You are on page 1of 10

ASUHAN NEONATUS DAN BAYI BARU LAHIR DENGAN MASALAH

1. Bercak Mongol

Bercak mongol (Mongolian spots) yaitu pembentukan pigmen gelap/bercak biru


keunguan seperti memar pada bagian bawah belakang /daerah pinggang bawah & bokong
bayi. Penumpukan sel pigmen ini akan hilang pada usia 4 tahun.

2. Hemangioma

Hemangioma (strawberry hemangioma) merupakan area menonjol, sembab, berwarna


merah tua, atau terang sepreti strawberry dibentuk oleh penumpukan pembuluh darah
prematur dan sering terlihat di kepala. Umumnya tidak muncul saat lahir tetapi akan terlihat
pada usia 2 bulan. Tanda ini membesar untuk beberapa bulan dan menghilang setelah sampai
usia 9 tahun.

3. Ikterus

Ikterus terbagi atas 2, yaitu ikterus fisiologis dan patologis.

• Ikterus fisiologis pada BBL adalah warna kuning yg ditemukan pada hari ke-3 sampai
ke-14 dan tidak disertai tanda maupun gejala ikterus patologis.

Adapun tindakan asuhan yang di berikan, yaitu :

- Memberi tahu keluarga agar bayinya di jemur pada cahaya Matahari pagi
selama 2-4 hari.
- Penyinaran di lakukan selaa 30 menit ( 15 menit terlentang dan 15 menit
telungkup )
- Asuhan perawatan dasar bayi muda
- Menjelaskan pada ibu tentang tujuan dari tindakan yang di berikan
- Kunjungan ulang hari ke-7

• Ikterus patologis apabila ditemukan kuning pada 2 hari pertama setelah lahir atau pada
hari ke-14 disertai bayi kurang bulan, tinja pucat, serta daerah lutut & siku tampak
sekali warna kekuningan.

Adapun tindakan asuhan yang di berikan, yaitu :

- Pertahankan kadar gula darah agar tetap stabil dan tidak turun
- Bayi tetap dalam kondisi hangat
- Sampel darah ibu 2,5 ml
- Lakukakan rujukan segera
4. Muntah dan Gumoh

Muntah yaitu mengeluarkan atau regurgitasi susu yang telah diminum dalam jumlah
kecil. Sedangkan gumoh adalah

Diagnosis Banding Muntah dan atau Distensi Abdomen

Anamnesis Pemeriksaan Kemungkinan Diagnosis

Timbul sejak 1 hari yang lalu , riwayat Bayi tampak sakit, muntah/diare ,distensi Sepsis
ibu infeksi uterus, demam dicurigai abdomen, ggn nafas (frek >60x’ /<30xt’),
infeksi berat, ketuban pecah > 18 jam, tarikan dinding dada, sianosis sentral,
malas minum/tdk mau minum. merintih saat espirasi, suhu tubuh abnormal,
irritabel/letargi, kejang/kesadaran menurun.

Malas minum/tdk bisa minum Layu, letargi, tampak sakit, distensi Enterokolitis
abdomen/nyeri tekan, bayi kecil, muntah
mungkin bercampur darah, darah dlm tinja,
diare, pucat, apnea, suhu tubuh tdk stabil.

Penanganan :

• Pasang pipa lambung

• Pipa lambung tdk bisa masuk (tersedak & muntah) hal ini mungkin di karenakan oleh
adanya Atresia esofagi atau Fistula trakheoesofageal

• Rujuk ke RS degan fasilitas bedah jika terdapat indikasi seperti :

Bayi sakit berat (layu/letargi) dengan BB kecil yaitu < 2500 gr dan < 37 minggu

6. Diaper Rush

Diaper rush atau ruam popok (penyakit kulit popok adalah ruam merah terang
disebabkan oleh iritasi dari kulit terkena urin atau kotoran yang berlangsung lama di bagian
mana saja di bawah popok anak. Hal disebabkan oleh infeksi jamur candida albicans

• Cara mengatasinya, yaitu dengan :

- menjaga Hygiene
- Pelembab kulit dengan salep pelindung (seng, jel petroleum, salep vit.A & D, krim anti
jamur (nistatin) atau larutan gentian violet 0,5% (infeksi) à sampai 3 hari setelah lesi
menghilang.

7. Bisulan

Selulitis (abses) atau bisulan merupakan infeksi pada kulit, degan gejala kulit merah atau
bengkak pada jaringan subkutan mana pun. Bengkak disertai nyeri tekan (bayi menangis
bila disentuh), serta bengkak disertai fluktuasi. Infeksi biasanya dijumpai pad hari ke-3
atau lebih.

Penanganan yang di berikan :

• Insisi abses, pemeriksaan kultur, dan kompres luka 2x/hari.

• Kloksasilin atau linkomisin peroral dan observasi

• Jika hari ke-5 membaik, berikan kloksasilin untuk melengkapi 10 hari pengobatan

• Jika tidak membaik ganti antibiotika sesuai hasil kultur dan sensitivitas

• Amati selama 24 jam setelah pengobatan

8. Seborrhoe

Cradle cap (penyakit kulit seboroik) adalah scaling berwarna merah dan kuning, ruam
berkulit keras yang terjadi pada kepala bayi dan kadang kala pada lipatan kulit.
Penyebab tidak diketahui, dan akan hilang pada usia 6 bulan.

Penanganan yang di berikan yaitu :

- Keramas teratur dan mengusapkan minyak mineral secara teratur pada


kepala.
- Shampoo selenium atau krim kortikosteroid (bila tdk reda).
ASUHAN NEONATUS DENGAN JEJAS PERSALINAN

1. Caput Suksadaneum
Catput Pembengkakan difus jaringan lunak kepala yang dapat melampaui
sutura.
Akibat sekunder dari tekanan uterus atau dinding vagina pada kepala pada saat proses
kelahiran spontan. Isi dari pembengkakan ini adalah getah bening. Bayi tidak
memerlukan tindakan dan tidak ada gejala sisa yang dilaporkan. Pembengkakan akan
hilang spontan dalam 2-4 hari setelah lahir.

2. Cephalhematoma
Perdarahan subperiosteal akibat kerusakan jaringan periosteum karena tarikan
atau tekanan jalan lahir. Perdarahan ini tdk melewati batas sutura. Daerah bengkak
tidak dilakukan masase. Cephalhematoma akan hilang dalam beberapa minggu/bulan
(1-3 bulan). Pada gaguan luas akan menimbulkan anemia atau hiperbilirubinemia. Tidak
sekali-kali mengaspirasi Cephalhematoma.

Perbedaan Caput Suksadenaneum dan Cephalhematoma

Tanda-tanda Catput suksadenaneum

• Muncul waktu lahir dan mengecil setelah lahir.


• Lunak dan tidak berfluktuasi.
• Melewati batas sutura dan teraba moulase.
• Bisa hilang dalam beberapa jam atau 2-4 hari.
• Isi cairan getah bening

Tanda-tanda cephalhematoma

• Muncul waktu lahir atau setelah lahir dan dpt membesar setelah lahir.

• Teraba fluktuasi.

• Batas tidak melampaui sutura.

• Hilang lama (beberapa minggu/bulan)

• Berisi darah

3. Trauma pada Flexus Brachialis


Trauma pada flexus brachialis terjadi akibat tarikan kuat di daerah leher saat
melahirkan bahu bayi pada persalinan letak kepala, atau pada saat melahirkan kepala
pada persalinan letak sungsang.
a. Erb Duchene Paralysis
Kerusakan pada flexus ini menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan lengan
untuk fleksi, abduksi dan rotasi keluar. Gejala lain yaitu hilangnya refleks moro dan
biseps, lengan posisi adduksi, putaran ke dalam, lengan bawah pronasi, telapak tangan
menghadap belakang.
Penanganan yang di berikan yaitu dengan meletakkan lengan atas dalam posisi
abduksi 90° dalam putaran keluar, siku dalam fleksi 90° degan supinasi lengan bawah
dan ekstensi pergelangan, serta telapak tangan menghadap depan. Sembuh dalam
waktu 3-6 bulan.

b. Paralysis Klumpke
Kerusakan ini menyebabkan kelemahan lengan dan otot fleksor pergelangan,
sehingga gejala yang tampak adalah telapak tangan tidak dapat mengepal.
Penanganannya yaitu dengan Fisoterapi dan akan sembuh dalam waktu 3-6
minggu.
4. Fraktur Klavikula dan Fraktur Humerus
a. Fraktur klavikula
Dapat tejadi pada persalinan letak sungsang degan lengan menumbung ke atas,
atau persalinan presentasi kepala bayi besar atau bahu besar. Gejala yang tampak yaitu
kelemahan bahu yang patah dan refleks moro hilang.Bila tidak ada keluhan tidak
diperlukan tindakan fiksasi kecuali bayi tampak kesakitan.
b. Fraktur Humerus
Dapat tejadi pada kesalahan melahirkan lengan pada letak memanjang
(presentasi kepala/bokong) dan letak melintang. Penanganan yang di lakukan yaitu
dengan fiksasi.
DOKUMENTASI DENGAN METODE SOAP

A. Pendokumentasian manajemen kebidanan dengan metode SOAP


Menurut Thomas (1994 cit. Muslihatun,dkk,2009), dokumentasi adalah catatan
tentang interaksi antara tenaga kesehatan, pasien,keluarga pasien dan tim kesehatan
tentang hasil pemeriksaan,prosedur tindakan, pengobatan pada pasien, pendidikan,dan
respon pasien terhadap semua asuhan yang di berikan.
Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian mengenai asuhan
yang telah dan akan di lakukan pada seorang pasien, di dalamnya tersirat proses berfikir
bidan yang sistem matis dalam menghadapi seorang pasien sesuai langkah-langkah
manajemen kebidanan.
Pendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan dapat di terapkan
dengan metode SOAP.
S ( data subjektif )
Data subjektif( S ), merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan
menurut Helen Varney langkah pertama ( pengkajian data ), terutama data yang di
peroleh melalui anamnesis.
Pada pasien yang bisu, di bagian data di belakang huruf “S”, di beri tanda huruf
“O” atau “X”. Tanda ini akan menjelaskan bahwa pasien adalah penderita tuna wicara.
O ( data objektif )
Data objektif ( O ) merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan
menurut Helen Varney pertama (pengkajian data), terutama data yang di peroleh
melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan
laboratorium/pemeriksaan diagnostik lain.
A ( assesment )
A (analysis/assesment), merupakan pendokumentasian hasil analisis dan
interpretasi ( kesimpulan ) dari data subjektif dan objektif.
Analisis/assesment merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan
menurut Helen Varney langkah kedua,ketiga dan keempat sehingga mencakup hal-hal
berikut ini diagnosis/masalah kebidanan,diagnosis/masalah potensial serta perlunya
mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi diagnosis/masalah
potensial.
P ( planning )
Planning/perencanaan, adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan
datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data.
Rencana asuhan ini bertunjuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien
seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraanya.

Meskipun secara istilah, P adalh planning atau perencanaan saja, namun P dalam
metode SOAP ini juga merupakan gambaran pendokumentasian implementasi dan
evaluasi. Dengan kata lain, P dalam SOAP meliputi pendokumentasian manejemen
kebidanan menurut Helen Varney langkah kelima, keenam dan ketujuh.

B. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada bayi Baru lahir

Menajemen/asuhan segera pada bayi baru lahir normal dalah asuhan yang
diberikan pada bayi pada jam pertama setelah kelahiran, dilanjutkan sampai 24
jam setelah kelahiran. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir bertujuan untuk
memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada bayi baru lahir dengan
memperhatikan riwayat bayi selama kehamilan, dalam persalinan dan keadaan
bayi segera setelah lahir.

Hasil yang diharapkan dari pemberian asuhan kebidanan pada bayi baru lahir,
adalah terlaksananya asuhan segera/rutin pada bayi baru lahir termasuk
melakukan pengkajian, membuat diagnosis, mengidentifikasi masalah dan
kebutuhan bayi, mengidentifikasi diagnosis dan masalah potensial, tindakan
segera serta rencana asuhan.

C. `Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Neonatus

Langkah 1. Pengkajian data


Melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang dibutuhkan
untuk mengevaluasi keadaan bayi baru lahir.

a. Pengkajian setelah lahir


Pengakajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan
dalam uterus ke kehidupan luar uterus yaitu dengan penilaian APGAR, meliputi
appearence (warna kulit), pulse (denyut jantung), grimace (refleks atau respon
terhadap rangsangan), activity (tonus otot) dan respiratory effort (usaha bernafas).

b. Pengkajian keadaan fisik


Data subyektif bayi baru lahir yang harus dikumpulkan, antara lain :
Riwayat kesehatan bayi baru lahir yang penting dan harus dikaji adalah :
1. Faktor genetik
2. Faktor meternal (ibu)
3. Fektor antenatal
4. Faktor perinatal

Data objektif bayi baru lahir yang harus dikumpulkan antara lain :

a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan umum
1. Pernafasan. Pernafasan BBL normal 30-60 kali/menit
2. Warna kulit. BBL aterm kelihatan lebih pucat dibanding bayi preterm
karena kulit lebih tebal.
3. Denyut jantung. Denyut jantung BBL normal antara 100-160 kali/menit
4. Suhu aksiler 36,50C sampai 37,50C.
5. Postur daan gerakan. Postur normal BBL dalam keadaan istirahat adalah
kepalan longgar, dengan lengan, panggul dan lutut semi fleksi. Gerakan
ekstremitas bayi harus secara spontan dan simetris disertai gerakan sendi
penuh.
6. Tonus otot/tingkat kesadaran. Rentang normal tingkat kesadaran BBL
adalah mulai dari diam hingga sadaar penuh dan dapat ditenangkan jka
rewel.
7. Ekstremitas. Periksa posisi, gerakan, reaksi bayi bila ekstremitas disentuh
dan pembengkakan.
8. Kulit. Selama bayi dianggap normal, beberapa kelainan kulit juga dapat
dianggap normal. Kelainan ini termasuk milia, biasa terlihat pada hari
pertama atau selanjutnya dan eritema toksikum pada muka, tubuh dan
punggung pada hari kedua atau selanjutnya.
9. Tali pusat, normal berwarna putih kebiruan paada hari pertama, mulai
kering dan mengerut/mengecil dan akhirnya lepas setelah 7-10 hari.
10. Berat badan, normal 2500-4000 gram.

Pemeriksaan fisik (Head to toe)


Kepala, muka, mata, telinga, hidung, mulut, leher, klavikula dan lengan
tangan, dada, abdomen, genitalia, tungkai dan kaki, anus, punggung,
refleks, antropometri, eliminasi

Langkah 2. Interpretasi data


Melakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis, masalah dan
kebutuhan bayi berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada langkah 1.

Langkah 3. Identifikasi diagnosis atau masalah potensial


Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi
berdasarkan Diagnosis aatau masalah yang sudah diiidentifikasi.

Langkah 4. Identifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan


penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau
ada hal yang perlu dikonsultasi atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan lain sesuai kondisi bayi.

Langkah 5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh


Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan
pada langkah sebelumnya.

Langkah 6. Melaksanakan Perencanaan


Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara fektif dan aman.

Langkah 7. Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan.

D. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Tumbuh Kembang Balita

Pertumbuhan dan perkembangan anak


1. Pola pertumbuhan fisik terarah
2. Pola perkembangan dari umum ke khusus atau Mass To Specific atau To Complex
3. Pola perkembangan berlangsung dalam tahapan perkembangan
4. Pola perkembangan dipengaruhi kematangan dan latihan
a. Faktor heredeter adalaah faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar mencapai
tumbuh kembang.
b. Faktor lingkungan adalah faktor yang memegang peranan penting daalam
menentukan tercapai tidaknya potensi yang telah dimiliki anak.

Penilaian pertumbuhan anak


a. Pengukuran berat badan
b. Pengukuran panjang badan
c. Pengukuran lingkar kepala
d. Pengukuran lingkar lengan atas
e. Pemeriksaan fisik
f. Pemeriksaan laboratorium
g. Pemeriksaan radiologi

Penilaian perkembangan anak


a. Kesadaran umum
b. Status gizi
c. Tanda vital

You might also like