Professional Documents
Culture Documents
Ketika dalam masa perawatan di India, pesawat RI-001 tidak bisa kembali ke
Indonesia dikarenakan tentara Belanda meluncurkan agresi militer ke 2. Di
waktu yang bersamaan, pemerintah Burma membutuhkan transportasi udara,
untuk mendapatkan beberapa dana agar dapat mempekerjakan kru pesawat,
diputuskan bahwa RI-001 dipinjamkan ke pemerintah Burma. Pada 26 januari
1949, RI-001 terbang dari Calcutta ke Rangoon dan dinamakan Indonesia
Airways.
Di awal bulan April 1969, bermunculan kompetitor baru yaitu Mandala Airlines
dan Bouraq Airlines tahun 1970. Sampai pada tahun 1990 hanya Garuda
Indonesia yang diizinkan untuk mengoperasikan pesawat jet, sementara
perusahaan penerbangan lainnya diizinkan untuk menggunakan pesawat baling-
baling saja. Demikian pula, kebijakan harga tiket sepenuhnya ditentukan oleh
pemerintah.
Tahun 1998, Garuda Indonesia dipimpin oleh Robby Djohan, seorang bangkir
yang terkenal. Dalam waktu 6 bulan, Robby yang terkenal dengan
kedisiplinannya dan ketekunannya mengobati cashflow perusahaan yang kritis.
Namun Robby Djohan mendapat tugas untuk mengurus Bank Mandiri yang
kemudian digantikan oleh Abdulgani. Berdasarkan usulan dari Robby, Abdulgani
menyadari munculnya Low Cost Carrier (LCC) dan kemudian memutuskan untuk
membuat LCC dibawah naungan manajen Garuda, yang dinamakan Citilink.
Citilink bertempat di surabaya dan sekarang melayani penerbangan di beberapa
kota besar di Indonesia.
Meskipun Garuda Indonesia mempunyai image yang baik, tidak mudah baginya
untuk mengubah perusahaan dengan hutang mendekati 2 triliun (2001, 1 US$ =
10.265). pilihannya adalah bangkrut atau tetap meneruskan perusahaan ini.
Kaena itu, BJ Habibie memutuskan untuk mengambil alih hutang Garuda
Indonesia. Dengan kerja keras Garuda Indonesia memperoleh profit Rp 572
triliun dan Garuda memperoleh penghargaan sebagai maskapai terbaik dari
Schipol Airport, Belanda.
Visi, misi, nilai dan tujuan perusahaan adalah hal yang sangat penting. Garuda
Indonesia menyadari pentingnya visi, nilai misi, dan tujuan, di mana Garuda
Indonesia berstrategi dan berinisiatif untuk tetap konsisten dengan tujuan
perusahaan dan mewujudkan untuk menjadi sebuah perusahaan penerbangan
yang membawa bendera bangsa.
Tiga kata kunci ini akhirnya diterjemahkan ke tujuan yang spesifik dan terukur,
ini tercermin dalam strategi lompatan Garuda Indonesia.
Garuda Indonesia juga memiliki nilai perusahaan yang disebut FLY-HI, yang
terdiri dari efisien dan efektif, Loyalitas, perhatian pada pelanggan, Kejujuran
dan Keterbukaan, dan Integritas.
Sejalan dengan Visi Perusahaan, tujuan Garuda Indonesia adalah menjadi
maskapai penerbangan terkemuka dengan reputasi yang sebanding dengan
maskapai penerbangan kelas dunia lainnya. Selain itu, tujuan perusahaan adalah
untuk membuat perusahaan yang terus tumbuh dan berkembang dengan
keuntungan yang berkelanjutan.
Tujuan-tujuan ini dirumuskan dalam rencana strategis periode 2006-2010 yang
meliputi tahap yang harus dicapai untuk mencapai tujuan tahunan dan kembali
ke tingkat pertumbuhan yang signifikan.
Masalah utama
Internal :
*finance: