You are on page 1of 50

BAB II

SIFAT PARTIKEL DARI


GELOMBANG
Oleh :
Yoyok Cahyono
Jurusan Fisika, FMIPA ITS
Surabaya
PENDAHULUAN
Apakah cahaya itu ?

Nampak bahwa N sebanding dengan E2 


fungsi kuadrat medan listrik E memberikan
probabilitas menemukan foton di titik tertentu.
 Partikel dan gelombang sejak lama dikenal sebagai
dua kuantitas yang berbeda dan sama sekali tidak
berhubungan
 Jika cahaya diamati dengan metode gelombang,
maka ia akan menghasilkan sifat gelombang. Yaitu,
cahaya mempunyai panjang gelombang, bisa
dibiaskan, bisa didifraksikan, dan lain sebagainya.
Tetapi, jika diteliti dengan metode partikel, ia akan
menunjukkan sifat partikel. Yaitu, cahaya
bisa mempengaruhi elektron dan mempunyai
energi yang terkuantisasi.
(Prinsip Saling Melengkapi/Komplementaritas)
 Teori gelombang cahaya menjelaskan difraksi
dan interferensi yang tidak dapat dijelaskan oleh
teori kuantum (partikel).
 Teori kuantum menjelaskan efek fotolistrik,
hamburan Compton yang tidak dapat dijelaskan
oleh teori gelombang.
Difraksi
Interferensi
BC • DE
n = BC sin atau n =
OE
n = order of interference
Paradoks ini akhirnya dipecahkan oleh fisikawan
Paul Dirac. Ia menyatakan bahwa cahaya (dan
gelombang elektromagnetik pada umumnya) adalah
partikel yang berperilaku seperti gelombang.

 Ini menjelaskan mengapa cahaya bisa berperilaku


seperti partikel, tetapi di sisi lain juga menunjukkan
sifat gelombang.
 Kesimpulan kasus ini sejalan dengan kisah
sekumpulan orang buta yang memegang gajah. Tak
ada yang tahu keadaan yang sebenarnya, tetapi
deskripsi mereka saling melengkapi.
RADIASI BENDA HITAM
 Istilah "benda hitam" pertama kali diperkenalkan
oleh Gustav Robert Kirchhoff pada tahun 1862.
Cahaya yang dipancarkan oleh benda hitam
disebut radiasi benda hitam.Dalam laboratorium,
benda yang paling mendekati radiasi benda hitam
adalah radiasi dari sebuah lubang kecil pada
sebuah rongga.
 Cahaya yang masuk lubang ini akan dipantulkan
dan energinya diserap oleh dinding rongga
berulang kali, tanpa mempedulikan bahan dinding
dan panjang gelombang radiasi yang masuk
(selama panjang gelombang tersebut lebih kecil
dari diameter lubang).
 Lubang ini (bukan rongganya) adalah pendekatan
dari sebuah benda hitam. Jika rongga
dipanaskan, spektrum yang dipancarkan lubang
akan merupakan spektrum kontinu dan tidak
bergantung pada bahan pembuat rongga
Daya total per satuan luas yang dipancarkan pada semua
frekuensi oleh suatu benda hitam panas (intensitas total) adalah
sebanding dengan pangkat empat dari suhu mutlaknya

σ adalah tetapan Stefan-Boltzman :


5,67.10-8 Wm-2K-4

P : daya radiasi (W)


A : luas permukaan benda (m2)
e : koefisien emisivitas
T : suhu mutlak (K)

Untuk sebuah benda hitam, berlaku suatu hubungan antara


panjang gelombang dengan suhu mutlak yang dinyatakan:
λm : panjang gelombang yang sesuai dengan radiasi energi
maksimum dan C adalah tetapan pergeseran Wien
(2,898.10-3 mK)  Hukum pergeseran Wien
 Pancaran radiasinya mengikuti suatu kurva
umum (lihat gambar).

 m1

m 2

m3

Grafik Hubungan Pergeseran Wien


 Spektrum yang teramati tidak dapat dijelaskan
dengan teori elektromagnetik klasik dan
mekanika statistik.
Hukum Rayleigh-Jeans : P ( λ,T ) = 8 π kTλ-4
dengan k merupakan konstanta Boltzmann

 Teori ini meramalkan intensitas yang tinggi


pada panjang gelombang rendah (yaitu,
frekuensi tinggi); suatu ramalan yang dikenal
sebagai bencana ultraungu (katastrof
ultraviolet).
 Masalah teoretis ini dipecahkan oleh Max Planck, yang
menganggap bahwa radiasi elektromagnetik dapat merambat
hanya dalam paket-paket, atau kuanta (foton), dimana energi
untuk satu foton adalah
h merupakan konstanta perbandingan yang
dikenal sebagai konstanta Planck : 6,626.10-34
Js = 4,136.10-34 eVs

P ( λ,T ) = 8 π kTλ-4

Spektrum radiasi benda hitam thd


panjang gelombang pada T = 1600 K
 EFEK FOTOLISTRIK  Sebuah logam ketika
diberi cahaya akan
melepaskan elektron 
menghasilkan arus listrik
jika disambung ke
rangkaian tertutup.
 Jika cahaya adalah
gelombang (Fisika klasik)
 maka seharusnya
semakin tinggi intensitas
cahaya yang diberikan
maka semakin besar arus
yang terdeteksi. 
Namun hasil eksperimen
menunjukkan bahwa
walaupun intensitas
cahaya yang diberikan
maksimum, elektron tidak
muncul juga dari plat
logam.
Tetapi ketika diberikan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih
pendek (frekuensi lebih tinggi, ke arah warna ungu dari spektrum
cahaya) dari sebelumnya, tiba-tiba elektron lepas dari plat logam
sehingga terdeteksi arus listrik, padahal intensitas yang diberikan lebih
kecil dari intensitas sebelumnya. Berarti, energi yang dibutuhkan oleh
plat logam untuk melepaskan elektronnya tergantung pada panjang
gelombang.

 Fenomena ini tidak dapat


dijelaskan oleh para Fisikawan
pada waktu itu. Kalau cahaya itu
memang benar-benar gelombang,
yang memiliki sifat kontinyu,
bukankah seharusnya energi yang
bisa diserap darinya bisa bernilai
berapa saja ? Tapi ternyata hanya
jumlah energi tertentu saja yang
bisa diserap untuk melepaskan
elektron bebas.
Jadi bisa disimpulkan, bahwa ketika pertama kali peristiwa ini
ditemukan oleh Hertz pada tahun 1887, interaksi antara berkas
cahaya dan elektron-elektron logam menunjukkan beberapa sifat
yang belum pernah dikenal sebelumnya, yaitu:

 efek fotolistrik hanya terjadi pada frekuensi cahaya yang lebih besar
daripada harga minimum tertentu (frekuensi ambang) yang
bergantung pada jenis logam yang disinari.

 terjadinya efek fotolistrik hampir bersamaan dengan saat datangnya


sinar pada plat logam.

 energi kinetik maksimum elektron fotolistrik pada logam tertentu


hanya bergantung pada frekuensi berkas cahaya yang datang, tidak
bergantung pada intensitas cahaya yang datang.

 besar arus fotolistrik sebanding dengan intensitas cahaya yang


datang.
 Sifat-sifat di atas hanya dapat dijelaskan jika cahaya yang datang pada
permukaan logam diperlakukan sebagai paket-paket energi yang
disebut foton (Einstein, 1905). Dengan mengadopsi teori radiasi benda
hitam (Planck, 1901) Einstein menyatakan bahwa besar energi masing-

masing foton tersebut hanya ditentukan oleh frekuensi ( ) foton,
yaitu:
E  h
Dengan h suatu konstanta Planck yang besarnya 6,626.10- 34 J.s
 Efek fotolistrik hanya dapat terjadi jika energi
foton datang lebih besar daripada rata-rata
energi yang diperlukan untuk melepaskan
elektron dari permukaan logam.
 Energi ini dikenal sebagai fungsi kerja yang
besarnya bergantung pada jenis logam dan
sering disimbolkan sebagai  0 .
 Jadi rumus empiris efek fotolistrik
0
h  E K (max)  h 0

Energi electron maksimum


 Besar energi elektron fotolistrik dapat
ditentukan dengan memberikan potensial
perintang atau stopping potential (V0) dalam
rangkaian untuk menghentikan arus fotolistrik
eV0  E K (max)  h  h 0
 Jadi besar EK elektron hanya bergantung pada
jenis logam ( 0 ) dan frekuensi foton datang .
 Dengan e menyatakan besar muatan elektron,
yaitu 1,602.10-19 C.
Beberapa contoh fungsi kerja fotolistrik
Logam Lambang Fungsi kerja (eV)

Cesium Cs 1,9
Kalium K 2,2
Natrium Na 2,3
Lithium Li 2,5
Kalsium Ca 3,2
Tembaga Cu 4,5
Perak Ag 4,7
Platina Pt 5,6
 Hubungan antara arus fotolistrik pada beberapa frekuensi
dan stopping potential pada suatu logam secara kualitatif
ditunjukkan pada gambar dibawah.
 Dapat dilihat bahwa besar stopping potential membesar
dengan bertambahnya frekuensi

1  2  3
1 2 3
 Data eksperimen menunjukkan bahwa untuk penyinaran
dengan frekuensi di atas frekuensi ambang, besarnya
arus berbanding lurus dengan intensitas penyinaran. Hal
ini dikarena-kan daya yang dibawa cahaya sebanding dg
intensitas cahaya datang dan sebanding pula dengan
jumlah foton persatuan volum per satuan waktu.
 Berikut adalah hubungan antara arus fotolistrik dengan
stopping potential pada dua harga intensitas ( I dan 2I )
SINAR-X
 Merupakan radiasi elektromagnetik berenergi tinggi
 Dihasilkan akibat interaksi antara berkas berkas elektron
eksternal dengan elektron pada kulit atom.
 Spektrum sinar x memiliki :
 Panjang gelombang antara (10-5 -1) nm,
 Frekuensi antara 1017-1020 Hz,
 Energi antara 103-106 eV.
 Tidak dipengaruhi oleh E dan B
 Panjang gelombang Sinar X memiliki orde
yang sama dengan jarak antara atom.
 Daya tembusnya besar
 Interaksi Sinar X dengan material
 Energi berkas Sinar X terserap oleh atom.
 Energi berkas Sinar X dihamburkan oleh atom
Sinar-X dapat terjadi melalui dua cara yaitu :
1). Sinar-X terjadi tanpa eksitasi electron

hf Sebagian besar electron ini masuk


Ek kedalam logam, sehingga energi
kinetiknya mungkin berkurang,
' energi yang hilang berubah menjadi
E k energi foton (sinar-X)

E k  E k'  hf hc
jika E 'k  0  Ek (max)  ( hf ) 
 min
Karena electron dipercepat dengan beda potensial V  E k  eV

Jadi panjang gelombang sinar-X :   eVhc  12400


V A
Radiasi yang dihasilkan dg cara ini disebut : BREMSSTRAHLUNG
(pengereman / perlambatan).
Proses bremsstrahlung akan menghasilkan radiasi dengan spektrum
Kontinu, yang besarnya bergantung tegangan pemercepat V.
2). Sinar-X terjadi karena eksistasi electron
EK
Elektron yang berkecepatan tinggi ketika
menumbuk atom logam anoda  electron pada
EK` kulit atom sebelah dalam akan pindah kekulit
sebelah luarnya. Elektron yang pindah akan
cenderung kembali ke kulit asal sambil
melepaskan energi dalam bentuk sinar-X
Kulit N (n=4)

Kulit M (n=3)

L L
Kulit L (n=2)

K K  K 

Kulit K (n=1)
Diagram Tabung Sinar-x
Difraksi Sinar X

 Proses hamburan sinar X oleh bahan kristal.


 Difraksi tergantung pada struktur kristal dan
panjang gelombang.
 jika (λ) > ukuran atom, tidak terjadi difraksi
 jika (λ) < ukuran atom, terjadi difraksi
 Penggunaan :
 Teknik yang digunakan dalam karakterisasi material.
 Untuk mendapatkan informasi mengenai ukuran atom.
Difraksi dapat memastikan stuktur atomik dari kristal dan
mengambarkan tiga dimensi susunan sesungguhnya atom
atom itu.

Contoh kristal NaCl :

Dua Dimensi
Tiga Dimensi
Ketika sinar X melalui
b a a b kristal, beda lintasan sinar
a dan sinar b yang
 dipantulkan oleh atom
atom kristal NaCl adalah 2
d sin  d d sin 

Interferensi saling memperkuat kedua sinar pantul itu terjadi


bila beda lintasan sama dengan kelipatan bulat dari panjang
gelombang sinar X.
n = orde
Sehingga:
 = panjang gelombang
n  = 2 d sin  d = jarak antar atom
 = sudut antara sinar datang dengan
garis mendatar
Contoh Soal

Berapa jarak pisah bidang


bidang difraksi kristal NaCl
jika panjang gelombang 1,60
Ǻ membentuk sudut
hamburan 32 pada orde
pertama?
 EFEK COMPTON

 Hamburan Compton tidak dapat di pahami berdasarkan teori


elektromagnetik klasik. Menurut asas klasik, mekanisme
hamburan adalah gerak induksi elektron di dalam bahan yang
disebabkan radiasi datang. Gerak ini harus mempunyai
frekuensi gelombang datang yang sama, oleh karena itu
gelombang terhambur yang di pancarkan oleh muatan-
muatan listrik yang bergetar juga memiliki frekuensi sama.
Compton menganggap bahwa cahaya sebagai partikel,
sehingga mempunyai momentum :
E h h   2
P  mc  P   P P  E pc mc
c c 
 Proses hamburan foton yang menumbuk elektron diam,
foton memberikan beberapa Energi dan Momentumnya
kepada elektron itu, yang terpental selama bertumbukan.

 Foton akhir mempunyai energi, frekuensi yang lebih kecil


dan panjang gelombang yang lebih besar.

 Dengan menggunakan asas Kekekalan Energi


(kehilangan energi foton = energi yang diterima elektron)
dan dihubungkan dengan Kekekalan Momentum
(momentum awal = momentum akhir), Compton berhasil
merumuskan panjang gelombang Δλ foton setelah
menembus elektron yaitu
h
 '  1  cos 
mo c
Dalam arah foton sebelum hamburan :
Momentum awal = Momentum akhir
hv hv
 0  cos   p cos ..........(1)
c c
Arah Tegak lurus :
Momentum awal = Momentum akhir
hv'
0 sin   p sin  .........(2)
c
Jika persamaan (1) dan (2) dikalikan c, diperoleh
pc cos  hv  hv' cos  .........(3)

pc sin   hv' sin  .........(4)

Dengan mengkuadratkan masing-masing persamaan ini dan


menambahkannya, sudut  dapat dieliminasi sehinga menjadi
p c   hv   2 hv  hv' cos    hv'
2 2 2 2
.........(5)

Energi total partikel :


E  K  mo c 2
K  m c  o
2 2 2
 mo c 4  p 2c 2

2 2
E  mo c  p c 2 2 p 2c 2  K 2  2moc 2 K

Karena K  hv  hv' 
p 2c 2   hv   2 hv  hv'   hv'  2mo c 2  hv  hv'
2 2
.........(6)

Substitusikan harga p2c2 ini kedalam persamaan (5)


sehingga didapatkan
2mo c 2  hv  hv'  2 hv  hv '1  cos   .........(7)

Bagi persamaan (7) dengan 2h2c2 , didapatkan


mo c  v v'  v v'
   1  cos  
h c c  c c
moc  1 1  1  cos
Karena, v c  1  dan v' c  1  '    
h   '   '
Sehingga panjang gelombang untuk efek Compton adalah

h
 '  1  cos 
mo c
 Sinar X yang di arahkan pada
sasaran dan panjang gelombang
sinar x hambur di tentukan untuk
berbagai sudut Ф
Panjang gelombang terhambur sinar x
untuk berbagai sudut hambur
Panjang gelombang terhambur sinar gamma
untuk berbagai sudut hambur
PRODUKSI DAN PEMUSNAHAN
PASANGAN

Pair Annihilation

Pair Production
Produksi Pasangan
 Produksi pasangan  penciptaan pasangan partikel
dan anti-partikelnya, seperti pasangan elektron-
positron, proton-antiproton dan neutron-antineutron.
 Untuk menciptakan antiproton, O. Chamberlain dan
Emilio Segre menumbukkan dua proton dalam
kecepatan tinggi, begitu juga ketika Bruce Cork
menemukan antineutron.
 Hal yang berbeda terjadi pada produksi pasangan
elektron dan positron. Elektron dan positron tercipta
saat sebuah photon yang melewati inti atom yang
masif dan energinya dikonversikan ke dalam materi.
Kehadiran inti atom diperlukan sehingga hukum
kekekalan momentum dapat terpenuhi. Elektronnya
tercipta sendiri, bukan milik atom. Lalu, muncullah
positron dan elektron dari ketiadaan.
p+
E+=m+c2
p-
+
E=hv -
E-=m-c2

E=m0c2+K

Inti berat : M0 p

(a). Sebelum Produksi Pasangan (b). Setelah Produksi Pasangan


 Reaksinya dituliskan :
γ + γ → e- + e +
Foton  elektron + positron

 Energi foton yang hilang dalam proses ini dirubah menjadi


energi relativistik positron E+ dan elektron E- dengan
persamaan:
hv + M0c2 = M0c2 + K +E+ + E-
= 2moc2 + [K+ + K-] Dianggap diam

 Karena K+ dan K- selalu positif, maka untuk melakukan


produksi pasangan, foton harus memiliki energi sekurang-
kurangnya
2moc2 = 1,02 MeV atau 1,64 X 10-13 J.
Sinar gamma
Pemusnahan Pasangan
(Pair Annihilation)
 Setiap partikel yang bertemu antipartikelnya, mereka akan
dikonversikan dalam energi murni 100%, hal ini disebut
pemusnahan pasangan. Antiproton dengan proton,
antineutron dengan neutron dan positron dengan elektron
yang bertemu akan ter-annihilated (musnah).
 Positron yang kehilangan energi kinetiknya oleh proses
ionisasi, menyatu dengan elektron dan musnah. Total massa
mereka dirubah menjadi energi dan 2 photon yang bergerak
ke arah berlawanan, berkebalikan dengan proses produksi
pasangan.
 Reaksinya:
e - + e+ → γ + γ
E1=hv1
E+=m+c2
+

E-=m-c2 E2=hv2
(a).Sebelum Pemusnahan Pasangan (b).Setelah Pemusnahan Pasangan

E (awal)= E (akhir)  2moc2 + [K+ + K-] = hv1+ hv2


h ˆ h ˆ
P (awal)= P (akhir)  m v   m v   f 1  f 2
1 2
 Mustahil pemusnahan pasangan elektron-positron
hanya menghasilkan 1 foton karena seluruh energi
dan momentumnya tidak akan dirubah hanya ke
dalam satu foton.
 Jika hvmin=moc2, maka energi yang dihasilkan adalah
1,64 X 10-13 J atau 1,02 MeV dan untuk
mengkonservasikan momentum, setiap quantum
mempunyai energi 8,2 X 10-14 J.
 Jika positron-elektron dimusnahkan, akan muncul
radiasi gamma sampai 511 keV dihitung dari massa
elektron. Sementara pemusnahan proton-antiproton
menghasilkan energi setara massa proton, sekitar 1
GeV.
Absorpsi Foton
Intensitas radiasi akan tereduksi ketika melewati materi karena foton
dibuang atau dihamburkan oleh beberapa kombinasi efek fotolistrik,
efek Compton dan produksi pasangan.
 x
I  Ioe Io : Intensitas radiasi yang datang pada absorber
 : koefisien absorpsi linier yang bergantung pada
materi absorber
Atom
Efek Fotolistrik
e-

Hamburan Compton
e-
e+
Produksi Pasangan
e-

You might also like