Professional Documents
Culture Documents
Nama : xxxxx
Kelas :xxx
NO Absen :xx
SMA N XXXX
XXXX
20XX
FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN
Latar Belakang
Sistematika
Teori Konsumsi Islam dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Indonesia
1. Latar Belakang
2. Pembahasan
a. Pengertian Konsumsi
b. Konsumsi dalam Ekonomi Konvensional : Fungsi Konsumsi, Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Konsumsi, dan Perilaku Konsumen
c. Konsumsi dalam Ekonomi Islam : Prinsip Konsumsi dalam Islam, Teori Konsumsi Islam,
Hubungan
Terbalik Riba dengan Sedekah, Hubungan Terbalik Saving Ratio dengan Final Spending
d. Pola Konsumsi Rumah Tangga Indonesia
e. Kaitan Teori Konsumsi Islam dengan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Indonesia
3. Kesimpulan
Pembahasan
a. Pengertian Konsumsi
Menurut Samuelson (2000) konsumsi adalah kegiatan menghabiskan utility (nilai guna)
barang dan jasa.
Barang meliputi barang tahan lama dan barang tidak tahan lama. Barang konsumsi menurut
kebutuhannya
yaitu : kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tertier.
b. Konsumsi dalam Ekonomi Konvensional
Konsumsi dalam ekonomi konvensional dirumuskan dalam persamaan pendapatan. Menurut
Samuelson
1. Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi adalah hubungan antara pengeluaran konsumsi dengan pendapatan disposabel.
Titik
pada garis konsumsi yang memotong garis 45 derajat menunjukkan jumlah pendapatan disposabel
yang
impas.
Ada 4 (empat) ciri penting dari fungsi konsumsi, yaitu sebagai berikut:
1. Terdapat titik impas (break even point) dari pendapatan, yaitu tingkat di mana seluruh
pendapatan disposable rumah tangga digunakan untuk kegiatan konsumsi
2. Di bawah tingkat impas. Dalam hal ini konsumsi rumah tangga lebih besar dari
pendapatan disposable,sehingga rumah tangga melakukan pinjaman atau menggunakan
tabungan sebelumnya. Kegiatan ini di sebut dissaving
3. Di atas tingkat impas. Dalam hal ini karena pendapatan disposable lebih besar dari
konsumsi maka sisanya di tabung
4. Setiap peningkatan pendapatan disposable meningkatkan kegiatan konsumsi. Namun
besarnya peningkatan konsumsi lebih rendah daripada peningkatan pendapatan disposable
Pengertian
Fungsi konsumsi adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat konsumsi
rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam perekonomian. Sedangkan fungsi tabungan adalah
suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dan pendapatan
nasional dalam perekonomian.
Pengeluaran konsumsi pada dasarnya terdiri atas konsumsi rumah tangga pemerintah, rumah
tangga konsumen, rumah tangga produsen, dan rumah tangga luar negeri. Sebelum krisis ekonomi,
sekitar tahun 1996, dari total pengeluaran agregat, pengeluaran konsumsi rumah tangga memiliki
porsi terbesar, mencapai sekitar 60%. Itulah sebabnya konsumsi rumah tangga memiliki pengaruh
yang besar terhadap stabilitas perekonomian.
Banyak faktor yang memengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga. Faktor-
faktor tersebut dapat berasal dari faktor ekonomi maupun faktor yang berasal dari nonekonomi.
a. Faktor-Faktor Ekonomi
Pendapatan rumah tangga sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Ketika
tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan untuk
dikonsumsi menjadi semakin besar. Contohnya, jika pendapatan seseorang masih sangat rendah,
biasanya beras yang dipilih adalah beras kelas rendah atau menengah. Lauknya pun hanya ikan asin
yang murahan. Akan tetapi, ketika penghasilan seseorang meningkat, beras yang dipilih menjadi
beras kelas satu, misalnya beras Cianjur, dan ikan asin diganti dengan daging ayam. Dengan
demikian hubungan pendapatan dengan konsumsi adalah positif. Artinya, jika pendapatan naik
maka keinginan untuk konsumsipun akan meningkat. Demikian sebaliknya.
Kekayaan rumah tangga dapat berupa kekayaan riil (misalnya rumah, tanah, dan mobil) dan
finansial (misalnya deposito berjangka, saham, dan surat-surat berharga). Kekayaan-kekayaan
tersebut dapat meningkatkan konsumsi seseorang karena menambah pendapatan disposabel.
Hubungan antara kekayaan dan konsumsi adalah positif. Artinya, semakin banyak kekayaan
seseorang maka konsumsinya akan meningkat. Demikian sebaliknya.
3) Tingkat Bunga
Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan konsumsi seseorang, baik dilihat
dari sisi keluarga yang memiliki kelebihan uang maupun keluarga yang kekurangan uang. Bagi
mereka yang memiliki banyak uang, tingkat bunga yang tinggi menyebabkan keinginan untuk
menyimpan uang di bank lebih menguntungkan, daripada dihabiskan untuk konsumsi. Jika tingkat
bunga rendah, yang terjadi adalah sebaliknya. Dengan demikian hubungan tingkat bunga dengan
konsumsi adalah negatif. Artinya, jika tingkat bunga naik maka konsumsi akan turun.
Demikian sebaliknya.
Jika rumah tangga memperkirakan masa depannya makin baik, mereka akan merasa leluasa
untuk melakukan konsumsi, karenanya pengeluaran konsumsi cenderung meningkat.