Professional Documents
Culture Documents
Konsep
Yunita Hatibie
KONSEP
Pendahuluan
Dalam suatu kalimat “Saya belajar di perpusatakaan”. Kalimat
tersebut memiliki empat unsur atau kata. Jika seseorang mengucapkan kata
saya, maka yang akan terbayang pada diri kita adalah diri kita sendiri. Jika
seseorang mengucapkan kata belajar, maka yang akan terbayang adalah
kegiatan belajar bukan menari. Kegiatan belajar tersebut terjadi dalam
perpustakaan bukan ditempat lain. Hal ini terjadi karena adanya ujaran dari
seseorang.
Bunyi ujaran atau lambang yang tertulis dipahami karena makna
tiap-tiap kata, ada didalam otak kita. Begitu ada rangsangan berupa kalimat
yang terdiri dari kata-kata, maka makna tiap satuan unsur bahasa yang
disebut kata yang ada didalam otak, secara otomatis keluar dari
persemayamannya. Dalam proses bahasa, maksudnya jika terjadi
komunikasi, pada pihak pendengar terjadi proses pemecahan kode fonologis,
pemecahan kode gramatikal, dan pemecahan kode semantik.
1
Linguistik
Konsep
Yunita Hatibie
mengenai kucing jadi ada desakan untuk mengatakan kucing. Jadi kucing
memiliki konsep kucing yang siap diujarkan. Hal ini sulit dijelaskan tentang
bagaimana konsep kucing berproses hingga menghasilkan ujaran kucing.
Palmer (1976:27) menyebut prosesnya adalah sesuatu yang aneh tetapi
otomatis ”ghost in the machine. Maksudnya adalah proses tersebut berlaku
cepat dan otomatis.
Didengar
Dilafalkan Didengar
1
Baskin, Wade, Penerj., Course in General Linguistics. (Glasgow: Fontana/Collins 1974) p.
2
Linguistik
Konsep
Yunita Hatibie
Pembahasan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), secara linguistic
konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di
luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal2 lain.
1. Representasi Mental (Mental Representations)
2
Palmer , F.R., Semantics a New Outline. (Cambridge: Cambridge University Press 1976) p.26.
3
Linguistik
Konsep
Yunita Hatibie
4
Linguistik
Konsep
Yunita Hatibie
3
Ullman, Stephen., Semantics an Introduction to the Science of Meaning. (Oxford: Basil Balckwell
1972), p.55
4
Palmer , F.R., Semantics a New Outline. (Cambridge: Cambridge University Press 1976) p.26
5
Lyons, John Semantic I, (Cambridge University Press 1977), p.96.
5
Linguistik
Konsep
Yunita Hatibie
Word
Referent
Form (kata) Simbol stands for referent
Simbol atau lambang adalah unsur linguistik berupa kata (kalimat
dsb); referent adalah objek atau hal yang ditunjuk (peristiwa, fakta di dalam
dunia pengalaman manusia); konsep (reference) adalah apa yang ada pada
pikiran kita tentang objek yang diwujudkan melalui lambang (simbol).
Hubungan antara lambang dan acuan bersifat arbitrer karena tidak
ada alas an yang kuat menganggap konsep tertentu harus dihubungan
dengan lambang yang berwujud deretan bunyi atau deretan huruf yang
6
Linguistik
Konsep
Yunita Hatibie
bermakna, dan karena itu linguis tidak dapat menjelaskan secara tuntas
tentang tanda dalam sistem bahasa.
Jadi jika seseorang menyebut kucing. terbayang pada kita apa yang
disebut kucing. Acuannya berupa kucing yang sebenarnya terbayang pada
kita. Jika kita diminta untuk mendeskripsikan yang bagaimana itu kucing, kita
dapat menyebutkannya. Hal ini terjadi karena realitas kucing telah ada dalam
otak, dan konsep kucing telah ada dalam otak. Semua ini terjadi melalui
pengalaman.
Sebenarnya sebelum seseorang mengatakan kucing, telah ada lebih
dahulu desakan jiwa yang bekerja sama dengan otak untuk menyebut kucing.
Telah ada konsep tentang kucing dalam otak, deretan bunyinya juga sudah
ada yakni kucing sehingga lahirlah lambang kucing yang tidak berdiri sendiri
dan harus dirangkaian dengan lambang yang lain sehingga terbentuklah
kalimat yang lain. Proses menghubungkannyapun harus masuk akal. tidak
mungkin lambang kucing didahului oleh kata pohon atau diikuti oleh kata
meja.
Mengenai segi tiga semiotik yang dikemukakan oleh Ogden dan
Richards, Korzybski yang dikutip oleh George yang menganalisis perbedaan
struktural yang menurut dia hubungan antara peristiwa, benda, dan struktur
lambang berubah atau berdiferensiasi sesuai dengan perkembangan budaya
manusia.6 Jika diperhatikan segitiga semiotik itu terlihat pada puncaknya
adalah konsep, dunia pengalaman manusia yang kemudian akan diwujudkan
dalam bentuk kata dan kalimat yang berdiferensiasi. Makin tinggi pendidikan
seseorang maka semakin luas pengalamannya, makin luas juga
pergaulannya, sehingga makin banyak lambang yang dikuasai dan dapat
digunakannya.
Sementara itu, implikasi bagi teori makna referensial adalah bahwa
dalam menggunakan kata kita tidak pernah mengacu langsung pada
6
F.H George, Semantics.(London. The English University Press.1994), p. 65
7
Linguistik
Konsep
Yunita Hatibie
objeknya, bahkan pada saat kita menggunakan kata ganti (pronoun). Di lain
pihak, kata mengacu pada objek (kenyataan) namun dalam hal-hal
problematika kita harus mengacu pada konsep. Dan merupakan hal yang
paling tepat bagi semantik untuk menggabungkan pendekatan representasi
dan pendekatan referensial terhadap makna, termasuk kebenaran bersyarat
dan kognitif (berdasar pada pengetahuan factual yang empiris. Tetapi
faktanya, yang paling tepat bagi ungkapan-ungkapan bahasa tertentu.
Pembicara sering sekali tidak memiliki cukup pengetahuan untuk
membedakan satu konsep dari konsep yang lain sementara masih
meggunakan keduanya dalam suatu percakan. Misalnya, ikan paus dan ikan
hiu. Pembicara mungkin tidak bisa membedakan keduanya, menjelaskan
secara terperinci tentang keadaan yang cukup diperlukan dari masing-
masing. Inilah yang disebut pembagian kerja linguistic oleh Hilary Putnam
(1975): para ahli paham tentang definisi tersebut, sehingga orang
kebanyakan tidak perlu paham.
Jerry Folder (1994), bahwa dunia memberikan kesempatan kepada
kita untuk berasumsi bahwa terdapat hubungan satu-satu antara kata dan
konsep, yaitu jika ada ikan paus dan ikan hiu, terdapat juga ikan-ikan paus
dan ikan-ikan hiu-seperti itulah dunia. Kasus-kasus the Morning Star dan the
Evening Star jarang terjadi
2. Prototip Dan Komposisionalitas
8
Linguistik
Konsep
Yunita Hatibie
9
Linguistik
Konsep
Yunita Hatibie
10
Linguistik
Konsep
Yunita Hatibie
11
Linguistik
Konsep
Yunita Hatibie
bahasa dalam posisi seperti ini. Jadi kita diperkenalkan dengan prinsip baru
relativitas, yang beranggapan bahwa semua pengamat tidak dipandu oleh
data fisik yang sama menuju potret dunia, jika latar belakang linguistik tidak
sama, atau daptkah dengan suatu cara disesuaikan. (Hhorf (1996:214).
Relativitas tidak terbatas pada kata benda, sistem tense dan aspek
juga beragam dalam bahasa dan mestinya merefleksikan persepsi dunia
pembicara. Hipotesis pada dasarnya strukturalis makna hanya dapat didekati
melalui sistem suatu bahasa dan sistem itu secara keseluruhan membatasi
konsep-konsep tertentu.
Slobin moderat (1996:91) Kita hanya dapat berbicara dan mengerti
satu sama lain dalam bahasa tertentu. Bahasa yang kita pelajari pada masa
kanak-kanak bukanlah sistem koding yang netral terhadap realitas objek.
Justru, masing-masing merupakan orientasi subjektif terhadap dunia
pengalaman manusia, dan orientasi ini mempengaruhi cara-cara berpikir
sambil berbicara.
Pedenson at al (1998: juga Levinson, 1996, 1997) meneliti
konseptualisasi ruang dalam bahasa yang berbeda dan menyimpulkan
bahwa variasi antara jenis-jenis konseptualisas berhubungan dengan variasi
di antara bahas-bahasa.
Kesimpulan
Simbol atau lambang adalah unsur linguistik berupa kata (kalimat
dsb); referent adalah objek atau hal yang ditunjuk (peristiwa, fakta di dalam
dunia pengalaman manusia); konsep (reference) adalah apa yang ada pada
pikiran kita tentang objek yang diwujudkan melalui lambang (simbol).
Tanda dengan hal yang ditandai bersifat langsung. Seperti yang ditandai
oleh Matahari terbit, Pada awalnya, tanda dalam bahasa Indonesia berarti
bekas.
12
Linguistik
Konsep
Yunita Hatibie
Daftar Pustaka
Baskin, Wade, Penerj., 1974 Course in General Linguistics. Glasgow:
Fontana/Collins
F.H George, Semantics.London. The English University Press.1994,65
Lyons, John 1977 Semantic I, Cambridge University Press
Palmer , F.R., 1976 Semantics a New Outline. Cambridge: Cambridge
University Press.
Ullman, Stephen., 1972 Semantics an Introduction to the Science of
Meaning. Oxford: Basil Balckwell
13