Professional Documents
Culture Documents
c
Dalam usaha menjaga kontinyuitas pelayanan tenaga listrik dan juga agar peralatan
pada sistem tenaga listrik tidak mengalami kerusakan total bila terjadi suatu gangguan maka
mutlak diperlukan suatu peralatan pengaman. Diantaranya adalah relay-relay proteksi. Relay
proteksi adalah peralatan listrik yang memiliki fungsi antara lain untuk melokalisir bagian
sistem yang terganggu serta memisahkan secepatnya sehingga sistem lainnya tidak
terganggu, mengurangi kerusakan yang lebih parah pada peralatan yang terganggu,
mengurangi pengaruh gangguan terhadap sistem yang tidak terganggu di dalam sistem
tersebut. Adapun syarat-syarat relay proteksi antara lain selektif, reliable (handal), peka,
cepat dan ekonomis / sederhana.
Seiring dengan banyak dan bertambahnya variasi beban, maka sering pula suatu
sistem tenaga listrik terjadi gangguan/error. Hal ini menyebabkan kegagalan dalam suatu
sistem dan kerugian yang terjadi pada suatu industri yang menggunakan sistem kelistrikan
serta kerusakan yang terjadi akibat gangguan tersebut.
Berdasarkan sejumlah uraian di atas, maka penulis membahas relay yang lebih
difokuskan pada pengujian Over Current Relay ( OCR ) serta Ground Fault Relay ( GFR )
secara individu dan di dalam kubikel 20 kV.
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka pembahasan ini
akan difokuskan pada:
1. Bagaimana cara menguji Over Current Relay ( OCR ) dan Ground Fault Relay ( GFR )
secara individu ?
2. Bagaimana cara menguji Over Current Relay ( OCR ) dan Ground Fault Relay ( GFR )
pada kubikel 20 kV ?
3. Bagaimana membuat SOP untuk pengujian Over Current Relay
c
3. Pengujian Over Current Relay ( OCR ) dan Ground Fault Relay
Tujuan pembuatan / penyusunan proposal judul laporan akhir ini adalah untuk:
1. Dapat menguji Over Current Relay ( OCR ) dan Ground Fault Relay ( GFR ) secara
individu relay itu sendiri.
2. Dapat menguji Over Current Relay ( OCR ) dan Ground Fault Relay ( GFR ) pada
kubikel 20 kV.
3. Dapat membuat SOP untuk pengujian Over Current Relay ( OCR ) dan Ground Fault
Relay ( GFR ).
!
BAB II. LANDASAN TEORI, membahas secara teoritis tentang garis besar dari
laporan akhir ini.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN, membahas mengenai hasil data dari
pengujian dan analisa hasil data pengujian relay dengan data yang ada pada buku manual
relay tipe.
c c
$ # %
mendeteksi kondisi tidak normal yang mungkin terjadi dalam sistem dengan cara
mengukur besaran listrik yang berbeda pada keadaan normal dan keadaan gangguan.
Besaran ukuran listrik dasar yang berubah harganya pada keadaan gangguan adalah arus,
tegangan, sudut phasa dan frekuensi. Jika terdapat gangguan pada sistem, maka relay
pengaman akan memerintahkan PMT untuk membuka.
('
*) |
|
| PT. PLN (Persero) P3B,
September 2005, hal 8
1. Merasakan, mengukur dan menentukan bagian sistem yang terganggu serta memisahkan
secepatnya sehingga sistem lainnya yang tidak terganggu dapat beroperasi secara normal.
2. Mengurangi kerusakan yang lebih parah dari peralatan yang terganggu.
3. Mengurangi pengaruh gangguan terhadap bagian sistem yang tidak terganggu didalam
sitem tersebut serta mencegah meluasnya gangguan.
4. Memperkecil bahaya bagi manusia.
Untuk memenuhi fungsi di atas, maka relay proteksi harus memenuhi beberapa
persyaratan sebagai berikut :
1. Selektif
Relay proteksi bertugas mengamankan suatu alat atau bagian dari sistem
tenaga listrik dalam jangkauan pengamanannya (kecermatan pemilihan dalam
pengamanan). Dengan kata lain pengamanan dikatakan selektif apabila relay
proteksi bekerja hanya pada daerah terganggu saja.
Dalam keadaan normal, relay tidak boleh bekerja, tetapi bila suatu saat ada
gangguan maka relay harus bekerja (relay tidak boleh gagal bekerja) karena
pemadaman akan semakin luas disamping itu relay tidak boleh salah bekerja.
3. Cepat
Waktu kerja relay yang cepat bereaksi dalam kondisi abnormal, makin cepat
relay bekerja, maka dapat memperkecil kemungkinan meluasnya gangguan.
Relay dikatakan peka apabila dapat bekerja dengan input dari besaran yang
dideteksi adalah kecil. Jadi relay dapat bekerja pada awal kejadian gangguan.
5. Sederhana
6. Murah
Proteksi terdiri dari perangkat peralatan yang merupakan sistem yang terdiri dari
komponen-komponen sebagai berikut :
1. Relay pengaman
3. Pemutus tenaga
5. Sistem pengawatan
Kegagalan atau kelambatan kerja proteksi dapat disebabkan antara lain oleh :
3
Relay arus lebih adalah suatu relay yang bekerjanya didasarkan adanya kenaikan
arus yang melebihi suatu nilai pengaman tertentu dan dalam waktu tertentu, jadi relay
tersebut akan bekerja apabila arus yang dideteksi sesuai atau lebih besar dari settingnya
untuk mengkomando pemutus tenaga, sehingga relay ini dapat dipakai sebagai pola
pengaman arus lebih.
1. Pengaman gangguan hubung singkat antar fasa, maupun fasa ke tanah
2. Pengaman beban lebih
3. Pengaman utama atau cadangan
Arus kerja atau arus (Ip) adalah nilai arus dimana relay arus akan bekerja dan
menutup kontaknya sehingga relay waktu bekerja. Arus kembali atau arus
(Id)
adalah nilai arus dimana relay harus terhenti bekerja dan kontaknya membuka kembali,
sehingga relay waktu terhenti bekerja.
) 5
Untuk relay arus lebih waktu tertentu ( OCR) mempunyai nilai Kd 0, ± 0,9.
Untuk relay mempunyai Kd § 1,0.
Relay arus lebih seketika adalah jenis relay arus lebih yang paling sederhana
dimana jangka waktu kerja relay yaitu mulai saat relay mengalami sampai
selesainya kerja relay sangat singkat atau tanpa penundaan waktu.
Relai arus ini digunakan untuk pengaman arus hubung singkat yang besar (
) sehingga pada arus gangguan yang besar relai akan bekerja seketika
('
,
*) Setiyo Saksomo, | ð , Universitas Brawijaya Malang, hal 2
('
*) Ibid, hal 28
2. & ' .
+j
`)
Relay arus lebih tertentu adalah jenis relay arus lebih dimana jangka waktu relay
mulai pick-up sampai selesainya kerja relay dapat diperpanjang dengan nilai tertentu dan
tidak tergantung dari besarnya arus yang mengrjakannya (tergantung dari besarnya arus
setting maka waktu kerja relay ditentukan oleh waktu settingnya).
Tset = tf + ¨t )
dimana Int adalah arus nominal trafo, tf adalah setting waktu OCR pada feeder
(umumnya 0,4 - 0,5 detik) dan ¨t adalah beda waktu yang harus diberikan untuk
mendapatkan selektifitas. Harga ¨t antara 0,4 ± 0,5 detik.
('
*) Ibid, hal 29
('
%
& ' .
()
*) Ibid
Relay arus lebih dengan karakteristik waktu arus berbanding terbalik adalah jenis
relai arus lebih dimana jangka waktu relay mulai sampai dengan selesainya kerja
relay tergantung dari besarnya arus yang melewati kumparan relaynya, maksudnya relay
tersebut mempunyai sifat terbalik untuk nilai arus dan waktu kerjanya.
Relay arus lebih berbanding terbalik dibedakan menjadi 4 yaitu standar
dan
.
Dimana
I : Arus gangguan
Is : Arus seting
*)
Tabel 2. Karakteristik Nilai K Dan Y Dari Macam-Macam Relay Ê
Karakteristik K Y
|
|
Ê, PT. PLN (Persero) P3B, April 2005, hal 53
Gambar 2.14
*) Ibid, hal 30
('
|
|
Ê, PT. PLN (Persero) P3B, April 2005, hal 52
('
"
Ibid, hal 53
Prinsip kerja relay ini adalah mendeteksi arus urutan nol, karena setiap gangguan tanah
menghasilkan arus urutan nol. Jika tidak ada gangguan tanah atau pada kondisi normal,
arus yang melewati relay adalah penjumlahan vektor arus tiga fasa, yang dalam titik
netral Star seimbang adalah sama dengan nol, sehingga relay tidak bekerja. Tetapi jika
terjadi gangguan tanah, maka terjadi arus urutan nol yang mengalir ke relay dan
menghasilkan operasi pengaman terhadap gangguan.
I0 = I1 + I2 + I3
('
0
*
ã -
&+&
'' )
tinggi. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan-peralatan listrik contohnya,
merusak isolasi motor termasuk kabel-kabel penghubungnya. Oleh karena itu, keadaan
ini harus dicegah dengan menggunakan relay tegangan berlebih. Prinsip kerjanya adalah
mendeteksi tegangan antar fasa melalui transformator tegangan. Apabila tegangan
tersebut melampaui batas setting yang ditentukan, maka relay ini akan bekerja untuk
rendah atau hilang. Hal ini menyebabkan relay tersebut bekerja dan men-kan CB.
Proteksi drop tegangan diperlukan karena tegangan yang rendah dapat menimbulkan arus
lebih, sedangkan
(/#
&
Jaringan tenaga listrik yang terganggu harus dapat segera diketahui dan dipisahkan
dari bagian jaringan lainnya secepat mungkin dengan maksud agar kerugian yang lebih
Gangguan pada jaringan tenaga listrik dapat terjadi diantaranya pada pembangkit,
jaringan transmisi atau di jaringan distribusi. Penyebab gangguan tersebut tersebut dapat
Gangguan sistem adalah gangguan yang terjadi di system tenaga listrik seperti pada
generator, trafo, SUTT, SKTT dan lain sebagainya. Gangguan system dapat
adalah gangguan yang hilang dengan sendirinya bila PMT terbuka, misalnya sambaran
petir yang menyebabkan flash over pada isolator SUTT. Pada keadaan ini PMT dapat
Gangguan permanen adalah gangguan yang tidak hilang dengan sendirinya, sedangkan
PMT terbuka tidak selalu disebabkan oleh terjadinya gangguan pada sistem, dapat saja
PMT terbuka oleh karena relai yang bekerja sendiri atau kabel control yang terluka atau
Gangguan seperti ini disebut gangguan bukan pada sistem, selanjutnya disebut gangguan
non-sistem.
Cara kerja : bila ada arus (i) mengalir, inti magnet (plunger) akan tertarik akibat
adanya medan magnet yang menyebabkan kontak menutup. Relay ini mempunyai
Gambar 2.3
*) Ibid, slide 9
Cara kerja : batang (beam) A akan tetap pada posisi horizontal, kecuali gaya yang
diakibatkan oleh arus kumparan kerja (i2) lebih besar dari gaya yang diakibatkan
oleh arus kumparan penahan(i1) yang menyebabkan kontak trip menutup. Relay
Gambar 2.4
Cara kerja : bila ada arus I mengalir, inti besi akan menjadi magnet, lengan gerak
akan tertarik dan kontak trip akan menutup. Relay tipe ini banyak digunakan
sebagai relay bantu, karena dapat mempunyai kontak yang banyak dan kontaknya
Gambar 2.5
*) Ibid, slide 11
Cara kerja : medan magnet yang timbul pada inti kumparan akibat arus I yang
mengalir harus senama / searah dengan magnet permanen yang ada untuk
Gambar 2.6
*) Ibid, slide 12
5. |
Cara kerja : gaya gerak timbul akibat adanya interaksi antara medan magnet
menutup.
Gambar 2.
% ) *)
*) Ibid, slide 13
silinder yang di tengahnya inti magnetik sehingga silinder tersebut dapat berputar
pada silinder dipasang kontak gerak dan dapat menutup kontak ke kiri atau ke
Gambar 2.8
memotong piringan. Kedua flux ini berbeda fasa, karena adanya cincin (
Gambar 2.9
b.
c.
a. Relay Bucholz
menutup.
a. Tekanan minyak
Relay Frekuensi V
Relay Defferensial / 0
Relay Bucholz 66 4
*) ð PT.PLN (Persero), Udiklat Padang,
slide 41
3. Berdasarkan Karakteristiknya
2) Relay Ê
a. ' Ê
b.# Ê
c.Y Ê
1. c'
Circuit Breaker adalah suatu peralatan listrik yang digunakan untuk menghubungkan atau
memutuskan arus listrik sesuai dengan ratingnya. Circuit breaker ini dapat dioperasikan
secara otomatis maupun manual dengan waktu pemutus atau penyambungan yang tetap
sama, sebab factor ini ditentukan oleh struktur mekanisme yang menggunakan pegas
seperti di gambar di bawah ini
Load Breaker Switch (LBS) adalah alat untuk memutus atau menghubungkan rangkaian
pada system tenaga listrik dalam kondisi berbeban dan tidak berbeban. Pemutus ini
tidak dapat digunakan untuk memutus arus gangguan. Pemutus ini biasanya digunakan
pada jaringan tegangan menengah. Pada LBS terdapat dua kontak yaitu kontak utama
dan kontak Bantu. Kedua kontak ini bekerja bergantian yaitu pada saat masuk kontak
Bantu masuk terlebih dulu kemudian kontak utama dan pada saat keluar kontak utama
keluar terlebih dulu baru kontak Bantu seperti gambar ini.
IEC 298
Un = 24 kV
Ith = 14,5 kA
In = 400 A ± 50/60Hz
Uw = 125 kV
Ima = 36,5 KA
Disconecting Switch (DS) adalah suatu peralatan yang merupakan pasangan dari Circuit
Breaker. Fungsi disconnecting switch adalah memisahkan tegangan suatu bagian dari
sumbernya pada keadaan tidak berbeban. Hubungan rangkaian circuit breaker dan
disconnecting switch adalah menempatkan circuit beraker diantara dua disconnecting
switch. Hubungan antara circuit breaker dengan disconnecting switch adalah interlock
dengan tujuan tidak salah pengoperasian dari dua peralatan tersebut seperti gambar di
bawah ini.
Un = 24 kV
Ith = 14,5 kA
In = 400A- 50/60 Hz
IMC
Uw = 125 kV
Ima = 36,5 kA
IEC 298
Current Transformer (CT) adalah suatu peralatan transformator yang diletakkan dalam
rangkaian tenaga listrik yang berguna sebagai peralatan ukur yang dihubungkan dengan
relay pengaman. Dengan transformator arus dapat diperluas batas pengukuran suatu
alat ukur seperti di gambar di bawah ini.
Rapport Borner
ubersetzeung klemmen
A/A VA Classes Fs/F1
MG 331090
PT
Transfrmateur de NO 9512640
tenson
swannirgwander
UBERSETZUNG KLEMEN
NORMER
NFC 42501
8.
+7-
: !
.
)
Ampermeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui besarnya aliran
arus yang dipakai oleh beban.
Voltmeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui besarnya potensial
atau tegangan antara dua titik.
kWH meter adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengintegrasikan dan
mengatur arus, daya aktif, yang diberikan kepada suatu beban dalam waktu tertentu
seperti di gambar bawah ini.
Relay ini berfungsi untuk memproteksi SUTM / SKTM terhadap arus lebih
yang diakibatkan oleh gangguan hubung singkat antar fasa.
Relay ini berfungsi untuk mengamankan SUTM / SKTM dari gangguan tanah.
3. Relay arus lebih waktu tertentu (Definite Time Over Current Relay)
Sifat atau karakteristik dari relay definite time ini adalah relay baru akan
bekerja bila arus yang mengalir pada relay tersebut melebihi besarnya arus setting
(Is) yang telah ditentukan.
1. Gardu distribusi 20 kV pada jaringan distribusi 20 kV di PLN atau di industri berskala
besar yang memiliki jaringan distribusi sendiri.
2. Cubicle gardu distribusi yang banyak terpasang di beberapa tempat antara lain yang
berdekatan dengan konsumen, gedung perkantoran, hotel maupun industri menengah.
11.
Heatler adalah alat yang berfungsi untuk menjaga komponen ± komponen kubikel
dari kelembapan udara, karena kelembapan udara bisa menimbulkan bercak ± bercak
kotoran sehingga bercak kotoran akan menjadi karatan di peralatan kubikel. Alat ini di
operasikan pada tegangan 220 Volt.
1. Tempat operasi switching On-Off bagi jaringan distribusi (radial, loop, spindle).
2. Tempat operasi switching On-Off terhadap trafo distribusi.
3. Tempat operasi switching On-Off bagi motor-motor TM (dengan tegangan
nominal lebih rendah 3,3 s/d 12 kV).
Kuat/kokoh
2. Elektrik
3. Operasional
Relay proteksi
Sistem interlocking
Pemeliharaan adalah kegiatan yang harus dilakukan sebagai usaha untuk mengembalikan
atau mempertahankan atau mendayagunakan setiap peralatan dengan tujuan agar
peralatan dapat beroperasi sesuai dengan fungsinya serta menjamin keandalan peralatan
tersebut sampai mencapai umur ekonomisnya dan untuk menjamin kontnuitas pelayanan
tenaga listrik.
Meningkatkan safety
1| ð | | ð | , PT PLN (PERSERO) UDIKLAT
2 Arismunandar, , Jilid II, Jakarta, Oktober 1993, hal 9
4 PT PLN (PERSERO) UNDIKLAT SEMARANG, |
ð | , hal 1.2-14
5 Cahyo Dwi Hartanto&David Herdianto Laporan Akhir, Perencanaan Modul Pengujian relay pengaman
menggunakan PTE-100-C, 200
6 Ibid, hal 19
Ibid, hal 19
8 |
|
Ê, PT. PLN (Persero) P3B, April 2005, hal 53