You are on page 1of 25

MAKALAH DESAIN GRAFIS

Disusun dalam rangka pemenuhan tugas tuntutan mata kuliah


Desain Grafis

Oleh :
Putra Dwijatmiko

Kelas :
Teknik Informatika B

POLITEKNIK KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2008/2009
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan ijin-
Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan sebaik-baiknya.
Karya tulis ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas tuntutan mata kuliah
Desain Grafis. Penulis bermaksud untuk menyajikan yang terbaik, namun dengan segala
keterbatasan yang kami miliki tentunya karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan.
Terlepas dari hal tersebut penulis berharap karya tulis ini ada manfaatnya.
Akhirnya penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada terhingga kepada
Dosen kami yang telah membimbing kami, dan kedua orang tua kami yang telah
memberikan biaya dan sarana untuk kami dapat melakukan studi.
Semoga amal baik saudara mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Amien.

Kediri, Mei 2009


Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………………. i


Kata Pengantar ……………………………………………………………......... ii
Daftar Isi ……………………………………………………………………….. iii
Abstrak …………………………………………………………………………. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang …………………………………………….... 1
B. Tujuan Pembahasan ………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN
I. LAYOUT …………………………………………………… 2
A. PENGETIAN LAYOUT ……………………………….. 2
B. GRID SYSTEM ……………………………………….. 2
C. THE GOLDEN SECTION ……………………………. 2
D. THE SYMETRICAL GRID …………………………... 3
II. TIPOGRAFI ………………………………………………. 3
A. PENGERTIAN TIPOGRAFI ………………………… 3
B. SEJARAH TIPOGRAFI ………………………………. 3
C. SEGI RUPA HURUF …………………………………. 4
III. NIRMANA ………………………………………………... 17
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ……………………………………………………… 20
Daftar Pustaka
ABSTRAK

Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan teks dan
atau gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan. Seni desain grafis mencakup
kemampuan kognitif dan keterampilan termasuk tipografi, pengolahan gambar, dan page
layout. Desainer grafis menata tampilan huruf dan ruang komposisi untuk menciptakan
sebuah rancangan yang efektif dan komunikatif. Desain grafis melingkupi segala bidang
yang membutuhkan penerjemahan bahasa verbal menjadi perancangan secara visual
terhadap teks dan gambar pada berbagai media publikasi guna menyampaikan pesan-pesan
kepada komunikan seefektif mungkin.
Desain grafis diterapkan dalam desain komunikasi dan fine art. Seperti jenis
komunikasi lainnya, desain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan (mendesain)
atau pun produk yang dihasilkan (desain/rancangan). Desain grafis pada awalnya
diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan brosur. Sebagai tambahan,
sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam media
elektronik - yang sering kali disebut sebagai “desain interaktif” (interactive design), atau
“desain multimedia” (multimedia design’)
Unsur dalam desain grafis sama seperti unsur dasar dalam disiplin desain lainnya.
Unsur-unsur tersebut (termasuk shape, bentuk (form), tekstur, garis, ruang, dan warna)
membentuk prinsip-prinsip dasar desain visual. Prinsip-prinsip tersebut, seperti
keseimbangan (balance), ritme (rhythm), tekanan (emphasis), proporsi (”proportion”) dan
kesatuan (unity), kemudian membentuk aspek struktural komposisi yang lebih luas.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Buku ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas tuntutan mata kuliah desain
grafis yang telah diberikan. Dalam buku ini kami mendapatkan tugas untuk membuat
sebuah makalah mengenai layout, nirmana, dan tipologi dari pada desain grafis.
Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam
sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Tujuan utama layout adalah
menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang
dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.
Sedangkan tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf
dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan
kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan
membaca semaksimal mungkin.
Dan nirmana adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual
seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis.
Nirmana dapat juga diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk dwimatra, trimatra
yang harus mempunyai nilai keindahan.

B. Tujuan pembuatan
Tujuan kami untuk menyusun buku ini yaitu :
1. Memenuhi tugas tuntutan dari Dosen pembimbing kami.
2. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai apa itu layout, tipografi dan nirmana. Serta
mengetahui fungsi dari pada hal tersebut.
3. Untuk memberikan informasi pada pembaca mengenai apakah itu CSS.
BAB II
PEMBAHASAN
I. LAYOUT
A. PENGETIAN LAYOUT
Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam
sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen
bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks
agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima
informasi yang disajikan.

B. GRID SYSTEM
Sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemen-
elemen visual dalam sebuah ruang. Grid systems digunakan sebagai perangkat untuk
mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui grid system seorang
perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam
melakukan repetisi dari sebuah kompisisi yang sudah diciptakan. Tujuan utama dari
penggunaan grid systems dalam desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan
yang komunikatif dan memuaskan secara estetik.

C. THE GOLDEN SECTION


Sebelum kita bisa membuat grid, kita memerlukan sebuah halaman untuk
meletakkannya. Di bidang seni grafis, proporsi agung menjadi dasar pembuatan ukuran
kertas dan prinsip tersebut dapat digunakan untuk menyusun keseimbangan sebuah desain.
Proporsi agung sudah ditemukan sejak jaman kuno untuk menghadirkan proporsi yang
sangat sempurna dan indah.
Membagi sebuah garis dengan perbandingan mendekati rasio 8 : 13 berarti bahwa
jika garis yang lebih panjang dibagi dengan garis yang lebih pendek hasilnya akan sama
dengan pembagian panjang garis utuh sebelum dipotong dengan garis yang lebih panjang
tadi.Proporsi agung juga dikenal dalam istilah deret bilangan fibonacci yaitu deret
bilangan yang setiap bilangannya adalah hasil jumlah dari dua bilangan sebelumnya dan di
mulai dari nol. Deret bilangan ini memiliki rasio 8 : 13 yaitu rasio proporsi agung.
Bilangan ini sering dipakai dalam pengukuran bangunan, arsitektur, karya seni, huruf
hingga layout sebuah halaman karena proporsinya yang harmonis. 0 1 1 2 3 5 8 13 21 34
55 89 144 233 377...
Sebuah obyek yang mempunyai proporsi agung mampu sekaligus memuaskan
mata dan tercermin pada benda-benda alam. Ujung daun pakis dan spiral dalam rumah
keong adalah contoh yang paling populer.

D. THE SYMETRICAL GRID


Dalam grid simetris, halaman kanan akan berkebalikan persis seperti bayangan
cermin dari halaman kiri. Ini memberikan dua margin yang sama baik margin luar maupun
margin dalam. Untuk menjaga proporsi, margin luar memiliki bidang yang lebih lebar.
Layout klasik yang dipelopori oleh Jan Tschichold (1902-1974) seorang typographer dari
Jerman ini didasari ukuran halaman dengan proporsi 2 : 3.

II. TIPOGRAFI
A. PENGERTIAN TIPOGRAFI
Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan
pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan
tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca
semaksimal mungkin.
Dikenal pula seni tipografi, yaitu karya atau desain yang menggunakan pengaturan
huruf sebagai elemen utama. Dalam seni tipografi, pengertian huruf sebagai lambang
bunyi bisa diabaikan.

B. SEJARAH TIPOGRAFI
Sejarah perkembangan tipografi dimulai dari penggunaan pictograph. Bentuk
bahasa ini antara lain dipergunakan oleh bangsa Viking Norwegia dan Indian Sioux. Di
Mesir berkembang jenis huruf Hieratia, yang terkenal dengan nama Hieroglif pada sekitar
abad 1300 SM. Bentuk tipografi ini merupakan akar dari bentuk Demotia, yang mulai
ditulis dengan menggunakan pena khusus. Bentuk tipografi tersebut akhirnya berkembang
sampai di Kreta, lalu menjalar ke Yunani dan akhirnya menyebar keseluruh Eropa.
Puncak perkembangan tipografi, terjadi kurang lebih pada abad 8 SM di Roma saat
orang Romawi mulai membentuk kekuasaannya. Karena bangsa Romawi tidak memiliki
sistem tulisan sendiri, mereka mempelajari sistem tulisan Etruska yang merupakan
penduduk asli Italia serta menyempurnakannya sehingga terbentuk huruf-huruf Romawi.
Saat ini tipografi mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan hingga
mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi
lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan
jumlahnya.

C. SEGI RUPA HURUF


Setiap bentuk huruf dalam sebuah alfabet memiliki keunikan fisik yang
menyebabkan mata kita dapat membedakan antara huruf ‘m’ dengan ‘p’ atau ‘C’ dengan
‘Q’. Sekelompok pakar psikologi dari Jerman dan Austria pada tahun 1900
memformulasikan sebuah teori yang dikenal dengan teori Gestalt. Teori ini berbasis pada
‘pattern seeking’ dalam perilaku manusia. Salah satu hukum persepsi dari teori ini
membuktikan bahwa untuk mengenal atau ‘membaca’ sebuah gambar diperlukan adanya
kontras antara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negative yang disebut
dengan ground.
• ANATOMI HURUF
Langkah awal untuk mempelajari tipografi adalah mengenali atau memahami
anatomi huruf. Gabungan seluruh komponen dari suatu huruf merupakan identifikasi
visual yang dapat membedakan antar huruf yang satu dengan yang lain. Apabila kita
telah memahami anatomi huruf secara baik, dengan mudah kita dapat mengenal sifat
dan karakteristik dari setiap jenis huruf. Berikut adalah terminologi yang umum
digunakan dalam penamaan setiap komponen visual yang terstruktur dalam fisik
huruf.
Setiap individu huruf, angka, dan tanda baca dalam tipografi disebut sebagai
character. Seluruh character secara optis rata dengan baseline. Tinggi dari badan
huruf kecil secara optis rata dengan x-height. Setiap character apakah huruf besar
atau kecil memiliki batang (stem) yang pada bagian ujung-ujungnya dapat
ditemukan beberapa garis akhir sebagai penutup yang disebut terminal. Pada
dasarnya setiap huruf terdiri dari kombinasi berbagai guratan garis (strokes) yang
terbagi menjadi dua, yaitu guratan garis dasar (basic stroke) dan guratan garis
sekunder (secondary stroke).
Apabila ditinjau dari sudut geometri, maka garis dasar yang mendominasi
struktur huruf dalam alfabet dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu:
1. Kelompok garis tegak-datar; EFHIL
2. Kelompok garis tegak-miring; AKMNVZXYW
3. Kelompok garis tegak-lengkung; BDGJPRU
4. Kelompok garis lengkung; COQS
Huruf memiliki dua ruang dasar bila ditinjau dalam hukum persepsi dari teori
Gestalt, yaitu figure dan ground. Apabila kita menelaah keberadaan ruang negatif
dari seluruh huruf maka secara garis besar dapat dipecah menjadi tiga kelompok,
yaitu:
1. Ruang negatif bersudut lengkung; BCDGOPQRSU
2. Ruang negatif bersudut persegi-empat, EFHILT
3. Ruang negatif bersudut persegi-tiga, AKMNVWXYZ
Perhitungan tinggi fisik huruf memiliki azas optikal-matematis, dalam pengertian
bahwa dalam perhitungan angka, beberapa huruf dalam alfabet memiliki tinggi yang
berbeda-beda, namun secara optis keseluruhan huruf tersebut terlihat sama tinggi.
Huruf yang memiliki bentuk lengkung dan segitiga lancip pada bagian teratas atau
terbawah dari badan huruf akan memiliki bidang lebih dibandingkan dengan huruf
yang memiliki bentuk datar. Apabila beberapa huruf tersebut dicetak secara
berdampingan akan tercapai kesamaan tinggi secara optis.

• SISTEM PENGUKURAN
Apabila kita perhatikan susunan huruf-huruf pada sebuah naskah dalam majalah,
buku atau pun brosur, maka akan terlihat bahwa susunan dari huruf-huruf tersebut
memiliki suatu disiplin dalam pengukuran dan proporsi. Hal tersebut biasanya
mencakup pengukuran tinggi huruf, panjang baris huruf, jarak antara huruf yang satu
dengan yang lain, serta jarak antarbaris.
• Point dan Pica
Tiga dasar sistem pengukuran dalam tipografi adalah: point (biasa disingkat
dengan pt), pica (dibaca: paika), dan unit. Point digunakan untuk mengukur tinggi
huruf, sedangkan pica digunakan untuk mengukur panjang baris. Pengukuran dari
lebar persatuan huruf serta jarak antar huruf dihitung dengan satuan unit.
Perhitungan unit hanya digunakan dalam proses yang menggunakan teknologi
phototypesetting dan digital composition – teknologi yang digunakan untuk
pengetikan dan pencetakan huruf agar dapat mendapatkan hasil cetak yang tajam dan
presisi. Pada tahun 1737, Pierre Fournier, seorang pembuat huruf (type founder) dari
Paris menemukan sistem pengukuran huruf dalam satuan point. Sistem pengukuran
huruf yang lain diperkenalkan 40 tahun kemudian oleh Francois Ambroise Didot dari
Perancis. Acuan yang dipakai sekarang adalah sistem Anglo-Saxon dengan
perhitungan 72 pt setara dengan 1 inch atau 2,539 cm. Sistem pengukuran tipografi
tersebut berawal dari teknik cetak movable type yang pada perkembangan berikutnya
diciptakan standarisasi pengukuran dan satuannya.
• x-height
x-height bukan merupakan sistem pengukuran huruf, namun besar kecilnya x-
height dapat mempengaruhi tinggi huruf secara visual. Di samping itu, perbedaan
jenis huruf serta proporsi antara x-height dan body size memiliki pengaruh terhadap
ukuran ascender dan descender. Besar kecilnya x-height memiliki pengaruh terhadap
jumlah huruf yang dapat terakomodasi dalam satu baris.
• em dan en
Spasi adalah berupa interval antar elemen tipografi yang mencakup: jarak antar
huruf atau yang disebut kerning, jarak antar kata atau yang disebut word spacing dan
jarak antarbaris atau yang disebut leading (dibaca:leding). Teknik tradisional yang
digunakan untuk pengukuran ruang jarak antar kata adalah penyisipan potongan
metal yang diletakkan di antara huruf yang satu dan yang lain. Potongan metal ini
disebut quad. Sebuah quad berbentuk persegi empat yang merupakan kotak sebesar
ukuran huruf. Quad memiliki satuan yang disebut sebagai em. Ukuran setengah dari
em adalah en. Apabila huruf dengan ukuran 10 pt maka em-quad-nya berukuran 10
pt x 10 pt.
• Kerning
Pengukuran jarak antarhuruf (kerning) dalam phototypesetting dan digital
composition dihitung dengan sistem unit. Sistem ini tidak memiliki acuan
pengukuran yang tetap, dalam pengertian bahwa unit memilikinilai yang berbeda-
beda tergantung kepada sistem yang digunakan. Em berupa kotak seukuran besarnya
huruf, kemudian bila kotak ini dibagi menjadi beberapa segmen yang sama besar,
maka setiap segmen ini disebut sebagai unit. Sebuah huruf ‘U’ dapat memiliki lebar
12 unit, sementara huruf ‘t’ dapat memiliki lebar 12 unit, sementara huruf ‘t’ dapat
memiliki lebar 6 unit.
• Leading
Pengukuran jarak antarbaris (leading) dihitung dengan menggunakan satuan
point. Teknik tradisional memakai lembaran metal yang disisipkan di antara baris.
Lembaran metal ini memiliki ketebalan yang beragam.
• KELUARGA HURUF
Keluarga huruf terdiri atas berbagai kembangan yang berakar dari struktur
bentuk dasar (regular) sebuah alfabet dan setiap perubahan berat huruf masih
memiliki kesinambungan bentuk. Perbedaan tampilan yang pokok dalam keluarga
huruf dibagi menjadi tiga bentuk pengembangan, yaitu: berat, proporsi, dan
kemiringan.
• Berat
Perubahan berat dari struktur bentuk dasar huruf terletak pada perbandingan
antara tinggi dari huruf yang tercetak dengan lebar stroke. Bila ditinjau dari berat
huruf, maka anggota dari keluarga huruf ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok
pokok, yaitu: light, regular, dan bold. Setiap anggota keluarga huruf baik light,
regular, dan bold memiliki kesamaan ciri fisik, namun dengan tampilnya perbedaan
berat dapat memberikan dampak visual yang berbeda. Seperti contoh, huruf bold
karena ketebalannya memiliki potensi yang kuat dalam menarik perhatian mata.
Biasanya kelompok huruf bold ini banyak sekali digunakan untuk judul (headline)
sebuah naskah, baik untuk iklan, poster, maupun media terapan lainnya.
• Proporsi
Perbandingan antara tinggi huruf yang tercetak dengan lebar dari huruf itu
sendiri dapat dibagi menjadi tiga kelompok bila ditinjau dari perbandingan proporsi
terhadap bentuk dasar huruf tersebut. Pembagiannya adalah condense, regular, dan
extended.
• Kemiringan
Huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi disebut italic. Huruf
italic ini biasanya digunakan untuk memberikan penekanan pada sebuah kata. Di
samping itu, huruf-huruf ini juga dipakai untuk menunjukkan istilah atau kata yang
berasal dari bahasa asing. Umumnya, huruf italic digunakan untuk teks dalam jumlah
yang tidak terlalu panjang, seperti untuk keterangan gambar (caption), highlight dari
naskah (copy blurb) serta kadang juga digunakan sebagai headline atau sub-head.
Apabila kita perhatikan secara seksama, huruf italic dirancang dengan sudut
kemiringan tertentu untuk mencapai toleransi terhadap kenyamanan mata kita dalam
membacanya. Sudut kemiringan yang terbaik adalah 12 derajat. Mata kita akan sukar
mengidentifikasikan huruf italic apabila sudut kemiringan lebih besar dari 12 derajat,
akan mempengaruhi keseimbangan bentuk huruf.
• Set Characters
Setiap alfabet memiliki berbagai character yang terdiri dari huruf besar atau yang
disebut uppercase (sering juga disebut dengan capitals atau caps) dan huruf kecil
atau yang disebut lowercase. Istilah ini berasal dari subsistem teknologi mesin cetak
yang awalnya ditemukan oleh Johan Gutenburg. Pada masa itu cetakan huruf yang
berupa potongan-potongan blok metal disimpan dalam sebuah kotak yang disebut
dengan type case. Huruf besar disimpan di dalam kotak pada bagian atas (upper
case), sedangkan huruf kecil diletakkan pada bagian bawah dari kotak (lower case).
Kelengkapan character dalam sebuah alfabet (set character) biasanya memiliki
uppercase yang berjumlah 26 dan lowercase dalam jumlah yang sama. Selain
uppercase dan lowercase masih terdapat berbagai jenis character yang melengkapi
sebuah alfabet. Sebagai catatan, setiap jenis huruf digital memiliki jumlah character
yang berbeda-beda, hal ini tergantung pada seberapa banyak si perancang huruf
mendesain jumlah character. Satu set characters yang lengkap biasanya terdiri dari
lebih 200 jenis character. Penambahan character seperti ligatures disebut sebagai
expert set characters.
Berikut adalah jenis-jenis character tambahan selain upper case dan lower case.
• Ligatures, Dua buah character atau lebih yang digabungkan menjadi satu kesatuan
unit. Seperti; fi, fl, Æ, æ, Œ
• Modern Figures, Angka-angka yang memiliki ketinggian yang sama dengan upper
case. Modern figures sering juga disebut sebagai lining figures.
• Old Style Figures, Angka-angka yang memiliki ketinggian yang sama dengan
meanline dari lower case.
• Foreign Accents, Character yang melengkapi sebuah set characters dalam sebuah
bahasa tertentu, seperti beberapa tanda baca atau huruf2 tertentu, seperti beberapa
tanda baca atau huruf-huruf tertentu seperti yang terdapat dalam bahasa Jerman
atau Prancis.
• Small Caps, Upper case yang memiliki tinggi yang sama dengan lower case (x-
height).
• Fractions, Angka-angka pecahan
• Punctuation Marks, Tanda-tanda baca

• KLASIFIKASI HURUF
Sering timbul pertanyaan yang dikaitkan dengan keberadaan ragam jenis bentuk
huruf digital yang hampir atau bahkan tidak memiliki korelasi dengan konvensi
klasifikasi huruf yang telah ada. Hal ini sebaiknya diabaikan, mengingat klasifikasi
huruf terakhir ditandai dengan tonggak sejarah kelahiran huruf Helvetica pada tahun
1957. Untuk lebih singkatnya, klasifikasi huruf dibuat berdasarkan atas latar
belakang sejarah perkembangan tipografi yang diambil dari momentum-momentum
penting dalam perjalanan sejarah penciptan dan pengembangan bentuk huruf.
Walaupun saat ini lahir beragam jenis bentuk huruf, dunia tipografi sekarang masih
banyak mengangkat jenis huruf-huruf lama, seperti Bodoni, Century, ataupun
Garamond yang direproduksi serta dimodifikasi dengan teknologi digital. Huruf-
huruf lama yang direproduksi kembali (revival type) oleh type foundry biasanya
dimodifikasi dengan desain yang berbeda. Selain perbedaan desain, kadang ditemui
juga perbedaan ukuran x-height. Untuk mengenali perusahaan mana yang
mereproduksi dapat dilihat dari kode yang tertulis di muka nama jenis huruf, seperti
A Garamond (‘A’ berarti Adobe) atau ITC Century (‘ITC’ berarti International Type
Corporation). Seperti halnya perbedaan desain, juga ditemukan perbedaan nama,
seperti huruf Helvetica dinamakan juga Switzerland, Claro, Vega ataupun Newton.
Penamaan ini tergantung kepada perusahaan mana yang mereproduksi huruf-huruf
tersebut. Perbedaan standardisasi ini dapat menimbulkan masalah dalam produksi
desain cetak. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya pada saat data di-serahkan
kepada biro separasi film, jangan lupa untuk menyertakan jenis-jenis huruf yang
digunakan.
Berikut adalah pengelompokan yang dibuat sesuai dengan urutan waktu
pembuatan beserta salah satu contoh hurufnya:
Old style (Garamond, 1617)
Transitional (Baskerville, 1757)
Modern (Bodoni, 1788)
Egyptian/Slab Serif (Century Expanded, 1895)
Sans Serif (Helvetica, 1957)
Display/Script (Copperplate)

• PARAGRAPH ( ¶ )
Paragraf adalah Kumpulan dari kalimat yang membentuk sebuah bentuk kotak
yang unik yang disebut kolom. Tanpa pemecahan atau pembagian paragraf, Teks
akan sangat sulit untuk dibaca, maka dari itu kita harus memberi perhatian khusus
pada bagaimana paragraf itu dibentuk. Desainer harus memperhatikan dan membuat
keputusan mengenai fitur-fitur paragraf berikut ini sebelum membangun sebuah
paragraf.
1. Lebar kolom
2. Font
3. Ukuran Font
4. Berat/bobot
5. Gaya (roman, italic)
6. Case (uppercase, large, and small caps or upper and lowercase)
7. Line spacing (leading)
8. Character spacing (tracking)
9. Paragraph spacing
10. Alignment (rata kiri, rata kanan, rata tengah atau justified)
11. First-line indents atau hanging indents
12. Hanging punctuation
13. Raised atau dropped initial capitals
14. Tanda penghubung atau hypenation

• ME-RENDER HURUF
Ketika kita bekerja dengan huruf entah itu untuk percetakan atau online
publishing, komputer yang akan menjadi mediumnya, dimana kita akan
mengumpulkan materi dan mengerjakan konsep dan desain yang akan dibuat. Oleh
karena itu kebutuhan akan pengetahuan grafis pada tampilan layar dan reproduksi
grafis sangat dibutuhkan untuk mendapatkan final output yang terlihat oleh target
audiens sesuai seperti apa yang kita harapkan.
• Bitmap
Dalam Tampilan layar monitor atau pun cetak digital, teks di render oleh ribuan
kumpulan grid mosaik berwarna berbentuk seperti titik yang disebut pixel untuk
membuat sebuah bentuk yang diinginkan. Susunan bentuk grid inilah yang disebut
dengan Bitmap. Bitmap sangat intensif terhadap memory, sebuah file harus
mengandung informasi tentang warna dan posisi dalam sebuah halaman di setiap
pixelnya. Ketika sebuah gambar bitmap di perbesar, software hanya bisa
memperbesar bentuk pixel pada gambar tersebut, sehingga mempengaruhi pixel asli
dari gambar tersebut dan bagian pixel yang kecil dan bergerigi akan menjadi terlihat
besar dan menjadikan gambar terlihat lebih bergerigi.
• Vektor
Vektor mendeskripsikan sebuah bentuk sebagai sebuah garis seperti garis lurus
atau garis melengkung yang saling menyatu dengan titik yang telah ditentukan.
Garis-garis tersebut (vektor) di rekam dalam bentuk file sebagai formula
matematika. Dan kemudian garis yang telah terbentuk di isi oleh pixel. Vektor
sangat baik untuk kualitas pengskalaan, ketika sebuah gambar vektor diperbesar,
posisi kordinat titik vektor di susun ulang dengan dikontrol oleh formula matematika
agar garis lurus dan lengkung pada titik-titik tersebut tetap konstan, dan bentuk baru
ini kemudian di isi oleh pixel sesuai dengan bentuk dari vektor tersebut tanpa ada
cacat pixel. File gambar vektor memakan memory lebih kecil dibandingkan dengan
file bitmap. Menggambar dengan vektor sangat efisien akan tetapi bagaimanapun
juga gambar vektor ini ketika bertemu dengan layar monitor harus di render sebagai
titik-titik matrix atau dengan kata lain garis vektor harus di konversi kedalam bentuk
bitmap. Informasi garis vektor di konversi menjadi bitmap untuk dicetak, bedanya
bitmap yang akan dicetak ini memiliki resolusi yang tinggi.

• HURUF DAN LAYAR KOMPUTER


Gambar dihadirkan di layar komputer oleh kumpulan titik-titik berwarna yang
disusun dalam grid yang rapat yang dinamakan pixel, kualitas on-screen rendering
dari huruf digital dihambat oleh kecilnya resolusi dari layar komputer yaitu, 72 pixel
per inch (ppi) di layar Macintosh dan 96 ppi di layar PC. Ukuran huruf yang kecil
akan tampil buruk dilayar dan sangat mengganggu dan masalahnya huruf berukuran
kecil sering digunakan dalam penkerjaan desktop publishing. Ukuran resolusi yang
rendah dari layar komputer tidak bisa menghadirkan detail yang baik, sehingga
ketika huruf berukuran kecil di raster dan disesuaikan dengan grid pixel, detail
dengan ukuran lebih kecil dari 1 pixel harus dibesarkan atau dihilangkan, ini
menyebabkan fitur seperti ketebalan stroke atau serif menjadi tidak konsisten atau
mungkin menjadi hilang dan akhirnya membentuk huruf dan ruang yang tidak baik.
Beberapa teknik diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut, teknik tersebut
dinamakan Hinting, font-font yang berkualitas tinggi telah melewati proses ini dan
mengandung informasi hinting. Saat meraster, software mengusahakan untuk
meratakan outline gambar terhadap grid pixel, hanya pixel yang jatuh di outline
gambar yang digunakan secara normal. Jika terdapat sedikit pixel untuk
menghadirkan huruf berukuran kecil dengan benar, perintah hinting digunakan untuk
membuat penyesuaian yang akan memberikan bentuk yang lebih baik secara optis.

• HURUF DAN MEDIA CETAK


Untuk melihat detail font dengan jelas bisa di capai dengan mencetaknya diatas
kertas, mesin cetak menggunakan titik kecil hitam atau berwarna untuk membentuk
sebuah gambar. Jumlah dot per inch (dpi) / titik per inci sangatlah jauh lebih baik
dibandingkan layar komputer dan oleh sebab itu gambar yang lebih detail bisa
dibentuk. Kebanyakan mesin cetak inkjet atau laserjet memiliki output resolusi 300
hingga 600 dpi, dan bahkan imagesetter memiliki output resolusi hingga 3000 dpi.
Saat ini mesin cetak inkjet dan laserjet sudah bisa menghasilkan kualitas cetak yang
sangat baik, tetapi jika diteliti lebih dekat akan terlihat formasi titik-titik yang
membentuk area gambar, mesin cetak tersebut tetap memiliki keterbatasan resolusi,
pembentukan gradasi dan warna. Secara kontras, titik-titik yang digunakan oleh
imagesetter sangatlah kecil hingga sulit dideteksi oleh visual, sehingga sudut-sudut
pada gambar dan huruf terlihat sempurna.
• Postscript
Adalah bahasa deskripsi halaman yang dipatenkan oleh Adobe. Mengkonversi
informasi vektor menjadi bitmap beresolusi tinggi untuk rendering berkualitas tinggi.
Adobe Type Manager (ATM) menggunakan postscript untuk menghasilkan bitmap
superior dari outline di pencitraan layar komputer.
• Inkjet Printer
Titik-titik mikroskopik dari tinta disemprotkan ke atas kertas dengan resolusi 300
hingga 1500 dpi. Dengan keterbatasan resolusi dan kualitas kertas banyak mesin
cetak inkjet murahan tidak mampu memaksimalkan postscript hingga tidak bisa
merender bentuk huruf dengan tepat. Tapi inkjet-inkjet keluaran terbaru yang
dilengkapi oleh postscript atau postscript simulation bisa menghasilkan output yang
sangat baik.
• Laser Printer
Kebanyakan Laser Printer sudah dilengkapi oleh software postscript, yang akan bisa
dengan baik menerjemahkan bentuk huruf dan pengaturan jarak dengan akurat,
walaupun mereka membuat tampilan yang ‘crisp’, laser printer mengalami hambatan
ketika ukuran ukuran gambar yang akan di cetak kecil. Karena partikel dari bubuk
toner digunakan untuk membuat gambar lebih lebih kecil dan huruf-huruf berstroke
tipis tampil lebih tebal ketika tercetak.
• Imagesetter
Imagesetter berbasis postscript, dengan menggunakan cermin putar dan sinar laser,
memberikan hasil gambar dengan kualitas tinggi, pemanfaatan eksposur fotografi
dikombinasikan dengan resolusi yang sangat tinggi untuk mendapatkan detail yang
sangat baik. Imagesetter mengarahkan cahaya keatas film, yang akan digunakan
untuk menyinarkan cahaya ke atas pelat cetakan. Gambar sekarang sudah berpindah
ke atas pelat yang sudah ditintakan dan gambar inilah yang akan dipindahkan keatas
kertas atau media cetak lainnya.
• Online Viewing
Online viewing adalah istilah aplikasi desain yang dibuat dengan tampilan yang
terlihat dilayar komputer adalah hasil akhir yang akan dilihat oleh pemirsa desain
contohnya, desain website atau multimedia interaktif. Permasalahan yang kerap
hadir dalam pengaplikasian online viewing adalah keterbatasan resolusi yang
dimiliki oleh layar monitor komputer yaitu 72 ppi untuk Macintosh dan 96 ppi untuk
PC sehingga memberikan efek yang tidak baik untuk penampilan-penampilan huruf
dalam ukuran kecil, oleh karena itu banyak desain-desain website yang
menggunakan huruf dengan ukuran besar untuk aplikasi text dan ini sangat
mengganggu untuk kenyamanan komposisi layout, dan juga permasalahan online
viewing yang berhubungan dengan resolusi belum terpecahkan. Untuk mengatasi
permasalahan resolusi ini hadirlah sebuah teknik yang dinamakan Antialiasing.
• Antialiasing
Terkadang menggunakan font dengan ukuran kecil adalah satu-satunya cara yang
memungkinkan untuk mendisplay text dengan ukuran kolom yang terbatas. Agar
font tetap terlihat baik di ukuran kecil tanpa kehilangan legibility nya, para pembuat
software membuat teknik antialiasing, teknik ini bekerja membandingkan garis
vektor dengan grid bitmap dan membaca bagian dari gambar atau huruf yang hilang
atau terdistorsi, lalu dengan kecanggihan teknologi, software memasukan pixel
berbentuk bayangan warna abu-abu yang bervariasi disekeliling bentuk huruf untuk
menciptakan ilusi mata bentuk stroke yang halus. Kekurangan dari teknik
antialiasing adalah teks dengan font berukuran kecil akan terlihat kurang hitam akan
tetapi kekurangan ini cukup terbayar dengan kehalusan dan integritas atas bentuk
huruf yang ditampilkan.

• TEKNOLOGI FONT
• Jenis Font
Dengan pesatnya pekembangan teknologi dalam dunia percetakan digital dan
komunikasi digital, dunia teknologi font telah melakukan langkah yang besar dengan
bermunculannya desain-desain huruf yang inovatif dan telah memperkaya dunia
desain komunikasi visual. Diperjalanan awal dari teknologi font digital, font didesain
dengan ukuran yang pasti seperti 9, 10, 12, 14, 18 dan 24 pt dengan menggunakan
standar bitmap layar komputer sehingga memiliki kelemahan ketika font harus
diperbesar atau diperkecil. Akan tetapi kini dengan kehadiran teknologi vektor dan
antialiasing teknologi font terus berkembang dengan meninggalkan teknologi
bitmap.
• Font Type 1 dan Postscript
Untuk mengatasi permasalahan pada font bitmap, Adobe membuat font
menggunakan Postscript page desription language. Font ini memiliki dua bagian,
satu set font bitmap berukuran pasti dan font berbasis postscript yang akan
memberikan informasi outline dari bentuk font tersebut. Sistem operasi seperti
Mac OS atau Windows menggunakan font bitmap untuk menggambar font di
layar, dan untuk ukuran bitmap yang diperbesar atau diperkecil sistem akan
menggunakan ukuran terdekat untuk menyesuaikan bentuk. Dan untuk keperluan
cetak-mencetak font dengan basis postscript akan digunakan dan di download ke
printer. Dengan menggunakan metode Bezier Curves dengan minimum
pemakaian empat buah titik untuk menghasilkan sebuah garis lengkung yang
terdiri dari dua titik akhir dan dua titik kontrol. Outline dari postscript ini dapat
diperbesar dan diperkecil tanpa batas dan menjaga bentuk huruf tetap baik.
Ketika printer telah menerima informasi outline vektor yang telah diskalakan,
makan betuk itu akan disi oleh pixel dan menciptakan sebuah gambar bitmap
dengan resolusi tinggi. Proses ini dinamakan rasterization (dari bahasa Jerman
“raster” yang berarti layar). Adobe membuat ATM (Adobe Type Manager) untuk
mengatasi permasalahan online viewing pada font, sehingga font bitmap tidak
lagi dgunakan dan lebih menggunakan informasi outline dari font postscript
untuk menciptakan bentuk huruf bitmap yang sesuai dengan resolusi layar
komputer, untuk semua ukuran font. Walaupun demikian di sistem Mac OS,
ATM tetap memerlukan satu file font bitmap yang di install agar nama font bisa
terbaca di menu font. Font Type 1 sekarang sudah menjadi standar dalam
software digital (ISO9541), dan di dunia, lebih dari 30000 font type 1 telah
didigitalisasi untuk keperluan typesetting.
• Truetype
Disamping dominasi dari dari font Type 1, Truetype ternyata lebih populer,
Truetype adalah font berbasis informasi outline juga dan format vektor nya bisa
di skala sesuai kebutuhan ukuran dengan akurasi yang tinggi. Truetype
menggunakan metoda Quadratic B-spline dengan menerapkan titik-titk secara
langsung pada garis dan bagian-bagian yang dilengkungkan. Kurang lebih
postscript dan truetype memiliki kapabilitas yang hampir sama sebagai font
berbasis outline atau scalable font. Software standar dari truetype dibuat oleh
Apple, akan tetapi kini juga bisa digunakan oleh sistem operasi Windows. Kedua
sistem tersebut memiliki Truetype Rasterizer yang menyediakan informasi untuk
penggambaran di layar dan output cetak. Truetype di rancang sebagai file tunggal
(suitcase), yang didalamnya sudah terdapat keluarga huruf dalam bentuk plain,
plain italic, bold dan bold italic membuat type font ini lebih rapih dalam
pendataan file dibandingkan Font Type 1.
• Multiple Master Font
Multiple Master adalah jenis font Type 1 yang dibuat khusus oleh Adobe
sehingga membedakan jenis sistem ini dengan sistem yang lain. Keunikan dari
Multiple Master Font adalah setiap character memiliki lebih dari satu outline
digital, sepasang outline merepresentasikan titik akhir dari sebuah garis desain
(design axis) dan font berbasis Multiple Master mengandung informasi titik
(axes) untuk berat, style ataupun penglihatan optis dan semua terdapat dalam satu
paket. Kelebihan dari Multiple Master Font adalah fleksibilitas bentuk huruf
untuk di kostumisasi tanpa distorsi bentuk ketika di perbesar atau diperkecil. File
dari Multiple Master Font lebih besar dibandingkan dengan yang lainnya, juga
dengan penamaan font sangat kompleks dan susah untuk di atur. Multiple Master
Font di identifikasikan dengan MM ditambah nama pendek dari huruf tersebut
contohnya ITCAvaGarMM. Dan biasanya diikuti oleh dua huruf dari informasi
titik (axes) seperti BD untuk Bold, XL untuk Light, NO untuk Normal, CN untuk
Condensed, dan OP untuk Optikal. Nominal angka untuk merepresentasikan nilai
axis. Dan jika kita membuat Multiple Master Font axis ini akan muncul dalam
huruf kecil.
• Unicode Font
Unicode adalah standard baru untuk menjabarkan characters set dalam sebuah
sistem, bekerja mirip dengan ASCII (American Standard Code for Information
Interchange). Biasanya dalam ASCII terdapat 200 set characters, tetapi dalam
Unicode bisa terdapat 65000 jenis characters sehingga Unicode sering digunakan
dalam informasi digital multi bahasa. Unicode bukan lah sebuah font encoder
(pembaca sandi-sandi font) tetapi hanya sebuah standar dimana informasi glyph
(outline bentuk sebuah font) sebuah font tersimpan.

• Opentype dan Truetype Open


Format font yang terbaru adalah jenis font OpenType dan TrueType Open yang
dibuat oleh dua perusahaan software raksasa yaitu Microsoft dan Adobe.
Kelebihan dari format ini adalah tidak adanya perbedaan format dan kapabilitas
yang tinggi untuk pertukaran basis sistem. Dan juga Opentype dan TrueTYpe
didesain sebagai single file sehingga memudahkan dalam pendataan font.
Stimulus dari pembuatan format ini adalah standar Unicode yang memungkinkan
sebuah font mengandung 65000 jenis characters. Termasuk expert character set
seperti ligatures, smallcaps, extra accent, pecahan dan characters spesial lainnya.
• Worldtype
Worldtype adalah format font yang dibuat oleh perusahaan font AGFA
Monotype, format ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan dari standar Unicode.

• MEMILIH FORMAT FONT


Tidak ada alasan yang bisa mendasari kita harus menggunakan Truetype atau
Type 1 secara khusus, karena tidak ada masalah jika kita menggunakan kedua-duanya
dalam satu sistem akan tetapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika kedua
jenis font ini disatukan yaitu ketika kita memasukkan nama font yang sama untuk
kedua jenis font karena hal ini akan membingungkan kita untuk memilih nama dan
membingungkan printer untuk memilih postscript yang mana yang akan digunakan.

• HAK CIPTA FONT


Pembajakan font adalah hal yang biasa, permasalahan ini sama saja dengan
pembajakan-pembajakan lainnya yang ada di dunia ini dari software hingga merk baju.
Sudah banyak kasus yang diajukan oleh pemilik dan pendesain font karena
penggunaan ilegal font yang sudah mereka buat, akan tetapi permasalahan ini kembali
menjadi permasalahan etika, sikap dan moralitas. Untuk font yang dibuat oleh
perusahaan-perusahaan font profesional, pembelian dan penggunaan font didasari oleh
lisensi yang didapat ketika font di beli oleh pengguna font. Dan lisensi ini memiliki
aturan yang membatasi penggunaan font tersebut untuk penggunaan disatu lingkungan
kerja saja. Dan hal ini berlaku juga ketika font dibawa ke tempat percetakan dimana
tempat percetakan tersebut tidak memiliki font tersebut kita tidak bisa mentransfer font
tersebut ke dalam komputer di tempat percetakan. Hal ini berjalan diatas hukum
moralitas dan etika ketika tidak ada pengawasan yang mendalam sehingga pembajakan
bisa terus ada. Perumpamaan yang terdapat didalam [www.typeright.org] yaitu,
seseorang membeli barang asli maka akan terlihat kualitas dan jaminan yang baik
dibandingkan dengan barang yang sama dengan merek yang lain. Orisinalitas kembali
menjadi bahan pertimbangan bagi sesuatu untuk dipakai, orang akan lebih menghargai
sesuatu yang orisinal karena terdapat usaha-usaha yang lebih untuk menghadirkan
karya tersebut hadir dan berguna untuk kita semua.

III. NIRMANA
A. PENGERTIAN NIRMANA
Nirmana adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seperti
titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Nirmana dapat
juga diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk dwimatra, trimatra yang harus
mempunyai nilai keindahan. Nirmana disebut juga ilmu tatarupa. Elemen –elemen seni
rupa dapat dikelompokan menjadi 4 bagian berdasarkan bentuknya.
1. Titik, titik adalah suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik
yang paling umum adalah bundaran sederhana, mampat, tak bersudut dan tanpa
arah.
2. Garis, garis adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang,
rangkaian masa dan warna.
3. Bidang, bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi
pajang, lebar dan luas; mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis.
4. Gempal, gempal adalah bentuk bidang yang mempunyai dimensi ketebalan dan
kedalaman.
Penyusunan merupakan suatu proses pengaturan atau disebut juga komposisi dari
bentuk-bentuk menjadi satu susunan yang baik. Ada beberapa aturan yang perlu
digunakan untuk menyusun bentuk-bentuk tersebut. Walaupun penerapan prinsip-prinsip
penyusunan tidak bersifat mutlak, namun karya seni yang tercipta harus layak disebut
karya yang baik. Perlu diketahui bahwa prinsip-prinsip ini bersifat subyektif terhadap
penciptanya.
Dalam ilmu desain grafis, selain prinsip-prinsip diatas ada beberapa prinsip utama
untuk tujuan komunikasi dari sebuah karya desain.
1. Ruang Kosong (White Space)Ruang kosong dimaksudkan agar karya tidak terlalu
padat dalam penempatannya pada sebuah bidang dan menjadikan sebuah obyek
menjadi dominan.
2. Kejelasan (Clarity)Kejelasan atau clarity mempengaruhi penafsiran penonton akan
sebuah karya. Bagaimana sebuah karya tersebut dapat mudah dimengerti dan tidak
menimbulkan ambigu/ makna ganda.
3. Kesederhanaan (Simplicity)Kesederhanaan menuntut penciptaan karya yang tidak
lebih dan tidak kurang. Kesederhanaan seing juga diartikan tepat dan tidak
berlebihan. Pencapaian kesederhanaan mendorong penikmat untuk menatap lama
dan tidak merasa jenuh.
4. Emphasis (Point of Interest)Emphasis atau disebut juga pusat perhatian,
merupakan pengembangan dominasi yang bertujuan untuk menonjolkan salah satu
unsur sebagai pusat perhatian sehingga mencapai nilai artistic.

Prinsip – prinsip dasar seni rupa


1. Kesatuan (Unity)Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang
sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat
karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau yang mengakibatkan karya tersebut
tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan. Jika
salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna, raut, arah, dll),
maka kesatuan telah tercapai.
2. Keseimbangan (Balance)Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar
nyaman dipandang dan tidak membuat gelisah. Seperti halnya jika kita melihat
pohon atau bangunan yang akan roboh, kita measa tidak nyaman dan cenderung
gelisah. Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh suatu benda jika semua
dayan yang bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni keseimbangan ini tidak
dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan dimana semua bagian dalam
sebuah karya tidak ada yang saling membebani.
3. Proporsi (Proportion)Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh
keserasian. Untuk memperoleh keserasian dalam sebuah karya diperlukan
perbandingan –perbandingan yang tepat. Pada dasarnya proporsi adalah
perbandingan matematis dalam sebuah bidang. Proporsi Agung (The Golden
Mean) adalah proporsi yang paling populer dan dipakai hingga saat ini dalam
karya seni rupa hingga karya arsitektur. Proporsi ini menggunakan deret bilangan
Fibonacci yang mempunyai perbandingan 1:1,618, sering juga dipakai 8 : 13.
Konon proporsi ini adalah perbandingan yang ditemukan di benda-benda alam
termasuk struktur ukuran tubuh manusia sehingga dianggap proporsi yang
diturunkan oleh Tuhan sendiri. Dalam bidang desain proporsi ini dapat kita lihat
dalam perbandingan ukuran kertas dan layout halaman.
4. Irama (Rhythm)Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus.
Dalam bentuk –bentuk alam bisa kita ambil contoh pengulangan gerak pada ombak
laut, barisan semut, gerak dedaunan, dan lain-lain. Prinsip irama sesungguhnya
adalah hubungan pengulangan dari bentuk –bentuk unsur rupa.
5. Dominasi (Domination)Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang
harus ada dalam karya seni dan deisan. Dominasi berasal dari kata Dominance
yang berarti keunggulan . Sifat unggul dan istimewa ini akan menjadikan suatu
unsure sebagai penarik dan pusat perhatian. Dalam dunia desain, dominasi sering
juga disebut Center of Interest, Focal Point dan Eye Catcher. Dominasi
mempunyai bebrapa tujuan yaitu utnuk menarik perhatian, menghilangkan
kebosanan dan untuk memecah keberaturan.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari beberapa referensi yang kami baca maka kami sebagai penulis dapat
meyimpulkan bahwa :
1. Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan
kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Tujuan utama
layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif
dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang
disajikan.
2. Sedangkan tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata
huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk
menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk
mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
3. Dan nirmana adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen
visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang
harmonis. Nirmana dapat juga diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk
dwimatra, trimatra yang harus mempunyai nilai keindahan.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa karya tulis ini memiliki banyak sekali
kekurangan, sehingga kami sebagai penulis mengharapkan semua kritik dan saran yang
membangun. Sekian dulu tulisan kami ini semoga bermanfaat terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.wikipedia.org
http://www.satriamultimedia.com
http://www.microsoft.com/typography/

You might also like