You are on page 1of 16

TUGAS INDIVIDU

MAKALAH IPA

INDERA PERABA ( KULIT )

DISUSUN OLEH :

SMP NEGERI METRO


LAMPUNG TIMUR
TAHUN PELAJARAN : 2010 - 2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa karena Rahmat dan Hidayah-Nya penyusun masih diberi nikmat
iman dan nikmat kesehatan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
tugas makalah IPA tentang “KULIT” dalam waktu yang telah
ditentukan.

Makalah ini berisi hal - hal tentang kulit seperti anatomi telinga,
penyakit dsb.

Harapan penyusun dengan adanya makalah IPA tentang telinga


ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik yang mau membaca atau
mempelajarinya.

Metro, Oktober 2010


Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................ ii

DAFTAR ISI............................................................................................... iii

BAB I INDERA PERABA.................................................................. 1

A. KULIT................................................................................. 1
B. STRUKTUR dan ANATOMI KULIT................................ 1
a. Lapisan Kulit................................................................. 2
1. Epidermis.................................................................. 2
2. Dermis...................................................................... 4
3. Hipodermis............................................................... 5
1) Rambut.......................................................... 5
2) Kuku............................................................. 5
3) Kelenjar – Kelenjar pada kulit...................... 6
4) Sidik jari....................................................... 7
b. Mekanisme kerja alat peraba......................................... 7

BAB II FISIOLOGI KULIT................................................................ 8

A. FUNGSI KULIT................................................................. 8
B. PENYAKIT KULIT (DERMATOLOGIS)........................ 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 13
BAB I
INDERA PERABA

A. KULIT

Indra peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada


kulit mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada
manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir.
Kulit dan apendicesnya merupakan struktur kompleks yang membentuk
jaringan tubuh yang kuat dan keras. Fungsinya dapat dipengaruhi oleh
kerusakan terhadap struktur demikia juga oleh penyakit. Karena terdapat
banyak penyakit yang mempengaruhi kulit.

B. STRUKTUR dan ANATOMI KULIT

Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam
atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel
saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian
luar, pertama adalah stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di
sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan germinativum terdapat
stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit
menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya
menghasilkan pigmen hitam (melanin). Lapisan ketiga merupakan lapisan yang
transparan disebut stratum lusidum dan lapisan keempat (lapisan terluar)
adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum.
Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang
terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat
kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang.
Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis
membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Di sebelah dalam dermis
terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi
bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.
a. Lapisan Kulit.
1. Epidermis (Kutikula)
Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki
tebal yang berbeda-beda: 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan
dan kaki) dan 75-150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki,
memiliki rambut).
Terbagi atas 4 lapisan:
a.         Lapisan basal / stratum germinativum
Terdiri dari sel – sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis. Tersusun
sebagai tiang pagar atau palisade. Lapisan terbawah dari epidermis. Terdapat
melanosit yaitu sel dendritik yang yang membentuk melanin( melindungi kulit
dari sinar matahari. Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab
dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap
28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain.
Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit.
b.         Lapisan Malpighi/ stratum spinosum.
Lapisan epidermis yang paling tebal. Terdiri dari sel polygonal. Sel – sel
mempunyai protoplasma yang menonjol yang terlihat seperti duri. Terdapat
berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamen-filamen
tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan
melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami
gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak
tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi.
Terdapat sel Langerhans.
c.         Lapisan Granular / s. granulosum.
Terdiri dari butir – butir granul keratohialinyang basofilik. Terdapat berkas-
berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut
memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi
terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan
tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum
basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel
Langerhans.
d.         Lapisan tanduk / korneum.
terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma yang
dipenuhi keratin dan terdapat 20 – 25 lapis sel tanduk tanpa inti.
e.         Stratum Lusidum
Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan
telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.
Setiap kulit yang mati banyak mengandung keratin yaitu protein fibrous
insoluble yang membentuk barier terluar kulit yang berfungsi:
 Mengusir mikroorganisme patogen.
 Mencegah kehilangan cairan yang berlebihan dari tubuh.
 Unsure utam yang mengerskan rambut dan kuku.

Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Dalam epidermis
terdapat 2 sel yaitu :
1.         Sel merkel.
Fungsinya belum dipahami dengan jelastapi diyakini berperan dalam
pembentukan kalus dan klavus pada tangan dan kaki dan sel yang berfungsi
sebagai mekanoreseptor sensoris dan berhubungan fungsi dengan sistem
neuroendokrin difus.
2.         Sel langerhans.
Sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang merangsang sel
Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada sel
Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam imunologi
kulit dan respon – respon antigen kutaneus.
Epidermis akan bertambah tebal jika bagian tersebut sering digunakan.
Persambungan antara epidermis dan dermis di sebut rete ridge yang berfunfgsi
sebagai tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan yang
disebut fingers prints.
2. Dermis ( Korium )
Merupakan lapisan dibawah epidermis. Merupakan bagian yang paling
penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True Skin”. Jaringan dermis
memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang terdiri atas banyak
lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5 mm. Terdiri
atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan
jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar
3 mm. Dermis terdiri dari dua lapisan :
 Lapisan papiler ( tipis ) : mengandung jaringan ikat jarang yaitu
mengandung akhiran saraf sensorik, pembuluh darah dan limfatika.
 Lapisan retikuler ( tebal ) : terdiri dari jaringan ikat padat yaitu
mengandung serat kolagen, serat elastik, glandula sebasea, glandula
sudorifera, folikel rambut dan muskulus arrektor pilli.
Dermis dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang
terdiri atas kolagen, yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari
protein tubuh. Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang
dengan bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan
menebal, kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus
sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar
dan serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya
dan tampak mempunyai banyak keriput. Itulah sebabnya seorang yang sudah tua
tekstur kulitnya kasar dan keriput.
Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga
mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea
dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis
di dalam dermis.

3. Jaringan Subkutan atau Hipodermis / Subcutis.


Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan
banyak lemak. Merupakan jaringan adipose sebagai bantalan antara kulit dan
setruktur internal seperti otot dan tulang. Sebagai mobilitas kulit, perubahan
kontur tubuh dan penyekatan panas. Sebagai bantalan terhadap trauma. Tempat
penumpukan energi. Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang
terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan
kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya
berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi
menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.
Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas,
cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.

1) Rambut.
Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari
falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut :
a          Rambut terminal ( dapat panjang dan pendek.)
b.         Rambut velus( pendek, halus dan lembut).
Fungsi rambut
Melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat
agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae), menyaring udara serta
berfungsi sebagai pengatur suhu, pendorong penguapan keringat dan indera
peraba yang sensitive.

2) Kuku
Kuku terdiri dari sel tanduk yang mengalami modifikasi yang bersatu dengan
kuat. Pada bagian proksimal kuku terbentuk dalam matriks kulit. Dasar kuku
terdiri dari sel prickle yang mengalami modifikasi pada mana kuku melekat
dengan kuat.
Permukaan dorsal ujung distal jari tangan atau kaki tertdapat lempeng keatin
yang keras dan transparan.tumbuh dari akar yang disebut kutikula. Berfungsi
mengangkat benda – benda kecil. Pertumbuhan rata- rata 0,1 mm /
hari.pembaruan total kuku jari tangan : 170 hari dan kuku kaki: 12- 18 bulan.
Kuku sebagian memperoleh warna dari darah dan sebagian dari pigmen dalam
epidermis terutama melanin. Sebagai penitup bagian luar maka kulit mempunyai
banyak fungsi yang tidak saja besifat protektif.

3) Kelenjar – Kelenjar pada Kulit


1.    Kelenjar Sebasea (glandula sebasea)
Berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel
rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi
halus lentur dan lunak.
2.    Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
Diklasifikasikan menjadi 2 kategori:
a.  Kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit.
Melepaskan keringat sebgai reaksi penngkatan suhu lingkungan dan
suhu tubuh. Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh saraf
simpatik.pengekuaran keringat oada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai
reaksi tubuh terhadap setress, nyeri dll.
b.  Kelenjar Apokrin.
Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan berm,uara pada
folkel rambut. Kelenjar ininaktif pada masa pubertas,pada wanit a akan
membesar dan berkurang pada siklus haid. Kelenjar apokrin
memproduksi keringat yang keruh seperti susu yang diuraikan oleh
bajkteri menghasilkan bau khas pada aksila. Pada telinga bagian luar
terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut Kelenjar seruminosa
yang menghasilkan serumen(wax).
4) Sidik Jari
Sidik jari sudah terbentuk pada bulan ketiga kehidupan intra uterin dan ini
mempunyai aplikasi penting dalam genetika dan kedokteran. Masing-masing
individu mempunyai pola sidik jari tersendiri dan fakta ini digunakan sebagai cara
identifikasi polisi dan di RS tertentu. Ditemukan bahwa pada sejumlah cacat
genetika terdapat sidik jari atau sidik kaki abnormal. Misalnya pada sindroma
down (mongolisme), sidik jari yang beransa lebih sering dari biasanya, dan pada
sindroma turner terdapat lebih banyak ridge dibandingkan keadaan normal.

b. Mekanisme Kerja Alat Peraba


Misalnya sensasi tekan :
bila ada tekanan terhadap kulit, maka reseptor Vater Pacini berubah bentuk karena
tekanan tersebut. Tekanan merupakan rangsangan adekwat yang dapat diterima
Vater Pacini. Tekanan yang diterima oleh Vater Pacini menyebabkan terjadinya
depolarisasi yaitu Na+ masuk dan K+ keluar. Depolarisasi berlanjut menyebabkan
terbentuknya potensial aksi yang dihantarkan berbentuk impuls oleh saraf sensork
ke otak. Di impuls diolah, menimbul sensasi tekan di kulit.
Ciri sensasi :
1. Modalitas / modal yaitu alat indera
2. Kualitas / mutu yaitu mata mampu membedakan merah dan biru, telinga
mampu membedakan suara bass dan sopran, hidung mampu membedakan bau
dan wangi.
3. Adaptasitas yaitu perempuan yang belum terbiasa menggunakan anting pada
awalnya akan terasa mengganjal, namun setelah beberapa waktu sudah tidak
terasa mengganjal.
4. Intensitas / kekuatan yaitu membedakan warna merah muda dan merah tua, bisa
terjadi karena sel kerucut yang diterima lebih besar pada warna merah muda
dari pada merah tua.
5. Durasi / lama itu tergantung, sangat berhubungan dengan adaptasi. Contohnya,
wanita yang menggunakan perhiasan berat pada awalnya akan terasa berat tapi
karena sudah menggunakanya dalam waktu yang cukup lama maka sudah
terbiasa.
BAB II
FISIOLOGI KULIT

A. FUNGSI KULIT.

Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya
adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai
barier infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan
metabolisme.
Fungsi kulit manusia, yaitu:
1. Sebagai proteksi
 Masuknya benda- benda dari luar(benda asing ,invasi bacteri.)
 Melindungi dari trauma yang terus menerus.
 Mencegah keluarnya cairan yang berlebihan dari tubuh.
 Menyerap berbagai senyawa lipid vit. Adan D yang larut lemak.
 Memproduksi melanin mencegah kerusakan kulit dari sinar UV.
2. Pengontrol atau pengatur suhu.
Vasokonstriksi pada suhu dingn dan dilatasi pada kondisi panas peredaran
darah meningkat terjadi penguapan keringat.
3. Proses hilangnya panas dari tubuh.
 Radiasi: pemindahan panas ke benda lain yang suhunya lebih rendah.
 Konduksi : pemindahan panas dari tubuh ke benda lain yang lebih dingin
yang bersentuhan dengan tubuh.
 Evaporasi : membentuk hilangnya panas lewat konduksi
 Kecepatan hilangnya panas dipengaruhi oleh suhu permukaan kulit yang
ditentukan oleh peredaran darah kekulit.(total aliran darah N: 450 ml /
menit.)
3. Sensibilitas (pengindra)
Mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan dan rabaaan. Kulit mengandung ujung-
ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih
banyak jumlahnya di daerah erotik.
4. Keseimbangan air
Sratum korneum dapat menyerap air sehingga mencegah kehilangan air serta
elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh dan mempertahankan
kelembaban dalam jaringan subcutan. Air mengalami evaporasi (respirasi tidak
kasat mata)+ 600 ml / hari untuk dewasa.
5. Produksi vitamin.
Kulit yang terpejan sinar UV akan mengubah substansi untuk mensintesis
vitamin D.
6. Fungsi Absorpsi
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal, tipisnya kulit, hidrasi,
kelembaban udara, metabolisme dan jenis vehikulum zat yang menempel di kulit.
Penyerapan dapat melalui celah antar sel, saluran kelenjar atau saluran keluar
rambut.
7. Fungsi Ekskresi
Kelenjar-kelenjar pada kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna atau sisa
metabolisme dalam tubuh. Produk kelenjar lemak dan keringat di permukaan kulit
membentuk keasaman kulit pada pH 5 – 6,5. 
8. Fungsi pembentukan Pigmen
Sel pembentuk pigmen kulit (melanosit) terletak di lapisan basal epidermis.
Jumlah melanosit serta jumlah dan besarnya melanin yang terbentuk menetukan
warna kulit.

B. PENYAKIT KULIT / DERMATOLOGIS.

1. Eksema Infantil dan Masa Kanak-Kanak


Eksema merupakan istilah yang menguraikan setiap dematosis inflamatoar
yang khas dengan adanya eritema, papula, vesikula, cairan, krusta dan skuama
pada berbagai fase resolusi. Keadaan ini melibatkan epidermis dan lapisan
vaskuler kulit.
Inflamasi disebabkan oleh beberapa iritan dalam tubuh yang menimbulkan
erupsi. Ini berasal dari kapiler. Kasus yang ringan hanya terdapat eritema dan
skuama tetepi seringkali terdapat vesikula dan keadaan basah (weeping wells).
Tampaknya terdapat faktor herediter yang kuat dan kondisi ini kambuh
sepanjang hidup. Keadaan ini juga diduga merupakan penyakit alergi. (Suatu
alergi didefinisikan sebagai perubahan reaksi jaringan pada individu tertentu pada
paparan terhadap bahan yang dalam jumlah yang sama, tidak menimbulkan apa-
apa pada yang lain). Mekanisme yang terlibat diduga adalah sebagai berikut:
 Terdapat pembebasan histamin, suatu bahan yang kuat yang menyebabkan
kontraksi otot polos, dilatasi kapiler dan penurunan tekanan darah
 Pembebasan bahan lain, misalnya, asetil kolin
 Reaksi antara alergen dan suatu antibodi
Eksema jarang timbul sebelum bulan kehidupan kedua dan ketiga dan sebagian
kasus hilang secara spontan pada ulang tahun kedua dan ketiga. Lebih sering
terjadi pada bayi yang diberi makanan buatan dibanding pada bayi yang diberi
ASI.
Lesi kulit pada awalnya tampak pada pipi, dahi dan kulit kepala, tetapi juga
ditemukan pada permukaan fleksor dari lengan dan tungkai. Pada akhirnya
mereka menyebar pada seluruh permukaan kulit. Hal ini sangat gatal dan sebagian
besar perubahan kulit timbul akibat menggaruk, menggosok dan ekskoriasi.
2. Impetigo
Impetigo merupakan infeksi stafilokokus, mulai sebagai lepuh kecil yang
mengering dengan cepat untuk membentuk suatu skab dengan sebaran tepi yang
mertah basah. Pada neonatus ditemukan sebagai pemfigus neonatorum yang nyata
bulosa. Pemfigus neonatorum merupakan penyakit yang harus dilaporkan di
Inggris.
3. Psoriasis
Diagnosis dengan inspeksi tidak sukar. Keadaan ini merupakan penyakit
fungsional yang cenderung diwariskan.
Masing-masing lesi berbatas jelas. Berwarna merah salmon dipengaruhi oleh
tumpukan sisik keperakan. Terutama mengenai siku-siku, lutut dan kulit kepala,
tetapi dapat terjadi dimanapun. Kondisi ini dapat dicetuskan oleh infeksi seperti
tonsilitis ; stres emosi tampaknya juga terdari sebagai faktor predisposisi.
4. Scabies
Scabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes scabiei. Betina yang hamil
bersarang dalam lapisan tanduk dari epidermis. Di sini ia bertelur beberapa
butir setiap hari yang menetas mengeluarkan banyak pinjal muda yang makan
dalam orifisium dari glandula skretoris.
Sarang tampak sebagai garis putih dengan tepi yang tidak teratur, pada
akhir sarang ini terdapat tempat pinjal. Sarang ditemukan pada lipatan, antara
jari-jari, pada genitalia dan pada muka bayi. Kondisi ini ditularkan oleh kontak
yang intim dan cenderung mengenai seluruh keluarga.
Gatal merupakan tanda utama dan pada pemeriksaan gambaran di atas akan
ditemukan. Garukan menyebabkan pendarahan dan infeksi tumpang tindih
dengan penyakit ini.
5. Akne
Akne merupakan penyakit dari folikel sebasea yaitu folikel yang
mempunyai glandula sebasea yang banyak dan tidak mempunyai bulu.
Arpertura dari glandula sebasea terblokir oleh sumbat tanduk (blackheads) dan
terdapat retensi dari sebum yang diubah oleh organisme yang menimbulkan
inflamasi pada jaringan sekitarnya. Keadaan ini menimbulkan pembentukan
pustul dan abses yang menyebabkan parut. Kondisi ini mempengaruhi remaja
muda sehingga menyebabkan perasaan malu dan tidak senang.
6. Kelainan Kongenital
Bayi lahir dengan kelainan struktural. Beberapa dapat nyata sejak lahir yang
lain timbul segera setelah lahir. Baik lapisan epidermal dan dermal dapat terkena.
Kelainannya lapisan epidermal termasuk papilomata, lesi makuler berpigmen
dan ini dapat berkaitan dengan moles atau naevi berambut yang berpigmen secara
luas. Pada dermis dapat ditemukan fibromata, neuromata dan lipomata. Walaupun
demikian, nevi vaskuler lebih sering ditemukan dan ini termasuk :
 Spider naevus. Ini merupakan dilatasi dari arteriole kecil dan percabangan
kapilernya.
 Noda Port-wine. Ini merupakan makula berwarna merah tua atau ungu.
Merupakan dilatasi difus dari semua kapiler normal pada jaringan yang
terkena. Dapat juga melibatkan organ dibawahnya, seperti mata dan otak.
 Hemangioma strawberi. Lesi ini sering ditemukan saat lahir. Tampak
sebagai nodul seperti karet, merah dengan permukaan yang kasar.
Melibatkan unsur kapiler maupun vena. Hemangioma strawberi biasanya
hilang sendiri, meninggalkan kulit yang kendor dan jarang sekali diperlukan
terapi.
DAFTAR PUSTAKA

 http://signaterdadie.wordpress.com/2009/10/05/indera-peraba/
 http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/susunan-kulit-
manusia/
 http://koranindonesiasehat.wordpress.com/2009/12/16/kulit-manusia-
deskripsi-dam-penyakit-kulit-pada-anak/
 http://forumnova.tabloidnova.com/showthread.php?t=578
 http://lcbello.blogspot.com/2010/05/indera-peraba.html
 http://biologi-itey.blogspot.com/2010/01/kulit-indera-peraba.html

You might also like