You are on page 1of 7

Macam – macam diagnose pada pemeriksaan objektif rongga mulut, terutama pada pemeriksaan

keadaan kesehatan gigi antara lain :

Jaringan keras (gigi) :

Karies
Klinis : berupa kavitas pada jaringan keras, tepi tidak teratur, perlunakan dan
terjadi perubahan warna. Dapat dibedakan dari lesi non karies (abrasi, atrisi dan
erosi)
Jenis :
o Menurut kedalaman :
 Superfisialis : enamel dan sementum
 Media : dentin
 Profunda : jaringan pulpa
o Menurut lokasi :
 Mesial
 Distal
 Occlusal
 Buccal
 Labial atau
 kombinasi
o Menurut jenis :
 Primer : karies yang pertama kali menyerang permukaan gigi
 Sekunder : karies yang menyerang permukaan yang telah
mengalami karies
Missal : pada gigi yang terkena karies dilakukan penambalan, pada
sisi tepi muncul lubang-lubang  karies sekunder
o Menurut kecepatan :
 Karies akut : cepat menyerang gigi, progresivitas tinggi, terjadi
pada anak-anak dengan rampan karies
 Karies kronik : lambat dan pasti
 Karies arrested : berhenti  terjadi remineralisasi dari sel-sel
pembentukan dentin
o Menurut tingkat keparahan :
 Iritasi pulpa
 Hiperemi pulpa
 Pulpitis akut : parsialis dan totalis
 Pulpitis kronis
 Kematian pulpa : nekrosis pulpa dan gangrene pulpa
Cara pemeriksaan :
o Excavasi kavitas hingga seluruh debris terbuang sehingga menjamin
visibilitas dan pelupasan kavitas, hasil pemeriksaan tidak negative semu
o Keringkan kavitas
o Lakukan pemeriksaan sekunder
o Jika tidak dirawat akan menimbulkan keluhan sesuai dengan tingkat
keparahannya. Respon dari pulpa dari tidak ngilu, ngilu ringan, berat
hingga terasa sangat sakit.
Perjalanan penyakit karies :
a. Iritasi Pulpa
 Lesi pada email atau sementum, belum menimbulkan patologis pada pulpa, belum
menimbulkan perubahan histologist gigi
 Pengobatan : penambalan / konservasi sebagai usaha mempertahankan gigi
selama mungkin didalam rongga mulut
 Prognose : baik
 Subjektif : ngilu waktu makan/minum asam/manis, sikat gigi
 Objektif :
o IO :
 Inspeksi : karies (+), dapat diberbagai permukaan
 Sondasi : kedalaman superficial, linu (+)
 Perkusi : -
 Tekanan : -
 Palpasi : -
o EO : t.a.k
b. Hiperemi Pulpa
 Sebagai kelanjutan dari iritasi pulpa, sumber iritan berupa toksik/metabolit
dari MO menyebabkan kerusakan (lisis) struktur dentin, lalu penetrasi
kedalam pulpa
 Sudah terjadi kondisi patologis pada tingkat awal, berupa vasodilatasi pulpa
 Subjektif : sakit atau sangat ngilu ketika ada rangsangan dari makanan dan
segera hilang jika rangsang dihilangkan. Tidak ada riwayat sakit spontan
 Objektif :
o IO :
 Inspeksi : karies (+)
 Sondasi : kedalaman media, sangat ngilu dan sakit (+++) tapi
segera hilang
 Perkusi : -
 Tekanan : -
 Palpasi : -
o EO : t.a.k
 Pengobatan : penambalan / konservasi sebagai usaha mempertahankan gigi
selama mungkin didalam rongga mulut
c. Pulpitis akut parsial
 Peradangan jaringan pulpa sebatas kamar pulpa
 Subjektif : sakit spontan, berdenyut, tidak segera hilang walau rangsangan
dihilangkan
 Objektif :
o IO :
 Inspeksi : karies (+)
 Sondasi : kedalaman mediaprofunda/profunda, sakit (+++)
 Perkusi : +
 Tekanan : -
 Palpasi : -
o EO : t.a.k
 Pengobatan : penambalan / konservasi sebagai usaha mempertahankan gigi
selama mungkin didalam rongga mulut
d. Pulpitis akut total
 Peradangan jaringan pulpa hingga saluran akar bahkan sebagian jaringan
periodontal apical
 Subjektif : sakit hebat spontan, menjalar hingga region temporal, servikal dan
belakang telinga
 Objektif :
o IO :
 Inspeksi : karies (+)
 Sondasi : kedalaman profunda, sakit (+++)
 Perkusi : +
 Tekanan : +
 Palpasi : -
o EO : t.a.k
 Pengobatan : penambalan / konservasi sebagai usaha mempertahankan gigi
selama mungkin didalam rongga mulut dan perawatan syaraf
e. Pulpitis kronis
 Peradangan kronis pada pulpa
 Dapat berubah menjadi akut
 Subjektif : saat pemeriksaan kadang tidak ada rasa sakit, ada riwayat sakit
 Objektif :
o IO :
 Inspeksi : karies (+), disertai kalkulus diregio yang sama
 Sondasi : kedalaman profunda, sakit (++)
 Perkusi : -
 Tekanan : -
 Palpasi : -
o EO : t.a.k
 Pada keadaan daya tahan tubuh/vaskularisasi pulpa baik, usia dewasa
muda, kadang disertai hiperplasi jaringan pulpa, sebagai respon jejas
kronis, akibatnya akan terbentuk polip pada kavitas karies. Pada keadaan
ini disebut sebagai pulpitis kronis granulomatosa
f. Kematian pulpa
 Pulpitis yang tidak mendapatkan perawatan akan mengalami kematian,
karena kematiannya disertai invasi MO, maka disebut gangrene pulpa.
Kematian pulpa dapat pula tidak didahului dengan oleh karies dan invasi
MO, keadaan ini disebut nekrosis pulpa. Invasi dari gangrene pulpa akan
menyebar ke periodontal dan menyebabkan periodontitis. Rasa sakit
biasanya muncul dari periodontitis, bukan dari gangrene pulpa. Nekrosis
pulpa juga dapat menyebabkan periodontitis akibat dari jaringan nekrotik
pulpa yang lisis bersifat toksik.
 Subjektif : pada kondisi akut, muncul keluhan sakit. Pada kondisi kronis
tidak ada keluhan
 Objektif :
o IO :
 Inspeksi : karies profunda, perforasi pulpa, kadang terdapat
perubahan warna. Jika telah berlangsung lama, bisa hanya
tertinggal akar saja
 Sondasi : kedalaman profunda, sakit (-)
 Perkusi : +/-
 Tekanan : -/+, tergantung keakutannya
 Palpasi : Luksasi (+)
o EO : t.a.k

Jaringan Lunak (gingiva)

1. Serious periostitis
Keluhan : sakit gigi  bengkak didaerah rahang setelah 2-3 hari
Pemeriksaan objektif :
o EO :
 Asimetri (bengkak/miring)
 Tanda-tanda radang (tumor, rubor, dolor, kalor, fungsiolesa)
 Konsistensi lunak
 Fluktuasi (-)
 Fluktuasi dikatakan (+) apabila palpasi dirasakan adanya
cairan dalam suatu rongga mulut
 Tepi rahang bawah teraba  jika infeksinya pada rahang bawah
o IO :
 Terdapat periodontitis akut
 Fluktuasi (-)
 Mucobuccal fold (normal)
Mucobuccal fold adalah batas antara mukosa pipi yang bergerak
dengan mukosa gingival yang tidak bergerak
Th/ :
o Antibiotic
o Ekstrasi gigi penyebab
 Tanpa incise ok fluktuasi (-) yang artinya tidak terdapat nanah
2. Abses sub periosteal
Keluhan : rasa sakit sekali (dalam hitungan waktu yang sangat sempit 1-2 jam
kemudian berkurang)
Keadaan umum  lesu
Secara klinis tidak dijumpai pada saat serous / sudah menjadi abses
Pemeriksaan objektif :
o EO :
 Asimetri
 Tanda infeksi
 Nyeri tekan (+)
 Fluktuasi (-)
 Tepi rahang teraba
o IO :
 Periodontitis akut
 Fluktuasi (-)
Th/ :
o Antibiotic  sampai tenang
o Ektrasi gigi penyebab
3. Abses sub gingival
Keluhan : sering sakit pada gusi
Keadaan umum nampak karies pada anak dan karies tidak terawatt pada dewasa
Pemeriksaan objektif :
o EO :
 Pembengkakan (-)
o IO :
 Pembengkakan pada gusi (+)
 Fluktuasi (+)
 Periodontitis kronis
Th/ :
o Antibiotic
o Ekstrasi gigi penyebab, tanpa incise fluktuasi (-)
4. Abses sub mukosa
Keluhan : sakit hebat setelah 3-4 hari, bengkak pada mukosa intra oral
Pemeriksaan objektif :
o EO :
 Asimetri muka
 Tanda infeksi nyata
 Fluktuasi (-)
 Tepi rahang teraba
o IO :
 Periodontitis akut
 Mucobuccal fold terangkat akibat timbunan pus
 Fluktuasi (+)
Th/ :
o Incise absis intra oral
o Antibiotic
o Ekstrasi gigi penyebab
5. Abses perimandibular
Keluhan : lemah, lesu, malaise, suhu badan naik, trismus
Pemeriksaan objektif :
o EO :
 Pembengkakan (+) > 3 hari
 Tanda infeksi (+) jelas
 Tepi rahang tidak teraba
 Fluktuasi +/-
o IO :
 Periodontitis akut
 Mucobuccal fold normal
 Fluktuasi (-)
Th/ :
o Incise abses extra oral
o Antibbiotik
o Ekstrasi gigi penyebab, buccal infeksi
6. Abses sub palatinal/palatum
Keluhan : sakit gigi rahang atas dan region palatum bengkak
Pemeriksaan objektif :
o EO :
 Pembengkakan (+)
o IO :
 Periodontitis akut
 Palatum bengkak
 Fluktuasi (+)
Th/ :
o Incise abses extra oral
o Antibiotic
o Ekstrasi gigi penyebab
7. Abses bucal
Keluhan : abses pada space buccal (lateral : kulit pipi, medial : M. buccinators),
disebabkan oleh gigi-gigi posterior rahanga atas, pembengkakan  arcus
zygomaticus sampai mandibula kdang sampai ke orbita, tanda klinis (sakit gigi
(+), bengkak > 5 hari, trismus).
Pemeriksaan objektif :
o EO :
 Bengkak (+)
 Tanda infeksi jelas
 Fluktuasi (+)
o IO :
 Periodontitis akut
 Mucobuccal fold normal
Th/ :
o Incise abses extra oral  bisa lewat intra oral dengan ditembuskan ke
daerah space buccal
o Ekstrasi gigi penyebab, fokal infeksi
o Antibiotic, obat-obatan
8. Abses sub kutan
Keluhan :
Pemeriksaan objektif :
o EO :
o IO :
Th/ :
9. Plegmon dasar mulut
10. Osteomyelitis rahang
a. Osteomyelitis akut
b. Osteomyelitis kronis

You might also like