Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Putra Dwijatmiko
Kelas :
Teknik Informatika B
POLITEKNIK KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2008/2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan ijin-
Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan sebaik-baiknya.
Karya tulis ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas tuntutan mata kuliah
Desain Grafis. Penulis bermaksud untuk menyajikan yang terbaik, namun dengan segala
keterbatasan yang kami miliki tentunya karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan.
Terlepas dari hal tersebut penulis berharap karya tulis ini ada manfaatnya.
Akhirnya penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada terhingga kepada
Dosen kami yang telah membimbing kami, dan kedua orang tua kami yang telah
memberikan biaya dan sarana untuk kami dapat melakukan studi.
Semoga amal baik saudara mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Amien.
Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan teks dan
atau gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan. Seni desain grafis mencakup
kemampuan kognitif dan keterampilan termasuk tipografi, pengolahan gambar, dan page
layout. Desainer grafis menata tampilan huruf dan ruang komposisi untuk menciptakan
sebuah rancangan yang efektif dan komunikatif. Desain grafis melingkupi segala bidang
yang membutuhkan penerjemahan bahasa verbal menjadi perancangan secara visual
terhadap teks dan gambar pada berbagai media publikasi guna menyampaikan pesan-pesan
kepada komunikan seefektif mungkin.
Desain grafis diterapkan dalam desain komunikasi dan fine art. Seperti jenis
komunikasi lainnya, desain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan (mendesain)
atau pun produk yang dihasilkan (desain/rancangan). Desain grafis pada awalnya
diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan brosur. Sebagai tambahan,
sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam media
elektronik - yang sering kali disebut sebagai “desain interaktif” (interactive design), atau
“desain multimedia” (multimedia design’)
Unsur dalam desain grafis sama seperti unsur dasar dalam disiplin desain lainnya.
Unsur-unsur tersebut (termasuk shape, bentuk (form), tekstur, garis, ruang, dan warna)
membentuk prinsip-prinsip dasar desain visual. Prinsip-prinsip tersebut, seperti
keseimbangan (balance), ritme (rhythm), tekanan (emphasis), proporsi (”proportion”) dan
kesatuan (unity), kemudian membentuk aspek struktural komposisi yang lebih luas.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Buku ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas tuntutan mata kuliah desain
grafis yang telah diberikan. Dalam buku ini kami mendapatkan tugas untuk membuat
sebuah makalah mengenai layout, nirmana, dan tipologi dari pada desain grafis.
Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam
sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Tujuan utama layout adalah
menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang
dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.
Sedangkan tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf
dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan
kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan
membaca semaksimal mungkin.
Dan nirmana adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual
seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis.
Nirmana dapat juga diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk dwimatra, trimatra
yang harus mempunyai nilai keindahan.
B. Tujuan pembuatan
Tujuan kami untuk menyusun buku ini yaitu :
1. Memenuhi tugas tuntutan dari Dosen pembimbing kami.
2. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai apa itu layout, tipografi dan nirmana. Serta
mengetahui fungsi dari pada hal tersebut.
3. Untuk memberikan informasi pada pembaca mengenai apakah itu CSS.
BAB II
PEMBAHASAN
I. LAYOUT
A. PENGETIAN LAYOUT
Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam
sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen
bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks
agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima
informasi yang disajikan.
B. GRID SYSTEM
Sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemen-
elemen visual dalam sebuah ruang. Grid systems digunakan sebagai perangkat untuk
mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui grid system seorang
perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam
melakukan repetisi dari sebuah kompisisi yang sudah diciptakan. Tujuan utama dari
penggunaan grid systems dalam desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan
yang komunikatif dan memuaskan secara estetik.
II. TIPOGRAFI
A. PENGERTIAN TIPOGRAFI
Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan
pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan
tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca
semaksimal mungkin.
Dikenal pula seni tipografi, yaitu karya atau desain yang menggunakan pengaturan
huruf sebagai elemen utama. Dalam seni tipografi, pengertian huruf sebagai lambang
bunyi bisa diabaikan.
B. SEJARAH TIPOGRAFI
Sejarah perkembangan tipografi dimulai dari penggunaan pictograph. Bentuk
bahasa ini antara lain dipergunakan oleh bangsa Viking Norwegia dan Indian Sioux. Di
Mesir berkembang jenis huruf Hieratia, yang terkenal dengan nama Hieroglif pada sekitar
abad 1300 SM. Bentuk tipografi ini merupakan akar dari bentuk Demotia, yang mulai
ditulis dengan menggunakan pena khusus. Bentuk tipografi tersebut akhirnya berkembang
sampai di Kreta, lalu menjalar ke Yunani dan akhirnya menyebar keseluruh Eropa.
Puncak perkembangan tipografi, terjadi kurang lebih pada abad 8 SM di Roma saat
orang Romawi mulai membentuk kekuasaannya. Karena bangsa Romawi tidak memiliki
sistem tulisan sendiri, mereka mempelajari sistem tulisan Etruska yang merupakan
penduduk asli Italia serta menyempurnakannya sehingga terbentuk huruf-huruf Romawi.
Saat ini tipografi mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan hingga
mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi
lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan
jumlahnya.
• SISTEM PENGUKURAN
Apabila kita perhatikan susunan huruf-huruf pada sebuah naskah dalam majalah,
buku atau pun brosur, maka akan terlihat bahwa susunan dari huruf-huruf tersebut
memiliki suatu disiplin dalam pengukuran dan proporsi. Hal tersebut biasanya
mencakup pengukuran tinggi huruf, panjang baris huruf, jarak antara huruf yang satu
dengan yang lain, serta jarak antarbaris.
• Point dan Pica
Tiga dasar sistem pengukuran dalam tipografi adalah: point (biasa disingkat
dengan pt), pica (dibaca: paika), dan unit. Point digunakan untuk mengukur tinggi
huruf, sedangkan pica digunakan untuk mengukur panjang baris. Pengukuran dari
lebar persatuan huruf serta jarak antar huruf dihitung dengan satuan unit.
Perhitungan unit hanya digunakan dalam proses yang menggunakan teknologi
phototypesetting dan digital composition – teknologi yang digunakan untuk
pengetikan dan pencetakan huruf agar dapat mendapatkan hasil cetak yang tajam dan
presisi. Pada tahun 1737, Pierre Fournier, seorang pembuat huruf (type founder) dari
Paris menemukan sistem pengukuran huruf dalam satuan point. Sistem pengukuran
huruf yang lain diperkenalkan 40 tahun kemudian oleh Francois Ambroise Didot dari
Perancis. Acuan yang dipakai sekarang adalah sistem Anglo-Saxon dengan
perhitungan 72 pt setara dengan 1 inch atau 2,539 cm. Sistem pengukuran tipografi
tersebut berawal dari teknik cetak movable type yang pada perkembangan berikutnya
diciptakan standarisasi pengukuran dan satuannya.
• x-height
x-height bukan merupakan sistem pengukuran huruf, namun besar kecilnya x-
height dapat mempengaruhi tinggi huruf secara visual. Di samping itu, perbedaan
jenis huruf serta proporsi antara x-height dan body size memiliki pengaruh terhadap
ukuran ascender dan descender. Besar kecilnya x-height memiliki pengaruh terhadap
jumlah huruf yang dapat terakomodasi dalam satu baris.
• em dan en
Spasi adalah berupa interval antar elemen tipografi yang mencakup: jarak antar
huruf atau yang disebut kerning, jarak antar kata atau yang disebut word spacing dan
jarak antarbaris atau yang disebut leading (dibaca:leding). Teknik tradisional yang
digunakan untuk pengukuran ruang jarak antar kata adalah penyisipan potongan
metal yang diletakkan di antara huruf yang satu dan yang lain. Potongan metal ini
disebut quad. Sebuah quad berbentuk persegi empat yang merupakan kotak sebesar
ukuran huruf. Quad memiliki satuan yang disebut sebagai em. Ukuran setengah dari
em adalah en. Apabila huruf dengan ukuran 10 pt maka em-quad-nya berukuran 10
pt x 10 pt.
• Kerning
Pengukuran jarak antarhuruf (kerning) dalam phototypesetting dan digital
composition dihitung dengan sistem unit. Sistem ini tidak memiliki acuan
pengukuran yang tetap, dalam pengertian bahwa unit memilikinilai yang berbeda-
beda tergantung kepada sistem yang digunakan. Em berupa kotak seukuran besarnya
huruf, kemudian bila kotak ini dibagi menjadi beberapa segmen yang sama besar,
maka setiap segmen ini disebut sebagai unit. Sebuah huruf ‘U’ dapat memiliki lebar
12 unit, sementara huruf ‘t’ dapat memiliki lebar 12 unit, sementara huruf ‘t’ dapat
memiliki lebar 6 unit.
• Leading
Pengukuran jarak antarbaris (leading) dihitung dengan menggunakan satuan
point. Teknik tradisional memakai lembaran metal yang disisipkan di antara baris.
Lembaran metal ini memiliki ketebalan yang beragam.
• KELUARGA HURUF
Keluarga huruf terdiri atas berbagai kembangan yang berakar dari struktur
bentuk dasar (regular) sebuah alfabet dan setiap perubahan berat huruf masih
memiliki kesinambungan bentuk. Perbedaan tampilan yang pokok dalam keluarga
huruf dibagi menjadi tiga bentuk pengembangan, yaitu: berat, proporsi, dan
kemiringan.
• Berat
Perubahan berat dari struktur bentuk dasar huruf terletak pada perbandingan
antara tinggi dari huruf yang tercetak dengan lebar stroke. Bila ditinjau dari berat
huruf, maka anggota dari keluarga huruf ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok
pokok, yaitu: light, regular, dan bold. Setiap anggota keluarga huruf baik light,
regular, dan bold memiliki kesamaan ciri fisik, namun dengan tampilnya perbedaan
berat dapat memberikan dampak visual yang berbeda. Seperti contoh, huruf bold
karena ketebalannya memiliki potensi yang kuat dalam menarik perhatian mata.
Biasanya kelompok huruf bold ini banyak sekali digunakan untuk judul (headline)
sebuah naskah, baik untuk iklan, poster, maupun media terapan lainnya.
• Proporsi
Perbandingan antara tinggi huruf yang tercetak dengan lebar dari huruf itu
sendiri dapat dibagi menjadi tiga kelompok bila ditinjau dari perbandingan proporsi
terhadap bentuk dasar huruf tersebut. Pembagiannya adalah condense, regular, dan
extended.
• Kemiringan
Huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi disebut italic. Huruf
italic ini biasanya digunakan untuk memberikan penekanan pada sebuah kata. Di
samping itu, huruf-huruf ini juga dipakai untuk menunjukkan istilah atau kata yang
berasal dari bahasa asing. Umumnya, huruf italic digunakan untuk teks dalam jumlah
yang tidak terlalu panjang, seperti untuk keterangan gambar (caption), highlight dari
naskah (copy blurb) serta kadang juga digunakan sebagai headline atau sub-head.
Apabila kita perhatikan secara seksama, huruf italic dirancang dengan sudut
kemiringan tertentu untuk mencapai toleransi terhadap kenyamanan mata kita dalam
membacanya. Sudut kemiringan yang terbaik adalah 12 derajat. Mata kita akan sukar
mengidentifikasikan huruf italic apabila sudut kemiringan lebih besar dari 12 derajat,
akan mempengaruhi keseimbangan bentuk huruf.
• Set Characters
Setiap alfabet memiliki berbagai character yang terdiri dari huruf besar atau yang
disebut uppercase (sering juga disebut dengan capitals atau caps) dan huruf kecil
atau yang disebut lowercase. Istilah ini berasal dari subsistem teknologi mesin cetak
yang awalnya ditemukan oleh Johan Gutenburg. Pada masa itu cetakan huruf yang
berupa potongan-potongan blok metal disimpan dalam sebuah kotak yang disebut
dengan type case. Huruf besar disimpan di dalam kotak pada bagian atas (upper
case), sedangkan huruf kecil diletakkan pada bagian bawah dari kotak (lower case).
Kelengkapan character dalam sebuah alfabet (set character) biasanya memiliki
uppercase yang berjumlah 26 dan lowercase dalam jumlah yang sama. Selain
uppercase dan lowercase masih terdapat berbagai jenis character yang melengkapi
sebuah alfabet. Sebagai catatan, setiap jenis huruf digital memiliki jumlah character
yang berbeda-beda, hal ini tergantung pada seberapa banyak si perancang huruf
mendesain jumlah character. Satu set characters yang lengkap biasanya terdiri dari
lebih 200 jenis character. Penambahan character seperti ligatures disebut sebagai
expert set characters.
Berikut adalah jenis-jenis character tambahan selain upper case dan lower case.
• Ligatures, Dua buah character atau lebih yang digabungkan menjadi satu kesatuan
unit. Seperti; fi, fl, Æ, æ, Œ
• Modern Figures, Angka-angka yang memiliki ketinggian yang sama dengan upper
case. Modern figures sering juga disebut sebagai lining figures.
• Old Style Figures, Angka-angka yang memiliki ketinggian yang sama dengan
meanline dari lower case.
• Foreign Accents, Character yang melengkapi sebuah set characters dalam sebuah
bahasa tertentu, seperti beberapa tanda baca atau huruf2 tertentu, seperti beberapa
tanda baca atau huruf-huruf tertentu seperti yang terdapat dalam bahasa Jerman
atau Prancis.
• Small Caps, Upper case yang memiliki tinggi yang sama dengan lower case (x-
height).
• Fractions, Angka-angka pecahan
• Punctuation Marks, Tanda-tanda baca
• KLASIFIKASI HURUF
Sering timbul pertanyaan yang dikaitkan dengan keberadaan ragam jenis bentuk
huruf digital yang hampir atau bahkan tidak memiliki korelasi dengan konvensi
klasifikasi huruf yang telah ada. Hal ini sebaiknya diabaikan, mengingat klasifikasi
huruf terakhir ditandai dengan tonggak sejarah kelahiran huruf Helvetica pada tahun
1957. Untuk lebih singkatnya, klasifikasi huruf dibuat berdasarkan atas latar
belakang sejarah perkembangan tipografi yang diambil dari momentum-momentum
penting dalam perjalanan sejarah penciptan dan pengembangan bentuk huruf.
Walaupun saat ini lahir beragam jenis bentuk huruf, dunia tipografi sekarang masih
banyak mengangkat jenis huruf-huruf lama, seperti Bodoni, Century, ataupun
Garamond yang direproduksi serta dimodifikasi dengan teknologi digital. Huruf-
huruf lama yang direproduksi kembali (revival type) oleh type foundry biasanya
dimodifikasi dengan desain yang berbeda. Selain perbedaan desain, kadang ditemui
juga perbedaan ukuran x-height. Untuk mengenali perusahaan mana yang
mereproduksi dapat dilihat dari kode yang tertulis di muka nama jenis huruf, seperti
A Garamond (‘A’ berarti Adobe) atau ITC Century (‘ITC’ berarti International Type
Corporation). Seperti halnya perbedaan desain, juga ditemukan perbedaan nama,
seperti huruf Helvetica dinamakan juga Switzerland, Claro, Vega ataupun Newton.
Penamaan ini tergantung kepada perusahaan mana yang mereproduksi huruf-huruf
tersebut. Perbedaan standardisasi ini dapat menimbulkan masalah dalam produksi
desain cetak. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya pada saat data di-serahkan
kepada biro separasi film, jangan lupa untuk menyertakan jenis-jenis huruf yang
digunakan.
Berikut adalah pengelompokan yang dibuat sesuai dengan urutan waktu
pembuatan beserta salah satu contoh hurufnya:
Old style (Garamond, 1617)
Transitional (Baskerville, 1757)
Modern (Bodoni, 1788)
Egyptian/Slab Serif (Century Expanded, 1895)
Sans Serif (Helvetica, 1957)
Display/Script (Copperplate)
• PARAGRAPH ( ¶ )
Paragraf adalah Kumpulan dari kalimat yang membentuk sebuah bentuk kotak
yang unik yang disebut kolom. Tanpa pemecahan atau pembagian paragraf, Teks
akan sangat sulit untuk dibaca, maka dari itu kita harus memberi perhatian khusus
pada bagaimana paragraf itu dibentuk. Desainer harus memperhatikan dan membuat
keputusan mengenai fitur-fitur paragraf berikut ini sebelum membangun sebuah
paragraf.
1. Lebar kolom
2. Font
3. Ukuran Font
4. Berat/bobot
5. Gaya (roman, italic)
6. Case (uppercase, large, and small caps or upper and lowercase)
7. Line spacing (leading)
8. Character spacing (tracking)
9. Paragraph spacing
10. Alignment (rata kiri, rata kanan, rata tengah atau justified)
11. First-line indents atau hanging indents
12. Hanging punctuation
13. Raised atau dropped initial capitals
14. Tanda penghubung atau hypenation
• ME-RENDER HURUF
Ketika kita bekerja dengan huruf entah itu untuk percetakan atau online
publishing, komputer yang akan menjadi mediumnya, dimana kita akan
mengumpulkan materi dan mengerjakan konsep dan desain yang akan dibuat. Oleh
karena itu kebutuhan akan pengetahuan grafis pada tampilan layar dan reproduksi
grafis sangat dibutuhkan untuk mendapatkan final output yang terlihat oleh target
audiens sesuai seperti apa yang kita harapkan.
• Bitmap
Dalam Tampilan layar monitor atau pun cetak digital, teks di render oleh ribuan
kumpulan grid mosaik berwarna berbentuk seperti titik yang disebut pixel untuk
membuat sebuah bentuk yang diinginkan. Susunan bentuk grid inilah yang disebut
dengan Bitmap. Bitmap sangat intensif terhadap memory, sebuah file harus
mengandung informasi tentang warna dan posisi dalam sebuah halaman di setiap
pixelnya. Ketika sebuah gambar bitmap di perbesar, software hanya bisa
memperbesar bentuk pixel pada gambar tersebut, sehingga mempengaruhi pixel asli
dari gambar tersebut dan bagian pixel yang kecil dan bergerigi akan menjadi terlihat
besar dan menjadikan gambar terlihat lebih bergerigi.
• Vektor
Vektor mendeskripsikan sebuah bentuk sebagai sebuah garis seperti garis lurus
atau garis melengkung yang saling menyatu dengan titik yang telah ditentukan.
Garis-garis tersebut (vektor) di rekam dalam bentuk file sebagai formula
matematika. Dan kemudian garis yang telah terbentuk di isi oleh pixel. Vektor
sangat baik untuk kualitas pengskalaan, ketika sebuah gambar vektor diperbesar,
posisi kordinat titik vektor di susun ulang dengan dikontrol oleh formula matematika
agar garis lurus dan lengkung pada titik-titik tersebut tetap konstan, dan bentuk baru
ini kemudian di isi oleh pixel sesuai dengan bentuk dari vektor tersebut tanpa ada
cacat pixel. File gambar vektor memakan memory lebih kecil dibandingkan dengan
file bitmap. Menggambar dengan vektor sangat efisien akan tetapi bagaimanapun
juga gambar vektor ini ketika bertemu dengan layar monitor harus di render sebagai
titik-titik matrix atau dengan kata lain garis vektor harus di konversi kedalam bentuk
bitmap. Informasi garis vektor di konversi menjadi bitmap untuk dicetak, bedanya
bitmap yang akan dicetak ini memiliki resolusi yang tinggi.
• TEKNOLOGI FONT
• Jenis Font
Dengan pesatnya pekembangan teknologi dalam dunia percetakan digital dan
komunikasi digital, dunia teknologi font telah melakukan langkah yang besar dengan
bermunculannya desain-desain huruf yang inovatif dan telah memperkaya dunia
desain komunikasi visual. Diperjalanan awal dari teknologi font digital, font didesain
dengan ukuran yang pasti seperti 9, 10, 12, 14, 18 dan 24 pt dengan menggunakan
standar bitmap layar komputer sehingga memiliki kelemahan ketika font harus
diperbesar atau diperkecil. Akan tetapi kini dengan kehadiran teknologi vektor dan
antialiasing teknologi font terus berkembang dengan meninggalkan teknologi
bitmap.
• Font Type 1 dan Postscript
Untuk mengatasi permasalahan pada font bitmap, Adobe membuat font
menggunakan Postscript page desription language. Font ini memiliki dua bagian,
satu set font bitmap berukuran pasti dan font berbasis postscript yang akan
memberikan informasi outline dari bentuk font tersebut. Sistem operasi seperti
Mac OS atau Windows menggunakan font bitmap untuk menggambar font di
layar, dan untuk ukuran bitmap yang diperbesar atau diperkecil sistem akan
menggunakan ukuran terdekat untuk menyesuaikan bentuk. Dan untuk keperluan
cetak-mencetak font dengan basis postscript akan digunakan dan di download ke
printer. Dengan menggunakan metode Bezier Curves dengan minimum
pemakaian empat buah titik untuk menghasilkan sebuah garis lengkung yang
terdiri dari dua titik akhir dan dua titik kontrol. Outline dari postscript ini dapat
diperbesar dan diperkecil tanpa batas dan menjaga bentuk huruf tetap baik.
Ketika printer telah menerima informasi outline vektor yang telah diskalakan,
makan betuk itu akan disi oleh pixel dan menciptakan sebuah gambar bitmap
dengan resolusi tinggi. Proses ini dinamakan rasterization (dari bahasa Jerman
“raster” yang berarti layar). Adobe membuat ATM (Adobe Type Manager) untuk
mengatasi permasalahan online viewing pada font, sehingga font bitmap tidak
lagi dgunakan dan lebih menggunakan informasi outline dari font postscript
untuk menciptakan bentuk huruf bitmap yang sesuai dengan resolusi layar
komputer, untuk semua ukuran font. Walaupun demikian di sistem Mac OS,
ATM tetap memerlukan satu file font bitmap yang di install agar nama font bisa
terbaca di menu font. Font Type 1 sekarang sudah menjadi standar dalam
software digital (ISO9541), dan di dunia, lebih dari 30000 font type 1 telah
didigitalisasi untuk keperluan typesetting.
• Truetype
Disamping dominasi dari dari font Type 1, Truetype ternyata lebih populer,
Truetype adalah font berbasis informasi outline juga dan format vektor nya bisa
di skala sesuai kebutuhan ukuran dengan akurasi yang tinggi. Truetype
menggunakan metoda Quadratic B-spline dengan menerapkan titik-titk secara
langsung pada garis dan bagian-bagian yang dilengkungkan. Kurang lebih
postscript dan truetype memiliki kapabilitas yang hampir sama sebagai font
berbasis outline atau scalable font. Software standar dari truetype dibuat oleh
Apple, akan tetapi kini juga bisa digunakan oleh sistem operasi Windows. Kedua
sistem tersebut memiliki Truetype Rasterizer yang menyediakan informasi untuk
penggambaran di layar dan output cetak. Truetype di rancang sebagai file tunggal
(suitcase), yang didalamnya sudah terdapat keluarga huruf dalam bentuk plain,
plain italic, bold dan bold italic membuat type font ini lebih rapih dalam
pendataan file dibandingkan Font Type 1.
• Multiple Master Font
Multiple Master adalah jenis font Type 1 yang dibuat khusus oleh Adobe
sehingga membedakan jenis sistem ini dengan sistem yang lain. Keunikan dari
Multiple Master Font adalah setiap character memiliki lebih dari satu outline
digital, sepasang outline merepresentasikan titik akhir dari sebuah garis desain
(design axis) dan font berbasis Multiple Master mengandung informasi titik
(axes) untuk berat, style ataupun penglihatan optis dan semua terdapat dalam satu
paket. Kelebihan dari Multiple Master Font adalah fleksibilitas bentuk huruf
untuk di kostumisasi tanpa distorsi bentuk ketika di perbesar atau diperkecil. File
dari Multiple Master Font lebih besar dibandingkan dengan yang lainnya, juga
dengan penamaan font sangat kompleks dan susah untuk di atur. Multiple Master
Font di identifikasikan dengan MM ditambah nama pendek dari huruf tersebut
contohnya ITCAvaGarMM. Dan biasanya diikuti oleh dua huruf dari informasi
titik (axes) seperti BD untuk Bold, XL untuk Light, NO untuk Normal, CN untuk
Condensed, dan OP untuk Optikal. Nominal angka untuk merepresentasikan nilai
axis. Dan jika kita membuat Multiple Master Font axis ini akan muncul dalam
huruf kecil.
• Unicode Font
Unicode adalah standard baru untuk menjabarkan characters set dalam sebuah
sistem, bekerja mirip dengan ASCII (American Standard Code for Information
Interchange). Biasanya dalam ASCII terdapat 200 set characters, tetapi dalam
Unicode bisa terdapat 65000 jenis characters sehingga Unicode sering digunakan
dalam informasi digital multi bahasa. Unicode bukan lah sebuah font encoder
(pembaca sandi-sandi font) tetapi hanya sebuah standar dimana informasi glyph
(outline bentuk sebuah font) sebuah font tersimpan.
III. NIRMANA
A. PENGERTIAN NIRMANA
Nirmana adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seperti
titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Nirmana dapat
juga diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk dwimatra, trimatra yang harus
mempunyai nilai keindahan. Nirmana disebut juga ilmu tatarupa. Elemen –elemen seni
rupa dapat dikelompokan menjadi 4 bagian berdasarkan bentuknya.
1. Titik, titik adalah suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik
yang paling umum adalah bundaran sederhana, mampat, tak bersudut dan tanpa
arah.
2. Garis, garis adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang,
rangkaian masa dan warna.
3. Bidang, bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi
pajang, lebar dan luas; mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis.
4. Gempal, gempal adalah bentuk bidang yang mempunyai dimensi ketebalan dan
kedalaman.
Penyusunan merupakan suatu proses pengaturan atau disebut juga komposisi dari
bentuk-bentuk menjadi satu susunan yang baik. Ada beberapa aturan yang perlu
digunakan untuk menyusun bentuk-bentuk tersebut. Walaupun penerapan prinsip-prinsip
penyusunan tidak bersifat mutlak, namun karya seni yang tercipta harus layak disebut
karya yang baik. Perlu diketahui bahwa prinsip-prinsip ini bersifat subyektif terhadap
penciptanya.
Dalam ilmu desain grafis, selain prinsip-prinsip diatas ada beberapa prinsip utama
untuk tujuan komunikasi dari sebuah karya desain.
1. Ruang Kosong (White Space)Ruang kosong dimaksudkan agar karya tidak terlalu
padat dalam penempatannya pada sebuah bidang dan menjadikan sebuah obyek
menjadi dominan.
2. Kejelasan (Clarity)Kejelasan atau clarity mempengaruhi penafsiran penonton akan
sebuah karya. Bagaimana sebuah karya tersebut dapat mudah dimengerti dan tidak
menimbulkan ambigu/ makna ganda.
3. Kesederhanaan (Simplicity)Kesederhanaan menuntut penciptaan karya yang tidak
lebih dan tidak kurang. Kesederhanaan seing juga diartikan tepat dan tidak
berlebihan. Pencapaian kesederhanaan mendorong penikmat untuk menatap lama
dan tidak merasa jenuh.
4. Emphasis (Point of Interest)Emphasis atau disebut juga pusat perhatian,
merupakan pengembangan dominasi yang bertujuan untuk menonjolkan salah satu
unsur sebagai pusat perhatian sehingga mencapai nilai artistic.
A. Kesimpulan
Dari beberapa referensi yang kami baca maka kami sebagai penulis dapat
meyimpulkan bahwa :
1. Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan
kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Tujuan utama
layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif
dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang
disajikan.
2. Sedangkan tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata
huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk
menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk
mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
3. Dan nirmana adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen
visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang
harmonis. Nirmana dapat juga diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk
dwimatra, trimatra yang harus mempunyai nilai keindahan.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa karya tulis ini memiliki banyak sekali
kekurangan, sehingga kami sebagai penulis mengharapkan semua kritik dan saran yang
membangun. Sekian dulu tulisan kami ini semoga bermanfaat terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.wikipedia.org
http://www.satriamultimedia.com
http://www.microsoft.com/typography/