Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pelapisan emas biasa dilakukan untuk perhiasan. Hasil barang garapannya pun menjadi
lebih indah, memikat, berkilau, dan lebih awet. Pelapisan emas untuk perhiasan
termasuk elektroplating dekoratif. Elektroplating emas lebih dikenal dengan sebutan
penyepuhan. Pelapisan ini ditujukan untuk mempebaiki permukaan benda/perhiasan
sehingga lebih cemerlang dan mengkilap. Permukaan benda/perhiasan akan terlapisi
oleh emas. Dengan demikian hasil elektroplating emas ini dapat menghasilkan
perhiasan menyerupai perhiasan emas. elektroplating emas untuk perhiasan bertujuan
membuat perhiasan biasa menjadi lebih indah dan mengkilap menyerupai perhiasan
emas sehingga elektroplating emas ini dapat meningkatkan nilai jual perhiasan
tersebut. Dengan dilapisi emas, perhiasan biasa bisa nampak seperti perhiasan emas
yang asli. Perhiasan hasil elektroplating emas harganya lebih murah dibanding
perhiasan emas. Hal ini disebabkan kadar emas yang pada perhiasan sepuh lebih kecil
dibanding perhiasan emas. Perhiasan emas biasanya dibuat dalam tingkat kemurnian
tertentu, contohnya 24 karat emas merupakan 24/24 emas, atau 100% emas murni. 18
karat emas merupakan 18/24 emas, atau 75% emas dan 25% logam campuran lain. 14
karat emas merupakan 14/24 emas, atau 58.33% emas dan 41.67% logam lain. Dengan
demikian, para pecinta perhiasan dapat memperoleh perhiasan yang indahnya sama
dengan perhiasan emas namun harganya lebih terjangkau.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Elektroplating
Electroplating didefinisikan sebagai perpindahan ion logam dengan bantuan arus
listrik melalui elektrolit sehingga ion logam mengendap pada benda padat konduktif
membentuk lapisan logam. Ion logam diperoleh dari elektrolit maupun berasal dari
pelarutan anoda logam ke dalam elektrolit. Pengendapan terjadi pada benda kerja yang
berlaku sebagai katoda. Lapisan logam yang mengendap disebut juga sebagai deposit.
Unit kerja electroplating berskala mulai dari industry kecil, menengah sampai besar
memerlukan peralatan yang lebih lengkap meliputi peralatan untuk persiapan benda kerja,
proses electroplating dan pengerjaan akhir permukaan setelah plating. Peralatan
electroplating selain peralatan utama, diperlukan juga peralatan tambahan untuk
menghasilkan lapisan plating yang berkualitas baik. Peralatan yang diperlukan untuk
electroplating skala menengah antara lain (Purwanto dan syamsul huda ,2005) :
1. Bak atau tanki plating
Tanki plating harus tahan terhadap korosi bahan-bahan kimia. Tanki plating dapat
berbentuk segi empat atau silinder tegak dengan bahan konstruksi dari plastic jenis
polipropilen, polietilen, poli vinil klorida.
2. Elektroda : anoda dan katoda
• Anoda yang digunakan dapat berbentuk plat maupun bola. Pada prinsipnya
besarnya atau luasan anoda disesuaikan dengan luasan benda yang akan dilapisi,
namun pada prakteknya cukup disesuaikan dengan ukuran bak plating.
• Katoda merupakan benda kerja yang akan dilapisi. Apabila benda kerja
berbentuk tidak teratur perlu ditambahkan anoda tambahan untuk meningkatkan
daya tembus, sehingga semua permukaan benda kerja sebagai katoda dapat
terlapis dengan optimal.
3. Rectifier
Rectifier merupakan alat untuk mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah.
Sumber arus bolak-balik dapat dapat bersifat 3 fase atau 1 fase, namun disarankan
menggunakan arus listrik 3 fase.
4. Penghantar arus
Penghantar arus yang digunakan berupa bahan yang mempunyai hantaran arus
yang besar, biasanya berupa tembaga atau campurannya berbentuk kabel, batangan
plat ataupun pipa.
5. Barrel
Alat ini berupa tabung yang berdinding plastic yang berlubang – lubang dengan
diameter sekitar 0,4m dan panjang sekitar 0,6m. pada prinsipnya merupakan alat
kontak listrik antara pensuplai arus listrik dengan benda kerja.
6. Pemanas (heater) atau pendingin (cooler)
• Pemanas untuk memanaskan larutan dapat berupa koil-koil listrik yang
terbungkus kaca tahan panas. Pembungkus koil pemanas dapat juga
menggunakan baja tahan karat atau titanium. Pemanasan dapat juga
menggunakan air panas atau uap air. Pemanasan biasanya diperlukan untuk
plating nikel dan tembaga sianida yang memerlukan temperature sekitar
600C
• Pendingin biasanya digunakan untuk plating yang beroperasi pada
temperature relative rendah atau kondisi temperature plating yang
disyaratkan batas atas tertentu misalnya pada pelapisan tembaga asam atau
krom keras. Dalam kedua larutan tersebut temperature yang melebihi batas
atas yang disyaratkan dapat menurunkan unjuk kerja larutan plating.
Pendingin dapat menggunakan kumparan-kumparan dari bahan yang tahan
terhadap korosi seperti titanium.
7. Filter
Filter digunakan untuk menyaring partikel-partikel atau kotoran-kotoran yang
melayang di dalam elektrolit. Padatan ini merupakan kontaminan yang dapat
mengakibatkan terbentuknya lapisan yang kasar.
8. Pompa
9. Blower
Blower mengalirkan udara bertekanan rendah, dihubungkan dengan pipa untuk
mensuplai udara kedalam tangki yang mengandung larutan elektrolit.
10. Kompresor
Kompresor digunakan untuk pengeringan cairan sisa yang menempel pada benda
kerja dengan cara meniupkan udara bertekanan. Agar udara yang keluar dari
kompresor bersih perlu ditambahkan filter udara agar kotoran dan minyak pelumas
dapat tertahan pada filter.
II. 2 Emas
Emas merupakan logam mulia, seperti yang diperlihatkan pada standar
potensialnya (+1,68 volt). Emas tidak beraksi dengan oksigen,belerang, selenium, nitrogen
ataupun karbon pada berbagai suhu danhidrogen juga tidak bereaksi dengannya. Halogen,
bila keadaanya kering pada suhu kamar tidak bereaksi dengan emas hanya sedikit sekali
reaksinya. Emas tahan terhadap berbagai asam pada umumnya, akan tetapi bila terdapat
oksidator atau emas dijadikan anodik, reaksinya dengan asam khlorida cepat. Asam nitrat
bila bebas halogen tidak menyerang emas. Pelarut aktif bagi emas adalah AQUA REGIA
yakni campuran asam nitrat dan asam khlorida.
Emas tahan serangan alkali hidroksida dan karbonat pada segala suhu akan tetapi
larutan sianida alkali dengan adanya oksigen akan melarutkannya. Nitrat lebur tidak
menyebabkan reaksinya tetapi natrium peroksida mengkorosi emas. Kimiawi emas, baik
pada tingkat oksidasi + l atau +3 sepenuhnya kimia kompleks. Hampir tidak ada senyawa
emas sederhana. Emas (I), kompleksnya stabil dilarutkan berair terlebih sianida, juga
khlorida dan thiosulfat. Kompleks sianidanya stabil, K = 4 X 1028 . Zat-zat kristal seperti
KAu(CN)2 banyak dipergunakan. Emas (II) terkompleks dalam larutan, sebagai spesi
anion, misalnya AuCI3OH-. Emas (III) juga membentuk kompleks kationik koordinat
empat dengan piridin, fenantralin, dietilentriamin dan sebagainya.
Tabel 1. Sifat-Sifat Emas
Nomor atom 79
Au+ + e- Au +1,68
Group Larutan
Group 1 Emas Sianida basa dengan pH > 10, untuk
Class A, B, C, dan D
Group 2 Emas Sianida netral dengan pH 6 s/d 9, untuk
Class D dan G
Group 3 Emas Sianida asam dengan pH 3,5 s/d 5,
untuk alloy emas
Group 4 Emas Non Sianida untuk pelapisan perhiasan
emas
Tabel 2 berikut ini adalah keterangan tambahan untuk tabel 1 diatas (Weisberg, 1993)..
Pertimbangan fisis, rekayasa atau estetika menentukan grup mana yang sesuai
untuk pekerjaan pelapisan tersebut, tetapi pertimbangan ekonomi lebih menjadikan faktor
yang menentukan sebagai alasan pemilihan formula dan metode pelapisan. Harga emas
persatuan berat hanyalah satu aspek ekonomi yang dipertimbangkan dalam pemilihan
antara rak, barel, kontinyu atau selektif. Untuk setiap penggunaan diperlukan
keseimbangan dan optimasi:
a. Kecepatan pelapisan : menentukan ukuran peralatan dan larutan dan biaya produksi
dari barang-barang dimaksud .
b. Biaya larutan : volume yang diperlukan untuk metode tertentu dan konsentrasi
emasnya.
c. Biaya kehilangan Drag-out : tergantung dari pada konsentrasi emas yang
digunakan, bentuk barang, jika pelapisan memakai barel rak dan lain-lain harus
dipertimbangkan faktor recovery dari drag-out emas atau recovery penukar ion.
d. Biaya kontrol dan perawatan : bak larutan high speed dan efisiensi tinggi
memerlukan pengawasan dan analisa yang konstan.
e. Biaya umum larutan : High speed dan kemurnian tinggi dengan dragout recovery
yang bagus perlu diganti secara periodik untuk merawat kemurnian hasil pelapisan.
f. Biaya keuangan untuk menjaga bak.
g. Biaya awal dari peralatan.
h. Biaya overhead dari peralatan (baik operasi atau tidak).
Kadang metode rak manual sederhana atau barel akan berbiaya efektif dan sisi lain
high speed yang otomatis lebih memenuhi . Saat ini emas secara luas diperdagangkan
dengan harga yang berbeda. Upaya melapis yang sukses perlu untuk mengamati dan
mempertimbangkan biaya.
1 63
4
Gambar 1. Plating Emas
Keterangan alat :
1. Bak plating
2. Rectifier
5. Kabel Penghantar
6. Elektrolit
Larutan plating emas disusun dengan komponen utama senyawa potassium emas
sianida dan dioperasikan pada temperature sekitar 50-60oC. Sumber ion emas yang
menempel pada benda yang dilapis berasal dari larutan dan posisinya akan digantikan oleh
ion emas yang berasal dari anoda emas aktif yang melarut atau bila menggunakan anoda
pasif sumber ion emas hanya berasal dari elektrolitnya (senyawa potassium emas sianida)
Tabel 3. Kondisi Operasi dan Komposisi Plating Emas
pH 11
Temperatur 60oC
Efisiensi katoda diartikan arus yang digunakan untuk pengendapan logam pada
katoda dibandingkan dengan total arus masuk.
Bila sumber ion emas hanya berasal dari elektrolit maka control terhadap elektolit
emas dilakukan secara rutin. Analisa kimia volumetric dilakukan untuk mengetahui berada
kadar tiap-tiap komponen yang terdapat dalam larutan lebih akurat dilakukan secara
berkala.
BAB III
PERCOBAAN
III.1 Skala Laboratorium
Tujuan :
Dasar Teori :
2. Adaptor
3. Kabel
4. Sikat
5. Sangling
6. Ember 2 buah
7. Anting-anting
8. Air emas
12. Potasium
Cara Kerja :
1. Isi masing-masing gelas kimia dengan Air emas dan air panas yang sudah
dibubuhi potasium
2. Isi masing-masing ember dengan air keran dan air buah lerak
4. Cuci logam dengan air buah lerak dan disikat secara seksama
6. Setelah benar-benar bersih, perhiasan disepuh, yaitu dengan cara emas dikaitkan
pada kawat (kabel) tembaga yang disambungkan pada adaptor
• Alat :
• Aki / baterai
• Sangringan (pengganti ampelas)
• Kabel
• Kawat tembaga
• Batu arang (karbon)
• Lilin dan kaleng (untuk pemanasan)
• Penjepit
• Air hujan (mengandung kadar asam)
• Gelas 1 (larutan emas)
Isi gelas 1: a). 1/3 liter air hujan
b). 10,2 potasium
c). 0,200mg emas
d). 0,200mg asam sulfat
Cara kerja :
Proses 1
• Mempersiapkan alat dan bahan
Mengaitkan logam pada kabel (-) min.
• Mencelupkan ke gelas 3 (larutan tembaga dan karbon yang mempunyai tegangan 3
volt).
• Di celupkan sampai busanya banyak (reaksi karbon).
• Setelah diangkat dari gelas 3, kemudian di cuci dengan air bersih untuk
• menghilangkan rasa licin.
• Buah kalarak di gosokkan menggunakan sikat untuk mendapatkan busa dan
• dicelupkan ke dalam air,hingga air berbusa.
• Menyikat logam dengan busa buah kalarak hingga hasilnya kasat.
• Setelah disikat,kemudian disangling untuk menghilangkan logam.
• Setelah di sangling,lalu disikat kembali tanpa penyanglingan sampai keluar warna
asal (bahan dasar)
Proses 2
• Memasukkan logam dalam larutan perak sampai warna logam putih kekuning-
kuningan.
• Logam di sikat kembali sampai bersih.
• Setelah pemerakan logam,kemudian logam di masukkan ke dalam gelas 2 (larutan
perak yang mempunyai teganan 3 volt ).
• Dicelupkan sampai mengeluar busa.
• Cat :mencelupkan kawat tembaga 1/3 dari jumlah air ke permukaan.
• Kemudian di bersihkan dengan air bersih sehingga terjadi perubahan warna kuning
emas.
• Setelah dikeluarkan dari gelas ke-2 kemudian disikat kembali tanpa pencalingan.
• Setelah disikat,kemudian di masukkan ke gelas 1(larutan emas yang mempunyai
tegangan 0,5 volt)dan hanya menyentuh permukaan air untuk perekatan logam
emas.
• Kemudian diangkat dari gelas 1 dan dicelupkan ke gelas 2.
• Lalu di cuci dengan air bersih.
• Dan memasukkan ke busa kalarak,yang gunanya untuk menghilangkan busa yang
ada di gelas 2.
Proses 3
• Melakukan pengeringan.
• Logam di panaskan diatas kaleng yang sudah di beri api selama 3 menit .
• Fungsi :untuk menguatkan perekatan emas.
• :untuk meminimalkan iritasi terhadap pemakai.
BAB IV
PENUTUP
Hal ini disebabkan adanya impuritas organic dan kelebihan kerapatan arus yang
justru menyebabkan benda kerja menjadi terbakar. Untuk mengatasinya dapat dilakukan
dengan menyaring larutan terlebih dahulu dengan menggunakan karbon aktif, sedangkan
kelebihan rapat arus dilakukan dengan menurunkan tegangan dan mengatur kerapatan arus
hingga optimum
Hal ini disebabkan sianida bebas kurang. Analisis cairan dan ditambahkan sianida
sesuai keperluan
Lapisan emas tampak pucat dapat disebabkan kadar sianida yang berlebihan,
temperature cairan yang rendah dan rapat arus terlalu rendah untuk mengatasinya perlu
dilakukan analisis larutan, mendidihkan larutan hingga kadar sianida turun dan kemudian
ditambahkan air destilat hingga colume semula dan mengatur kerapatan arus hingga
dicapai kondisi optimum seperti yang disyaratka
Penyebabnya antara lain kerapatan arus atau temperature larutan terlalu tinggi. Hal ini
dapat diatasi dengan menurunkan tegangan dan mengatur kerapatan arus serta
mendinginkan larutan hingga kondisi optimum
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto dan Syamsul Huda, 2005, “Teknologi Industri Elektroplating”, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Weisberg, Alfred M. 1993. Gold Plating. Metal Finishing Guidebook and Directory Issue
'93. New York, NY: Elsevier Science Publishing Co., Inc.
Oleh:
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2010
Kata Pengantar
Puji syukur penyusun panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan kasih dan karunia-Nya sehingga dalam kesempatan ini penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Pelapisan Emas Pada Perhiasan Secara Elektroplating”
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ir. Hargono, MT selaku dosen pengampu
mata kuliah Teknologi Elektrokimia dan Elektroplating yang telah memberikan kesempatan
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh sebab itu mohon kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini.
Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa
Penyusun