You are on page 1of 6

VEKTOR

A. Devinisi Vektor

a. Notasi

Suatu vektor diberi notasi dengan huruf latin dalam buku ini notasi vektor yang dinyatakan
sebagai á dan panjang vektornya dinotasikan sebagai |á|. Dapat dilihat dalam gambar dibawah
vektor á merupakan ruas garis berarah dari titik A ke titik B.

x 2−x 1
á= AB=
´
( )
y 2− y 1 =( x 2−x 1) i+ ( y 2− y 1 ) j+ ( z 2−z 1 ) k =( x
z 2−z 1
y z)

b. Besar dan Panjang Vektor

Selain memiliki arah vektor juga memeliki besar, sebagai contoh untuk panjang vektor antara
titik A dan B diatas dapat ditentukan dengan rumus dibawah ini:

2 2 2
|á|= √( x 2−x 1 ) + ( y 2− y 1 ) + ( z 2−z 1 )

Jika vektor terdapat dua buah vektor misal vektor |á| dan |b́| membentuk sudut alpa maka
panjang vektor penjumlahan ||á|+|b́|| dan pengurangan ||á|−|b́|| sebagai berikut:

||á|+|b́||= √|á|2+|b́|2 +2|á||b́|cos α

||á|−|b́||= √|á|2+|b́|2 −2|á||b́|cos α á |á|−|b́|


c. Vektor Satuan

Suatu vektor yang panjangnya satu satuan disebut vektor satuan. Setiap vektor yang bukan
vektor nol mempunyai vektor satuan.

á 1 a1
a^ = =
[]
|á| |á| a2

Contoh :
Vektor satuan dari á = [ 3,4 ] adalah:

JAWAB :
á 1 3 1
a^ = =
|á| √ 3 + 4 4 5
2 2 []
= [ 3,4 ]

B. Operasi Penjumlahan dan Pengurangan

a. Cara Segitiga
metode segitiga diperoleh dengan menempatkan titik awal vektor b́ pada titik ujung vektor á .
setelah itu, titik awal vektor á dihubungkan ke titik ujung vektor b́ .

b. Cara Jajagenjang
metode Jajar genjang diperoleh dengan menempatkan titik awal vektor b́ pada titik awal vektor
á . setelah itu, titik ujung vektor á dilukis garis yang sama dan sejajar b́ , demikian juga titik ujung
vektor b́ dilukis garis yang sama dan sejajar á sehingga terbentuk sebuah jajar genjang.

c. Sifat-sifat penjumlahan dan pengurangan vektor


1. Komutatif : á ± b́ = b́ ± á
2. Asosiatif :( á ± b́) ± ć =á ± ( b́ ± ć)
3. Elemen identitas : á ± ó = ó ± á
4. Invers penjumlahan: : á ± (- á ) = ¿) ± á = ó
C. Operasi Perkalian Vektor
a. Perkalian vektor dengan skalar
Misal v́ adalah sebuah vector dan k suatu scalar (bilangan real) maka perkalian v́ dengan k,
akan menghasilkan suatu vector baru yaitu : k v́.
V́ =( v 1 , v 2 )maka kv = k( v 1 , v 2 ) = ( kv 1 , k v 2 )

CONTOH :

Diketahui: á= (−23 ), b́=(−42 ), dan ć=(−12 ). Tentukan 2 á- 3 b́- 5 ć .


JAWAB :

2 á - 3 b́ - 5 ć = 2(−23 ) - 3 (−42 ) – 5(−12)


6 −6 5
=(
−4 ) ( 12 ) (−10 )
+¿ +

5
=( )
−2

b. Perkalian Skalar dua buah vektor (dot product)


Perkalian dua vektor disebut juga dengan hasil kali titik dua vektor. Perkalian skalar vektor á
dengan vektor b́ ditulis dengan á .b́ (baca: a dot b)
Jika sudut yang diapit vektor á dan vektor b́ adalah α, maka:

á . b́ = |á| |b́| cos α |á|

Sifat-sifat yang berlaku dalam dot product


1. á . á = |á|2
2. =á . ( b́ ± ć) =( á . b́)± =( á . ć )
3. ( a b c )∙ ( x y z )=ax+ by+ cz

CONTOH :
Diketahui: panjang vector á =12 satuan dan panjang vector b́ = 5 satuan . jika vector á dan b́
membentuk sudut 60o, tentukan á . b́ .

JAWAB :
á . b́ = |á| |b́| cos α = 12 . 5 cos 60o = 30.
c. Perkalian vektor dengan vektor (cross product)
Perkalian dua vektor dapat disebut juga dengan hasil kali silang dua vektor. Perkalian vektor
á dengan vektor b́ ditulis dengan á xb́ (baca: a cross b)

á x b́ = |á| |b́| sin α


-
Misalkan vector á = (p +i^ , q ^j , r ^j ) dan vector b́ = (si^ , t ^j , u ^j ) maka á x b́ sebagai berikut:
i^ ^j k^ i^ ^j
| | |
á x b́ = p q r p q
s t u s t

Vector tersebut dibuat matriks seperti diatas kemudian kalikan diagonal kanan dan kurangi
dengan hasil pengalian diagonal kiri maka akan menghasilkan sebagai berikut:
á x b́ = ( sq ) k^ + ( tr ) i^ + ( up ) ^j - [ ( qu ) i+
^ ( rs ) ^j+ ( pt ) k^ ]
= [ ( tr )−( qu ) ] i^ + ¿ [ ( up )− ( rs ) ] ^j+ [ ( sq ) −( pt ) ] k^

D. Titik – titik Segaris


Jika titik A,B dan C segaris, maka:
1.vektor AB ´ dan AC ´ kemungkinannya searah atau berlawan arah, maka karenanya terdapat
sebuah bilangan m sedemikian sehingga: AB´ =m AC´
Atau
´ + BC
2.jika B berada di antara A dan C maka: AB ´ = AC
´ dan | AB ´ | = | AC
´ | + |BC ´ |

CONTOH :
Selidiki apakah titik A( 2,2,5 ) , B( 4,5,6 ) dan C( 6,8,7 ) segaris.
JAWAB :
4−2 2
A( 2,2,5 ) dan B( 4,5,6 ) maka AB
´ = 5−2 = 3
( )()
6−5 1
6−2 4
A( 2,2,5 ) dan C( 6,8,7 ) maka AC
´ = 8−2 = 6
( )( )
7−5 2
´ maka titik A,B, dan C segaris.
´ = 2 AB
Karena AC

CONTOH :
Diketahui titik A( 6 ,−2 ,−6 ) , B( 3,4,6 ) dan C( x , y , 2 ). Tentukan nilai x dan y supaya titik A,B,
dan C segaris.
JAWAB :
3−6 −3
A( 6 ,−2 ,−6 ) dan B( 3,4,6 ) maka AB=
´
( )( )
4−(−2) = 6
6−(−6) 12
x−6 x−6
A( 6 ,−2 ,−6 ) dan C( x , y , 2 ) maka AC
( )( )
´ = y −(−2) = y +2
2−(−6) 8
x−6
Karena titik A,B, dan C segaris, maka ada m sedemikian sehingga AC = m AB → y +2 =m
´ ´
8 ( )
−3
()6 → 8=12m → m=
12
8 2
12 3
=

2
x-6 = -3m= -3. = -2 → x= -2 + 6 = 4
3
2
y+2 = 6m = 6 . = 4 → y = 4-2= 2
3

E. Rumus Pembagian Garis dalam Bidang

Jika P berada di antara titik A(xA, yA, zA) dan B(xB, yB, zB) dengan AP : PB = m : n dan á , b́ , ṕ
berturut-turut menyatakan vektor posisi titik A, B dan P maka:
n m
1. ṕ= ( n+m ) á + ( n+m ) b́
2. P ( nxAn++mxB
m
,
nyA+myB nzA +mzB
n+m
,
n+m )

CONTOH :
Misal á ,b́ , dan ṕ berturut-turut adalah vektor posisi dari titik A,B, dan P. jika A ( 6,9,1 ); B
( 1,4,6 ) dan P terletak di antara A dan B dengan AP : PB = 2 : 3. Nyatakanlah vektor ṕ dalam
vektor á dan b́ , kemudian tentukan koordinat titik P.

JAWAB :
AP : PB = 2:3
3.6+2.1

( )
2+3
6 1 4
Sesuai dengan rumusan di atas, maka: ṕ =
3
2+ 3
9 +
1
2
() ()
2+ 3
4 =
6
3.9+2.4
2+3
3.1+2.6
= 7
3 ()
2+3
Dengan demikian koordinat titik P adalah ( 4,7,3 ).

F. Proyeksi Vektor
Jika vektor á diproyeksikan secara orthogonal pada b́ , maka proyeksi skalar orthogonalnya
(panjang vektor proyeksinya adalah
á . b́
|ć| = ||á|cos α| atau |ć| = |b́| | |
Proyeksi vektor orthogonal vektor á pada b́ adalah:2

á . b́ á . b́
ć | |
= |b́||b́| b́ atau ć = | |
b́ . b́

You might also like