You are on page 1of 22

Utang dalam

Kepailitan

Hukum Kepailitan
Penagihan Utang
• Upaya Biasa
Berdasarkan BW

• Upaya Pailit (Penagihan yang tidak lazim)

• Adanya kepentingan yang wajar


(hanya pihak yang mempunyai kepentingan yang
memadai yang berhak mengajukan gugatan hukum)

(Upaya hukum keduanya merupakan pemaksaan


untuk memaksa Debitor memenuhi kewajibannya)

2
BW
• Pasal 1234.
Perikatan ditujukan untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat atau untuk
tidak berbuat sesuatu.
• Pasal 1236.
Debitor wajib memberi ganti biaya, kerugian dan bunga kepada Kreditor bila
ia menjanjikan dirinya tidak mampu untuk menyerahkan barang itu atau
tidak merawatnya sebaik-baiknya untuk menyelamatkannya.
• Pasal 1239.
Tiap perikatan untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu,
wajib diselesaikan dengan memberikan penggantian biaya, kerugian dan
bunga, bila Debitor tidak memenuhi kewajibannya

• Pasal 1245.
Tidak ada penggantian biaya, kerugian dan bunga, bila karena keadaan
memaksa atau karena hal yang terjadi secara kebetulan, Debitor terhalang
untuk memberikan atau berbuat sesuatu yang diwajibkan, atau melakukan
suatu perbuatan yang terlarang baginya.

3
Utang
• Utang yang lahir karena undang undang
1. Perbuatan Melawan Hukum (1365 BW)

2. Negotiorum Gestio
Pasal 1354.
Jika seseorang dengan sukarela, tanpa ditugaskan, mewakili urusan
orang lain, dengan atau tanpa setahu orang itu, maka ia secara diam-
diam mengikatkan dirinya untuk meneruskan serta menyelesaikan
urusan itu, hingga orang yang ia wakili kepentingannya dapat
mengerjakan sendiri urusan itu.
Ia harus membebani diri dengan segala sesuatu yang termasuk
urusan itu. ia juga harus menjalankan segala kewajiban yang harus ia
pikul jika ia menerima kekuasaan yang dinyatakan secara tegas.

3. Perikatan Bebas
Pasal 1359.
Tiap pembayaran mengandaikan adanya suatu utang; apa yang telah
dibayar tanpa diwajibkan untuk itu, dapat dituntut kembali.
Terhadap perikatan bebas (natuurwke verbindterds), yang secara
sukarela telah dipenuhi, tak dapat dilakukan penuntutan kembali.
4
Utang yang lahir karena Perjanjian

• Perikatan memberikan sesuatu


(Jual beli)

• Perikatan berbuat sesuatu


(Pinjam Uang)

• Perikatan tidak berbuat sesuatu


Servitut (Pengabdian pekarangan)

5
UTANG
Menurut UU No 37 Tahun 2004 Kepailitan

Utang adalah
• Kewajiban yang dinyatakan atau dapat
dinyatakan dalam jumlah uang
• Dalam mata uang Indonesia maupun mata uang
asing,
• Secara langsung maupun yang akan timbul di
kemudian hari atau kontinjen,
• Timbul karena perjanjian atau undang-undang
dan
• Wajib dipenuhi oleh Debitor dan
• Bila tidak dipenuhi memberi hak kepada Kreditor
untuk mendapat pemenuhannya dari harta
kekayaan Debitor.
6
Utang yang telah jatuh tempo
dan dapat ditagih
• Kewajiban yang telah jatuh waktu
• Percepatan waktu penagihan
• Pengenaan sanksi oleh Instansi berwenang
• Pengenaan Denda oleh instansi berwenang
• Karena putusan Pengadilan
• Karena Putusan Arbitrase

7
Pengertian Debitor dan Kreditor

• BW tidak memberikan definisi tentang Debitor dan


Kreditor

• Undang Undang kepailitan 1998 tidak memberikan


definisi tentang Kreditor dan Debitor
Istilah :
Debitor adalah pihak yang memiliki utang terhadap
Kreditor dan;
Kreditor adalah pihak yang memiliki piutang
terhadap Debitor

• UU Nomor 37 Tahun 2004 memberikan definisi


tentang Debitor dan Kreditor dan Utang
8
Penafisiran Sempit
• Debitor adalah pihak yang memiliki utang yang
timbul semata mata dari perjanjian utang piutang

• Kreditor adalah pihak yang memiliki tagihan atau


hak tagih berupa pembayaran sejumlah uang yang
hak tersebut timbul semata mata dari perjanjian
utang piutang

(Keputusan Kasasi MA nomor 015/K/1999 menolak


Kantor pajak untuk dikategorikan sebagai kreditor
karena kedudukan hak istimewanya)

9
Penafsiran Luas
• Debitor adalah pihak yang memiliki kewajiban
membayar sejumlah uang yang timbul dari
kewajiban tersebut dapat terjadi karena sebab
apapun baik karena perjanjian utang piutang atau
karena perjanjian lain maupun yang timbul karena
undang undang

• Kreditor adalah pihak yang memiliki tagihan atau


hak tagih berupa pembayaran sejumlah uang yang
hak tersebut timbul baik karena perjanjian apapun
maupun karena undang undang

10
Undang Undang Kepailitan
37 2004
• Debitor adalah orang yang mempunyai utang
karena perjanjian atau undang undang yang dapat
ditagih dimuka pengadilan

• Kreditor adalah orang yang mempunyai piutang


karena perjanjian atau undang undang yang dapat
ditagih dimuka pengadilan

11
Jenis Jenis Debitor dan
Kreditor
• Indonesia hanya mengenal satu Debitor dan Kreditor namun
dalam pengajuan permohonan pailit dibedakan antara :
- Debitor bukan bank dan Bukan perusahaan efek
- Debitor bank
- Debitor perusahaan efek
– Debitor Perusahaan Asuransi, Reasuransi, Dana pensiun, BUMN
yang bergerak di bidang kepentingan publik

• Amerika dan beberapa negara Common Law System


memisahkan jenis jenis Debitor menjadi 2 yaitu :
1. Debitor perorangan (Bankruptcy)
2. Debitor Korporasi (Insolvency)

12
Yurisdiksi Pengadilan

• Keputusan pengadilan niaga wilayah hukum Debitor


• Wilayah hukum kedudukan terakhir debitor
– (khusus debitor yang meninggalkan wilayah RI)
• Tempat kedudukan firma yang berstatus debitor
• Kantor pusat Debitor khusus debitor yang tidak
berkedudukan di indonesia
• Debitor badan hukum sesuai dengan Anggaran
Dasar badan hukum tersebut.

13
Permohonan Kepailitan
• Permohona Kepailitan oleh Debitor sendiri
• Permohonan Kepailitan oleh Salah satu atau
lebih dari Kreditor
• Permohonan Kepailitan oleh Kejaksaan
untuk kepentingan umum
• Permohonan Kepailitan oleh Bank Indonesia
apabila Debitornya adalah Bank
• Permohonan Kepailitan oleh Bapepam
apabila Debitornya adalah perusahaan efek
• Permohonan Kepailitan oleh Menteri
Keuangan apabila Debitornya adalah
perusahaan Asuransi, BUMN
14
Permohonan Pailit oleh
Debitor
• Debitor dapat mengajukan Kepailitan
sendiri (Voluntary Petition)
• Syarat syarat Permohonan;
– Mempunyai 2 atau lebih Kreditor
– Tidak membayar utang yang telah jatuh
tempo dan telah dapat ditagih
– Harus disetujui oleh Kreditor Mayoritas
(pendapat STR)

15
Permohonan Pailit oleh Kreditor

• Syarat ;
– Salah satu Kreditor memiliki piutang
– Debitor tidak membayar salah satu
utang yang telah jatuh tempo dan telah
dapat ditagih
– Harus disetujui oleh Kreditor Mayoritas
(pendapat SRS)
– Dalam kredit Sindikasi hanya Loan
Syndication yang berhak mengajukan
permohonan pailit. (pendapat SRS)
16
Permohonan Kepailitan oleh
Kejaksaan untuk kepentingan umum
• Pengertian kepentian umum yang sangat bias
• Penafsiran Kepentingan umum
– Kepres No.55 Tahun 1993 tentang pengadaan tanah
Kepentingan umum adalah kepentingan seluruh lapisan
masyarakat
– UU no. 5 Tahun 1986
Kepentingan umum adalah kepentingan bangsa dan negara
dan atau kepentingan masyarakat bersama dan atau
kepentingan pembangunan sesuai dengan peraturan
perundang undangan yang berlaku
– UU No Tahun 2000 tentang Kejaksaan
Kepentingan umum adalah kepentingan bangsa dan negara
dan atau kepentingan masyarakat luas

17
Permohonan Kepailitan oleh
Bank Indonesia
• Hanya Bank Indonesia yang boleh
mengajukan permohonan pailit suatu Bank

Permohonan Kepailitan oleh


Menteri Keuangan
• Hanya Menteri Keuangan yang boleh
mengajukan permohonan pailit perusahaan
asuransi
18
Permohonan Kepailitan oleh
Bapepam
• Permohonan pernyataan pailit suatu
perusahaan efek hanya boleh dilakukan
oleh Bapepam.
• Perusahaan efek
– Penjamin emisi
– Perantara Pedagang efek
– Manajer Investasi

19
UU No.30 Tahun 1999
Tentang Arbitrase dan APS
• Pasal 11
(1) Adanya suatu perjanjian arbitrase tertulis
meniadakan hak para pihak untuk mengajukan
penyelesaian sengketa atau beda pendapat yang
termuat dalam perjanjiannya ke Pengadilan
Negeri.
(2) Pengadilan Negeri wajib menolak dan tidak akan
campur tangan di dalam suatu penyelesaian
sengketa yang telah ditetapkan melalui arbitase,

20
UU Nomor 37 Tahun
2004
• Pasal 303
Pengadilan tetap berwenang memeriksa dan
menyelesaikan permohonan pernyataan
pailit dari para pihak yang terkait
perjanjian yang memuat klausula Arbitrase,
sepanjang utang yang telah memenuhi
ketentuan dalam pasal 2 ayat 1.

21
Kewenangan Arbitrse
• Sengeketa Ada tidaknya utang
• Arbitrase harus menetapkan terlebih
dahulu.
• Besarnya utang Debitor

Kewenangan Pengadilan Niaga


• Menerima Permohonan Pailit
• Membuktikan pasal 2 ayat 1 UUK & PKPU
• Besarnya utang Debitor Debitor pailit

22

You might also like