Professional Documents
Culture Documents
Etika adalah aturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi prilaku seseorang
yang berkaitan dengan baik dan buruknya seseorang dan merupakan suatu kewajiban serta
tanggung jawab moral. Dan perawatan merupakan suatu bidang yang berdampak pada kesejahtraan
manusia. Bisa didefenisikan keperawatan yaitu untuk mengatur hubungan pasien dan perawat.
Etika keperawatan merupakan norma yang dianut oleh perawat untuk bertingkah laku yang
digunakan kepada pasien, keluarga dan tenaga kesehatan yang lainnya. Itulah yang dimaksud sifat
profesional.
Didalam etika keperawatan perlu adanya legalisasi yang berefek jika adanya sesuatu yang tidak
dilakukan atau melakukan hal yang tidak boleh harus ada hukum yang memberi sanksinya yang bisa
di sebut Kode Etik Keperawatan. Kode etik keperawatan adalah suatu tuntunan tentang prinsip-
prinsip umum yg telah diterima oleh suatu profesi.
Kode etik kepaerawatan adalah merupakan suatu pernyataan komperhensif dari profesi yang
memberikan tuntunan bagi anggotanya dalam melaksanakan praktek keperawatan baik yang
berhubungan denga pasien,keluarga, masyarakat, teman sejawat, diri sendiri & tim kesehatan lain
yang berfungsi untuk:
Erb,1989)
Autonomi action, yaitu tindakan yang dilakukan harus sesuai dengan keinginan klien,
berdasarkan ruang lingkup, yaitu:
- Ada tujuan
- Klien mengerti mengapa suatu tindakan harus dilakukan
- Tidak dipengaruhi oleh orang lain
Benefisiensi
Adalah sesuatu yang dilakukan oleh perawat untuk mendukung Respect Autonomi yaitu:
Mengatakan yang sebenarnya, Menghormati privasi klien, Informasikan setiap tindakan, dan Selalu
memberikan persetujuan pada setiap tindakan yang dilakukan.
Segala sesuatu harus didasarkan niat baik, bertujuan baik untuk kepentingan klien. Setiap
tindakan dapat menentukan keuntungan klien
Euthanasia dalam bahasa latin Eu berarti mudah, bahagia atau baik. Thanatos berarti kematian.
Euthanasia berarti kematian yang baik (happy death). Dalam pengertian yang lebih luas adalah
tindakan tanpa rasa sakit yang menyebabkan kematian seseorang yang menderita penyakit yang tdk
dapat disembuhkan. Euthanasia ini disebut mercy killing.
Latar belakang Euthanasia adalah bila seorang tidak dapat disembuhkan, sementara pasien
dalam keadaan menderita seperti tidak berfungsinya organ-organ tubuh, dan kesakitan.
Di Swis dan Jerman pembunuhan atas belas kasihan tidak dianggap sebagai kejahatan, di
Amerika dianggap kejahatan, di Indonesia eutonasia dilarang Pasal 340, P.338, 344 KUHAP. Dalam
hukum kesehatan, ada 2 pengertian mati yaitu : - Jika batang otak tidak berfungsi, jika jantung dan
paru-paru tidak berfungsi.
Dari segi pelaksanaannya, Euthanasia di bagi menjadi 2 yaitu Euthanasia pasif, yaitu perbuatan
menghentikan atau mencabut segala tindakan atau pengobatan yang perlu untuk mempertahankan
hidup manusia. Dan Euthanasia aktif. Dari segi permintaan Euthanasia di bagi 2 yaitu volunter dan
involuntir.
• Resiko penganiayaan.
• Diskrimisasi, memperlakukan hidup orang lain lebih rendah dibanding dengan yang lainnya.
- Pasien2/ terminal.
- DNR.
- Kasus2/ dg over dosis.
- Pencabutan alat2/ bantuan hdp.
KEWENANGAN PERAWAT DLM PRAKTIK KEPERAWATAN
Kepmenkes No 1239/Menkes/SK/XI/2001 pasal 15 menyebutkan bahwa perawat berwenang
untuk :
b. Tindakan keperawatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (a) meliputi : intervensi
keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan & konseling kesehatan
PPNI menetapkan Tindakan Keperawatan yang dimaksud dlm pasal 15 Yaitu (b) berdsrkan KDM
yang merupakan bidang garapan keilmuan keperawatan yaitusebagai berikut :
- Kebutuhan Individu.
Kebutuhan Individu:
• Memenuhi kebutuhan O2
• Melaksanakan analisis data & merumuskan diagnosa kep kel & masy
• Melakukan pendokumentasian
KONTROVERSI STRATEGI PENDIDIKAN KEPERAWATAN DI ERA GLOBALISASI
Untuk mencapai hal tersebut diatas maka institusi pendidikan keperawatan harus melakukan
perubahan secara total, yaitu :
• Perawat harus memiliki kemampuan intelektual, interpesonal & teknikal untuk memberikan
pelayanan keperawatannya
• Selain itu juga harus mempunyai otonomi yang berarti mandiri & bersedia menanggung
resiki, bertangung jawab & menganggugat terhadap tindakan yang dilakukannya
• Tapi sekarang ini dilapangan masih banyak perawat yang melakukan praktik medis atau
pengobatan
Untuk itu sudah menjadi tugas organisasi harus berani untuk membicarakan hal tersebut & mencari
pemecahan masalah untuk mengatasi hal tsb diantaranya :
• Memberi sanksi kepada Rumah Sakit atau pelayanan kesehatan yang tidak memberi gaji
sesuai dengan standar
NILAI-NILAI PROFESIONAL PRAKTIK KEPERAWATAN
Nilai-nilai profesional yang terkait dalam praktik keperawatan yaitu nilai intelektual, nilai komitmen
moral, dan Otonomi kendali dan tanggugugat.
- Body of knowledge
- Pendidikan spesialisasi
Nilai komitmen moral, perilaku perawat harus dilandasi aspek moral yang meliputi :
1. Beneficience
2. Adil
3. Fidelity
Otonomi berarti kebebasan dan kewenangan melakukan tindakan secara mandiri. Kendali
mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan tehadap sesuatu atau orang. Tanggung gugat
berarti bertanggung jawab terhadap tindakan yang telah dilakukan
- Model adalah kerangka kerja yang menyusun bagian sedemikian rupa sehingga
menjadi utuh
- Model memungkinkan informasi terorganisasi dengan baik dan menunjukkan
informasi paling relevan yang diperkaya dengan pengalaman (Mayer, Maiden,
Lawrenz,1990).
Metode Aplikasi klien atau Keperawatan Total, adalah Perorganisasi pelakuan askep untuk satu atau
beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas selama periode waktu tertentu.
Kelebihan:
yang komprehensif
Kelemahan :
klien tugas
Keperawatan fungsional dilakukan dengan tiap perawat berdasarkan tugas spesifik dan bersifat
teknis, seperti contoh memberi obat, memandikan klien, mengukur tanda-tanda vital.
Kelebihan :
- Sistim fungsional secara administratif sangat efisien Perawat terampil untuk tugas
tertentu
- Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat
- Bila kekurangan tenaga ahli dapat diganti oleh tenaga yang kurang pengalaman untuk
tugas sederhana
- Memindahkan Kru untuk mngawasi stafnya
Kelemahan :
1. Klien tidak menerima askep secara holistik dan manusiawi dengan segala keunikannya sehingga
Keperawatan tim, diberikan oleh tim yang terdiri dari beberapa perawat dan tenaga penunjang
keperawatan. Setiap tim terdiri dari ketua tim dan beberapa anggota tim. Setiap tim terlibat dalam
pemberian askep yang menjadi tanggung jawab tim. Setiap anggota tim mengenal klien dan dapat
berkomunikasi dengan klien.
Kelebihan :
Kekurangan :
KEPERAWATAN PRIMER
- berfokus pada kebutuhan klien yang memberikan otonomi pada perawatan dan
kesinambungan asuhan.
- Model praktik keperawatan dapat diterapkan.
- Memungkinkan askep yang komprehensif.
- Memungkinkan penerapan proses keperawatan
- Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
- Memberi kepuasan pada klien dan keluarga
Kelemahannya, sistem keperawatan primer hanya dapat dilakukan oleh perawat dengan
kemampuan profesional dan biaya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan metode lain.
Adanya perubahan pemahaman terhadap konsep sehat sakit, mungkin karna ilmu pengetahuan dan
informasi tentang determinan kesehatan yang bersifat multifaktoral, telah mendorong
pembangunan kesehatan ke arah paradigma baru yaitu paradigma sehat. Paradigma sehat adalah
pemikiran dasar sehat, berorientasi pada peningkatan dan perlindungan orang sehat. Kebijakan yang
diambil lebih ditekankan pada upaya promotif dan preventif. Hal tersebut dimaksudkan melindungi
dan meningkatkan orang sehat menjadi lebih sehat dan produktif serta tidak jatuh sakit. Dari segi
ekonomi melakukan investasi dan intervensi pada orang sehat lebih efektif daripada intervensi pada
orang yang sakit.
• Memelihara dan meningkatkan pelajaran kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
Untuk mencapai mutu tersebut telah dikembangkan pilar strategi pembangunan kesehatan yang
salah satunya adalah paradigma sehat atau pembangunan berwawasan profesionalisme.
Hal tersebut dikaitkan dengan profesi kep erawatan melalui pengembangan sistem pendidikan
tentang keperawatan dalam upaya mewujudkan keperawatan sebagai profesi di Indonesia. Hal ini
bertujuan untuk. memelihara dan meningkatkan pelaksanaan kesehatan yang berkualitas, merata,
terjangkau dan perlu di dukung oleh sumber daya pelaksana kesehatan termasuk di dalamnya
tenaga kep yang cukup baik dalam jumlah dan kualitas melalui penduduk tentang keperawatan.
Sebagai profesi keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual, uinterpesonal,
kemampuan teknis dan moral. Dengan demikian diharapkan terjadi perubahan yang mendasar
dalam upaya partisipasi aktif mensukseskan program pemerintah dan berwawasan luas tentang
profesi keperawatan.
Ada 4 tantangan utama yang sangat menentukan terjadinya perubahan dan perkembangan
keperawatan di Indonesia yang dirasakan khususnya dalam sistem pendidikan keperawatan
yaitu :
• Perkembangan IPTEK
• Memiliki kemampuan yang unik dalam memberikan pelajaran kepada orang lain
Secara historis pendidikan dasar dalam keperawatan mempersiapkan lulusan untuk menjadi perawat
generalis. Perawat mendapatkan spesialisasi setelah menyelesaikan program dasar. Melalui kursus
yang berbasis Rumah Sakit yang dirancang untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan di
area spesialisasi.
Di awal abad 20 jenis spesialisasi ini biasanya berfokus pada keperawatan obstetri dan keperawatan
tugas pribadi. Dengan mendapat ilmu pengetahuan yang lebih banyak dalam ilmu anatomi, fisiologi,
mikrobiologi, patofisiologi dan farmakologi maka perawat menjadi lebih mampu membuat
pengkajian mengenai sifat masalah klien. Peningkatan keterampilan perawat memungkinkan mereka
untuk mengemban peran yang lebih aktif dalam perawatan klien.Pengetahuan dan keterampilan
yang sebelumnya menjadi domain dokter secara bertahap masuk ke dalam praktik keperawatan.
• Pendidikan spesialisasi yang diberikan di universitas dan sekolah tergantung pada tingkat
master berkembang selama tahun 1940-an & 1950-an
• Idenya difasilitasi oleh kembalinya perawat dari layanan militer selama Perang Dunia II
• Konferensi yang disponsori oleh National league of Nursing sepakat bahwa tujuan
pendidikan sarjana adalah mempersiapkan perawat generalis.
Tingkat sarjana dalam keperawatan awalnya berfokus pada peran fungsional pendidikan dan
administrator. Pada saat ini perawat yang dipersiapkan di tingkat sarjana untuk perawat klinis.
Tujuan utama perawat spesialis klinis adalah memperbaiki perawatan klien dan praktik keperawatan
dengan berfungsi sebagai perawat ahli dalam tuntanan praktik.
Advance-Practice Nurse (APN) adalah istilah payung untuk perawat terdaftar yang memenuhi
penduduk lanjutan dan persyaratan praktik klinis.
Di Canada praktik lanjutan dalam keperawatan berkembang menjadui 3 kategori, yaitu: perawat
spesialis klinis, perawat praktisi dan berbagai peran baru yangg sering dikembangkan oleh fasilitas
kep kesehatan untuk memenuhi kebutuhan khusus (CNA,1997).
Ada 5 komponen yg terkait dg peran CNS yaitu praktisi, pendidik, konsultan, peneliti & pemimpin
(CAN,1996)
Perawat-Anesthesi Terdaftar Bersertifikasi (CRNA)
• Perawat anesthesi merupakan salah satu peran praktik lanjutan paling awal di AS
• American Association of Nurses Anesthesia yang didirikan tahun 1931, menetapkan program
sertifikasi untuk Perawat Anesthesi pada tahun 1945 dan program akreditasi untuk
pendidikan Perawat Anesthesi pada tahun1952
• Perawat Anesthesi yang bekerja dengan dokter ahli anesthesi memberikan sekitar 65%
anesthesi kepada klien di AS
CRNA menangani kebutuhan anesthesi klien selama perioperatif. Tugas yang diemban dalam
melaksanakan peran tersebut adalah :
• Mengikuti proses pascaoperatif pasien dari ruang pemulihan ke unit perawatan pasien
Perawat praktik lanjutan mengisi akan kebutuhan layanan perawatan primer yang berkualitas
dengan biaya yang terjangkau bagi klien baik di lingkungan perkotaan maupun pedesaan
Perawat terdaftar, perawat praktik lanjutan dan organisasi keperawatan profesional perlu mendidik
tidak hanya masyarakat tetapi juga politisi dan legislator mengenai peran yang tepat dari perawat
lanjutan
Perawat praktik lanjutan memiliki peran utama dalam mencegah penyakit dan mempromosikan
kesehatan.
Harus ada suatu hubungan kerja sama dan kolaborasi yang di bina dengan pemberi perawatan
kesehatan lain dalam upaya mengisi potensi dari peran praktik lanjutan
Kebutuhan perluasan cakupan praktik yang lebih jauh untuk mencakupkan hak istimewa pembuatan
resep dan prosedur lain yang biasanya dilakukan oleh dokter akan terasa berlanjut sampai masanya.
Organisasi keperawatan profesional perlu memastikan standar yang tinggi untuk mendapatkan
sertifikasi praktik lanjutan
Institusi pendidikan perlu kolaborasi dan bekerja sama dengan orang keperawatan profesional untuk
memastikan bahwa pengalaman instruksional di ruang kelas & klinik mempersiapkan lulusan mampu
mengemban peran perawat praktik lanjutan secara efektif
3. Era globalisasi yang ditandai dengan pasar bebas, tempat setiap negara dapat menawarkan
“produk” dan “jasa” termasuk jasa keperawatan, sehingga masyarakat harus menentukan
pilihan yang tepat agar tidak keliru
Perlindungan terhadap Perawat sebagai Pemberi Pelayanan Keperawatan
• Otonomi perawat
• Globalisasi
Pengendalian IPTEK
LEGISLASI KEPERAWATAN
Legislasi keperawatan merupakan bagian integral dari legislasi kesehatan nasional Indonesia
seperti yang tercantum dalam UU No 23 Tahun 1992 tentang kesehatan, PP No 32/1996
tentang tenaga kesehatan.
• Memperinci kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh perawat
• Informasi tentang tanggungjawab legal praktik disediakan oleh institusi penduduk, profesi
dan badan yang mengatur legislasi
• Registrasi
• Sertifikasi
• Lisensi
Registrasi
1. Registrasi keperawatan merupakan proses administrasi yang harus ditempuh oleh seseorang
yang ingin melakukan pelayanan keperawatan sesuai dengan kemampuan atau kompetensi
yang dimiliki
Sertifikasi adalah proses pengakuan terhadap peningkatan pengetahuan, keterampilan dan perilaku
seorang perawat dengan cara memberikan ijazah dan sertifikat.
Lisensi
• Proses administrasi yang dilakukan oleh suatu badan independen berapa penerbitan atau
perbuatan surat ijin praktik bagi tenaga keperawatan
• Lisensi berapa kewenangan kepada seorang perawat yang sudah teregistrasi untuk
melaksanakan pelajaran atau praktik keperawatan
Tujuan Lisensi :
• Memberi kejelasan batas kewenangan tiap katagori tenaga kep untuk melakukan praktik
keperawatan
Lisensi dapat ditunda atau dicabut masa berlakunya dengan berbagai alasan antara lain :
• Melakukan kesalahan ringan sampai sedang yang mengakibatkan kerugian bagi orang lain
Mekanisme Legislasi
Registrasi, Persyaratan registrasi antara lain berupa kemampuan (kompetensi) yg diakui, tertuang
dalam ijazah dan sertifikat
Registrasi meliputi :
1. Registrasi administrasi
2. Registrasi kompetensi
Perawat yg sdh teregistrasi mendapat Surat Ijin Perawat (SIP) dan nomor registrasi
Perawat yang tidak teregistrasi, secara hukum tidak Memiliki kewenangan dan hak untuk :
• Melakukan pengkajian
• Melakukan observasi
• Perawat registrasi yang memenuhi persyaratan diberikan sertifikat untuk melakukan praktik
kep
Mekanisme Lisensi, Perawat yang telah memenuhi proses registrasi mengajukan permohonan
kepada pemerintah untuk memperoleh ijin resmi dari pemerintah.
Perawat yang sudah teregistrasi dan memiliki lisensi disebut perawat register dapat bekerja
ditatanan pelaksanaan kesehatan dan institusi penduduk keperawatan.
• Untuk itu perawat perlu diregistrasi, disertifikasi dan meperoleh izin praktik (lisensi)
• Registrasi, sertifikasi dan izin praktik dilaksanakan oleh pejabat Pemerintah Kantor Kepala
Dinas Kesehatan dan organisasi profesi
• Setiap lulusan penduduk perawat yang akan menjalankan pekerjaan keperawatan wajib
memiliki SIP yang dikeluarkan oleh DinKes
• SIK sebagai bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk melakukan praktik
keperawatan di sarana pelayanan kesehatan
• SIPP sebagai bukti tertulis yang diberikan pada perawat untuk menjalankan praktik perawat
perorangan dan kelompok
STANDAR PROFESI PERAWAT INDONESIA
PIMPINAN PUSAT PERSATUAN PERAWAT INDONESIA
Penyelesaian masalah yang memberi dampak pada kesehatan masyarakat memerlukan keterlibatan
pemerintah, organisasi profesi dan pihak terkait lainnya.
Sejarah mencatat kontribusi perawat di masa penjajahan sampai Indonesia merdeka dan sampai
saat ini memberikan sumbangsih yang cukup bermakna bagi pencapaian pembengunan kesehatan
seutuhnya.
Pasal 32 ayat (4) : Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan
atau ilmu keperawatan hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian
dan kewenangan untuk itu
• Pasal 53 ayat (1) : tenaga kesehatan berhak mendapat perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
• Pasal 53 ayat (2) : tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk
mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.
Pelayanan keperawatan adalah bentuk pelatihan fisiologis, psikologis, sosial, spiritual dan kultural
yang diberikan kepada klien karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan klien dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya yang sedang tergganggu. Fokus keperawatan adalah respons klien terhadap
penyakit, pengobatan dan lingkungan (Tomey,1994).
• dll
Keperawatan sebagai profesi memiliki body of knowledge yang jelas berbeda dengan profesi lain,
memiliki wadah profesi, memiliki standar dan etika profesi, akuntabilitas, otonomi dan kesejawatan
(Leddy & Pepper,1993)
Perawat diharuskan akuntabel terhadap praktik keperawatan yang berarti dapat memberikan
pembenaran terhadap keputusan dan tindakan yang dilakukan dengan konsekuensi dapat digugat
secara hukum apabila tdk melakukan PK sesuai dengan standar profesi kaidah etik dan moral,
standar praktik dan standar penduduk
Standar praktik merupakan salah satu perangkat yang diperlukan setiap tenaga professional. Standar
praktik keperawatan membantu dan menuntun perawat dalam menjalankan tugasnya memberi
asuhan keperawatan.
Penyusunan dan pelaksanaan standar praktik merupakan fungsi organisasi profesi.Komponen yang
dapat dimasukkan dalam standar praktik keperawatan (College of Nurses of Ontario,1990) :
• Pernyataan tentang pengetahuan keperawatan yang harus dipahami dan dianalisis oleh
perawat profesional seperti konsep dasar keperawatan, peran perawat, hubungan
interpesonal, proses keperawatan, prinsip intervensi dan masalah kesehatan, situasi klien,
upaya kesehatan
Standar Praktik Keperawatan harus membedakan antara tanggung jawab perawat profesional
dengan asisten perawat. Standar PK di Indonesia telah diterbitkan oleh DepKes pertama kali pada
tahun 1986. Perawat diwajibkan untuk mengikuti standar PK terbaru yang disusun berdasarkan
eviden base. Standar PK secara periodik harus direvisi untuk menyesuaikan perubahan kebutuhan,
ilmu dan teknologi.
Standar adalah level kerja yang diinginkan dan dapat dicapai dimana kinerja aktual dapat
dibandingkan. Standar praktik keperawatan adalah pernyataan tentang apa yang dibutuhkan oleh
RN dijalankan sebagai profesional keperawatan.
Standar adalah nilai atau acuan yang menentukan level praktik terhadap staf atau suatu kondisi pada
pasien atau sesuatu yang telah ditetapkan untuk dapat diterima sampai pada batas wewenang
tertentu (Schroeder,1991).
• Dampak ganda : kesempatan kerja sama antar negara seluas-luasnya di satu pihak, tapi
persaingan semakin ketat di lain pihak
• Tantangan utama : meningkatkan daya saing dan keunggulan kompetitif di semua sektor
industri termasuk dengan mengandalkan SDM yang berkualitas, kompetitif dan dapat
memenuhi standar kebutuhan global.
• Mempelajari berbagai sumber ; standar kompetensi perawat negara lain, standar profesi
lain, framework ICN, model-model pengembangan standar kompetisi (POKJA 2003-20040
• Survei atau jajak pendapat terhadap user (RS,PKM bbrp provinsi terplh (2004)
• Konvensi Nasional standar kompetisi kerja nasional bidang keperawatan untuk level vokasi
dan generalis pada tanggal 1-2 Juni 2006
Dasar-dasar teori dan pertimbangan yang dipakai sebagai landasan pengembangan standar
kompetisi RMCS, yaitu:
• Pengembangan profesional
Peta Unit Kompetensi
Peta Unit Kompetisi memiliki tingkatan-tingkatan ny, yaitu Level perawat Vokasi (SPK & DIII),
Level perawat Generalis (S1 Ners), dan Level perawat Spesialis (Sp)
Mengerjakan tugas rutin membantu perawat generalis menurut cara yang sudah ditentukan dan
dibawah pengawasan perawat generalis
• Melaksanakan tindakan dalam batas kewenangan yang ditetapkan oleh badan yang
memberikan lisensi praktik
• Perawat yang telah menyelesaikan program pendidikan dasar dan umum bidang
keperawatan dan diberikan kewenangan untuk melakukan praktik keperawatan
• Pendidikan dasar dan umum yang dimaksud adalah program pendidikan formal yang
memberikan landasan luas dan kokoh dalam ilmu-ilmu biomedik, perilaku dan kep untuk
melakukan praktik umum bidang keperawatan
• Berada pada level perawat lanjut baik magister atau doctoral expert pada satu bidang
tertentu
Bangsa Indonesia masih terus melaksanakan pembangunan secara terpadu dan berkesinambungan
untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Berbagai perkembangan dan kemajuan telah dicapai
seperti bidang politik, ekonomi, sosial maupun budaya. Berbagai perkembangan tersebut secara
langsung dan tidak langsung berkaitan pula dengan pembangunan kes
Dengan semakin tinggi rata-rata takutan ekonomi dan penduduk Bangsa Indonesia menyebabkan
tuntutan masyarakat terhadap mutu asuhan juga semakin tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut
diatas berpengaruh juga terhadap perkembangan penduduk dan kedudukan keperawatan dalam
percaturan sosial politik.
Berbagai penyesuaian dilakukan antara lain peningkatan dan mutu pendidikan keperawatan serta
pemantapan organisasi profesi.
PENDIDIKAN KEPERAWATAN
Selaras dengan perkembangan ilmu dan teknologi, penduduk keperawatan tahap demi tahap
mengalami peningkatan baik jenjang maupun mutu pendidikan. Jenjang pendidikan keperawatan di
Indonesia adalah SPK, Akademi atau Pendidik Ahli Madya keperawatan dan Program Studi Ilmu
Keperawatan dan Program S2 yang terkait dengan keperawatan
Pendidik tenaga keperawatan di Indonesia secara umum bertujuan untuk menyediakan tenaga
kesehatan dalam jumlah dan jenis yang sesuai yang memiliki ciri yang berbeda, tangguh, cerdas,
terampil, mandiri, memiliki rasa kesetiakawanan bekerja keras, produktif, kreatif, inovatif, disiplin
serta berorientasi ke masa depan dengan asa profesionalisme masing-masing (Pusdiknakes,2001).
Jumlah di Indonesia adalah 180ribu orang dengan latar belakang penduduk :76,65% lulusan SPK,
22% DIII &2,35% lulusan S1 (Depkes RI, Republika 2004)
Penduduk keperawatan pada saat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor baik nasional maupun
internasional. Secara nasional, situasi politik di tanah air dan kesadaran masyarakat akan hak-haknya
telah memacu peningkatan penduduk keperawatan. Sementara tantangan dari dunia internasional
adalah adanya kompetesi global yang menuntut kata untuk menyiapkan tenaga keperawatan yang
handal dan mampu bersaing dengan perawat dari luar.
UU tentang registrasi dan praktik keperawatan dan penyesuaian penduduk sesuai dengan sistem
penduduk nasional yang baru (UU RI No 20 thn 2003).
SPK
• Dari 3 jenis jenjang pendidikan keperawatan, SPK merupakan institusi yang telah
menyumbang tenaga keperawatan dalam jumlah yang paling besar
• Pada tahun yang sama juga mulai didirikan pendidik dengan jenjang yang lebih tinggi yaitu
akademi perawatan
Dasar pendidik keperawatan pada awal kemerdekaan adalah SD ditambah keperawatan yang
lamanya bervariasi. Pada 1960 mulai dikembangkan SPK dengan latar belakang pendidikan SMP
(Jahmono,1993).
• Tujuan pendidikan SPK adalah meluluskan perawat kesehatan yang mampu sebagai
pelaksana maupun pengelola keperawat
• Pada masa tersebut pendirian SPK adalah untuk menencukupi kebutuhan jumlah tenaga
keperawatan
Sistem Kesehatan Nasional (2004) menyatakan bahwa penyelenggaraan pedidik vokasi, sarjana dan
profesi tingkat pertama adalah institusi yang telah di akreditasi oleh asosiasi instansi pendidikan
kesehatan yang bersangkutan. Dalam Sistansi Pendidikan Nasional (UU RI No 20 thn 2003) dijelaskan
apa yang dimaksud dengan pendidikan akademik, profesi dan vokasi yang semuanya
diselenggarakan melalui penduduk.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan SPK sudah tidak sesuai lagi.
Adanyanya tuntutan bahwa perawat harus dipersiapka melalui penduduk yang ditanggapi dengan
mengkonversikan SPK menjd DIII Keperawatan. Penyelenggaraan program DIII keperawatan
merupakan salah satu upaya antisipasi terhadap perkembangan pelayanan kesehatana. Program ini
diselenggarakan di Bandung pada tahun 1960 dengan berdirinya Akper Bandung.
Peserta didik harus memenuhi persyaratan antara lain lulusan SMU, SPR/SPK yang sudah bekerja.
Seperti halnya SPK secara administratif program ini juga dibawah koordinasi Pusat Pendidik Tenaga
Kesehatan, Depkes. Tujuan program DIII keperawatan adalah menghasilkan tenaga perawat
profesional pemula yang dapat sebutan ahli madya keperawatan yang merupakan manajer
menengah dalam keperawatan yang diharapkan mampu sebagai pelaksana, pengelola, penduduk &
partisipasi aktif dalam penelitian ilmiah. Untuk meningkatkan karir lulusan DIII dapat melanjutkan ke
program sarjana.
Adanya berbagai pendidikan kesehatan yang menawarkan berbagai program di lingkungan depkes
dinilai tidakk efisien, pada pertengahan tahun 1990-an, DepKes mulai mengembangkan
sistimultystrem academy dengan berbagai instansi pendidikan dalam lingkungan yang dipadukan
menjadi “Pendidikan Satu Atap”. Depkes bekerja sama dengan Depdikbud melakukan pengkajian
untuk mengembangkan akademi-akademi tersebut dan dijadikan politeknik kesehatan. Hal tersebut
dikukuhkan dengan dikeluarkannya Keputusan dair Menkes dan Kesejahteraan Sosial RI No
298/Menkes-Kesos/SK/IV/2001 (Pusdiknakes,2004).
Hal ini juga sesuia dengan hasil lokakarya nas Jan 1983 yang menghasilkan konsesus nasional
tentang perawat sebagai profesi sehingga tenaga keperawatan harus disiapkan melalui pedidikan
tinggi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan penduduk tingkat sarjana keperawatan adalah bagaimana
kita meningkatkan dan mempertahankan mutu penduduk dan penelitian.
Untuk mencapai hal tersebut diatas setiap perawat harus senantiasa mempertahankan dan
meningkatkan kemampuannya antara lain dengan mengikuti pendidikan keperawatan
berkelanjutan.
• Perawat tidak dapat memperpanjang serta izin praktiknya bila tidak ada bukti bahwa mereka
telah cukup mengikuti pendidikan keperawatan berkelanjutan.
• Terlepas dari jenjang pedidikan yang ditawarkan, ada beberapa hal umum yang dihadapi
oleh semua pendidikan keperawatan yang disebabkan oleh perubahan sosial politik yang
ada di Indonesia.
• Kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau pendidikan meningkat secara umum, tapi tidak
semua perawat dapat mengakses kesempatan tersebut.
Registrasi:
• Adalah suatu proses administrasi tempat perawat mendaftarkan diri pada DinKes provinsi
untuk mendapatkan SIP.
• Keluaran: dlm bentuk SIP yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia & nomor registrasi.
Registrasi awal
• Bagi perawat yang sudah kerja sebelum kepmenkes ditertibkan untuk mendapatkan SIP
dengan mengajukan permohonan melalui Kepala Instansi.
• Formulir A diisi dengan kelengkapan registrasi antara lain: foto copy ijazah, surat keterangan
sehat, Pas foto.
• Adalah bukti tertulis yang menerangkan kewenangan perawat dalam melaksanakan praktik
keperawatan.
• SIPP hanya berlaku untuk satu tempat praktik perorangan atau kelompok.
• Pejabat yang berwenang menerbitkan SIK atau SIPP adalah pejabat Dinkes kepala kota
tempat perawat tersebut melaksanakan praktik.
• Perijinan awal untuk SIK diajukan selambat-lambatnya 1bulan setelah diterima bekerja atau
2 tahun sejak kepmenkes berlaku.
Penerbitan SIK
• Kelengkapan yang harus dipenuhi: ftcp SIP, surat keterangan sehat, surat keterangan dari
pimpinan sarana kesehatan yang menyatakan tinggal mulai bekerja.
Setelah persyaratan dipenuhi, permohonan ini diberikan melalui jasa pos ke Dinas
Kesehatan.
A. Pengertian legal
Legal adalah sesuatu yang di anggap sah oleh hukum dan undang-undang (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).
B. Dimensi legal
1. Memberikan kepastian bahwa keputusan & tindakan yang dilakukan sesuai dengan prinsip-
prinsip hukum.
• Kontrak mengandung arti ikatan persetujuan atau perjanjian resmi antara 2 atau lebih partai
untuk mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu.
• Sebagai tenaga profesioanl yang mempunyai kemampuan memberi jasa keperawatan, askep
tidak akan terwujud tanpa adanya pertemuan & kerja sama antara perawat, pihak yang
mengerjakan perawat & pasien.
• 2 jenis kontrak yang paling banyak dilakukan dalam keperawatan adalah kontrak antara
perawat & institusi yang memperkerjakan perawat & kontrak antara perawat dengan klien.
• Perikatan berarti mengikat orang yang satu terhadap orang yang lain.
• Hal yang mengikat tersebut dapat berupa perbuatan, peristiwa & keadaan (Muhamad,1990).
• Hukum perikatan diatur dalam Kitab UU perdata : pasal 1239 menyatakan bahwa perikatan,
lahir karena suatu persetujuan atau karena uu; pasal1234 bhw perikatan ditujukan untuk
memberi sesuatu, berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu.
• Ada suatu hal tertentu dan ada suatu sebab yang halal.
• Gaji,
• Jam kerja,
• Asuransi kesehatan,
Kontrak kerja antara perawat klien dilakukan sebelum pemberian asuhan keperawatan.
• Kontrak pada dasarnya untuk melindungi hak-hak kedua belah pihak yang bekerja sama.
• Secara hukum kedua belah pihak dapat menggugat apabila rekanan kerjanya melanggar
kontrak yang telah disepakati.
AREA LIABILITAS
• Malpraktik
• Dokumentasi
• Persetujuan tindakan
• Pendelegasian
• Eutanasia
• Malpraktik
• Malpraktik mengacu pada tindakan kelalaian yang dilakukan oleh seseorg yang terlibat
dalam profesi atau pekerjaan yang sangat membutuhkan keterampilan teknis profesional
1. Tugas perawat terhadap klien untuk memberikan perawatan & mengikuti standar yang
dapat diterima.
4. Hubungan kausal antara pelanggaran tugas & cedera yang disebabkan oleh pelanggaran
tersebut.
• Sistem pelaporan & pasti keamanan bekerja sama untuk mengurangi kesalahan sistem.
• Perawat bertg jawab atas tindakan mereka sendiri, baik sebagai praktisi independen atau
pegawai dari suatu institusi kesehatan.
DOKUMENTASI
• Menurut hukum, jika suatu tindakan tidak didokumentasikan, berarti pihak yang
bertanggung jawab tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
• Akurat
• Jujur
• Tepat
Catatan medis klien adalah sebuah dokumentasi legal & dapat diperlihatkan di pengadilan sebagai
bukti.
Pendelegasian.
• American Nurses Association Code for Nurses (1985) menyatakan perawat melatih penilaian
berbasis informasi & menggunakan kompetensi & kualifikasi individu sebagai kriteria dalam
mendapatkan konsultasi, tanggung jawab & mendelegasikan aktivitas keperawatan kepada
orang lain.
• Perawat bertanggung gugat terhadap perawatan yang diberikan kepada klien meskipun
perawatan tersebut telah didelegasikan ke bawahannya.
• Untuk mendelegasikan tugas secara aman perawat harus mendelegasikan dengan tepat &
melakukan supervisi secara adekuat (Barter & Furmidge, 1994)
• Kerumitan tugas
• Persetujuan tindakan adalah kesepakatan yang dibuat oleh klien untuk menerima rangkaian
terapi atau prosedur setelah informasi yang lengkap, termasuk resiko terapi dan fakta yang
berkaitan dengan terapi tersebut telah diberikan oleh dokter
Tanggung jawab perawat adalah menyaksikan pemberian persetujuan tindakan, yang meliputi hal-
hal :
• Jika perawat hanya menyaksikan tanda tangan klien dan tidak pertukaran informasi, perawat
harus menulis “hanya menyaksikan tanda tangan” pada formulir
• Persetujuan harus diberitahukan oleh individu yang memiliki kapasitas dan kompetensi
untuk memahami
• Klien harus diberi cukup informasi agar dapat menjadi pengambil keputusan utama
Laporan insiden adalah catatan institusi yang diwajibkan oleh jCAHO yang berisi insiden atau
kejadian tidak biasa
Laporan insiden ditinjau oleh departemen manajemen resiko. Manajemen resiko bertugas untuk
mengidentifikasi resiko, mengendalikan kejadian, mencegah dan mengendalikan liabilitas
(Huber,2000)
Surat Wasiat
Surat Wasiat adalah deklarasi seseorang tentang bagaimana properti orang tersebut dibagikan
setelah kematiannya. Perawat dapat diminta menjadi saksi pembuatan surat wasiat. Jika perawat
menyaksikan penandatanganan surat wasiat, perawat harus menulis catatan di catatan klien bahwa
surat wasiat telah dibuat dan persepsi perawat mengenai kondisi fisik dan mental klien.
Dokter dapat membuat perintah tidak meresusitasi pada klien yang berada dalam tahap penyakit
terminal atau mengharapkan kematian
1. Nilai dan pilihan klien yang kompeten harus selalu diberikan prioritas tertinggi
2. Ketika klien tidak kompeten, surat pelimpahan kekuasaan atau wakil pembuat keputusan
yang bertindak atas nama klien harus membuat keputusan tentang terapi perawatan
kesehatan klien
Keputusan DNR harus selalu menjadi subjek pembahasan yang eksplisit antara klien, keluarga, setiap
wakil pengambil keputusan yang ditunjuk yang bertindak atas nama klien & tim perawatan
kesehatan klien. Perintah DNR harus secara jelas didokumentasikan. Jika bertentangan dengan
keyakinan personal perawat untuk melakukan perintah DNR, perawat sebaiknya berkonsultasi
dengan manajer perawat untik perubahan penugasan.
Eutanasia
• Eutanasia adalah tindakan tanpa rasa sakit yang menyebabkan kematian seseorang yang
menderita penyakit yang tidak dapat disembuhkan
• Isu legal di sekitar kematian mencakup pengeluaran sertifikat kematian, pelabelan jenazah,
otopsi, donasi organ dan pemeriksaan penyebab kematian
• Perawat memiliki tugas untuk menangani jenazah dengan penuh martabat dan memberi
label jenazah dengan tepat
Tawar menawar kolektif adalah suatu proses pengambilan keputusan formal antara perwakilan
manajemen dan perwakilan tenaga kerja untuk menegosiasikan gaji dan kondisi pekerjaan, termasuk
jam kerja, lingkungan kerja dan keuntungan tambahan dari pekerjaan.
Pada tahun 1999 ANA mendirikan UAN sebagai serikat pekerja untuk perawat terdaftar di Amerikat
Serikat.
Tawar menawar kolektif lebih dari sekedar negosiasi gaji dan jam kerja, tetapi ini adalah suatu
proses kontinu yang dapat menangani masalah pekerjaan dan hubungan dari hari ke hari dengan
cara demokrasi dan teratur
Keluhan atau kesulitan sehari-hari ditangani melalui prosedur keluhan, suatu rencana formal yang di
buat dalam kontrak.
HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN KEPERAWATAN
Hukum merupakan aturan prilaku yang dibuat oleh penguasa masyarakat, provinsi, maupun Negara.
Hukum adalah suatu rangkaian norma yang mengatur hubungan kemasyarakatan.
Hukum adalah suatu karya daripada seluruh rakyat yang bersifat penyegaran terhadap tingkah
laku dan perbuatan para anggotanya dalam perhubungan pamrih dan bertujuan pada tata,
keadilan dan kesejahteraan masyarakat yang menjadi pendukungnya (Djoyodigoeno,1986).
Hukum merupakan hasil dair sifat kebudayaan, sehinga hukum harus mempunyai sifat seperti
kebudayaan.
Tujuan hukum secara umum adalah untuk melindungi dan mengatur masyarakat agar tertib dan
disiplin sehingga keamanan negara terjamin dan rakyat hidup sejahtera. Tujuan hukum secara lebih
rinci adalah pada tata, keadilan dan kesejahteraan masyarakat.
Hkm bertujuan pada tata, karenanya hukum itu mempunyai sifat konservatif, kuno, tetap, tidak
berubah-rubah dan tegas. Hukum bertujuan pada keadilan sehingga harus mempunyai sifat dinamik
sehingga keadilan harus disesuaikan dengan keadaan yang sedang terjadi dan diselaraskan dengan
keadaan masyarakat yang selalu berubah. Hukum bertujuan pada kesejahteraan sehingga hukum
harus bersifat dinamik yaitu harus mempunyai sifat berubah-ubah dan harus dapat disesuaikan
dengan keadaan atau situasi tertentu.
SUMBER-SUMBER HUKUM
1. Formal atau sempit UU adala setiap peraturan atauketetapan yang dibentuk oleh alat
perlengkapan negara yang diberi kekuasaan membuat UU dan diundangkan sebagaimana
mestinya.
2. Material, adalah setiap peraturan atau ketetapan yang isinya berlaku mengikat kepada
umum atau semua orang dalam suatu daerah atau golongan tertentu (Def dr Prof. Buys,
dikutip oleh Mudjiono,1991)
Yurisprudensi adalah ilmu pengetahuan yang mewejang bagaimana orang harus berbuat (baik itu
anggota masyarakat bukan, entah itu hakim, pemerintah yang merancang hukum, polisi dan
sebagainya dg tujuan tertentu (Djoyodigoeno,1986).
Traktat merupakan perjanjian antar negara baik bilateral atau multi lateral
Kebiasaan yang dimaksud adalah yang ditaati oleh seluruh rakyat karena mereka yakin bahwa
kebiasaan atau peraturan itu berlaku sebagai hukum (Belleford dikutip o/ Mudjiono,1991).
Undang-undang dan peraturan di Indonesia sesuai dengan pasal 2, ketetapan MPR RI No.
III/MPR/2000 adl sebagaiberikut : UUD 1945, Tap MPR, UU Peraturan Pemerintah Pengganti UU
(Perpu), PP, KepPres dan Peraturan Daerah.
• Hukum Kesehatan
adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan atau pelayanan
kesehatan.
• Hal tersebut meliputi hak dan kewajiban menerima pelayanan kesehatan maupun meliputi
pelayanan kesehatan dalam segala aspeknya, organisasinya, sarana, standar pelayanan
medik dan lain-lain.
• Hukum Kedokteran
• Hukum keperawatan
• Memberi kepastian bahwa keputusan maupun tindakan perawat yang dilakukan telah sesuai
dengan prinsip-prinsip hukum sehingga melindungi perawat dari pertanggungjawaban.
Hak-hak Perawat
Perawat mempunyai hak seperti yang terkandung dalam UU No.23/1992 pasal 50 tentang
pelaksanaan tugas tenaga kesehatan dan pasal 53
Tanggung Jawab Hukum Perawat yaitu, Melaksanakan askep mandiri, dan Menjalankan tindakan
dari profesi lain.
Hughes, E.C (1963) berpendapat bahwa profesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik dari
kliennya tentang apa yang di derita atau yang terjadi pada kliennya.
Hall (1968) bhw peralihan suatu pekerjaan menjadi profesi, terjadi melalui 4 tahap yaitu:
• Otoritas
• Kode etik
• Budaya profesional
• Otoritas
• Memiliki wibawa
• Menyebutkan dan menspesifikasi keteristik dan kompetensi yang merupakan batasan dari
keahlian
Keperawatan sebagai profesi mempunyai karakteristik secara umum sebagai berikut (Linberg,
Hunter, dan Kruszewsky,1993)
• Kel pengetahuan yang melandasi keterampilan untuk masalah dalam tatanan praktik
keperawatan
• Fungsi mandiri
• asuhan kepada yang memerlukan berdasarkan ilmu pengetahuan dan ketriteria teknis yang
berpedoman pada etika profesi