You are on page 1of 3

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PACARAN

Mohon dimaafkan jika ada kata yang tidak seharusnya di bilang disini tapi
yah memang harus ditulis, jadi saya minta maaf dulu...??!!
Sesungguhnya, istilah pacaran itu muncul sejak tahun 1970-an sebagai
ganti ungkapan tentang muda-mudi yang saling mencintai. Artinya kedua belah
pihak ada minat, maksud dan tujuan ke jenjang pernikahan. Jenjang cinta atau
berpacaran ini ditempuh dalam rangka saling menjajagi, mencari, menyesuaikan
dan menentukan pilihan yang tepat sebagai calon pendamping hidupnya yang
sejati.
Setelah pubertas, banyak pertanyaan kita seputar pacaran. Apa sih pacaran
itu? Kenapa kita pacaran? Lalu, apa yang harus kita lakukan? Pacaran ini biasanya
mulai muncul pada masa awal pubertas. Perubahan hormon dan fisik bikin kita
mulai tertarik pada lawan jenis. Proses “sayang-sayangan” dua manusia lawan
jenis itu merupakan proses mengenal dan memahami lawan jenisnya dan belajar
membina hubungan dengan lawan jenis sebagai persiapan sebelum menikah untuk
menghindari terjadinya ketidakcocokan dan permasalahan pada saat sudah
menikah. Masing-masing berusaha mengenal kebiasaan, karakter atau sifat, serta
reaksi-reaksi terhadap berbagai masalah maupun peristiwa.
Kalau masa pacaran kita manfaatkan dengan baik dapat menjadi ajang
untuk melihat masalah yang potensial yang akan muncul dari perbedaan diri kita
dan doi yang berbeda latar belakang kehidupan sehingga nantinya kita dan doi
siap mengantisipasi kalo timbul permasalahan yang tidak dikehendaki.
Kedewasaan kita dalam berpacaran bisa dilihat dari kesiapan untuk
bertanggung jawab. Ini dapat dilihat dari kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan berbagai tuntutan peran, membagi waktu, perhatian, dan tanggung jawab
antara belajar, pekerjaan rumah, dan pacaran. Kesiapan untuk berbagi dengan
orang lain, menghadapi permasalahan pacaran, dan tetap bisa mengendalikan diri
dan memenuhi nilai-nilai yang dianut dalam berhubungan dengan lawan jenis.
Tahapan dalam pacaran
1. Tahap ketertarikan
Dalam tahap ini tantangannya ialah bagaimana mendapatkan
kesempatan untuk menyatakan ketertarikan dan menilai orang lain.
Munculnya ketertarikan kita sama doi, misalnya, karena penampilan fisik (doi
cakep/cantik, tinggi), kemampuan (pintar), karakteristik atau sifat misalnya
sabar, cool abis, dan lain-lain. Menurut para ahli, umumnya cowok pada
pandangan pertama lebih tertarik pada penampilan fisik. Sedangkan cewek
lebih karena karakteristik atau kemampuan yang dimiliki cowok.
2. Tahap ketidakpastian
Pada masa ini sedang terjadi peralihan dari rasa tertarik ke arah rasa
tidak pasti. Maksudnya, kita mulai bertanya-tanya apakah doi benar-benar
tertarik sama kita atau sebaliknya apakah kita benar-benar tertarik sama doi.
Pada tahap ini kita mendadak ragu apakah mau melanjutkan hubungan atau
tidak. Kalau kita enggak mampu memahami tahapan ini, kita akan mudah
berpindah dari satu orang ke orang lainnya.

1
3. Tahap komitmen dan keterikatan
Pada tahap ini yang timbul adalah keinginan kita kencan dengan
seseorang secara eksklusif. Kita menginginkan kesempatan memberi dan
menerima cinta dalam suatu hubungan yang khusus tanpa harus bersaing
dengan orang lain. Kita juga ingin lebih rileks dan punya banyak waktu untuk
dilewatkan bersamanya. Seluruh energi digunakan untuk menciptakan saling
cinta dan hubungan yang harmonis.
4. Tahap keintiman
Dalam tahap ini mulai dirasakan keintiman yang sebenarnya, merasa
lebih rileks untuk berbagi lebih mendalam dibandingkan dengan masa
sebelumnya, dan merupakan kesempatan untuk lebih mengungkapkan diri
kita. Tantangannya adalah menghadapi sisi yang kurang baik dari diri kita.
Tanpa pemahaman yang baik bahwa cowok dan cewek mempunyai reaksi
yang berbeda terhadap keintiman, kita akan mudah mengambil kesimpulan
yang salah bahwa terlalu banyak perbedaan antara kita dan doi untuk
melanjutkan hubungan.
Pacaran, cinta, dan seks Berpacaran tidak selalu berarti seks. Cinta yang
muncul dalam hubungan seks di luar nikah sifatnya semu. Mengandalkan
hubungan pada hal yang sifatnya semu tentu saja sangatlah lemah.
Pacaran yang berorientasi pada seks akan mengganggu proses adaptasi karena
dalam kancah seks semuanya tampak bagus-bagus saja. Kedua pihak sama-sama
memelihara yang manis-manis saja.
Secara faali, cowok lebih gampang tancap gas dan telat nginjak rem,
sedangkan cewek biasanya masih dalam kondisi sadar saat cowoknya sudah lupa
daratan. Inilah sebetulnya saat yang tepat untuk menginjak rem kuat-kuat.
Pengendalian diri dalam hal ini sering kali gagal. Oleh karena itu, lingkungan
harus diciptakan agar rem tidak telat diinjak.
Kondisi lingkungan yang tidak mendukung, antara lain: berdua saja di
tempat yang jauh dari keramaian, tertutup, bebas gangguan, atau gelap. Di tempat
seperti ini iman sering kali melemah, moral dan akal sehat tak berfungsi.
Arifin (2002) mengatakan adanya dampak positif maupun negatif dari
pacaran bagi remaja, seperti:
 Prestasi Sekolah
Bisa meningkat atau menurun. Di dalam hubungan pacaran pasti ada
suatu permasalahan yang dapat membuat pasangan tersebut bertengkar.
Dampak dari pertengkaran itu dapat mempengaruhi prestasi mereka di
sekolah. Tetapi tidak menutup kemungkinan dapat mendorong mereka untuk
lebih meningkatkan prestasi belajar mereka.
 Pergaulan Sosial
Pergaulan bisa tambah meluas atau menyempit. Pergaulan tambah
meluas, jika pola interaksi dalam peran hanya berkegiatan berdua, tetapi
banyak melibatkan interaksi dengan orang lainnya (saudara, teman, keluarga,
dan lain-lain). Pergaulan tambah menyempit, jika sang pacar membatasi
pergaulan dengan yang lain (tidak boleh bergaul dengan yang lain selain
dengan aku).
 Mengisi Waktu Luang

2
Bisa tambah bervariatis atau justra malah terbatas. Umumnya, aktivitas
pacaran tidak produktif (ngobrol, nonton, makan, dan sebagainya), namun
dapat menjadi produktif, jika kegiatan pacaran diisi dengan hal-hal seperti
olah raga bersama, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.
 Keterkaitan Pacaran dengan Seks
Pacaran mendorong remaja untuk merasa aman dan nyaman. Salah
satunya adalah dengan kedekatan atau keintiman fisik. Mungkin awalnya
memang sebagai tanda atau ungkapan kasih sayang, tapi pada umunya akan
sulit membedakan rasa sayang dan nafsu. Karena itu perlu upaya kuat untuk
saling membatasi diri agar tidak melakukan kemesraan yang berlebihan.
 Penuh Masalah Sehingga Berakibat Stres
Hubungan dengan pacar tentu saja tidak semulus diduga, jadi pasti
banyak terjadi masalah dalam hubungan ini. Jika remaja belum siap punya
tujuan dan komitman yang jelas dalam memulai pacaran, maka akan
memudahkan ia stres dan frustasi jika tidak mampu mengatasi masalahnya.
 Kebebasan Pribadi Berkurang
Interaksi yang terjadi dalam pacaran menyebabkan ruang dan waktu
untuk pribadi menjadi lebih terbatas, karena lebih banyak menghabiskan
waktu untuk berduaan dengan pacar.
 Perasaan Aman, Tenang, Nyaman, dan Terlindung
Hubungan emosional (saling mengasihi, menyayangi, dan
menghormati) yang terbentuk ke dalam pacaran dapat menimbulkan perasaan
aman, nyaman, dan terlindungi. Perasaan seperti ini dalam kadar tertentu
dapat membuat seseorang menjadi bahagia, menikmati hidup, dan menjadi
situasi yang kondusif baginya melakukan hal-hal positif
Pacaran yang sehat dan bertanggung jawab:
 Saling terbuka, mau berbagi pikiran dan perasaan secara
terbuka, jujur, mau berterus terang dengan perasan kita terhadap tingkah laku
pacar. Siap nerima kritik dan kompromi.
 Menerima pacar apa adanya yang dilandasi oleh perasaan
sayang. Tidak menuntut sesuatu yang berada di luar kemampuannya.
 Saling menyesuaikan. Kalau dalam proses ini terlalu sering
ribut, maka perlu mempertimbangkan kemungkinan berpisah.
 Tidak melibatkan aktivitas seksual karena dapat mengaburkan
proses saling mengenal dan memahami satu sama lain.
 Mutual dependensi, masing-masing merasakan adanya saling
ketergantungan satu sama lain. Oleh karena itu, diharapkan kita dan pacar
mampu melengkapi kekurangan, sedangkan kelebihan yang dimiliki
diharapkan mampu menutupi kekurangan pasangan.
 Mutual respect, saling menghargai satu sama lain dalam posisi
yang setara.

Created By Nurajlah

You might also like