You are on page 1of 11

Petunjuk Teknis Pembuatan Pupuk Kompos dan Pupuk Cair

Pupuk Kompos

Di masa sekarang ini banyak orang yang menggunakan pupuk anorganik. Orang belum

banyak menyadari bahwa pupuk anorganik itu bisa membuat tanaman tumbuh dengan baik

namun juga dapat merusak struktur tanah yang ada, jika kebanyakan penggunaan yang

tidak teratur dan berlebihan. Oleh karena itu kita harus mengubahnya pola penggunaan

pupuk anorganik dengan pupuk organik. Salah satu contoh pupuk organik adalah pupuk

kompos dan pupuk cair.

Pupuk kompos ini terbuat dari kotoran ternak yang diolah lebih lanjut dan dengan

bantuan probiotik. Penggunaan pupuk kompos ini mempunyai beberapa keuntungan,

antara lain:

[if !supportLists][endif]Memperbaiki struktur tanah berlempung sehingga menjadi


ringan,

[if !supportLists][endif]Memperbesar daya ikat tanah berpasir sehingga tanah


tidak berderai,

[if !supportLists][endif]Menambah daya ikat air pada tanah,

[if !supportLists][endif]Memperbaiki drainase dan tata udara dalam tanah,

[if !supportLists][endif]Mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara,

[if !supportLists][endif]Mengandung hara ynag lengkap, walaupun jumlahnya sedikit,

[if !supportLists][endif]Membantu proses pelapukan bahan mineral,

[if !supportLists][endif]Memberi ketersediaan bahan makanan bagi mikrobia.

Bahan Yang Dibutuhkan


Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan kompos adalah kototran ternak sapi,

jerami padi, abu dapur, bakteri starter, dan kapur. Alat-alat yang digunakan dalam

pembuatan pupuk kompos ini adalah cangkul, sekop, ember, sabit.

Cara Pembuatan

Lebih lanjut tentang: Petunjuk Teknis Pembuatan Pupuk Kompos dan Pupuk Cair

Petunjuk Teknis Pembuatan Pupuk Kompos dan Pupuk Cair

Pupuk Kompos

Di masa sekarang ini banyak orang yang menggunakan pupuk anorganik. Orang belum

banyak menyadari bahwa pupuk anorganik itu bisa membuat tanaman tumbuh dengan baik

namun juga dapat merusak struktur tanah yang ada, jika kebanyakan penggunaan yang

tidak teratur dan berlebihan. Oleh karena itu kita harus mengubahnya pola penggunaan

pupuk anorganik dengan pupuk organik. Salah satu contoh pupuk organik adalah pupuk

kompos dan pupuk cair.

Pupuk kompos ini terbuat dari kotoran ternak yang diolah lebih lanjut dan dengan

bantuan probiotik. Penggunaan pupuk kompos ini mempunyai beberapa keuntungan,

antara lain:

[if !supportLists][endif]Memperbaiki struktur tanah berlempung sehingga menjadi


ringan,

[if !supportLists][endif]Memperbesar daya ikat tanah berpasir sehingga tanah


tidak berderai,

[if !supportLists][endif]Menambah daya ikat air pada tanah,

[if !supportLists][endif]Memperbaiki drainase dan tata udara dalam tanah,


[if !supportLists][endif]Mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara,

[if !supportLists][endif]Mengandung hara ynag lengkap, walaupun jumlahnya sedikit,

[if !supportLists][endif]Membantu proses pelapukan bahan mineral,

[if !supportLists][endif]Memberi ketersediaan bahan makanan bagi mikrobia.

Bahan Yang Dibutuhkan

Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan kompos adalah kototran ternak sapi,

jerami padi, abu dapur, bakteri starter, dan kapur. Alat-alat yang digunakan dalam

pembuatan pupuk kompos ini adalah cangkul, sekop, ember, sabit.

Cara Pembuatan

Lebih lanjut tentang: Petunjuk Teknis Pembuatan Pupuk Kompos dan Pupuk Cair

Petunjuk Teknis Pembuatan Pupuk Kompos dan Pupuk Cair

Pupuk Kompos

Di masa sekarang ini banyak orang yang menggunakan pupuk anorganik. Orang belum

banyak menyadari bahwa pupuk anorganik itu bisa membuat tanaman tumbuh dengan baik

namun juga dapat merusak struktur tanah yang ada, jika kebanyakan penggunaan yang

tidak teratur dan berlebihan. Oleh karena itu kita harus mengubahnya pola penggunaan

pupuk anorganik dengan pupuk organik. Salah satu contoh pupuk organik adalah pupuk

kompos dan pupuk cair.

Pupuk kompos ini terbuat dari kotoran ternak yang diolah lebih lanjut dan dengan

bantuan probiotik. Penggunaan pupuk kompos ini mempunyai beberapa keuntungan,

antara lain:
[if !supportLists][endif]Memperbaiki struktur tanah berlempung sehingga menjadi
ringan,

[if !supportLists][endif]Memperbesar daya ikat tanah berpasir sehingga tanah


tidak berderai,

[if !supportLists][endif]Menambah daya ikat air pada tanah,

[if !supportLists][endif]Memperbaiki drainase dan tata udara dalam tanah,

[if !supportLists][endif]Mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara,

[if !supportLists][endif]Mengandung hara ynag lengkap, walaupun jumlahnya sedikit,

[if !supportLists][endif]Membantu proses pelapukan bahan mineral,

[if !supportLists][endif]Memberi ketersediaan bahan makanan bagi mikrobia.

Bahan Yang Dibutuhkan

Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan kompos adalah kototran ternak sapi,

jerami padi, abu dapur, bakteri starter, dan kapur. Alat-alat yang digunakan dalam

pembuatan pupuk kompos ini adalah cangkul, sekop, ember, sabit.

Cara Pembuatan

Lebih lanjut tentang: Petunjuk Teknis Pembuatan Pupuk Kompos dan Pupuk Cair

Petunjuk Teknis Pembuatan Pupuk Kompos dan Pupuk Cair

Pupuk Kompos

Di masa sekarang ini banyak orang yang menggunakan pupuk anorganik. Orang belum

banyak menyadari bahwa pupuk anorganik itu bisa membuat tanaman tumbuh dengan baik
namun juga dapat merusak struktur tanah yang ada, jika kebanyakan penggunaan yang

tidak teratur dan berlebihan. Oleh karena itu kita harus mengubahnya pola penggunaan

pupuk anorganik dengan pupuk organik. Salah satu contoh pupuk organik adalah pupuk

kompos dan pupuk cair.

Pupuk kompos ini terbuat dari kotoran ternak yang diolah lebih lanjut dan dengan

bantuan probiotik. Penggunaan pupuk kompos ini mempunyai beberapa keuntungan,

antara lain:

[if !supportLists][endif]Memperbaiki struktur tanah berlempung sehingga menjadi


ringan,

[if !supportLists][endif]Memperbesar daya ikat tanah berpasir sehingga tanah


tidak berderai,

[if !supportLists][endif]Menambah daya ikat air pada tanah,

[if !supportLists][endif]Memperbaiki drainase dan tata udara dalam tanah,

[if !supportLists][endif]Mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara,

[if !supportLists][endif]Mengandung hara ynag lengkap, walaupun jumlahnya sedikit,

[if !supportLists][endif]Membantu proses pelapukan bahan mineral,

[if !supportLists][endif]Memberi ketersediaan bahan makanan bagi mikrobia.

Bahan Yang Dibutuhkan

Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan kompos adalah kototran ternak sapi,

jerami padi, abu dapur, bakteri starter, dan kapur. Alat-alat yang digunakan dalam

pembuatan pupuk kompos ini adalah cangkul, sekop, ember, sabit.

Cara Pembuatan
Lebih lanjut tentang: Petunjuk Teknis Pembuatan Pupuk Kompos dan Pupuk Cair
Search

Mimbar Penyuluh

PAGAR HIDUP SEBAGAI PENGHASIL PAKAN


TERNAK
Hijauan merupakan sumber pakan utama untuk ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing
dan domba), sehingga untuk meningkatkan produksi ternak ruminansia harus diikuti oleh
peningkatan penyediaan hijauan pakan yang cukup baik kuantitas, kualitas maupun
kontinuitasnya.

Hijauan pakan ternak yang umum diberikan untuk ternak ruminansia adalah rumput-
rumputan yang berasal dari padang penggembalaan atau kebun rumput, tegalan,
pematang serta pinggiran jalan. Bagi sebagian besar peternak, pakan ternak merupakan
salah satu kendala untuk mengembangkan usaha peternakannya termasuk juga dalam hal
penyediaan hijauan pakan ternak.

Beberapa faktor yang menghambat penyediaan hijauan pakan adalah terjadinya


perubahan fungsi lahan yang sebelumnya sebagai sumber hijauan pakan menjadi lahan
pemukiman, lahan untuk tanaman pangan dan tanaman industri.
Di lain pihak, sumberdaya alam untuk peternakan berupa padang penggembalaan di
Indonesia semakin berkurang. Di samping itu secara umum di Indonesia ketersediaan
hijauan pakan juga dipengaruhi oleh iklim, sehingga pada musim kemarau terjadi
kekurangan hijauan pakan ternak dan sebaliknya di musim hujan jumlahnya melimpah.

Untuk mengatasi kekurangan hijauan pakan ternak salah satunya adalah dengan
memanfaatkan pagar hidup sebagai penghasil pakan ternak. Dilihat dari potensi Indonesia
memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai pagar hidup dengan
menghasilkan hijauan yang cukup.

Pagar hidup adalah tanaman tahunan yang ditanam mengikuti batas pemilikan lahan yang
mempunyai berbagai fungsi seperti mengamankan lahan dari masuknya ternak, sebagai
penahan angin, penahan erosi, sumber kayu bakar dan sumber bahan organik/mulsa dapat
diperbaiki menjadi sistem pagar hidup.

Pagar hidup berfungsi sebagai umber pakan ternak, bahan mulsa penyubur tanah,
melindungi tanaman dari angin kencang dan untuk mengurangi kecepatan aliran
permukaan bila ditanam di lahan yang berlereng curam.

Search

Mimbar Penyuluh

PAGAR HIDUP SEBAGAI PENGHASIL PAKAN


TERNAK
Hijauan merupakan sumber pakan utama untuk ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing
dan domba), sehingga untuk meningkatkan produksi ternak ruminansia harus diikuti oleh
peningkatan penyediaan hijauan pakan yang cukup baik kuantitas, kualitas maupun
kontinuitasnya.

Hijauan pakan ternak yang umum diberikan untuk ternak ruminansia adalah rumput-
rumputan yang berasal dari padang penggembalaan atau kebun rumput, tegalan,
pematang serta pinggiran jalan. Bagi sebagian besar peternak, pakan ternak merupakan
salah satu kendala untuk mengembangkan usaha peternakannya termasuk juga dalam hal
penyediaan hijauan pakan ternak.

Beberapa faktor yang menghambat penyediaan hijauan pakan adalah terjadinya


perubahan fungsi lahan yang sebelumnya sebagai sumber hijauan pakan menjadi lahan
pemukiman, lahan untuk tanaman pangan dan tanaman industri.

Di lain pihak, sumberdaya alam untuk peternakan berupa padang penggembalaan di


Indonesia semakin berkurang. Di samping itu secara umum di Indonesia ketersediaan
hijauan pakan juga dipengaruhi oleh iklim, sehingga pada musim kemarau terjadi
kekurangan hijauan pakan ternak dan sebaliknya di musim hujan jumlahnya melimpah.

Untuk mengatasi kekurangan hijauan pakan ternak salah satunya adalah dengan
memanfaatkan pagar hidup sebagai penghasil pakan ternak. Dilihat dari potensi Indonesia
memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai pagar hidup dengan
menghasilkan hijauan yang cukup.

Pagar hidup adalah tanaman tahunan yang ditanam mengikuti batas pemilikan lahan yang
mempunyai berbagai fungsi seperti mengamankan lahan dari masuknya ternak, sebagai
penahan angin, penahan erosi, sumber kayu bakar dan sumber bahan organik/mulsa dapat
diperbaiki menjadi sistem pagar hidup.

Pagar hidup berfungsi sebagai umber pakan ternak, bahan mulsa penyubur tanah,
melindungi tanaman dari angin kencang dan untuk mengurangi kecepatan aliran
permukaan bila ditanam di lahan yang berlereng curam.

Mimbar Penyuluh
MEMBUAT PUPUK KOMPOS DARI KOTORAN
SAPI
Pupuk kompos merupakan dekomposisi bahan – bahan organik atau proses perombakan
senyawa yang komplek menjadi senyawa yang sederhana dengan bantuan
mikroorganisme. Bahan dasar pembuatan kompos ini adalah kotoran sapi dan bahan
seperti serbuk gergaji atau sekam, jerami padi dll, yang didekomposisi dengan bahan
pemacu mikroorganisme dalam tanah (misalnya stardec atau bahan sejenis) ditambah
dengan bahan-bahan untuk memperkaya kandungan kompos, selain ditambah serbuk
gergaji, atau sekam, jerami padi dapat juga ditambahkan abu dan kalsit/kapur. Kotoran
sapi dipilih karena selain tersedia banyak di petani/peternak juga memiliki kandungan
nitrogen dan potassium, di samping itu kotoran sapi merupakan kotoran ternak yang baik
untuk kompos.

Pemanfaatan limbah peternakan (kotoran ternak) merupakan salah satu alternatif yang
sangat tepat untuk mengatasi kelangkaan dan naiknya harga pupuk. Pemanfaatan kotoran
ternak sebagai pupuk sudah dilakukan petani secara optimal di daerah-daerah sentra
produk sayuran. Sayangnya masih ada kotoran ternak tertumpuk di sekitar kandang dan
belum banyak dimanfaatkan sebagai sumber pupuk. Keluhan petani saat terjadi
kelangkaan atau mahalnya harga pupuk non organik (kimia) dapat diatasi dengan
menggiatkan kembali pembuatan dan pemanfaatan pupuk kompos.

Proses
Prinsip yang digunakan dalam pembuatan kompos adalah proses pengubahan limbah
organik menjadi pupuk organik melalui aktivitas biologis pada kondisi yang terkontrol.
Bahan yang diperlukan adalah kotoran sapi : 80 – 83%, serbuk gergaji (bisa sekam,
jerami padi dll) : 5%, bahan pemacu mikroorganisame : 0.25%, abu sekam : 10% dan
kalsit/kapur : 2%, dan juga boleh menggunakan bahan-bahan yang lain asalkan kotoran
sapi minimal 40%, serta kotoran ayam 25 %
Tempat pembuatan adalah sebidang tempat beralas tanah dan dibagi menjadi 4 bagian
(lokasi 1, 2, 3, 4) sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan dan tempat tersebut ternaungi
agar pupuk tidak terkena sinar matahari dan air hujan secara langsung. Prosesing
pembuatannya adalah pertama kotoran sapi (fases dan urine) diambil dari kandang dan
ditiriskan selama satu minggu untuk mendapatkan kadar air mencapai ¬+ 60%, kemudian
kotoran sapi yang sudah ditiriskan tersebut dipindahkan ke lokasi 1 tempat pembuatan
kompos dan diberi serbuk gergaji atau bahan yang sejenis seperti sekam, jerami padi dll,
serta abu, kalsit/kapur dan stardec sesuai dosis, selanjutnya seluruh bahan campuran
diaduk secara merata. Setelah satu minggu di lokasi 1, tumpukan dipindahkan ke lokasi 2
dengan cara diaduk/dibalik secara merata untuk menambah suplai oksigen dan
meningkatkan homogenitas bahan. Pada tahap ini diharapkan terjadi peningkatan suhu
hingga mencapai 70 derajat celcius untuk mematikan pertumbuhan biji gulma sehingga
kompos yang dihasilkan dapat bebas dari biji gulma.

(Untuk informasi lebih lengkapnya silahkan berlangganan Tabloid SINAR TANI.


SMS ke : 0815 8441 4991)

Arsip

Dr. Ibrahim Saragih - Penyuluh Pertanian


Untuk mendapatkan produksi jagung yang tinggi, kualitas jagung yang baik dan harga
jual yang tinggi perlu diperhatikan dan dilaksanakan para petani di lapangan, penanganan
pasca panen yang sesuai dengan ketentuan dan anjuran yang telah ditetapkan atau
disampaikan para penyuluh di lapangan dan instansi yang terkait.

Kegiatan pasca panen jagung dimulai dari pemanenan sampai siap dikonsumsi, umumnya
berupa pipilan kering. Beras jagung, dan tepung jagung. Penanganan pasca panen jagung
terdiri dari serangkaian kegiatan sebagai berikut : 1). pemanenan, meliputi kegiatan
penentuan waktu panen, pemungutan hasil, pengumpulan, dan pengangkutan ke tempat
proses selanjutnya;

2). pengupasan, meliputi kegiatan pelepasan kulit, pemisahan kulit, pemisahan jagung
tongkol muda dan rusak sehingga dihasilkan jagung baik; 3). pengeringan, meliputi
kegiatan mengangkut jagung ke tempat pengeringan, proses pengeringan jagung,
mengangkut jagung kering ke tempat selanjutnya;

4). pemipilan, meliputi kegiatan melepas biji dari tongkol, memisahkan tongkol,
memisahkan kotoran dan mengangkut jagung pipilan kering ke tempat proses
selanjutnya; 5). penyimpanan, merupakan kegiatan mempertahankan kondisi bahan dari
susut dan penurunan mutu, sebelum digunakan atau diproses selanjutnya; 6).
pengangkutan, meliputi kegiatan pewadahan atau pengemasan bahan dan pemindahan
guna proses selanjutnya;

7). peningkatan daya guna jagung, meliputi kegiatan pembuatan jagung, tepung jagung,
pati jagung, sirup jagung, gula jagung, minyak jagung, untuk keperluan pangan dan
bahan industri; 8). peningkatan daya guna hasil samping dan limbah, meliputi kegiatan
kulit, dan tongkol jagung untuk keperluan energi; 9). grading dan standardisasi, meliputi
kegiatan teknik pengambilan contoh, penentuan standar dan klasifikasikan mutu.

Penanganan pasca panen jagung menyangkut masalah teknis, sosial dan ekonomi yang
saling berkaitan. Dari sudut teknis, masalah utama adalah sebagian besar produksi jagung
dipanen pada musim hujan, sering menimbulkan kerusakan dan kehilangan. Berikut
disajikan penggolongan masalah – masalah yang ada pada penanganan pasca panen.

(Untuk berlangganan Tabloid SINAR TANI. SMS ke : 081584414991) = ED

You might also like