Professional Documents
Culture Documents
A. Simplisia
belum mengalami pengolahan apa pun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan
dan simplisia pelikan (mineral). Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa
produk hasil pertanian atau pengumpulan tumbuhan liar (wild crop) tentu saja
kandungan kimianya tidak dapat dijamin selalu ajeg (konstan) karena disadari adanya
variabel bibit, tempat tumbuh, iklim, kondisi (umum dan cara) panen, serta proses
pascapanen dan preparasi akhir. Walaupun ada juga yang berpendapat bahwa variabel
tersebut tidak berakibat besar pada mutu ekstrak nantinya. Variabel tersebut juga
analisis kimia dan sentuhan inovasi teknologi farmasi lanjutan sehingga tidak
berdampak banyak pada khasiat produksi. Usaha untuk menjaga variabel tersebut
Dalam hal simplisia sebagai bahan baku (awal) dan produk siap
simplisia, maka dilakukan analisis yang meliputi analisis kuantitatif dan kualitatif.
1. Uji Organoleptik
2. Uji Makroskopik
atau tanpa menggunakan alat. Cara ini dilakukan untuk mencari khususnya
berupa serbuk. Pada uji mikroskopik dicari unsur – unsur anatomi jaringan
yang khas. Dari pengujian ini akan diketahui jenis simplisia berdasarkan
4. Uji Histokimia
zat – zat kandungan tersebut akan memberikan warna yang spesifik pula
C. Pembuatan Simplisia
1. Bahan baku
liar atau berupa tumbuhan budidaya. Tumbuhan liar adalah tumbuhan yang
tumbuh dengan sendirinya di hutan atau di tempat lain, atau tanaman yang
sengaja ditanam dengan tujuan lain, misalnya sebagai tanaman hias, tanaman
produksi simplisia.
2. Dasar Pembuatan
dilakukan dengan cepat, tetapi pada suhu yang tidak terlalu tinggi.
lain.(Anonim,1985)
3. Tahap Pembuatan
3) Waktu panen
stabilitas kimia dan fisik senyawa aktif dalam simplisia terhadap panas
sinar matahari.
Cara pengambilan bagian tanaman untuk pembuatan simplisia
1. Kulit batang Dari batang utama dan cabang, dikelupas dengan ukuran
4. Daun Tua atau muda (daerah pucuk), dipetik dengan tangan satu
persatu
5. Bunga Kuncup atau bunga mekar atau mahkota bunga, atau daun
ukuran tertentu.
ketebalan tertentu.
9. Buah Masak, hampir masak; dipetik dengan tangan.
dan dicuci.
11. Kulit buah Seperti biji, kulit buah dikumpulkan dan dicuci.
12. Bulbus Tanaman dicabut, bulbus dipisah dari daun dan akar dengan
memotongnya, dicuci.
b. Sortasi Basah
Misalnya pada simplisia yang dibuat dari akar suatu tanaman obat,
bahan – bahan seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang
c. Pencucian
dilakukan dengan air bersih, misalnya air dari mata air, air dari sumur
d. Perajangan
Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses
e. Pengeringan
yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang
f. Sortasi kering
dan pengotr – pengotor lain yang masih ada dan tertinggal pada
simplisia kering.
kelembaban.
h. Pemeriksaan mutu
menggunakan pelarut. Jadi, ekstrak adalah sediaan yang diperoleh dengan cara
ekstraksi tanaman obat dengan ukuran pertikel tertentu dan menggunakan medium
sesudah pemisahan cairan dari residu tanaman obat dinamakan “micela”. Micelle ini
dapatdiubah menjadi bentuk obat siap pakai, seperti ekstrak cair dan tinktura atau
sebagai produk/bahan antara yang selanjutnya dapat diproses menjadi ekstrak kering.
(Agoes.G,2007)
E. Cara Ekstraksi
1. Maserasi
dan diuraikan dalam kebanyakan farmakope. Cara ini sesuai, baik untuk skala
kecil maupun skala industri. Proses yang paling sederhana hanya menuanngkan
pelarut pada simplisia. Sesudah mengatur waktu sehingga sesuai untuk tiap – tiap
bahan tanaman (simplisia), ekstrak dikeluarkan, dan ampas hasil ekstraksi dicuci
dengan pelarut yang segar sampai didapat berat yang sesuai. Prosedur ini sama
dengan pembuatan tingtur atau ekstrak khusus, dan kadang – kadang merupakan
(musilago) tinggi. Sebetulnya cara ini tidak begitu berguna karena tidak pernah
dapat menarik zat berkhasiat dari tanaman secara sempurna. Ampas menahan
sejumlah besar solute, yang untuk perolehanya harus dilakukan proses pemerasan
2. Perkolasi
Pada perkolasi sederhana dan berkesinambungan, sasaran proses biasanya
adalah untuk menarik bahan berkhasiat dari tanaman secara total. Pada perkolasi
Proses ini merupakan proses yang memakanwaktu (lama) dan mahal karena
berikut :
pertama.(Agoes.G.2007)
3. Ekstraksi Sinambung
Pelarut penyari yang ditempatkan di dalam labu akan menguap ketika dipanaskan,
melewati pipa samping alat Soxhlet dan mengalami pendinginan saat melewati
kondensor. Pelarut yang telah berkondensasi tersebut akan jatuh pada bagian
dalam alat Soxhlet yang bersimplisia dibungkus kertas saring dan menyisiknya
hingga mencapai bagian atas tabung sifon. Seharusnya seluruh bagian linarut
tersebut akan tertarik dan ditampung pada labu tempat pelarut awal. Proses ini
sedikit dan pelarut murni sehingga dapat menyaring senyawa dalam simplisia
lebih banyak dalam waktu lebih singkat dibandingkan dengan maserasi atau
perkolasi. Kerugian cara ini adalah tidak dapat digunakan untuk senyawa-
F. Skrining Fitokimia
senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman. Cara ini digunakan untuk
dalam mengetahui senyawa kimia apa yang mempunyai aktivitas biologi dari suatu
tanaman. Informasi yang diperoleh dari pendekatan ini juga dapt digunakan untuk
keperluan sumber bahan yang mempunyai nilai ekonomi lain seperti sumber tanni,
minyak untuk industri, sumber gum, dll. Metode yang telah dikembangkan dapat
1. Alkaloid
a. Pengertian alkaloid
mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan, sebagai
bagian dari system siklik. Alkaloid seringkali beracun bagi manusia dan
tumbuhan sekunder yang terbesar. Tidak ada satu pun istilah alkoloid yang
mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai
bagian dari sistem siklik. Alkoloid sering kali beracun bagi manusia dan
secara luas dalam bidang pengobatan. Alkoloid biasanya tanwarna, sering kali
bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal tetapi hanya sedikit yang
berupa cairan (misalnya nikotina) pada suhu kamar .uji sederhana tetapi yang
sama sekali tidak satu sempurna, untuk alkoloid dalam daun atau buah segar
adalah rasa pahitnya di lidah. Misalnya, alkoloid kinina adalah zat yang
dikenal paling pahit dan pada konsentrasimolar 1x 103 membeikan rasa pahit
yang berarti.prazat alkoloid yang paling umum adalah asam amino, meski pun
yang mengandung gugus basa sebagai gugus rantai samping. Banyak sekali
alkoloid yang khas pada suatu suku tumbuhan atau beberapa tumbuhan
sekerabat. Jadi nama alkoloid sering kali diturunkan dari sumber tumbuhan
sebagainya.(Harbrone.J.B,1987)
Iodida). Endapan ini berbentuk amorf atau terdiri dari kristal dari berbagai
karena bahan akan membentuk endapan dengan protein. sebagian dari protein
akan membuat tidak larut dari bahan yang telah diekstrak oleh proses
epaporasi atau mungkin disebabkan filtrate yang terbongkar. Jika ekstrak asli
b. Pereaksi Alkaloid
dalam 10 ml air. Larutan persediaan ini dicampur dengan 7 ml HCl pekat dan
diencerkan dengan air sampai 500 ml. untuk menyemprot pelat, campurkan 10
ml platina klorida 5%, 5 ml HCl pekat, dan 240 ml Kalium iodide 2%.
(Teyler.V.E,1988)
c. Klasifikasi alkaloid
dikelompokkan sebagai:
1) Alkaloid Sesungguhnya
aktivitas phisiologi yang luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa; lazim
yang bersifat bukan basa dan tidak memiliki cincin heterosiklik dan alkaloid
2) Protoalkaloid
3) Pseudoalkaloid
biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloid yang penting dalam khas ini,
(kaffein).(Teyler.V.E,1988)
2. Fenol
ester atau terdapat pada daun di dalam fraksi yang tidak larut dalam etanol; atau
miungkin terdapat dalam fraksi yang larut dalam etanol, yaitu sebagai glikosida
sederhana.
polimer fenol yang terdapat dalam dinding sel tumbuhan, yang bersama selulosa,
pada tumbuhan berkayu karena sampai 30% bahan organic pepohonan terdiri atas zat
ini. Bila dioksidasi dengan nitrobenzene, lignin menghasilkan tiga aldehida fenol
umum.(Harbrone.J.B,1987)
3. Tanin
terdapat khusus dalam jaringan kayu. Menurut batasanya, tanin dapat bereaksi
dengan protein membentuk kepolumer mantap yang tidak larut dalam air. Dalam
industri, tanin adalah senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang mampu
mengubah kulit hewan yang mentah menjadi kulit siap pakai karena
Di dalam tumbuhan letak tanin terpisah dari protein dan enzim sitoplasma,
tetapi bila jaringan rusak, misalnya bila hewan memakanya, maka reaksi
penyamakan dapat terjadi. Reaksi ini menyebabkan protein lebih sukar dicapai
oleh cairan pencernaan hewan. Pada kenyataanya, sebagian besar tubuhan yang
banyak bertanin dihindari oleh hewan pemakan tumbuhan karena rasanya yang
sepat. Kita menganggap salah satu fungsi utama tanin dalam tumbuhan ialah
Secara kimia terdapat dua jenis utama tanin yang tersebar tidak merata
sering terdapat campuran yang terdiri atas flavonoid yang berbeda kelas.
pada telaah sifat kelarutan dan reaksi warna. Kemudian diikuti dengan
kromatografi.(Harbrone.J.B,1987)
satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik,
Kedua golongan yang terakhir sebenarnya triterpena atau steroid yang terutama
senyawa satwa (sebagai hormone kelamin, asam empedu, dll), tetapi pada tahun –
tahun terakhir ini makin banyak senyawa tersebut yang ditemukan dalam jaringan
tumbuhan.(Harbrone.J.B,1987)
6. Kuinon
kromofor pada benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus karbonil yang
biasanya terhidroklisasi dan bersifat senyawa fenol serta mungkin terdapat in vivo
dalam bentuk gabungan dengan gula sebagai glikosida atau dalam bentuk kuinol.
bukan, reaksi warna sederhan masih tetap berguna. Reaksi yang khas ialah
reduksi bolak balik yang mengubah kuinon menjadi senyawa tanwarna, kemudian
warna kembali lagi bila terjadi oksidasi oleh udara. (Harbone.J.B, 1987)
DAFTAR PUSTAKA