You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, selain makanan


(pangan) dan pakaian (sandang). Disamping itu, dalam kehidupan sehari-hari
perumahan mempunyai fungsi yang strategis sebagai tempat persemaian
budaya, pembinaan generasi muda, pengejawantahan jati diri, dan sekaligus
sebagai aset ekonomi. Oleh karena itu, pembangunan perumahan
merupakan sektor yang strategis dan merupakan salah satu indikator
keberhasilan yang perlu mendapatkan perhatian dalam rangka menciptakan
kesejahteraan bagi segenap lapisan masyarakat.

Salah satu kebijakan pembangunan perumahan rakyat diarahkan pada


penagembangan perumahan berbasis kawasan. Arah kebijakan ini
dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan perumahan dan permukiman
yang serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan dengan dukungan
penyediaan sistem jaringan prasarana primer dan sekunder yang memadai
sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.

Pengembangan perumahan berbasis kawasan tersebut diharapkan dapat


menghadapi berbagai tantangan permasalahan utama yaitu tingginya
kebutuhan masyarakat akan rumah yang mencapai tidak kurang dari 800.000
unit per tahun serta masih besarnya kesenjangan pemenuhan kebutuhan
perumahan (backlog) yang pada tahun 2004 mencapai 6,2 juta unit.

Selain itu, lingkungan perumahan yang ada juga cenderung mengalami


penurunan kualitas khususnya di kawasan perumahan kumuh di kota-kota
besar, dimana pada tahun 2000 diperkirakan terdapat kawasan kumuh seluas
47.000 ha yang terdapat pada 10.000 lokasi.

Kawasan perumahan dan permukiman, selain ditujukan untuk lingkungan


hunian dan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat umum, juga
menjadi wadah bagi keperluan maupun kebutuhan masyarakat yang bersifat

1
khusus seperti kawasan industri, kawasan pertambangan, kawasan
pertanian, kawasan perikanan/nelayan, kawasan perbatasan, kawasan untuk
menampung korban bencana, dan lain sebagainya. Kawasan-kawasan
tersebut dalam penanganannya membutuhkan pendekatan tersendiri terkait
dengan kegiatannya dengan tema tertentu (sektor), dalam hal ini untuk
membangun perumahan yang mendukung kegiatan yang berlangsung di
dalamnya.

Meningkatnya jumlah kawasan-kawasan dengan tema tertentu sebagaimana


disebutkan di atas, membawa dampak terhadap meningkatnya kebutuhan
perumahan bagi masyarakat yang terlibat dalam kegiatan yang berlangsung
di dalam kawasan tersebut, yang berakibat pula meningkatnya kebutuhan
berbagai pelayanan, antara lain prasarana dan sarana permukiman,
transportasi, fasilitas sosial (fasos) maupun fasilitas umum (fasum). Berbagai
kendala yang dihadapi dalam pengembangan perumahan dan permukiman
pada kawasan dengan tema tertentu tersebut antara lain : kepadatan
penduduk dan kepadatan perumahan yang makin mahal, kecenderungan
semakin menurunnya kualitas lingkungan dan lain sebagainya.

Kawasan Perumahan di kawasan khusus mempunyai ciri yang spesifik yang


membutuhkan penanganan yang berbeda dengan kawasan perumahan
lainnya.

Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah belum memadainya


prasarana dan sarana dasar lingkungan perumahan dan permukiman di
kawasan khusus, sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan adanya
“Monitoring & Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Prasarana Jalan Akses
pada Kawasan Khusus”.

1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1. Maksud

Maksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah melakukan inventarisasi


data dan pemantauan pelaksanaan pembangunan prasarana

2
primer/sekunder lokal kawasan khusus yang terdiri dari 2 lokasi dan
dilanjutkan dengan evaluasi atas kinerja pelaksanaan pengembangan
kawasan yang telah dicapai berdasarkan kriteria pengembangan
kawasan perumahan dan permukiman dalam mendukung
pembangunan perumahan rakyat.

1.2.2. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kegiatan ini adalah


untuk menyiapkan rekomendasi dan masukan teknis dalam rangka
penyempurnaan kebijakan pelaksanaan program system
pengembangan kawasan dan pelaksanaan di bidang pengembangan
kawasan dan pelaksanaan di bidang pengembangan kawasan
perumahan rakyat pada kawasan khusus dalam mendukung
pembangunan perumahan rakyat.

1.3. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kegiatan ini adalah :

1. Teridentifikasinya data dan informasi kinerja pencapaian pelaksanaan


program sistem pengembangan kawasan khusus.

2. Tersusunnya analisis kinerja atas pencapaian sasaran pelaksanaan


pembangunan prasarana primer/sekunder lokal prngembangan kawasan
perumahan rakyat pada kawasan khusus.

3. Tersusunnya rekomendasi dan masukan teknis penyempurnaan


pelaksanaan pembangunan prasarana primer/sekunder lokal
pengembangan kawasan perumahan rakyat pada kawasan khusus
dalam mendukung pembangunan perumahan rakyat.

3
1.4. Keluaran

Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah laporan akhir
kegiatan yang mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Kompilasi data kinerja hasil pelakasanaan pembangunan


prasarana primer/sekunder lokal kawasan khusus pada program system
pengembangan kawasan

2. Komposisi pelaksanaan pembangunan prasarana


primer/sekunder lokal kawasan khusus program system pengembangan
kawasan berdasarkan wilayah dan skala prioritas.

3. Peta permasalahan dan usulan rekomendasi yang


diperlukan dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pembangunan
prasarana primer/sekunder lokal kawasan khusus program system
pengembangan.

1.4. Ruang Lingkup Pekerjaan

Ruang lingkup pekerjaan yang dilakukan dalam kegiatan ini meliputi :

1. Pengumpulan data dan informasi kinerja pelaksanaan


pembangunan prasarana primer/sekunder lokal kawasan khusus.

2. Wawancara dan diskusi dengar pendapat dengan para


nara sumber : (a) dari kalangan pemerintah, baik pusat maupun
daerah; (b) Dari kalangan Dunia Usaha, baik dari kalanagan
pengembang maupun perbankan; (c) Dari kalangan masyarakat, baik
dari masyarakat secara individu maupun kelompok, maupun asosiasi
pelaku lainnya.

3. Kompilasi dan pengolahan data dan informasi serta


analisis kinerja pelaksanaan pembangunan prasarana primer/sekunder
lokal kawasan khusus terhadap temuan data dan informasi yang
relevan.

4
4. Analisis atas kesenjangan antara praktek pada program
pelaksanaan pembangunan prasarana primer/sekunder lokal kawasan
khusus di lapangan dengan ketentuan kebijakan yang ada.

1.5. Lokasi Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan di Jakarta, yang didukung dengan survai lapangan


dengan perjalanan dinas ke daerah : Nunukan dan Entikong.

1.6. Waktu Pelaksanaan


Kegiatan ini dilaksanakan selama 8 (delapan) bulan kalender.

5
BAB II

PEMAHAMAN ATAS KERANGKA ACUAN KERJA

Tim pelaksana pekerjaan swakelola ini dapat memahami sepenuhnya dari


muatan materi yang telah tertuang di dalam kerangka acuan kerja dan sekaligus
berkeyakinan bahwa pekerjaan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Berikut ini disajikan pemahaman tim secara spesifik terhadap beberapa
point yang tertuang dalam kerangka acuan.

2.1. Pemahaman atas Latar Belakang Pekerjaan

Sebagaimana disebutkan dalam kerangka acuan kerja adalah salah satu


kebijakan pembangunan perumahan rakyat diarahkan pada penagembangan
perumahan berbasis kawasan. Arah kebijakan ini dimaksudkan untuk
menciptakan lingkungan perumahan dan permukiman yang serasi, selaras,
seimbang, dan berkelanjutan dengan dukungan penyediaan sistem jaringan
prasarana primer dan sekunder yang memadai sesuai dengan rencana tata
ruang wilayah.

Tim memahami bahwa Pelaksanaan Pembangunan Prasarana Jalan Akses


pada Kawasan Khusus pada lokasi Nunukan dan Entikong ” tentu
dimaksudkan mendorong terciptanyan lingkungan perumahan dan
permukiman yang serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam satu
kawasan sehingga diharapkan tantangan permasalahan utama yaitu
tingginya kebutuhan masyarakat akan rumah yang terjangkau dan
meningkatkan kawasan-kawasan dengan tema tertentu secara bertahap
dapat ditangani.

Kawasan Perumahan di kawasan khusus mempunyai ciri yang spesifik yang


membutuhkan penanganan yang berbeda dengan kawasan perumahan
lainnya.

6
Pembangunan Prasarna primer/sekunder kawasan yang dipersiapkan
Kementerian Perumahan Rakyat ini adalah salah satu upaya yang dilakukan
guna mempersiapkan pemenuhan kebutuhan bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah yang akan terlibat pada kawasan khusus. Monitoring
atas pelaksanaan pembangunannya perlu dilakukan disamping untuk
mengetahui perkembangan lapangan adalah juga untuk mengetahui
sejauhmana kendala yang dihadapi dan bagaimana sektor lain terutama
Pemerintah Daerah terlibat didalamnya.

2.2. Pemahaman atas Maksud dan Tujuan

Tim swakelola ini dapat memahami sepenuhnya maksud dan tujuan dari
pelaksanaan kegiatan ini.

Kegiatan inventarisasi data dan pemantauan pelaksanaan pembangunan


prasarana primer/sekunder lokal kawasan khusus yang terdiri dari 2 lokasi
tentunya akan dilakukan selama periode pembangunan fisik dilapangan
sementara evaluasi atas kinerja pelaksanaan pengembangan kawasan akan
dilakukan setelah pembangunan fisik tersebut selesai dilakukan.

Disamping itu pada akhir kegiatan ini akan dicoba merumuskan rekomendasi
dan masukan teknis dalam rangka penyempurnaan kebijakan pelaksanaan
program system pengembangan kawasan dan pelaksanaan di bidang
pengembangan kawasan dan pelaksanaan di bidang pengembangan
kawasan perumahan rakyat pada kawasan khusus dalam mendukung
pembangunan perumahan rakyat.

2..3. Pemahaman atas Sasaran Kegiatan


Tim Swakelola dapat memahami sasaran yang ingin dicapai melalui
pelaksanaan kegiatan ini yaitu :

7
1. Teridentifikasinya data dan informasi kinerja pencapaian pelaksanaan
program sistem pengembangan kawasan khusus.

2. Tersusunnya analisis kinerja atas pencapaian sasaran pelaksanaan


pembangunan prasarana primer/sekunder lokal prngembangan kawasan
perumahan rakyat pada kawasan khusus.

3. Tersusunnya rekomendasi dan masukan teknis penyempurnaan


pelaksanaan pembangunan prasarana primer/sekunder lokal
pengembangan kawasan perumahan rakyat pada kawasan khusus
dalam mendukung pembangunan perumahan rakyat.

2.4. Pemahaman atas Keluaran Kegiatan

Tim Swakelola dapat memahami keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini
yang mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Kompilasi data kinerja hasil pelakasanaan pembangunan


prasarana primer/sekunder lokal kawasan khusus pada program system
pengembangan kawasan

2. Komposisi pelaksanaan pembangunan prasarana


primer/sekunder lokal kawasan khusus program system pengembangan
kawasan berdasarkan wilayah dan skala prioritas.

3. Peta permasalahan dan usulan rekomendasi yang


diperlukan dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pembangunan
prasarana primer/sekunder lokal kawasan khusus program system
pengembangan.

1.4. Ruang Lingkup Pekerjaan

Tim Swakelola dapat memahami sepenuhnya ruang lingkup pekerjaan dan


menyatakan sanggup untuk melaksakan kegiatan tersebut yaitu diantaranya
adalah :

8
1. Pengumpulan data dan informasi kinerja pelaksanaan
pembangunan prasarana primer/sekunder lokal kawasan khusus.

2. Wawancara dan diskusi dengar pendapat dengan para


nara sumber : (a) dari kalangan pemerintah, baik pusat maupun
daerah; (b) Dari kalangan Dunia Usaha, baik dari kalanagan
pengembang maupun perbankan; (c) Dari kalangan masyarakat, baik
dari masyarakat secara individu maupun kelompok, maupun asosiasi
pelaku lainnya.

3. Kompilasi dan pengolahan data dan informasi serta


analisis kinerja pelaksanaan pembangunan prasarana primer/sekunder
lokal kawasan khusus terhadap temuan data dan informasi yang
relevan.

4. Analisis atas kesenjangan antara praktek pada program


pelaksanaan pembangunan prasarana primer/sekunder lokal kawasan
khusus di lapangan dengan ketentuan kebijakan yang ada.

9
BAB III

METODOLOGI PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. Metodologi Pelaksanaan Kegiatan

Agar pelaksanaan kegiatan ini dapat memperoleh hasil yang optimal, maka
perlu dilaksanakan langkah-langkah pendekatan sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi isu, permasalahan, tantangan dan peluang yang terkait


dengan pelaksanaan program system pengembangan kawasan.
2. Melakukan perumusan masalah atas permasalahan yang dihadapi dalam
pelaksanaan program system pengembangan kawasan.
3. Membuat alur pikir yang akan digunakan dalam menganalisis
permasalahan dalam pelaksanaan program system pengembangan
kawasan.
4. Menyiapkan metoda survey dan pengumpulan data untuk mendukung
analisis permasalahan dalam pelaksanaan program system
pengembangan kawasan.
5. Melakukan pengayaan wawasan atas substansi yang sedang dianalisis
melalui diskusi dan wawancara dengan nara sumber yang terkait dan
relevan.
6. Melakukan analisis kebijakan dalam rangka penyiapan masukan teknis
dan rekomendasi penyempurnaan kebijakan pelaksanaan program
system pengembangan kawasan.

3.2. Format Monitoring dan Evaluasi

10
Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan ini maka perlu disusun format-
format pengumpulan data maupun evaluasi yang akan dipergunakan sebagai
pegangan dalam pencarian atau inventarisasi data-data lapangan.

Format 1 Mengenai Data dan Informasi Lokasi Kawasan Khusus.


Format ini digunakan untuk menjaring data dan informasi setiap
lokasi yang meliputi :
(1). Surat Keputusan Bupati/Walikota untuk Penetapan Lokasi
(2). Luas areal yang dicadangkan untuk pembangunan perumahan
(3). Ada tidaknya kelembagaan pengelola kawasan perumahan
(4). Status kepemilikan lahan
(5). Kesesuian dengan RTRW Kab/Kota atau RP4D
(6). Data perumahan yang akan dibangun atau yang sudah
terbangun
(7). Fasilitas kredit kepemilikan rumah atau lainnya
(8). Jenis Bantuan Stimulan fisik dari Kementerian Negara
Perumahan Rakyat
(9). Ketersediaan Rencana Teknik Ruang atau Site Plan
(10). Ketersediaan Detail Engineering Design
(11). Program-program pemerintah daerah baik fisik maupun
non fisik terkait pengembangan kawasan khusus.
(12). Program-program sektor lainnya baik fisik maupun non
fisik terkait pengembangan kaweasan khusus

Format 2 Dukungan Penanganan Terhadap Kawasan Khusus


Format ini digunakan untuk menjaring data dan informasi
kegiatan-kegiatan yang ada di kawasan khusus maupun untuk
mendapatkan dukungan dari stakeholder lainnya dalam
pengembangan kawasan khusus. Format ini berisikan:
(1). Jenis Kawasan
(2). Kebutuhan Kawasan

11
(3). Dukungan dari Bidang Pengembangan Kawasan Kementerian
Negara Perumahan Rakyat
(4). Dukungan dari Bidang lainnya dari Kementerian Negara
Perumahan Rakyat
(5). Komitmen Pemerintah Daerah
(6). Dukungan Bidang Pekerjaan Umum
(7). Dukungan sektor lainnya.

Format 3 Progres Pelaksanaan Bantuan Stimulan Prasarana Lokal


Primer Sekunder Kawasan Khusus
Format ini pada dasarnya merupakan format monitoring progres
kontrak dari pelaksanaan bantuan stimulan prasarana primer
sekunder kawasan. Format ini berisikan :
(1). Tolok Ukur Kegiatan dan tema kawasan
(2). Pagu anggaran
(3). Bobot
(4). Data kontrak menyangkut lokasi, nama perusahaan, nomor
kontrak, tanggal kontrak, tanggal dimulai dan selesainya
pekerjaan
(5). Item pekerjaan
(6). Volume masing-masing item pekerjaan
(7). Nilai kontrak
(8). Sisa dana/sisa kontrak
(9). Cara pengadaan
(10). Progres pekerjaan dengan melihat rencana VS realisasi
termasuk realisasi keuangan
(11). Permasalahan yang dihadapi

Format 4 Permasalahan dan Tindak Penanganan


Format ini memuat :
(1). Permasalahan yang sedang dihadapi
(2). Upaya yang telah dilakukan untuk menangani permasalahan

12
(3). Rekomendasi Tindak Turun Tangan oleh Pimpinan

Disamping format-format yang telah disiapkan diatas juga perlu mengumpulkan


dan menyaipkan peta-peta lokasi yang diperlukan untuk pelaksanaan monitoring
dan evaluasi ini.

3.3. Rencana Kerja


Tim akan bekerja selama 8 (delapan) bulan dengan kegiatan dan jadwal
sebagai berikut:

13
BAB IV
GAMBARAN LOKASI KAWASAN KHUSUS

4.1. Gambaran Umum Kawasan Khusus


Kawasan perumahan dan permukiman, selain ditujukan untuk lingkungan
hunian dan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat umum, juga
menjadi wadah bagi keperluan maupun kebutuhan masyarakat yang bersifat
khusus. Kebutuhan masyarakat yang bersifat khusus tersebut berlokasi pada
kawasan yang bersifat Ekonomi maupun Non Ekonomi:

1. Kawasan Ekonomi

a. Kawasan pariwisata

b. Kawasan Industri

c. Kawasan pengembangan teknologi tinggi seperti kawasan


pengembangan tenaga nuklir,
d. Kawasan peluncuran peluru kendali,
e. Kawasan prasarana komunikasi, telekomunikasi,
f. Kawasan pelabuhan
g. Kawasan perdagangan bebas,
h. Kawasan eksploitasi dan konservasi bahan galian strategis.

2. Kawasan Non Ekonomi.

a. Kawasan cagar budaya,

14
b. Kawasan taman nasional,
c. Kawasan pangkalan militer,
d. Kawasan penelitian dan pengembangan sumber daya nasional,
laboratorium sosial, lembaga pemasyarakatan spesifik
e. Kawasan perbatasan,
f. Pulau-pulau kecil
g. Kawasan nelayan/pesisir
h. Kawasan dampak bencana

Pengembangan kawasan perumahan pada kawasan khusus seperti


tersebut di atas sebagian besar belum dilakukan sesuai ke khususan
kawasannya, namun lebih banyak tumbuh dan berkembang secara
alami tanpa adanya peren-canaan yang menyeluruh.

Permasalahan yang dihadapi pada pengembangan kawasan perumahan


pada kawasan khusus

(1). Masih kurangnya informasi yang didapatkan oleh pemangku


kepentingan perumahan termasuk Pemerintah Kabupaten/Kota
tentang pengembangan perumahan berbasis kawasan.
(2). Pemerintah Daerah Kabupaten belum menempatkan program
pengembangan perumahan pada kawasan khusus ini sebagai
kebutuhan untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan
masyarakat sehingga aspek penetapan lokasi, pengadaan lahan
dan penyediaan alokasi anggaran untuk sektor perumahan belum
disiapkan secara memadai.
(3). Sebagian besar pengelola kawasan khusus belum menempatkan
kebutuhan perumahan sebagai salah satu kebutuhan kawasan
yang dikelolanya.
(4). Pemangku kepentingan di bidang pembangun-an perumahan
terutama Developer baik Swasta maupun BUMN/BUMD masih

15
belum tertarik terhadap kegiatan bisnis perumahan pada kawasan
khusus karena alasan profit.
(5). Lokasi Kawasan Perumahan pada kawasan khusus (diluar kawasan
industri) sebagian besar berada pada lokasi yang terpencil (remote
area) dengan medan lokasi yang berat sehingga memerlukan biaya
investasi yang cukup besar dalam penyiapan kawasannya.

4.2. Gambaran Umumm Kabupaten Nunukan – Propinsi Kalimantan


Timur
KONDISI GEOGRAFIS
Kabupaten Nunukan terletak pada posisi 115 o22’30” ~ 118o44’54” BT dan
3o30’00” ~ 4o24’55” LU. Di sebelah Utara berbatasan dengan Malaysia Timur,
di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bulungan dan Malinau, di
sebelah Timur berbatasan dengan Laut Sulawesi, di sebelah Barat
berbatasan dengan Negara Malaysia Timur (Negara Bagian Serawak).

Kabupaten Nunukan dibentuk berdasarkan UU No 47 Tahun 1999. Secara


administrasi Kabupaten Nunukan membawahi 5 (lima) kecamatan, yaitu
Kecamatan Kerayan, Lumbis, Sembakung, Nunukan, dan Sebatik Luas wilayah
Kabupaten Nunukan adalah 14.585,7 Km2 dengan panjang garis pantai
mencapai 314.592 Km. Secara fisiografis wilayah pesisir Kabupaten Nunukan
terdiri dari rawa pasang surut daratan alluvial, rawa, dataran, dan perbukitan.

Secara fisiografis wilayah pesisir Kabupaten Nunukan terdiri dari rawa pasang
surut daratan alluvial, rawa, dataran, dan perbukitan. Deskripsi masing-
masing satuan fisiografis adalah sebagai berikut :
1)Daerah rawa pasang surut (tidal swamp) yaitu daerah dataran rendah yang
terdapat mulai dari Muara Sungai Sembakung sampai kawasan pantai
bagian utara wilayah Kabupaten Nunukan. Kawasan ini selalu
dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan ditumbuhi oleh hutan

16
mangrove dan nipah. Bentuk wilayah datar dengan variasi kelerengan
kurang dari 2% dan perbedaan tinggi kurang dari 2 meter.
2)Daerah rawa (swamp) yaitu kawasan banjir yang selalu tergenang dan
dapat dikategorikan sebagai rawa bergambut dengan bentuk wilayah
datar. Kawasan rawa ini terdapat di bagian hilir daerah aliran sungai
(DAS) Sembakung. Variasi kelerengan kurang dari 2 meter dengan beda
ketinggian kurang dari 1 meter.
3)Daerah dataran alluvial (alluvial plain) yaitu daerah daratan yang terbentuk
dengan proses pengendapan, baik di daerah muara maupun daerah
pedalaman. Bentuk wilayah datar dengan variasi kelerengan kurang dari
2% dan perbedaan tinggi kurang dari 2 meter.
4)Daerah dataran (plain) merupakan dataran endapan, dataran karst, dataran
vulkanik, dataran batuan beku (metamorf) masam, dengan bentuk
wilayah bergelombang sampai berbukit, variasi kelerengan kurang dari
2% sampai 40% dengan beda tinggi kurang dari 50 meter.
5)Daerah berbukit (hill) merupakan daerah bukit endapan dan metamorf
dengan bentuk wilayah bergelombang sampai agak bergunung. Variasi
kelerengan mulai dari 15% sampai 40%. Beda tinggi lebih dari 50 meter.

KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN


Penyebaran penduduk di Kabupaten Nunukan tidak merata, sebagian besar
penduduk mendiami wilayah pesisir. Jumlah penduduk yang relatif besar
cendrung mengelompok di daerah perkotaan, terutama daerah-daerah yang
mempunyai aktifitas ekonomi yang cukup tinggi yang ditandai dengan adanya
sarana transportasi dan keadaan ekonomi masyarakatnya yang memadai.
Rincian jumlah penduduk dan kepadatan penduduk untuk setiap kecamatan
di Kabupaten Nunukan dapat dilihat pada Tabel 1. Dari tabel tersebut terlihat
jumlah penduduk terkonsentrasi di Kecamatan Nunukan 44.34% dan
Kecamatan Sebatik 26.62%. Kepadatan penduduk rata-rata adalah 5.67 jiwa
per km persegi.
Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Kabupaten Nunukan Tahun 2001
No Kecamatan Luas (KM2) Jumlah Kepadatan

17
(Jiwa) (Jiwa/KM)
1 Kerayan 3.114,20 9.349 3.00
2 Lumbis 2.656,50 7.523 2.83
3 Sembakung 2.457,70 7.153 2.91
4 Nunukan 5.536,14 36.698 6.63
5 Sebatik 861,16 22.034 26.83
Jumlah/rata-rata 14.585,70 82.754 5.67
Sumber : BPS Kabupaten Nunukan 2002

Jenis mata pencaharian penduduk di kawasan pesisir Kabupaten Nunukan


bervariasi dengan kecenderungan pada aktifitas kehutanan, pertanian,
perikanan, perdagangan dan pelayan jasa. Mata pencaharian disektor
perdagangan, pelayan jasa, dan perikanan terkonsentrasi pada dua
kecamatan, yaitu Kecamatan Nunukan dan Sebatik. Sedangkan disektor
pertanian dan perkebunan hampir merata pada semua kecamatan.

Sebagian besar pemukiman penduduk di Kabupaten Nunukan yang berada di


kawasan pesisir menempati daerah-daerah dataran rendah, di tepi pantai,
muara-muara sungai kecil dan bantaran sungai. Jenis jenis penggunaan lahan
terdiri atas pemukiman, pertanian yang meliputi penggunaan lahan untuk
perkebunan dan persawahan, kehutanan, perikanan, lahan konsesi untuk
kegiatan pertambangan minyak dan gas bumi, serta lahan untuk fasilitas
umum.

4.3. Gambaran Umum Kabupaten Sanggau –


Propinsi Kalimantan Barat

18

You might also like