You are on page 1of 6

Klasifikasi Makhluk Hidup

Pada abad ke 18 (sekitar 250 tahun lalu), Carolus Linnaeus, ahli Botani warga Swedia,
memperkenalkan sistem klasifikasi makhluk hidup berdasar kepada penampakan fisiknya.
Sebelumnya pun sudah ada metoda klasifikasi namun tidak lengkap dan sebagus yang diusulkan
ole Linneaus. Setiap organisme sejenis masuk dalam kelompok species, species kepada genus,
setiap genus ke family tertentu; yang urutan klasifikasinya dari atas: kingdom, phylum, class,
ordo, family, genus, species. Suatu yang khas terjadi pada masa itu, biologi pun dicampur
adukkan dengan teologi, Linneaus pun pernah mengatakan “Tuhan menciptakan, Linnaeus
mengklasifikasikan”.
apakah ketiga mahluk hidup ini berkerabat dekat?
Kemudian munculah Darwin dengan teori evolusinya bahwa kehidupan di bumi ini
berhubugan erat dengan pohon evolusi raksasa, dengan organisme ber-sel satu dibagian akarnya
dan species yang survive di masa ini ada di puncaknya. Antara akar dan puncak pohon terdapat
jutaan (kalau tidak milyaran) cabang yang menunjukkan masa-masa sejarah berkembangnya
evolusi mahluk hidup. Taxonomi dari Linneus ini pun tetap dipakai karena sistem klasifikasi
berdasar kemiripan ini sesuai dengan apa yang jadi fakta evolusi juga: mahluk hidup yang mirip
cenderung ‘berkerabat dekat’.
Namun perkembangan pesat teori evolusi terutama dengan berbagai penemuan fosil di abad
lalu, makin menunjukkan bahwa klasifikasi berdasasar kemiripan dari Linneus ini tidak cukup
bagus lagi. Misalnya Willi Hennig, entomolog dari Jerman pada 1960-an memperkenalkan
cladistik, suatu metoda penentuan cabang dalam pohon kehidupan. ‘Penyesuaian’ pada metoda
taxonomi Linneus ini mengelompokkan organisme berdasar pada leluhurnya dibanding hanya
berdasar kemiripan. Namun pembaharuan ini pun dianggap makin membuat kesimpangsiuran
oleh saintis yang kemudian memperkenalkan sistem klasifikasi baru yang bernama Phylocode.
Dengan kata lain, kelompok Phylocode beranggapan lebih baik mulai dari awal lagi
melakukan klasifikasi mahluk hidup yang bukan berdasar kemiripan seperti yang diusung oleh
Linneus hampir 3 abad lalu itu. Salah satu penggagasnya, Jacques Gauthier, berpendapat bahwa
biologi telah banyak berubah sejak Darwin, namun system klasifikasinya tidak (baca: taxonomi
Linneus).
Tentu saja ini mendapat tentangan yang luar biasa, karena akan membawa dampak pada
perubahan radikal, mulai dari penyesuaian buku teks, manual, serta perubahan klasifikasi jutaan
mahluk hidup yang pernah dibuat sebelumnya. Seperti biasa kemunculan ide baru dalam sains,
selalu ada pihak yang mempertahankan ide lama walau dirasa itu makin kurang memuaskan. Dan
biasanya ide baru baru tumbuh subur kalau terjadi ‘proses alamiah’, yaitu melalui pergantian
generasi dari para pendukung ide lama. Hal ini berhubung saintis generasi baru biasanya tidak
terikat secara emosional dengan ide lama dan biasanya relatif terbuka dengan adanya perubahan.
Sebagai ilustrasi digambarkan tiga sistem klasifikasi mahluk hidup untuk ular boa, buaya
amerika dan burung pipit bPhylocode mengelompokkan ular boa, buaya amerika dan burung
pipit dalam satu kelompok kekerabatan yang sama (reptilia), karena berdasar kejadian evolusi
mahluk hidup, bahkan kekerabatan burung pipit lebih dekat ke buaya dibanding ke ular boa,
sedangkan Linneus tidak melakukannya karena memang dari segi penampakkan fisik sangat jauh
berbeda. Perlukah siswa mengetahui debat aktual dalam biologi seperti halnya pada system
klasifikasi makhluk hidup? Relevansi memunculkan masalah ini lebih dari sekedar menunjukkan
perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan, juga memperkenalkan pada siswa bahwa ide-ide
dalam sains terus direvisi dengan adanya penemuan baru dan sains pun melakukannya secara
reguler.

Tujuan dan manfaat klasifikasi yang ada dalam biologi adalah:

 Membagi-bagi mekhluk hidup berdasarkan kriteria tertentu, sehingga mudah untuk


dikenali baik asal, jenis maupun lain sebagainya
 Memudahkan dalam mempelajari suatu makhluk hidup yang tidak ada dalam suatu
daerah, namun terdapat dalam daerah lain, misal disuatu daerah tidak ada kerbau, tetapi
ada sapi. Seorang peneliti ingin kerbau di daerah yang tidak ada kerbau itu dapat meneliti
sapi sebagai pengganti kerbau, dalam kasus tertentu.
 Mengetahui habitat yang cocok untuk suatu spesies makhluk hidup. Misal, karena padi
dan jagung masih dalam satu jenis, tentunya habitat padi dan jagung tidak jauh berbeda.
 Dan masih banyak lagi.

Intinya tujuan pengklasifikasian makhluk hidup dalam biologi adalah untuk memudahkan dalam
memanfaatkan makhluk hidup. Pengklasifikasian dalam biologi sendiri tidak terikat dengan
aturan tertentu, jadi tergantung pada si pengklasifikasi apa yang akan dia lakukan dengan sistem
klasifikasinya.
Misal: pengklasifikasian antara ibu rumah tangga tentu berbeda dengan guru biologi, dalam hal
menentukan beberapa jenis tumbuhan. Sebagai contoh aku punya beberapa macam benda:

 Tomat
 Mangga
 Wortel
 Pisang
 Cabai

Sang ibu akan mengklasifikasikannya sebagai berikut;


Buah: Mangga, Pisang
Sayur: Tomat, Wortel
Bahan pembuat sambal: Kacang, Cabai
Sedangkan Guru akan mengklasifikasikan benda-benda diatas menjadi;
Buah: Mangga, Pisang, Cabai, Kacang, Tomat
Umbi: Wortel
Terlihat perbedaannya, dalam tujuan si ibu adalah untuk mengompokkan bahan makanan di atas
untuk memasak, sedangkan guru mengklasifikasikannya untuk dipelajari lebih lanjut.
Dasar-Dasar Klasifikasi
BERDASARKAN PERSAMAAN
Kita dapat mengelompokkan maklhuk hidup berdasarkan mersamaannya seperti pada
sapi dan kuda.
Dengan mengamati ciri-cirinya kita dapat memasukkan kuda dan sapi kedalam kelompok
hewan bertulang belakang, atau kedalam kelompok hewan menyusui (mamalia) karena memiliki
kelenjar susu. Kuda dan sapi juga dapat dimasukkan kedalam kelompok hewan tetrapoda
(berkaki empat) karena sama-sama memiliki empat kaki.
erdasar taxonomy Linneus dan PhyloCod
BERDASARKAN PERBEDAAN
Meskipun kuda dan sapi merupakan satu kelompok hewan mamalia, kita dapat pula
memisahkan keduanya sebagai kelompok yang berbeda berdasarkan perbedaan cirinya.
Misalnya, kuda memiliki jumlah jari yang ganjil pada setiap kakinya sehingga termasuk kedalam
kelompok mamalia berjari ganjil (perisodactya). Sedangkan sapi memiliki jumlah jari yang
genap pada setiap kakinya sehingga termasuk kedalam mamalia berjari genap (artiodactyla),
demikian pula dengan kambing dan kerbau.
BERDASARKAN MANFAAT
Pengelompokan merupakan salah satu upaya dalam mengklasifikasi. Hampir setiap orang
melakukan klasifikasi terhadap makhluk hidup. Dalam dunia tumbuhan, kita mengkelompokkan
mawar, melati, cemara, dan bugenfil sebagai tanaman hias. Kacang, jagung, dan ketela
dikelompokkan kedalam tanaman budidaya. Kacang tanah, kacang merah, dan kacang panjang
dikelompokkan kedalam kacang-kacangan.
Klasifikasi dapat dilakukan oleh siapa saja asal memiliki dasar dan tujuan yang jelas.
Misalnya bayam, kol, kentang, kacang panjang, wortel, dan sawi dimasukkan kedalam kelompok
sayur-sayuran. Dasarpengelompokan itu adalah bahwa tanaman-tanaman tersebut dapat
digunakan sebagai sayuran, sedangkan tujuannya adalah untuk memudahkan manusia dalam
memnafaatkan tanaman-tanaman tersebut sebagai sayuran.

BERDASARKAN CIRI MORFOLOGI DAN ANATOMI


Kalsifikasi ddidasarkan pada persamaan atau perbedaan ciri tertentu. Ciri-ciri yang
digunakan terutama adalah ciri anatomi dan morfologi. Morfologi adalah ciri yang tampak di
bagian luar tubuh, sedangkan ciri anatomi adalah ciri yang terdapat di dalam tubuh makhul
hidup.
Pada tumbuhan ciri morfologi yang dapat digunakan seperti warna bunga, bentuk bunga,
bentuk biji, kekerasan biji, bentuk pohon, bentuk daun, dan lain-lain. Atau pada ciri anatomi
seperti ada tidaknya kembiun, bentuk berkas pembuluh,

Macam-Macam Klasifikasi
Sudah sejak lama manusia melakukan kegiatan pengklasifikasian. Namun waktu itu sistem
klasifikasi belum serumit sekarang. Pengklasifikasian mereka terbatas dengan kriteria-kriteria
tertentu saja. Hingga sekarang, setidaknya ada tiga macam kelompok besar klasifikasi:

 Klasifikasi Alami
 Klasifikasi Buatan
 Klasifikasi Filogenetik

Klasifikasi Alami
Sejarah mengatakan bahwa Aristoteles adalah orang pertama yang dianggap menggunakan
pengklasifikasian makhluk hidup secara sistematis pada sekitar abad ke 3 sebelum masehi.
Menurut klasifikasinya, makhluk hidup dibagi menjadi dua yaitu hewan dan tumbuhan.
Kemudian hewan dibagi lagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan habitat dan perilakunya,
tumbuhan dikelompokkan lagi berdasarkan ukuran dan strukturnya. Walau banyak sekali
kekurangan dalam klasifikasi ini, namun klasifikasi ini masih tetap digunakan hingga Carl Von
Linne mengenalkan klasifikasi barunya.
Klasifikasi Buatan
Jenis klasifikasi ini diperkenalkan oleh Carl Von Linne (1707 - 1778), ilmuwan Botani
berkebangsaan Swedia. Sumbangan paling penting Linne adalah sistem penamaan yang baru
terhadap spesies. Dia mengusulkan untuk menamakan spesies dengan dua bagian kata, sehingga
akan lebih mudah dihafal daripada sistem penamaan yang sebelumnya. Sistem penamaannya ini
disebut dengan binomial nomenklatur (penamaan dengan dua nomial). Kata yang digunakan
dalam sistem penamaan ini adalah kata dari bahasa Latin atau yang dilatinkan, untuk alasan ini
dia melatinkan sendiri namanya menjadi Carolus Linnaeus. Tujuan digunakannya satu akar
bahasa dalam penamaan spesies adalah agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam mengartikan
nama spesies, mungkin sama dengan kasus digunakannya bahasa Inggris sebagai bahasa
Internasional.
Linne sendiri memiliki klasifikasi baru, klasifikasinya disebut dengan Klasifikasi Buatan,
maksudnya klasifikasi dibangun atas dasar morfologi tubuh makhluk tanpa memperhatikan
persamaan struktur yang mungkin dapat menunjukkan adanya kekerabatan. Sebagai contoh,
Linne mengelompokkan tumbuhan berdasarkan pada warna bunga, bentuk putik, benang sari,
lama pemasakan dan sebagainya.
Klasifikasi Filogenetik
Klasifikasi ini muncul karena ada pandangan baru Darwin tentang makhluk hidup. Sebelum
Darwin menyatakan tentang teori evolusinya yang menggemparkan, ada anggpan bahwa
makhluk hidup sekarang sama dengan makhluk yang ada pada zaman dahulu. Namun Darwin
menyangkal hal ini dengan teori evolusinya, menurutnya makhluk hidup dulunya tidak seperti
yang ada saat ini.
Pandangannya itu dimasukkan dalam bukunya yang diberi judul The Origin pada tahun 1859.
Pendapatnya mendapatkan tentangan dari para pemuka agama, karenya dinyatakan menyalahi
aturan Tuhan. Namun toh, teorinya ini makin berkembang dan meluas.
Karena para ahli Biologi menganggap kalau teori Darwin adalah benar (karena disertai juga
dengan bukti-bukti yang tidak/belum terbantahkan), mereka menggunakan teori evolusi Darwin
ini sebagai dasar pengklasifikasian yang baru. Bentuk klasifikasi ini disebut dengan Klasifikasi
berdasarkan filogeni yaitu klasifikasi yang didasarkan dengan memperhatikan keturunan dan
hubungan kekerabatan, sehingga dapat disimpulkan klasifikasi ini mengelompokkan makhluk
hidup berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan. Hal-hal yang umum diperhatikan dalam
pengklasifikasian bentuk ini adalah:morfologi, anatomi, fisiologi dan tingkah laku.
PERKEMBANGAN KLASIFIKASI FILOGENETIK

Sistem Dua Kingdom


- Dikemukakan oleh Aristoteles
- Dibagi menjadi 2 kingdom
1. Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)
Ciri–ciri : memiliki dinding sel, berklorofil,
mampu berfotosintesis
2. Kingdom Animalia (Dunia Hewan)
Ciri–ciri : tidak memiliki dinding sel, tidak berklorofil,
mampu bergerak bebas
Sistem Tiga Kingdom

• Dikemukakan oleh Ernst Haeckel


• Dibagi menjadi 3 kingdom :

1. Kingdom Protista
Ciri : uniseluler atau multiseluler
2. Kingdom Plantae
Ciri : autotrof, eukariot multiseluler, reproduksi
dgn spora
3. Kingdom Animalia
Ciri : heterotrof, eukariot multiseluler.

Sistem Empat Kingdom

Dikemukakan oleh Herbert Copeland


Dibagi menjadi 4 kingdom :

1. Kingdom Monera, ciri-ciri memiliki inti tanpa


membran inti (prokariotik)

2. Kingdom Protista, terdiri dari organisme bersel satu


dan bersel banyak
3. Kingdom Plantae, terdiri dari jamur, tumbuhan
lumut, tumb. paku, tumbuhan
biji
4. Kingdom Animalia, terdiri dari semua hewan dari
protozoa sampai chordata

You might also like