You are on page 1of 10

Pengertian styrofoam

Styrofoam yang memiliki nama lain polystyrene , Begitu banyak digunakan oleh
manusia dalam kehidupannya sehari hari. Begitu Styrofoam diciptakan pun langsung
marak digunakan di Indonesia. Banyak keunggulan pada styrofoam yang yang akan
sangat menguntungkan bagi para penjual makanan seperti tidak mudah bocor,
praktis dan ringan sudah pasti lebih disukai sebagai pembungkus makanan mereka.
Bahkan kita tidak dapat dalam satu hari saja tidak menggunakan bahan polimer
sintetik.

Polystyrene adalah sebuah dengan monomer, sebuah hidrokarbon cair yang dibuat secara
komersial dari minyak bumi. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat padat, dapat
mencair pada suhu yang lebih tinggi. Stirena tergolong senyawa aromatik.Polistirena pertama
kali dibuat pada 1839 oleh Eduard Simon, seorang apoteker Jerman. Ketika mengisolasi zat
tersebut dari resin alami, dia tidak menyadari apa yang dia telah temukan. Seorang kimiawan
organik Jerman lainnya, Hermann Staudinger, menyadari bahwa penemuan Simon terdiri dari
rantai panjang molekul stirena, yang adalah sebuah polimer plastik.Polistirena padat murni
adalah sebuah plastik tak berwarna, keras dengan fleksibilitas yang terbatas yang dapat
dibentuk menjadi berbagai macam produk dengan detil yang bagus. Penambahan karet pada
saat polimerisasi dapat meningkatkan fleksibilitas dan ketahanan kejut. Polistirena jenis ini
dikenal dengan nama High Impact Polystyrene (HIPS). Polistirena murni yang transparan bisa
dibuat menjadi beraneka warna melalui proses . Polistirena banyak dipakai dalam produk-produk
elektronik sebagai casing, kabinet dan komponen-komponen lainya. Peralatan rumah tangga
yang terbuat dari polistirena, sapu, sisir, baskom, gantungan baju, ember.Tetapi dibalik semua
keunggulan styrofoam itu dapat menimbulkan kerugian yang sangat merugikan bagi manusia
dan alam.

Proses Pembuatan Styrofoam

Styrofoam atau foamed polysterene (FPS) yang ringan dan paktis ini masuk dalam

kategori jenis plastik. Sytrofoam dibuatdari monomer stirena melalui polimerisasi suspensi

pada tekanandan suhu tertentu, selanjutnya dilakukan pemanasan untuk elunakkan resin dan

me-nguapkan sisa blowing agent. Bahandasar yang digunakan adalah 90-95% polysterene

dan 5-10%gas seperti n-butana atau n-pentana. Polysterene yang bercirikhas ringan, kaku,

tembus cahaya, rapuh dan murah. Bahanyang lebih dikenal sebagai gabus ini memang

praktis, ringan,relatif tahan bocor dan bisa menjaga suhu makanan dengan baik.Inilah yang

membuat bahan ini amat disukai dan banyak dipakai,termasuk dalam industri makanan

instan. Namun bahan inisebenarnya tak kalah berbahaya dengan plastik.

Karena sifatnya yang rapuh makapolistiren dicampur sengdan senyawabutadien. Hal ini

menyebabkanpolis tiren kehilangansifat jernihnya dan berubah warna menjadi putih susu.

Kemudianuntuk
kelenturannya,
ditambahkan
zat
plasticierseperti dioktilptalat(DOP), butil hidroksi toluene (BHT),

atau n butyl stearat. Kandungan zat pada proses terakhir inilahmenurut penelitian kimia LIPI

dapat memicu timbulnya kankerdan penurunan daya pikir anak.


Kemudian proses pembuatannya ditiup dengan blowing agentyaitu gas

chlorofluorocarbon (CFC), sehingga membentuk buih(foam). Plastik busa yang mudah terurai

menjadi struktur sel-selkecil merupakan hasil proses peniupan tersebut

CFC merupakan senyawa gas yang disebut sebagai penyebabtimbulnya lubang ozon

diplanet Bumi. Dan sekarang telah digunakan blowing agent yang lebih ramah lingkungan,

seperti HCFCs, walaupun belum 100% ramah lingkungan.

Penggunaan styrofoam di masyarakat

Penggunaan plastik untuk kemasan makanan sudah meluas, bahkan sudah menjangkau desa-
desa terpencil. Bahan tersebut lebih mudah didapat. Harganya relatif murah dan praktis,
sehingga mampu menyisihkan bahan pembungkus makanan alami seperti daun pisang, daun
jati dan daun kelapa muda.

Pengamatan Adrienne dan Vici terhadap beberapa rumah makan dan perusahaan pembungkus
makanan di Jakarta dan Yogyakarta menemukan bahwa pemakaian kemasan makanan dari
Styrofoam bisa mencapai ratusan kotak tiap hari. Satu restoran saja bisa memiliki tumpukan
Styrofoam sampai 120-130 meter kubik.

Banyaknya sampah kemasan makanan ini menjadi masalah karena Styrofoam bukan barang
yang bisa didaur ulang, seperti gelas, kertas, atau metal, yang dapat didaur ulang menjadi
material mentah untuk dibuat kembali menjadi barang serupa. Yang tidak kalah penting,
Styrofoam tidak bio-degradable atau tidak bisa hancur oleh mikroorganisme di udara dan di
dalam tanah.

Beberapa tahun lalu, Mc Donalds mengumumkan akan mengganti wadah styrofoam


dengan kertas. Para ahli lingkungan menyebutkan keputusan itu sebagai
”kemenangan lingkungan” karena styrofoam sangat berbahaya bagi kesehatan dan
lingkungan.

Namun bukan berati styrofoam (polystyrene) jadi berkurang dan hilang. Malahan di
Indonesia, penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan makin menjamur. Sangat
mudah menemukannya dimana-mana. Mulai dari restoran cepat sampai ketukang-
tukang makanan di pinggir jalan, menggunakan bahan ini untuk membungkus makanan
mereka. Alasannya, ingin praktis dan tampil lebih baik. Padahal di balik kemasan yang
terlihat bersih itu ada bahaya besar yang mengancam.

Dalam industri, styrofoam sering digunakan sebagai bahan insulasi. Bahan ini memang
bisa menahan suhu, sehingga benda didalamnya tetap dingin atau hangat. Karena bisa
menahan suhu itulah, akhirnya banyak yang menggunakannya sebagai gelas minuman
dan wadah makanan.

Bahaya styrofoam
Kandungan Styrofoam dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia, khususnya

pada Styrofoam yang digunakan sebagai wadah atau kemasan makanan. Karena bahan-

bahan kimia yang terkadung di dalamnya dapat bermigrasi ke makanan yang dikonsumsi

manusia. WHO (World Health Organization), EPA (Environmental Protection Agency) dan

beberapa lembaga lainnya malah sudah mengategorikan styrofoam sebagai bahan

karsinogen karena benzen yang digunakan untuk memproses butiran styrene merupakan

larutan kimia yang sulit dilumat oleh sistem percernaan tidak bisa dikeluarkan melalui feses

ataupun urine. Akibatnya, zat ini semakin lama semakin menumpuk dan terbalut lemak. Inilah

yang bisa memicu munculnya penyakitkanker. Pada Juli 2001, Divisi Keamanan Pangan

PemerintahJepang juga mengungkapkan bahwa residu styrofoam dalammakanan sangat

berbahaya. Residu itu dapat menyebabkan endocrine disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit

yang terjadiakibat adanya gangguan pada sistem endokrinologi danreproduksi manusia.

Selain kanker, masalah yang paling banyakditemui ada pada kelenjar tyroid. Sehingga

menyebabkan kelelahan, mempercepat detak jantung sulit tidur, badan gemetaran, dan

mudah gelisah. Saat benzena termakan, zat juga akan masuk ke sel-sel darah dan lama-
lama akan merusak sumsum tulang belakang, bahkan efek selanjutnya akan timbul
anemia, sistem imun yang berkurang.

Hasil survei di AS pada tahun 1986 menunjukkan bahwa 100% jaringan lemak orang

Amerika mengandung styrene yangberasal dari styrofoam. Penelitian dua tahun kemudian

menyebutkan kandungan styrene sudah mencapai ambang batas yang bisa memunculkan

gejala gangguan saraf.


Faktor yang mempengaruhi perpindahan zat kimia pada styrofoam ke dalam makanan,
antara lain:

1.Suhu yang tinggi


Semakin panas suatu makanan, semakin cepat pula migrasi bahan kimia styrofoam ke dalam
makanan.

2.Kadar lemak tinggi

Bahan kimia yang terkandung dalam styrofoam akan berpindah ke makanan dengan lebih

cepat jika kadar lemak (fat) dalam suatu makanan atau minuman makin tinggi.

3.Kadar alkohol dan asam yang tinggi


Bahan alkohol dan asam mempercepat laju perpindahan.

4.Lama kontak

Semakin lama makanan disimpan dalam wadah Styrofoamsemakin besar kemungkinan

jumlah zat kimia yang bermigrasi ke dalam makanan.


Styren, bahan dasar styrofoam, memang bersifat larut lemak dan alkohol. Karena itu, wadah

dari jenis ini tidak cocok untuktempat susu yang mengandung lemak tinggi. Begitu pun

dengan kopi yang dicampur krim. Padahal, tidak sedikit restoran cepat saji yang

menyuguhkan kopi panasnya dalam wadah ini

Masalah kesehatan yang dapat muncul setelah terpapar


jangka panjang antara lain :

1. Menyebabkan gangguan pada sistem syaraf pusat, dengan gejala seperti sakit kepala,
letih, depresi, disfungsi system syaraf pusat (waktu reaksi, memori, akurasi dan kecepatan
visiomotor, fungsi intelektual), hilang pendengaran, dan neurofati periperal.

2. Beberapa penelitian epidemiologik menduga bahwa terdapat hubungan antara paparan

stirena dan meningkatnya risikoleukemia dan limfoma.

3. Berdasarkan data IARC, stirena termasuk bahan yang diduga


dapat menyebabkan kanker pada manusia.

4. Monomer stirena dapat masuk ke dalam janin jika kemasanpolistirena digunakan untuk

mewadahi pangan beralkohol,karena alkohol bersifat dapat melintasi plasenta. Hal

inimenjelaskan mengapa dalam jaringan tubuh anak-anak ditemukan monomer stirena

meskipun anak-anak tersebuttidak pernah terpapar secara langsung. Monomer stirena

jugadapat mengkontaminasi ASI, hal ini dibuktikan dalampenelitian di New Jersey yang

menyebutkan bahwa 75% dari12 sampel ASI telah terkontaminasi oleh stirena

penanggulangan styrofoam

pembuatannya dapat dilihat di mushroom grow buddy


blog.
4. Memanfaatkan
Styrofoam
sebagai
Pelindung
Tanaman

Diluar negeri, Styrofoam dapat dimanfaatkan sebagaipelindung tanaman di saat musim

dingin denganmemanfaatkan sifatnya sebagai insulator.


a. Mengembangakan
teknologi
untuk
menguraikan
sytrofoam
Beberapa upaya telah ditemukan untuk menguraikan
Styrofoam, antara lain :
1.Memanfaatkan
Kulit
Buah
Jeruk
untuk
Mendissolve Styrofoam

Metode ini diupayakan oleh Vici Riyani and AdrienneTrinovia Sulistyo siswa SMA Santa

Ursula. Denganmengolah kulit jeruk yang mengandung d-limonene,mereka ubah dalam

bentuk polymer flocculant yangdiigunakan untuk menguraikan styrofoam menjadi air.Yang

pasti mereka yakin cara ini tetaplah ramahlingkungan.

Caranya dengan memasukan kulit jeruk bersamaandengan styrofoam ke dalam blender

dan melalui prosesdistilisasi dan kemudian diaduk sampai dengansemuanya bercampur

dengan baik. Dengan begitucampuran ini dapat diuraikan oleh mikroorganisme.


Atau cara lain yang mereka temukan dengan
menggunakan
kulit
buah
jeruk
juga.
Mereka
melakukannya dengan tekhnik sulfonasi. Yaitu dengan
Page | 15

memotong styrofoam hingga kecil-kecil dan campurkandengan chloroform dan asam sulfat

dengan suhu 45oCselama 2 jam. Hasil dari campuran tersebut adalahsodium polystyrene

sulfonate (PSSNa). Setelah melaluiproses pemisahan dan netralisasi, cairan tersebut

akanberubah menjadi bubuk polimer. Bubuk polimer inikemudian bisa digunakan sebagai

pemurni air dansangat berguna dalam industri semen.


2.Mengembangkan bakteri Pseudomonas putida

Para ahli biologi di University of College Dublin, Irlandia,menemukan turunan

bakteri Pseudomonas putida, yangbiasa ditemukan di dalam tanah, memakan minyak

styrenemurni dan mengubahnya menjadi plastik yang ramahlingkungan. Minyak yang

merupakan hasil pemanasanstyrofoam pada suhu tinggi itu mencemari tanah karenasulit

terdegradasi di alam.

Kevin O’Connor dan koleganya mengubah polystyrenemenjadi minyak melalui pyrolysis,

yaitu memanaskanplastik turunan minyak bumi dengan suhu 520 derajatCelcius tanpa

melibatkan oksigen. Pemanasan tersebutmenghasilkan cairan yang terdiri atas minyak

styrenesebesar lebih dari 80 persen dan sisanya berupa cairanracun lainnya.


Para peneliti kemudian memberikan cairan ini kepadasalah satu turunan

bakteri, Pseudomonas putida CA-3.Pada awalnya, mereka berharap bakteri akan

memurnikanstyrene dari larutan.


Page | 16

Namun, bakteri justru sangat menikmati menu makanbarunya ini dan mengubah 64

gram styrene campuranuntuk menghasilkan sekitar 3 gram bakteri baru.

Dalam proses ini, bakteri menyimpan 1,6 gram energiminyak styrene dalam bentuk

plastik biodegradable (dapatterurai di alam) yang disebutpolyhydr oxyalkanoate atauPHA.

Selain musnah jika dibakar, plastik jensi ini jugamudah terurai di alam.

Namun, proses biologi yang dilakukan bakterimenghasilkan produk sampingan yang

masih beracun,yaitu toluene. Meskipun demikain, temuan ini membawaharapan baru karena

menunjukkan bahwa styrofoam danmolekul polystyrene yang menyusunnya dapat

diubahmenjadi ramah lingkungan (---.2006).

Pengertian jeruk

Jeruk adalah semua tumbuhan berbunga anggota marga Citrus dari suku Rutaceae (suku
jeruk-jerukan). http://id.wikipedia.org/wiki/Jeruk. Anggotanya berbentuk pohon dengan buah
yang berdaging dengan rasa masam yang segar, meskipun banyak di antara anggotanya
yang memiliki rasa manis. Rasa masam berasal dari kandungan asam sitrat yang memang
menjadi terkandung pada semua anggotanya.
Struktur jeruk terdiri atas buah dan kulit. Buah jeruk merupakan sumber vitamin C yang
berguna untuk kesehatan manusia. Kandungan vitamin C sangat beragam antarvarietas,
tetapi berkisar antara 27-49 mg/100 g daging buah.
Sari buah jeruk mengandung 40-70 mg vitamin C per 100 ml, tergantung pada jenisnya.
Makin tua buah jeruk, biasanya makin berkurang kandungan vitamin C-nya, tetapi semakin
manis rasanya.
Vitamin C terdapat pada sari buah, daging, dan kulit. Seperempat bagian dari total
kandungan vitamin C buah jeruk terdapat di dalam sari buahnya. Betakaroten (provitamin A),
yang membentuk vitamin A banyak terdapat di dalam kulit dan sari buah jeruk.
Vitamin C berperan dalam proses penyerapan zat besi nonorganik (zat besi dan makanan
nonhewani) sehingga dapat mencegah dan membantu penyembuhan anemia (lesu darah).
Vitamin C juga memiliki kemampuan sebagai antioksidan, yang dapat membantu mencegah
kerusakan sel akibat aktivitas molekul radikal bebas.
Dalam tubuh, molekul radikal bebas mengoksidasi protein, asam lemak, dan DNA. Kerusakan
akibat radikal bebas berimplikasi pada timbulnya sejumlah penyakit, termasuk kanker,
kardiovaskular, dan katarak.
Secara signifikan, hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa asupan vitamin C yang tinggi
dari makanan, termasuk dari jeruk, dapat mencegah kenaikan LDL teroksidasi. Kadar LDL
teroksidasi tinggi merupakan faktor utama berkembangnya penyakit jantung.
Beberapa penelitian epidemiologi memang telah memperlihatkan hubungan signifikan antara
asupan vitamin C dengan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Vitamin C dalam buah-buahan, termasuk jeruk, secara ilmiah telah terbukti mampu
melindungi tubuh terhadap serangan kanker. Hasil penelitian epidemiologi menunjukkan
bahwa konsumsi buah-buahan (salah satunya jeruk) dan sayuran yang tinggi, memiliki efek
perlindungan terhadap kanker yang lebih baik dibandingkan dengan konsumsi vitamin C
dalam bentuk tablet atau suplemen lainnya.
Karena oksidasi lensa mata memainkan peran penting pada pembentukan penyakit katarak,
peran antioksidan (termasuk vitamin C) menjadi penting. Hasil penelitian memperlihatkan
bahwa individu dengan konsentrasi vitamin C dan karotenoid dalam darah yang tinggi,
memiliki risiko terkena katarak lebih rendah.
Jeruk sebagai sumber vitamin C juga diduga memberikan efek pencegahan dan
penyembuhan terhadap penyakit seperti pengeroposan tulang (osteoporosis), batu ginjal,
gangguan fungsi kognitif, dan asma.
Selain sebagai sumber vitamin C jeruk juga merupakan sumber asam folat yang potensial.
Satu buah jeruk dapat memenuhi 20 persen dari kebutuhan folat sehari-hari. Tingkat
konsumsi makanan dengan kandungan folat tinggi, seperti jeruk segar atau dalam bentuk jus,
akan meningkatkan kadar folat.
Peningkatan kadar folat akan menurunkan kadar homosistein, yang merupakan racun bagi
dinding pembuluh darah. Dengan menurunnya kadar homosistein, risiko penyakit
kardiovaskular juga berkurang.

Kandungan kulit jeruk

Salah satu kandungan dari kulit jeruk yang bisa kita olah dan daur ulang yaitu minyak atsiri.
Jenis minyak atsiri jeruk dibedakan berdasarkan varietasnya. Menurut (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2009:1605) bahwa “Varietas adalah jenis atau spesies tertentu yang dapat
dibedakan dari kelompok lain berdasarkan sifat-sifat tertentu, seperti jenis tanaman.
Ciri-ciri minyak atsiri yaitu bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu,
susunan senyawa komponennya kuat mempengaruhi saraf manusia (terutam di hidung)
sehingga sering kali memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat). Setiap senyawa
penyusun memilki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda.
Ekstraksi minyak atsiri dari kulit jeruk dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain
dengan pengepresan dingin, menggunakan bahan pelarut, serta dengan distilasi atau
penyulingan. Cara yang sederhana dan mudah dilakukan adalah dengan distilasi uap/air.
Prinsipnya, uap air digunakan untuk mengangkat minyak atsiri dari dalam jaringan kulit jeruk,
kemudian uap yang mengandung minyak atsiri didinginkan dengan air mengalir. Campuran
air dan minyak akan terpisah karena adanya perbedaan berat jenis. Lapisan minyak berada
di bagian atas, sedangkan air di lapisan bawah. Lapisan minyak diambil menggunakan pipet
lalu dimasukkan ke dalam botol berwarna gelap. Minyak dalam botol lalu disimpan di tempat
yang bersuhu rendah dan terhindar dari sinar matahari, seperti di dalam kulkas. Menurut
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2009:381) bahwa “Ekstraksi adalah proses pemisahan
suatu bahan dari campurannya, biasanya dengan menggunakan pelarut”.
Minyak atsiri jeruk terdiri atas berbagai senyawa yang mudah menguap. Kulit jeruk memiliki
kandungan senyawa yang berbeda-beda, bergantung varietas, sehingga aromanya pun
berbeda. Namun, senyawa yang dominan adalah limonen. Kandungan limonen bervariasi
untuk tiap varietas jeruk, berkisar antara 70-92%. Berdasarkan hasil uji preferensi, aroma
minyak atsiri jeruk yang paling disukai konsumen adalah minyak atsiri dari jeruk manis, purut,
lemon, nipis, jari budha/kuku harimau, dan jeruk siam madu. Aroma minyak atsiri yang kurang
disukai adalah yang berasal dari jeruk besar dan siam.
Minyak atsiri jeruk dapat digunakan sebagai pengharum ruangan, bahan parfum, dan
penambah cita rasa pada makanan. Minyak atsiri jeruk juga bermanfaat bagi kesehatan, yaitu
untuk aroma terapi. Aroma jeruk dapat menstabilkan sistem syaraf, menimbulkan perasaan
senang dan tenang, meningkatkan nafsu makan, dan menyembuhkan penyakit. Manfaat bagi
kesehatan tersebut karena minyak atsiri jeruk mengandung senyawa limonen yang berfungsi
melancarkan peredaran darah, meredakan radang tenggorokan dan batuk, serta
menghambat sel kanker. Minyak atsiri jeruk juga mengandung linalool, linalil, dan terpineol
yang memiliki fungsi sebagai penenang (sedatif), serta sitronela sebagai penenang dan
pengusir nyamuk. Manfaat beberapa minyak atsiri jeruk dalam penyembuhan penyakit
adalah:
• Jeruk manis: sebagai sedatif, antidepresi, tonik, antiseptik.
• Jeruk purut: sebagai sedatif, pengusir nyamuk, pereda flu, tonik.
• Grape fruit: penghambat sel kanker karena mengandung limonen tinggi (>90%)
• Jeruk lemon: antihipertensi, tonik, antibakteri.
Kulit buah jeruk biasanya hanya dibuang sebagai sampah, yang saat ini menjadi salah satu
masalah di kota-kota besar. Untuk mengatasi masalah sampah, salah satu upaya yang biasa
dilakukan adalah mengolah atau mendaur-ulang sampah menjadi produk atau bahan yang
berguna, seperti sampah organik menjadi pupuk kompos serta sampah plastik menjadi
peralatan rumah tangga.
Namun, yang akan kita olah adalah sampah kulit jeruk yang mengandung minyak atsiri
sebagai pengeliminasi styrofoam, karena media ini merupakan media yang ramah lingkungan
untuk menguraikan styrofom sehingga styrofoam dapat diuraikan oleh tanah. Jeruk yang
akan kami gunakan dalam penguraian styrofoam ini adalah jeruk bali dan jeruk garut.
Jeruk bali, jeruk besar, atau pamelo (bahasa Inggris: pomelo, ilmiah: Citrus grandis, C.
maxima) merupakan jeruk penghasil buah terbesar. Nama “pomelo” sekarang disarankan
oleh Departemen Pertanian karena jeruk ini tidak ada kaitannya dengan Bali.
http://barangdaurulang.blogspot.com/2009/08/solusi-penanganan-limbah-kulit-jeruk.html.
Jeruk ini termasuk jenis yang mampu beradaptasi dengan baik pada daerah kering dan relatif
tahan penyakit, terutama CVPD yang pernah menghancurkan pertanaman jeruk di Indonesia.
Beberapa kultivar unggulan Indonesia:
• Nambangan
• Srinyonya
• Magetan
• Madu/Bageng (tanpa biji)
Tiga kultivar yang pertama ditanam di sentra produksi jeruk bali di daerah Kabupaten
Magetan dan Kabupaten Madiun,sedangkan yang terakhir ditanam di daerah Bageng,
Kabupaten Pati.Selain ukurannya yang superjumbo bila dibandingkan dengan jenis jeruk
lainnya, jeruk bali memiliki rasa khas, yaitu kombinasi manis, asam, dan sedikit pahit. Buah
ini tidak hanya lengkap rasanya, tetapi juga lengkap manfaat sehatnya.
Jeruk bali yang memiliki nama Latin Citrus maxima ini daging buahnya berwarna putih hingga
merah dengan tekstur halus, rapat satu sama lain, serta mengandung banyak air. Jumlah biji
umumnya sedikit, bahkan kadang tanpa biji. Daging buahnya banyak mengandung air,
sehingga dapat dimakan langsung setelah dikupas. Bisa juga dinikmati sebagai salah satu
komponen rujak dan bahan salad buah berpadu dengan salad dressing yang segar.
Kandungan Jeruk Bali:
1. Likopen
Kandungan likopen pada jeruk bali cukup tinggi, yaitu 350 mikrogram per 100 gram daging
buah. Jika bersinergi dengan betakaroten (provitamin A) yang banyak terdapat pada jeruk
bali, likopen bisa berperan sebagai antioksidan.
2. Pektin
Jeruk bali mengandung pektin jauh lebih banyak dibandingkan dengan jenis jeruk lainnya
setelah dijus. Satu porsi jus jeruk bali mengandung lebih dari 3,9 persen pektin. Setiap 15
gram pektin dapat menurunkan 10 persen tingkat kolesterol. Berarti jeruk bali dapat
menurunkan risiko penyakit jantung.
3. Zat aktif pembersih darah
Jeruk bali dipercaya mengandung zat aktif yang dapat membersihkan sel darah merah yang
telah tua di dalam tubuh dan menormalkan hematokrit, yaitu persentase sel darah per volume
darah. Tingkat hematokrit normal pada wanita adalah 37-47 persen, sedangkan laki-laki 40-
54 persen. Rendahnya hematokrit akan menyebabkan anemia, tetapi jika sangat tinggi dapat
memicu penyakit jantung karena darah jadi mengental.
4. Kalium
Jeruk bali (gravefruit) merupakan sumber kalium, vitamin A (440 IU), bioflavonoid, dan
likopen (350 ug/100g). Hasil penelitian, jeruk bali termasuk antikanker yang sekaligus
menyehatkan prostat.
5. Vitamin C
Seperti jeruk lain, jeruk bali adalah sumber vitamin C (350 mikrogram per 100 gram daging
jeruk). Vitamin C sangat baik sebagai sumber antioksidan. Perokok dianjurkan untuk
mengosumsi jeruk bali dua “siung” (helai dalam buah) setiap hari. Peningkatan kadar vitamin
C di dalam darah mampu memperbaiki jaringan yang rusak, bahkan kanker, akibat tidak
stabilnya molekul radikal bebas karena rokok dan polusi udara.
Pada umumnya, tanaman jeruk bali yang dimanfaatkan adalah daging buahnya yang dapat
dikonsumsi langsung apabila telah tua dan matang. Akan tetapi dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi bagian dalam kulit buah yang berwarna putih pun dapat dijadikan
manisan.Bagian kulit buah yang dapat digunakan berwarna putih, sedangkan kulit luar yang
berwarna hijau dibuang karena banyak mengandung kelenjar minyak, tetapi kami akan
mencoba memanfaatkan kulit luar dari jeruk bali sebagai pengurai styrofoam

Jeruk garut diklasifikasikan ke dalam Citrus reticulate atu nama lokalnya adalah jeruk keprok.
Jeruk ini mudah ditemui dimana saja dan kapan saja. Selain rasanya yang manis-manis
asam, jeruk keprok juga banyak disukai karena daging buahnya banyak mengandung air dan
menyegarkan.
Kulit jeruk Citrus reticulata mempunyai berbagai macam senyawa diantaranya
Tangeraxanthin, Tangeritin, Terpinen-4-ol, Terpineolene, Tetradecanal, Threonine, Thymol,
Thymyl- methyl-ether, Tryptophan, Tyrosine, Nobiletin, Cis-3-hexenol, Cis-carveol, Citric-acid,
Citronellal, Citronellic-acid, Citronellyl-acetate, Cystine, Decanal, Decanoic- acid, Decanol.
Senyawa dalam kulit jeruk Keprok (Citrus reticulata) yang telah dilakukan penelitian
mengenai aktivitas antikankernya adalah tangeritin dan nobiletin. Tangeritin merupakan
senyawa methoxyflavone yang mempunyai potensi sebagai agen antikanker.
http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/ensiklopedia-tanaman-anti-kanker/j/jeruk-keprok/. Pada
penelitian secara invitro menunjukkan peniadaan terhadap sel kanker dengan menginduksi
apoptosis pada sel leukemia. Tangeritin dapat menghambat aktivitas sel kanker pada fase G1
sehingga siklus selnya terhambat(Anonim4, 2006). Pan dkk., (2002) melaporkan bahwa
polimetoksi flavonoid (tangeretin) yang terdapat pada kulit jeruk, dapat menginduksi G1 arrest
dengan adanya peningkatan ekspresi CDK inhibitors seperti p27, p21 pada colon cacer cell
line (COLO 205)
obiletin merupakan senyawa polymethoxyflavon yang pertama kali di uji aktivitas antikanker
secara in vivo (Tang et al, 2007). Nobiletin dapat menghambat kerja COX-2 dengan cara
inhibisi pada murine macrophage dan dapat menghambat induksi kanker kulit oleh
dimethylbenz[a]antracen (Murakami et al, 2000). Pada penelitian yang sama melaporkan
nobiletin juga dapat menghambat pertumbuhan sel kanker prostate dengan nilai IC50 100
μM. Nobiletin dan menginduksi Cells arrest. Pada sel kanker payudara dan colorectal
carcinoma, Tangeretin memiliki IC50 37 uM dan IC50 100 uM sedangkan Nobiletin, efek
antiproliferatif pada sel kanker yang sama menunjukan aktivitas yang lebih tinggi dengan
IC50 30 uM dan IC50 40 uM (Morley, 2007).
Kandungan buah ini merupakan sumber vitamin C yang berguna untuk kesehatan manusia.
Kandungan vitamin C sangat beragam antar-varietas, tapi berkisar antara 27-53 mg/100 gr
daging buah yang dikonsumsi. Vitamin ini mudah larut dalam air sehingga bila vitamin yang
dikonsumsi melebihi dari yang dibutuhkan tubuh, maka kelebihan tersebut akan dibuang
dalam urine.
Vitamin C dari buah jeruk aman dikonsumsi. Tak perlu takut kelebihan vitamin C yang dapat
mengakibatkan batu ginjal jika banyak mengonsumsi buah jeruk keprok. Karena kelebihan
vitamin C yang berasal dari buah-buahan umumnya tak menimbulkan efek samping. Bahkan
mengonsumsi buah ini dapat mengurangi kemungkinan gusi berdarah, sariawan, nyeri otot,
gangguan syaraf, serta anemia yang diakibatkan karena kekurangan vitamin C.
Karbohidrat kompleks dalam kandungan jeruk, berupa polisakarida nonpati (secara umum
dikenal sebagai serat pangan) sangat baik untuk kesehatan. Serat pangan [dietary fiber] di
dalam tubuh akan mengikat zat gizi pada suatu gel matriks, sehingga dapat memperlambat
proses pengosongan lambung serta proses pencernaan dan penyerapan. Keadaan itu akan
memperpanjang rasa kenyang dan menurunkan laju penyerapan glukosa, ini dapat
membantu mencegah lonjakan kadar gula darah.
Selain daging buah, di beberapa negara juga sudah dikenal produk minyak dari kulit dan biji
jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai
untuk membuat minyak wangi, sabun wangi, esens minuman, dan untuk campuran kue.
Dengan adanya cara penguraian sampah styrofoam ini, kita harus meminimalisir pemakain
styrofoam sebagai wadah makanan atau bahkan menghilangkannya.

You might also like