You are on page 1of 5

Nama : Muhamad Iqbal

Radhibillah
NIM : 0906869
Kelas : B
Mata Kuliah : Etika Profesi PLS
Tugas : 5 (Kode Etik Pend. Non
formal)
Paraf/tgl :

KODE ETIK PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Pendidikan Nonformal Berbasis Masyarakat

Pendidikan berbasis masyarakat (community-based education) merupakan

mekanisme yang memberikan peluang bagi setiap orang untuk memperkaya

ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pembelajaran seumur hidup.

Kemunculan paradigma pendidikan berbasis masyarakat dipicu oleh arus besar

modernisasi yang menghendaki terciptanya demokratisasi dalam segala dimensi

kehidupan manusia, termasuk di bidang pendidikan. Mau tak mau pendidikan

harus dikelola secara desentralisasi dengan memberikan tempat seluas-luasnya

bagi partisipasi masyarakat.

Sebagai implikasinya, pendidikan menjadi usaha kolaboratif yang

melibatkan partisipasi masyarakat di dalamnya. Partisipasi pada konteks ini

berupa kerja sama antara warga dengan pemerintah dalam merencanakan,

melaksanakan, menjaga dan mengembangkan aktivitas pendidikan. Sebagai

sebuah kerja sama, maka masyarakat diasumsi mempunyai aspirasi yang harus

diakomodasi dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu program pendidikan.

2. Masyarakat dan Karakteristiknya

Masyarakat selalu mencakup kelompok-kelompok orang yang berinteraksi

antara sesama, saling ketergantungan dan terikat oleh nilai dan norma yang

dipatuhi bersama. Karakteristik masyarakat umum perlu di pahami betul karena

akan keunikannya atas suku bangsa, bahasa, dan lain sebagainya. Pada

umumnya ada 2 ciri umum keunikan masyarakat Indonesia yakni:


• Secara Horizontal ditandai oleh kesatuan-kesatuan social atau komunikasi

yang berbeda.

• Secara Vertikal ditandai dengan perbedaan pola kehidupan mereka yang

bermacam-macam.

Keunikan masyarakat justru perlu di pandang sebagai potensi yang sangat

bermanfaat dalam menunaikan tugasnya. Perbedaan itu adalah suatu kewajaran

dan sekaligus kekayaan yang berharga.

Selain itu seorang pendidik luar sekolah juga jangan gamang dalam

menerapkan kode etik, karena akan dikhawatirkan pendidik luar sekolah akan

mengalami future shock ( keterkejutan masa depan), sebab di masa depan

kemungkinan terjadi fenomena bahwa benda yang hari ini di anggap paling

canggih besok lusa bias menjadi sudah dimuseumkan karena terimbas oleh

penemuan baru yang lebih canggih lagi.

Gambaran masyarakat masa depan adalah ditandai dengan terjadinya

proses globalisasi yang amat cepat. Untuk melukiskan kejadian semacam itu

Kenichi Ohmac menulis buku yang berjudul “The Borderless World” atau “Dunia

Tanpa Tapal Batas” (Dedi supriadi, 1990: 60).

Yang perlu diperhatikan secara serius yaitu masyarakat yang

membutuhkan layanan professional dalam berbagai kehidupan. Karakteristik

semacam itu diwarnai oleh dua hal yaitu: Pertama, karena perkembangan Iptek

yang semakin canggih dan daya piker masyarakat yang semakin kritis. Kedua,

karena semakin terspesialisasikannya berbagai bidang pekerjaan.

3. Penerapan Kode Etik Pendidik luar sekolah dalam Kehidupan

Bermasyarakat
Dalam pembahasan diatas yang menyebutkan karakteristik masyarakat

Indonesia dan Kecenderungan dapat dijadikan kerangka berfikir dalam bahasan

penerapan kode etik pendidik luar sekolah sebagaimana mestinya. Kalau

pendidik luar sekolah dan tenaga kependidikan lainnya ingin exist di

masyarakat, ketika berinteraksi dengan mereka ia harus berpegang teguh pada

kode etiknya. Perilaku yang ditampilkan harus mencerminkan nilai-nilai luhur

kode etik itu sehingga kandungannya menjelma dalam perilakunya.

Beberapa kode etik seorang pendidik luar sekolah yang mengabdi di

masyarakat antara lain:

• Pendidik luar sekolah berbakti membimbing masyarakat untuk membentuk

manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila.

• Pendidik luar sekolah memiliki dan melaksanakan kejujuran professional

• Pendidik luar sekolah berusaha memperoleh informasi tentang masyarakat

dan lingkungan sekitar sebagai bahan melakukan bimbingan dan

pembinaan.

• Pendidik luar sekolah menciptakan suasana pembinaan sebaik-baiknya

yang menunjang berhasilnya proses pembinaan masyarakat.

• Pendidik luar sekolah memelihara hubungan baik dengan lingkungan dan

masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung

jawab bersama terhadap pendidikan.

• Pendidik luar sekolah secara pribadi dan bersama-bersama

mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

• Pendidik luar sekolah memelihara hubungan seprofesi, semangat

kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial


• Pendidik luar sekolah secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan

mutu organisasi sebagai sarana perjuangan.

• Pendidik luar sekolah melaksanakan segala kebijaksanaan organisasi dalam

bidang pendidikan

4. Fungsi Kode Etik Kependidikan Luar Sekolahan dalam Tugas dan

Berbagai Bidang Kehidupan

Keluarga adalah kelompok masyarakat terkecil berupa pengelompokan

primer yang terdiri atas sejumlah kecil. Pendidikan keluarga bagi anak

merupakan pendidikan pertama dan utama sehingga akan sangat sulit untuk

dihilangkan. Pendidikan keluarga bagi perkembangan anak oleh pemerintah

telah dituangkan dalam UU No. 2 tahun 1989, Pasal 10 ayat 4 yang menyatakan

bahwa pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah

yang diselenggarakan dalam keluarga.

Melihat pentingnya keluarga bagi perkembangan anak dan pentingnya

keutuhan dan keharmonisan dalam keluarga. Sesungguhnya kode etik pendidik

luar sekolah telah dijadikan pedoman perilaku bagi pendidik luar sekolah dimana

dan dalam arena apapun dan jika seorang pendidik luar sekolah telah

melaksanakan kode etik ketika ia melaksanakan pendidikan dalam keluarga ia

akan terhindar dari unsure subyektivitas.

Didalam keluarga pendidik luar sekolah berperan sebagai model dengan

berupaya mengejawantahkan nilai luhur kode etik perilakunya. Pendidik luar

sekolah juga berperan sebagai actor pencipta suasana demokratis, ia harus

banyak mengajak diskusi guna untuk mengembangkan keluarga dan masalah

dalam keluarga. Jadi pada dasarnya kode etik pendidik luar sekolah dalam

keluarga berperan sebagai pedoman yang mengarahkan dalam membentuk

anggota keluarga menjadi manusia yang seutuhnya. Empat peran dan fungsi
kode etik pendidik luar sekolah dalam keluarga. Dan semua itu memiliki fungsi

sebagai berikut :

1. Membentuk anggota keluarga menjadi manusia seutuhnya yang berjiwa


pancasila
2. Menanamkan kejujuran pada anggota keluarganya.
3. Memupuk semangat anggota kekeluargaan dan kesetiakawanan anggota
keluarga
4. Mendorong partisipasinya anggota keluarga dalam mensukseskan jalannya
pendidikan

Sumber :
• http://pakgalih.wordpress.com/2009/04/07/deskripsi-kode-
etik-keguruan-dalam-pelaksanaan-tugas-berbagai-bidang-
kehidupan/
• http://re-searchengines.com/isjoni13.html

You might also like