You are on page 1of 37

Beberapa sifat kimia kalium manganat(VII)

Kalium manganat(VII) (kalium permanganat) merupakan agen pengoksidasi yang kuat.

Penggunaan kalium manganat(VII) sebagai agen pengoksidasi dalam kimia organik

Kalium manganat(VII) biasa digunakan dalam larutan netral atau larutan yang bersifat
basa dalam kimia organik. Pengasaman kalium manganat(VII) cenderung untuk lebih
meningkatkan kekuatan destruktif agen pengoksidasi, memecah ikatan-ikatan karbon-
karbon.

Larutan kalium manganat(VII) biasa dibuat sedikit basa dengan larutan natrium karbonat,
dan perubahan warna yang khas adalah sebagai berikut:

Pada pengujian untuk ikatan rangkap C=C

Kalium manganat(VII) mengoksidasi ikatan rangkap karbon-karbon, dan berlangsung


melalui perubahan warna diatas.

Etana, sebagai contoh, di oksidasi menjadi etana-1,2-diol.

Oksigen dalam tanda kurung persegi berarti ”oksigen dari agen pengoksidasi”. Ini
merupakan singkatan dari persamaan yang banyak digunakan dalam kimia organik.
Kamu pasti sangat tidak menyukai untuk menulis persamaan ion yang lengkap untuk
reaksi tersebut pada tingkatan ini.

Sejujurnya, pengujian ini bukanlah suatu tes yang baik untuk ikatan rangkap karbon-
karbon, karena semua yang mengalami reduksi dapat memiliki efek yang sama pada
larutan kalium manganat(VII).
Akan tetapi, kamu dapat menggunakan reaksi sederhana ini sebagai cara untuk membuat
diol.

Pada oksidasi rantai cabang aromatik

Larutan kalium menganat(VII) yang bersifat basa mengoksidasi semua rantai cabang
yang melekat pada pada cincin benzen menjadi satu grup -COOH. Pemanasan yang lama
sangat diperlukan pada tahap ini.

Sebagai contoh:

Pada kasus rantai cabang etil, kamu juga akan memperoleh karbon dioksida. Dengan
rantai cabang yang lebih panjang, kamu dapat memilah campuran produk yang lain –
tetapi pada tiap kasus, produk utama adalah asam benzoat.

Penggunaan kalium manganat(VII) sebagai agen pengoksidasi dalam titrasi

Latar belakang

Larutan kalium manganat(VII) digunakan untuk menentukan konsentrasi semua agen


pengoksidasi yang dipilah. Kalium manganat(VII) selalu digunakan dalam larutan asam.

Sebagai contoh, kalium manganat(VII) mengoksidasi

• Ion besi(II) menjadi ion besi(III)

• Larutan hidrogen peroksida menjadi oksigen

• Asam etandioat (asam oksalat) menjadi karbon dioksida (reaksi ini berlangsung
dalam kondisi panas).
• Ion sulfit (ion sulfat(IV)) menjadi ion sulfat (ion sulfat(VI))

Pada setiap kasus, persamaan setengah reaksi untuk ion manganat(VII) daalm larutan
asam adalah:

Persamaan tersebut dapat digabungkan untuk memberikan kamu persamaan ion secara
keseluruhan untuk setiap kemungkinan reaksi. Hal ini, tentunya, juga memberikan
kepada kamu suatu perbandingan reaksi.

Sebagai contoh, ketika persamaan digabungkan, kamu menemukan bahwa 1 mol ion
MnO4- bereaksi dengan 5 mol ion Fe2+. Melalui informasi yang diperoleh tersebut,
perhitungan titrasi sama seperti yang lain.

Melakukan titrasi

Larutan kalium manganat(VII) selalu dimasukkan ke dalam buret, dan larutan yang lain
ditempatkan dalam labu yang diasamkan dengan asam sulfat encer terlebih dahulu.

Larutan kalium manganat(VII) menetes kedalam labu dan menjadikannya tidak berwarna.
Titik akhir adalah warna merah muda permanen yang muncul pertama kali dalam larutan
yang menunjukkan adanya sedikit ion manganat(VII) berlebih.

Permasalahan pada penggunaan larutan kalium manganat(VII)

Terdapat dua hal yang perlu kamu ketahui:

• Kalium manganat(VII) tidak dapat digunakan pada titrasi yang mengandung ion-
ion klorida atau bromida yang mana kedua ion tersebut dapat teroksidasi. Jumlah
kalium manganat(VII) yang tidak diketahui digunakan dalam reaksi samping, dan
pasti hasil titrasi tidak akurat.

Hal inilah yang menyebabkan kenapa kamu tidak boleh mengasamkan larutan
dengan asam klorida.
• Kalium manganat(VII) bukan standar primer. Ini berarti bahwa kalium
manganat(VII) tidak dapat dibuat untuk menghasilkan larutan stabil yang
konsentrasinya diketahui dengan akurat.

Kalium manganat(VII) berwarna kuat dan ini memungkinkan untuk dilihat ketika
kristal yang kamu gunakan dilarutkan semuanya, dan untuk jangka waktu yang
lama kalium manganat(VII) dapat mengoksidasi air yang terlarut menjadi
oksigen.

Botol larutan kalium manganat(VII) selalu memiliki endapan coklat pada bagian
atasnya. Endapan ini adalah mangan(IV) oksida – yang dihasilkan ketika ion
manganat(VII) bereaksi dengan air.

Kamu dapat membuat larutan yang kamu mau secukupnya, dan kemudian di
standarisasi melalui titrasi. Standarisasi sering kali dilakukan dengan larutan asan
etandioat (asam oksalat), karena larutan asam etandioat (asam oksalat) merupakan
standar primer.

Redoks (singkatan dari reaksi reduksi/oksidasi) adalah istilah yang menjelaskan


berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia.

Hal ini dapat berupa proses redoks yang sederhana seperti oksidasi karbon yang
menghasilkan karbon dioksida, atau reduksi karbon oleh hidrogen menghasilkan
metana(CH4), ataupun ia dapat berupa proses yang kompleks seperti oksidasi gula pada
tubuh manusia melalui rentetan transfer elektron yang rumit.

Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi. Ia dapat dijelaskan
dengan mudah sebagai berikut:

• Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion
• Reduksi menjelaskan penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion.

Walaupun cukup tepat untuk digunakan dalam berbagai tujuan, penjelasan di atas
tidaklah persis benar. Oksidasi dan reduksi tepatnya merujuk pada perubahan bilangan
oksidasi karena transfer elektron yang sebenarnya tidak akan selalu terjadi. Sehingga
oksidasi lebih baik didefinisikan sebagai peningkatan bilangan oksidasi, dan reduksi
sebagai penurunan bilangan oksidasi. Dalam prakteknya, transfer elektron akan selalu
mengubah bilangan oksidasi, namun terdapat banyak reaksi yang diklasifikasikan sebagai
"redoks" walaupun tidak ada transfer elektron dalam reaksi tersebut (misalnya yang
melibatkan ikatan kovalen).

Reaksi non-redoks yang tidak melibatkan perubahan muatan formal (formal charge)
dikenal sebagai reaksi metatesis

Oksidator dan reduktor


Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi senyawa lain
dikatakan sebagai oksidatif dan dikenal sebagai oksidator atau agen oksidasi. Oksidator
melepaskan elektron dari senyawa lain, sehingga dirinya sendiri tereduksi. Oleh karena ia
"menerima" elektron, ia juga disebut sebagai penerima elektron. Oksidator bisanya
adalah senyawa-senyawa yang memiliki unsur-unsur dengan bilangan oksidasi yang
tinggi (seperti H2O2, MnO4−, CrO3, Cr2O72−, OsO4) atau senyawa-senyawa yang sangat
elektronegatif, sehingga dapat mendapatkan satu atau dua elektron yang lebih dengan
mengoksidasi sebuah senyawa (misalnya oksigen, fluorin, klorin, dan bromin).

Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mereduksi senyawa lain dikatakan


sebagai reduktif dan dikenal sebagai reduktor atau agen reduksi. Reduktor melepaskan
elektronnya ke senyawa lain, sehingga ia sendiri teroksidasi. Oleh karena ia
"mendonorkan" elektronnya, ia juga disebut sebagai penderma elektron. Senyawa-
senyawa yang berupa reduktor sangat bervariasi. Unsur-unsur logam seperti Li, Na, Mg,
Fe, Zn, dan Al dapat digunakan sebagai reduktor. Logam-logam ini akan memberikan
elektronnya dengan mudah. Reduktor jenus lainnya adalah reagen transfer hidrida,
misalnya NaBH4 dan LiAlH4), reagen-reagen ini digunakan dengan luas dalam kimia
organik[1][2], terutama dalam reduksi senyawa-senyawa karbonil menjadi alkohol. Metode
reduksi lainnya yang juga berguna melibatkan gas hidrogen (H2) dengan katalis
paladium, platinum, atau nikel, Reduksi katalitik ini utamanya digunakan pada reduksi
ikatan rangkap dua ata tiga karbon-karbon.

Cara yang mudah untuk melihat proses redoks adalah, reduktor mentransfer elektronnya
ke oksidator. Sehingga dalam reaksi, reduktor melepaskan elektron dan teroksidasi, dan
oksidator mendapatkan elektron dan tereduksi. Pasangan oksidator dan reduktor yang
terlibat dalam sebuah reaksi disebut sebagai pasangan redoks.

[sunting] Contoh reaksi redoks


Salah satu contoh reaksi redoks adalah antara hidrogen dan fluorin:

Kita dapat menulis keseluruhan reaksi ini sebagai dua reaksi setengah: reaksi oksidasi

dan reaksi reduksi

Penganalisaan masing-masing reaksi setengah akan menjadikan keseluruhan proses kimia


lebih jelas. Karena tidak terdapat perbuahan total muatan selama reaksi redoks, jumlah
elektron yang berlebihan pada reaksi oksidasi haruslah sama dengan jumlah yang
dikonsumsi pada reaksi reduksi.

Unsur-unsur, bahkan dalam bentuk molekul, sering kali memiliki bilangan oksidasi nol.
Pada reaksi di atas, hidrogen teroksidasi dari bilangan oksidasi 0 menjadi +1, sedangkan
fluorin tereduksi dari bilangan oksidasi 0 menjadi -1.

Ketika reaksi oksidasi dan reduksi digabungkan, elektron-elektron yang terlibat akan
saling mengurangi:
Dan ion-ion akan bergabung membentuk hidrogen fluorida:

[sunting] Reaksi penggantian

Redoks terjadi pada reaksi penggantian tunggal atau reaksi substitusi. Komponen redoks
dalam tipe reaksi ini ada pada perubahan keadaan oksidasi (muatan) pada atom-atom
tertentu, dan bukanlah pada pergantian atom dalam senyawa.

Sebagai contoh, reaksi antara larutan besi dan tembaga(II) sulfat:

Persamaan ion dari reaksi ini adalah:

Terlihat bahwa besi teroksidasi:

dan tembaga tereduksi:

[sunting] Contoh-contoh lainnya

• Besi(II) teroksidasi menjadi besi(III)

• hidrogen peroksida tereduksi menjadi hidroksida dengan keberadaan sebuah


asam:

H2O2 + 2 e− → 2 OH−

Persamaan keseluruhan reaksi di atas adalah:

2Fe2+ + H2O2 + 2H+ → 2Fe3+ + 2H2O


• denitrifikasi, nitrat tereduksi menjadi nitrogen dengan keberadaan asam:

2NO3− + 10e− + 12 H+ → N2 + 6H2O

• Besi akan teroksidasi menjadi besi(III) oksida dan oksigen akan tereduksi
membentuk besi(III) oksida (umumnya dikenal sebagai perkaratan):

4Fe + 3O2 → 2 Fe2O3

• Pembakaran hidrokarbon, contohnya pada mesin pembakaran dalam,


menghasilkan air, karbon dioksida, sebagian kecil karbon monoksida, dan energi
panas. Oksidasi penuh bahan-bahan yang mengandung karbon akan menghasilkan
karbon dioksida.
• Dalam kimia organik, oksidasi seselangkah (stepwise oxidation) hidrokarbon
menghasilkan air, dan berturut-turut alkohol, aldehida atau keton, asam
karboksilat, dan kemudian peroksida.

[sunting] Reaksi redoks dalam industri


Proses utama pereduksi bijih logam untuk menghasilkan logam didiskusikan dalam
artikel peleburan.

Oksidasi digunakan dalam berbagai industri seperti pada produksi produk-produk


pembersih.

Reaksi redoks juga merupakan dasar dari sel elektrokimia.

[sunting] Reaksi redoks dalam biologi


Atas: asam askorbat (bentuk tereduksi Vitamin C)
Bawah: asam dehidroaskorbat (bentuk teroksidasi Vitamin C)

Banyak proses biologi yang melibatkan reaksi redoks. Reaksi ini berlangsung secara
simultan karena sel, sebagai tempat berlangsungnya reaksi-reaksi biokimia, harus
melangsungkan semua fungsi hidup. Agen biokimia yang mendorong terjadinya oksidasi
terhadap substansi berguna dikenal dalam ilmu pangan dan kesehatan sebagai oksidan.
Zat yang mencegah aktivitas oksidan disebut antioksidan.

Pernapasan sel, contohnya, adalah oksidasi glukosa (C6H12O6) menjadi CO2 dan reduksi
oksigen menjadi air. Persamaan ringkas dari pernapasan sel adalah:

C6H12O6 + 6 O2 → 6 CO2 + 6 H2O


Proses pernapasan sel juga sangat bergantung pada reduksi NAD+ menjadi NADH
dan reaksi baliknya (oksidasi NADH menjadu NAD+). Fotosintesis secara esensial
merupakan kebalikan dari reaksi redoks pada pernapasan sel:
6 CO2 + 6 H2O + light energy → C6H12O6 + 6 O2

Energi biologi sering disimpan dan dilepaskan dengan menggunakan reaksi redoks.
Fotosintesis melibatkan reduksi karbon dioksida menjadi gula dan oksidasi air menjadi
oksigen. Reaksi baliknya, pernapasan, mengoksidasi gula, menghasilkan karbon dioksida
dan air. Sebagai langkah antara, senyawa karbon yang direduksi digunakan untuk
mereduksi nikotinamida adenina dinukleotida (NAD+), yang kemudian berkontribusi
dalam pembentukan gradien proton, yang akan mendorong sintesis adenosina trifosfat
(ATP) dan dijaga oleh reduksi oksigen. Pada sel-sel hewan, mitokondria menjalankan
fungsi yang sama. Lihat pula Potensial membran.

Istilah keadaan redoks juga sering digunakan untuk menjelaskan keseimbangan antara
NAD+/NADH dengan NADP+/NADPH dalam sistem biologi seperti pada sel dan organ.
Keadaan redoksi direfleksikan pada keseimbangan beberapa set metabolit (misalnya
laktat dan piruvat, beta-hidroksibutirat dan asetoasetat) yang antarubahannya sangat
bergantung pada rasio ini. Keadaan redoks yang tidak normal akan berakibat buruk,
seperti hipoksia, guncangan (shock), dan sepsis.

[sunting] Siklus redoks

Berbagai macam senyawa aromatik direduksi oleh enzim untuk membentuk senyawa
radikal bebas. Secara umum, penderma elektronnya adalah berbagai jenis flavoenzim dan
koenzim-koenzimnya. Seketika terbentuk, radikal-radikal bebas anion ini akan mereduksi
oskigen menjadi superoksida. Reaksi bersihnya adalah oksidasi koenzim flavoenzim dan
reduksi oksigen menjadi superoksida. Tingkah laku katalitik ini dijelaskan sebagai siklus
redoks.

Contoh molekul-molekul yang menginduksi siklus redoks adalah herbisida parakuat, dan
viologen dan kuinon lainnya seperti menadion. [3]PDF (2.76 MiB)

[sunting] Menyeimbangkan reaksi redoks


Untuk menuliskan keseluruhan reaksi elektrokimia sebuah proses redoks, diperlukan
penyeimbangan komponen-komponen dalam reaksi setengah. Untuk reaksi dalam
larutan, hal ini umumnya melibatkan penambahan ion H+, ion OH-, H2O, dan elektron
untuk menutupi perubahan oksidasi.

[sunting] Media asam

Pada media asam, ion H+ dan air ditambahkan pada reaksi setengah untuk
menyeimbangkan keseluruhan reaksi. Sebagai contoh, ketika mangan(II) bereaksi dengan
natrium bismutat:

Reaksi ini diseimbangkan dengan mengatur reaksi sedemikian rupa sehingga dua
setengah reaksi tersebut melibatkan jumlah elektron yang sama (yakni mengalikan reaksi
oksidasi dengan jumlah elektron pada langkah reduksi, demikian juga sebaliknya).

Reaksi diseimbangkan

Hal yang sama juga berlaku untuk sel bahan bakar propana di bawah kondisi asam:
Dengan menyeimbangkan jumlah elektron yang terlibat:

Persamaan diseimbangkan:

[sunting] Media basa

Pada media basa, ion OH- dan air ditambahkan ke reaksi setengah untuk
menyeimbangkan keseluruhan reaksi.Sebagai contoh, reaksi antara kalium permanganat
dan natrium sulfit:

Dengan menyeimbangkan jumlah elektron pada kedua reaksi setengah di atas:

Persamaan diseimbangkan:

Alkena dan Kalium Manganat(VII)


Ditulis oleh Jim Clark pada 17-10-2007

Halaman ini membahas tentang reaksi antara ikatan karbon-karbon rangkap pada
senyawa-senyawa alkena seperti etena dengan larutan kalium manganat(VII) (larutan
kalium permanganat).

Oksidasi alkena

Fakta-fakta

Alkena bereaksi dengan larutan kalium manganat(VII) dalam suasana dingin. Perubahan
warna tergantung pada apakah kalium manganat(VII) digunakan dalam kondisi asam atau
basa.
Jika larutan kalium manganat(VII) diasamkan dengan asam sulfat encer, maka larutan
akan berubah warna dari ungu menjadi tidak berwarna.

Jika larutan kalium manganat(VII) dijadikan sedikit bersifat basa (biasanya dengan
menambahkan larutan natrium karbonat), larutan ungu pertama-tama berubah menjadi
hijau tua dan selanjutnya menghasilkan endapan berwarna coklat gelap.

Sifat kimia reaksi

Kita akan melihat reaksi dengan etena. Alkena-alkena yang lain bereaksi persis sama
dengan etena.

Ion-ion manganat(VII) merupakan agen pengoksidasi kuat, dan etena dioksidasi menjadi
etana-1,2-diol (nama lama: etilen glikol).

Jika persamaan reaksinya ditinjau murni dari sudut pandang reaksi organik, maka dapat
dituliskan:

Persamaan reaksi lengkapnya tergantung pada kondisi-kondisi reaksi.

Dibawah kondisi asam, ion-ion manganat(VII) direduksi menjadi ion-ion mangan(II).

Dibawah kondisi basa, ion-ion manganat(VII) pertama-tama direduksi menjadi ion-ion


manganat(VI) yang berwarna hijau sesuai persamaan berikut:

dan selanjutnya direduksi menjadi padatan mangan(IV) oksida yang berwarna coklat
gelap (mangan oksida).
Reaksi yang terakhir ini juga merupakan reaksi yang akan terjadi apabila reaksi
berlangsung pada kondisi netral. Hanya saja tidak ditemukan lagi adanya ion hidrogen
atau ion hidroksida pada sebelah kiri persamaan reaksi.

Komplikasi-komplikasi

Produk yang terbentuk dari reaksi antara etena dengan Kalium Manganat(VII), yakni
etana-1,2-diol, agak mudah dioksidasi oleh ion-ion manganat(VII), sehingga reaksi tidak
akan terhenti setelah produk ini dihasilkan sebelum larutan kalium manganat(VII) sangat
encer, sangat dingin, dan tidak pada kondisi asam.

Ini berarti bahwa reaksi ini tidak terlalu bermanfaat untuk digunakan dalam pembuatan
etana-1,2-diol. Reaksi ini hanya bermanfaat dalam pengujian ikatan karbon-karbon
rangkap – meski tidak begitu bagus!

Penggunaan reaksi etena dengan kalium manganat(VII) untuk menguji keberadaan


ikatan C=C

Jika sebuah senyawa organik bereaksi dengan kalium manganat(VII) basa yang encer
menghasilkan larutan hijau yang diikuti dengan endapan coklat gelap, maka senyawa
organik tersebut kemungkinan mengandung sebuah ikatan rangkap C=C. Akan tetapi,
senyawa organik tersebut bisa jadi salah satu dari banyak senyawa lain yang semua
kandungannya bisa dioksidasi oleh ion-ion manganat(VII) dibawah kondisi basa.

Apabila larutan kalium manganat(VII) dalam kondisi asam maka situasinya lebih buruk
lagi karena larutan ini memiliki kecenderungan untuk memutus ikatan karbon-karbon.
Larutan ini bereaksi keras dengan berbagai senyawa organik dan jarang digunakan dalam
kimia organik.

Anda dapat menggunakan larutan kalium manganat(VII) basa untuk menguji keberadaan
ikatan C=C jika, misalnya, anda hanya ingin menentukan apakah sebuah hidrokarbon
adalah alkana atau alkena – dengan kata lain, jika tidak ada lagi zat lain di dalamnya yang
bisa dioksidasi.

Reaksi uji ini tidak begitu bermanfaat. Penggunaan air bromin jauh lebih jelas hasilnya.

RENCANA TANGGAP DARURAT BAHAN KIMIA


Respon terhadap tumpahan bahan kimia atau buangan
lain mungkin mengandung banyak kegiatan yang
berbeda dan mungkin terkait dengan syarat peraturan
yang bermacam-macam. Kegiatan dan prosedur
respon juga tidak akan terduga tergantung dari sifat
alamiah dan jumlah bahan yang terbuang. Bila
perusahaan menyimapan bahan kimia dalam jumlah
besar yang dikirim dengan tempat yang besar (truk
tanker atau kereta), maka harus disiapkan tindakan
untuk merespon insiden atas bahan dalam jumlah
besar. Bahan yang terbuang dalam jumlah besar
mungkin memerlukan evakuasi perusahaan, tempat
tumpahan, dan pembersihan dan pembuangan bahan
sisa limbah. Jumlah bahan yang terbuang dalam
jumlah kecil mungkin hanya memerlukan sedikit
persiapan lanjutan.

Secara umum, prosedur tanggap darurat harus


ditargetkan untuk bahan kimia yang disimpan dalam
tangki besar atau digunakan secara luas di
perusahaan, dengan persyaratan terdapat semua
pelaporan peraturan yang spesifik pada saat
terbuangnya bahan kimia, dan pada bahan berbahaya
yang akut, walaupun dalam jumlah kecil. Apakah
insiden mengandung tumpahan bahan berbahaya
atau terbuangnya gas atau uap, koordinasi
masyarakat merupakan hal yang kritis bila
terbuangnya bahan kimia mungkin memiliki dampak
keluar perusahaan. Karenanya, perusahaan yang
mungkin mengalami terbuangnya bahan kimia
dengan potensi berdampak keluar perusahaan harus
memiliki suatu mekanisme dalam memberikan
peringatan dini yang memberitahukan bangunan
tetangga dan masyarakat. Menggunakan sensor dan
detektor kebocoran bahan kimia yang tepat dapat
membantu memberikan peringatan dini saat terjadi
terbuangnya bahan kimia.

Pelepasan atau kecelakaan dalam waktu cepat yang


melibatkan bahan kimia berbahaya dapat menjadi
ancaman bagi karyawan perusahaan,masyarakat, dan
lingkungannya.

Persiapan-persiapan ini harus menjamin bahwa


prosedur yang efektif dilakukan untuk mengendalikan
setiap potensi keadaan darurat akibat bahan kimia
ini. Rencana ini memberikan alat bantu yang penting
untuk mengevaluasi bahaya bahan kimia di
perusahaan dan menjamin cara-cara yang tepat
ditempat untuk mengontrol bahan kimia tersebut
pada situasi darurat.

Rencana ini juga dimaksudkan untuk membantu


perusahaan untuk mengembangkan prosedur
tanggapan darurat atas bahan kimia. Saat
mengembangkan prosedur-prosedur ini, perusahaan
harus memperhatikan peraturan setempat yang
mungkin mengharapkan kegiatan respon khusus dan
pemberitahuan pada lembaga setempat yang
berwenang. Prosedur yang mungkin perlu
dikembangkan oleh perusahaan mungkin berbeda
tergantung dari bahan kimia yang digunakan.

Pengendalian bahaya-bahaya bahan kimia


menyangkut manajemen resiko dan prosedur
tanggap darurat. Kegiatan manajemen resiko
memainkan peran penting dalam pencegahan
kecelakaan terlepasnya dan keadaan darurat bahan
kimia.
A. PERSYARATAN
Kecelakaan atau lepasnya bahan kimia dapat
menimbulkan situasi yang mengancam karyawan,
masyarakat, dan lingkungan. Persyaratan yang
mengarah pada bahaya kimia merupakan cerminan
dari bahan kimia yang digunakan di perusahaan.
Suatu proses dua langkah harus dilakukan untuk
menggambarkan bahaya bahan kimia:
(1) Identifikasi dan evaluasi bahan kimia dan
(2) Menjamin adanya peralatan untuk mengendalikan
bahaya bahan kimia. Penggambaran ini akan
membantu perusahaan dalam mempersiapkan dan
menanggapi dengan benar keadaan darurat yang
melibatkan bahaya bahan kimia.

B. EVALUASI BAHAYA BAHAN KIMIA


Semua bahan kimia di perusahaan harus dievaluasi
untuk menentukan beragamnya efek bahan – bahan
tersebut dalam kondisi buruk, seperti suatu keadaan
darurat atau tumpahan/buangan. Untuk mengerjakan
evaluasi bahaya bahan kimia, perusahaan pertama
kali harus menentukan bahan apa yang ada
didalamnya. Kemudian, harus diidentifikasikan
bahaya yang berhubungan dengan setiap bahan
kimia. Informasi bahaya bahan kimia harus dievaluasi
dengan membandingkan kuantitas dan potensi resiko
dari suatu keadaan darurat akibat bahan kimia
tersebut. Metode ini akan membantu perusahaan
untuk mencapai target aktivitas perencanaan
keadaan darurat bahan kimia.

Perusahaan pertama kali harus mengembangkan


Daftar Bahan Kimia Yang Disetujui, yang memuat
daftar bahan kimia yang sedang digunakan atau
disimpan di perusahaan. Untuk setiap bahan kimia
pada Daftar Bahan Kimia Yang Disetujui, Formulir
Identifikasi dan pelacakan Bahan Kimia harus diisi
yang mengidentifikasikan nama bahan kimia, lokasi
penggunaan atau penyimpanan, perkiraan kuantitas,
dan kelas bahan kimia (seperti mudah terbakar,
korosif, radioaktif, beracun, dan lain-lain. Formulir ini
termasuk informasi bahaya bahan kimia dan respon
terhadap bahan kimia.

Perusahaan harus menggunakan lembar data


keselamatan bahan (MSDS-Material Safety Data
Sheets) yang berlaku dan pelabelan bahan kimia
untuk menentukan bahaya yang terkait dengan setiap
bahan kimia. Lembar data keselamatan bahan (MSDS)
harus mudah dijangkau oleh karyawan sebagai acuan
pada saat terjadi keadaan darurat bahan kimia.
Semua wadah bahan kimia (seperti tangki, drum,
botol, pipa, dll.) harus diberi label dengan benar.
Label-label ini harus diberi nama bahan kimia dan
peringatan akan bahaya yang cepat. Identifikasi
wadah dan peringatan yang benar merupakan
kesatuan dari tanggap darurat atas buangan bahan
kimia.

C.P3K ATAS KERACUNAN


Cara pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
terhadap korban yang terkena bahan toksik, secara
garis besar adalah sebagai berikut :
• Bila bahan kimia terhirup, maka bawa korban ke
lingkungan dengan udara bersih.
• Bila bahan kimia masuk mata, cuci bersih dengan
air mengalir terus menerus selama 5-10 menit.
• Meminumkan karbon aktif untuk menurunkan
konsentrasi zat kimia dengan cara adsorpsi.
• Meminumkan air untuk pengenceran.
• Meminumkan susu untuk menetralkan dan
mengadsorpsi asam atau basa kuat dan fenol.
• Untuk memperlambat atau mengurangi pemasukan
racun maka dapat diberikan garam laksania (hanya
boleh dilakukan oleh Paramedis!!!) (MgSO4, Na2SO4)
yang akan merangsang peristaltik dari seluruh
saluran pencernaan sehingga efek osmotik akan
memperlambat absorbsi air dan membuat racun
terencerkan.
• Jika keracunan sudah agak lama, maka korban
dibuat muntah untuk mengosongkan lambung,
dengan pemberian larutan NaCl (garam dapur)
hangat. Tetapi hal ini tidak diperbolehkan untuk
korban yang masih pingsan atau keracunan deterjen,
bensin, BTX (Benzene, Toluen, Xylene), CCl4.
• Segera bawa ke klinik.

IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN KIMIA

Dalam upaya memastikan bahan kimia yang


berbahaya ada di tempat kerja, maka perlu dilakukan
identifikasi awal.
Identifikasi awal dapat dilakukan berdasarkan pada:
1. Data bahan kimia yang diterima oleh pihak gudang.
2. Bahan kimia yang biasa dipergunakan oleh suatu
tempat kerja.
3. Proses yang ada.

Identifikasi awal yang dilakukan secara umum


memakai format berikut:

1. Nama bahan kimia:


Keperluan untuk ini jelas, tetapi nama populer
ataupun nama merek harus di berikan sebagaimana
nama kimianya. Hal ini seperti asam asetil salisilat
yang berarti aspirin bagi ahli kimia, tidak
membingungkan operator yang telah berpengalaman.
Contoh lain adalah H2S bagi ahli kimia berarti
hidrogen sulfida bagi insinyur, kalsium hipoklorit
sama dengan kapur klor, fenol menjadi asam
karbolat, dan soda kue menjadi soda bikarbonat.

2. Apa kondisi fisiknya?


Obyek ini untuk menentukan secara sederhana
apakah bahan kimia yang diterima berbentuk
padat,cair, atau gas- bukan sifat fisik secara umum.
Juga harus diperhatikan pada kondisi apa suatu
bahan kimia berbentuk padat,cair, atau gas. Misalnya
natrium hidroksida (NaOH) yang dapat dibeli sebagai
padatan di drum atau larutan kuat di tankker atau
drum; karbon dioksida dapat dibeli sebagai
padatan,cairan, atau gas. Secara umum, panas
masuk atau panas keluar diperlukan untuk
pengubahan bentuk, sehingga identifikasi ini
menentukan bagaimana dan dimana bahan kimia
harus disimpan.

Apakah matahari dan panas mempengaruhi? Apakah


bahan itu akan membeku bila dibiarkan terbuka? Bila
berbentuk padat, apakah berupa bubuk ? Perhatian
harus diberikan jika bahan disimpan dalam bentuk
yang stabil, seperti karbon dioksida yang disimpan
dalam bentuk padat. Bahaya dapat terjadi karena
beberapa hal, seperti temperatur yang naik dengan
cepat karena kebakaran.dan emisi yang cepat karena
kebocoran. Bila berupa cairan, kemana mengalirnya
kebocoran? Dapatkah aliran dari drum ke lubang
penampung (damp ground), atau membuat korosi
internal bila disimpan dalam waktu lama?
3. Apakah beracun?
• Apakah menyebabkan akut?
• Apakah menyebabkan kronis?
• Apakah masuk melalui saluran makanan?
• Apakah masuk melalui pernapasan?
• Apakah masuk melalui absorpsi?
• Apakah kadar toksisitas dapat segera ditentukan?
• Berapakah nilai Ambang Batas (MAC) nya?

Klarifikasi antara kadar racun dengan bahaya harus


dimengerti dengan jelas. Kadar racun bahan kimia
adalah satu dari sipat-sipat alami nyang tidak dapat
dihilangkan bila bahan kimia tersebut tetap sama
rumus bangunnya, tetapi bahaya ditentukan oleh
frekuensi dan lamanya pemaparan dan konsentrasi
bahan kimia. Cedera tidak akan terjadi tanpa
pemaparan konsentrasi yang diberikan dan
rancangan dan operasi proses bahan kimia yang
menentukan banyaknya pemaparan,konsentrasi dan
lain-lain.

Karenanya, dengan rancangan yang benar dan


penanganan yang aman, bahaya dapat dihilangkan
atau tanda-tanda potensinya dapat diredakan.

Karena penggunaannya yang sangat umum, hampir


dapat dikatakan bahwa semua mengetahui bahwa
asam sulfat pekat merupakan cairan korosif yang
dengan cepat dapat menghancurkan jaringan badan
dan membuat luka bakar. Meskipun demikian, ratusan
ton asam sulfat dimanipulasi,ditransfer, dan disimpan
setiap hari tanpa bahaya yang besar. Hal ini
disebabkan sifat-sifat racunnya telah diketahui dan
difahami dan cara-cara pencegahan kecelakaannya
telah dibuat. Hasil; kontak dengan asam sulfat terjadi
dengan cepat dan akut, tetapi meskipun benzene
dalam kuantitas sedikit dikulit tidak merupakan hal
yang berbahaya, efek akumulatif dari sifat-sifatnya
dapat memicu anemia yang serius dan kematian.

Aspek lanjutan dari pertanyaan mengenai kadar


racun dapat segera ditentukan dan apakah Nilai
Ambang Batas (NAB) yang dinyatakan dalam bagian
per juta, yang menyatakan kondisi yang karyawan
dapat terpapar setiap hari tanpa mengalami efek yang
berarti. Tetapi, peringatan harus diberikan bahwa
NAB, dalam konteks yang benar, hanya dapat
dinterpretasikan dengan benar oleh personil yang
terlatih dalam higiene industri, dan tidak boleh
digunakan sebagai:
1. Indeks relatif atas bahaya atau kadar racun;
2. Alat evaluasi pada gangguan polusi udara;
3. Perkiraan potensi racun pada pemaparan terus-
menerus yang tidak berhenti.

Meskipun bahaya yang terditeksi sebagai bau tidak


dapat diyakinkan benar, tetapi tidak ada keraguan
bahwa bau khas dari beberapa bahan kimia
merupakan indikasi yang jelas akan adanya bahan
kimia tersebut, meskipun bukan konsentrasinya.
Berikut ini adalah bahaya dari pemantauan dengan
orang. Sebagai contoh, bau dari klorin (Cl2 ) dapat
dikenali dengan tercium pada konsentrasi yang
sangat kecil, dan karena tidak ada efek iritasi
yangnyata dalam waktu cepat, maka tidak ada
tindakan perbaikan. Tetapi konsentrasi maksimum
yang diperbolehkan untuk klorin di udara adalah satu
bagian klorin per satu juta bagian udara untuk
delepan jam pemaparan, dan konsentrasi terkecil
yang dapat terditeksi oleh manusia pada umumnya
adalah tiga sampai empat bagian klorin per satu juta
bagian udara. Hal ini menunjukkan bahwa bila klorin
tercium berarti ada instalasi yang perlu diperbaiki.

4. Berapakah:
- Densitas uap?
- Tekanan uap?
- Titik beku?
- Specific Gravity?
- Kelarutan dalam air?

Pengetahuan atas kelima karakter fisik di atas


memberikan fakta dan informasi yang terpisah dan
berharga. Semua cairan akan menguap, tetapi
kecepatan penguapannya tergantung pada suhu dan
tekanan; secara umum cairan panas menguap lebih
cepat daripada cairan dingin. Tekanan uap cairan dan
larutan harus diperhatikan, terutama pada suhu
ruang. Hal ini sangat penting bila menyimpan drum
berisi cairan berbahaya. Kebocoran dari beberapa
bahan kimia, dapat menimbulkan bahaya.
Perbandingan berat jenis antara uap/gas dengan
udara menunjukkan apakah uap pada suhu normal
(0° C) dan tekanan normal (76cm-Hg) lebih padat atau
lebih renggang daripada udara; karena uap itu akan
naik ke atmosfir atau turun.

Sebagai contoh adalah petroleum yang memiliki berat


jenis 2,5. Kebocoran petroleum, setelah menguap
pada suhu normal, membentik uap cenderung
bergerak sepanjang permukaan. Beberapa kondisi
yang mempengaruhi seperti kecepatan angin dan
suhu sekitar membantu petrpleum menyebar cukup
jauh dari lubang inpeksi, tetapi uap petroleum
bergerak disepanjang lubang, menghasilkan atmosfir
mudah meledak yang dapat menghasilkan bencana
hanya dengan adanya letikan api.

Pentingnya pengetahuan tentang specfic grafvity


terlihat nyata saat menentukan tindakan yang hrus
diambil saat menghadapi kebocoran besar.
Perbandingan berat jenis bahan kimia dengan berat
jenis air menunjakan apakah bahan kimia akan
mengambang di atas air atau tenggelam. Semua
cairan bocor diarahkan mencapai saluran buang, dan
ledakan dibawah tanah akibat kontaminasi oleh
cairan sangat mudah terbakar dapat membuat
kerusakan hebat di area yang luas. Bahan tersebut
contohnya adalah petroleum memiliki berat jenis
0,80, sehingga bocoran akan mengambang di atas air.
Karenanya air tidak direkomendasikan sebagai bahan
pemadam untuk kebakaran petroleum cair, karena air
akan tenggelam di bawah petroleum, dan dengan
naiknya volume cairan, maka akan cenderung
memperlebar area kebakaran. Membiarkan petroleum
keluar kesaluran buang hanya akan meningkatkan
bahaya.

Sebaliknya, bila cairan karbon disulfida yang sangat


mudah terbakar, memiliki titik nyala yang rendah dan
titiok bakar yang rendah, memiliki specific gravity
1,26 terbakar, maka dapat dikendalikan dengan
menggunakan air yang cukup.

Bila bahan kimia dapat larut dalam air, kebocoran


apapun akan mudah bergabung karena dapat
dijenuhkan dengan air dan setelah pencegahan yang
layak telah dilakukan, dapat dikeluarkan ke sistem
efluen.

Sehubungan dengan kemampuan pelarutan bahan


kimia ke dalam air, harus pula diperhatikan bahaya
yang mungkin terjadi pada beberapa bahan kimia.
Beberapa kasus pernah terjadi yang menimbulkan
cedera serius yang timbul akibat masuknya air ke
dalam wadah kosong berbagai bahan kimia
menyebabkan reaksi yang hebat. Sebagai contoh
adalah fosfor klorida yang bukan bahan kimia korosif,
tetapi setelah kontak dengan air atau uap air, akan
bereaksi hebat, melepas panas dan uap klorosif asam
klorida. Contoh lain adalah sejumlah natrium sianida
dengan air di saluran buang. Reaksi antara natrium
sianida dengan air di saluran buang memperbesar
volume gas asam sianida yang mematikan.

Bahan kimia seperti asam sulfat jika bercampur


dengan air akan menghasilkan uap air yang cukup
untuk menyebabkan semburan. Karenanya,
kemempuan suatu bahan kimia untuk larut dalam air
memerlukan penanganan yang tepat.

5. Apa bahan yang inkompatibilitas?

Beberapa bahan kimia bereaksi hebat dengan bahan


kimia lain dan bahan-bahan yang berhubungan
tersebut disebut inkompatibel. Sebagai contoh
adalah asetilene yang akan bereaksi hebat dengan
klorin, Sehingga kecelakaan yang memungkinkan
bergabingnya dua bahan kimia tersebut harus
dicegah. Sama halnya dengan asam nitrat yang tidak
boleh dibawa sampai kontak dengan cairan yang
mudah terbakar. Bahaya sesungguhnya dari
inkompatibilitas terjadi akibat kesalahan dalam
melakukan asesmen, sehingga saat beberapa bahan
kimia dibawa bersama-sama dengan kurang hati-hati,
terjadi reaksi hebat, dan merusak pabrik dan
personilnya. Kemungkinan akibat pencampuran yang
tidak direncanakan harus selalu diawasi.

Bahan inkompabilitas lain adalah oksidator dan


reduktor. Beberapa bahan kimia yang tidak terbakar
mampu membantu dengan baik pembakaran saat
berkombinasi dengan bahan kimia lain yang
menghasilkan oksigan dalam jumlah yang besar.
Tidak hanya atmosfir dengan cepat dipenuhi oleh
oksigen, tetapi panas reaksi mungkin cukup untukj
membuat pembakaran dan kebakaran dapat terjadi.
Oksidsi adalah kombinasi oksigen bahan kimia denga
bahan lain; dapat cepat atau lambat, dan bahan yang
dengan cepat dapat memberikan oksigennya ke
bahan lain disebut oksidator, seperti asam nitrat
(HNO3), mangan oksida (MnO2), hidrogen peroksida
(H2O2 ), dan asam kromat (CrO3).

Sebaliknya, bahan yang mengambil oksigen dari


senyawa dan kombinasinya disebut reduktor, seperti
hidrogen, karbon,hidrokarbon, bahan organik, dan
lain-lain.
Oksidasi dan reduksi adalah proses yang berlawanan
yang selalu terjadi bersamaan, dan bahan yang
inkompatibilitas seperti kalium permanganat
(KmnO4 ), yang merupakan oksidator kuat, bila
tergabung dengan bubuk alumunium, yang
merupakan reduktor kuat, dengan cepat mengibah
sifat-sifat alamiahnya dengan memperlihatkan bahwa
kedua bahan tidak boleh disimpan berdekatan.

6. Apakah bahan mudah terbakar atau sangat mudah


terbakar?
- Berapa titik nyalanya?
- Berapa batas LEL dan UEL nya?
- Berapa titk bakarnya?

7. Tipe pemadam api apa yang harus digunakan?

8. Alat pelindung diri apa yang harus digunakan?

9. Sistem pencegahan lain?

Proses yang ada, selain proses yang sudah fix, yang


berpotensi menyebabkan bahaya akibat bahan kimia
antara lain adalah:
1. Pengelasan dalam ruang terbatas ( confined
space), seperti di dalam tangki; akan menghasilkan
NO, ozon, uap logam.
2. Pengelasan , bila logam yang akan di las telah
dibersihkan dengan chlorinated hydrocarbon (seperti
CC4 ); akan menghasilkan NO, ozon, uap,
fosgene,HC1.
3. Dekomposisi bahan organik; akan menghasilkan
hidrogen sulfida, amoniak,metana,CO2.
4. Asam klorida, HC1, bila disimpan dalam wadah
baja ‘pickle’ , tidakhanya pengetahuan bagaimana
menangani asam itu sendiri, tetapi juga evolusi
hidrogen dalam proses dan sisa bahan yang tidak
diinginkan karena tertinggal di wadah.

Cara memahami LDKB/MSDS

Cara memahami LDKB :


• Identifikasi bahan:
Bagian ini menjelskan nama bahan kimia, dan
meliputi :

1. Nomur urut LDKB.


2. CAS (Chemical Abstract Services) registry Number
International se[erti halnya nomor RTECS (registry
Toxic Effects of Chemical Substances).

3. Sinonim, baik dalam nama kimia maupun nama


dagang.

4. Rumus dan berat molekul.


• Label bahaya :
Label bahaya diberikan dalam bentuk gambrar untuk
memberikan gambaran cepat sifat bahaya. Label
yang dipakai ada dua, yaitu menurut PBB
(internasional) dan NFPA (Amerika). Label bahaya
menurut Eropa tidak diberikan karena mirip dengan
PBB. Label NFPA ditunjukkan di gambar dan tabel
dibawah, berupa 4 kotak yang mempunyai ranking
bahaya (0-4) ditinjau dari aspek bahaya kesehatan
(biru), bahaya kebakaran (merah) dan reaktivitas
(kuning). Kotak putih untuk ketarangan tambahan.

RANKING BAHAYA KESEHATAN BAHAYA


KEBAKARAN BAHAYA REAKTIVITAS

4 Penyebab kematian, cedera fatal meskipun ada


pertolongan. Segera menguap dalam keadaan normal
dan dapat terbakar secara cepat. Mudah meledak
atau diledakkan, sensitif terhadap panas danmekanik.

3 Berakibat serius pada keterpaan singkat, meskipun


ada pertolongan. Cair atau padat dapat dinyalakan
pada suhu biasa. Mudah meledak tetapi memerlukan
penyebab panas dan tumbukan kuat.

2 Keterpaan intensif dan terus-menerus berakibat


serius, kecuali ada pertolongan. Perlu sedikit ada
pemanasan sebelum bahan dapat dibakar. Tidak
stabil, bereaksi hebat tetapi tidak meledak.

1 Penyebab iritasi atau cedera ringan. Datap dibakar


tetapi memerlukan pemanasan terlebih dahulu. Stabil
pada suhu normal, tetapi tidak stabil pada suhu
tinggi.

0 Tidak berbahaya bagi kesehatan meskipun kena


panas (api). Bahan tidak dapat dibakar sama sekali.
Stabil, tidak reaktif, meskipun kena panas atau suhu
tinggi.

• Informasi bahan singkat :


Informasi singkat mengenai jenis bahan, wujud,
manfaat serta bahaya-bahaya utamanya. Dari
informasi singkat dan label bahaya, secara cepat bisa
dipahami kehati-hatian dalam menangani bahan kimia
tersebut.

• Sifat-sifat bahaya :

1. Bahaya kesehatan :
Bahaya terhadap kesehatan dinyatakan dalam bahaya
jangka pendek (akut) dan jangka panjang (kronis).
NAB (Nilai Ambang Batas) diberikan dalam satuan
mg/m3 atau ppm. NAB adalah konsentrasi
pencemaran dalam udara yang boleh dihirup
seseorang yang bekerja selama 8 jam/hari selama 5
hari. Beberapa data berkaitan dengan bahaya
kesehatan juga diberikan, yakni :
o LD-50 (lethal doses) : dosis yang berakibat fatal
terhadap 50 persen binatang percobaan mati.
o LC-50 (lethal concentration) : konsentrasi yang
berakibat fatal terhadap 50 persen binatang
percobaan.
o IDLH (immediately dangerous to life and health) :
pemaparan yang berbahaya terhadap kehidupan dan
kesehatan.

2. Bahaya kebakaran :
Ini termasuk kategori bahan mudah terbakar, dapat
dibakar, tidak dapat dibakar atau membakar bahan
lain. Kemudahan zat untuk terbakar ditentukan oleh :
o Titik nyala : suhu terendah dimana uap zat dapat
dinyalakan.
o Konsentrasi mudah terbakar : daerah konsentrasi
uap gas yang dapat dinyalakan. Konsentrasi uap zat
terendah yang masih dapat dibakar disebut LFL (low
flammable limit) dan konsentrasi tertinggi yang masih
dapat dinyalakan disebut UFL (upper flammable
limit). Sifat kemudahan membakar bahan lain
ditentukan oleh kekuatan oksidasinya.
o Titik bakar : suhu dimana zat terbakar sendirinya.

3. Bahaya reaktivitas :
Sifat bahaya akibat ketidakstabilan atau kemudahan
terurai, bereaksi dengan zat lain atau terpolimerisasi
yang bersifat eksotermik sehingga eksplosif. Atau
reaktivitasnya terhadap gas lain menghasilkan gas
beracun.

• Sifat-sifat fisika :
Sifat-sifat fisika merupakan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi sifat bahaya suatu bahan.

• Keselamatan dan pengamanan :


Diberikan langkah-langkah keselamatn dan
pengamanan :
1. Penanganan dan penyimpanan : usaha
keselamatan yang dilakukan apabila bekerja dengan
atau menyimpan bahan.
2. Tumpahan dan kebocoran : usaha pengamanan
apabila terjadi bahan tertumpah atau bocor.
3. Alat pelindung diri : terhadap pernafasan, muka,
mata dan kulit sebagai usaha untuk mengurangi
keterpaan bahan.
4. Pertolongan pertama : karena penghirupan uap /
gas, terkena mata dan kulit atau tertelan.
5. pemadaman api : alat pemadam api ringan yang
dapat dipakai untuk memadamkan api yang belum
terlalu besar dan cara penanggulangan apabila sudah
membesar.
• Informasi lingkungan :
Menjelaskan bahaya terhadap lingkungan dan
bagaimana menangani limbah atau buangan bhan
kimia baik berupa padat, cair maupun gas. Termasuk
di dalamnya cara pemusnahan.

POTASSIUM PERMANGANATE

1. Product Identification
Synonyms: Permanganic acid, potassium salt; Condy's crystals
CAS No.: 7722-64-7
Molecular Weight: 158.03
Chemical Formula: KMnO4
Product Codes:
J.T. Baker: 3227, 3228, 3232
Mallinckrodt: 7056, 7068

2. Composition/Information on Ingredients

Ingredient CAS No Percent


Hazardous
--------------------------------------- ------------ ------------
---------
Potassium Permanganate 7722-64-7 90 - 100%
Yes

3. Hazards Identification
Emergency Overview
--------------------------
DANGER! STRONG OXIDIZER. CONTACT WITH OTHER MATERIAL MAY
CAUSE FIRE. CORROSIVE. CAUSES BURNS TO ANY AREA OF CONTACT.
HARMFUL IF SWALLOWED OR INHALED.

SAF-T-DATA(tm) Ratings (Provided here for your convenience)


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Health Rating: 3 - Severe (Life)
Flammability Rating: 0 - None
Reactivity Rating: 3 - Severe (Oxidizer)
Contact Rating: 3 - Severe (Corrosive)
Lab Protective Equip: GOGGLES & SHIELD; LAB COAT & APRON; VENT HOOD;
PROPER GLOVES
Storage Color Code: Yellow (Reactive)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Potential Health Effects


----------------------------------

Inhalation:
Causes irritation to the respiratory tract. Symptoms may include coughing, shortness of
breath. High concentrations can cause pulmonary edema.
Ingestion:
Ingestion of solid or high concentrations causes severe distress of gastro-intestinal system
with possible burns and edema; slow pulse; shock with fall of blood pressure. May be
fatal. Ingestion of concentrations up to 1% causes burning of the throat, nausea, vomiting,
and abdominal pain; 2-3% causes anemia and swelling of the throat with possible
suffocation; 4-5% may cause kidney damage.
Skin Contact:
Dry crystals and concentrated solutions are caustic causing redness, pain, severe burns,
brown stains in the contact area and possible hardening of outer skin layer. Diluted
solutions are only mildly irritating to the skin.
Eye Contact:
Eye contact with crystals (dusts) and concentrated solutions causes severe irritation,
redness, blurred vision and can cause severe damage, possibly permanent.
Chronic Exposure:
Prolonged skin contact may cause irritation, defatting, and dermatitis. Chronic
manganese poisoning can result from excessive inhalation exposure to manganese dust
and involves impairment of the central nervous system. Early symptoms include
sluggishness, sleepiness, and weakness in the legs. Advanced cases have shown
symptoms of fixed facial expression, emotional disturbances, spastic gait, and falling.
Aggravation of Pre-existing Conditions:
No information found.

4. First Aid Measures


Inhalation:
Remove to fresh air. If not breathing, give artificial respiration. If breathing is difficult,
give oxygen. Get medical attention immediately.
Ingestion:
If swallowed, DO NOT INDUCE VOMITING. Give large quantities of water. Never
give anything by mouth to an unconscious person. Get medical attention immediately.
Skin Contact:
Immediately flush skin with plenty of water for at least 15 minutes while removing
contaminated clothing and shoes. Get medical attention immediately. Wash clothing
before reuse. Thoroughly clean shoes before reuse.
Eye Contact:
Immediately flush eyes with plenty of water for at least 15 minutes, lifting lower and
upper eyelids occasionally. Get medical attention immediately.

5. Fire Fighting Measures


Fire:
Not combustible, but substance is a strong oxidizer and its heat of reaction with reducing
agents or combustibles may cause ignition. Contact with oxidizable substances may cause
extremely violent combustion.
Explosion:
Strong oxidants may explode when shocked, or if exposed to heat, flame, or friction. Also
may act as initiation source for dust or vapor explosions. Contact with oxidizable
substances may cause extremely violent combustion. Sealed containers may rupture when
heated. Sensitive to mechanical impact.
Fire Extinguishing Media:
Use water spray to blanket fire, cool fire exposed containers, and to flush non-ignited
spills or vapors away from fire. Suffocating type extinguishers are not as effective as
water. Do not allow water runoff to enter sewers or waterways.
Special Information:
In the event of a fire, wear full protective clothing and NIOSH-approved self-contained
breathing apparatus with full facepiece operated in the pressure demand or other positive
pressure mode.

6. Accidental Release Measures


Remove all sources of ignition. Ventilate area of leak or spill. Wear appropriate personal
protective equipment as specified in Section 8. Spills: Clean up spills in a manner that
does not disperse dust into the air. Use non-sparking tools and equipment. Reduce
airborne dust and prevent scattering by moistening with water. Pick up spill for recovery
or disposal and place in a closed container. US Regulations (CERCLA) require reporting
spills and releases to soil, water and air in excess of reportable quantities. The toll free
number for the US Coast Guard National Response Center is (800) 424-8802.

7. Handling and Storage


Keep in a tightly closed container, stored in a cool, dry, ventilated area. Protect against
physical damage and moisture. Isolate from any source of heat or ignition. Avoid storage
on wood floors. Separate from incompatibles, combustibles, organic or other readily
oxidizable materials. Containers of this material may be hazardous when empty since
they retain product residues (dust, solids); observe all warnings and precautions listed for
the product.

8. Exposure Controls/Personal Protection


Airborne Exposure Limits:
- OSHA Permissible Exposure Limit (PEL):
5 mg/m3 Ceiling for manganese compounds as Mn

- ACGIH Threshold Limit Value (TLV):


0.2 mg/m3 (TWA) for manganese, elemental and inorganic compounds as Mn
Ventilation System:
A system of local and/or general exhaust is recommended to keep employee exposures
below the Airborne Exposure Limits. Local exhaust ventilation is generally preferred
because it can control the emissions of the contaminant at its source, preventing
dispersion of it into the general work area. Please refer to the ACGIH document,
Industrial Ventilation, A Manual of Recommended Practices, most recent edition, for
details.
Personal Respirators (NIOSH Approved):
If the exposure limit is exceeded and engineering controls are not feasible, a half
facepiece particulate respirator (NIOSH type N95 or better filters) may be worn for up to
ten times the exposure limit or the maximum use concentration specified by the
appropriate regulatory agency or respirator supplier, whichever is lowest.. A full-face
piece particulate respirator (NIOSH type N100 filters) may be worn up to 50 times the
exposure limit, or the maximum use concentration specified by the appropriate regulatory
agency, or respirator supplier, whichever is lowest. If oil particles (e.g. lubricants, cutting
fluids, glycerine, etc.) are present, use a NIOSH type R or P filter. For emergencies or
instances where the exposure levels are not known, use a full-facepiece positive-pressure,
air-supplied respirator. WARNING: Air-purifying respirators do not protect workers in
oxygen-deficient atmospheres.
Skin Protection:
Wear impervious protective clothing, including boots, gloves, lab coat, apron or
coveralls, as appropriate, to prevent skin contact.
Eye Protection:
Use chemical safety goggles and/or full face shield where dusting or splashing of
solutions is possible. Maintain eye wash fountain and quick-drench facilities in work
area.

9. Physical and Chemical Properties


Appearance:
Purple-bronze crystals.
Odor:
Odorless.
Solubility:
7 g in 100 g of water.
Density:
2.7
pH:
No information found.
% Volatiles by volume @ 21C (70F):
0
Boiling Point:
Not applicable.
Melting Point:
ca. 240C (ca. 464F)
Vapor Density (Air=1):
5.40
Vapor Pressure (mm Hg):
No information found.
Evaporation Rate (BuAc=1):
No information found.

10. Stability and Reactivity


Stability:
Stable under ordinary conditions of use and storage.
Hazardous Decomposition Products:
Toxic metal fumes may form when heated to decomposition.
Hazardous Polymerization:
Will not occur.
Incompatibilities:
Powdered metals, alcohol, arsenites, bromides, iodides, phosphorous, sulfuric acid,
organic compounds, sulfur, activated carbon, hydrides, strong hydrogen peroxide, ferrous
or mercurous salts, hypophosphites, hyposulfites, sulfites, peroxides, and oxalates.
Conditions to Avoid:
Heat, flames, ignition sources and incompatibles.

11. Toxicological Information

Investigated as a mutagen, reproductive effector. Oral rat LD50: 750 mg/kg.


--------\Cancer
Lists\------------------------------------------------------
---NTP Carcinogen---
Ingredient Known Anticipated IARC
Category
------------------------------------ ----- -----------
-------------
Potassium Permanganate (7722-64-7) No No None

12. Ecological Information


Environmental Fate:
No information found.
Environmental Toxicity:
Dangerous to the environment. Very toxic to aquatic organisms; may cause long term
adverse effects in the aquatic environment.

13. Disposal Considerations


Whatever cannot be saved for recovery or recycling should be handled as hazardous
waste and sent to a RCRA approved waste facility. Processing, use or contamination of
this product may change the waste management options. State and local disposal
regulations may differ from federal disposal regulations. Dispose of container and unused
contents in accordance with federal, state and local requirements.

14. Transport Information


Domestic (Land, D.O.T.)
-----------------------
Proper Shipping Name: POTASSIUM PERMANGANATE
Hazard Class: 5.1
UN/NA: UN1490
Packing Group: II
Information reported for product/size: 12KG

International (Water, I.M.O.)


-----------------------------
Proper Shipping Name: POTASSIUM PERMANGANATE
Hazard Class: 5.1
UN/NA: UN1490
Packing Group: II
Information reported for product/size: 12KG

15. Regulatory Information


--------\Chemical Inventory Status - Part
1\---------------------------------
Ingredient TSCA EC Japan
Australia
----------------------------------------------- ---- --- -----
---------
Potassium Permanganate (7722-64-7) Yes Yes Yes
Yes

--------\Chemical Inventory Status - Part


2\---------------------------------
--Canada--
Ingredient Korea DSL NDSL
Phil.
----------------------------------------------- ----- --- ----
-----
Potassium Permanganate (7722-64-7) Yes Yes No
Yes

--------\Federal, State & International Regulations - Part


1\----------------
-SARA 302- ------SARA
313------
Ingredient RQ TPQ List
Chemical Catg.
----------------------------------------- --- ----- ----
--------------
Potassium Permanganate (7722-64-7) No No No
Manganese co

--------\Federal, State & International Regulations - Part


2\----------------
-RCRA- -TSCA-
Ingredient CERCLA 261.33 8(d)
----------------------------------------- ------ ------ ------
Potassium Permanganate (7722-64-7) 100 No No

Chemical Weapons Convention: No TSCA 12(b): No CDTA: Yes


SARA 311/312: Acute: Yes Chronic: Yes Fire: Yes Pressure: No
Reactivity: No (Pure / Solid)

Australian Hazchem Code: 2Y


Poison Schedule: S6
WHMIS:
This MSDS has been prepared according to the hazard criteria of the Controlled Products
Regulations (CPR) and the MSDS contains all of the information required by the CPR.

16. Other Information


NFPA Ratings: Health: 1 Flammability: 0 Reactivity: 0 Other: Oxidizer
Label Hazard Warning:
DANGER! STRONG OXIDIZER. CONTACT WITH OTHER MATERIAL MAY
CAUSE FIRE. CORROSIVE. CAUSES BURNS TO ANY AREA OF CONTACT.
HARMFUL IF SWALLOWED OR INHALED.
Label Precautions:
Keep from contact with clothing and other combustible materials.
Store in a tightly closed container.
Do not store near combustible materials.
Remove and wash contaminated clothing promptly.
Do not get in eyes, on skin, or on clothing.
Do not breathe dust.
Keep container closed.
Use only with adequate ventilation.
Wash thoroughly after handling.
Label First Aid:
In case of contact, immediately flush eyes or skin with plenty of water for at least 15
minutes while removing contaminated clothing and shoes. Wash clothing before reuse. If
inhaled, remove to fresh air. If not breathing, give artificial respiration. If breathing is
difficult, give oxygen. If swallowed, DO NOT INDUCE VOMITING. Give large
quantities of water. Never give anything by mouth to an unconscious person. In all cases
get medical attention immediately.
Product Use:
Laboratory Reagent.
Revision Information:
No Changes.
Disclaimer:
***********************************************************************
*************************
Mallinckrodt Baker, Inc. provides the information contained herein in good faith
but makes no representation as to its comprehensiveness or accuracy. This
document is intended only as a guide to the appropriate precautionary handling of
the material by a properly trained person using this product. Individuals receiving
the information must exercise their independent judgment in determining its
appropriateness for a particular purpose. MALLINCKRODT BAKER, INC.
MAKES NO REPRESENTATIONS OR WARRANTIES, EITHER EXPRESS OR
IMPLIED, INCLUDING WITHOUT LIMITATION ANY WARRANTIES OF
MERCHANTABILITY, FITNESS FOR A PARTICULAR PURPOSE WITH
RESPECT TO THE INFORMATION SET FORTH HEREIN OR THE PRODUCT
TO WHICH THE INFORMATION REFERS. ACCORDINGLY,
MALLINCKRODT BAKER, INC. WILL NOT BE RESPONSIBLE FOR
DAMAGES RESULTING FROM USE OF OR RELIANCE UPON THIS
INFORMATION.
***********************************************************************
*************************
Prepared by: Environmental Health & Safety
Phone Number: (314) 654-1600 (U.S.A.)
http://www.jtbaker.com/msds/englishhtml/p6005.htm

You might also like