
ada pada diri kita, itu berarti malaikat maut telah mengirimkan utusannya. Karena itu, setiap Muslim
hendaknya senantiasa mempersiapkan diri untuk menghadapi utusan tersebut.
Kematian adalah kepastian yang akan dialami oleh setiap manusia sebagaimana yang telah ditegaskan
dalam firman Allah SWT, "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati." (QS Ali Imran [3]: 185).
Karena itu, kita berharap agar saat menghadapi kematian dalam keadaan tunduk dan patuh kepada-Nya.
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya;
dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS Ali Imran [3]: 102).
Tidaklah terlalu penting kita akan mati, tapi yang terpenting adalah sejauh mana persiapan menghadapi
kematian itu. Rasulullah SAW mengingatkan agar kita bersegera untuk menyiapkan bekal dengan
beramal saleh. "Bersegeralah kamu beramal sebelum datang tujuh perkara: kemiskinan yang
memperdaya, kekayaan yang menyombongkan, sakit yang memayahkan, tua yang melemahkan,
kematian yang memutuskan, dajjal yang menyesatkan, dan kiamat yang sangat berat dan
menyusahkan." (HR Tirmidzi).
Bekal adalah suatu persiapan, tanpa persiapan tentu akan kesulitan dalam mengarungi perjalanan yang
panjang dan melelahkan. Oleh karena itu, "....Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah
takwa." (QS Al-Baqarah [2]: 197).
Lima Perkara
Rasulullah SAW bersabda : “ Allah tidak akan memberikan Lima perkara kepada seseorang,
kecuali Allah menyediakan baginya Lima perkara yang lain Yaitu :
1. Allah tidak memberikan kesempatan untuk bersyukur, melainkan Dia telah menyediakan tambahan
nikmat.
“SUNGGUH JIKA KALIAN BERSYUKUR , PASTI AKU AKAN MENAMBAHKAN ( NIKMAT) KEPADA KALIAN ”
(QS Ibrahim (14) : 7)
2. Allah tidak memberikan kesempatan untuk berdo’a , melainkan Dia telah menyediakan pintu Ijabah
( pengabulan doa):
“BERDOALAH KEPADA-KU NISCAYA AKAN KU KABULKAN DOA KALIAN” (QS AL-mukmin (40) :60)
3. Allah tidak memberikan kesempatan untuk ber-Istighfar, melainkan Dia telah menyediakan pintu
ampunan.
“MOHONLAH AMPUNAN KEPADA TUHAN KALIAN: SESUNGGUHNYA DIA MAHA PENGAMPUN “ (QS Nuh
(71) : 10 ).
“SEKIRANYA KALIAN BERBUAT DOSA SAMPAI DOSA KALIAN SETINGGI LANGIT , KEMUDIAN KALIAN
BERTAUBAT NISCAYA ALLAH AKAN MENGAMPUNI DOSA KALIAN” ( HR Ibnu Majah)
4. Allah tidak memberikan kesempatan untuk bertaubat kecuali DIA telah membukakan pintu Qobul
(penerimaan Taubat) .
“JIKA MEREKA BERHENTI ( DARI KEKAFIRANNYA) , NISCAYA ALLAH AKAN MENGAMPUNI MEREKA
TENTANG DOSA-DOSA MEREKA YANG SUDAH LALU (QS . Al-Anfaal : 38))
“DAN SIAPA YANG DAPAT MENGAMPUNI DOSA SELAIN DARIPADA ALLAH ?” (QS Ali-Imran : 135))
Allah senantiasa menerima taubat hamba-Nya selama nyawa belum sampai pada ujung tenggorokan-
nya “ (HR Tirmidzi, Hadis Hasan)
5. Allah tidak akan memberikan kesempatan untuk bershodaqah , melainkan Allah telah menyediakan
baginya pintu taqabbul ( penerimaan shodaqah) .
Rasulullah SAW bersabda : Setiap orang akan berada dalam naungan shodaqahnya hingga ia menerima
keputusan masalah yang berkaitan dengan manusia lainnya . (HR Imam Ahmad).
Rasulullah SAW juga bersabda : “Tiada seorang hamba yang menshodaqahkan sesuatu semata-mata
mencari ridha Allah . Kecuali Allah berfirman pada hari kiamat nanti : “Wahai hamba-Ku, engkau telah
mengharapkan keridhaan-Ku , maka pada hari ini aku tidak akan menghinakan dirimu . Aku haramkan
tubuh-mu tersentuh api neraka dan masuklah kedalam surga dari pintu mana yang engkau kehendaki
( Hadis).
Wallahualam bishawab
Wahai Hawa...
Kenapa engkau tak menghargai nikmat iman cara islam itu??
Kenapa mesti engkau kaku dalam mentaati ajaran-Nya??
Kenapa masih segan mengamalkan isi kandungan-Nya??
Kenapa masih was-was dalam mematuhi perintah-Nya??
Dan Kenapa masih tak mahu menutup aurat..wahai hawa??
Wahai Hawa...
Tangan yang mengayunkan buaian bisa menggoncang dunia...Sedarkah Hawa kau bisa mengoncangkan
dunia dengan melahirkan manusia yang hebat yakni anak yang soleh & solehah...Engkau bisa menggegar
dunia dengan menjadi isteri yang taat serta memberi dorongan dan sokongon pada suami yang sejati
dalam menegakkan islam di mata dunia...TAPI hawa jangan sesekalikau cuba menggoncangkan
keimanan lelaki dengan lembut tuturmu..Dengan Ayu wajahmu..Dengan lenggok tubuhmu..Jangan
engkau menhentak hentak kakimu untuk menyatakan kehadiranmu..JANGAN HAWA JANGAN...Jangan
sesekali cuba menarik pehatian kaum adam yang bukan suamimu, Kerana aku khuatir ia mengundang
kemurkaan dan kebencian ALLAH...Tetapi memberi kegembiraan pada syaitan kerana wanita adalah alat
syaitan..Alat diekploitasikan oleh syaitan dalam menyesatkan Adam............
Hawa...
Andai Engkau belum berkahwin, janganlah engkau risau akan jodohmu...Ingatlah hawa janji Tuhan
kita...Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik...Janganlah menggadaikan maruahmu hanya
semata-mata seorang lelaki ajnabi...Jangan memakai pakaian yang menampakkan susuk tubuhmu hanya
untuk menarik perhatian atau bertujuan memikat seorang lelaki Ajnabi...Jangan dimulakan sebuah
pertemuan dengan lelaki yang bukan muhrim kerana aku khuatir dari mata turun ke hati..dan dari
pertemuan takut lahirnya nafsu kejahatan yang menguasai dirimu...
Hawa...
Lelaki yang baik tidak melihat paras rupamu...Lelaki yang soleh tidak memilih wanita melalui
keseksiannya...Lelaki yang warak tidak menilai wanita melalui keayuaannya...Kemanjaannya serta
kemampuannya mengoncang iman mereka..Tetapi hawa..Lelaki yang baik juga tidak menginginkan
pertemuan dengan wanita yang bukan muhrimnya kerana dia takut untuk memberi kesempatan kepada
syaitan untuk menggodanya..Lelaki yang warak juga tak mahu bermain cinta kerana dia tahu apa
matlamat dalam sebuah pertemuan antara lelaki dan wanita..ADALAH SEBUAH PERKAHWINAN..
Hawa....
Cintailah ALLAH dikala susah dan senang kerana kau akan perolehi cinta dari insan yang juga menyintai
ALLAH...Cintailah kedua ibubapamu kerana engkau akan perolehi keredhaan ALLAH...Cintailah
keluargamu kerana kau tak akan jumpa cinta yang bahagia selain daripada cinta keluarga..
Hawa....
Ingatan yang terakhir...Biarlah tangan yang mengayun buaian ini bisa mengoncangkan dunia dalam
mencapai keredhaan ALLAH..Janganlah sesekali tangan yang mengoncang dunia ini juga
mengoncangkan iman lelaki..KERANA aku sukar menerimanya dan benci setiap kali
mendengarnya..............
Telah sampai sebuah berita kepada penulis tentang Muslimah yang frustasi dan kecewa
berat di sebabkan masalah hati. Jika kita berpikir lebih jernih, hal ini sangat di
sayangkan,dengan segala konsep yang jelas dalam islam, tentunya Muslimah lebih percaya
diri menghadapi segala beban hidup, tegar menjalani masa-masa sulit, dengan tetap
menyandarkan beban hidupnya pada Allah Sang Penguasa jagad.
Muslimah memang harus lembut, namun bukan berarti lemah di kala mendapat ujian dalam
mengarungi hidup. Muslimah memang harus santun, namun bukan berarti rapuh, hanya
karena masalah hati. Tidak pantas menceritakan pada banyak orang dengan terus mengiba
agar orang lain mendengarkan keluh kesahnya. Kalaupun harus mengeluh, sewajarnya
saja,tidak dengan cara mendramatisir masalah.
Saudariku, mari berkaca pada kehidupan srikandi Islam pertama, wanita mulia yang
namanya harum sepanjang zaman. Ia adalah wanita lembut, tapi sangat tegar menghadapi
berbagai cobaan hidup, saat suami dalam kegundahan, ia tidak bermanja-manja, justru
menguatkan sang suami.
Jibril datang dengan membawa wahyu. Dan sang suami pulang berseru, “Selimutilah aku,
selimutilah aku.”
Maka, Ibunda Khadijah dengan cerdas menghibur beliau. Dengan percaya diri dan penuh
keyakinan beliau berkata, “Allah akan menjaga kita wahai Abu Qasim, bergembiralah wahai
putra pamanku dan teguhkanlah hatimu. Demi yang jiwaku ada ditangan-Nya sungguh aku
berharap agar engkau menjadi Nabi bagi umat ini. Demi Allah Dia tidak akan
menghinakanmu selamanya. Sesungguhnya engkau telah menyambung silaturahmi,
memikul beban orang yang memerlukan, memuliakan tamu dan menolong para pelaku
kebenaran.”
Tentramlah hati Rasulullah berkat dukungan ini dan kembalilah ketenangan beliau karena
motivasi pembenaran dari sang istri.
Namun hal itu belum cukup bagi seorang istri yg cerdas dan bijaksana. Ibunda Khadijah
menemui putra pamannya yang bernama Waraqah bin Naufal lalu menceritakan kejadian
demi kejadian. Maka tiada ucapan yangg keluar dari mulutnya selain perkataan
Qudus.Qudus. “Demi yang jiwa Waraqah ada ditangan-Nya jika apa yang engkau ceritakan
kepadaku benar maka sungguh telah datang kepadanya Namus Al-Kubra sebagaimana
yangg telah datang kepada Musa dan Isa dan Nuh alaihi sallam secara langsung.”
Bahkan ketika melihat kedatangan Nabi sekonyong-konyong Waraqah berkata, “Demi yang
jiwaku ada ditangan-Nya Sesungguhnya engkau adalah seorang Nabi bagi umat ini. Pasti
mereka akan mendustakan dirimu menyakiti dirimu mengusir dirimu dan akan
memerangimu. Seandainya aku masih menemui hari itu sungguh aku akan menolong dien
Allah.” Kemudian Waraqah mendekati Nabi dan mencium ubun-ubunnya.
“Betul, tiada seorang pun yang membawa sebagaimana yang engkau bawa melainkan pasti
ada yg menentangnya. Kalau saja aku masih mendapatkan masa itu, kalau saja aku masih
hidup,” kata Waraqah yang meninggal tak lama setelah peristiwa pertemuan itu.
Sekilas tentang pribadi Ibunda Khadijah cukup sebagai teladan buat para Muslimah masa
kini. Bukan waktunya lagi hanyut pada kemudahan zaman, hingga melupakan sang teladan
yang sebenarnya.
Teladanmu bukanlah artis yang terkenal karena kecantikannya namun keropos akhlaknya.
Teladanmu bukan pula tokoh yang menonjol karena kecerdasan otaknya tetapi miskin iman.
Bukan itu wahai ukhti ku.
Muslimah, apalagi yang harus kita keluhkan? Jika hanya karena patah hati,renungi ayat-
ayat-Nya. Jika karena jodoh tak kunjung tiba, ingatlah janji-janji-Nya, “Wanita yang keji
untuk laki-laki yang keji,laki-laki yang keji untuk wanita yang keji. Wanita yang baik untuk
laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik pula….” (QS An Nur: 26)
Jika masalah dunia yang kau keluhkan, salami ayat-ayat cinta-Nya, “Tiada lain kehidupan
dunia ini melainkan main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat
adalah lebih baik bagi orang-orang bertakwa,maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS al
An’am: 32)
Duhai ukhti, perempuan mulia di samping Rasulullah itulah teladanmu yang sesungguhnya.
Bukan wanita yang mengajakmu celaka dengan menonjolkan hiasan dunia belak, namun
keropos iman dan agama di dadanya. Insya Allah, kita akan bertemu di surge, wahai para
Muslimah yang sekuat baja.
Namun, seperti yang di’konon’kan di atas, sangatlah tidak masuk akal dan tidak bisa dibenarkan. Mari
mencoba melihat realita. Berapa banyak mahasiswa yang rajin, rela mengorbankan waktu belajarnya
untuk pacaran. Dan yang gemar menabung, merelakan rupiah demi rupiahnya untuk sebuah candle light
dinner.
Pada hakikatnya pacaran hanyalah memindahkan seseorang dari satu lubang ke lubang yang lain. Dan
juga menyeret orang yang selamat ke sebuah lubang yang dimurkai Allah.
Sebuah analogi yang logis. Ketika seorang majikan sebuah toko, dia memiliki satu orang pekerja. Dengan
satu orang pekerja yang dia miliki, dia mampu mengembangkan usahanya menjadi lebih maju. Semakin
hari, usaha yang dia rintis semakin bertambah dan dia mengambil satu orang lagi sebagai pekerja.
Kemudian dia menuturkan, jika satu orang pekerja memiliki power bernilai 4, ketika ditambah satu
orang yang juga memiliki power bernilai 4. Hasil yang didapat bukan sekedar 8 power, namun 10 atau
bahkan lebih. Kerja sama membuat mereka dapat bekerja lebih bagus.
Berbeda lagi dengan dua orang yang dimabuk cinta. Ketika dia masih berstatus single, dengan tekad
yang bulat dia mampu mengerjakan suatu pekerjaan dengan sendirinya. Namun ketika ada satu orang
yang dianggapnya sebagai 'pacar', ketika suatu pekerjaan dihadapi, dia hanya berkata "yank, masa
sayank tega sih liat aku ngerjain tugas sendirian?" tragis. Satu bukti bahwa pacaran melemahkan mental,
menurunkan produktivitas dan mengacaukan agenda.
Pacaran adalah sebuah aktivitas yang menyiksa batin dan mempermainkan hati, permainannya
menyebabkan hati menjadi sakit bahkan tidak sedikit yang hatinya mati dibuatnya. Kasus petinggi
negara Indonesia, pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, zina anggota DPR bisa dijadikan contoh, atau
perselingkuhan presiden terdahulu dengan istri orang, dan masih banyak lagi. Ketika hati tidak berfungsi
sebagai pengontrol akhlak, banyak kejahatan yang ditimbulkan.
Juga ketika seharusnya remaja dengan jiwa mudanya mampu berkreasi dan memberikan gebrakan besar
dalam kehidupan ini. Atas nama cinta dia dibuatnya tidak berkutik. Sehari tidak bertemu pacar, seperti
ada sesuatu yang kurang, aktivitas dilakukan dengan tanpa ada semangat. Hampa dunia terasa, apalagi
ketika 'putus'. Menandakan bahwa pacaran menjadikan hari-hari penuh dengan rasa was-was, dan tidak
memberikan ketenangan.
Pacaran itu candu, bagaikan meminum air laut, di setiap tegukan memberikan rasa haus yang semakin
bertambah. Pacaran itu bak pecandu rokok. Berawal dengan merokok menjadikan kebiasaan buruk lain
muncul.
Pacaran itu candu! Berawal dengan sekedar chatting, lalu bergandengan tangan, kemudian berciuman
dan akhirnya banyak yang sampai pada zina. Na'udzubillah min dzalik.
Masih banyak efek samping yang dapat ditimbulkan dari pacaran. Melakukan atau menjauhinya adalah
sebuah pilihan. Sebagaimana surga dan neraka yang bebas kita pilih, dengan konsekuensi masing-
masing tentunya. Karena hanya ada dua pilihan dalam hidup. Bahagia, atau binasa. Semoga Allah
memberikan jalan terbaik untuk dapat kita tempuh dengan penuh kelapangan.
Islam adalah agama yang sempurna, di dalamnya diatur seluk-beluk kehidupan manusia, bagaimana
pergaulan antara lawan jenis. Di antara adab bergaul antara lawan jenis sebagaimana yang telah
diajarkan oleh agama kita adalah:
Allah juga berfirman yang artinya: Dan katakalah kepada wanita beriman: Hendaklah mereka
menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya. (QS. an-Nur: 31)
2. Tidak berdua-duaan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan (kholwat)
dengan wanita kecuali bersama mahromnya.(HR. Bukhari & Muslim)
Hal ini karena menyentuh lawan jenis yang bukan mahromnya merupakan salah satu perkara yang
diharamkan di dalam Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Seandainya kepala
seseorang ditusuk dengan jarum besi, (itu) masih lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal
baginya. (HR. Thabrani dengan sanad hasan)
Tatkala adab-adab bergaul antara lawan jenis mulai pudar, luapan cinta yang bergolak dalam hati
manusia pun menjadi tidak terkontrol lagi. Akhirnya, setan berhasil menjerat para remaja dalam ikatan
maut yang dikenal dengan “pacaran”. Allah telah mengharamkan berbagai aktifitas yang dapat
mengantarkan ke dalam perzinaan.
Sebagaimana Allah berfirman yang artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina, sesugguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (QS. al-Isra’:32).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya Allah menetapkan untuk anak adam
bagiannya dari zina, yang pasti akan mengenainya. Zina mata adalah dengan memandang, zina lisan
adalah dengan berbicara, sedangkan jiwa berkeinginan dan berangan-angan. (HR. Bukhari & Muslim).
Kalaulah kita ibaratkan zina adalah sebuah ruangan yang memiliki banyak pintu yang berlapis-lapis,
maka orang yang berpacaran adalah orang yang telah memiliki semua kuncinya. Kapan saja ia bisa
masuk. Bukankah saat berpacaran ia tidak lepas dari zina mata dengan bebas memandang? Bukankah
dengan pacaran ia sering melembut-lembutkan suara di hadapan pacarnya? Bukankah orang yang
berpacaran senantiasa memikirkan dan membayangkan keadaan pacarnya? Maka farjinya pun akan
segera mengikutinya. Akhirnya penyesalan tinggallah penyesalan. Waktu tidaklah bisa dirayu untuk bisa
kembali sehingga dirinya menjadi sosok yang masih suci dan belum ternodai. Setan pun bergembira atas
keberhasilan usahanya.
Tentunya akan sulit bagi Iblis dan bala tentaranya untuk menggelincirkan sebagian orang sampai
terjatuh ke dalam jurang pacaran gaya cipika-cipiki atau yang semodel dengan itu. Akan tetapi yang
perlu kita ingat, bahwasanya Iblis telah bersumpah di hadapan Allah untuk menyesatkan semua
manusia. Iblis berkata: Demi kekuasaan-Mu, aku akan menyesatkan mereka semuanya. (QS. Shaad: 82).
Termasuk di antara media yang digunakan Iblis untuk menyesatkan manusia adalah wanita.
Kalaulah Iblis tidak berhasil merusak agama seseorang dengan menjerumuskan mereka ke dalam gaya
pacaran cipika-cipiki, mungkin cukuplah bagi Iblis untuk bisa tertawa dengan membuat mereka
berpacaran lewat telepon, SMS atau yang lainnya. Yang cukup menyedihkan, terkadang gaya pacaran
seperti ini dibungkus dengan agama seperti dengan pura-pura bertanya tentang masalah agama kepada
lawan jenisnya, miss called atau SMS pacarnya untuk bangun shalat tahajud dan lain-lain.
Ringkasnya sms-an dengan lawan jenis, bukan saudara dan bukan karena kebutuhan mendesak adalah
haram dengan beberapa alasan: (a) ini adalah semi berdua-duaan, (b) buang-buang pulsa, dan (c) ini
adalah jalan menuju perkara yang haram. Mudah-mudahan Allah memudahkan kita semua uantuk
menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. (muslim.or.id)