You are on page 1of 18

PERALATAN DAN KETEKNIKAN DASAR KERJA UKIR

1. Alat
a. Satu set pahat ukir
b. Palu kayu
c. Batu asah
d. Gergaji
e. Ketam
f. Mistar
g. Pensil

a. Pahat Ukir
Pahat ukir dalam satu set biasanya berjumlah 30 bilah, terdiri 20 bilah
bentuk penguku (lengkung seperti bentuk kuku manusia) dan 10 bilah
bentuk penyilat (bentuk lurus)
1) Pahat Penguku:
 Pahat penguku dalam satu 1 set berjumlah 20 bilah
 Ukuran lebar pahat dimulai dari paling kecil 1,5 mm sampai
dengan 40mm.
 Panjang pahat 220-250 mm, tebal kurang lebih 1,5 mm.
 Fungsi pahat penguku digunakan untuk membuat ukiran bentuk

lengkung,bentuk cembung, cekung, ikal, dan pecahan/cawenan

1
Gb 1. Pahat penguku 20 bilah Gb. 2. Detail bentuk pahat penguku

Gb 3. Cara memegang/menggunakan pahat penguku


2). Pahat Penyilat
 Pahat penyilat dalam satu set berjumlah 10 bilah
 Ukuran lebar dimulai dari paling kecil 1 mm sampai dengan
40mm panjang 220-250 mm, tebal kurang lebih 1,5 mm
 Fungsi pahat penyilat untuk membuat pahatan/ukiran bentuk garis
lurus dan bentuk cembung lurus dan cekung/dasaran/lemahan.

Gb. 4 Pahat penyilat Gb 5. Detail bentuk pahat penyilat

2
Gb 6. Cara memegang/menggunakan pahat penyilat

3). Pahat Pengot


 Pahat pengot dalam 1 set pahat ukir berjumlah 1- 3 bilah
 Bentuk mata pahat miring menyudut,ukuranyang biasa dipakai
antara 4 mm sampai dengan 10 mm, panjang 220-250 mm, tebal
kurang lebih 1,5 mm.
 Fungsi pahat pengot digunakan untuk membersihkan sudut/ sela-
sela dasaran ukiran yang sulit dijangkau dengan pahat
perata/penyilat

Gb 7. Pahat bentuk pengot

3
4). Pahat Kol
 Pahat kol dalam 1 set pahat sebanyak 5 -10 bilah
 Ukurannya dimulai dari paling kecil 5 mm sampai dengan 45 mm,
panjang 220-250 mm, tebal kurang lebih 0,75 mm.
 Fungsi pahat kol untuk membuat pahatan/ukiran bentuk cekung
yang dalam seperti alur lengkung, juga biasa untuk membuat
hiasan texture untuk karya seni. Pahat ini juga digunakan untuk
mengerjakan bagian-bagian cekung yang tidak dapat
dikerjakan dengan pahat penguku.

Gb 8. Pahat kol Gb 9. detail bentuk pahat kol

5). Pahat Coret


 Pahat coret dalam 1 set pahat ukir berjumlah 1 – 3 bilah
 Ukuran lebar dimulai dari yang paling kecil 3 mm sampaii dengan
1,5 cm.
 Fungsi pahat coret untuk membuat pahatan/ukiran isian/hiasan
daun atau bunga, dan texture untuk karya seni.

4
Gb 10. Pahat pengot
b. Cara Pembuatan Pahat Ukir Secara Tradisional di Jepara.

Gb 11. Poses melunakkan bahan pahat/besi baja

G
Gb 12. Proses pembentukan awal

5
Gb 13. Proses pembentukan akhir/menghaluskan permukaan pahat

Gb 14. Peralatan dan mal untuk pembuatan pahat

Gb 15. Hasil akhir produksi pahat ukir dalam 1 set

6
c. Cara merawat dan Menajamkan/Mengasah Pahat Ukir
1). Batu asah
Dalam kerja ukir pahat harus selalu dirawat/dijaga selalu dalam
keadaan siap pakai/tajam. Cara menajamkan pahat biasanya
menggunakan batu asahan. Batu asahan dipasaran ada dua jenis,
yaitu batu asahan yang diproduksi oleh pabrik dan perusahaan
tradisional. Batu asahan yang diproduksi oleh pabrik ini biasanya
disebut batu asah minyak, batu asah ini pada waktu dipakai
menggunakan minyak pelumas/olie. Sedangkan batu asahan
tradisional menggunakan air.
Batu asahan minyak biasanya ada dua permukaan yang berbeda;
satu permukaan kasar dan satu permukaan halus. Fungsi permukaan
yang kasar biasanya digunakan untuk memperbaiki apabila
permukaan mata pahatnya rusak akibat misalnya jatuh dari meja kerja
atau rusak karena kesalahan teknis. Sedangkan permukaan yang
halus biasanya digunakan untuk menajamkan pahat ukir terutama
pahat penyilat/pahat mata lurus.
Batu asah gunung memiliki dua permukaan yang sama yaitu
halus saja atau kasar saja. Batu asah ini khusus untuk menajamkan,
baik pahat lurus dan lengkung.

Gb 16. Batu asah minyak Gb 17.Batu asah air

7
2). Cara menajamkan pahat ukir
Pahat Penguku
Diasah pada sisi sudut batu asah, dimulai dari pahat yang ukuran
terkecil, sampai pada mata pahat yang terbesar.
Apabila pengasahan tidak sesuai dengan sisi sudut batu asah maka
mata pahat kuku ini dapat berubah bentuknya seperti cekung bagian
tengah mata pahat.

Gb 18. Cara mengasah pahat penguku Gb 19. Cara mengasah pahat


bagian dalam mata pahat penguku bagian luar

3). Cara Menajamkan Pahat Penyilat/Mata lurus


Diasah pada permukaan batu asah yang datar, dimulai dari pahat yang
terbesar n sampai pada mata pahat yang terkecil.
Jadi urutannya kebalikan dengan cara mengasah pakat penguku.

Gb 20. Cara mengasah pahat penyilat Gb 21. Cara mengasah pahat


bagian dalam mata pahat penyilat bagian luar

8
4). Perawatan Pahat Ukir
Selain menjaga pahat ukir selalu dalam kondisi tajam, pahat ukir
perlu dirawat antara lain dengan membersihkan setiap bilah pahat
dengan kain setiap selesai digunakan, dan untuk menjada bilah pahat
terhindar dari karatan setiap bilah pahat dilap dengan kain yang
dibasahi degan olie.

d. Alat Bantu Kerja Ukir


Alat bantu dalam kerja ukir biasanya terdiri: Pensil/spidol, alat
pengukur/meteran,sikat ijuk, siku, ketam, alat potong/gergaji
mesin/manual,kertas pola, mesin bor, mesin skrol/jigsaw, klem,dll.

1). Mesin Skrol saw


Mesin ini sangat penting dalam kerja ukir terutama saat kita
mengerjakan ukiran yang berlobang. Mesin ini sangat banyak
digunakan di SMK-SMK Seni dan Budaya terutam pada Program
Keahlian Kriya Kayu, pada industri mebel dan ukiran. Mesin jenis
tersebut jenis mesin buatan pabrik yang memiliki keterbatasan ukuran
papan kerja maksimal 50 cm persegi. Sedangkan diperusahaan-
perusahaan mebel di Jepara umumnya menggunakan mesin skrol
(dikenal dengan nama mesin bobok/pelobang) rakitan sendiri yang
mampu melobang pada papan kerja dengan ukuran lebih dari 1 meter
persegi.

2). Mesin Jigsaw


Jig saw juga bisa digunakan untuk membantu kerja ukir terutama
untuk membuat lobang yang besar-besar dan juga apa bila ukuran
benda yang diukir cukup besar dan tidak dapat dijangkau dengan mesin
skrol saw.

9
Gb 21. Mesin Skrol dan jigsaw
3). Mesin Bor
Mesin bor juga sangat penting untuk membantu kerja ukir manakala
kita mengukir dengan teknik kerawangan atau juga membantu
membuat lobang sebelum benda kerja di skrol. Ada dua jenis mesin bor
yakni mesin bor duduk dan portabel

Gb 22. Bench drill Gb 23. Portable drill

4). Klem Meja


Klem meja biasa dikenal berbentuk huruf F dan G, dalam proses
ukiran kayu klem merupakan alat bantu yang sangat penting. Disamping
berfungsi untuk memegang benda kerja tidak bergerak kesana-kemari
juga agar posisi kayu flet dengan meja kerja sehingga dapat terhindar
kerusakan benda kerja

10
5). Palu kayu
Palu kayu merupakan alat yang penting dalam kerja ukiran kayu.
Ada 2 macam palu: terbuat dari bahan kayu dan dari bahan karet. Dua
jenis tersebut dapa digunaka digunakan tetapi lebih senang bila
menggunakan palu kayu, karana lebih lembut dan kenyal.

Gb 24. Klem F Gb 25. Pukul kayu


6). Sikat Ijuk
Dalam kerja ukiran diperlukan pula sikat ijuk yang berfungsi untuk
membersihkan kotoran kayu pada ukiran yang telah selesai di ukir.
7). Peralatan kerja bangku
Peralatan kerja bangku juga diperlukan dalam kerja ukir, antara lain:
gergaji potong, ketam, rol meter, try square, pensil, dll

Gb 26. Sikat ijuk Gb.27. Alat kerja bangku/manual

11
IV. BAHAN UNTUK KERJA UKIR
BahanKayu yang digunakan untuk kerja/benda ukir biasanya
menggunakan jenis kayu keras, seperti kayu jati, sonokeling, mahoni,
cendana, eboni, dll.
Berikut ini dijelaskan bebera jenis dan sifat kayu biasa digunakan untuk
benda ukir.

1. Kayu Jati
Kayu jati banyak tumbuh dan ditanam di Indonessia (Jawa Tengah, Jawa
Timur, Sumbawa, Sumatera dan Sulawesi). Kayu ini memiliki sifat tidak
terlalu keras sehingga mudah untuk dipahat/diuikir. Kayu ini memiliki
serat kayu yang bagus, berwarna coklat kekuning-kuningan. Kadar
kembang susut jenis kayu jati ini relatif kecil dan daya retaknya relatif
rendah. Kayu jati ini memiliki serat dan tekstur yang halus, sehingga kayu
sangat sesuai unutuk bahan pembuatan perabot yang diukir. Kayu ini
banyak digunakan untuk produksi mebel/perabot ukiran.

2. Kayu Mahoni
Kayu mahoni banyak tumbuh di pulau Jawa. Kayu ini memiliki kekerasan
sedang sehingga mudah untuk dibuat produk karena tidak menyulitkan
proses kerja. Kayu ini memiliki warna coklat kemerah-merahan dan
mempunyai serat, tekstur yang halus dan pori-pori yang padat. Sedang
daya retak dan kembang susutnya rendah. Kayu ini juga banyak
digunakan untuk produksi perabot berukir.

3. Kayu Sonokeling
Kayu Sonokeling mudah didapat di Indonesia (Jawa Tengah dan Jawa
Timur). Kayu ini lebih keras diatas kayu jat. Serat kayu Sonokeling

12
berwarna coklat keungu-unguan, diselingi garis kehitam-hitaman dan
coklat kekuning-kuningan. Kelebihan kayu Sonokeling adalah pori-pori
seratnya padat, keras, tampilan warna tekstur menarik, daya susut
kembangnya rendah sehingga kayu ini cocok untuk dibuat mebel
ukir/tanpa ukiran.

4. Kayu Eben/Eboni
Jenis kayu eben sering disebut kayu hitam, kayu areng, kayu kamuni,
atau kayu wawana. Kayu ini banyak tumbuh di Indonesia (Maluku,
Kalimantan, dan Sulawesi). Kayu eben berwarna hitam dengan garis-
garis putih yang cukup lebar pada setiap alur seratnya. Kayu ini termasuk
jenis kayu keras, serat dan teksturnya mirip dengan kayu sonokeling.

5. Kayu Cendana
Kayu cendana banyak tumbuh di Indonesia terutama di Jawa Timur,
Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Flores. Kayu ini memiliki aroma yang
khas (wangi), sehingga mudah dikenal dan sering dijadikan cinderamata
(terutama cindera mata ukiran dan arca di Bali). Kayu ini termasuk jenis
kayu keras yang memiliki serat serta tekstur halus, sehingga bila dibuat
ukiran, hasilnya sangat indah.

13
V. TEKNIK UKIR (motif Geometris)

1. Membuat pahatan gartis bentuk lurus.

Gb 28. Arah gerak pahat untuk membutat garis lurus

2. Membuat Pahatan Garis Lengkung


Untuk memahat garis lengkung ini diperlukan
Ketrampilan didalam memilih pahat yang sesuai dengan jangkauan
lengkungan garis. Karena setiap pahat memiliki jangkauan pahatan
tertentu sesuai dengan besar kecilnya pahat dan untuk memahat garis
lengkung tertentu pula.

Gb.29 Cara memahat garis lengkung

14
3. Membuiat pahatan bentuk miring

Gb. 30 Arah pahat waktu membentuk pahatan dalam, bentuk bidang


miring

4. Memahat “ pahatan dalam “ berbentuk geometris V.


Membuat pahatan dalam, bentuk V ini pada dasarnya membuat pahatan
membentuk garis lebar menjadi dua bidang miring yang berlawanan
bertemu pada satu garis tengah, sehingga menghasilkan bentuk geometris
V.
Cara memahat bidang miring bentuk V ini pada prinsipnya sama dengan
cara memahat bentuk miring. Hanya pemahatan dimulai dari batas
bidang/garis bidang yang berlawanan dengan arah pahat miring bertemu
ditengah.

Gb. 31. Pahatan dalam


bentuk huruf V

15
5. Cara memahat geometris
Dilihat dari hasilnya, bentuk pahatan geometris ini ada dua teknik cara
memahat, yaitu pahatan geometris timbul dan dalam.
Cara memahat geometris timbul, pertama batasi bidang geometris
dengan pahat mengikuti garis batas geometris. Arah pahat agak lurus
terhadap permukaan kayu yang dipahat. Setelah itu hilangkan kayu
yang ada diluar, disela-sela atau disekeliling geometris dengan pahat
lurus arah miring sampai garis batas geometris. Dengan cara demikian,
geometris tampak timbul atau lebih tinggi di sela-sela/sekelilingnys yang
sekaligus menjadi latar belakang/dasaran.

Gb.32 Arah pengirisan sekeliling sudut pahatan

Gb.33. Bentuk pahatan bentuk miring dan tegak

16
DAFTAR PUSTAKA

Enget,dkk (2008), Kriya Kayu, Untuk Sekolah Menengah Kejuruan, Jilid 1,


Penerbit Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,Depdiknas RI,

Jackson Albert and David,(1993). Collins Complete Wood Worker’s Manual.


Harper Collins Publisher.

Peter Berry, (2000), Woodcarving, Apple

LAMPIRAN:
A. CONTOH MOTIF GEOMETRIS

17
Contoh penerapan motif geometris pada
Produk kriya( kotak tisu dan tatakan gelas/koster

18

You might also like