You are on page 1of 6

Makalah

Akhlak Terpuji

Laksmi Sari
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena


berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “Tasawuf”.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran Akidah dan
Bahasa Indonesia. mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat


untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Jakarta, Januari 2011

Penulis
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Untuk mencari dan memahami siakp dan prilaku budi pekerti yang luhur
yang diajarkan umat islam berdasarkan Quran dan Hadits dalam kehidupan
sehari-hari yang di ridhai Allah.

Islam memerintahkan umatnya terutama orang-orang yang beriman untuk


bersikap adil dalam segala aspek kehidupan, baik diri sendiri maupun orang
lain
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian dan Pentingnya Adil

Adil berarti meletakkan sesuatu pada tempatnya, menerima sesuatu sesuai


haknya, dan menghukum yang jahat sesuai dengan kesalahan dan
pelanggarannya. Adil harus dimiliki setiap orang muslim seseorang
hendaknya berlaku adil terhadap dirinya sendiri, orang tua, bangsa dan
negaranya, bahkan terhadap Allah swt.

Ayat-ayat Alquran yang menyerukan pentingnya adil dan keadilan antara


lain adalah “haruslah berlaku adil” (QS An-Nisa [4]: 135, Al-Maidah [5]: 8, Al-
An'am [6]: 152, An-Nahl [16]:90); “wajib berlaku adil dalam perniagaan” (QS
Al-Isra [17]: 35); “adil terhadap lawan” (An-Nisa [4]: 105, Al-Maidah [5]: 8);
dan “pernyataan Allah tentang keadilan-Nya” (Ali Imran [3]: 18).

Agama Islam menempatkan aspek keadilan pada posisi yang sangat tinggi
dalam sistem perundang-undangannya. Tiada bukti keadilan yang begitu
komplet, kecuali dalam ayat Alquran. Dari situ, jelas kiranya kedudukan
prinsip keadilan dalam Islam.

B. Perilaku orang yang berbuat Adil


Abu Yusuf duduk di kursi hakim, lalu datang seseorang bersama al Hadi, raja
abbasiyah mempersengketakan sebuah kebun, Abu Yusuf melihat bahwa
kebenaran ada di tangan orang itu, sedangkan sultan datang membawa para
saksi, maka Qadhi berkata: lawan anda meminta agar anda bersumpah
bahwa para saksi itu jujur. maka al Hadi tidak ingin bersumpah, karena hal
itu menurunkan wibawanya, maka Abu Yusuf mengembalikan ketun itu
kepada pemiliknya

Qadhi Muhammad bin Umar at thalhi memanggil khalifah almanshur al


Abbasi dan beberapa kuli angkut ke majlis pengadilan dihalaman masjid,
beliau mendudukkan kedua belah pihak di hadapannya, lalu beliau
memenangkan perkara untuk para kuli angkut tersebut.

Penduduk Samarkand menyampaikan pengaduan kepada Amirul mukminin


Umar bin Abdul aziz atas panglima pasukannya Qutaibah, karena pasukan
Islam masuk Negara mereka dan memeranginya tanpa peringatan
sebelumnya sebagaimana diwajibkan oleh syari’at al-Qur’an, maka amirul
mukminin mengalihkan pengaduan mereka kepada Qadhi, lalu penduduk
Samarkand memenangkan perkara, karena Qadhi membuat putusan agar
umat Islam keluar dari Samarkand.

C. Nilai-nilai positif Adil

Keadilan merupakan sesuatu yang bernilai tinggi, baik, dan mulia. Apabila
keadilan diwujudkan sudah pasti kebaikan, ketinggian, kebangsaan akan
diraih. Akan terwujud pula massyarakat yang aman, tentram, serta damai
sejahtera lahir dan batin.

D. Pembiasaan perilaku Adil

Seseorang hendaknya membiasakan diri berlaku adil, baik terhadap dirinya,


kedua orangtuanya, saudara, teman dan anak-anaknya. Setiap muslim harus
mampu memahami secara benar, dapat mewujudkan keadilan, baik dalam
kehidupan pribadi, keluarga, massyarakat

A. Pengertian dan Pentingnya Ridha


Rela berarti bersedia dengan ikhlas hati, tidak mengharapkan imbalan atau
dengan kemaun sendiri. Berkorban berarti memiliki sesuatu yang dimiliki
sekalipun menimbulkan penderitaan bagi dirinya sendiri. Rela berkorban
dalam kehidupan masyarakat berarti bersedia dengan ikhlas memberikan
sesuatu (tenaga, harta, atau pemikiran) untuk kepentingan orang lain atau
masyarakat. Walaupun dengan berkorban akan menimbulkan cobaan
penderitaan bagi dirinya sendiri.

B. Perilaku orang yang berbuat Ridha

You might also like