Professional Documents
Culture Documents
I. Tujuan Percobaan
Asam lemak atau asil lemak ialah istilah umum yang digunakan untuk
menjabarkan bermacam-ragam molekul-molekul yang disintesis
dari polimerisasi asetil-KoA dengan gugus malonil-KoA atau metilmalonil-KoA di
dalam sebuah proses yang disebut sintesis asam lemak. Asam lemak terdiri
dari rantai hidrokarbon yang berakhiran dengan gugus asam karboksilat penyusunan
ini memberikan molekul ujung yang polar dan hidrofilik, dan ujung yang nonpolar
dan hidrofobik yang tidak larut di dalam air. Struktur asam lemak merupakan salah
satu kategori paling mendasar dari biolipid biologis dan dipakai sebagai blok
bangunan dari lipid dengan struktur yang lebih kompleks. Rantai karbon, biasanya
antara empat sampai 24 panjang karbon, baik yang jenuh ataupun tak jenuh dan
dapat dilekatkan ke dalam gugus fungsional yang
mengandung oksigen, halogen, nitrogen, dand belerang. Ketika terdapat sebuah
ikatan valensi ganda, terdapat kemungkinan isomerisme geometri cis atau trans,
yang secara signifikan memengaruhi konfigurasi molekuler molekul tersebut. Ikatan
ganda-cis menyebabkan rantai asam lemak menekuk, dan hal ini menjadi lebih
mencolok apabila terdapat ikatan ganda yang lebih banyak dalam suatu rantai. Pada
gilirannya, ini memainkan peranan penting di dalam struktur dan fungsi membran
sel.
Alat Bahan
IV. Prosedur
IV.1Uji Kelarutan
IV.4Uji Akrolein
Disediakan 3 tabung reaksi yang bersih dan kering lalu 10 tetes olive oil,
gliserol atau sedikit asam palmitat dimasukan kedalam masing-masing tabun.
Kemudian ditambahkan ke dalam masing-masing tabung sejumlah sama
volume KHSO4, lalu dipanaskan pelan-pelan di atas api. Perhatikan bau
akrolein yang menusuk hidung, dan bedakan dengan bau SO4.
V. Data Pengamatan
Uji kelarutan
Uji Karolein
VI. Pembahasan
Berdasarkan uji kelarutan dapat diketahui bahwa minyak kelapa, larut dalam
pelarut eter dan kloroform dan NaCO3.. Hal ini menunjukkan bahwa hampir minyak
kelapa diujikan larut dalam eter dan kloroform dan NaCO3. Adanya ekor
hidrokarbon panjang yang bersifat nonpolar menyebabkan lemak bersifat nonpolar.
Oleh karena itu, lemak dapat larut dalam pelarut nonpolar seperti eter dan kloroform
NaCO3. Secara umum, lipid tidak dapat larut dalam air yang bersifat polar,
melainkan dapat terdispersi membentuk misel. Hal ini disebabkan adanya proses
penyabunan. Alkali dan asam encer dapat mengubah asam lemak menjadi sabun
yang berupa garam asam lemak. Selain bergantung pada kepolaran pelarut, kelarutan
lipid juga bergantung pada panjang rantai hidrokarbon yang dikandungnya. Semakin
panjang rantai, kelarutannya akan semakin berkurang (Lehninger 1982).
Pada uji penyabunan minyak atau saponifikasi 5 mL minyak ditambah NaOH
ditambah alkohol kemudian dipanaskan selama 15 menit menjadi pasta. Kemudian
ditambah 75 ml dipanaskan sampai sabun larut reaksi positif karena semua sabun
larut. Reaksi penyabunan merupakan reaksi hidrolisis lemak/minyak dengan
menggunakan basa kuat seperti NaOH atau KOH sehingga
menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Untuk menghasilkan sabun
yang keras digunakan NaOH, sedangkan untuk menghasilkan sabun yang lunak atau
sabun cair digunakan KOH. Perbendaan antara sabun keras dan lunak jika dilihat dari
kelarutannya dalam air yaitu sabun keras bersifat kurang larut dalam air jika
dibandingkan dengan sabun lunak. Reaksi penyabunan disebut juga reaksi
saponifikasi.
Reaksi Pengesteran
Pada hasil uji akrolein, gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam
lemak/minyak akan mengalami dehidrasi membentuk aldehid akrilat atau akrolein.
Senyawa pendehidrasi dalam uji ini adalah KHSO4 yang menarik molekul air dari
gliserol.
Pengujian akrolein pada gliserol mampu menghasilkan gas berbau, sedang
pada olive oil tidak. Hal ini terjadi karena struktur gliserol tidak memiliki ekor,
sehingga ekornya yang kosong itu terisi oleh gugus SO4 dari KHSO4 dan
membentuk senyawa dalam bentuk gas. Sedang pada olive oil, strukturnya sudah
memiliki gugus tertentu di bagian ekor, sehingga ditambahkan KHSO4 tidak ada
ruas bagian yang terisi oleh gugus SO4 Berdasakan data olive oil menjadi bau
tengik . Ketengikan disebabkan oleh adanya reaksi antara molekul oksigen dengan
asam lemak berikatan ganda. Oleh karena itu, olive oil bau tengik. Ketengikan pada
kebanyakan lemak atau minyak menunjukkan bahwa kebanyakan golongan
trigliserida tersebut telah teroksidasi oleh oksigen dalam udara bebas.
Kloroform pada uji lieberman burchard berfungsi untuk melarutkan asam asetat
anhidrat sebagai pengkompleks. H2SO4 sebagai katalis. Warna yang terbentuk yaitu
warna pink perubahan warna ini tejadi karena gugus C 3 kolesterol teroksidasi
membentuk 3.5 kolestadiena sehingga menghasilkan wana hijau-ungu-biru-pink-
hijau. Senhingga percobaan ini positif tetapi belum optimal. Penambahan asam asetat
anhidrat pada uji Lieberman-Buchard dimaksudkan untuk mencairkan asam sulfat
(Cook 1958). Penggunaan asetat anhidrat dapat diganti dengan asam asetat, etil
asetat, atau butanol.