Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
RIKA PERMANA SARI, SE
1. SUPERVISI (KEPENGAWASAN)
a. PENDAHULUAN
Supervisi mempunyai pengertian yang luas yaitu segala bantuan dari para pemimpin
sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinail guru-guru dan personel
sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. la berupa dorongan,
bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti
bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam
pendidikan dan pengajaran, pemilihan alai -alat pelajaran dan metoae mengajar yang
lebih haik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran,
dan sebagainya.
Dengan kata lain supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara
efektif.
Kegiatan supervise dalam pendidikan mencakup penentuan kondisikondisi atau
syarat-syarat personal maupun material yang diperlukan untuk terciptanya situasi
belajar-mengajar yang efektif, dan usaha memenuhi syarat-syarat itu.
Seperti dikatakan oleh Nealey dan Evans dalam bukunya, "Hand book forEffective
Supervision of Instruction ", seperti berikut: ". .. the term `supervision' is used to describe
those activities which are primarily and directly concerned with studying and improving the
conditions which sunound the learning and growth of pupils and teachers. "
Pada saat sekarang ini supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis.
Dalam pelaksanaannya, supervisi bukan hanya mengawasi apakah para guru/pegawai
menjalankan tugas dengan baik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan-ketentuan
yang telah digariskan, tetapi juga berusaha bersama guru-guru, bagaimana cara-cara
memperbaiki proses belajar-mengajar. Jadi, dalam kegiatan supervisi, guru-guru tidak
dianggap sebagai pelaksana pasif, melainkan diperlukan sebagai partner bekerja yang
memiliki ide-ide, pendapat-pendapat, dan pengalaman-pengalaman yang perlu didengar dan
dihargai serta diikutsertakan di dalam usaha-usaha perbaikan pendidikan. Sesuai dengan apa
yang dikatakan olehBurton dalam bukunya,
"Supervision a Social Process " ; sebagai berikut: "Supervision is an expert technical service
primarily aimed at studying and improving co-operatively all factors which affect child growth
and development ".
Sesuai dengan rumusan Burton tersebut, maka:
1) Supervisi yang baik mengarahkan perhatiannya kepada dasar-dasar pendidikan dan cara-
cara belajar serta perkembangannya dalam pencapaian tujuan umum pendidikan.
2) Tujuan supervisi adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara
total; ini berarti bahwa tujuan supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu
mengajar guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti leas termasuk
di dalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses belajar-mengajar,
peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan guru-guru, pemberian bimbingan dan
pembinaan dalam hal implementasi, kurikulum, pemilihan dan penggunaan metode
mengajar, alat-alat pelajaran, prosedur dan teknik evaluasi pengajaran, dan sebagainya.
3) Fokusnya pada setting for learning, bukan pada seseorang atau sekelompok orang.
Semua orang, seperti guru-guru, kepala sekolah, pegawai sekolah lainnya, adalah
teman sekerja (coworkers) yang sama-sama bertujuan mengembangkan situasi yang
memungkinkan terciptanya kegiatan belajarmengajar yang baik.
Sesuai dengann rumusan di atas, maka kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam
rangka pelaksanaan supervisi dapat disimpulkan sebagai berikut
a) Kebangkitkan dan merangsang semangat guru-guru dan pegawai sekolah
lainnya dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.
b) Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan termasuk macam
macam media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran jalannya proses
belajar-mengajar yang baik.
c) Bersama guru-guru,berusaha mengembangkan,mencari,dan menggunakan metode
metode baru dalam proses belajar-mengajar yang lebih baik.
d) Membina kerja sama yang baik dan harmonis antara guru,murid dan pegawai sekolah
lainya
e) Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawa sekolah, antara lain
dengan mengadakan workshop, seminar, inservice-training, atau upgrading.
Perlu ditambahkan di sini bahwa menurut struktur organisasi Dep. P & K yang berlaku sekarang
ini, yang termasuk kategori supervisor dalam pendidikan adalah kepala sekolah, penilik
sekolah, dan para pengawa di tingkat kabupaten/kotamadya, serta staf kantor bidang yang
ada di setiap provinsi.
Menurut Keputusan Menteri P dan K RI No.0134/0/1977, tugas pengawas dalam
pendidikan dirinci sebagai berikut:
1) Mengendalikan pelaksanaan kurikulum meliputi isi, metode penyajian, penggunaan
alat perlengkapan dan penilaiannya aga.berlangsung sesuai dengan ketentuan dan
peraturan perundangundangan yang berlaku.
2) Pengendalian tenaga teknis sekolah agar terpenuhi persyaratan formal
yang berlaku dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan dan peraturan
perundangundangan yang berlaku.
3) Mengendalikan pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan saran: sekolah sesuai dcngan
ketentuan dan peraturan perundang-undangar yang berlaku serta menjaga agar kualitas dan
kuantitas sarana sekolar memenuhi ketentuan dan persyaratan yang berl aku.
4) Mengendalikan tata usaha sekolah meliputi urusan kepegawaian, urusan keuangan dan
urusan perkantoran agar berjalan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
yang berlaku.
5) Mengendalikan hubungan keijan sama dengan masyarayat, antara lain dengan
pemerintah daerah, dania usaha, dan lain-lain.
6) Menilai proses dan hasil pelaksanaan kurikulum berdasarkan ketetapan dan waktu.
7) Menilai pelaksanaan kerja tenaga teknis
sekolah.Menilai pemanfaatan sarana sekolah.
8) Menilai efisiensi dan keefektifan tata usaha sekolah.
9) Menilai hubungan kerja sama dengan masyarakat, antara lain pemerintah daerah,
dunia usaha, dan lain-lain.
10) Melaksanakan program supervise sekolah serta memberikan petunjuk
perbaikanterhadap penyimpangan dalam pengelolaan sekolah yang meliputi segi:
a) proses dan hasil pelaksanaan kurikulum yang dicapai pada periode tertentu;
b) kegiatan sekolah di bidang pengelolaan gedung dan bangunan, halaman,
perabot dan alat-alat kantor dan sarana pendidikan lainnya;
c) pengembangan personel sekolah termasuk kepala sekolah, guru, tenaga tata usaha
yang mencakup segi disiplin, sikap dan tingkah laku, pembinaan karier,
peningkatan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan tuntutan profesi
masing-masing;
d) tata usaha sekolah termasuk urusan keuangan, urusan sarana, dan urusan
kepegawaian;
e) hubungan sekolah dengan Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan dan
masyarakat umumnya.
Seorang supervisor hendaknya memiliki ciri-ciri pribadi sebagai guru yang baik,
memiliki pembawaan kecerdasan yang tinggi, pandangan yang luas mengenai proses
pendidikan dalam masyarakat,kepribadian yang menyenangkan dan kecakapan
melaksanakan human relation yang baik. Dia haruslah orang yang cinta pada anak-anak
dan menaruh minat terhadap mereka dan masalah-masalah belajar mereka. Kecakapannya
dalam menggunakan proses kelompok sangat vital, dan dia hares cakap memimpin
kelompok menurut prinsip-prinsip demokratis, memiliki kecakapan clan keteguhan hati untuk
mengambil tindakan cepat terhadap kesalahankesalahan yang telah diperbuatnya untuk
segera diperbaiki.
Suvervisor yang baik selalu merasa dibimbing oleh penemuan-penemuan yang
telah didapat dari hasil-hasil penelitian pendidikan dan mempunyai kesempatan untuk
menyatakan pendapat-pendapat itu di dalam diskusi-diskusi kelompok dan pertemuan-
pertemuan perseorangan. Dia hendaknya merupakan pemimpin somber dalam segala bidang
yang mengenai supervisi sekolah dan perbaikan pengajaran. Mungkin is adalah seorang
spesialis dalam bidang tertentu, tetapi di samping itu is pun hares dapat merupakan
seorang generalis di dalam approach-nya terhadap keseluruhan program sekolah.
Thomkins dan Backley menyatakan kualitas penting bagi seorang supervisor
sebagai berikut: "Memiliki intuisi yang baik, kerendahan hati, keramah tamahan,
ketekunan, sifat humor, kesabaran, dan sebagainya adalah ciri-ciri yang penting karena
supervisi menyangkut hubungan anorang-orang."
Menurut Kimball Wiles: "Seorang supervisor berurusan dengan persiapan
kepemimpinan yang efektif di dalam staf. Untuk melaksanakan ini, is hares selalu
berusaha untuk memperbaiki/mengembangkan sensitivitasnya terhadap perasaanperasaan
orang lain, untuk memperluas ketetapannya tentang anggapannya terhadap pendapat
kelompok mengenai hal-hal yang penting agar selanjutnya lebih
dapat melaksanakan hubungan-hubungan kerja sama yang kooperatif, untuk berusaha
mencapai tujuan-tujuan yang lebih tinggi bagi dirinya sendiri, dan untuk lebih sering
berhubungan dengan mereka di dalam kelompok yang bekerja dengannya.
Dengan singkat, di samping harus memiliki ilmu administrasi dan memahami fungsi-
fungsi administrasi dengan sebaik-baiknya, untuk dapat jalankan fungsinya dengan baik
seorang supervisor harus memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat seperti berikut:
1) Berpengetahuan luas tentang seluk-beluk semua pekerjaan yang berada di bawah
pengawasannya.
2) Menguasai/memahami benar-benar rencana dan program yang telah digariskan
yang akan dicapai oleh setiap lembaga atau bagian.
3) Berwibawa, dan memiliki kecakapan praktis kepengawasan, terutama human relation.
4) Memiliki sifat-sifat jujur, tegas, konsekuen, ramah, dan rendah hati.
5) Berkemauan keras, rajin bekerja demi tercapainya tujuan atau program yang telah
digariskan/disusun.
f. Fungsi-fungsi supervisi
Fungsi-fungsi supervisi pendidikan yang sangat penting diketahui oleh para pimpinan
pendidikan termasuk kepala sekolah, adalah sebagai berikut
1) Dalam bidang kepemimpinan
o Menyusun rencana clan policy bersama.
o Mengikutsertakan anggota-anggota kelompok (guru-guru, pegawai) dalam
berbagai kegiatan.
o Memberikan bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi dan
memecahkan persoalan-persoalan.
o Membangkitkan dan mernupuk semangat kelompok, atau memupuk moral yang
tinggi kepada anggota kelompok.
o Mengikutsertakan semua anggota dalam menetapkan putusan- putusan.
o Membagi-bagi dan mendelegasikan wewenang dan tanggungjawab kepada
anggota kelompok, sesuai dengan fungsi-fungsi dan kecakapan masing masing.
o Mempertinggi daya kreatif pada anggota kelompok.
o Menghilangkan rasa malu dan rasa rendah diri pada anggota kelompok
sehingga mereka berani mengemukakan pendapat demi kepentingan bersama.
2) Dalam hubungan kemanusiaan
a) Memanfaatkan kekeliaruan ataupun kesalahan-kesalahan yang dialaminya untuk
dijadikan pelajaran demi perbaikan selanjutnya, bagi diri sendiri maupun bagi
anggota kelompoknya.
b) Membantu mengatasi kekurangan ataupun kesulitan yang dihadapi anggota kelompok,
seperti dalam hal kemalasan, merasa rendah diri, acuh tak acuh, pesimistis, dsb.
c) Mengarahkan anggota kelompok kepada sikap-sikap yang demokratis.
d) Memupuk rasa saling menghormati di antara sesama anggota kelompok dan
sesama manusia.
e) Menghilangkan rasa curiga-mencurigai antara anggota kelompok
3) Dalam pembinaan proses kelompok
a) Mengenal masing-rnasing pribadi anggota kelompok, baik kelemahan maupun
kemampuan masing-masing.
b) Menirnbulkan clan memelihara sikap percaya-mempereayai antara sesarna
anggota maupun antara anggota dan pimpinan.
c) Memupuk sikap dan kesediaan tolong-menolong.
d) Memperbesar rasa tanggung jawab para anggota kelompok.
e) Bertindak bijaksana dalam menyelesaikan pertentangan atau perselisihan
pendapat di antara anggota kelompok menguasai teknik-teknik memimpin rapat dan
pertemuan-pertemuan lainnya.
4) Dalam bidang administrasi personel
a) Memilih personel yang memiliki syarat-syarat dan kecakapan yang diperlukan untuk
suatu pekerjaan.
b) Menempatkan personel pada tempat dan togas yang sesuai dengan kecakapan dan
kemampuan masing-masing.
c) Megusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan meningkatkan daya kerja
serta hasil maksimal.
5) Dalam bidang evaluasi
a) Menguasai dan memahami tujuan-tujuan pendidikan secara khusus dan terinci.
b) Menguasai dan memiliki norma-norma atau ukuran-ukuran yang akan digunakan
sebagai kriteria penilaian.
c) Menguasai teknik-teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang lengkap,
benar, dan dapat diolah menurut norma-norma yang ada.
d) Menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian sehingga mendapat gambaran
tentang kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan.
g. Tugas-tugas supervisor
Hubungan dengan fungsi-fungsi supervisi yang telah dibicarakan di muka, berikut ini
dikemukakan macam-macam tugas supervisi pendidikan yang riel dan lebih terinci sbb.:
1) Menghadiri rapat/pertemuan-pertemuan organisasi-organisasi profesional.
2) Mendiskusikan tujuan-tujuan dan filsafat pendidikan dengan guru-guru.
3) Mengadakan rapat-rapat kelompok untuk membicarakan masalah-masalah
umum (common problems).
4) Melakukan classroom visitation atau class visit.
5) Mengadakan pertemuan-pertemuan individual dengan guru-guru tentang masalahmasalah
yang mereka usulkan.
6) Mendiskusikan metode-metode mengajar dengan guru-guru.
7) Memilih dan menilai buku-buku yang diperlukan bagi murid-murid
8) Membimbing guru-guru dalam menyusun dan mengembangkan sumber
sumber atau unit-unit pengajaran.
9) Memberikan saran-saran atau instruksi tentang bagaimana melaksanakan suatu unit
pengajaran.
10) Mengorganisasi dan bekerja dengan kelompok guru-guru dalam program revisi kurikulum.
I l)Menginterpretasi data tes kepada guru-guru dan membantu mereka bagaimana
menggunakannya bagi perbaikan pengajaran.
12)Menilai dan inenyeleksi buku-buku untuk perpustakaan guru-guru
13) Bertindak sebagai konsultan di dalam rapat/pertemuan-pertemuan kelompok lokal.
14)Bekerja sama dengan konsultan-konsultan kurikulum dalam menganalisis dan
mengembangkan program kurikulum.
15)Berwawancara dengan orang-orang tua murid tentang hal-hal yang mengenai pendidikan.
16) Menulis dan mengembangkan materi-materi kurikulum.
17) Menyelenggarakan manual atau buletin tentang pendidikan dan penajaran dalam ruang
lingkup bidang tugasnya.
18) Mengembangkan sistem pelaporan murid, seperti kartu-kartu catatan kumulatif, dan
sebagainya.
19)Berwawancara dengan guru-guru dan pegawai untuk mengetahui bagaimana pandangan atau
harapan-harapan mereka
20) Membimbing pelaksanaan program-program testing.
21) Menyiapkan sumber-sumber atau unit-unit pengajaran bagi keperluan guru-guru. 22)
Mengajar guru-guru bagiamana menggunakan audio-visual aids.
23) Menyiapkan laporan-laporan tertulis tentang kunjungan kelas (classvisit) bagi
para kepala sekolah.
24) Menulis artikel-artikel tentang pendidikan atau kegiatan-kegiatan sekolah/guruguru
dalam surat-surat kabar.
25) Menyusun tes-tes standar bersama kepala sekolah dan guru-guns.
26) Merencanakan demonstrasi mengajar, dan sebagainya oleh guru yang ahli, supervisi
sendiri, ahli-ahli lain dalam rangka memperkenalkan metode baru, alatalat baru.
2. JENIS SUPERVISI
Berdasarkan banyaknya jenis pekerjaan yang dilakukan oleh guru-guru maupun para
karyawan pendidikan, pen ulis berpendapat bahwa supervisi di dalam dunia pendidikan dapat
dibedakan menjadi dua macam, vaitu supervisi umum dan supervisi pengajaran. Di samping
kedua jenis supervisi tersebut kita mengenal pula istilah supervisi klinis, pengawasan
melekat, dan pengawasan fungsional. Untuk memperjelas pengertian dan perbedaan jenis
jenis supervisi tersebut marilah kita ikuti uraian berikut.
a. Supervisi umum dan supervisi pengajaran
Supervisi umum adalah supervisi yang lakukan terhadap kegiatan-kegiatan atau
pekerjaan yang secara tidak langsung berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran
seperti supersi terhadap kegiatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau
kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap kegiatan pengelolaan administrasi kantor,
supervisi pengelolaan keuangan sekolah atau kantor pendidikan, dan sebagainya.
Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi pengajaran ialah kegiatan-
kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi - baik personel
maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar-mengajar yang
lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan. Dengan demikian, apa yang telah
dikemukakan di dalam uraian terdahulu tentang pengertian supervisi beserta definisi-
definisinya dapat digolongkan ke dalam supervisi pengajaran.
b. Supervisi klinis
Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan
kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi di dalarn proses belajar
mengajar, dan kemudian secara langsung pula diusahakan bagaimana cara memperbaiki
kelemahan atau kekurangan tersebut
Di dalam supervisi klinis cara "memberikan obatnya" dilakukan setelah
supervisor mengadakan pengamatan secara langsung terhadap cara guru mengajar, dengan
mengadakan "diskusi balikan" antara supervisor dan guru yang bersangkutan. Yang
dimaksud dengan "diskusi balikan" di sini ialah diskusi yang dilakukan segera setelah
guru selesai mengajar, dan bertujuan untuk memperoleh balikan tentang kebaikan
maupun kelemahan yang terdapat selama guru mengajar serta bagaimana usaha untuk
memperbaikinya. Untuk lebih jelasnya marilah kita bicarakan dahulu apa yang
dimaksud dengan supervisi klinis itu.
Richard Waller memberikan definisi tentang supervisi klinis sebagai berikut:
"Supervisi Minis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pengajaran dengan
melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual
yang intensif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan
modifikasi yang rational." (Clinical supervision may be defined as supervision focused upon
the improvement of instruction by means of sistematic cycles of planning, observation
and intensive intelelctual analysis of actual teaching performances in the interest of
rational modification.)
1. SUPERVISI
a. Pendahuluan…………………………………………………………………………..1
b. Pengertian Supervisi…………………………………………………………………..1
c. Tipe- tipe Supervisi
1. Sepervisi sebagai infeksi………………………………………………………5
2. Laissez faire……………………………………………………………………5
3. Coercive supervision…………………………………………………………..6
4. Supervisi sebagai latihan bimbingan…………………………………………..6
d. Kepengawasan dan semangat……………………………………................................8
e. Ciri- ciri supervisor yang baik…………………………………………………………9
f. Fungsi- fungsi supervise………………………………………………………………10
g. Tugas- tugar supervisor………………………………………………………………12
11. JENIS- JENIS SUPERVISI………………………………………………………….14
111. INSERVICE, TRAINING DAN UPGRADING…………………………………..18
IV. PENEMPATAN GURU DAN MUTASI
PIMPINAN SEKOLAH…………………………………………………………….20