You are on page 1of 25

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kehidupan modern tidak bisa terlepas dari teknologi industri elektroplating.


Berbagai barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda motor, mobil dan peralatan
pabrik dilakukan sentuhan akhir melalui teknologi lapis listrik ini. Elektroplating
merupakan pelapisan logam pada benda padat konduktif dengan bantuan arus listrik.

Sekitar abad ke 19 pelapisan tembaga dengan emas banyak dilakukan orang,


baik secara manual maupun secara listrik terhadap benda-benda logam. Pelapisan
logam dapat berupa lapis seng (zinc), galvanis, perak, emas, brass, tembaga, nikel dan
krom. Penggunaan lapisan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan kegunaan
masing-masing material. Perbedaan utama dari pelapisan tersebut selain anoda yang
digunakan, adalah larutan elektrolisisnya. Proses electroplating mengubah sifat fisis,
mekanik, dan sifat teknologi suatu material. Salah satu contoh perubahan fisik ketika
material dilapis dengan nikel adalah bertambahnya daya tahan material tersebut
terhadap korosi, serta bertambahnya kapasitas konduktifitasnya. Adapun dalam sifat
mekanik, terjadi perubahan kekuatan tarik maupun tekan dari suatu material sesudah
mengalami pelapisan dibandingkan sebelumnya. Karena itu, tujuan pelapisan logam
tidak luput dari tiga hal, yaitu untuk meningkatkan sifat teknis/mekanis dari suatu
logam, yang kedua melindungi logam dari korosi, dan ketiga memperindah tampilan
(decorative).

I.2 Tujuan Pelapisan Emas

Pelapisan emas biasa dilakukan untuk perhiasan. Hasil barang garapannya pun menjadi
lebih indah, memikat, berkilau, dan lebih awet. Pelapisan emas untuk perhiasan
termasuk elektroplating dekoratif. Elektroplating emas lebih dikenal dengan sebutan
penyepuhan. Pelapisan ini ditujukan untuk mempebaiki permukaan benda/perhiasan
sehingga lebih cemerlang dan mengkilap. Permukaan benda/perhiasan akan terlapisi
oleh emas. Dengan demikian hasil elektroplating emas ini dapat menghasilkan
perhiasan menyerupai perhiasan emas. elektroplating emas untuk perhiasan bertujuan
membuat perhiasan biasa menjadi lebih indah dan mengkilap menyerupai perhiasan
emas sehingga elektroplating emas ini dapat meningkatkan nilai jual perhiasan
tersebut. Dengan dilapisi emas, perhiasan biasa bisa nampak seperti perhiasan emas
yang asli. Perhiasan hasil elektroplating emas harganya lebih murah dibanding
perhiasan emas. Hal ini disebabkan kadar emas yang pada perhiasan sepuh lebih kecil
dibanding perhiasan emas. Perhiasan emas biasanya dibuat dalam tingkat kemurnian
tertentu, contohnya 24 karat emas merupakan 24/24 emas, atau 100% emas murni. 18
karat emas merupakan 18/24 emas, atau 75% emas dan 25% logam campuran lain. 14
karat emas merupakan 14/24 emas, atau 58.33% emas dan 41.67% logam lain. Dengan
demikian, para pecinta perhiasan dapat memperoleh perhiasan yang indahnya sama
dengan perhiasan emas namun harganya lebih terjangkau.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Elektroplating
Electroplating didefinisikan sebagai perpindahan ion logam dengan bantuan arus
listrik melalui elektrolit sehingga ion logam mengendap pada benda padat konduktif
membentuk lapisan logam. Ion logam diperoleh dari elektrolit maupun berasal dari
pelarutan anoda logam ke dalam elektrolit. Pengendapan terjadi pada benda kerja yang
berlaku sebagai katoda. Lapisan logam yang mengendap disebut juga sebagai deposit.
Unit kerja electroplating berskala mulai dari industry kecil, menengah sampai besar
memerlukan peralatan yang lebih lengkap meliputi peralatan untuk persiapan benda kerja,
proses electroplating dan pengerjaan akhir permukaan setelah plating. Peralatan
electroplating selain peralatan utama, diperlukan juga peralatan tambahan untuk
menghasilkan lapisan plating yang berkualitas baik. Peralatan yang diperlukan untuk
electroplating skala menengah antara lain (Purwanto dan syamsul huda ,2005) :
1. Bak atau tanki plating
Tanki plating harus tahan terhadap korosi bahan-bahan kimia. Tanki plating dapat
berbentuk segi empat atau silinder tegak dengan bahan konstruksi dari plastic jenis
polipropilen, polietilen, poli vinil klorida.
2. Elektroda : anoda dan katoda
• Anoda yang digunakan dapat berbentuk plat maupun bola. Pada prinsipnya
besarnya atau luasan anoda disesuaikan dengan luasan benda yang akan dilapisi,
namun pada prakteknya cukup disesuaikan dengan ukuran bak plating.
• Katoda merupakan benda kerja yang akan dilapisi. Apabila benda kerja
berbentuk tidak teratur perlu ditambahkan anoda tambahan untuk meningkatkan
daya tembus, sehingga semua permukaan benda kerja sebagai katoda dapat
terlapis dengan optimal.
3. Rectifier
Rectifier merupakan alat untuk mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah.
Sumber arus bolak-balik dapat dapat bersifat 3 fase atau 1 fase, namun disarankan
menggunakan arus listrik 3 fase.
4. Penghantar arus
Penghantar arus yang digunakan berupa bahan yang mempunyai hantaran arus
yang besar, biasanya berupa tembaga atau campurannya berbentuk kabel, batangan
plat ataupun pipa.
5. Barrel
Alat ini berupa tabung yang berdinding plastic yang berlubang – lubang dengan
diameter sekitar 0,4m dan panjang sekitar 0,6m. pada prinsipnya merupakan alat
kontak listrik antara pensuplai arus listrik dengan benda kerja.
6. Pemanas (heater) atau pendingin (cooler)
• Pemanas untuk memanaskan larutan dapat berupa koil-koil listrik yang
terbungkus kaca tahan panas. Pembungkus koil pemanas dapat juga
menggunakan baja tahan karat atau titanium. Pemanasan dapat juga
menggunakan air panas atau uap air. Pemanasan biasanya diperlukan untuk
plating nikel dan tembaga sianida yang memerlukan temperature sekitar
600C
• Pendingin biasanya digunakan untuk plating yang beroperasi pada
temperature relative rendah atau kondisi temperature plating yang
disyaratkan batas atas tertentu misalnya pada pelapisan tembaga asam atau
krom keras. Dalam kedua larutan tersebut temperature yang melebihi batas
atas yang disyaratkan dapat menurunkan unjuk kerja larutan plating.
Pendingin dapat menggunakan kumparan-kumparan dari bahan yang tahan
terhadap korosi seperti titanium.
7. Filter
Filter digunakan untuk menyaring partikel-partikel atau kotoran-kotoran yang
melayang di dalam elektrolit. Padatan ini merupakan kontaminan yang dapat
mengakibatkan terbentuknya lapisan yang kasar.
8. Pompa
9. Blower
Blower mengalirkan udara bertekanan rendah, dihubungkan dengan pipa untuk
mensuplai udara kedalam tangki yang mengandung larutan elektrolit.

10. Kompresor
Kompresor digunakan untuk pengeringan cairan sisa yang menempel pada benda
kerja dengan cara meniupkan udara bertekanan. Agar udara yang keluar dari
kompresor bersih perlu ditambahkan filter udara agar kotoran dan minyak pelumas
dapat tertahan pada filter.

Kualitas hasil electroplating maupun effisiensi arus sangat dipengaruhi oleh


variable proses berikut (Purwanto dan syamsul huda ,2005) :
a. Konsentrasi elektrolit
Konsentrasi elektrolit selama proses plating berlangsung akan mengalami
perubahan terutama karena adanya penguapan dan berpindanya ion logam dari
larutan yang mengendap di katoda. Pada umumnya kelebihan kadar logam akan
menyebabkan menurunnya kekilapan dan kerataan lapisan, dan juga
mengakibatkan terjadinya pemborosan bahan. Apabila kadar logam rendah terjadi
penurunan konduktivitas sehingga proses plating menjadi lambat. Oleh karena itu
konsentrasi elektrolit perlu dijaga konstan dengan melakukan analisis larutan
secara teratur.
b. Sirkulasi elektrolit
Sirkulasi elektrolit bertujuan agar distribusi ion-ion baik positif ataupun negative di
dalam elektrolit menjadi merata sehingga dapat dihindari terjadinya polarisasi.
Polarisasi terjadi bila dua daerah dalam elektrolit sangat positif dan yang lainnya
sangat negative sehingga diperlukan tegangan yang lebih tinggi agar arus dapat
mengalir melalui elektrolit dari anoda ke katoda. Sirkulasi elektrolit dapat
dilakukan dengan bantuan pompa ataupun dengan hembusan udara dari blower
melalui pipa-pipa yang dipasang di dasar dan tepi tanki.
c. Rapat arus
Berdasarkan hokum Faraday, banyaknya endapan sebanding dengan kuat arus.
Akan tetapi dalam praktek, besaran yang diperlukan untuk plating adalah rapat arus
persatuan luas, biasanya dinyatakan dalam Ampere/dm2. Rapat arus anoda dan
katoda besarnya berbeda dan rapat arus katoda merupakan besaran yang perlu
diperhatikan agar kualitas endapan pada katoda berkualitas baik dan tidak sampai
terbakar. Semakin besar rapat arus maka laju plating makin cepat dan waktu yang
diperlukan untuk memperoleh endapan dengan ketebalan tertentu akan makin
singkat.
d. Tegangan
Tegangan yang diperlukan untuk proses electroplating tergantung dari jenis,
komposisi, dan kondisi elektrolit. Rapat arus dapat dinaikan dengan menaikkan
tegangan, akan tetapi hal ini dapat menyebabkan terjadinya polarisasi dan
tercapainya tegangan batas. Pada keadaan tegangan batas, tidak terjadi aliran arus
melalui elektrolit, dan bila tegangan dinaikkan akan terjadi elektrolisis air yang
menghasilkan gas hidrogen dan oksigen.
e. Jarak anoda-katoda
Jarak anoda-katoda menentukan hantaran arus listrik dan sangat berpengaruh
terhadap keseragaman tebal lapisan. Besarnya hantaran berbanding terbalik dengan
jarak. Apabila jarak anoda-katoda kecil, maka hambatan menjadi kecil dan
konduktivitas besar sehingga untuk mendapatkan rapat arus yang besar diperlukan
tegangan yang lebih rendah.
f. Rasio dan bentuk anoda-katoda
Perbandingan permukaan anoda-katoda sangat penting untuk menjaga agar ion-ion
di dalam electroplating selalu seimbang. Standar rasio anoda-katoda tergantung
dari jenis plating.
g. Distribusi arus
Lintasan arus dari anoda ke katoda tidak semuanya lurus tetapi cenderung
melengkung terutama terutama yang berasal dari ujung anoda ke ujung katoda.
Keadaan ini menyebabkan rapat arus ke ujung-ujung katoda menjadi lebih besar
sehingga endapan yang terbentuk pada bagian ujung cenderung lebih tebal. Pada
plating benda-benda yang rumit seringkali dihasilkan pelapisan yang tak merata
terutama pada daerah arus rendah yaitu daerah-daerah yang berlekuk. Untuk
mengatasi keadaan tersebut biasanya dipasang anoda sekunder sehingga dapat
diperoleh rapat arus yang seragam dan daerah yang sulit atau berarus rendah dapat
diperkuat dengan adanya anoda bantuan tersebut. Sedangkan pada daerah dengan
arus yang tinggi dapat dipasang pemecah arus yang biasanya berupa plastic
berbentuk sikat gigi.
h. Temperature
Temperature berpengaruh terhadap konduktivitas. Temperature semakin tinggi
menyebabkan konduktivitas larutan makin besar sehingga mempercepat hantaran
arus listrik. Pada temperature tinggi dapat diperoleh rapat arus yang besar dan juga
mempertinggi tegangan batas polarisasi. Namun demikian setiap jenis plating
mempunyai rentang temperature operasi optimum yang berkaitan dengan sifat
endapan logam pada benda kerja maupun sifat dari aditif. Temperature yang terlalu
tinggi dapat menyebabkan endapan terbakar dan terjadi kerusakan aditif.
i. Daya tembus (throwing power)
Daya tembus didefinisikan sebagai kemampuan proses elektrolitik untuk menutup
katoda dengan lapisan seseragam mungkin, ditentukan oleh pengaturan geometri
tanki dan berbagai parameter proses termasuk juga jenis elektrolit. Letak geometri
katoda-anoda menentukan distribusi arus di atas. Daya tembus terutama sangat
perlu diperhatikan apabila melakukan plating benda yang rumit.
j. Epitaxy dan levelling
• Epitaxy adalah lapisan mengikuti bentuk dan struktur dari benda kerja
sebagai katoda, sehingga benda kerja yang kasar menghasilkan lapisan
kasar.
• Levelling dimaksudkan bahwa lapisan meratakan bagian-bagian benda kerja
yang cekung, sehingga plating mempunyai kecenderungan menutupi
permukaan-permukaan benda yang cekung menjadi rata.
k. Aditif
Aditif merupakan zat tambahan dengan jumlah kecil dimaksudkan untuk mengatur
pertumbuhan Kristal sehingga diperoleh hasil plating dengan kualitas yang baik
meliputi kecerahan atau kekilapan dan kekerasan. Pemberian aditif dapat pula
memperbaiki levelling. Aditif umumnya berupa senyawa organic yang bekerja
pada rentang temperature tertentu dan dapat rusak selama proses berlangsung.
l. Kontaminasi.
Adanya padatan yang melayang-layang, tersuspensi maupun terlarut dalam
elektrolit dapat menyebabkan kontaminasi bagi elektrolit yang berpengaruh pada
kualitas hasil plating. Padatan yang melayang-layang dapat pula mengendap di
katosa sehingga hasil plating pada benda kerja menjadi kasar. Adanya ion logam
yang tidak dikehendaki dapat menyebabkan terjadinya noda-noda atau bintik-bintik
pada permukaan plating. Kontaminan berupa partikel-partikel yang melayang
maupun tersuspensi dapat dihilangkan dengan cara filtrasi pada aliran sirkulasi
cairan yang dipasang sebelum pompa. Bila kontaminasi berupa ion-ion terlarut
dalam air dilakukan pengolahan air sehingga kandungan ion-ion logam menjadi
sangat rendah.

II. 2 Emas
Emas merupakan logam mulia, seperti yang diperlihatkan pada standar
potensialnya (+1,68 volt). Emas tidak beraksi dengan oksigen,belerang, selenium, nitrogen
ataupun karbon pada berbagai suhu danhidrogen juga tidak bereaksi dengannya. Halogen,
bila keadaanya kering pada suhu kamar tidak bereaksi dengan emas hanya sedikit sekali
reaksinya. Emas tahan terhadap berbagai asam pada umumnya, akan tetapi bila terdapat
oksidator atau emas dijadikan anodik, reaksinya dengan asam khlorida cepat. Asam nitrat
bila bebas halogen tidak menyerang emas. Pelarut aktif bagi emas adalah AQUA REGIA
yakni campuran asam nitrat dan asam khlorida.
Emas tahan serangan alkali hidroksida dan karbonat pada segala suhu akan tetapi
larutan sianida alkali dengan adanya oksigen akan melarutkannya. Nitrat lebur tidak
menyebabkan reaksinya tetapi natrium peroksida mengkorosi emas. Kimiawi emas, baik
pada tingkat oksidasi + l atau +3 sepenuhnya kimia kompleks. Hampir tidak ada senyawa
emas sederhana. Emas (I), kompleksnya stabil dilarutkan berair terlebih sianida, juga
khlorida dan thiosulfat. Kompleks sianidanya stabil, K = 4 X 1028 . Zat-zat kristal seperti
KAu(CN)2 banyak dipergunakan. Emas (II) terkompleks dalam larutan, sebagai spesi
anion, misalnya AuCI3OH-. Emas (III) juga membentuk kompleks kationik koordinat
empat dengan piridin, fenantralin, dietilentriamin dan sebagainya.
Tabel 1. Sifat-Sifat Emas

Nomor atom 79

Berat atom 196

Struktur kristal fee

Titik leleh °C 1063

Titik didih °C 2809

Kepadatan, g/cm3, 25°C 19,302

Resistivitas listrik uΩ-cm,


0°C
2,06
Potensial Standar, E°,
25°C, V

Au+ + e- Au +1,68

II.2 Elektroplating Emas

Pelapisan emas merupakan upaya memberikan kenampakan permukaan dengan


lapisan tipis emas sehingga mirip bahkan dalam beberapa hal sulit dibedakan dengan emas
murni. Pelapisan dibedakan antara keperluan dekoratif dan fungsional.(Purwanto dan
syamsul huda ,2005)
Sejumlah senyawa organo emas membentuk dasar komposisi seni dekoratif,
disemprotkan atau dilapiskan ke keramik, gelas dan didekomposisi membentuk film emas
dekoratif. Senyawa organo-emas dapat diproses pada temperatur 250°C maka dapat
diterapkan ke plastik untuk printed-circuit atau PCB, dan berbagai komponen teknologi
canggih lainnya.
Larutan emas untuk keperluan pelapisan emas juga terbagi atas empat bagian
utama seperti pada tabel 1. (Weisberg, 1993) berikut ini:
Tabel 1. Larutan Emas Untuk Keperluan Elektroplating

Group Larutan
Group 1 Emas Sianida basa dengan pH > 10, untuk
Class A, B, C, dan D
Group 2 Emas Sianida netral dengan pH 6 s/d 9, untuk
Class D dan G
Group 3 Emas Sianida asam dengan pH 3,5 s/d 5,
untuk alloy emas
Group 4 Emas Non Sianida untuk pelapisan perhiasan
emas

Tabel 2 berikut ini adalah keterangan tambahan untuk tabel 1 diatas (Weisberg, 1993)..

Tabel 2. Pengelompokan umum pelapisan emas


Class A Pelapisan emas untuk keindahan 24k
Class B Pelapisan emas alloy untuk keindahan
Class C Pelapisan emas alloy dengan warna C-1 dan C-
2
Class D Untuk keperluan industri elektronika dengan
emas lunak kemurnian tinggi
Class E Untuk keperluan industri elektronika dengan
emas keras dengan kemurnian 99.5 %
Class F Untuk keperluan industri elektronika dengan
emas alloy
Class G Untuk keperluan perbaikan dan keperluan
umum
Class H Untuk keperluan komersil

Pertimbangan fisis, rekayasa atau estetika menentukan grup mana yang sesuai
untuk pekerjaan pelapisan tersebut, tetapi pertimbangan ekonomi lebih menjadikan faktor
yang menentukan sebagai alasan pemilihan formula dan metode pelapisan. Harga emas
persatuan berat hanyalah satu aspek ekonomi yang dipertimbangkan dalam pemilihan
antara rak, barel, kontinyu atau selektif. Untuk setiap penggunaan diperlukan
keseimbangan dan optimasi:
a. Kecepatan pelapisan : menentukan ukuran peralatan dan larutan dan biaya produksi
dari barang-barang dimaksud .
b. Biaya larutan : volume yang diperlukan untuk metode tertentu dan konsentrasi
emasnya.
c. Biaya kehilangan Drag-out : tergantung dari pada konsentrasi emas yang
digunakan, bentuk barang, jika pelapisan memakai barel rak dan lain-lain harus
dipertimbangkan faktor recovery dari drag-out emas atau recovery penukar ion.
d. Biaya kontrol dan perawatan : bak larutan high speed dan efisiensi tinggi
memerlukan pengawasan dan analisa yang konstan.
e. Biaya umum larutan : High speed dan kemurnian tinggi dengan dragout recovery
yang bagus perlu diganti secara periodik untuk merawat kemurnian hasil pelapisan.
f. Biaya keuangan untuk menjaga bak.
g. Biaya awal dari peralatan.
h. Biaya overhead dari peralatan (baik operasi atau tidak).
Kadang metode rak manual sederhana atau barel akan berbiaya efektif dan sisi lain
high speed yang otomatis lebih memenuhi . Saat ini emas secara luas diperdagangkan
dengan harga yang berbeda. Upaya melapis yang sukses perlu untuk mengamati dan
mempertimbangkan biaya.

1 63
4
Gambar 1. Plating Emas

Keterangan alat :
1. Bak plating

2. Rectifier

3. Anoda emas (terdapat pada sebelah kanan dan kiri)

4. Benda kerja (katoda)

5. Kabel Penghantar

6. Elektrolit

Larutan plating emas disusun dengan komponen utama senyawa potassium emas
sianida dan dioperasikan pada temperature sekitar 50-60oC. Sumber ion emas yang
menempel pada benda yang dilapis berasal dari larutan dan posisinya akan digantikan oleh
ion emas yang berasal dari anoda emas aktif yang melarut atau bila menggunakan anoda
pasif sumber ion emas hanya berasal dari elektrolitnya (senyawa potassium emas sianida)
Tabel 3. Kondisi Operasi dan Komposisi Plating Emas

Potassium Gold Cyanide

Komponen dan kondisi operasi

Potassium emas sianida 8 gr/L

Potassium sianida 20 gr/L

Potassium karbonat 20 gr/L

Dipotassium monohidrogen posphat 20 gr/L

pH 11

Temperatur 60oC

Rapat arus Katoda 0,1-0,5 A/dm2

Efisiensi Katoda 50-90%

Efisiensi katoda diartikan arus yang digunakan untuk pengendapan logam pada
katoda dibandingkan dengan total arus masuk.

Bila sumber ion emas hanya berasal dari elektrolit maka control terhadap elektolit
emas dilakukan secara rutin. Analisa kimia volumetric dilakukan untuk mengetahui berada
kadar tiap-tiap komponen yang terdapat dalam larutan lebih akurat dilakukan secara
berkala.

II. 3 Lapis Emas Dekoratif


Penerapan lapis emas dekoratif umumnya digunakan untuk perhiasan seperti: jam
tangan, pena, pensil berbagai barang-barang rumah tangga, patung-patung dan arsitektural
termasuk elektroforming. Ketebalan lapisan emas atau alloy emas berkisar 0,000.002 - 5",
waktu pelapisan 5-30 detik. Atau praktis yang disarankan bagi perdagangan untuk industry
dinamakan gold flash atau gold wash (untuk lapis listrik emas ketebalan miminum
0,0000.007"). Endapan / pelapisan ini digunakan di atas bright nikel. Disamping itu tidak
memerlukan agen brightening dan agen penghalus butiran.
Penting untuk membedakan antara kadar karat yang sesungguhnya dari alloy emas
pelapisan dan karat endapan emas. Endapan karat dekoratif bernilai karat lebih rendah
daripada alloy sesungguhnya. Warna endapan 14K sesuai dengan yang 20-21 K. Formula
tabel 2 adalah warna-warna endapan tetapi alloy karatnya lebih tinggi (hitungan biaya,
lebih baik menggunakan emas murni).

Tabel 4. Jenis Bak Emas Asam Untuk Endapan Tebal

Pelapisan Emas Industri Dan Elektronik


Emas dilapiskan pada barang elektronik dan listrik mempunyai tujuan yang
berbeda. Tujuan pelapisan emas saat ini dibagi menjadi 3 (tiga) komponen.
- Semi konduktor
- Printed atau PCB
- Kontak atau Penghubung
Pentingnya endapan tiap komponen dan metode pelapisannya adalah :
Table 5. Pelapisan Emas Untuk Industri Elektronik
Semi Konduktor PCB Kontak
Kemurnian 99,95 % - 99,5 - 99,7
Kekerasan 60 - 80 120 - 180 120 - 180
Permukaan matt cerah cerah
Rak Ya Ya Ya
Barel ya tidak ya
Kontinyu ya ya ya

BAB III
PERCOBAAN
III.1 Skala Laboratorium
Tujuan :

Mengamati peristiwa penyepuhan (electroplanting) pada emas

Dasar Teori :

Banyak benda-benda logam di sekitar kita telah mengalami penyepuhan sehingga


kelihatan indah dan menarik. Penyepuhan adalah suatu proses pelapisan permukaan
logam dengan logam lain, misalnya suatu logam yang disepuh dengan nikel, krom,
perak, emas, atau tembaga

Alat dan Bahan :

1. Toples bekas 150 mL 2 buah

2. Adaptor

3. Kabel

4. Sikat

5. Sangling

6. Ember 2 buah

7. Anting-anting

8. Air emas

9. Air buah lerak

10. Air keran

11. Air panas

12. Potasium
Cara Kerja :

1. Isi masing-masing gelas kimia dengan Air emas dan air panas yang sudah
dibubuhi potasium

2. Isi masing-masing ember dengan air keran dan air buah lerak

3. Rendam logam yang akan disepuh (anting-anting) dalam larutan potasium


selama ±1 menit

4. Cuci logam dengan air buah lerak dan disikat secara seksama

5. Agar lebih bersih, logam disangling / diamplas

6. Setelah benar-benar bersih, perhiasan disepuh, yaitu dengan cara emas dikaitkan
pada kawat (kabel) tembaga yang disambungkan pada adaptor

7. Untuk meratakan lapisan, perhiasan digoyang-goyangkan beberapa kali.

8. Logam (anting-anting) telah disepuh.

III.2 Semi Pilot Plant


Tujuan : Untuk mengetahui proses pelapisan logam dengan emas.
Alat dan Bahan

• Alat :

• Aki / baterai
• Sangringan (pengganti ampelas)
• Kabel
• Kawat tembaga
• Batu arang (karbon)
• Lilin dan kaleng (untuk pemanasan)
• Penjepit
• Air hujan (mengandung kadar asam)
• Gelas 1 (larutan emas)
Isi gelas 1: a). 1/3 liter air hujan
b). 10,2 potasium
c). 0,200mg emas
d). 0,200mg asam sulfat

• Gelas 2 (larutan perak)


• Gelas 3 (larutan tembaga + karbon)
• Bahan :
• Emas , perak
• Buah kalarak (untuk pembusaan / pengganti sabun)
• Putasium (untuk pengasaman)
• Air keras (untuk pengujian emas di bawah kadar 90%)
• Asam sulfat (H2SO4)

Cara kerja :
Proses 1
• Mempersiapkan alat dan bahan
Mengaitkan logam pada kabel (-) min.
• Mencelupkan ke gelas 3 (larutan tembaga dan karbon yang mempunyai tegangan 3
volt).
• Di celupkan sampai busanya banyak (reaksi karbon).
• Setelah diangkat dari gelas 3, kemudian di cuci dengan air bersih untuk
• menghilangkan rasa licin.
• Buah kalarak di gosokkan menggunakan sikat untuk mendapatkan busa dan
• dicelupkan ke dalam air,hingga air berbusa.
• Menyikat logam dengan busa buah kalarak hingga hasilnya kasat.
• Setelah disikat,kemudian disangling untuk menghilangkan logam.
• Setelah di sangling,lalu disikat kembali tanpa penyanglingan sampai keluar warna
asal (bahan dasar)
Proses 2
• Memasukkan logam dalam larutan perak sampai warna logam putih kekuning-
kuningan.
• Logam di sikat kembali sampai bersih.
• Setelah pemerakan logam,kemudian logam di masukkan ke dalam gelas 2 (larutan
perak yang mempunyai teganan 3 volt ).
• Dicelupkan sampai mengeluar busa.
• Cat :mencelupkan kawat tembaga 1/3 dari jumlah air ke permukaan.
• Kemudian di bersihkan dengan air bersih sehingga terjadi perubahan warna kuning
emas.
• Setelah dikeluarkan dari gelas ke-2 kemudian disikat kembali tanpa pencalingan.
• Setelah disikat,kemudian di masukkan ke gelas 1(larutan emas yang mempunyai
tegangan 0,5 volt)dan hanya menyentuh permukaan air untuk perekatan logam
emas.
• Kemudian diangkat dari gelas 1 dan dicelupkan ke gelas 2.
• Lalu di cuci dengan air bersih.
• Dan memasukkan ke busa kalarak,yang gunanya untuk menghilangkan busa yang
ada di gelas 2.
Proses 3
• Melakukan pengeringan.
• Logam di panaskan diatas kaleng yang sudah di beri api selama 3 menit .
• Fungsi :untuk menguatkan perekatan emas.
• :untuk meminimalkan iritasi terhadap pemakai.
BAB IV
PENUTUP

Pelapisan emas merupakan upaya memberikan kenampakan permukaan dengan


lapisan tipis emas sehingga mirip bahkan dalam beberapa hal sulit dibedakan dengan emas
murni. Beberapa Permasalahan dan Pemecahannya dalam electroplating emas, yaitu :
1. Lapisan kasar dan tampak gelap

Hal ini disebabkan adanya impuritas organic dan kelebihan kerapatan arus yang
justru menyebabkan benda kerja menjadi terbakar. Untuk mengatasinya dapat dilakukan
dengan menyaring larutan terlebih dahulu dengan menggunakan karbon aktif, sedangkan
kelebihan rapat arus dilakukan dengan menurunkan tegangan dan mengatur kerapatan arus
hingga optimum

2. Tidak terjadi pelapisan

Sambungan yang tidak benar yang kadang terbalik antara elektrodanya


menyebabkan tidak terbentuk deposit yang melapisi katoda sebagai benda kerja. Maka cek
selalu rangkaian listik dan betulkan sambungan yang salah

3. Anoda emas berubah warna atau tertutup lapisan

Hal ini disebabkan sianida bebas kurang. Analisis cairan dan ditambahkan sianida
sesuai keperluan

4. Lapisan tampak pucat

Lapisan emas tampak pucat dapat disebabkan kadar sianida yang berlebihan,
temperature cairan yang rendah dan rapat arus terlalu rendah untuk mengatasinya perlu
dilakukan analisis larutan, mendidihkan larutan hingga kadar sianida turun dan kemudian
ditambahkan air destilat hingga colume semula dan mengatur kerapatan arus hingga
dicapai kondisi optimum seperti yang disyaratka

5. Lapisan tampak merah kecoklatan

Penyebabnya antara lain kerapatan arus atau temperature larutan terlalu tinggi. Hal ini
dapat diatasi dengan menurunkan tegangan dan mengatur kerapatan arus serta
mendinginkan larutan hingga kondisi optimum

DAFTAR PUSTAKA

Purwanto dan Syamsul Huda, 2005, “Teknologi Industri Elektroplating”, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.

Weisberg, Alfred M. 1993. Gold Plating. Metal Finishing Guidebook and Directory Issue
'93. New York, NY: Elsevier Science Publishing Co., Inc.

www. Google.com diunduh, Selasa 9 November 2010 Pukul 16.00 WIB

www. Web Blog. Com diunduh, Jum’at 12 November 2010

www. Wikipedia.com .“ Pelapisan Emas dengan Elektroplating “

www. Google.com. “ Dasar – dasar Elektroplating “

www. Google.com. “ Elektroplating Emas “


LAMPIRAN - LAMPIRAN
TUGAS TEKNOLOGI ELEKTROKIMIA DAN
ELEKTROPLATING

PELAPISAN EMAS PADA PERHIASAN SECARA


ELEKTROPLATING

Oleh:

CAHYA IMANIAWAN NIM. L2C0 06 026

BERNADUS HENDRA NIM. L2C0 07 020


SHINTA AMELIA NIM. L2C0 07 083

INDAH PURNAMASARI NIM. L2C3 09 007

JATI BAYU W NIM. L2C3 09 022

FAJAR P NIM. L2C3 09 033

FATHUL ALIM NIM. L2C3 09 046

HAGA KAPORINA NIM. L2C6 06 020

PANJI PRIMA L NIM. L2C6 06 035

M. DIMAS ARRIEF NIM. L2C6 06 020

M. MAULANA AZIM NIM. L2C6 07 036

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2010

Kata Pengantar

Puji syukur penyusun panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan kasih dan karunia-Nya sehingga dalam kesempatan ini penyusun dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “ Pelapisan Emas Pada Perhiasan Secara Elektroplating”

dalam rangka memenuhi tugas matakuliah Teknologi Elektrokimia dan Elektroplating .

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ir. Hargono, MT selaku dosen pengampu

mata kuliah Teknologi Elektrokimia dan Elektroplating yang telah memberikan kesempatan

kepada penyusun untuk bisa lebih mendalami materi ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,

oleh sebab itu mohon kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini.
Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa

TeknikKimia khususnya dan juga segenap pembaca pada umumnya.

Penyusun

You might also like