You are on page 1of 4

ANATOMI

• Urethra dimulai dari leher buli-buli sampai meatus uretra eksterna.


• Panjang : sekitar 20 cm pada pria ; sekitar 4 cm pada wanita

PENGERTIAN
Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra akibat adanya jaringan parut dan atau pada
daerah peri uretra dan kontraksi. Striktur uretra lebih sering terjadi pada pria daripada wanita
terutama karena perbedaan panjangnya uretra.

PENYEBAB
Striktur uretra dapat terjadi secara:
a. Kongenital
 Striktur uretra dapat terjadi secara terpisah ataupun bersamaan dengan anomali saluran
kemih yang lain.
b. Didapat.
 Cedera uretral (akibat insersi peralatan bedah selama operasi transuretral, kateter indwelling,
atau prosedur sitoskopi)
 Cedera akibat kecelakaan
 Uretritis gonorheal yang tidak ditangani
 Infeksi
 Spasmus otot
 Tekanan dari luar misalnya pertumbuhan tumor

MANIFESTASI KLINIS

Gejala klinis yang sering ditimbulkan oleh striktur antara lain disuria, kesuliran
berkemih, pancaran kemih yang menurun, frekuensi kemih yang abnormal, rasa tidak nyaman,
hematuria, nyeri pelvis atau bagian bawah perut, pengosongan kantung kemih yang tidak puas,
Bila sistemik : febris, warna urine keruh

 Kekuatan pancaran dan jumlah urin berkurang


 Gejala infeksi
 Adanya aliran balik dan mencetuskan sistitis, prostatitis dan pielonefritis
 Kesukaran kencing
 Harus mengejan
 Pancaran mengecil
 Pancaran bercabang
 Menetes sampai retensi urine
 Pembengkakan / nanah di perineum
 Kadang bercak darah di celana dalam

Derajat penyempitan uretra:


a. Ringan : jika oklusi yang terjadi kurang dari 1/3 diameter lumen.
b. Sedang : oklusi 1/3 s.d 1/2 diameter lumen uretra.
c. Berat : oklusi lebih besar dari 1/2 diameter lumen uretra.

Pemeriksaan dan Diagnosis


• Anamnesa :
uretritis, trauma dengan kerusakan pada panggul, straddle injury, instrumentasi uretra,
pemakaian kateter, kelainan sejak lahir
• Inspeksi :
meatus eksternus yang sempit, pembengkakan serta fistel di daerah penis, skrotum, perineum,
suprapubik

• Palpasi :
teraba jaringan parut sepanjang perjalanan uretra anterior pada ventral penis; muara fistel
mengeluarkan nanah bila dipijat
• Colok dubur
• Kalibrasi dengan kateter lunak akan ditemukan hambatan
• Kepastian diagnosa :
 uretrografi
 uretroskopi
 bila sudah sistostomi : bipolar uretro-sistografi

• Untuk mendeteksi gejala obstruksi saluran kemih bagian bawah secara non invasif dapat
dilakukan uroflometri. Data yang diperoleh adalah volume miksi, pancaran maksimum (Qmax),
pancaran rata-rata (Qave), waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pancaran maksimum, dan
lama pancaran. Pada striktur yang lama, dapat terjadi perubahan sekunder pada kelenjar prostat;
batu, perkapuran, abses prostat, epididimitis, fibrosis epididimis

PENCEGAHAN
Elemen penting dalam pencegahan adalah menangani infeksi uretral dengan tepat. Pemakaian
kateter uretral untuk drainase dalam waktu lama harus dihindari dan perawatan menyeluruh
harus dilakukan pada setiap jenis alat uretral termasuk kateter.

PENATALAKSANAAN

Beberapa pilihan terapi yang dapat dilakukan antara lain:


 Dilatasi, balon kateter atau dialtor (plastik atau metal) dimasukkan ke dalam uretra untuk
membuka daerah yang menyempit.
 Obturation, benda yang kecil, elastis, pipa plastik dimasukkan dan diposisikan pada
daerah striktur.

 Uretrotomi (Endoscopic internal urethrotomy or incision), teknik bedah dengan derajat


invasif yang minim, dimana dilakukan tindakan insisi pada jaringan radang untuk
membuka striktur. Tindakan ini dikerjakan dengan menggunakan kamera fiberoptik
dibawah pengaruh anastesi.
 Uretroplasti atau rekonstruksi uretra terbuka, ada dua jenis uretroplasti yaitu uretroplasti
anastomosis (daerah yang menyempit dibedah lalu uretra diperbaiki dengan mencangkok
jaringan atau flap dari jaringan di sekitarnya) & uretroplasti subsitusi (mencangkok
jaringan striktur yang dibedah dengan jaringan mukosa bibir/ Buccal Mucosa Graft,
jaringan kelamin, atau jaringan preputium/ Vascularized preputial or genital skin flaps).
 Prosedur rekonstruksi multipel (perineal urethrostomy), tindakan bedah dengan membuat
saluran uretra di perineum (ruang antara anus dan skrotum).
 Penggunaan antibiotik diindikasikan pada pasien yang memiliki infeksi saluran kemih
 Uretritimi eksterna: tondakan operasi terbuka berupa pemotonganjaringan fibrosis,
kemudian dilakukan anastomosis diantara jaringan uretra yang masih baik.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Urinalisis : warna kuning, coklat gelap, merah gelap/terang, penampilan keruh, pH : 7


atau lebih besar, bakteria.
 Kultur urin: adanya staphylokokus aureus. Proteus, klebsiella, pseudomonas, e. coli.
 BUN/kreatin : meningkat
 Uretrografi: adanya penyempitan atau pembuntuan uretra. Untuk mengetahui panjangnya
penyempitan uretra dibuat foto iolar (sisto) uretrografi.
 Uroflowmetri : untuk mengetahui derasnya pancaran saat miksi
 Uretroskopi : Untuk mengetahui pembuntuan lumen uretra

DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosis striktur uretra dapat dilakukan pemeriksaan urin. Adanya
hematuri, infeksi, atau abnormalitas dari berkemih. Pada striktur uretra biasanya terjadi
penurunan aliran urin, penurunan jumlah urin, dan adanya keluhan sulit berkemih serta frekuensi
berkemih yang tidak biasa.
Diagnosis pasti terhadap striktur uretra, dapat dilakukan pemeriksaan radiologi dengan
kontras. Pemeriksaan ini dapat diketahui letak dan derajat strikturnya. Pemeriksaan radiology
dengan kontras yang biasa dilakukan ialah Retrograde Urethrogram (RUG) with Voiding
Cystourethrogram (VCUG)

Diagnosis banding
• Batu uretra dengan / tanpa infiltrat urine
• Kelainan-kelainan pada kelenjar prostat

A. Lipatan mukosa / mucosal fold


B. Kontriksi iris / iris constriktion
C. Fibrosis minimal
D. Spongiofibrosis, teraba jaringan keras di
korpus spongiosum
E. Inflamasi dan fibrosis sampai jaringan
corpus spongiosum
F. Striktur dengan komplikasi fistel. Dapat
terbentuk abses, fistel kearah kulit dan
rektum

You might also like